Anggota :
Apriliani (191560411002)
Fatmawati Matcik (191560411008)
Komplementer Dismenorhea
Epidemiologi Dismenorhea
Intervensi
Perbandingan Jurnal
Pada kompres dingin, pengalihan persepsi nyeri menjadi rasa dingin yang lebih
dominan adalah salah satu tipe transendensi yang telah tercapai sehingga
responden merasa lebih nyaman. Sedangkan pada kompres hangat tidak mempunyai
efek yang sama dengan kompres dingin. Kompres hangat hanya meredakan nyeri dengan
menyingkirkan produk-produk inflamasi, seperti bradikinin, histamin, dan prostaglandin
yang menimbulkan nyeri lokal. Kompres hangat juga tidak mempunyai efek anestesi lokal
yang dapat mengurangi nyeri lokal. Kompres dingin juga dipercaya dapat mengurangi
ketegangan otot (lebih lama dibandingkan dengan kompres hangat). Oleh karena itu
berdasarkan atas teori dan fakta yang ada, dapat disimpulkan bahwa kompres dingin lebih
efektif dalam menurunkan persepsi nyeri dan meningkatkan kenyamanan daripada
kompres hangat. 1
Topik 3 : Akupresur
Jurnal :
Akupresur dapat digunakan untukmenurunkan nyeri dismenorea seperti
dalampenelitian yang dilakukan oleh Zafari, et al (2011) danJothirajan (2016) serta Aghamiri,
et al (2006).Mohamed (2015) juga menyatakan akupresur denganmenggunakan femi-band
pada titik SP6 secaraefektif dapat menurunkan nyeri dismenorrea. Hsiehet al. (2006) dalam
penelitiannya menyimpulkanbahwa akupresur dapat menurunkan nyeri kronispunggung
bagian bawah. Hsieh et al. (2010) dalampenelitian lainnya juga menyatakan 1 bulan
terapiakupresur lebih efektif dalam menurunkan sakit kepalakronis jika dibandingkan dengan
terapi 1 bulanrelaksasi otot. Tse & Au (2010) juga menjelaskanbahwa akupresur dapat
menurunkan nyeri lutut kronisdan tingkat depresi serta meningkatkan mobilitas danaktivitas
sehari-hari. 5
Outcome (Kesimpulan)
DAFTAR PUSTAKA
1. Maimunah, S., Dewi, R., Sari, P. & Prabowo, A. Y. Perbandingan Efektivitas Kompres Hangat dan
Kompres Dingin sebagai Terapi Non-Farmakologis Dismenore pada Remaja.