Anda di halaman 1dari 17

OLEH

ENI JUNIATI
Latar Belakang
salah satu tanda yang khas pada remaja adalah terjadinya pubertas.
Pubertas sebagai waktu kematangan seksual ditandai dengan adanya
menarche (menstruasi pertama kali) . Banyak diantaranya dalam priode
menstruasi mengalami masalah, khususnya pada masa remaja sering
mengalami nyeri haid (Disminorea). (Sukarni, 2013)
di Indonesia angka kejadian dismenorea terdiri dari 54,89% dismenorea
primer dan 9,36% dismenorea sekunder (Purnamasari, 2013). Berdasarkan
hasil penelitian, angka kejadian dismenorea di Jawa Barat cukup tinggi, hasil
penelitian didapatkan kejadian sebanyak 54,9% wanita mengalami
dismenorea, terdiri dari 24,5% mengalami dismenorea ringan, 21,28%
mengalami dismenorea sedang dan 9,36% mengalami dismenorea berat.
(Arnis 2012)
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengambil judul tentang Hubungan
Kompres Air Hangat Dengan Penurunan Nyeri Disminore Pada Mahasiswi
Prodi DIII Kebidanan di STIKes Medistra Indonesia.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pengamatan peneliti didapatkan yang
mengalami disminorea dalam sehari 5-10 orang, dan
untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan nyeri
dismenore tersebut dengan istirahat atau obat-
obatan golongan analgetik. Namun secara
nonfarmakologis misalnya kompres hangat masih
banyak yang belum melakukannya.
Kompres hangat memberikan sensasi yang
memberikan kehangatan untuk mengurangi nyeri,
selain dari biaya yang murah juga mudah dilakukan
oleh setiap wanita. Berdasarkaan latar belakang
diatas maka penulis merumuskan masalah yaitu
adanya Hubungan Kompres Air Hangat dengan
Penurunan Nyeri Haid (dismenorhea) Pada
Mahasiswi Prgram Studi DIII Kebidanan di STIKes
Medistra Indonesia.
Tujuan Penelitian
TUJUAN KHUSUS

• Mengetahui distribusi frekuensi


TUJUAN UMUM penggunaan kompres air hangat di
Mengetahui Hubungan STIKes Medistra Indonesia.
Kompres Air Hangat Dengan • Mengetahui distribusi frekuensi yang
Penurunan Nyeri Disminorea mengalami nyeri haid di STIKes
Pada Mahasiswi Program Medistra Indonesia.
Studi DIII Kebidanan di • Menganalisis hubungan antara kompres air
STIKes Medistra Indonesia. hangat dengan penurunan nyeri haid
(disminorhea).
Kerangka Teori
Disminore primer Non farmakologi
Faktor kejiwaan
Olahraga
Faktor konstiitusi
Faktor endokrin Istirahat yang
(hormon) cukup
Massase
Perubahan diet kompres
hangat
Disminorea
skunder
Endometriosis Farmakologi Disminorea
Polip
Golongan NSAID
Penyakit radang
panggul (PRP) : aspirin,
fenoprofen,
Prolaps uterus
Ibuprofen, asam
mefenamat
Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Kompres air hangat Nyeri disminorea


Hipotesis
Hipotesis Penelitian ( Ha )
“Ada Hubungan antara Kompres air hangat dengan
penurunan nyeri disminorea pada mahasiswi prodi DIII
kebidanan di STIKes Medistra Indonesia Tahun 2018”.

Hipotesis Statistik ( HO )
“tidak ada Hubungan antara Kompres air hangat dengan
penurunan nyeri disminorea pada mahasiswi prodi DIII
kebidanan di STIKes Medistra Indonesia Tahun 2018“.
O Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif
dengan menggunakan desain penelitian cross sectional
O Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswi program
studi DIII kebidanan sebanyak 215 orang di STIKes
Medistra Indonesia tahun 2018.
Sampel pada penelitian ini adalah yang mengalami
disminorea sebanyak 68 responden.
O Analisa Data
Analisa univariat dan bivariate
Defenisi Operasional
Analisa Univariat

Distribusi frekuensi tingkat penurunan nyeri disminore pada mahasiswi


program studi DIII Kebidanan setelah diberi perlakuan kompres air hangat
di STIKes Medistra Indonesia Tahun 2018

Kompres air hangat frekuensi persentase

Ada perubahan 50 73.5


Tidak ada perubahan 18 26.5

jumlah 68 100.0

Berdasarkan tabel 2 distribusi frekuensi tingkatan nyeri disminore pada


mahasiswi DIII Kebidanan STIKes Medistra Indonesia setelah diberi perlakuan
kompres air hangat yaitu sebanyak 50 (73.5%) yang mengalami penurunan
derajat nyeri, dan yang tidak mengalami perubahan sesudah diberikan
kompres air hangat sebanyak 18 (26.5%).
Tabel 3
Distribusi frekuensi derajat disminore pada mahasiswi program studi
DIII Kebidanan di STIKes Medistra Indonesia Tahun 2018
Nyeri disminorea Frekuensi Persentase%

Nyeri ringan 26 38.2

Nyeri sedang 33 48.5

Nyeri berat 9 13.2

Jumlah 68 100.0

Berdasarkan tabel 3 distribusi frekuensi derajat disminore pada


mahasisiwi DIII Kebidanan STIKes Medistra Indonesia bahwa derajat
disminore yang dialami yaitu sebanyak 26 (38.2%) mahasiswi
mengalami derajat nyeri ringan, 33 (48.5%) mahasiswi yang
mengalami derajat nyeri sedang, dan 9 (13.2%) mahasiswi
mengalami derajat nyeri berat.
Analisis bivariat
Tabel 4
Distribusi Hubungan kompres Air Hangat dengan Penurunan
Nyeri Disminore Pada Mahasiswi DIII Kebidanan di STIKes
Medistra Indonesia
Tahun 2018
PEMBAHASAN
Dari hasil yang didapatkan bahwasanya kompres hangat sangat
berpengaruh terhadap penurunan tingkat nyeri dismenorea.
Menurut peneliti kompres hangat adalah suatu metode dalam
penggunaan suhu hangat yang dapat menimbulkan efek
fisiologis. Kompres hangat dapat digunakan pada pengobatan
nyeri dan merelaksasikan otot-otot yang tegang, kompres hangat
dilakukan dengan botol yang diisi air hangat dengan suhu 37-40
oC secara konduksi dimana terjadi pemindahan panas dari botol
ke perut sehinga perut yang dikompres menjadi hangat. Ini
menyebabkan terjadi pelebaran pembuluh darah di bagian yang
mengalami nyeri serta meningkatnya aliran darah pada daerah
tersebut. Rasa hangat di bagian perut dapat meningkatnya
relaksasi psikologis dan rasa nyaman, sehingga dengan adanya
rasa nyaman dapat menurunkan respon terhadap nyeri yang
semula dirasakan.
sesuai dengan penelitian oleh Astarini (2016) bahwa sebagian
besar responden merasakan nyeri dysmenorrhea pada hari
pertama sebanyak 18 (75%) responden, hal ini dikarenakan
selama mentruasi endometrium melepaskan prostaglandin dan
terjadi menstrual fluid. Kadar ini meningkat selama dua hari
mentruasi (Prawirohardjo & Winkjosastro, 2009). Sedangkan
penanganan yang biasa dilakukan ketika mengalami nyeri
dysmenorrhea sebagian besar hanya ditangani dengan diam
saja sebanyak 11 (55%) responden, hal ini sesuai dengan
penelitian oleh Astarini (2016), yang menyebutkan 14 (58%)
responden tidak melakukan penanganan dysmenorrhea.
Sedangkan rata-rata intensitas nyeri yang dirasakan ketika
dysmenorrhea sebagian besar berada pada kategori intensitas
nyeri 4-6 sebanyak 18 (90%) responden, sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Astarini (2016) didapatkan
seluruh responden merasakan nyeri dalam kategori sedang
sebanyak 11 (45%) responden.
Kesimpulan
O Tingkatan nyeri disminore mahasiswi sebelum
perlakuan kompres hangat didapatkan sebagian
besar responden mengalami nyeri sedang sebanyak
33 orang (48.5%).
O Tingkatan nyeri disminore mahasiswi setelah
perlakuan kompres hangat didapatkan sebagian
besar responden mengalami penurunan nyeri haid
sebanyak 50 orang (73.5%).
O Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan ada
Hubungan Kompres Air Hangat dengan Penurunan
Nyeri Disminorea pada Mahasiswi Program Studi DIII
Kebidanan di STIKes Medistra Indonesia Tahun
2018.
Saran
O Bagi remaja putri yang mengalami disminorea dapat
memberikan pengetahuan dan wawasan tentang cara
menurunkan nyeri disminorea dengan menggunakan terapi
non-farmakologi yaitu kompres air hangat.
O Bagi profesi kebidanan diharapkan penelitian ini dapat
memberikan kontribusi sebagai dasar dalam
pengembangan asuhan kebidanan khususnya pada remaja
putri yang mengalami disminorea dan dapat diaplikasikan
terutama di komunitas (dikampus/dirumah).
O Bagi institusi pendidikan STIKes Medistra Indonesia dapat
dijadikan sebagai bahan masukan untuk kegiatan proses
pembelajaran mengenai terapi kompres air hangat untuk
menurunkan intensitas nyeri disminorea.
O Bagi peneliti lain di harapkan menambah ilmu dan wawasan
tentang terapi kompres air hangat untuk menurunkan
intensitas nyeri disminorea.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai