Anda di halaman 1dari 15

REVIEW JURNAL

DISUSUN OLEH:
RAHMAWATI NINGSIH (B832012006)

PRODI S1 KEPERAWATAN (NON REGULER)

STIKES NAZHATUT THULLAB SAMPANG

2021
PENGARUH ENDORPHINE MASSAGE TERHADAP RASA SAKIT DISMENORE
PADA MAHASISWI JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES
TASIKMALAYA TAHUN 2017

Asri Rahayu, Sinar Pertiwi, Siti Patimah


Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya,Tawang, Tasikmalaya, 46115, Indonesia

ABSTRAK

Menstruasi adalah bagian normal dari proses siklus alami yang terjadi pada wanita sehat di
antara masa pubertas hingga akhir tahun-tahun reproduksi. Dismenore adalah rasa sakit pada
masa menstruasi yang cukup parah hingga bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Studi
pendahuluan di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya kepada seluruh mahasiswi putri Jurusan
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya yakni 87,1% mengalami dismenore. Salah satu upaya yang
dilakukan untuk mengurangi nyeri dismenore adalah dengan melakukan endorphine massage.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh endorphine massage terhada rasa sakit
dismenore pada mahasiswi jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya tahun 2017.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan jenis penelitian pra eksperimen
dengan rancangan One Group Pretest-Posstest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
semua mahasiswi Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya yang menderita
dismenore menetap setiap bulan tanpa pengobatan sebanyak 38 orang, teknik pengambilan
sampel menggunakan teknik Total Sampling yaitu sebanyak 38 orang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nyeri dismenore sebelum diberikan massage endorphine ada pada kategori
nyeri sedang yaitu sebanyak 21 orang (55,3%). Nyeri dismenore setelah diberikan massage
endorphine ada pada kategori nyeri ringan yaitu sebanyak 22 orang (57,9%). Hasil uji Wilcoxon
menunjukan bahwa korelasi antara dua variabel adalah sebesar -5.414 dengan signifikasi sebesar
0,000. Hal ini menunjukan bahwa korelasi antara dua variabel rata-rata sebelum dan sesudah
adalah kuat dan signifikan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa endorphine
massage dapat menurunkan nyeri dismenore pada mahasiswi Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya

Kata Kunci : Endorphine massage, nyeri, dismenore

ABSTRAC

Menstruation is a normal process of natural cycle that happens to healthy women in puberty until
the end of reproductive years. Dysmenorrhea is severe pain in menstruation that can disturb the
daily activities. The preliminary study in Health Polytechnic Tasikmalaya to all female students
of Midwifery Program sowed that 87.1% had dysmenorrhea. One of the efforts to minimize
dysmenorrhea pain is by endorphin massage. This study aimed at knowing the influence of
endorphin massage on dysmenorrhea pain in the female students of Midwifery Program in
Health Polytechnic Tasikmalaya in 2017. The study used pre-experimental with the design of
One Group Pretest-Posttest. The population who suffered constant dysmenorrhea every month
without medication. All female students were selected as the sample taken by using Total
Sampling. The research result showed that before receiving endorphin massage, 21 female
students (55.3%) had medium pain. After receiving endorphin massage, 22 female students
(57.9%) had low pain. The result of Wilcoxon test showed that the correlation between two
variables was -5.414 with the significance level 0.000. This results indicated that the correlation
between two variables was strong and significant. In conclusion, endorphin massage can
decrease dysmenorrhea pain in the female students of Midwifery Program in Health Polytechnic
Tasikmalaya.

Keywords : Endorphin massage, pain, dysmenorrhea

PENDAHULUAN di Jawa Barat cukup tinggi, hasil penelitian


didapatkan kejadian sebanyak 54,9% wanita
Menstruasi adalah bagian normal mengalami dismenore. Setelah dilakukan
dari proses siklus alami yang terjadi pada studi pendahuluan di Poltekkes Kemenkes
wanita sehat di antara masa pubertas hingga Tasikmalaya pada tanggal 01 September
akhir tahun-tahun reproduksi (Verawaty 2016 kepada seluruh mahasiswi putri
&Rahayu, 2012). Menstruasi datang setiap Jurusan di Poltekkes Kemenkes
bulan pada usia reproduksi, banyak wanita Tasikmalaya yakni 87,1% mengalami
yang mengalami ketidaknyamanan fisik, dismenore dan didapatkan hasil terbanyak
atau merasa tersiksa saat menjelang atau adalah pada mahasiswi Jurusan Kebidanan
selama haid berlangsung (Wirawan, 2010). sebanyak 47%. Dismenore dapat dikurangi
Dismenore adalah rasa sakit pada masa dengan tindakan farmakologi dan non-
menstruasi yang cukup parah hingga bisa farmakologi.
mengganggu aktivitas sehari-hari. Rasa sakit Pengobatan dengan tindakan
dismenore bisa bermacam-macam, mulai farmakologi diantaranya dengan minum obat
dari rasa sakit yang tajam, tumpul, anti nyeri, seperti asetaminofen, asam
berdenyut, mual, terbakar atau menusuk dan mefenamat, aspirin, dan lain-lain.
biasanya bersamaan dengan menorragia Pengobatan non-farmakologi untuk
(Verawaty & Rahayu, 2012). mengurangi nyeri dismenore diantaranya
Menurut WHO (2012) didapatkan relaksasi, hipnoterapi, akupuntur dan lain-
kejadian sebesar 1.769.425 jiwa (90%) lain. Salah satu cara yang efektif untuk
wanita yang mengalami dismenore dengan mencegah nyeri dismenore ini adalah
10-15% mengalami dismenore berat.Di relaksasi dalam bentuk pijatan tangan atau
Indonesia lebih banyak perempuan yang massase (Gumangsari, 2014).
mengalami dismenore tidak melaporkan atau Endorphin massage adalah suatu
berkunjung ke dokter. Dikatakan 90% metode sentuhan ringan yang pertama kali
perempuan Indonesia pernah mengalami dikembangkan oleh Constance Palinsky dan
dismenore (Gumangsari, 2014). digunakan untuk mengelola rasa sakit.
Berdasarkan hasil penelitian Arnis Teknik sentuhan ringan juga membantu
pada tahun 2012, angka kejadian dismenore
menormalkan denyut jantung dan tekanan memberikan kuesioner skala nyeri kepada
darah. Teknik sentuhan ringan ini mencakup responden, kemudian melakukan endorphine
pemijatan ringan yang bisa membuat bulu- massage kepada responden yang mengalami
bulu halus di permukaan kulit berdiri. dismenore pada hari ke 1 atau 2, yang
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa diberikan selama 10 menit, dan diberikan
teknik ini meningkatkan pelepasan hormon sebanyak 1 kali sehari baik pagi, siang
endorphin dan oksitosin yang berfungsi maupun sore sesuai responden yang
untuk mengurangi rasa sakit (Aprillia, mengalami dismenore.
2010). Setelah itu memberikan kembali
Berdasarkan fenomena tersebut kuesioner skala nyeri kepada responden
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui penurunan nyeri yang
mengenai pengaruh endorphin massage dirasakan. Setelah diketahui distribusi
terhadap rasa sakit dismenore pada frekuensi data masing-masing variabel,
mahasiswi Jurusan Kebidanan Poltekkes selanjutnya dilakukan analisis bivariat. Pada
Kemenkes Tasikmalaya Tahun 2017. penelitian ini kedua variabel berbentuk
BAHAN DAN METODE kategorik maka uji statistik yang digunakan
adalah uji Wilcoxon.
Rancangan penelitian ini merupakan HASIL PENELITIAN
rancangan eksperimen dengan pendekatan
pre eksperimen design pretest and posttest 1. Karakteristik Responden
one grup. Rancangan ini tidak memiliki Tabel 1 Distribusi Frekuensi Umur Yang
kelompok pembanding (kontrol), tetapi Mengalami Nyeri Dismenore Pada
dilakukan observasi pertama (pretest) yang mahasiswi Kebidanan Poltekkes
memungkinkan menguji perubahan- Kemenkes Tasikmalaya Tahun 2017
perubahan yang terjadi setelah adanya
Umur Frekuensi Persentase
eksperimen.
17 - 25 tahun 38 100 %
Teknik pengambilan sampel dalam 26 – 35 tahun 0 0%
penelitian ini adalah total sampling dari Total 38 100 %
populasi yang selalu mengalami dismenore Sumber : Hasil Penelitian
menetap setiap bulan dan tanpa Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa
mengkonsumsi obat saat mestruasi pada umur mahasiswi Jurusan Kebidanan
mahasiswi Jurusan Kebidanan Poltekkes Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Kemenkes Tasikmalaya yang berjumlah seluruhnya berada pada rentang umur
sebanyak 38 orang. 17-25 tahun yaitu sebanyak 38 orang
Instrumen dari penelitian ini adalah (100%).
kuesioner dengan skala nyeri untuk
mengetahui kondisi dismenore yang dialami Tabel 2 Distribusi Frekuensi Golongan
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi Darah Dengan Nyeri Dismenore Pada
Endorphine Massage menurut Bourbanis. mahasiswi Kebidanan Poltekkes
Pengumpulan data menggunakan Kemenkes Tasikmalaya Tahun 2017
data primer. Pada saat penelitian, peneliti
Golongan Frekuensi Persentase 2. Nyeri Dismenore Sebelum dan
darah Sesudah Diberikan Endorphine
O 17 45 % Massage pada Mahasiswi Jurusan
A 12 29 % Kebidanan Poltekkes Kemenkes
B 7 18 %
Tasikmalaya
AB 3 8%
Tabel 4 Distribusi Nyeri Dismenore
Total 38 100 %
Sumber : hasil penelitian Sebelum Diberikan Endorphine Massage
Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa Pada Mahasiswi Jurusan Kebidanan
golongan darah yang berhubungan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
dengan nyeri dismenore pada mahasiswi Tahun 2017
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kategori Frekuensi Persentase
Tasikmalaya hampir separuhnya berada Tidak nyeri (0) 0 0%
pada golongan darah O yaitu sebanyak Nyeri ringan 7 18,4 %
17 orang (45%), sedangkan sebagian (1-3)
kecil berada pada golongan darah AB Nyeri sedang 21 55,3 %
yaitu sebanyak 3 orang (8%). (4-6)
Nyeri berat 10 26,3 %
terkontrol (7-9)
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Faktor
Nyeri berat 0 0%
Penyebab Nyeri Dismenore Pada tidak terkontrol
Mahasiswi Kebidanan Poltekkes (10)
Kemenkes Tasikmalaya Tahun 2017 Total 38 100 %
Sumber : hasil penelitian
Faktor Frekuensi Persentase Nyeri dismenore sebelum diberikan
penyebab
endorphine massage pada mahasiswi
Stress 15 39 %
Kurang 9 24 % jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
olahraga Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel 4.
Makanan 11 29 % Responden sebagian besar berada pada
Lain-lain 4 8% kategori nyeri sedang yaitu sebanyak 21
Total 38 100 % orang (55,3%), sedangkan sebagian kecil
Sumber : Hasil penelitian Berdasarkan ada pada kategori nyeri ringan yaitu
tabel 3 menunjukan bahwa faktor sebanyak 7 orang (18,4%).
penyebab nyeri dismenore pada
mahasiswi Kebidanan Poltekkes Tabel 5 Distribusi Nyeri Dismenore
Kemenkes Tasikmalaya hampir Setelah Diberikan Endorphine Massage
separuhnya disebabkan oleh stres yaitu Pada Mahasiswa Jurusan Kebidanan
sebanyak 15 orang (39%), sedangkan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
sebagian kecil disebabkan oleh riwayat Tahun 2017
keluarga sebanyak 4 orang (8%)
Kategori Frekuensi Persentase
Tidak nyeri (0) 3 7,9 %
Nyeri ringan 22 57,9 %
(1-3) 2,86 dan dari hasil tersebut dapat dilihat
Nyeri sedang 11 28,9 % bahwa adanya penurunan tingkat
(4-6) dismenore setelah dilakukan endorphine
Nyeri berat 2 5,3 % massage.
terkontrol (7-9)
Nyeri berat 0 0%
tidak terkontrol 4. Pengaruh Endorphine Massage
(10) Terhadap Rasa Sakit Dismenore Pada
Total 38 100 % Mahasiswi Jurusan Kebidanan
Sumber : hasil penelitian Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Nyeri dismenore setelah diberikan Tahun 2017
endorphine massage pada mahasiswi Tabel 7 Pengaruh Endorphine Massage
jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Terhadap Nyeri Dismenore Pada
Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel 5. Mahasiswi Jurusan Kebidanan
Responden sebagian besar ada pada PoltekkesKemenkes Tasikmalaya Tahun
kategori nyeri ringan yaitu sebanyak 22 2017
orang (57,9%), sedangkan sebagian kecil
Jumlah Z Signifikasi
ada pada kategori nyeri berat yaitu
objek
sebanyak 2 orang (5,3%)
Nyeri 38 -5.414 0,000
Dismenor
3. Perbedaan Nyeri Dismenore Sebelum e sebelum
dan Sesudah Diberikan Endorphine dan
Massage setelah
Tabel 6 Perbedaan Nyeri Dismenore diberikan
Endorphi
Sebelum dan Sesudah Diberikan
ne
Endorphine Massage Pada Mahasiswi Massage
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Sumber : hasil penelitian
Tasikmalaya Tahun 2017 Pada tabel 7 hasil uji Wilcoxon
menunjukan bahwa korelasi antara dua
Variabl Perlak N Me SD p-
e uan an val variabel adalah sebesar -5.414 dengan
ue signifikasi sebesar 0,000. Hal ini
Dismen Sebelu 3 5,2 2,1 0,0 menunjukan bahwa korelasi antara dua
ore m 8 8 16 00 variabel rata-rata sebelum dan sesudah
Sesuda 3 2,8 1,9 adalah kuat dan signifikan. Berdasarkan
h 8 6 19 uji wilcoxon didapatkan nilai p-value
Sumber : hasil penelitian
sebesar 0,000 dan karena p-value 0,000
Berdasarkan tabel diatas maka dapat
< α (0,05), maka H0 ditolak, yang berarti
diketahui bahwa pada kelompok
bahwa ada pengaruh dismenore sebelum
perlakuan mean dismenore sebelum
dan sesudah diberikan endorphine
diberikan endorphine massage sebesar
massage pada mahasiswi Jurusan
5,28 sedangkan mean dismenore setelah
diberikan endorphine massage sebesar
Kebidanan Poltekkes Kemenkes didalamnya adalah stress yang
Tasikmalaya Tahun 2017. berhubungan dengan kepribadian
seseorang dalam mengahadapi masalah,
PEMBAHASAN faktor konstitusi misalnya anemia yang
Dari 38 orang mahasiswi tersebut berhubungan dengan gizi seseorang, dan
seluruhnya memiliki rentang umur yaitu lain-lain.
dari usia 17-25 tahun sebanyak 38 orang Berdasarkan hasil penelitian
(100%).Nyeri haid sering terjadi pada menunjukan bahwa terdapat pengaruh
wanita usia muda, karena belum endorphine massage terhadap nyeri
mencapai kematangan biologis dismenore pada mahasiswi jurusan
(khususnya kematangan alat reproduksi kebidanan Poltekkes Kemenkes
yaitu pertumbuhan endometrium belum Tasikmalaya. Hal ini disebabkan karena
sempurna) dan psikologis.Puncak umur dengan dilakukan endorphine massage
insiden wanita yang mengalami dapat menurunkan nyeri dismenore pada
dismenore adalah 20 sampai 24 tahun mahasiswi.
(Suliawati, 2013). Frekuensi nyeri akan Dismenore atau yang lebih dikenal
menurun sesuai dengan bertambahnya dengan nyeri haid adalah keluhan yang
usia. Hal ini terjadi karena adanya sering dialami wanita pada bagian perut
kemunduran saraf rahim akibat penuaan bawah. Namun, nyeri haid ini tidak
(Llewellyn, 2001 dalam Suliawati 2013). hanya terjadi pada bagian perut bawah
Pada hasil penelitian ini, dari 38 saja. Beberapa perempuan sering
responden sebanyak 17 responden (45%) merasakannya pada punggung bagian
memiliki golongan darah O. Kepribadian bawah, pinggang, panggul, otot paha
orang dengan golongan darah O atas, hingga betis. Gejala yang dirasakan
cenderung menjadi penyendiri. Mereka adalah rasa nyeri di perut bagian bawah
memiliki jiwa pemimpin, intuitif, fokus, seperti dicengkeram atau di remas-
mandiri dan berani. Menurut Dr remas, sakit kepala yang berdenyut,
D'Adamo seorang dokter naturopathic mual, muntah, nyeri di punggung bagian
Kanada Dr D'Adamo dalam bukunya bawah, diare, bahkan hingga pingsan.
'Eat/Live Right 4 Your Type', ada Rasa nyeri tersebut biasanya dialami 1-2
banyak faktor lain yang juga hari pertama saat datangnya menstruasi.
mempengaruhi kepribadian seseorang. (Samori, 2012).
Tapi setidaknya golongan darah dapat Nyeri haid merupakan salah satu
menjadi petunjuk yang berharga untuk keluhan ginekologi yang paling umum
memahami keunikan seseorang salah menyebabkan seorang wanita pergi ke
satunya adalah dalam menangani stress Dokter dan meninggalkan pekerjaan atau
maupun menghadapi sebuah masalah. aktivitas rutin sehari-hari selama
Berdasarkan data demografi yang beberapa jam atau beberapa hari
ditemukan bahwa dismenore (Anurogo & Wulandari, 2011). Bahkan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, jika otak menerima stimulus nyeri terjadi
misalnya faktor kejiwaan termasuk penglepasan neurotransmitter inhibitor
(endorphin dan enkefalin) yang bekerja Menurut Bare (2002) nyeri yang
untuk menghambat dan membantu terjadi pada skor 1-3 disebut nyeri
menciptakan pembunuh nyeri alami di ringan, dengan kriteria secara obyektif
dalam tubuh (Brunner & Sudart, 2002). dapat berkomunikasi dengan baik dan
Menstruasi akan mengakibatkan nyeri yang berada pada skor 4-6 disebut
pelepasan prostaglandin. Pelepasan dengan nyeri sedang, dengan kriteria
prostaglandin akan mengakibatkan secara obyektif klien mendesis,
dismenore yang didukung oleh faktor- menyeringai, dapat menunjukkan lokasi
faktor yang mempengaruhinya. nyeri, dapat mendiskripsikan dan
Dismenore dapat diatasi salah satunya mengikuti perintah dengan baik.
dengan penatalaksanaan non Hasil penelitian ini sesuai dengan
farmakologi yang terdiri dari relaksasi penelitian yang dilakukan oleh Ekawati,
nafas dalam, teknik sentuhan, teknik Dkk (2008) “ Efek teknik masase
distraksi, kompres air hangat, dan posisi effleurage pada abdomen terhadap
knee chest sehingga dismenore dapat penurunan intensitas nyeri pada
berkurang atau menghilang. Endorphine dismenore primer mahasiswa psik
massage merupakan alternatif yang FKUB Malang “ dengan hasil t hitung =
dianjurkan untuk mengatasi dismenore 8.124 dan ttabel =2.787 (t hitung > t
karena pada endorphine massage tabel). Hasil analisis ini menunjukan
terdapat dua dari penatalaksanaan non bahwa masase teknik effleurage pada
farmakologi penanganan dismenore abdomen memiliki efek terhadap
yaitu relaksasi nafas dalam dan penurunan nyeri pada dismenore primer.
sentuhan/ pijatan. Manfaat Endorphin Massage antara
Endorphin massage merupakan suatu lain, membantu dalam relaksasi dan
metode sentuhan ringan yang pertama menurunkan kesadaran nyeri dengan
kali dikembangkan oleh Constance meningkatkan aliran darah ke area yang
Palinsky dan digunakan untuk mengelola sakit, merangsang reseptor sensori di
rasa sakit. Teknik ini bisa dipakai untuk kulit dan otak dibawahnya, mengubah
mengurangi rasa tidak nyaman selama kulit, memberikan rasa sejahtera umum
proses persalinan dan meningkatkan yang dikaitkan dengan kedekatan
relaksasi dengan memicu perasaan manusia, meningkatkan sirkulasi lokal,
nyaman melalui permukaan kulit. stimulasi pelepasan endorfin, penurunan
Teknik sentuhan ringan juga membantu katekolamin endogen rangsangan
menormalkan denyut jantung dan terhadap serat eferen yang
tekanan darah. Teknik sentuhan ringan mengakibatkan blok terhadap rangsang
ini mencakup pemijatan ringan yang bisa nyeri.
membuat bulubulu halus di permukaan
kulit berdiri. Sejumlah penelitian
membuktikan bahwa teknik ini
meningkatkan pelepasan hormon
endorphin dan oksitosin (Aprillia, 2010).
KESIMPULAN Arikunto, Prof. Dr. Suharsimi, (2013),
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
a. Karakteristik mahasiswi jurusan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta.
kebidanan di Poltekkes Kemenkes
Berlianawati, Nur Anandya, (2016),
Tasikmalaya berusia 17-25 tahun
Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan
dengan nyeri dismenore yang Dismenore Pada Siswi Kelas Tiga SMK
disebabkan oleh stress Bakti I Surakarta, Naskah Publikasi.
b. Nyeri dismenore pada mahasiswi
jurusan kebidanan di Poltekkes Danuatmaja, Bonny, (2004), Persalinan
Normal Tanpa Rasa Sakit, Puspa Swara,
Kemenkes Tasikmalaya sebelum
Jakarta
diberikan endorphine massage ada
pada kategori nyeri sedang Gumangsari, Ni Made Gita. 2014, Pengaruh
c. Nyeri dismenore pada mahasiswi Massage Counterpressure Terhadap
jurusan kebidanan di Poltekkes Penurunan Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja
Putri di SMA N 2 Ungaran Kabupaten
Kemenkes Tasikmalaya setelah
Semarang, Terdapat dalam
diberikan endorphine massage ada http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/docum
pada kategori nyeri ringan en ts/3637.pdf diakses tanggal 25 Agustus
d. Terdapat pengaruh endorphine 2016
massage terhadap nyeri dismenore
Hidayat, A, (2007), Metode Penelitian
pada mahasiswi jurusan kebidanan di
Kebidanan dan Teknik Analisis Data,
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Salemba Medika, Jakarta
dengan nila p value 0,000.
Https://id.wikipedia.org/wiki/Golongan-
DAFTAR PUSTAKA darah (Diakses pada tanggal 17 Mei 2017)

Anwar, Mochamad, (2011), Ilmu Kuswandi, Lanny, (2011), Keajaiban


Kandungan, Bina Pustaka Sarwono HypnoBirthing, Pustaka Bunda, Jakarta
Prawirohardjo, Jakarta
Kuswandi, Lanny, (2014), Hypno-Birthing
Aprillia, Yesie, (2010), Hipnostetri: Rileks, A Gentle Way To Give Birth, Pustaka
Nyaman, dan Aman Saat Hamil & Bunda, Jakarta
Melahirkan, Gagas Media, Jakarta
Notoatmodjo, S, (2005), Metode Penelitian
Aprillia, Yesie, (2011), Gentle Birth, Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo, (2010), Metode
Astuti, A.P dan Masruroh, (2013), Penelitian Kesehatan, PT.RINEKA CIPTA,
“Perbedaan Lama Kala I Fase Aktif pada Jakarta.
Ibu Bersalin yang Dilakukan dan yang Tidak
Dilakukan Pijat Endorphin di RB Maargo Pangastuti, Ardiyan Kurnia, (2011),
Waluyo Surakarta”, Jurnal Kebidanan, Vol. Pengaruh Massage Terhadap Nyeri Haid
V, No. 01: 30-36. Pada Remaja di Pondok Pesantren Putri Al-
Munawwar Komplek Nurussalam Krapyak
Yogyakarta, Naskah Publikasi
Purry, Githa Permata, (2011), Pengaruh Subur Di Gampung Klieng Kecamatan
Yoga Terhadap Penurunan Dismenore Pada Baitussalam Aceh Besar Tahun 2013, Jurnal
Mahasiswi Tingkat I Program Studi Midwifery U’budiyah.
Kebidanan Tasikmalaya
Triana, Nandang Agus, (2015), Uji
Sahala, Aldo, (2013), 45 Penyakit Musuh Keterbandingan Asesmen Kinerja
Perempuan, Rapha Publishing, Yogyakarta Kompetensi Service. Terdapat dalam
widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/bab_2_estima
Samori, Angelia, (2012), Gizi Saat Sindrom si _reliabilitas_via_spss.pdf diakses tanggal
Menstruasi, Bhuana Ilmu Populer Kelompok 1 Oktober 2016
Gramedia, Jakarta
Verawaty, Sri Noor, Liswidyawati, Rahayu,
Silvana, Putri Dwi, (2012), Hubungan (2012), Merawat Dan Menjaga Kesehatan
Antara Karakteristik Individu Aktivitas Fisik Seksual Wanita, Grafindi Media Pratama,
Dan Konsumsi Produk Susu Dengan Bandung.
Dismenore Primer Pada Mahasiswi FIK Dan
PKM UI Depok Tahun 2012, Universitas Widjayanto, Febby Risti, Golongan Darah
Indonesia, FKM UI dan Kepribadian Seseorang.
Savitri, Rahayu, (2015), Gambaran Skala Wiknjosastro, Hanifa, (2009), Ilmu
Nyeri Haid pada Usia Remaja, Jurnal Kandungan, Bina Pustaka Sarwono
Keperawatan Aisyiyah, Vol 2(2), Hal 26 Prawirohardjo, Jakarta
Sugiyono, (2013), Statistika Untuk Wirawan, I (2010) Dismenore (Nyeri Haid).
Penelitian, Alfabeta, Bandung Terdapat dalam
http://blogdokter.net/2010/03/09/
Sulistiawati, Gidul, (2013), Hubungan dismenorenyeri-haid/ diakses tanggal 25
Umur, Paritas dan Status Gizi Dengan Agustus 20
Kejadian Dismenore Pada Wanita Usia
HASIL REVIEW JURNAL (PICOT)

PENGARUH ENDORPHINE MASSAGE TERHADAP RASA SAKIT DISMENORE


PADA MAHASISWI JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES
TASIKMALAYA TAHUN 2017

Asri Rahayu, Sinar Pertiwi, Siti Patimah


Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya,Tawang, Tasikmalaya, 46115, Indonesia

ABSTRAK

Menstruasi adalah bagian normal dari proses siklus alami yang terjadi pada wanita sehat di
antara masa pubertas hingga akhir tahun-tahun reproduksi. Dismenore adalah rasa sakit pada
masa menstruasi yang cukup parah hingga bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Studi
pendahuluan di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya kepada seluruh mahasiswi putri Jurusan
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya yakni 87,1% mengalami dismenore. Salah satu upaya yang
dilakukan untuk mengurangi nyeri dismenore adalah dengan melakukan endorphine massage.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh endorphine massage terhada rasa sakit
dismenore pada mahasiswi jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya tahun 2017.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan jenis penelitian pra eksperimen
dengan rancangan One Group Pretest-Posstest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
semua mahasiswi Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya yang menderita
dismenore menetap setiap bulan tanpa pengobatan sebanyak 38 orang, teknik pengambilan
sampel menggunakan teknik Total Sampling yaitu sebanyak 38 orang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nyeri dismenore sebelum diberikan massage endorphine ada pada kategori
nyeri sedang yaitu sebanyak 21 orang (55,3%). Nyeri dismenore setelah diberikan massage
endorphine ada pada kategori nyeri ringan yaitu sebanyak 22 orang (57,9%). Hasil uji Wilcoxon
menunjukan bahwa korelasi antara dua variabel adalah sebesar -5.414 dengan signifikasi sebesar
0,000. Hal ini menunjukan bahwa korelasi antara dua variabel rata-rata sebelum dan sesudah
adalah kuat dan signifikan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa endorphine
massage dapat menurunkan nyeri dismenore pada mahasiswi Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya

Kata Kunci : Endorphine massage, nyeri, dismenore

ABSTRAC

Menstruation is a normal process of natural cycle that happens to healthy women in puberty until
the end of reproductive years. Dysmenorrhea is severe pain in menstruation that can disturb the
daily activities. The preliminary study in Health Polytechnic Tasikmalaya to all female students
of Midwifery Program sowed that 87.1% had dysmenorrhea. One of the efforts to minimize
dysmenorrhea pain is by endorphin massage. This study aimed at knowing the influence of
endorphin massage on dysmenorrhea pain in the female students of Midwifery Program in
Health Polytechnic Tasikmalaya in 2017. The study used pre-experimental with the design of
One Group Pretest-Posttest. The population who suffered constant dysmenorrhea every month
without medication. All female students were selected as the sample taken by using Total
Sampling. The research result showed that before receiving endorphin massage, 21 female
students (55.3%) had medium pain. After receiving endorphin massage, 22 female students
(57.9%) had low pain. The result of Wilcoxon test showed that the correlation between two
variables was -5.414 with the significance level 0.000. This results indicated that the correlation
between two variables was strong and significant. In conclusion, endorphin massage can
decrease dysmenorrhea pain in the female students of Midwifery Program in Health Polytechnic
Tasikmalaya.

Keywords : Endorphin massage, pain, dysmenorrhea

ANALISIS JURNAL BERDASARKAN “PICOT”

1. P (PARTISIPAN/POPULATION) :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh endorphine massage terhadap rasa sakit
dismenore pada mahasiswi jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya tahun 2017
2. I (INTERVENSI) :
Pada penelitian ini peneliti melakukan intervensi pada mahasisiwi jurusan kebidanan yang
mengalami dismenore dengan melakukan beberapa langkah intervensi yaitu melakukan
endorphine massage pada hari ke 1 atau 2, yang diberikan selama 10 menit, dan diberikan
sebanyak 1 kali sehari baik pagi, siang maupun sore sesuai responden yang mengalami
dismenore.
3. C (COMPERATION) :
 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Faktor Penyebab Nyeri Dismenore Pada Mahasiswi
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Tahun 2017

Faktor penyebab Frekuensi Persentase


Stress 15 39 %
Kurang olahraga 9 24 %
Makanan 11 29 %
Lain-lain 4 8%
Total 38 100 %
Penjelasan : menunjukkan bahwa banyak faktor yang menyebabkan nyeri dismenore,
namun hampir separuhnya disebabkan oleh stres yaitu sebanyak 15 orang (39%)
 Tabel 4 Distribusi Nyeri Dismenore Sebelum Diberikan Endorphine Massage Pada
Mahasiswi Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Tahun 2017

Kategori Frekuensi Persentase


Tidak nyeri (0) 0 0%
Nyeri ringan (1-3) 7 18,4 %
Nyeri sedang (4-6) 21 55,3 %
Nyeri berat terkontrol (7-9) 10 26,3 %
Nyeri berat tidak terkontrol (10) 0 0%
Total 38 100 %
Penjelasan : berdasarkan tabel diatas nyeri dismenore sebelum diberikan endorphine
massage pada mahasiswi jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya sebagian
besar berada pada kategori nyeri sedang yaitu sebanyak 21 orang (55,3%), sedangkan
sebagian kecil ada pada kategori nyeri ringan yaitu sebanyak 7 orang (18,4%).

 Tabel 5 Distribusi Nyeri Dismenore Setelah Diberikan Endorphine Massage Pada


Mahasiswa Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Tahun 2017

Kategori Frekuensi Persentase


Tidak nyeri (0) 3 7,9 %
Nyeri ringan (1-3) 22 57,9 %
Nyeri sedang (4-6) 11 28,9 %
Nyeri berat terkontrol (7-9) 2 5,3 %
Nyeri berat tidak terkontrol (10) 0 0%
Total 38 100 %
Penjelasan : berdasarkan tabel diatas nyeri dismenore setelah diberikan endorphine
massage pada mahasiswi jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya sebagian
besar ada pada kategori nyeri ringan yaitu sebanyak 22 orang (57,9%), sedangkan
sebagian kecil ada pada kategori nyeri berat yaitu sebanyak 2 orang (5,3%)

 Tabel 6 Perbedaan Nyeri Dismenore Sebelum dan Sesudah Diberikan Endorphine


Massage Pada Mahasiswi Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Tahun
2017

Variable Perlakuan N Mean SD p-value


Dismenore Sebelum 38 5,28 2,116 0,000
Sesudah 38 2,86 1,919
Penjelasan : berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa pada kelompok
perlakuan sebelum diberikan endorphine massage sebesar 5,28 sedangkan setelah
diberikan endorphine massage sebesar 2,86 dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa adanya
penurunan tingkat dismenore setelah dilakukan endorphine massage
 Tabel 7 Pengaruh Endorphine Massage Terhadap Nyeri Dismenore Pada Mahasiswi
Jurusan Kebidanan PoltekkesKemenkes Tasikmalaya Tahun 2017

Jumlah objek Z Signifikasi


Nyeri Dismenore sebelum dan setelah 38 -5.414 0,000
diberikan Endorphine Massage
Penjelasan : Pada tabel 7 hasil uji Wilcoxon menunjukan bahwa korelasi antara dua
variabel adalah sebesar -5.414 dengan signifikasi sebesar 0,000. Hal ini menunjukan
bahwa korelasi antara dua variabel rata-rata sebelum dan sesudah adalah kuat dan
signifikan yang berarti bahwa ada pengaruh dismenore sebelum dan sesudah diberikan
endorphine massage pada mahasiswi Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya Tahun 2017.
4. O (OUT COME)
Pada penelitian ini dengan jumlah sampel 38 orang yaitu mahasiswi jurusan kebidanan
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya didapatkan hasil setelah peneliti melakukan intervensi
pemberian endorphine massage terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penurunan
tingkat nyeri disminore. Dimana sebelum dilakukan endorphine massage hasil yang didapat
yaitu 5,28 dan setelah diberikan endorphine massage menjadi 2,86
5. T (TIME)
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017, dilakukan saat responden sedang menstruasi dan
mengalami dismenore dihari pertama atau kedua

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh endorphine massage terhadap rasa sakit
dismenore pada mahasiswi jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya tahun 2017

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian ini merupakan rancangan eksperimen dengan pendekatan pre


eksperimen design pretest and post test one grup. Rancangan ini tidak memiliki kelompok
pembanding (kontrol), tetapi dilakukan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan menguji
perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah total sampling dari populasi yang selalu mengalami dismenore
menetap setiap bulan dan tanpa mengkonsumsi obat saat mestruasi pada mahasiswi Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya yang berjumlah sebanyak 38 orang.

Instrumen dari penelitian ini adalah kuesioner dengan skala nyeri untuk mengetahui
kondisi dismenore yang dialami sebelum dan sesudah dilakukan intervensi Endorphine Massage
menurut Bourbanis. Pengumpulan data menggunakan data primer. Pada saat penelitian, peneliti
memberikan kuesioner skala nyeri kepada responden, kemudian melakukan endorphine massage
kepada responden yang mengalami dismenore pada hari ke 1 atau 2, yang diberikan selama 10
menit, dan diberikan sebanyak 1 kali sehari baik pagi, siang maupun sore sesuai responden yang
mengalami dismenore.

Setelah itu memberikan kembali kuesioner skala nyeri kepada responden untuk
mengetahui penurunan nyeri yang dirasakan. Setelah diketahui distribusi frekuensi data masing-
masing variabel, selanjutnya dilakukan analisis bivariat. Pada penelitian ini kedua variabel
berbentuk kategorik maka uji statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon

SASARAN

Mahasiswi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya mengalami dismenore menetap setiap


bulan dan tanpa mengkonsumsi obat saat mestruasi.

HASIL SASARAN

Didapatkan pengaruh yang signifikan kepada 38 responden yang mengalami dismenorea setelah
diberikan intervensi endorphine massage

KESIMPULAN

a. Karakteristik mahasiswi jurusan kebidanan di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya berusia 17-


25 tahun dengan nyeri dismenore yang disebabkan oleh stress
b. Nyeri dismenore pada mahasiswi jurusan kebidanan di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
sebelum diberikan endorphine massage ada pada kategori nyeri sedang
c. Nyeri dismenore pada mahasiswi jurusan kebidanan di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
setelah diberikan endorphine massage ada pada kategori nyeri ringan
d. Terdapat pengaruh endorphine massage terhadap nyeri dismenore pada mahasiswi jurusan
kebidanan di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dengan nila p value 0,000.

SARAN

Diharapkan penelitian ini dapat dikembangkan dengan terus melakukan penelitian terhadap
pencegahan dismenorea pada saat menstruasi tanpa pengobatan, sehingga dapat membantu
dalam pencegahan terhadap dismenore yang mengganggu aktivitas.

Anda mungkin juga menyukai