Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENGURANGAN

NYERI LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS DI RUMAH SAKIT GRANMED


LUBUK PAKAM TAHUN 2021

PROPOSAL

OLEH :

RAISE DELSA
NIM: 17.11.146

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM TAHUN 2021

1
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Di era sekarang ini, kematian ibu masih menjadi masalah terbesar didunia

kesehatan. Menurut WHO pada tahun 2017 AKI (Angka Kematian Ibu) angka kematian

ibu di Dunia sebesar 303.000. WHO memperkirakan ada 500.000 kematian ibu

melahirkan di seluruh dunia setiap tahunnya. Penyumbang terbesar angka kematian ibu

merupakan negara berkembang dengan 290 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup,

jika dibandingkan dengan angka kematian ibu (AKI) di negara maju yaitu 14 kematian

ibu per 100.00 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di dunia menurun sekitar 44%

dibandingkan dengan tahun 2013.

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sampai saat ini masih cukup tinggi,

Indonesia sebagai negara berkembang yang mempunyai AKI lebih tinggi di banding

negara-negara ASEAN lainnya. Berdasarkan hasil Survey Demografi Dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 angka kematian ibu di Indonesia tercatat mengalami

kenaikan yang signifikan yaitu sekitar 359/100.000 kelahiran hidup jika dibandingkan

dengan hasil Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007 AKI sebesar

228/100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menunjukkan

tren menurun. Data Bank Dunia menyebutkan, rasio AKI di Indonesia sebesar 177

kematian per 100 ribu kelahiran pada 2017. Angka ini turun 35% drastis dibandingkan

dengan
3

tahun 2000 sebanyak 272 kematian per 100 ribu kelahiran. Meski cenderung turun, tapi

belum mencapai target MIllenium Development Goals (MDGs) 2015 sebesar 110

kematian per 100 ribu kelahiran. (World Bank Data, 2019).

Menurut penelitian yang dilakukan Darul Azhar (2018), Angka Kematian

Ibu (AKI) di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2012 masih cukup tinggi

yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup jika dibandingkan dengan Angka

Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah

kematian ibu di Provinsi Kalimantan Selatan terus mengalami peningkatan dari

tahun ketahun, dari jumlah kematian ibu dari kehamilan sampai dengan pasca

persalinan presentasi penyebab kematiannya yaitu perdarahan 35%, infeksi

puerpurium 7,3% dan sebab lain 13 % termasuk letak sungsang (Dinkes Prov

Kal-Sel, 2014). Sementara itu data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan, Propinsi

Sumatera Utara, Angka Kematian Ibu (AKI) 80% disebabkan oleh perdarahan (25%),

infeksi sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%),

komplikasi aborsi tidak aman (13%) dan sebab lain (7%), hipertensi sering tejadi akibat

teralu banyak anak, partus pada usia dini atau usia lanjut, jarak persalinan terlalu

rapat, tinggi badan <150 cm, ukuran panggul yang kecil (Profil Kesehatan Sumatera

Utara, 2016).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ayang (2016), nyeri yang dirasakan oleh

ibu post partum pada bagian perineum disebabkan oleh luka jahitan pada waktu

melahirkan karena adanya jaringan yang terputus. Respon nyeri pada setiap individu

relatif berbeda. Hal ini dipengaruhi antara lain oleh pengalaman, persepsi, maupun
4

sosial kultural individu. Setiap ibu nifas memiliki persepsi dan dugaan yang unik

tentang nyeri pada masa nifas, yaitu tentang nyeri dan bagaimana kemampuan

mengatasi nyeri. Nyeri yang dirasakan oleh ibu nifas akan berpengaruh terhadap

mobilisasi yang dilakukan oleh ibu, pola istirahat, pola makan, pola tidur, suasana hati

ibu, kemampuan untuk buang air besar (BAB) atau buang air kecil (BAK), aktivitas

sehari-hari, antara lain dalam hal mengurus bayi, mengerjakan pekerjaan rumah tangga,

sosialisasi dengan lingkungan dan masyarakat, dan menghambat ketika ibu akan mulai

bekerja (Judha, 2012). Akibat kurangnya kualitas penangan nyeri yang dirasakan oleh

ibu, ini dapat menyebabkan masalah serius, salah satunya infeksi.

Faktor penyebab terjadinya infeksi nifas berasal dari perlukaan pada jalan lahir

yang merupakan media yang baik untuk berkembangnya kuman. Hal ini diakibatkan

oleh daya tahan ibu yang rendah setelah melahirkan, perawatan yang kurang baik dan

kebersihan yang kurang terjaga pada perlukaan jalan lahir. Akibat dari perawatan

perineum yang kurang baik mengakibatkan kondisi perineum yang terkena lochea

menjadi lembab dan akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang

menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum yang dapat menghambat proses

penyembuhan luka. Biasanya penyembuhan luka pada robekan perineum ini akan

sembuh bervariasi, ada yang sembuh normal dan ada yang mengalami kelambatan

dalam penyembuhannya, hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya karakteristik

ibu bersalin, status gizi, kondisi perlukaan dan perawatannya (Maryunani, 2011:145).

Mengingat permasalahan yang dapat timbul sebagai akibat robekan perineum

pada saat melahirkan, maka penanganan setiap kejadian robekan perineum harus segera

dilakukan secara berkualitas, guna meminimaliris nyeri yang dirasakan oleh ibu dan
5

kemungkinan penyulit lain yang bisa menyertai robekan perineum tersebut. Hal ini

sangat penting karena dapat mempengaruhi penyatuan jaringan. Selain dengan metode

farmakologis, metode non farmakologis juga merupakan salah satu metode untuk

mengurangi rasa nyeri yaitu dengan memberikan kompres dingin pada luka perineum

ibu nifas.

Menurut penelitian yang telah dilakukan Darul Azhar (2018) kompres dingin

merupakan salah satu metode alternatif pengobatan non farmakologi dalam penggunaan

suhu rendah yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Efek fisiologis kompres

dingin antara lain dapat mengurangi rasa nyeri, termasuk nyeri luka perineum, dapat

mengurangi perdarahan serta oedema dan meningkatkan proses penyembuhan jaringan

yang mengalami kerusakan karena kompres dingin terdapat efek anastesi yang dapat

memperlambat pekembangan bakteri.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka perlu

penelitian selanjutnya mengenai pengaruh kompres dingin terhadap pengurangan nyeri

luka perineum. Adapun alasan memilih objek studi tersebut dikarenakan masih

tingginya angka kematian ibu (AKI) dan kurangnya kesadaran terhadap perawatan nyeri

luka perineum secara non farmakologis, meskipun penelitian ini sudah sering dilakukan

namun pengaplikasiannya kurang diterapkan. Maka dari itu peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul : “Pengaruh Pemberian Kompres Dingin

Terhadap Pengurangan Nyeri Luka Perineum Pada Ibu Nifas Di Rumah Sakit

Granmed Lubuk Pakam”.


6

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Dari uraian tersebut, maka dapat disusun beberapa pertanyaan penelitian sebagai

berikut :

1. Apakah kompres dingin berpengaruh terhadap pengurangan nyeri luka

perineum?

2. Seberapa besar pengaruh kompres dingin terhadap pengurangan nyeri luka

perineum?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan suatu penelitian adalah agar apa yang dilakukan dapat mengarah ke

sasaran dan mendapat hasil yang diharapkan. Secara umum peneliti memiliki tujuan

untuk mengetahui adanya Pengaruh Pemberian Kompres Dingin Terhadap Pengurangan

Nyeri Luka Perineum Pada Ibu Nifas di Rumah Sakit Grandmed Tahun 2021.

1.3.2 Tujuan Khusus

Selain memiliki tujuan umum, peneliti juga memiliki tujuan yang bersifat

khusus. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja kompres dingin dalam mengurangi

nyeri luka perineum.

2. Untuk mengetahui apa aja hal yang harus diperhatikan selama melakukan terapi

kompres dingin.

1.4. Manfaat Penelitian


Disamping hendak mencapi tujuan yang diharapkan, dengan melakukan
penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
7

1. Bagi Pasien, penelitian ini bermanfaat sebagai terapi dalam proses pengurangan
nyeri yang dialami pasien saat merasakan nyeri pada luka perineumnya.
2. Bagi Keluarga Pasien, sabagai bahan edukasi jika pasien telah pulang dari rumah
sakit keluarga dapat mengambil andil untuk melakukan terapi ini sesuai teori yang
telah diajarkan perawat yang merawat pasien selama ini.
3. Bagi Rumah Sakit, sebagai sumbangan pemikiran dan masukan pada perawat dalam

rangka memberi terapi non farmakologis pada pasien sehingga pasien akan

mendapat kenyamanan tanpa harus menggunakan terapi farmakologis dan juga turut

andil dalam mengurangi infeksi yang dapat menyebabkan kematian ibu.

4. Bagi Penulis, penelitian ini digunakan untuk mengamati permasalahan yang ada,

setelah itu penulis mencoba memberi alternatif pemecahannya sesuai dengan teori

yang mendukung.

5. Bagi Akademis, sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dan informasi bagi

pihak yang berkepentingan untuk mengkaji masalah yang sama dimasa akan datang.

Anda mungkin juga menyukai