BAB 1
PENDAHULUAN
turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu
Berdasarkan laporan World Bank tahun 2017, dalam sehari ada 4 ibu di
Indonesia yang meninggal akibat melahirkan. Dengan kata lain ada 1 ibu di
Indonesia yang meninggal setiap 6 jam. Urutan pertama ditempat oleh Laos
terdekat, Singapura dan Malaysia, AKI Indonesia masih sangat besar. AKI
berisi seperangkat tujuan transformatif yang disepakati dan berlaku bagi seluruh
bangsa tanpa terkecuali. SDGs berisi 17 Tujuan, target yang telah ditentukan oleh
SDGs mengenai kematian ibu adalah penurunan AKI sampai tinggal 70 per 100
1
2
Anggaran 2014, angka kematian ibu yang melahirkan pada 2014 sebanyak 187
orang dari 228.947 kelahiran hidup. Jumlah penurunan tersebut dapat terlihat dari
perbandingan tahun 2013 yang mengalami 254 kematian ibu melahirkan dari
267.239 kelahiran hidup. Tingkat penurunan tersebut semakin terlihat jika dilihat
dari angka kematian ibu pada tahun 2012 dan 2013 yakni 268 per 100 ribu
tahun 2016 berjumlah 239 jiwa. Jumlah Kematian Ibu di Kota Medan (2016)
sebanyak 3 jiwa dari 47.541 kelahiran hidup. Namun bila dikonversi, maka
85/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut jauh berbeda dan diperkirakan belum
dari hasil Sensus Penduduk 2010. AKI di Sumatera Utara sebesar 328/100.000
KH, namun, masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan angka nasional hasil
SP 2010 yaitu sebesar 259/100.000 KH. Sedangkan berdasarkan hasil Survey AKI
& AKB yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dengan
sebesar 268 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan estimasi tersebut, maka
angka kematian ibu ini belum mengalami penurunan berarti hingga tahun 2016.
adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari
3
kerusakan jaringan yang nyata dan yang potensial. Nyeri merupakan mekanisme
pertahanan tubuh yang timbul, bila ada jaringan rusak dan hal ini akan
ibu. Asuhan sayang ibu dan bayi adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai
budaya, kepercayaan dan keinginan ibu. Salah satu prinsip asuhan sayang ibu
mengurangi nyeri ibu saat persalinan adalah pendampingan dari suami atau
keluarga, karena efek perasaan termasuk kecemasan pada setiap ibu bersalin
persalinan memberikan pengaruh pada ibu bersalin karena dapat membantu ibu
saat persalinan serta dapat memberikan perhatian, rasa aman, nyaman, semangat,
Nyeri pada saat melahirkan memiliki derajat yang paling tinggi diantara
rasa nyeri yang lain, secara medis dikatagorikan bersifat tajam dan panas atau
somaticsharp and burning. Studi pada wanita dalam persalinan kala 1 dengan
memakai McGill Pain Questionare untuk menilai nyeri didapatkan bahwa 60%
unbearable, extremely severe), 30% nyeri sedang, 10% nyeri ringan. Pada
multipara 45% nyeri hebat, 30% nyeri sedang, 25% nyeri ringan. (Nurhidayati,
2013).
Keadaan mental ibu ketakutan, cemas, khawatir, atau tegang serta hormon
prostaglandin yang meningkat sebagai respon terhadap stres. Salah satu yang
dapat mengurangi nyeri ibu saat persalinan adalah pendampingan dari suami atau
keluarga, karena efek perasaan termasuk kecemasan pada setiap ibu bersalin
membantu ibu saat persalinan serta dapat memberikan perhatian, rasa aman,
pendamping persalinan adalah atas pilihan ibu sendiri. Namun saat ini partisipasi
pria dalam kesehatan reproduksi masih rendah, masih banyak suami belum
aliran darah ke plasenta, oksigen yang tersedia untuk janin berkurang serta dapat
perasaan nyeri pada setiap ibu bersalin berkaitan dengan persepsi orang yang
jalan lahir jarang serta nilai APGAR pun menjadi lebih baik. Berdasarkan
suami yang diberikan pada ibu selama proses persalinan dilakukan dengan baik
dengan bentuk komunikasi verbal dan non verbal seperti memberi dorongan
semangat dengan kata – kata yang menentramkan hati, memijat bagian tubuh ibu
yang sakit, memberikan makanan dan minuman pada ibu saat tidak ada kontraksi,
meyakinkan bahwa ibu bisa menjalani persalinan, serta membantu memimpin ibu
agar mengedan dengan benar sesuai petunjuk tenaga kesehatan. Dimana pada
penelitian ini fokus penilaian rasa nyeri ibu bersalin dimulai pada fase aktif.
(Ismawarti, 2015)
Gunung Maligas tahun 2017 terdapat 489 ibu bersalin, tahun 2018 terdapat ibu
bersalin berjumlah 290 orang. Dilakukan wawancara oleh peneliti dengan salah
seorang perawat menyampaikan tidak semua ibu bersalin didampingi suami tetapi
didampingi oleh support system lain. Dimana ibu primigravida yang didampingi
suami sebanyak 8 orang terjadi pengurangan nyeri ringan dan 5 orang masih
6
mengalami nyeri ringan, 3 orang nyeri sedang dan 5 orang masih mengalami nyeri
berat. Hasil wawancara yang dilakukan pada salah seorang ibu bersalin yang
didampingi suami mengatakan bahwa adanya seorang suami disamping ibu yang
persalinan dapat mengurangi nyeri yang dirasakan, menunjukkan nyeri ringan dan
2018.
persalinan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
memberikan suatu dukungan fisik maupun psikis secara aktif terus menerus dan
Saat ini kehadiran suami dianggap penting pada saat persalinan karena
suami akan menambah pengalaman emosi positif pada istri. Ibu-ibu lebih sering
mengatakan, kelahiran bagaikan suatu pengalaman puncak baginya jika saja suami
secara fisik emosional dan psikologi sehingga proses persalinan mempunyai makna
a. Memberi rasa tenang dan penguat psikis pada istri Suami adalah orang
terdekat yang dapat memberikan rasa aman dan tenang yang diharapkan istri
b. Selalu ada bila dibutuhkan Dengan berada disamping istri, suami siap
perjuangan hidup dan mati sang istri saat melahirkan anak sehingga
e. Suami akan lebih menghargai istri Melihat pengorbanan istri saat persalinan
turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu
maupun janin.
Persalinan adalah saat yang menegangkan dan menggugah emosi ibu dan
keluarganya, bahkan dapat menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi
ibu. Untuk meringankan kondisi tersebut, pastikan bahwa setiap ibu akan
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
keluar dari uterus ibu. Persalinan disebut normal apabila prosesnya terjadi pada
usia cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit atau tanpa
1. Persalinan Spontan
2. Persalinan Buatan
3. Persalinan Anjuran
1. Abortus
luar kandungan.
2. Persalinan Prematuritas
3. Persalinan Aterm
4. Persalinan Serotinus
5. Persalinan Presipitatus
1. Estrogen
2. Progesteron
1. Teori Peregangan
Braxton hicks.
4. Teori Prostaglandin
1. Kala I
Kala I ini dimulai dari HIS (kontraksi) yang teratur sampai dengan
a) Fase Laten
b) Fase Aktif
Persiapan kala I:
Pemantauan kala I:
Anamnesis/ Wawancara:
yang hidup.
4) Taksiran Persalinan.
6) Riwayat persalinan.
7) Hipertensi.
Periksa abdomen :
persalinan dan selaput ketuban pecah. Beberapa hal yang harus menjadi
jalan lahir.
nyeri.
3) Tidak ada perubahan interval antara rasa nyeri yang satu dengan yang lain.
rasa nyeri.
17
berlangsung secara wajar atau tidak wajar sehinga perlu penatalaksanaan yang
dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Adapun tujuan utama dari
dapat pula mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama. Data
pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik
yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau
penyulit persalinan.
1) Passanger (Penumpang)
interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan
posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka plasenta
dianggap sebagai bagian dari passenger yang menyertai janin. Namun plasenta
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar
panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina). Lapisan-lapisan otot dasar
panggul ikut menunjang keluarnya bayi meskipun itu jaringan lunak, tetapi
panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus berhasil
menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu
3) Power (Kekuatan)
19
otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen. Kekuatan primer yang
diperlukan dalam persalinan adalah his yaitu kontraksi otot-otot rahim, sedangkan
Psikologis adalah bagian yang krusial saat persalinan, ditandai dengan cemas atau
Respon fisik terhadap kecemasan atau ketakutan ibu yaitu dikeluarkannya hormon
plasenta.
sebelumnya; Kebiasaan adat; Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu.
5) Penolong
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin.Dalam hal ini proses
proses persalinan.
berikut :
begitu terlihat, karena kepala janin baru masuk pintu atas panggul
menjelang persalinan.
4.Tanda Inpartu
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
5.Tahap-tahap Persalinan
1) Kala I
21
Kala satu persalinan dimulai sejak awal kontraksi uterus yang teratur dan
meningkat (frekueni, intensitas dan durasi) hingga servik menipis dan membuka
lengkap (10 cm). Kala I terdiri dari atas dua fase, yaitu fase inisial (laten) dan fase
aktif.
Fase laten berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm dan fase
aktif dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm. face
2 jam.
multigravida juga terjadi fase tersebut, akan tetapi fase laten, fase aktif dan fase
2) Kala II
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut sebagai kala
pengeluaran bayi. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam
pada multi.
22
3) Kala III
Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Tahap ini berlangsung tidak lebih dari 30
menit.
4) Kala IV
Persalinan kala empat dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua
jam pertama post partum. Tahap ini disebut juga dengan tahap pemulihan. Hal
yang perlu dievaluasi dalam kala IV yaitu tanda-tanda vital, kontraksi uterus,
yang berlangsung dimulai dari kala I persalinan, rasa sakit terjadi karena adanya
aktifitas besar di dalam tubuh ibu guna mengeluarkan bayi, semua ini terasa
menyakitkan bagi ibu. Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah perut,
mungkin juga menyebar ke kaki, rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalu
mencapai puncak, kejadian itu terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi untuk
mendorong bayi keluar dari dalam rahim ibu. (Danuatmaja, 2004, dalam Adriana,
2012)
manifestasi dari adanya kontraksi otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan
rasa sakit pada pinggang darah perut dan menjalar kea rah paha. Kontraksi ini
Nyeri persalinan kala-satu adalah akibat dilatasi seviks dan sagmen uterus
bawah dengan distensi lanjut, peregangan, dan trauma pada serat otot dan
c. Tekanan bayi pada saraf di dan dekat leher rahim dan vagina.
berat.
24
aliran darah sehingga oksigen lokal mengalami defisit) akibat kontraksi arteri
punggung dan menurun ke paha. Biasanya nyeri dirasakan pada saat kontraksi
saja dan hilang pada saat relaksasi. Nyeri bersifat lokal seperti kram, sensasi
sobek dan sensasi panas yang disebabkan karena distensi dan laserasi serviks,
vagina dan jaringan perineum. Nyeri persalinan menghasilkan respon psikis dan
refleks fisik. Nyeri persalinan memberikan gejala yang dapat diidentifikasi seperti
pada sistem saraf simpatis yang dapat terjadi mengakibatkan perubahan tekanan
darah, nadi, respirasi, dan warna kulit. Ekspresi sikap juga berubah meliputi
menandakan rasa nyeri) dan ketegangan otot yang sangat di seluruh tubuh.
a. Nyeri akut yaitu nyeri yang timbul segera setelah rangsangan dan hilang
setelah penyembuhan.
b. Nyeri kronik yaitu nyeri yang menetap selama lebih dari 3 bulan walaupun
Intensitas nyeri mengacu pada tingkat keparahan sensasi nyeri itu sendiri
untuk menentukan tingkat nyeri, klien dapat diminta untuk membuat tingkatan
nyeri pada skala verbal tidak ada nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri hebat,
nyeri sangat hebat, nyeri paling hebat. Skala deskriptif merupakan alat
pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih objektif. Skala pendeskripsi verbal
(Verbal Descriptor Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga
sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang
garis. Pendeskripsi ini diranking dari tidak terasa nyeri sampai nyeri yang tidak
10. Skala analog visual (Visual Analog Scale, VAS) merupakan suatu garis lurus
a. Deskriptif
Tidak Nyeri Nyeri sedang Nyeri ringan Nyeri hebat Nyeri sangat hebat
b. Numerik (0-10)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Face Pain Rating Scale yaitu terdiri dari 6 wajah kartun mulai dari wajah yang
tersenyum untuk “tidak ada nyeri” kemudian secara bertahap meningkat menjadi
wajah yang sangat ketakutan “nyeri yang sangat”, klasifikasinya sebagai berikut :
skala 0 (tidak sakit) ekspresi wajahnya klien masih dapat tersenyum, skala 2
(sedikit sakit) ekspresi wajahnya kurang bahagia, skala 4 (lebih sakit) ekspresi
wajahnya meringis, skala 6 (lebih sakit lagi) ekpresi wajahnya sedih, skala 8 (jauh
Rasa sakit yang dialami ibu selama proses persalinan sangat bervariasi
tingkatannya. Untuk itu perlu dukungan selama persalinan untuk mengurangi rasa
nyeri selama proses persalinan. Cara untuk mengurangi rasa sakit ini ialah :
yang kuat, mengurangi reaksi mental negatif, emosional dan fisik ibu terhadap
rasa sakit. Pendekatan pengurangan rasa nyeri persalinan dapat dilakukan dengan
yaitu saraf yang mengantar nyeri selama persalinan. Tindakan farmakologis masih
menembus sawar plasenta, sehingga dapat berefek pada aktifitas rahim. Efek obat
yang diberikan kepada ibu terhadap bayi dapat secara langsung maupun tidak
langsung.
diberikan kontrol nyeri yang kuat, dan tidak mempunyai efek alergi maupun efek
Proses pembukaan serviks pada wanita yang hamil untuk pertama kalinya
terdiri dari 2 fase,yaitu : fase laten berlangsung selama 8 jam sampai pembukaan 3
cm,his masih lemah dengan frekwensi jarang,fase aktif terdiri dari fase akselerasi (2
jam dengan pembukaan 2-3 cm),fase dilatasi (maks 2 jam dengan pembukaan 4-9
Kala 1 persalinan dibagi menjadi fase laten,fase aktif dan fase transisi
(peralihan), yaitu:
28
jam.
Fase laten dimulai dengan kontraksi teratur, yang umumnya masih lemah
tersebut. Ibu sering kali masih bisa berbicara dan tersenyum serta mau
membesarkan hatinya.
Kontraksi uterus menjadi mulai jelas selama fase laten ini disertai
(sebagai catatan : Fase ini seringkali dibagi terpisah yang disebut fase
transisi / peralihan.
dengan ibu merasakan kontraksi dan nyeri yang semakin hebat. Ibu mulai
berkoping dan rasa tidak berdaya. Ibu – ibu yang memiliki ditemani
lebih memuaskan dan berkurang rasa cemasnya daripada ibu – ibu yang
Fase ini berlangsung lebih singkat daripada fase laten. Kegiatan uterus mulai
9 cm. Pada primipara pembukaan serviks sekitar 1- 2cm / jam, pada multi
Fae ini merupakan fase terakhir pada Kala 1 persalinan. Fase ini merupakan
fase yang paling melelahkan dan berat. Ketika ibu memasuki fase ini ibu
merasakan sakit / nyeri yang hebat. Ibu merasa seolah – olah kontraksi tidak
berhenti. Ibu menjadi gelisah dan sering merubah posisi. Ibu mungkin
ditinggal sendirian. Saat inilah merupakan hal yang paling penting bagi
dan transisi, kontraksi menjadi lebih sering dan lebih lama durasinya dan
dan kecepatan penurunan janin meningkat secara drastis. Fase transisi ini
dari 3 jam dan pada multipara berlangsung tidak lebih dari 1 jam.
bercampur darah, dan terjadi pecah ketuban (jika belum pecah sebelumnya).
Dengan adanya puncak kontraksi yang sangat kuat, ibu mungkin mengalami
perasa dan menarik diri. Ibu mungkin takut ditinggal sendirian, meskipun ia
fisik.
peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, pernafasan dan cairan yang hilang.
c. Suhu tubuh
Suhu tubuh sedikit meningkat (tidak lebih dari 0,5 – 1ºC) karena
d. Detak jantung
e. Pernafasan
metabolisme.
Poliuria (jumlah urin lebih dari normal) sering terjadi selama persalinan.
g. Perubahan Gastrointestinal ( GI )
meninggalkan perut dalam tempo yang biasa, mual muntah sering terjadi
dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah
a. Pengalaman sebelumnya
b. Kesiapan emosi
d. Support sistem
e. Lingkungan
f. Mekanisme koping
g. Kultur
consent.
persalinan normal.
dengan cara :
6.Asuhan diri
7.Sentuhan.
8.Berendam
dengan bantuan tenaga ahli, bisa digunakan pada saat persalinan untuk
mengontrol rasa nyeri lewat sugesti positif yang anda tanam dalam fikiran).
35
namun harus sesuai dengan kesanggupan ibu agar ibu tidak merasa jenuh dan
rasa kecemasan yang dihadapi ibu saat menjelang persalinan dapat berkurang.
Ibu dapat mencoba berbagai posisi yang nyaman selama persalinan dan
kelahiran. Peran suami disini adalah untuk membantu ibu berganti posisi yang
nyaman agar ibu merasa ada orang yang menemani disaat proses menjelang
miring atau merangkak. Posisi tegak seperti berjalan, berdiri atau jongkok
dapat membantu turunnya kepala bayi dan sering kali mempersingkat waktu
persalinan. Untuk itu kita sebagai tenaga kesehatan disarankan agar membantu
His merupakan kontraksi pada uterus yang mana his ini termasuk tanda-
dan simetris serta terkadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik dan psikis.
Karena his sifatnya menimbulkan rasa sakit, maka ibu disarankan menarik nafas
panjang dan kemudian anjurkan ibu untuk menahan nafas sebentar, kemudian
kandung kemihnya secara rutin selama persalinan. Ibu harus berkemih paling
sedikit tiap 2 jam atau lebih jika ibu terasa ingin berkemih. Selain itu tenaga
kesehatan perlu memeriksa kandung kemih pada saat memeriksa denyut jantung
janin ( palpasi ) tepat diatas simpisis pubis untuk mengetahui apakah kandung
kemih penuh atau tidak. Jika ibu tidak dapat berkemih di kamar mandi maka
pada kandung kemih yang penuh dan ibu tidak dapat berkemih sendiri.
Kateterisasi ini akan menimbulkan beberapa masalah seperti rasa sakit, resiko
Anjurkan ibu untuk BAB jika perlu. Jika ibu ingin merasakan BAB saat
fase aktif harus diperhatikan apakah yang dirasakan ibu bukan disebabkan oleh
tekanan pada rektum, jika ibu belum siap melahirkan diperbolehkan BAB
dikamar mandi. Tindakan klisma tidak dianjurkan secara rutin karena dapat
meningkatkan jumlah feses yang keluar pada kala 2 dan dapat meningkatkan
resiko infeksi.
C. Mencegah Infeksi
kelahiran yang bersih dan aman bagi ibu dan bayi. Kepatuhan dalam
dan sesudah melakukan kontak dengan ibu atau bayi baru lahir. Gunakan alat-
alat steril atau desinfeksi tingkat tinggi dan sarung tangan pada saat diperlukan
mendapat asupan ( makanan ringan dan minum air ) selama persalinan dan kelahiran
bayi. Karena fase aktif ibu hanya ingin mengkonsumsi cairan. Maka bidan
dan makan makanan ringan selama persalinan, karena makanan ringan dan cairan
cukup selama persalinan berlangsung, akan memberikan lebih banyak energi dan
mencegah dehidrasi. Dehidrasi ini bila terjadi akan memperlambat kontraksi menjadi
tidak teratur.
38
Independen Dependen
dari suatu kemungkinan hasil dari suatu penelitian. Hipotesis merupakan jawaban
BAB 3
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei analitik adalah penelitian yang
mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi. Dengan desain
2018.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2018 s/d Maret 2019.
3.3.1. Populasi
Populasi adalah sekelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai tes benda-
40
41
orang.
3.3.2. Sampel
Data primer adalah data yang berasal dari pihak pertama. Pada penelitian
ini menggunakan data primer yang dilakukan pada saat membagikan lembar
kesehatan.
pihak lain, misalnya rekam medik, rekapitulasi nilai, data kunjungan pasien, dan
lain-lain. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data rekam medik ibu
bersalin.
42
a. Variabel
Tabel 3.1
Dependen
2 Intensitas 1 Lembar 0 Tidak Sakit Ordinal
Nyeri penilaian (6)
Persalinan nyeri 2 Sedikit Sakit
(5)
4 Agak
Mengganggu
(4)
6 Mengganggu
Aktivitas (3)
8 Sangat
Mengganggu
(2)
10 Tak
Tertahankan
(1)
43
b. Definisi Operasional
2. Intensitas Nyeri Persalinan adalah rasa sakit atau nyeri yang dialami ibu selama
Data primer adalah data yang berasal dari pihak pertama. Pada penelitian
ini menggunakan data primer yang dilakukan pada saat membagikan lembar
kesehatan.
pihak lain, misalnya rekam medik, rekapitulasi nilai, data kunjungan pasien, dan
lain-lain. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data rekam medik ibu
bersalin.
sebagai berikut :
44
a. Proses Collecting
b. Proses Checking
observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan
data memberikan hasil yang valid dan reliabel ; dan terhindar dari bias.
c. Proses Coding
d. Proses Entering
komputer yang digunakan untuk “entry data” penelitiyaitu program SPSS for
Windows.
e. Proses Processing
Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer akan diolah sesuai
jenis datanya.
kepercayaan 95%.
46
DAFTAR PUSTAKA
https://kumparan.com/"kumparansains/angka-kematian-ibu-dan-bayi-indonesia-
tertinggi-keud-asia. Tangal 10 Agustus 2018. Jam 12.00 Wib.
Kemenkes RI. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta Selatan. 2014.
Balai Kartini. Indikator Kesehatan SDGs di Indonesia. Jakarta. 2017.
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. 2016.
Depkes Povinsi Sumut. Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Keluarga
Sumatera Utara 2016. Medan 2017.
Tanjungbalai. Profil Kesehatan Kota Tanjungbalai. Tanjungbalai. 2017.
Sujiatini. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Numed. 2015.
Tombokan, Sabdra Gerce Jelly. Asuhan Kebidanan Komunitas. Manado. In
Media. 2014.
Rahmadani, Riska. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kesiapan Persalinan
di Puskesmas Banguntapan II Bantul Yogyakarta. 2017.
Gitanurani, Yanuarita. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan kesiapan
Persalinan 2017.
Rosyidah, Siti Syafa'atur. Faktor yang Berhubungan dengan Kesiapan Persalinan
pada Ibu Hamil Trimester II di Puskesmas Pleret Bantul. 2017.
Agustina, Rika. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kesiapan Persalinan
pada Ibu Hamil di Puskesmas Kasihan I Kabupaten Bantul Yogyakarta.
2017.
Sarminah. Faktor Predisposing yang berhubungan dengan kunjungan antenatal
care di Papua. 2012.
Amir, Muhammad Yusran. Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan
antenatal care di Puskesmas Antara Kota Makassar. 2014.
Astuti, Asih Dwi. Hubungan dukungan emosional keluarga dengan lama
persalinan kala I di Bps. Dwi Susilawati, Amd.keb desa Sukorejo,
Wonosari, Klaten 2015.
Surtiningsih. Faktor- faktor yang mempengaruhi lama waktu persalinan kala I ,
kala II dan kala III di Puskesmas Klampok I Kabupaten Banjarnegara
2016.
Fitriani, Melisa. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Trimester III
terhadap Persiapan Persalinan di Puskesmas Bineh Krueng Kecamatan
Tangan-Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya 2013.
Hidayat, Asri. Asuahan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta. Nuha Medika. 2015.
Sutanto, Andina Vita. Asuhan pada Kehamilan. PT. Pustaka Baru. Yogyakarta.
2017.
Johariyah. Asuhan Kebidanan persalinan dan bayi Baru Lahir. Jakarta. Trans Info
Media. 2015.
Putranti, Visi Prima. Hubungan Pengetahuan dan sikap tentang persalinan dengan
kesiapan primigravida menghadapi persalinan Surakarta. 2014.
Purwoastuti, Endang. Ilmu Obstetri Ginekologi Sosial Untuk Kebidanan.
Yogyakarta. PT. PustakaBaru. 2015.
Maryunani, Anik. Nyeri Dalam Persalinan. Jakarta. Trans Info Media. 2015.
47
KUESIONER PENELITIAN
A. DATA DEMOGRAFIS
1. Nomor Responden :
2. Umur :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Kehamilan Ke :
C. Pendamping Persalinan
No Pernyataan Ya Tidak
1 Suami memberikan pujian terhadap proses persalinan ibu.
2 Suami menyarankan agar saya tarik nafas dan buang agar
mengurangi rasa nyeri.
3 Ibu sangat bahagia ketika suami mengingatkan untuk
melakukan jalan dan jongkok agar proses persalinan ibu
berjalan lancar dan cepat.
4 Suami memberikan biaya untuk proses persalinan ibu.
5 Suami menyediakan alat transfortasi untuk mengantarkan dan
menemani ibu melakukan proses persalinan ibu.
6 Suami memberi tahu kepada ibu bahwa pemeriksaan proses
persalinan penting bagi ibu.
7 Suami memberi nasihat kepada ibu untuk terus melakukan
pemeriksaan proses persalinan ibu.
8 Suami membuat sentuhan kepada istri dengan mengusap
punggung.
9 Suami membantu istri pada saat rasa sakit semakin sakit dengan
mengelus pundak ibu.
10 Suami memberi ketenangan maupun kesabaran disaat ibu
gelisah mengalami nyeri yang semakin kuat.