PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Hal ini
dikarenakan masih tingginya angka kematian ibu, bayi dan anak balita yang
kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun 42 hari sejak
karena sebab - sebab lain seperti kecelakaan dan terjatuh. AKI dapat dihitung
dengan jumlah kasus kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (KH). Rasio
tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. (Depkes,
2012)
Angka kematian di Jawa Barat pada tahun 2019 sebanyak 684 dari
1
2
lebih dari 500 ml terjadi setelah bayi lahir. Perdarahan bisa disebabkan oleh
atonia uteri, sisa palsenta dan luka jalan lahir. Perdarahan yang disebabkan
oleh luka jalan lahir bisa terjadi pada perineum, vulva,vagina dan uterus.
(Moedjiarto, 2011).
Ruptur perenium adalah robeknya perineum pada saat janin lahir. Robekan
ini sifatnya traumatik karena perineum tidak kuat menahan regangan pada saat
janin lewat. Dampak dari terjadinya ruptur perineum pada ibu dapat
pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat
pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan
Kejadian ruptur perineum di dunia sebanyak 2,7 juta pada ibu bersalin.
Angka ini diperkiraka nmencapai 6,3 juta pada tahun 2020. Di Asia kejadian
ruptur perineum cukup banyak terjadi, 50% dari kejadian robekan perineum di
Dari total 1951 kelahiran spontan pervaginam, 57% ibu mendapat jahitan
RI, 2017).
Bandung pada beberapa Propinsi di Indonesia didapatkan bahwa satu dari lima
ibu bersalin yang mengalami ruptur perineum akan meninggal dunia dengan
ibu bersalin yang mengalami ruptur perineum sebanyak 86 ibu bersalin terdiri
dari ibu primipara sebanyak 55 dan multipara sebanyak 31orang dari jumlah
infeksi pada rupture jahitan, dan dapat merambat pada saluran kandung kemih
ataupun pada jalan lahir sehingga dapat berakibat pada munculnya komplikasi
infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir. Selain itu juga dapat
(Manuaba, 2016).
nyeri yang bervariasi dari setiap ibu. Nyeri mempengaruhi seluruh pikiran,
terapi modalitas fisik (pijat, stimulasi saraf dngan listrik transkutis, akupuntur,
Salah satu teknik non farmakologi yang dapat menurunkan nyeri dengan
mencegah stimulus nyeri dalam otak menembus pikiran sadar, teori tertentu
sedangkan pada kelompok kontrol ada penurunan tingkat nyeri tetapi tidak
signifikan sebelum dan sesudah perlakuan yaitu p=0,007. Hasil uji Chi Square
Hasil ini juga sesuai dengan uji T Berpasangan yang menunjukkan nilai p =
B. Rumusan Masalah
Apakah ada Pengaruh Hipnoterapi terhadap tingkat skala nyeri pada tindakan
C. Pertanyaan Penelitian
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Bagi Institusi
Dapat menjadi bahan referensi bagi perpustakaan, dan dapat menjadi bahan
4. Bagi Peneliti
Cilaku pada periode Februari- Maret tahun 2022, yang bertujuan untuk
bivariat.