Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL

EFEKTIVITAS SENAM DISMENORE TERHADAP


PENURUNAN INTENSITAS NYERI MENSTRUASI PADA
SISWI SMA ANGKASA MAROS

OLEH:
DHEA GABRIELA PASODUNG
PO714211204007

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR PRODI
SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
MAKASSAR
2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah fase transformasi dari anak-anak ke dewasa

yang melibatkan perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologis, dan emosi.

Saat memasuki periode ini, terjadi transisi dari masa kanak-kanak ke

dewasa yang ditandai oleh pubertas. Pubertas menandai awal perubahan

fisik, kematangan seksual, dan perubahan hormonal. Selama pubertas,

peningkatan luteinizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone

(FSH) pada remaja putri merangsang hormon seksual, yang memengaruhi

pematangan payudara, ovarium, rahim, dan vagina yang ditandai dengan

siklus menstruasi (kemkes,2023)

Menstruasi adalah tanda bahwa seorang wanita telah memasuki

masa pubertas. Selama menstruasi, lapisan dalam rahim wanita

(endometrium) mengalami pengelupasan dengan pelepasan banyak

pembuluh darah, yang terjadi selama sekitar 5-7 hari setiap bulannya.

Nyeri menstruasi seringkali dialami dan dikeluhkan saat, sebelum, dan

setelah menstruasi. Ini disebabkan oleh dismenore atau nyeri haid, yang

dipicu oleh hormon prostaglandin yang menyebabkan otot uterus

berkontraksi. Sensasi nyeri bisa terasa di perut bagian bawah, pinggang,

bahkan punggung. (Kemkes,2022)


Menurut World Health Organization (WHO) Angka kejadian

dismenore cukup tinggi diseluruh dunia, rata-rata 85% di Amerika

Serikat, 80% di Australia, dan 84,1% di Italia. Di Indonesia, khususnya

pada remaja putri, prevalensi penderita dismenore mencapai 64,5% yang

terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder

(Riskesdas,2018). Di Sulawesi Selatan tidak ada angka pasti

prevalensi penderita dismenore namun dari analisis kasus yang

dilakukan oleh (Susanto,2008) di Kota Makassar dari 997 remaja putri

yang menjadi responden, terdapat 93.8% diantaranya mengalami

dismenore primer. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh (Ms

Fauziyah Hamzah,2021) dari 235 wanita dewasa muda di kota makassar

terdapat 87,7% yang mengalami dismenore. dari hasil penelitian

(Ruqaiyah & Marwati,2021) prevalensi dismenore tercatat mengalami

tingkat nyeri berat sebanyak 3,8%, nyeri sedang 38,5%, nyeri ringan

sebanyak 57,7%, sehingga ini bisa menunjukan banyaknya remaja yang

mengalami dismenore di Kota Makassar

Penanganan nyeri haid bisa melibatkan penggunaan farmakologi

dan non-farmakologi. Tindakan farmakologi diantaranya pemberian obat

anti nyeri/analgetik seperti asam mafenamat Sementara itu, terapi non-

farmakologi seperti mandi air hangat, kompres dengan air hangat,

massage, senam dismenore, istirahat, hipnoterapi, terapi musik, yoga, dan

lainnya dapat membantu mengurangi nyeri haid. Senam dismenore,

sebagai salah satu langkah dalam penanganan, bertujuan untuk mengatasi


sakit menstruasi dengan melibatkan aktivitas fisik. Saat melakukan senam

tubuh akan menghasilkan hormone endorphin, dengan tingginya kadar

hormon endorphin bisa mengurangi rasa sakit haid dengan menekan

hormon prostaglandin yang memicunya. Senam dismenore bisa dilakukan

secara rutin 2-3 kali seminggu sebelum atau saat menstruasi dan

mengalami dismenore.dan disarankan pada pagi atau sore hari, karena

pada waktu tersebut hormon endorphin diproduksi secara optimal

(Pangaribuan et al., 2021; Santi, 2019).

Senam dismenore tidak memerlukan pengeluaran besar, sederhana

dilakukan, dan tidak menimbulkan dampak negatif yang berbahaya bagi

tubuh. Hal ini berkaitan dengan hasil penelitian Yeti Trisnawati (2020)

tentang “pengaruh latihan senam dismenore terhadap penurunan nyeri

dismenore” menyatakan bahwa terjadi penurunan skala nyeri dismenore

setelah diberikan senam dismenore pada kelompok perlakuan yaitu dari

skala 4,07 ke 2,13. Menurut hasil penelitian aat agustini (2022) tentang

“Pengaruh senam dismenore dalam penurunan intensitas nyeri haid

(dismenore)” menemukan bahwa nyeri haid mahasiswi tingkat IV

keperawatan di universitas YPIB Majalengka memiliki rata-rata intensitas

nyeri saat sebelum senam dismenore sebesar 6.20, dengan nilai median

6.00 dan standar deviasi 1.932. Rentang intensitas nyeri haid yang dialami

berkisar antara 3 hingga 10. Setelah melakukan senam dismenore,

mahasiswi tingkat IV memiliki rata-rata intensitas nyeri haid sebesar 4.30,

dengan median 4.00 dan standar deviasi 1.829. Rentang intensitas nyeri
haid yang dialami berkisar antara 2 hingga 8. Sejalan dengan penelitian

yang dilakukan Yuniyarti Arsitasari (2023) terdapat pengaruh senam

dismenore pada kelompok intervensi yaitu menurunkan skala nyeri pada

remaja putri di desa Wonorejo, Sukoharjo.

Berdasarkan hasil wawancara awal dengan beberapa siswi di SMA

Angkasa Maros, mereka menyampaikan bahwa ketika mengalami nyeri

haid, beberapa dari mereka menekan perut, keluar-masuk kelas, beberapa

juga kesulitan berkonsentrasi saat belajar, meminta izin pulang, dan

bahkan ada yang tidak datang ke sekolah. Beberapa siswi mengatasi nyeri

haid dengan kompres hangat, sementara yang lain hanya membiarkannya

saja. Namun, mereka belum mendengar tentang senam dismenore sebagai

alternatif. Pemberian senam dismenore dianggap sebagai intervensi yang

mudah dan dapat diterapkan secara mandiri oleh remaja putri. Intervensi

ini sederhana, biayanya terjangkau, dan dapat diberikan kepada remaja

putri dengan berbagai kondisi ekonomi.

Dari latar belakang diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian

“Efektivitas Senam Dismenore Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri

Menstruasi Pada Remaja Putri di SMA Angkasa Maros”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah latar belakang diatas, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah “Apakah senam dismenore efektif

terhadap intensitas nyeri pada remaja putri di SMA Angkasa Maros?”


C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektivitas senam dismenore terhadap intensitas

nyeri haid pada remaja putri di SMA Angkasa Maros

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui intensitas nyeri haid sebelum diberikan senam

dismenore pada remaja putri di SMA Angkasa Maros

b. Mengetahui intensitas nyeri haid setelah diberikan senam

dismenore pada remaja putri di SMA Angkasa Maros

c. Menganalisis efektivitas senam dismenore terhadap intensitas

nyeri haid pada remaja putri di SMA Angkasa Maros

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Ilmiah

Hasil Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan informasi

dalam mengetahui efektivitas senam dismenore terhadap

penurunan intensitas nyeri menstruasi

b. Bagi Institusi

Sebagai tambahan kepustakaan dan sebagai bahan evaluasi serta

dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran bagi mahasiswa dan

institusi Politeknik Kesehatan Makassar terutama jurusan

kebidanan tentang efektivitas senam dismenore terhadap penurunan

intensitas nyeri menstruasi pada remaja putri


c. Bagi Remaja Putri

Diharapkan remaja putri dapat menerapkan dan menyampaikan

informasi mengenai senam dismenore kepada orang lain, karena ini

merupakan salah satu terapi non farmakologi dalam penanganan

dismenore

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini memberikan kesempatan bagi peneliti untuk praktik

langsung ilmu yang dipelajari selama kuliah melalui melakukan

penelitian mandiri yang relevan dan benar. Hasil penelitian ini bisa

menjadi panduan untuk penelitian selanjutnya tentang terapi non

farmakologi untuk mengurangi dismenore

Anda mungkin juga menyukai