Anda di halaman 1dari 12

1

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGATERHADAP


PENURUNAN NYERI HAID (DISMENOREA) PADA
REMAJA KELAS 10 DI SMA MUHAMMADIYAH 1
KOTA MAGELANG

Nadila Ninda Ramadhani 2, Nurul Kurniati3

ABSTRAK
Nyeri haid atau (dismenorea) merupakan salah satu masalah terbanyak yang menjadi alasan
terjadinya penurunan aktivitas wanita dan ketidaknyamanan saat menstruasi, misalnya tidak
masuk sekolah. Dismenorea dapat dikurangi dengan tindakan farmakologi dan non farmakologi.
Pengobatan non-farmakologi yang dapat terapi hangat atau dingin dengan cara kompres
menggunakan handuk yang dimasukkan kedalam air dingin maupun air hangat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompres hangat dengan penurunan nyeri haid
(dismenorea) pada remaja putri. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
rancangan penelitian pre eksperimen dengan pendekatan one group pretest posttest. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas 10 di SMA Muhammadiyah 1 Kota
Magelang berjumlah 60 siswi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling dan didapatkan 38 responden. Cara pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner. Analisis univariat berupa distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan
menggunakan uji statistik Wilcoxon. Data menunjukkan bahwa skala nyeri (dismenorea) sebelum
dilakukan kompres hangat berada pada nyeri sedang 19 responden (61,3%). Sedangkan sesudah
dilakukan kompres air hangat didapatkan skala nyeri ringan (1-3) sebanyak 17 responden (43%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompres hangat bermanfaat atau berpengaruh
secara signifikan p- value 0,000. Kesimpulan ada pengaruh pemberian kompres hangat dalam
mengurangi atau mengatasi nyeri menstruasi (dismenorea) pada remaja putri umur 13-15 tahun di
SMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang. Disarankan agar siswa mempraktikkan kompres hangat
sebagai upaya penanganan dalam menurunkan nyeri menstruasi (dismenorea) pada remaja putri
yang mengalami nyeri menstruasi (dismenorea).

Kata kunci : Kompres Hangat, Dismenorea, Remaja Putri

THE EFFECT OF GIVING WARM COMPRESSES ON


REDUCING MENSTRUAL PAIN (DYSMENORRHEA) IN
FEMALE ADOLESCENTS OF GRADE 10 AT
MUHAMMADIYAH 1 HIGH SCHOOL, MAGELANG CITY 1

Nadila Ninda Ramadhani 2, Nurul Kurniati3

ABSTRACT
Menstrual pain, also known as dysmenorrhea, is one of the most prevalent causes of discomfort
during menstruation and a decrease in women's activity, such as not attending school. It is
possible to alleviate dysmenorrhea through pharmacological and non-pharmacological means.
Compressing with a towel that has been soaked in cold or warm water is an example of a non-
pharmaceutical treatment option. The purpose of this study is to determine the efficacy of warm
compresses in alleviating menstrual pain (dysmenorrhea) in young women. This was a
quantitative study employing a pre-experimental design with a one-group pretest-posttest
methodology. The 60 participants in this research were all girls in the tenth grade at SMA
Muhammadiyah 1 Magelang. This research utilized a technique of purposive sampling to collect
2

data from 38 participants. Data were collected using a questionnaire. The data were then analyzed
using univariate analysis in the form of a frequency distribution and bivariate analysis utilizing
the Wilcoxon test. It is known that the scale of pain (dysmenorrhea) prior to the application of
warm compresses indicates that as many as 19 respondents (61.3%) are in moderate pain.
Following the application of warm water compresses, 17 respondents (43%) rated their
discomfort as mild (1-3). Warm compresses were beneficial or had a statisticall
significant effect, as indicated by a p-value of 0.000. It can be concluded that warm compresses
have an effect on reducing or eliminating menstrual discomfort (dysmenorrhea) in young women
aged 13 to 15 at Muhammadiyah 1 High School in Magelang City. It is suggested that students
employ warm compresses in an effort to alleviate menstrual pain (dysmenorrhea) in young
women.
Keywords : Warm Compress, Dysmenorrhea, Female Adolescents
1. Pendahuluan
Menstruasi hingga saat ini masih merupakan topik yang menarik bagi
sebagian besar kalangan wanita karena setiap bulannya wanita selalu
mengalami menstruasi dan sebagian wanita mengalami dismenorea.
Dismenorea dideskripsikan sebagai nyeri yang dirasakan selama haid dan
disertai dengan kram perut, sakit punggung, mual, muntah dan kelelahan,
merupakan permasalahan ginekologi yang dialami oleh wanita (Shahr et al.,
2015).
Dismenorea biasanya timbul 2 atau 4 tahun sesudah menarche atau
pertama kali menstruasi. Angka kejadian nyeri mentruasi di dunia sangat besar.
Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri
menstruasi. Menurut WHO (World Health Organization) didapatkan kejadian
dismenorea sebesar 1.769.425 jiwa (90%) wanita yang mengalami dismenorea
dengan 10-15% diantaranya mengalami dismenorea berat.
Di Indonesia angka kejadian dismenorea 64,25% terdiri dari 54,89%
dismenorea primer dan 9,36% dismenorea sekunder. Menurut Badan Pusat
Statistik Provinsi Jawa Tengah (2018) jumlah penduduk perempuan yang
berumur 15 tahun keatas di Jawa Tengah mencapai 13.424.304 jiwa. Menurut
Fatmawati (2016) di Jawa Tengah angka kejadian dismenorea secara umum
sebanyak 56%.
Masyarakat memiliki kepedulian terhadap remaja putri yang
mengalami nyeri haid pada saat menstruasi yaitu dengan memberikan
pengetahuan cara mencegah dismenorea pada remaja putri sejak dini agar tidak
berkelanjutan, memberikan pendampingan berhubungan dengan pengobatan
mandiri dan tentunya bermanfaat sebagai upaya untuk memelihara dan
meningkatkan kualitas kesehatan mereka sendiri (Alatas & Larasati, 2016).
Berdasarkan artikel Anita (2014) kompres hangat sebagai metode yang
sanga efektif untuk mengurangi nyeri atau kejang otot. Berdasarkan artikel
Syahria (2016) kompres hangat efektif untuk menurunkan nyeri dismenorea.
Proses pengompresan, suhu dan waktu yang sesuai dalam melakukan
pemberian kompres hangat sangat berpengaruh untuk menurunkan nyeri
dismenorea. Berdasarkan artikel Sari (2016) kompres hangat dapat
3

menyebabkan pelepasan endrofin tubuh sehingga memblok transmisi stimulasi


nyeri, dengan begitu nyeri dismenorea dapat dikurangi sehingga aktivitas
sehari-hari tidak terganggu.
Peran bidan salah satunya dalam menangani masalah gangguan
reproduksi terutama pada dismenorea yaitu upaya pencegahan dan penanganan
gangguan reproduksi yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada
aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan
masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa
siap melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia
berada sesuai standar kompetensi bidan menurut Permenkes RI No 28 tahun
2017 yaitu pada kompetensi standar ke-3 bahwa bidan memberikan asuhan
yang bermutu tinggi, komprehensif tentang pelayanan kesehatan reproduksi
(Permenkes RI, 2017).
Berdasarkan studi pendahuluan di SMA Muhammadiyah 1 Kota
Magelang dengan metode wawancara dari 20 remaja putri yang mengalami
dismenorea sebanyak 17 orang (85%). Untuk penanganannya 10 orang siswi
mengkonsumsi obat anti nyeri dan 4 orang lainnya mengatasinya dengan
beristirahat. Sedangkan untuk penanganan nyeri haid dengan menggunakan
kompres hangat tidak pernah dilakukan. Dari 17 siswi tersebut ada 3 orang
siswi yang mengaku sampai tidak hadir di sekolah karena nyeri haid yang
dirasakan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti berkeinginan untuk
melakukan penelitian mengenai pengaruh kompres hangat terhadap nyeri haid
(dismenorea) pada kelas 10 di SMA 1 Muhamadiyah Kota Magelang.

2. Metode penelitian
Rancangan penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan
penelitian pre-eksperimen dengan pendekatan one group pretest posttest.
Dalam penelitian ini mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum
dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah dilakukan intervensi.
Perlakuan dinilai dengan cara membandingkan hasil observasi sebelum dan
sesudah intervensi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kompres hangat.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penurunan nyeri haid. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri di SMA Muhammadiyah 1
Kota Magelang sebanyak 60 remaja putri. . Sampel yang diambil sebagai
subjek adalah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Untuk menentukan besar
sampel dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus slovin didapatkan
sampel sebnayak 38 orang.
4

3. Hasil dan pembahasan


3.1 Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Remaja Putri Berdasarkan


Usia

No Usia (tahun) N Prosentase (%)


1 14 2 5
2 15 20 53
3 16 16 42
Total 38 100
Sumber : Data primer
Berdasarkan table 4.1 diatas dapat diketahui bahwa responden
sebagian besar berusia 15 tahun yaitu sebanyak 20 anak (53%). Sedangkan
responden dengan jumlah paling sedikit adalah responden yang masih
memasuki usia 15 tahun yaitu sebanyak 2 responden (5%).

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Remaja Putri Berdasarkan Lama


Menstruasi

Usia (tahun) N Prosentase (%)


0-7 hari 28 73
8-14 hari 10 27
>14 Hari 0 0
Total 38 100
Sumber : Data primer

Berdasakan data pada tabel 4.4 diketahui bahwa remaja putri


kelas 10 di SMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang mayoritas mengalami
lama menstruasi yang normal yaitu rentang 0-7 hari. Sedangkan tidak
terdapat remaja putri yang mengalami lama menstruasi >14 hari atau
tidak normal.
3.2 Analisis Univariat

Tabel 4.3 Skala Nyeri Menstruasi (Dismenorea) Sebelum


Pemberian
Kompres Hangat
Skala Nyeri Frekuensi Prosentase (%)
Tidak Nyeri (0) 1 3
Nyeri ringan (1-3) 11 30
Nyeri Sedang (4-6) 13 33
Nyeri Berat (7-9) 11 30
Nyeri Sangat Berat (10) 2 5
Jumlah 38 100
Sumber : Data primer
5

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa sebelum


diberi kompres hangat (pre-test) paling banyak responden yang
mengalami nyeri sedang (4 – 6) sebanyak 13 responden ( 33%), dan
paling sedikit responden yang memiliki tidak nyeri (0) sebanyak 1
responden (3%). Responden remaja putri banyak juga yang mengalami
nyeri ringan sebanyak 11 orang, namun banyak juga sejumlah 11 remaja
putri yang mengalami nyeri berat ketika menstruasi sebelum diberi
kompres hangat. Serta remaja putri yang mengalami nyeri sangat berat
berjumlah 2 orang (5%).

Tabel 4.4 Skala Nyeri Menstruasi (Dismenorea) Setelah


Pemberian Kompres
Hangat
Skala Nyeri Frekuensi Prosentase (%)
Tidak Nyeri (0) 14 36
Nyeri ringan (1-3) 17 43
Nyeri Sedang (4-6) 6 18
Nyeri Berat (7-9) 1 3
Nyeri Sangat Berat (10) 0 0
Jumlah 38 100
Sumber : Data primer

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa setelah diberi


kompres hangat (post-test) terdapat banyak perubahan rasa nyeri remaja putri
kelas 10 SMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang. Setelah pemberian kompres
hangat rasa nyeri didominasi oleh remaja putri yang merasakan nyeri ringan (1-
3) sebanyak 17 responden (43%). Posisi kedua didominasi oleh responden yang
merasakan tidak nyeri (0) sebesar 14 responden atau (36%).

Responden yang merasakan nyeri sedang (4-6) sebanyak 6 responden


(18%). Remaja putri yang merasakan nyeri berat (7-9) sebanyak 1 orang (3%),
sedangkan tidak terdapat remaja putri yang merasakan nyeri sangat berat.

3.3 Analisis Bivariat

Tabel 4.5 Uji Wilcoxon Signed Rank Test


6

Tingkat Nyeri
Tidak Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri
Variabel P-Value
Ringan Sedang Berat Sangat
Berat
F % F % F % F % F %

Pre-Test 1 3 11 3 1 3 11 3 2 5 0,00
0 3 3 0
Post-Test 1 36 17 4 6 1 1 3 0 0
Jumlah 4 39 3 19 8 12 33 2 5
1 28 7 5
5 3 1
Sumber : Data primer

Hasil analisis berdasarkan tabel 4.5 di atas hubungan tingkat


nyeri menstruasi dengan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
berupa kompres hangat pada remaja putri kelas 10 SMA Muhammadiyah
1 Kota Magelang. Hasil uji statistik Wilcoxon didapatkan p-value sebesar
0,000 < 0,05 yang artinya H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti ada
pengaruh pemberian kompres hangat dengan penurunan nyeri haid
(dismenorea) pada remaja putri kelas 10 SMA Muhammadiyah 1 Kota
Magelang.
3.4 Pembahasan

1. Skala Nyeri Menstruasi (Dismenore) Sebelum Pemberian Kompres Hangat


Berdasarkan dari hasil penelitian pemberian kompres hangat terhadap
penurunannyeri menstruasi (dismenorea) pada remaja putri kelas 10 SMA
Muhammadiyah 1 Kota Magelang yang dilakukan sebelum adanya perlakuan
pada tabel 4.6 diketahui bahwa dari 38 responden sebagian besar responden
mengalami nyeri menstruasi (dismenorea) yaitu sebelum diberi kompres
hangat (pre-test) paling banyak responden yang mengalami nyeri sedang (4 –
6) sebanyak 13 responden (33%), dan paling sedikit responden yang
mengalami tidak nyeri (0) sebanyak 1 responden (3%). Responden remaja
putri banyak juga yang mengalami nyeri ringan sebanyak 11 orang, namun
banyak juga sejumlah 11 remaja putri yang mengalami nyeri berat ketika
menstruasi sebelum diberi kompres hangat. Serta remaja putri yang
mengalami nyeri sangat berat berjumlah 2 orang (5%).
Berdasarkan hasil yang didapatkan melalui penelitian sebelum
diberikan perlakuan kompres hangat, responden didominasi dengan
mengalami nyeri sedang. Menurut Prayuni et al. (2019) menstruasi adalah
siklus perdarahan uterus secara periodik dengan pengelupasan (penskalaan)
7

lapisan rahim. Perdarahan menstruasi merupakan hasil interaksi kompleks


yang melibatkan sistem hormonal dan organ tubuh, yaitu hipotalamus,
kelenjar pituitari, ovarium dan uterus.
Nyeri haid pada wanita disebabkan oleh hiperaktivitas uterus yang
dirangsang oleh kelebihan prostaglandin dalam darah haid (Wati, 2017).
Dismenorea mengacu pada nyeri yang terjadi saat menstruasi. Nyeri ini
dirasakan di perut bagian bawah di daerah bujur sangkar Michaelis. Nyeri
dapat dirasakan sebelum, selama, dan setelah menstruasi dan dapat bersifat
kolik atau terus-menerus. Rasa sakit tersebut diduga akibat kontraksi yang
disebabkan oleh luruhnya lapisan rahim.
Berdasarkan hasil diatas sesuai observasi pada saat penelitian, skala
nyeri menstruasi (dismenorea) sebelum diberikan terapi kompres hangat
adalah skala nyeri sedang. Hal ini menunjukkan bahwa nyeri sedang lebih
banyak dialami oleh remaja putri usia 15 tahun. Hal tersebut dikarenakan
belum adanya penjelasan atau bimbingan dari pihak sekolah mengenai
menstruasi dan nyeri haid (dismenorea).

2. Skala Nyeri Menstruasi (Dismenorea) Setelah Pemberian Kompres Hangat


Berdasarkan dari hasil penelitian pemberian kompres hangat terhadap
penurunan nyeri menstruasi (dismenorea) pada remaja putri kelas 10 SMA
Muhammadiyah 1 Kota Magelang. Setelah pemberian kompres hangat rasa
nyeri didominasi oleh remaja putri yang merasakan nyeri ringan (1-3) sebanyak
17 responden (43%). Posisi kedua didominasi oleh responden yang merasakan
tidak nyeri (0) sebesar 14 responden atau (36%). Responden yang merasakan
nyeri sedang (4-6) sebanyak 6 responden (18%). Remaja putri yang merasakan
nyeri berat (7-9) sebanyak 1 orang (3%), sedangkan tidak terdapat remaja putri
yang merasakan nyeri sangat berat
Subjek melaporkan merasa lebih nyaman dan nyeri berkurang setelah
kompres air hangat. Responden melaporkan lebih sedikit rasa sakit selama
aktivitas sehari-hari. Responden juga menyatakan bahwa tubuhnya terasa lebih
rileks dan nyaman saat beraktivitas setelah kompres air hangat. Hasil penelitian
tersebut sesuai dengan hasil yang didapatkan peneliti pada topik kompres air
hangat pada skala nyeri menstruasi pada remaja putri.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa skala nyeri menstruasi
(dismenorea) sesudah dilakukan kompres hangat adalah nyeri ringan. Sesudah
mendapatkan perlakuan kompres hangat didapatkan rata-rata skala nyeri
menstruasi turun 1 poin. Hal ini dikarenakan dari 38 narasumber, peneliti
melakukan terapi kompres panas sesuai SOP dan responden melakukan
pengobatan sendiri di rumah yang juga dipraktikkan oleh peneliti sebelumnya.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Prianti (2019), yang
mendapati hasil yang menunjukkan ada pengaruh pemberian kompres panas
dalam menurunkan intensitas nyeri dismenorea dan rata-rata skala nyeri
menstruasi turun 1 poin.
8

3. Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Menstruasi


(Dismenore)
Penelitian ini membuktikan bahwa ada perbedaan antara skala nyeri
menstruasi (dismenorea) sebelum pemberian terapi kompres hangat dan
sesudah pemberian terapi kompres hangat. Pada 38 remaja putri kelas 10 di
SMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang. Sesudah pemberian kompres hangat,
ternyata mampu menurunkan nyeri menstruasi (dismenorea). Pada hasil
penelitian ditemukan terjadi penurunan nilai rata-rata skala nyeri sebelum dan
sesudah dilakukan terapi kompres hangat dan setelah dilakukan Wilxocon-test
menggunakan program SPSS didapatkan hasil p- value sebesar 0.000 < α = 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa terapi kompres hangat berdampak positif dalam
menurunkan nyeri dismenorea sehingga hipotesis diterima.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Wati (2017) dan
Prianti (2019) dimana nyeri dismenorea dapat berkurang dengan terapi non-
farmakologi berupa kompres hangat yaitu memberikan rasa aman kepada
narasumber dengan menggunakan cairan atau alat untuk memberikan
kehangatan pada bagian tubuh yang membutuhkan.
Hal ini menyebabkan perpindahan panas ke perut, menghangatkan perut
yang tertekan, melebarkan pembuluh darah di area yang nyeri, meningkatkan
aliran darah ke area tersebut, dan mengurangi atau menghilangkan nyeri
dismenorea.
Dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian kompres hangat terhadap
penurunan nyeri haid. Saran kompres hangat dapat dijadikan alternatif untuk
mengurangi nyeri pada saat haid, sebagai salah satu metode non-farmakologi
dalam mengatasi rasa nyeri.
Secara non farmakologi, kompres hangat sangat bermanfaat untuk
meredakan nyeri dismenorea, karena dismenorea menyebabkan relaksasi otot
dan mengurangi iskemia rahim sehingga mengurangi atau meredakan nyeri. Hal
ini dapat dilihat dari hasil penelitian, sebelum dilakukan tindakan kompres
panas skala nyeri banyak remaja putri adalah sedang, namun setelah dilakukan
tindakan kompres panas tingkat nyerinya menurun, dan banyak diantaranya
yang tidak mengalami nyeri walaupun paling banyak adalah remaja putri yang
merasakan nyeri ringan . Kompres panas sangat efektif untuk meredakan nyeri
haid karena tidak memakan biaya banyak, tidak memakan waktu lama, dan
tidak memerlukan banyak tenaga fisik, namun harus berhati-hati air yang terlalu
panas dapat mengiritasi kulit karena suhu yang terlalu panas pada air dapat
berakibat pada berbagai hal seperti sel-sel kulit yang terbakar dan turunnya
tekanan darah.
Berdasarkan hasil analisa Wilcoxon didapatkan hasil sebesar 5
responden yang artinya terjadi kesamaan sebelum dan sesudah dilakukan terapi
kompres hangat. Berdasarkan data yang diperoleh kesamaan tersebut
dikarenakan terdapat satu remaja yang sebelum dan sesudah diberikan
9

perlakuan sudah mengalami skala nyeri paling ringan yaitu tidak merasakan
nyeri. Sedangkan kesamaan sisanya adalah remaja putri yang sebelum dan
sesudah mendapatkan perlakuan memang mengalami nyeri ringan. Pada
penelitian ini tidak terdapat kesamaan remaja putri yang merasakan nyeri berat
sebelum dan sesudah perlakuan pemberian kompres hangat. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pemberian kompres hangat ini efektif untuk meredakan
nyeri menstruasi (dismenorea).
Sebagain besar responden mengalami penurunan nyeri ketika setelah
diberikan perlakuan kompres hangat dilihat dari rata-rata skala nyeri yang
diolah oleh peneliti, melalui analisis regresi pemberian kompres hangat
berpengaruh sebear 0,540 atau 54%. Berdasarkan hasil wawancara, narasumber
menunjukkan sudah mulai terbiasa dengan nyeri haid (dismenorea) dan sering
melakukan aktivitas terapi kompres panas seperti menggunakan smartphone,
istirahat, duduk di kursi dan dilakukan dengan rutin yaitu 3x dalam sehari dan
dijeda 10-15 menit, dan terapi kompres hangat yang dilakukan juga benar dan
tepat maka dapat menurunkan skala nyeri menstruasi (dismenorea) dan
pemberian terapi kompres hangat pada remaja putri karena dapat
merelaksasikan ketegangan otot pada perut bagian bawah (Sari, 2016).
4. Simpulan
1. Sebagian besar responden (61,3%) sebelum diberikan perlakuan kompres
hangat berada dalam skala nyeri sedang.
2. Setelah diberikan perlakuan kompres hangat selama 15-20 menit sebagian besar
responden (43%) berada dalam skala nyeri ringan.
3. Pemberian kompres hangat bermanfaat atau berpengaruh secara signifikan
dalam mengurangi atau mengatasi nyeri menstruasi (dismenorea) pada remaja
putri umur 13-15 tahun di SMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang.

5. Rujukan

Agustina, T. W. (2016). Pengaruh Pemberian Effleurage Massage


Aromatherapy Jasmine Terhadap Tingkat Dismenore Pada Mahasiswi
Keperawatan Semester IV Di Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta.
Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta.
Alatas, & Larasati. (2016). Dismenore Primer dan Faktor Risiko Dismenore
Primer pada Remaja. Jurnal Ilmiah Kesehatan.
Anita. (2014). Hubungan Kecemasan Dengan Kejadian Dismenorea Pada
Remaja Putri Di Sma Al Huda Jatimulyo Kecamatan Jati Agung
Lampung Selatan 2014.
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/holistik/article/view/218
Bolarinwa, O. A. (2015). Principles and Methods of Validity and Reliability
Testing of Questionnaires Used in Social and Health Science
10

Researches. Nigerian Postgraduate Medical Journal, 195–201.


Delfina, R., Saleha, N., & Sardaniah. (2020). Pengaruh Kompres Hangat
Terhadap Penurunan Nyeri Haid (Dismenore) Pada Mahasiswi Program
Studi D Iii Keperawatan Fmipa Universitas Bengkulu. Jurnal Vokasi
Keperawatan (JVK), 8(1), 1–14.
De Sanctis, V., Soliman, A., Bernasconi, S., Bianchin, L., Bona, G., Bozzola,
M., Buzi, F., De Sanctis, C., Tonini, G., Rigon, F., & Perissinotto, E.
(2015). Primary Dysmenorrhea in Adolescents: Prevalence, Impact and
Recent Knowledge.
Fatmawati, A. (2016). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Konsep
Pencemaran Lingkungan Menggunakan Model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah Untuk SMA Kelas X. Jurnal Edusains, 4(2),
2338–4387.
Fithriana, D. (2016). Perbandingan Pemberian Terapi Relaksasi Autogenik
Dan Aroma Terapi Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Haid
(Dismenore) Pada Siswi Di MTS Nw Samawa Sumbawa Besar. PrimA:
Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 2(2).
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/1859639
Handayani, S. (2015). Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Intensitas Nyeri
Pasien post Sectio Caesarea di RSUD Moewardi. Skripsi. STIKES
Kesuma Husada. Surakarta.
Hidayat, A. A. (2014). Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis
data.
Salemba Medika.
Juliana, I., Rompas, S., & Onibala, F. (2019). Hubungan Dismenore Dengan
Gangguan Siklus Haid Pada Remaja Di Sma N 1 Manado. Jurnal
Keperawatan, 7(1), 1–8. https://doi.org/10.35790/jkp.v7i1.22895
Kemenkes RI. (2012). Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja.
Kemenkes RI. (2012). Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja.
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodat
in% 25 20reproduksi%2520remaja-ed.pdf
Kusmiran, E. (2013). Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Salemba
Medika.
Mubarak, I. W. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar (Buku 1). Salemba
Medika.
Murtiningsih, & Karlina, L. (2015). Penurunan Nyeri Dismenorea Primer
melalui Kompres Hangat pada Remaja. Jurnal Keperawatan
Padjadjaran, v3(n2), 88–96. https://doi.org/10.24198/jkp.v3n2.4
11

Natalia, S. (2019). Pengaruh Permen Dark Chocolate terhadap Nyeri


Dismenore Primer pada Remaja Putri di SMP Gaya Baru Desa
Sumberejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang. Journal for
Quality in Women ’ s Health, 2(2), 34–35.

Notoatmodjo. (2018).Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.


Nugroho, T., & Indra, U. B. (2014). Masalah kesehatan reproduksi wanita.
Nuha Medika.
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan
Praktis (4th ed.). Salemba Medika.
Patmawati, I. D., & Pawestri, P. (2022). Penurunan Dysmenorrhea
Menggunakan Kompres Air Hangat. Ners Muda, 3(3), 243.
https://doi.org/10.26714/nm.v3i3.8452
Permenkes RI. (2017). PMK RI Nomor 28 tahun 2017 tentang Izin Dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan.
Pramardika, D. D., & Fitrina. (2019). Panduan Penanganan
Dismenore.
Deepublish.
Prayuni, E. D., Imandiri, A., & Adianti, M. (2019). Therapy for Irregular
Menstruation With Acupunture and Herbal Pegagan (Centella Asiatica
(L.)). Journal Of Vocational Health Studies, 2(2), 86.
https://doi.org/10.20473/jvhs.v2.i2.2018.86-91
Prianti, A. T. (2019). Pengaruh kompres panas terhadap penurunan intensitas
nyeri dismenorea primer pada mahasiswi Universitas Megarezky. Sains,
Seminar Nasional Penelitian, Lembaga Pengabdian, D A N Uit,
Masyarakat, 4–12.
Puspitasari, Eka, D., & Nailis, W. (2018). Pengaruh Lokasi dan Citra Merek
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus Pada
Konsumen KFC Dermaga Point Palembang). Jembatan : Jurnal Ilmiah
Manajemen, 15.
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jembatan/article/view/5881
Ratnawati, E. (2017). Asuhan keperawatan gerontik. Pustaka Baru Press.
Sari, D. S. (2016). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Penurunan
Nyeri Disminore Pada Siswi Kelas XI SMK Muhammadiyah Watukelir
Sukoharjo (The Influence Of Warm Compress Decrease In
Dismenorhea Eleventh Grade Students Of SMK Muhammadiyah
Watukelir Sukoharjo). http://jurnal.poltekkes-
solo.ac.id/index.php/JKK/article/view/242. Diakses pada tanggal 10
Mei 2020)
Shahr, H. S. A., Saadat, M., Kheirkhah, M., & Saadat, E. (2015). The effect of
12

selfaromatherapy massage of the abdomen on the primary


dysmenorrhoea. Journal Obstetric Gynaecol, 35(4), 382–3

Anda mungkin juga menyukai