Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM ENDOKRIN DENGAN

GANGGUAN HIPOTIROID DAN HIPERTIROID

OLEH :
1. Andy takdir
2. Asri Tuhuri
3. Muh. Hasyim S
4. Faisal
5. Rindi Antika
Semester VI, Tingkat III

PROGRAM STUDY STRATA SATU (S1) KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DAYA
MAKASSAR
2012

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat Rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan “Asuhan Keperawatan Pada Sistem Endokrin
Dengan Gangguan Hipotiroid Dan Hipertiroid”.
Asuhan keperawatan ini kami buat dengan bekerja sama dengan rekan satu
kelompok demi terselesaikannya askep ini dengan waktu yang ditentukan. Sumber-sumber
dalam penyusunan askep ini kami ambil dari referensi-referensi dari buku-buku dan dari
situs internet yang menyangkut bahan materi askep ini. Makalah ini sebagai bahan diskusi
dalam mata kuliah KMB III yang pada semester ini kami pelajari.
Makalah ini masih jauh dari yang di harapkan, Oleh karenanya kami mengharapkan
saran dan kritiknya demi kesempurnaan makalah ini. Karena sesungguhnya kesempurnaan
hanya milik sang pencipta. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Makassar, Mei 2012

Kelompok III

BAB I

PENDAHULUAN

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 2
A. LATAR BELAKANG
Kelenjar tiroid yang terletak tepat di bawah laring sebelah kanan dan kiri
depan trakea, mensekresi tiroksin (T4), triiodotironi (T3), yang mempunyai efek
nyata pada kecepatan metabolisme tubuh. Kelenjar ini juga menyekresikalsitonin;
suatu hormon yang penting untuk metabolisme kalsium. Tidak adanya sekresi tiroid
sama sekali biasanya menyebabkan laju metabolisme turun sekitar 40% di bawah
normal dan sekresi tiroksin yang berlebihan sekali dapat menyebabkan laju
metabolisme basal meningkat setinggi 60 sampai 100 persen di atas normal. Sekresi
tiroid terutama di atur oleh hormon perangsang tiroid yang di sekresi oleh kelenjar
hipofisis anterior.
Hormon yang paling banyak di sekresi oleh kelenjar tiroid adalah hormon
tiroksin. Akan tetapi, juga di sekresi triiodo tironin dalam jumlah sedang. Fungsi
kedua hormon ini secara kualitatif sama, tetapi berbeda dalam kecepatan dan
intensitas kerja. Triiodo tironin kira-kira empat kali kekuatan tiroksin, tetapi
terdapat jauh lebih sedikit dalam darah dan menetap jauh lebih singkat. Untuk
membentuk tiroksin dalam jumlah normal, di butuhkan makan kira-kira 50 mg
yodium setiap tahun, atau kira-kira 1 mg per minggu. Untuk mencagah defisiensi
yodium, garam meja yang biasa di iodisasi dengan satu bagian natrium iodida untuk
setiap 100.000 bagian natrium klorida
Hipertiroid dalam hal prevalensi merupakan penyakit endokrin yang
menempati urutan kedua setelah Diabetes Mellitus, yang merupakan kesatuan
penyakit dengan batasan yang jelas, dan penyakit Graves menjadi penyebab
utamanya. (Brunner dan Suddarth, 2002)
Kelainan hipertiroid sangat menonjol pada wanita, hipertiroid menyerang
wanita lima kali lebih sering dibandingkan laki laki. Insidensinya akan memuncak
dalam dekade usia ketiga serta keempat. (Schimke, 1992)
Penyakit hipertiroid adalah penyakit akibat gangguan produksi hormon,
pada penyakit ini perlu asuhan keperawatan pada hipertiroidisme atau askep
hipertiroid yang komprehensif karena disamping faktor efek penyakit itu sendiri
biasanya terdapat pula kondisi stress psikologi. Jumlah penderita hipertiroid terus
meningkat. Hipertiroid merupakan penyakit hormon yang menempati urutan kedua
terbesar di Indonesia setelah diabetes. Posisi ini serupa dengan kasus di dunia.
(Schimke, 1992)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep medis dari penyakit hipertiroidisme?

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 3
2. Bagaimana konsep medis dari penyakit hipotiroidisme?
3. Bagaimana konsep keperawatan dari penyakit hipertiroidisme?
4. Bagaimana konsep keperawatan dari penyakit hipotiroidisme?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
- Sebagai bahan diskusi mata kuliah ajar KMB III pada semester VI ini
- Agar para mahasiswa kesehatan mengerti dan memahami konsep medis dan
konsep keperawatan dari penyakit hipertiroidisme dan hipotiroidisme
2. Tujuan Khusus
- Sebagai penambah wawasan bagi kami sebagai mahasiswa keperawatan dalam
memahami dan mengerti konsep medis dan konsep keperawatan dari penyakit
hipertiroidisme dan hipotiroidisme

BAB II
KONSEP MEDIS

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 4
A. HIPOTIROID
1. Definisi
 Hipotiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya
hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan di ikuti oleh gejala-gejala
kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormone tiroid berada di
dibawah nilai optimal (brunner & suddarth).
 Hipotiroidisme adalah satu keadaan penyakit disebabkan oleh kurang
penghasilan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid.
 Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tirod kurang aktif dan
menghasilkan terlalu sedikit hormone tiroid. Hipotiroid yang sangat berat
disebut miksedema. Hipotiroidism terjadi akibat penurunan kadar hormon
tiroid dalam darah.

2. Klasifikasi
Lebih dari 95% penderita hipotiroidisme mengalami hipotiroidisme primer
atau tiroidal yang mengacu kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri. Apabila
disfungsi tiroid di sebabkan oleh kegagalan kelenjar hipofisis, hipotalamus atau
keduanya maka di sebut hipotiroidisme sentral (hipotiroidisme sekunder) atau
pituitaria. Jika sepenuhnya di sebabkan oleh hipofisis di sebut hipotiroidisme
tersier.
 Klasifikasi penyakit hipotiroidisme, yaitu :
NO Jenis Organ Keterangan
1. Hipotiroidisme Primer Kelenjar Paling sering terjadi
Tiroid di mana meliputi
penyakit hashimoto
tiroiditis (sejenis
penyakit autoimun)
dan terapi radioiodine

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 5
(RAI) uintuk merawat
penyakit
hipotirodisme.
2. Hipotiroiditisme Kelenjar Terjadi jika kelenjar
Sekunder Hipofisis hipofisis tidak
menghasilkan cukup
hormon perangsang
tiroid (TSH) untuk
merangsang kelenjar
tiroid untuk
menghasilkan jumlah
tiroksin yang cukup.
Biasanya terjadi
apabila terdapat
tumor di kelenjar
hipofisis,
radiasi/pembedahan
yang menyebabkan
kelenjar tiroid tidak
dapat lagi
menghasilkan
hormon yang cukup.
3. Hipotiroidisme Tersier Hipotalamus Terjadi jika
hipotalamus gagal
menghasilkan TRH
yang cukup, biasanya
di sebut juga
hypothalamic-
pituitary-axis

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 6
hypothyroidism.

3. Etiologi
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Apabila di sebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT
yang rendah akan di sertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak
adanya umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus.
Apabila hipotiroidisme terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang
rendah di sebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi
karena. tidak adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT.
Hipotiroidisme yang di sebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan
rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.
Penyebab yang paling sering yang di temukan pada orang dewasa adalah
tiroiditis otoimun (tiroditis Hashimoto), dimana system imun menyerang kelenjar
tiroid (Tonner & Schlechte, 1993). Gejala hipotiroidisme di ikuti oleh gejala
hipotiroidisme dan miksedema.
Hipotiroidisme juga sering terjadi pada pasien dengan riwayat
hipotiroidisme yang menjalani terapi radioiodium, pembedahan atau preparat anti
tiroid. Kejadian ini paling sering dijumpai pada wanita lanjut usia. Terapi radiasi
untuk penanganan kanker kepala dan leher kini semakin sering menjadi penyebab
hipotiroidisme pada laki-laki. Karena itu, pemeriksaan fungsi tiroid di anjurkan bagi
semua pasien yang menjalani terapi tersebut.
 Penyakit Hipotiroidisme :
1) Penyakit Hashimoto atau yang juga di sebut tiroiditis otoimun, terjadi akibat
adanya otoantibodi yang merusak jaringan kelenjar tiroid. Hal ini
menyebabkan penurunan HT yang di sertai peningkatan kadar TSH dan
TRH akibat umpan balik negatif yang minimal. Penyebab tiroiditis otoimun
tidak di ketahui, tetapi tampaknya terdapat kecenderungan genetik untuk
mengidap penyakit ini. Penyebab yang paling sering di temukan adalah
tiroiditis Hashimoto. Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 7
membesar dan hipotiroidisme terjadi beberapa bulan kemudian akibat
rusaknya daerah kelenjar yang masih berfungsi.
2) Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme.
Baik yodium radioaktif maupun pembedahan cenderung menyebabkan
hipotiroidisme.
3) Gondok endemik adalah hipotiroidisme akibat defisiensi iodium dalam
makanan. Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid. Pada defisiensi iodiurn
terjadi gondok karena sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik
dalarn usaha untuk menyerap sernua iodium yang tersisa dalam. darah.
Kadar HT yang rendah akan di sertai kadar TSH dan TRH yang tinggi
karena minimnya umpan balik. Kekurangan yodium jangka panjang dalam
makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif
(hipotiroidisme goitrosa).
4) Kekurangan yodium jangka panjang merupakan penyebab tersering dari
hipotiroidisme di negara terbelakang.
5) Karsinoma tiroid dapat, tetapi tidak selalu menyebabkan hipotiroidisme.
Namun, terapi untuk kanker yang jarang di jumpai ini antara lain adalah
tiroidektomi, pemberian obat penekan TSH, atau terapi iodium radioaktif
untuk mengbancurkan jaringan tiroid.
Semua pengobatan ini dapat menyebabkan hipotiroidisme. Pajanan
ke radiasi, terutama masa anak-anak adalah penyebab kanker tiroid.
Defisiensi iodium juga dapat meningkatkan risiko pembentukan kanker
tiroid karena hal tersebut merangsang proliferasi dan hiperplasia sel tiroid.

4. Patofisiologi
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau
gangguan pada respon jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid
diatur sebagai berikut :
1) Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang
merangsang hipofisis anterior.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 8
2) Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone =
TSH) yang merangsang kelenjar tiroid.
3) Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 dan
Tetraiodothyronin = T4 = Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan
yang meliputi: konsumsi oksigen, produksi panas tubuh, fungsi syaraf,
metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja
daripada hormon-hormon lain.
Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis,
atau hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka
kadar HT yang rendah akan disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH
karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis anterior dan
hipotalamus.
Apabila hipotiroid terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT
yang rendah disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus
tinggi karena. tidak adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT.
Hipotiroid yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan
rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.

5. Manifestasi Klinis
 Hipotiroidisme di tandai dengan gejala-gejala sebagai berikut :
1) Nafsu makan berkurang.
2) Sembelit.
3) Pertumbuhan tulang dan gigi yang lambat.
4) Suara serak.
5) Berbicara lambat.
6) Kelopak mata turun.
7) Wajah bengkak.
8) Rambut tipis, kering dan kasar.
9) Kulit kering, kasar, bersisik dan menebal.
10) Denyut nadi lambat.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 9
11) Gerakan tubuh lamban.
12) Lemah.
13) Pusing.
14) Capek.
15) Pucat.
16) Sakit pada sendi atau otot.
17) Tidak tahan terhadap dingin.
18) Depresi.
19) Penurunan fungsi indera pengecapan dan penciuman.
20) Alis mata rontok.
21) Keringat berkurang.

Gejala dini hipotiroidisme tidak spesifik, namun kelelahan yang ekstrim


menyulitkan penderitanya untuk melaksanankan pekerjaan sehari-hari secara
penuh atau ikut serta dalam aktivitas yang lazim di lakukannya. Laporan tentang
adanya kerontokkan rambut, kuku yang rapuh serta kulit yang kering sering di
temukan, dan keluhan rasa baal serta parasetsia pada jari-jari tangan dapat
terjadi. Kadang-kadang suara menjadi kasar, dan pasien mungkin mengeluhkan
suara yang parau. Gangguan haid seperti menorhagia atau amenore akan terjadi
di samping hilangnya libido. Hipotiroidisme menyerang wanita lima kali lebih
sering di bandingkan laki-laki dan paling sering terjadi pada usia 30-60 tahun.
Hipotiroidisme berat mengakibatkan suhu tubuh dan frekuensi nadi subnormal.
Pasien biasanya mulai mengalami kenaikan berat badan yang bahkan terjadi
tanpa peningkatan asupan makanan, meskipun penderita hipotiroid yang berat
dapat terlihat kakeksia. Kulit menjadi tebal karena penumpukkan
mukopolisakarida dalam jaringan subkutan. Rambut menipis dan rontik, wajah
tampak tanpa ekspresi dan mirip topeng. Pasien sering mengeluhkan rasa dingin
meskipun dalam lingkungan yang hangat.
Pada mulanya, pasian mungkin akan mudah tersinggung dan mengeluh
merasa lemah, namun dengan dengan berlanjutnya kondisi tersebut, respon

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 10
emosional di atas akan berkurang. Proses mental menjadi tumpul dan pasien
tampak apatis. Bicara menjadi lambat, lidah membesar, dan ukuran tangan serta
kaki bertambah. Pasien sering mengeluh konstipasi serta ketulian dapat terjadi.
Pada hipotiroidisme lanjut akan menyebabkan demensia di sertai perubahan
kognitif dan kepribadian yang khas. Respirasi yang tidak memadai dan apnu
saat tidur dapat terjadi pada hipotiroidisme yang berat. Efusi pleura, efusi
perikardial dan kelemahan otot pernapasan dapat terjadi.
Hipotiroidisme berat akan di sertai dengan kenaikkan kadar kolesterol
serum, aterosklerosis, penyakit jantung koroner dan fungsi ventrikel kiri yang
jelek. Pasien hipotiroidime lanjut akan mengalalami hipotermia dan kepekkan
abnormal terhadap preparaf sedatif, opioid serta anestesi, oleh sebab itu semua
obat ini hanya di berikan pada kondisi tertentu.
Pasien dengan hipotiroidisme yang belum teridentifikasi dan sedang
menjalani pembedahan akan menghadapi risiko yang lebih tinggi untuk
mengalami hipotensi intraoperatif, gagal jantung kongestif pascaoperatif dan
perubahan status mental.
Koma miksedema menggambarkan stadium hipotiridisme yang paling
ekstrim dan berat, di mana pasien mengalami hipotermia dan tidak sadarkan
diri. Koma miksedema dapat terjadi sesudah peningkatan letargi yang berlanjut
menjadi stupor dan kemudian koma. Hipotiroidisme yang tidak terdiagnosa
dapat di picu oleh infeksi atau penyakit sistemik lainnya atau oleh penggunaan
preparat sedative atau analgetik opioid. Dorongan respiratorik pasien akan
terdepresi sehingga timbul hipoventilasi alveoler, retensi CO2 progresif,
keadaan narkosis dan koma. Semua gejala ini, di sertai dengan kolaps
kardiovaskuler dan syok memerlukan terapi yang agresif dan intensif jika kita
ingin pasien tetap hidup. Meskipun demikian, dengan terapi yang intensif
sekalipun, angka mortalitasnya tetap tinggi.

6. Gambaran Klinis
1) Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung lambat.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 11
2) Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung
miksedema) dan penurunan curah jantung.
3) Pembengkakan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan
kaki.
4) Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori, penurunan
nafsu makan dan penyerapan zat gizi dari saluran cerna.
5) Konstipasi.
6) Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi.
7) Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan
rapuh.

7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH
akan dapat mendiagnosis kondisi dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf
pusat atau kelenjar tiroid. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui fungsi tiroid
biasanya menunjukkan kadar T4 yang rendah dan kadar TSH yang tinggi.
Pemeriksaan fisik menunjukkan tertundanya pengenduran otot selama
pemeriksaan reflex. Penderita tampak pucat, kulitnya kuning, pinggiran alis
matanya rontok, rambut tipis dan rapuh, ekspresi wajahnya kasar, kuku rapuh,
lengan dan tungkainya membengkak serta fungsi mentalnya berkurang. Tanda-tanda
vital menunjukkan perlambatan denyut jantung, tekanan darah rendah dan suhu
tubuh rendah. Pemeriksaan ronsen dada bisa menunjukkan adanya pembesaran
jantung.

8. Komplikasi
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh
eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa
menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga
koma. Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 12
gejala. Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedem), hormon tiroid bisa
diberikan secara intravena.

9. Penatalaksanaan
Tujuan primer penatalalaksanaan hipotiroidisme ialah memulihkan
metabolisme pasien kembali kepada keadaan metabolic normal, dengan cara
mengganti hormone yang hilang.Livotiroksin sintetik (Synthroid atau levothroid)
merupakan preparat terpilih untuk pengobatan hipotiroidisme dan supresi penyakit
goiter nontoksik.Dosis terapi penggantian hormonal berdasarkan pada konsentrasi
TSH dalam serum pasien.Preparat tiroid yang dikeringkan jarang digunakan karena
sering menyebabkan kenaikan sementara konsentrasi T3 dan kadang-kadang disertai
dengan gejala hipertiroidisme.
Hal-hal yang bisa dilakukan pada pasien dengan hipotiroid antara lain:
 pemeliharaan fungsi vital
 gas darah arteri
 pemberian cairan dilakukan dengan hati-hati karena bahaya
intoksikasi air.
 infus larutan glukosa pekat
 terapi kortikosteroid

B. HIPERTIROID
1. Defenisi
Hipertiroid dikenal juga sebagai tirotoksitosis, yang dapat di definisikan

sebagai respons jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang

berlebihan. (Sylvia A. Price, 2006)

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 13
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan

akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn , 2000

hal 708)

Hipertiroid adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh

metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Bentuk yang umum dari masalah ini

adalah penyakit graves, sedangkan bentuk yang lain adalah toksik adenoma, tumor

kelenjar hipofisis yang menimbulkan sekresi TSH meningkat, tiroditis subkutan dan

berbagai bentuk kanker tiroid. (Arief mansjoer, 1999).

Terdapat dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit graves dan goiter nodular

toksik, yaitu :

1. Penyakit Graves

Penyakit Graves adalah suatu gangguan autoimun di mana terdapat suatu

defek genatik dalam limfosit Ts dan sel Th merangsang sel B untuk sintesis

antibody terhadap antigen tiroid (Dorland, 2005).

Penyakit Graves merupakan penyebab tersering hipertiroidisme. Pada

penyakit ini ditandai oleh adanya proses autoimun disertai hyperplasia

(pembesaran kelenjar akibat peningkatan jumlah sel) kelenjar tiroid secara difus.

2. Penyakit Goiter Nodular Toksik

Peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan kebutuhan akan

hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama

periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pubertas

atau kehamilan (Elizabeth J. Corwin, 2009). Price A, Sylvia, 1995 hal. 1074)

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 14
2. Etiologi

1) Penyakit Graves diketahui sebagai penyebab umum dari hipertiroid.


Pengeluaran hormone tiroid yang berlebihan diperkirakan terjadi akibat
stimulasi abnormal kelenjar tiroid oleh immunoglobulin dalam darah. Stimulator
tiroid kerja-panjang (LATS; Long-acting thyroid stimulator) ditemukan dalam
serum dengan konsentrasi yang bermakna pada banyak penderita penyakit ini
dan mungkin berhubungan dengan defek pada sistem kekebalan tubuh.
2) Functioning adenoma (“hot nodule”) dan Toxic Multinodular Goiter (TMNG)
3) Pemasukkan yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid
4) Pengeluaran yang abnormal dari TSH
5) Tiroiditis (peradangan kelenjar tiroid)
6) Pemasukkan yodium yang berlebihan
( Brunner dan Suddarth, 2002 )
Lebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves,suatu
penyakit tiroid autoimun yang antibodinya merangsang sel-sel untuk
menghasilkan hormone yang berlebihan.

3. Manifestasi Klinis
- Apatis.
- Mudah lelah.
- Kelemahan otot.
- Mual.
- Muntah.
- Gemetaran.
- Kulit lembab.
- Berat badan turun.
- Takikardi.
- Mata melotot (eksoftalmos), kedipan mata berkurang.
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 1319 dan Price A, Sylvia, 1995, hal. 1076)
- Penderita sering secara emosional mudah terangsang (hipereksitabel), iritabel
dan terus merasa khawatir dan klien tidak dapat duduk diam, kegelisahan.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 15
- Palpitasi, dan denyut nadi yang abnormal cepat yang ditemukan pada saat
istirahat dan beraktivitas; yang diakibatkan peningkatan dari serum T3 dan T4
yang merangsang epinefrin dan mengakibatkan kinerja jantung meningkat
hingga mengakibatkan HR meningkat. Peningkatan denyut nadi berkisar secara
konstan antara 90 dan 160 kali per menit, tekanan darah sistolik akan
meningkat.
- Tidak tahan panas dan berkeringat secara tidak lazim, banyak diakibatkan
karena peningkatan metabolisme tubuh yang meningkat maka akan
menghasilkan panas yang tinggi dari dalam tubuh sehingga apabila terkena
matahari lebih, klien tidak akan tahan akan panas.
- Kulit penderita akan sering kemerahan (flusing) dengan warna ikan salmon yang
khas dan cenderung terasa hangat, lunak dan basah.
- Adanya Tremor
- Eksoftalmus yang diakibatkan dari penyakit graves, dimana penyakit ini otot-
otot yang menggerakkan mata tidak mampu berfungsi sebagaimana mesti,
sehingga sulit atau tidak mungkin menggerakkan mata secara normal atau sulit
mengkordinir gerakan mata akibatnya terjadi pandangan ganda, kelopak mata
tidak dapat menutup secara sempurna sehingga menghasilkan ekspresi wajah
seperti wajah terkejut.
- Peningkatan selera makan namun mengalami penurunan berat badan yang
progresif dan mudah lelah.
- Pada usia lanjut maka akan mempengaruhi kesehatan jantung.
(Brunner dan Suddarth, 2002)
4. Gejala Klinis

Pemeriksaan Tanda – tanda klinis


Umum BB turun, keletihan, apatis, berkeringat, tidak tahan
panas. Emosi : gelisah, iritabilitas, gugup, emosi
labil, perilaku mania dan perhatian menyempit

Kardiovaskuler palpitasi, sesak nafas, angina, gagal jantung, sinus


takikardi, disritmia, fibrilasi atrium, nadi kolaps.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 16
Neuromuskuler gugup, agitasi, tremor, korea atetosis, psikosis,
kelemahan otot, miopati proksimal, paralisis
periodik, miastenia gravis.

Gastrointestinal BB turun, nafsu makan meningkat, diare, steatore,


muntah

Reproduksi oligomenore, amenore, libido meningkat, infertilitas

Kulit pruritus, eritema Palmaris, miksedemia pretibial,


rambut tipis

Struma difus dengan atau tanpa bising, nodosa

Mata periorbital puffiness, lakrimasi meningkat dan


grittiness of eyes, kemosis ( odema konjungtiva),
proptosis, ulserasi kornea, oftalmoplegia, diplopia,
edema papil, penglihatan kabur.

5. Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika.
Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai
tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-
lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat
beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel
meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali
lebih besar dari pada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu
yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi
immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang
berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang mengikat
TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil
akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi
TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek
perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 17
dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon
tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh
kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon
hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori
kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka
hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat
peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses
metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami
kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot
sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang
halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar
tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan
salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksofthalmos yang terjadi
merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital
dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.
(Price A, Sylvia, 1995, hal. 1078)
6. Pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan Penunjang yang dilakukan yaitu :
1) Tes ambilan RAI : meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter
noduler, menurun pada tiroiditis.
2) T3 dan T4 serum : meningkat.
3) T3 dan T4 bebas serum : meningkat.
4) TSH : tertekan dan tidak berespon pada TRH ( tiroid releasing hormon).
5) Tiroglobulin : meningkat.
6) Stimulasi tiroid 131 : dikatakan hipertiroid jika TRH daritidak ada sampai
meningkat setelah pemberian TRH.
7) Ambilan tiroid 131 : meningkat Ikatan protein sodium : meningkat.
8) Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal).
9) Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal).

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 18
10) Pemerksaan fungsi hepar : abnormal.
11) Elektrolit : hiponatremi akibat respon adrenal atau efek delusi terapi cairan,
hipokalemia akibat dari deuresis dan kehilangan dari GI.
12) Katekolamin serum : menurun
13) kreatinin urin : meningkat
14) EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali
(Doenges. E, Marilynn, 2000 hal. 711)

7. Komplikasi
 Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkembang secara spontan pada
pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid,
atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya
adalah pelepasan Tiroid Hormon dalam jumlah yang sangat besar yang
menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermi, dan apabila tidak
diobati dapat menyebabkan kematian.
 Komplikasi lainnya adalah penyakit jantung hipertiroid, oftalmopati Graves,
dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan
obat antitiroid.
 Hipertiroid yang terjadi pada anak-anak juga dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan.

8. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon
tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak
jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
1) Obat-obatan anti tiroid (OAT)
Obat antitiroid dianjurkan sebagai terapi awal untuk toksikosis pada semua
pasien dengan grave disease serta digunakan selama 1-2 tahun dan kemudian
dikurangi secara perlahan-lahan. Indikasi pemberian OAT adalah :

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 19
- Sebagai terapi yang bertujuan memperpanjang remisi atau mendapatkan
remisi yang menetap, pada pasien – pasien muda dengan struma ringan
sampai sedang dan tirotoksikosis.
- Sebagai obat untuk kontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan,
atau sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
- Sebagai persiapan untuk tiroidektomi.
- Untuk pengobatan pada pasien hamil.
- Pasien dengan krisis tiroid.
 Adapun obat-obat yang temasuk obat antitiroid adalah Propiltiourasil,
Methimazole, Karbimazol.
a. Propiltiourasil (PTU)
Mekanisme Obat : menghambat sintesis hormon tiroid dengan
menghambat oksidasi dari iodin dan menghambat sintesis tiroksin dan
triodothyronin. (Lacy, et al, 2006)
b. Methimazole
c. Karbimazole
d. Tiamazole

2) Pengobatan dengan Yodium Radioaktif


Dianjurkan sebagai terapi definitif pada pasien usia lanjut. Indikasi :
- Pasien umur 35 tahun atau lebih
- Hipertiroidisme yang kambuh sesudah pemberian dioperasi
- Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid
- Adenoma toksik, goiter multinodular toksik
- Pembedahan Tiroidektomi
3) Tiroidektomi subtotal efektif untuk terapi hipertiroidisme tetapi disertai dengan
beberapa komplikasi potensial, termasuk cedera pada nervus laringeus rekurens
dan hipoparatiroidisme.
o Indikasi :

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 20
- Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons
terhadap obat antitiroid.
- Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat
antitiroid dosis besar
- Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima
yodium radioaktif
- Adenoma toksik atau struma multinodular toksik
- Pada penyakit Graves yang berhubungan dengan satu atau
lebih nodul
4) Obat-obatan lain
- Antagonis adrenergik-beta
Digunakan untuk mengendalikan tanda-tanda dan gejala
hipermetabolik (takikardi, tremor, palpitasi). Antagonis-beta yang paling
sering digunakan adalah propranolol, yang biasanya diberikan secara oral
dengan dosis 80-180 mg per hari dalam 3-4 dosis terbagi.
5) Non-Farmakologi
- Diet yang diberikan harus tinggi kalori 2600-3000 kalori perhari.
- Konsumsi protein yang tinggi yaitu 100-125 gr (2,5 gr/kgBB) per hari
seperti susu dan telur.
- Olahraga secara teratur.
- Mengurangi rokok, alcohol dan kafein yang dapat meningkatkan
metabolisme.
(Brunner dan Suddarth, 2002)

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 21
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

A. HIPOTIROID
Contoh Kasus : Seorang wanita, usia 28 tahun, BB 40 kg, TB 160 cm, Riwayat
penyakit: dua tahun yang lalu pasien pernah melakukan pengobatan di Puskesmas
dengan keluhan ada benjolan di leher depan dan nyeri tekan, pasien juga merasakan
dada sering berdebar-debar dan badannya tetap kurus.
Hasil pemeriksaan fisik jantungnyaa membesar, nadi <60 kali/menit, matanya
exofthalmus, benjolan di leher, dan rasa nyeri. Pemeriksaan laboratorium TSH
<0,004µIU/ml, FT4 20µg/dl, FT3 15pg/dl . Kemudian oleh dokter disarankan untuk
melakukan pemeriksaan iodium radioaktif dan fineddle aspiration biopsy (FNAB).

1. Pengkajian
Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh
karena itu lakukanlah pengkajian terhadap ha1-ha1 penting yang dapat menggali
sebanyak mungkin informasi antara lain:
a. Identitas pasien :
- Nama : Ny. Mona
- Umur : 28 tahun
- Jenis kelamin : Perempuan
- Pekerjaan : Pegawai swasta
- Berat badan : 40 kg
- Tinggi badan : 160 cm
b. Keluhan utama :
- Sesak nafas
- Sulit menelan
- Pembengkakan dan rasa nyeri pada leher
- Pasien nampak gelisah

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 22
- Pasien tidak nafsu makan
- Rasa capek/lelah
- Pasien intoleran terhadap dingin
- Sembelit
c. Riwayat kesehatan :
- Pernah melakukan pengobatan 2 tahun lalu dengan keluhan terdapat
benjolan di leher depan dan nyeri saat ditekan.
d. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti:
1. Pola makan
- Mengkonsumsi makanan yang kadar yodiumnya rendah, dan nafsu
makan menurun
2. Pola tidur
- Pasien sering tidur larut malam
3. Pola aktivitas
- Pasien terlalu memforsir pekerjaan sehingga sering mengeluh kelelahan
e. Pemeriksaan fisik mencakup :
1. Sistem intergument, seperti : kulit dingin, pucat , kering, bersisik dan
menebal,pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal, rambut kering, kasar,
rambut rontok dan pertumbuhannya rontok.
2. Sistem pulmonary, seperti : hipoventilasi, pleural efusi, dispenia
3. Sistem kardiovaskular, seperti : bradikardi, disritmia, pembesaran jantung,
toleransi terhadap aktifitas menurun, hipotensi.
4. Metabolik, seperti : penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh,
intoleransi terhadap dingin.
5. Sistem musculoskeletal, seperti : nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot
yang melambat.
6. Sistem neurologi, seperti : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat
dan terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang, bingung, hilang
pendengaran, penurunan refleks tendom.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 23
7. Gastrointestinal, seperti : anoreksia, peningkatan berat badan, obstipasi,
distensi abdomen.
8. Psikologis dan emosional ; apatis, igitasi, depresi, paranoid, menarik
diri/kurang percaya diri, dan bahkan maniak.
f. Pemeriksaan Penunjang :
1. Pemeriksaan kadar T3 dan T4 pada pasien yaitu : Kadar T3 15pg/dl, dan
kadar T4 20µg/dl.
2. Pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi
peningkatan TSH serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat
menurun atau normal) : Kadar TSH pada pasien tersebut yaitu
<0,005µIU/ml,
3. Pemeriksaan USG : Pemeriksaan ini bertujuan untuk memberikan informasi
yang tepat tentang ukuran dan bentuk kelenjar tiroid dan nodul
g. Analisis Data :
1. Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi
impuls sensorik sebagai akibat oftalmopati
- Data yang didapat : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan
terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang, bingung, hilang
pendengaran, parastesia, penurunan refleks tendom.
2. Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai
akibat bradikardi, hipotensi.
- Data yang didapat : bradikardi, disritmia, pembesaran jantung dan
hipotensi.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan
kebutuhan metabolisme, dan napsu makan yang menurun.
- Data yang didapat : anoreksia, obtipasi, distensi abdomen, hemoglobin
menurun, dingin, pucat, kering, bersisik dan menebal, pertumbuhan kuku
buruk, serta kuku menebal.
4. Pola nafas tidak efektif berdasarkan penurunan tenaga/ kelelahan, ekspansi
paru yang menurun, dispnea.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 24
- Data yang didapat : hipoventilasi, dispenia, efusi pleural

2. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi
impuls sensorik sebagai akibat oftalmopati.
2) Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai
akibat bradikardi, dan hipoventilasi.
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan
kebutuhan metabolisme: napsu makan menurun.
4) Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses
kognitif.
5) Perubahan suhu tubuh.
6) Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal
7) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi
8) Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan
perubahan status kardiovaskuler serta pernapasan.

3. Intervensi
1) Dx 1. Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan
transmisi impuls sensorik sebagai akibat oftalmopati.
- Tujuan : agar pasien tidak mengalami penurunan visus yang lebih buruk dan
tidak terjadi trauma/cedera pada mata.
- Intervensi :
1. Anjurkan pada pasian bila tidur dengan posisi elevasi kepala.
2. Basahi mata dengan borwater steril.
3. Jika ada photophobia, anjurkan pasien menggunakan kacamata rayben
4. Jika pasien tidak dapat menutup mata rapat pada saat tidur, gunakan
plester non alergi.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 25
5. Berikan obat-obatan steroid sesuai program. Pada kasus-kasus yang
berat, biasanya dokter memberikan obat-obat untuk mengurangi edema
seperti steroid dan diuretik.
2) Dx 2. Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup
sebagai akibat bradikardi, hipoventilasi.
- Tujuan : agar fungsi kardiovaskuler tetap optimal yang ditandai dengan
tekanan darah, dan irama jantung dalam batas normal.
- Intervensi :
1. Pantau tekanan darah, denyut dan irama jantung setiap 2 jam untuk
mengindikasi kemungkinan terjadinya gangguan hemodinamik
jantung seperti hipotensi, penurunan pengeluaran urine dan
perubahan status mental.
2. Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat segera bila pasien
mengalami nyeri dada, karena pada pasien dengan hipotiroid kronik
dapat berkembang arteiosklerosis arteri koronaria.
3. Kolaborasi pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejalah-
gejalah.
Obat yang sering digunakan adalah levotyroxine sodium.
Observasi dengan ketat adanya nyeri dada dan dispenia. Pada dosis
awal pemberian obat biasanya dokter memberikan dosis minimal,
yang kemudian ditingkatkan secara bertahap setiap 2 – 3 minggu
sampai ditemukan dosis yang tepat untuk pemeliharaan.
4. Ajarkan kepada pasien dan keluarga cara penggunaan obat serta
tanda-tanda yang harus diwaspadai bila terjadi hipertiroid akibat
penggunaan obat yang berlebihan.
3) Dx 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan
kebutuhan metabolisme dan napsu makan menurun.
- Tujuan : agar nutrisi pasien dapat terpenuhi dengan kriteria : berat badan
bertambah,tekstur kulit baik.
- Intervensi :

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 26
1. Dorong peningkatan asupan cairan
2. Berikan makanan yang kaya akan serat
3. Ajarkan kepada klien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak
mengandung air.
4. Pantau fungsi usus
5. Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas
toleransi latihan.
6. Kolaborasi : untuk pemberian obat pecahar dan enema bila
diperlukan
4) Dx 4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses
kognitif.
- Tujuan : agar pasien dapat beristirahat.
- Intervensi :
1. Atur interval waktu antar aktivitas untuk meningkatkan istirahat dan
latihan yang dapat ditolerir.
2. Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika pasien berada dalam
keadaan lelah.
3. Berikan stimulasi melalui percakapan dan aktifitas yang tidak
menimbulkan stress.
4. Pantau respon pasien terhadap peningkatan aktivitas.
5) Dx 5. Penurunan Suhu Tubuh.
- Tujuan : Pemeliharaan suhu tubuh normal.
- Intervensi :
1. Berikan tambahan lapisan pakaian atau tambahan selimut.
2. Hindari dan cegah penggunaan sumber panas dari luar (misalnya,
bantal pemanas, selimut listrik atau penghangat).
3. Pantau suhu tubuh pasien dan melaporkan penurunannya dari nilai
dasar suhu normal pasien.
4. Lindungi terhadap hawa dingin dan hembusan angin.
6) Dx 6. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 27
- Tujuan : Pemulihan fungsi usus yang normal.
- Intervensi :
1. Dorong peningkatan asupan cairan.
2. Berikan makanan yang kaya akan serat.
3. Ajarkan kepada pasien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak
mengandung air.
4. Pantau fungsi usus
5. Dorong pasien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas
toleransi latihan.
6. Kolaborasi : untuk pemberian obat pencahar dan enema bila
diperlukan.
7) Dx 7. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi.
- Tujuan : Perbaikan status respirasi dan pemeliharaan pola napas yang
normal.
- Intervensi :
1. Pantau frekuensi; kedalaman, pola pernapasan; oksimetri denyut nadi
dan gas darah arterial.
2. Dorong pasien untuk napas dalam dan batuk.
3. Berikan obat (hipnotik dan sedatip) dengan hati-hati.
4. Pelihara saluran napas pasien dengan melakukan pengisapan dan
dukungan ventilasi jika diperlukan.
8) Dx 8. Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan
perubahan status kardiovaskuler serta pernapasan.
- Tujuan : Perbaikan proses berpikir
- Intervensi :
1. Orientasikan pasien terhadap waktu, tempat, tanggal dan kejadian
disekitar dirinya.
2. Berikan stimulasi lewat percakapan dan aktifitas
3. Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa perubahan pada fungsi
kognitif dan mental merupakan akibat dan proses penyakit

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 28
B. HIPERTIROID
1. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : insomnia, sensitivitas meningkat,otot lemah,gangguan koordinasi,
Kelelahan berat.
Tanda : atropi otot
b. Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda : disritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan
tekanan darah, takikardia, sirkulasi kolaps, syok.
c. Eliminasi
Gejala : urin dalam jumlah banyak, diare.
d. Intregitas Ego
Gejala : mengalami stress yang berat baik emosional maupun fisik.
Tanda : emosi labil, depresi.
e. Makanan / Cairan
Gejala : kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat,
makan banyak, kehausan, mual, dan muntah
Tanda : pembesaran tiroid, edema non – fitting
f. Pernapasan
Tanda : frekuensi pernapasan meningkat, takipnea, dispnea
g. Seksualitas
Tanda : penurunan libido,hipomenorea,amenore, dan impotent

2. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
beban kerja jantung
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
nutrisi yang tidak adekuat.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 29
3) Perubahan suhu tubuh hipertemi berhubungan dengan status hipermetabolik
sekunder terhadap hiperaktivitas kelenjar tiroid.
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan sekunder akibat laju
metabolic.

3. Intervensi
1) Diagnosa I : Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan beban kerja jantung
Tujuan : Klien dapat mempertahankan curah jantung yang adekuat
KH : Tidak terjadi penurunan curah jantung/ curah jantung adekuat.
Intervensi :
- Kaji tanda-tanda vital
- Kaji intake – output cairan dan membrane mukosa kering
- Kaji pengisian kapiler
- Timbang berat badan setiap hari
- Anjurkan untuk tirah baring
- Batasi aktivitas yang tidak perlu
2) Diagnosa II : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat
Tujuan : Klien dapat mempertahankan intake nutrisi yang adekuat sesuai
diet makanan
KH : - Berat badan stabil
- Tidak adanya tanda-tanda malnutrisi
Intervensi :
- Kaji bising usus
- Kaji pola nutrisi
- Kaji adanya anoreksia, mual,muntah
- Berikan makanan tinggi kalori yang mudah dicerna
- Hindari makanan yang dapat meningkatan peristaltic usus
- Timbang berat badan setiap hari

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 30
3) Diagnosa III : Perubahan suhu tubuh berhubungan dengan status
hipermetabolik sekunder terhadap hiperaktifitas kelenjar tiroid
Tujuan : Klien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal
(36-37 C)
KH : Penurunan suhu tubuh sampai batas normal (36- 37 C)
Intervensi :
- Kaji tanda-tanda vital
- Pantau suhu tubuh setiap 2-4 jam
- Anjurkan klien untuk banyak minum
- Anjurkan untuk mengenakan pakaian yang longgar dan tipis
- Berikan kompres air biasa
- Kolaborasi mengenai pemberian terapi
4) Diagnosa IV : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan sekunder
akibat hipermetabolik
Tujuan : Klien dapat melakukan aktifitas sesuai kebutuhan secara
mandiri
KH : Klien berpartisipasi dalam melakukan perawatan secara mandiri
Intervensi :
- Kaji tanda-tanda vital saat istirahat maupun saat beraktivitas
- Kaji adanya sianosis, pucat, takipnea, dispnea
- Anjurkan untuk meningkatkan istirahat
- Batasi aktifitas klien
- Berikan lingkungan/ suasana yang tenang
- Anjurkan untuk melakukan aktifitas pengganti yang tidak melelahkan,
seperti membaca, menonton tv atau mendengarkan radio.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 31
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hipotiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya
hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan di ikuti oleh gejala-gejala kegagalan
tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormone tiroid berada di dibawah nilai
optimal (brunner & suddarth).
Hipertiroid dikenal juga sebagai tirotoksitosis, yang dapat di definisikan

sebagai respons jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang

berlebihan. (Sylvia A. Price, 2006)

B. SARAN
Dari penyakit ini,dapat dihindarkan dengan cara tidak stress,tidak merokok,tidak
mengkonsumsi obat-obatan sembarangan dan tidak mengkonsumsi yodium secara
berlebihan karena dapat terjadi radiasi pada leher dan organism-organisme dapat
menyebabkan infeksi karena ada virus.

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 32
DAFTAR PUSTAKA

http://silviahidayantiaskep.blogspot.com/2012/01/askep-hipotiroid.html

http://nu2in.blogspot.com/2012/05/askep-hipertiroid.html

http://frieyans.wordpress.com/2012/02/13/askep-hipertiroid/

http://wayanpuja.wordpress.com/2011/05/17/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-
hipertiroid/

http://amrilaril.blogspot.com/2010/12/askep-hipotiroidisme.html

http://malakastellorios.blogspot.com/2011/11/askep-hipotiroidisme.html

http://hariskumpulanaskep.blogspot.com/2011/09/askep-hipertiroidisme.html

Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dengan Gangguan Hipotiroid & Hipertiroid/By.Klp II/KMB III/S1-KEP/STIKES RSUD Daya Makassar Page 33

Anda mungkin juga menyukai