ABSTRAK
Nyeri haid atau (dismenorea) merupakan salah satu masalah terbanyak yang menjadi alasan
terjadinya penurunan aktivitas wanita dan ketidaknyamanan saat menstruasi, misalnya tidak
masuk sekolah. Dismenorea dapat dikurangi dengan tindakan farmakologi dan non farmakologi.
Pengobatan non-farmakologi yang dapat terapi hangat atau dingin dengan cara kompres
menggunakan handuk yang dimasukkan kedalam air dingin maupun air hangat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompres hangat dengan penurunan nyeri haid
(dismenorea) pada remaja putri. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
rancangan penelitian pre eksperimen dengan pendekatan one group pretest posttest. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas 10 di SMA Muhammadiyah 1 Kota
Magelang berjumlah 60 siswi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling dan didapatkan 38 responden. Cara pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner. Analisis univariat berupa distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan
menggunakan uji statistik Wilcoxon. Data menunjukkan bahwa skala nyeri (dismenorea) sebelum
dilakukan kompres hangat berada pada nyeri sedang 19 responden (61,3%). Sedangkan sesudah
dilakukan kompres air hangat didapatkan skala nyeri ringan (1-3) sebanyak 17 responden (43%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompres hangat bermanfaat atau berpengaruh
secara signifikan p- value 0,000. Kesimpulan ada pengaruh pemberian kompres hangat dalam
mengurangi atau mengatasi nyeri menstruasi (dismenorea) pada remaja putri umur 13-15 tahun di
SMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang. Disarankan agar siswa mempraktikkan kompres hangat
sebagai upaya penanganan dalam menurunkan nyeri menstruasi (dismenorea) pada remaja putri
yang mengalami nyeri menstruasi (dismenorea).
ABSTRACT
Menstrual pain, also known as dysmenorrhea, is one of the most prevalent causes of discomfort
during menstruation and a decrease in women's activity, such as not attending school. It is
possible to alleviate dysmenorrhea through pharmacological and non-pharmacological means.
Compressing with a towel that has been soaked in cold or warm water is an example of a non-
pharmaceutical treatment option. The purpose of this study is to determine the efficacy of warm
compresses in alleviating menstrual pain (dysmenorrhea) in young women. This was a
quantitative study employing a pre-experimental design with a one-group pretest-posttest
methodology. The 60 participants in this research were all girls in the tenth grade at SMA
Muhammadiyah 1 Magelang. This research utilized a technique of purposive sampling to collect
2
data from 38 participants. Data were collected using a questionnaire. The data were then analyzed
using univariate analysis in the form of a frequency distribution and bivariate analysis utilizing
the Wilcoxon test. It is known that the scale of pain (dysmenorrhea) prior to the application of
warm compresses indicates that as many as 19 respondents (61.3%) are in moderate pain.
Following the application of warm water compresses, 17 respondents (43%) rated their
discomfort as mild (1-3). Warm compresses were beneficial or had a statisticall
significant effect, as indicated by a p-value of 0.000. It can be concluded that warm compresses
have an effect on reducing or eliminating menstrual discomfort (dysmenorrhea) in young women
aged 13 to 15 at Muhammadiyah 1 High School in Magelang City. It is suggested that students
employ warm compresses in an effort to alleviate menstrual pain (dysmenorrhea) in young
women.
Keywords : Warm Compress, Dysmenorrhea, Female Adolescents
1. Pendahuluan
Menstruasi hingga saat ini masih merupakan topik yang menarik bagi
sebagian besar kalangan wanita karena setiap bulannya wanita selalu
mengalami menstruasi dan sebagian wanita mengalami dismenorea.
Dismenorea dideskripsikan sebagai nyeri yang dirasakan selama haid dan
disertai dengan kram perut, sakit punggung, mual, muntah dan kelelahan,
merupakan permasalahan ginekologi yang dialami oleh wanita (Shahr et al.,
2015).
Dismenorea biasanya timbul 2 atau 4 tahun sesudah menarche atau
pertama kali menstruasi. Angka kejadian nyeri mentruasi di dunia sangat besar.
Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri
menstruasi. Menurut WHO (World Health Organization) didapatkan kejadian
dismenorea sebesar 1.769.425 jiwa (90%) wanita yang mengalami dismenorea
dengan 10-15% diantaranya mengalami dismenorea berat.
Di Indonesia angka kejadian dismenorea 64,25% terdiri dari 54,89%
dismenorea primer dan 9,36% dismenorea sekunder. Menurut Badan Pusat
Statistik Provinsi Jawa Tengah (2018) jumlah penduduk perempuan yang
berumur 15 tahun keatas di Jawa Tengah mencapai 13.424.304 jiwa. Menurut
Fatmawati (2016) di Jawa Tengah angka kejadian dismenorea secara umum
sebanyak 56%.
Masyarakat memiliki kepedulian terhadap remaja putri yang
mengalami nyeri haid pada saat menstruasi yaitu dengan memberikan
pengetahuan cara mencegah dismenorea pada remaja putri sejak dini agar tidak
berkelanjutan, memberikan pendampingan berhubungan dengan pengobatan
mandiri dan tentunya bermanfaat sebagai upaya untuk memelihara dan
meningkatkan kualitas kesehatan mereka sendiri (Alatas & Larasati, 2016).
Berdasarkan artikel Anita (2014) kompres hangat sebagai metode yang
sanga efektif untuk mengurangi nyeri atau kejang otot. Berdasarkan artikel
Syahria (2016) kompres hangat efektif untuk menurunkan nyeri dismenorea.
Proses pengompresan, suhu dan waktu yang sesuai dalam melakukan
pemberian kompres hangat sangat berpengaruh untuk menurunkan nyeri
dismenorea. Berdasarkan artikel Sari (2016) kompres hangat dapat
3
2. Metode penelitian
Rancangan penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan
penelitian pre-eksperimen dengan pendekatan one group pretest posttest.
Dalam penelitian ini mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum
dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah dilakukan intervensi.
Perlakuan dinilai dengan cara membandingkan hasil observasi sebelum dan
sesudah intervensi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kompres hangat.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penurunan nyeri haid. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri di SMA Muhammadiyah 1
Kota Magelang sebanyak 60 remaja putri. . Sampel yang diambil sebagai
subjek adalah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Untuk menentukan besar
sampel dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus slovin didapatkan
sampel sebnayak 38 orang.
4
Tingkat Nyeri
Tidak Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri
Variabel P-Value
Ringan Sedang Berat Sangat
Berat
F % F % F % F % F %
Pre-Test 1 3 11 3 1 3 11 3 2 5 0,00
0 3 3 0
Post-Test 1 36 17 4 6 1 1 3 0 0
Jumlah 4 39 3 19 8 12 33 2 5
1 28 7 5
5 3 1
Sumber : Data primer
perlakuan sudah mengalami skala nyeri paling ringan yaitu tidak merasakan
nyeri. Sedangkan kesamaan sisanya adalah remaja putri yang sebelum dan
sesudah mendapatkan perlakuan memang mengalami nyeri ringan. Pada
penelitian ini tidak terdapat kesamaan remaja putri yang merasakan nyeri berat
sebelum dan sesudah perlakuan pemberian kompres hangat. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pemberian kompres hangat ini efektif untuk meredakan
nyeri menstruasi (dismenorea).
Sebagain besar responden mengalami penurunan nyeri ketika setelah
diberikan perlakuan kompres hangat dilihat dari rata-rata skala nyeri yang
diolah oleh peneliti, melalui analisis regresi pemberian kompres hangat
berpengaruh sebear 0,540 atau 54%. Berdasarkan hasil wawancara, narasumber
menunjukkan sudah mulai terbiasa dengan nyeri haid (dismenorea) dan sering
melakukan aktivitas terapi kompres panas seperti menggunakan smartphone,
istirahat, duduk di kursi dan dilakukan dengan rutin yaitu 3x dalam sehari dan
dijeda 10-15 menit, dan terapi kompres hangat yang dilakukan juga benar dan
tepat maka dapat menurunkan skala nyeri menstruasi (dismenorea) dan
pemberian terapi kompres hangat pada remaja putri karena dapat
merelaksasikan ketegangan otot pada perut bagian bawah (Sari, 2016).
4. Simpulan
1. Sebagian besar responden (61,3%) sebelum diberikan perlakuan kompres
hangat berada dalam skala nyeri sedang.
2. Setelah diberikan perlakuan kompres hangat selama 15-20 menit sebagian besar
responden (43%) berada dalam skala nyeri ringan.
3. Pemberian kompres hangat bermanfaat atau berpengaruh secara signifikan
dalam mengurangi atau mengatasi nyeri menstruasi (dismenorea) pada remaja
putri umur 13-15 tahun di SMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang.
5. Rujukan