Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja atau pubertas adalah usia antra 10 sampai 19 tahun dan

merupakan peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting

yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama dinamakan

menarche. Secara tradisi, menarche di anggap sebagai tanda kedewasaan, dan

gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan

tugas-tugas sebagai wanita dewasa (Sibagariang, 2016).

Antara kedua masa ini tidak ada batasan yang terlihat, hanya saja pada

masa pubertas diawali dengan berfungsi dengan mantap dan teratur. Pada masa

ini terjadi perubahan organ-organ fisik secara cepat dan perubahan tersebut

tidak seimbang dengan perubahan kewajibannya dan terjadi kematangan

seksual atau alat-alat reproduksi (Irianto, 2015).

Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim yang disertai

dengan pendarahan yang terjadi secara berulang setiap bulan, kecuali pada saat

terjadi kehamilan. Hari pertama terjadinya menstruasi dihitung sebagai awal

setiap siklus menstruasi (hari ke–1). Menstruasi akan terjadi 3 – 7 hari. Hari

terakhir menstruasi adalah waktu berakhir sebelum mulai siklus menstruasi

berikutnya. Rata – rata perempuan mengalami siklus menstruasi selama 21 –

40 hari. Hanyasekitar 15 % perempuan yang mengalami siklus menstruasi

selama 28 hari. Nyeri haid merupakan salah satu keluhan ginekologi yang

paling umum pada perempuan muda yang datang ke klinik atau dokter

1
2

(Wulandari, 2011).Pada saat menstruasi, masalah yang dialami oleh hampir

sebagian besar wanita dalah rasa tidak nyaman atau rasa nyeri yang hebat. Hal

ini biasanya disebut dengan nyeri haid. Menurut WHO, anak dikatakan remaja

bila telah mencapai usia 10-18 tahun. Di Indonesia angka kejadian nyeri haid

sebanyak 55% dikalangan usia produktif, dimana 15% diantaranya

mengeluhkan aktivitas menjadi terbatas akibat nyeri haid (Fahmi, 2014).

Nyeri haid merupakan salah satu keluhan ginekologi yang paling umum

pada perempuan muda yang datang ke klinik atau dokter (Wulandari,

2011).Beberapa perempuan mengalami sakit dan kram saat haid berlangsung.

Rasa sakit biasanya terjadi di perut bagian bawah. Ada dua jenis nyeri haid.

Bila rasa sakit tidak disertai adanya riwayat infeksi pada panggul atau keadaan

panggul normal,dinamakan nyeri haid primer. Gejalanya di tandai dengan

muntah, mual, sakit kepala, nyeri punggung dan pusing. Penyebab yang pasti

belum diketahui, para ahli menduga rasa sakit ini disebabkan kontraksi otot

dinding rahim (Sibagariang, 2016).

Nyeri adalah suatu sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus

spesifik bersifat subyektif dan berbeda antara masing-masing individu karena

dipengaruhi oleh faktor psikososial dan kultur dan endorphin seseorang,

sehingga orang tersebut lebih merasakan nyeri. Suatu pengalaman secara

emosional dan berhubungan dengan perasaan yang tidak enak yang

dihubungkan dengan kerusakan jaringan secara nyata atau potensial (Judha,

2012).
3

Menurut data WHO (2012), didapatkan kejadian sebesar 1.769.425 jiwa

(90%) wanita yang mengalami nyeri haid dengan 10-15% yang mengalami

nyeri haid berat (Patimah, 2017). Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia

sangat besar. Rata – rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami

nyeri mentruasi. Angka prosentasenya di Amerika sekitar 60% dan di Swedia

sekitar 72%. Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan

usia produktif yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi. Angka kejadian

(prevalensi) nyeri haid berkisar 45 – 95% di kalangan wanita usia produktif. Di

Indonesia lebih banyak perempuan yang mengalami nyeri haid tidak

melaporkan atau berkunjung ke dokter. Dikatakan 90% perempuan indonesia

pernah mengalami nyeri haid (Gumangsari, 2014).

Hasil penelitian dari Wulandari (2011) nyeri haid berpengaruh terhadap

aktivitas sehari-hari pada wanita, sehingga membuat mereka meninggalkan

pekerjaan atau aktivitas rutin lainnya selama beberapa jam atau beberapa hari.

Sekitar 13-51% wanita pernah absen setidaknya sekali akibat nyeri haid dan

sekitar 5-14% berulang kali absen. Studi epidemiologi pada populasi remaja

(berusia 12-17 tahun) di Amerika Serikat, prevalensi nyeri haid 59,7%. Rincian

rasa nyeri menstruasi yang mengeluh nyeri hebat 12%, nyeri sedang 37% dan

nyeri ringan 49% (Wulandari, 2011).

Biasanya nyeri haid akan menghilang atau membaik seiring hari

berikutnya menstruasi. Sedangkan nyeri haid yang non fungsional (abnormal)

menyebabkan nyeri hebat yang dirasakan terus menerus, baik sebelum,


4

sepanjang menstruasi bahkan sesudahnya. Penyebab yang paling sering

dicurigai adalah endometriosis atau kista ovarium (Syahria, 2016).

Salah satu teknik untuk mengurangi rasa nyeri yaitu dengan kompres

hangat. Kompres hangat bertujuan agar meningkatkan sirkulasi aliran darah ke

bagian yang nyeri, menurunkan ketegangan otot dimana dapat meningkatkan

relaksasi otot dan mengurangi nyeri akibat dari spasma atau kekakuan, dan

juga memberikan rasa nyaman (Bazdiad, 2008).

Penanganan nyeri haid ini dengan teknik kompres hangat terbuktiefektif

dan sangat di anjurkan. Disamping teknik ini tidak memiliki efek samping

berbeda dengan penanganan secara kimiawi dengan obat-obatan, metode ini

terbilang cukup, efesien karena tidak memerlukan banyak biaya dan bisa

dilakukan sendiri (Oktaviana, 2012).

Menurut Lowdermilk (2013), secara non-farmakologis kompres hangat

sangat bermanfaat dalam penurunan nyeri haid dimana terjadinya relaksasi otot

serta mengurangi iskemia uterus sehingga nyeri dapat berkurang atau

hilang.Kompres hangat dengan menggunakan buli-buli panas yang mana

secara konduksi dimana terjadi pemindahan panas dari buli-buli ke dalam

tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah sirkulasi

menjadi lancar dan akan menjadi ketegangan otot, sesudah otot miometrium

rilek, rasa nyeri yang dirasakan berangsur-angsur berkurang bahkan hilang

(Merdianita, 2013).

Pada proses penelitian, peneliti memberikan kompres hangat dengan

menggunakan buli-buli yang di isi panas ½ bagian dari buli-buli. Lalu


5

mengeluarkan udaranya . 50-60% ˚C suhu air buli-buli yang telah di ukur

dengan menggunakan termometer air. Pengompresan dilakukan pada perut

bagian bawah selama 20-30 menit. Sebelum dan sesudah pengompresan

dilakukan pengukuran dengan kuisoner skala nyeri (Tanujaya, 2011).

Data yang terdapat di Puskesmas Taba Jemekeh pada tahun 2016 dan

2017 terdapat 334 jumlah anak usia remaja yang mengalami nyeri haid.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, sehingga membuat

peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam tentang. Teknik pemberian

kompres hangat untuk mengurangi nyeri haid pada keluarga dengan anak

usia remaja di wilayah puskesmas taba Kota Lubuklinggau tahun 2018

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi, banyak usia remaja

yang mengalami nyeri haid belum mengetahui cara mengatasi nyeri haid

dengan tindakan non farmakologi yaitu kompres hangat, maka perumusan

masalahnya yaitu: “Bagaimana Teknik Pemberian Kompres Hangat untuk

Mengurangi Nyeri Haid pada Keluarga dengan Anak Usia Remaja di

Wilayah Puskesmas Taba Kota Lubuklinggau Tahun 2018?”.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Maka perumusan masalah yang ditentukan penulis adalah

bagaimana cara teknik pemberian kompres hangat untuk mengurangi

nyeri haid pada keluarga dengan anak usia remaja di Wilayah

Puskesmas Taba Kota Lubuklinggau Tahun 2018?


6

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui pengkajian klien dengan Teknik Pemberian Kompres

Hangat untuk Mengurangi Nyeri Haid pada Keluarga dengan Anak

Usia Remaja di Wilayah Puskesmas Taba Kota Lubuklinggau

Tahun 2018.

b. Diketahui Diagnosis pada Teknik Pemberian Kompres Hangat

untuk Mengurangi Nyeri Haid pada Keluarga dengan Anak Usia

Remaja di Wilayah Puskesmas Taba Kota Lubuklinggau Tahun

2018.

c. Diketahui intervensi keperawatan dengan Teknik Pemberian

Kompres Hangat untuk Mengurangi Nyeri Haid pada Keluarga

dengan Anak Usia Remaja di Wilayah Puskesmas Taba Kota

Lubuklinggau Tahun 2018.

d. Diketahui implementasi Keperawatan dengan Teknik Pemberian

Kompres Hangat untuk Mengurangi Nyeri Haid pada Keluarga

dengan Anak Usia Remaja di Wilayah Puskesmas Taba Kota

Lubuklinggau Tahun 2018.

e. Diketahui evaluasi klien dengan Teknik Pemberian Kompres

Hangat untuk Mengurangi nyeri Haid pada Keluarga dengan Anak

Usia Remaja di Wilayah Puskesmas Taba Kota Lubuklinggau

Tahun 2018.
7

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi Prodi Keperawatan Lubuklinggau

Sebagai informasi bagi institusi bahwa teknik pemberian kompres

hangat dapat mengatasi nyeri dan mengurangi dari skala berat menjadi

sedang.

2. Bagi puskesmas

Diharapkan dapat memberikan masukan kepada puskesmas

untuk Teknik Pemberian Kompres Hangat untuk Mengurangi nyeri

Haid pada Keluarga dengan Anak Usia Remaja di Wilayah

Puskesmas Taba Kota Lubuklinggau Tahun 2018.

3. Bagi peneliti

Memberi pengalaman baru bagi peneliti dalam melaksanakan

penelitian, teknik pemberian kompres hangat dapat diberikan secara

langsung dalam menangani masalah nyeri haid. Peneliti dapat

mengaplikasikan teori yang telah didapat untuk mengatasi masalah

nyeri haid pada yang mengalami nyeri haid.

Anda mungkin juga menyukai