REVIEW JURNAL PENGURANGAN NYERI HAID MELALUI YOGA PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALASAN YOGYAKARTA
DISUSU N OLEH :
NAMA : ANDI RIZKI AMALIYAH
NIM : A1A221 018
KELAS D
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR TAHUN 2022 A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan untuk bereproduksi. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, sedangkan menurut Permenkes RI Nomor 25 Tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut BKKBN rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual. Pada fase ini terjadi perubahan-perubahan secara biologis, kognitif, maupun psikologis. Perubahan-perubahan ini memiliki implikasi pada remaja yaitu remaja agar dapat memahami hal-hal yang menjadi fakor resiko kesehatan, promosi kesehatan, dan perilaku yang dapat beresiko terhadap kesehatan. Perubahan biologis yang mendasar pada remaja disebut pubertas, gangguan menstruasi yang sering dialami perempuan seperti nyeri perut bagian bawah, menstruasi yang tidak teratur, nyeri pinggang, dan salah satunya yaitu dismenore. Nyeri saat haid terjadi karena adanya peningkatan prostaglandin yang merupakan zat yang menyebabkan otot rahim berkontraksi. Saat menstruasi banyak remaja mengalami masalah menstruasi diantaranya nyeri haid atau dismenorhea. Nyeri pada waktu menstruasi ada yang ringan dan samar-samar tetapi ada pula yang berat. Bahkan beberapa wanita sampai pingksan karena tidak kuat menahannya sebagaian dari mereka merasa terganggu oleh nyeri menstruasi. Dismenorea merupakan salah satu penyebab sering absen atau tidak masuk sekolah pada remaja. Upaya penanganan untuk mengurangi dismenorhea adalah dengan pemberian terapi farmakologi seperti obat analgetik, terapi hormonal terapi dengan obat non steroid anti prostaglandin dan dilatasi kanalis servikanalis. Selain itu dismenorhea juga dapat dikurangi dengan menggunakan terapi non farmakologis diantaranya adalah menggunakan teknik relaksasi, olahraga dan yoga. Yoga merupakan tehnik yang mengajarkan seperti tehnik relaksasi, pernafasan, dan posisi tubuh untuk meningkatkan kekuatan, keseimbangan dan mengurangi rasa nyeri. Beberapa gerakan yoga mampu mengubah pola penerimaan rasa sakit ke fase yang lebih menenangkan yaitu Pose Upavishta Konasana, Baddha Konasana, Janu Shirsasana, Supta Baddha Konasana, Mudhasana. Frekuensi latihan yoga dapat dilakukan 10-15 menit atau sebanyak dua kali dalam sepuluh hitungan, sambil mengatur nafas dalam. Berdasarkan hasil beberapa penelitian, yoga terbukti dapat mengurangi nyeri saat haid. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Manurung MF, dkk Penelitian tentang “Efektivitas yoga terhadap nyeri dismenore pada remaja” menyimpulkan bahwa usia yang banyak mengalami dismenore adalah remaja yang umur 17-18 tahun, rata-rata intensitas nyeri setelah diberikan perlakuan ada perbedaan daripada sebelum diberikan perlakukan sehingga membuktikan bahwa yoga efektif dalam menurunkan nyeri dismenore. Namun demikian masih banyak remaja yang belum mengetahui bahwa yoga dapat mengurangi nyeri haid, sehingga perlu diberikan informasi dan latihan terkait dengan beberapa gerakan yoga yang dapat mengurangi nyeri haid. Yoga merupakan sebuah teknik fisik, mental dan holistik alami yang telah teruji dapat menekan keparahan kram perut akibat haid yang mengganggu aktivitas perempuan. Pose yoga atau “asana” berpotensi untuk meringankan rasa sakit tertentu dengan merentangkan pinggul dan sendi serta mengurangi stress emosional yang dapat membuat otot tegang dan mengencang. Upaya penyebaran informasi dan juga upaya kesehatan remaja dapat dilakukan melalui posyandu remaja. Dengan menyebarkan informasi kepada remaja melalui kelompok sebaya diharapkan informasi dapat lebih cepat menyebar. Wilayah Puskesmas yang sudah memiliki program posyandu remaja di wilayah Kabupaten Sleman adalah Puskesmas Kalasan, oleh karenanya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini difokuskan berlokasi di wilayah kerja Puskesmas Kalasan. Berdasarkan hal tersebut, pengetahuan remaja perlu ditingkatkan melalui pendidikan kesehatan khususnya mengenai nyeri haid dan juga cara menguranginya dengan teknik yoga sehingga dapat menyebarluaskan informasi yang diperoleh kepada kelompok sebayanya. Oleh karenanya dalam rangka memberikan pemahaman bagi para remaja tentang nyeri haid dan yoga maka akan dilaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk edukasi dan melatih remaja untuk menggunakan beberapa gerakan yoga yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri haid. Setelah dilaksanakannya kegiatan ini diharapkan remaja perempuan mampu 1) Mengetahui tentang nyeri haid dan penyebabnya; 2) Mengetahui cara mengurangi nyeri haid; 3) Melakukan gerakan- gerakan yoga untuk mengurangi nyeri haid. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan remaja perempuan tersebut melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah 1) Pendidikan kesehatan terhadap remaja mengenai nyeri haid bertujuan untuk memberikan informasi kepada remaja mengenai nyeri haid, penyebab serta cara mengatasinya sehingga remaja memahami bahwa nyeri haid dapat diatasi dengan berbagai teknik baik farmakologis maupun non farmakologis. 2) Pelatihan Yoga pada Remaja dengan tujuan agar remaja dapat melakukan berbagai teknik yoga yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri haid. B. Sampel Pada Penelitian yang dilakukan oleh (Yulaikhah dkk, 2022), remaja yang mengikuti kegiatan secara daring sejumlah 36 orang dan yang mengikuti kegiatan secara luring sejumlah 24 orang. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Julaeha, 2019) memiliki sampel sebanyak 63 orang. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Widayanti dkk, 2020), responden yang digunakan yaitu remaja putri di STIKES Hang Tuah Surabaya sebanyak 10 responden. Adapun penelitian yang dilakukan oleh (Eprila dkk, 2021), menggunakan sebanyak 47 responden. Pada penelitian yang dilakukan oleh (Irhas dan Rika, 2019) yaitu sebanyak 15 responden. C. Lama Perlakuan Intervensi yang dilakukan oleh Yulaikhah dkk (2022) yaitu selama 2 hari yang dilakukan secara daring melalui zoom meeting dan secara luring frekuensi latihan yoga dapat dilakukan 10-15 menit atau sebanyak dua kali dalam sepuluh hitungan, sambil mengatur nafas dalam. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Julaeha (2019) pada tanggal 13-15 April 2019 frekuensi latihan yoga yang dapat dilakukan 10-15 menit atau sebanyak 2 kali dalam 10 kali hitungan, sambil mengatur nafas dalam. Selain itu, intervensi yang dilakukan oleh Widayanti dkk (2020) dilakukan selama 30 menit sebanyak 2-3 kali dalam seminggu sampai siklus haid berikutnya, diberikan setiap hari senin (16.00 WIB), rabu (06.00 WIB), jumat (06.00 WIB). Adapun penelitian yang dilakukan oleh Eprila dkk (2021) pengambilan data dilakukan selama kurang lebih 3 minggu. Penelitian yang dilakukan oleh Irhas dan Rika (2019) dilakukan pada bulan juni 2019. D. Patofisiologi Yoga merupakan alat terapi yang paling tepas untuk mengatasi nyeri saat menstruasi karena gerakan yang dilakukan saat yoga pada waktu menstruasi merupakan posisi yang dapat merilekskan organ bagian dalam perut termasuk organ reproduksi. Remaja putri yang mengalami disminorea yang diberikan yoga merasakan rasa rileks yang mengurangi kontraksi uterus dan kram abdomen. Efek relaksasi menyebabkan peningkatan respons saraf parasimpatis yang mengakibatkan efek vasodilatasi pembuluh darah uterus sehingga aliran darah uterus meningkat dan kontraksi uterus berkurang. Serta stimulus mekanoresptor pada kulit abdomen memberikan efek relaksasi otot abdomen dan distraksi sehingga kram abdomen yang dirasakan menjadi berkurang. Maka dapat disimpulkan nyeri disminore dengan menstimulus mekanoresptor abdomen memberikan efek relaksasi dan distraksi. E. Hasil 1. Penelitian (Yulaikhah dkk, 2022) Berdasarkan hasil pretest dan posttest tersebut terlihat adanya peningkatan nilai pengetahuan remaja tentang nyeri haid dan yoga dengan peningkatan rata-rata sebesar 14,73 poin. Hasil pretest dengan rata-rata nilai 68,33 termasuk kategori cukup dan hasil post test dengan rata- rata nilai 83,06 termasuk kategori baik. Selain itu dari karakteristik responden yang mengikuti rata-rata berusia 19,80 tahun dengan rata-rata usia haid pertama kali (menarche) adalah 12,53 tahun. Dengan adanya peningkatan pengetahuan remaja dapat dievaluasi bahwa pendidikan kesehatan yang diberikan dapat meningkatkan tingkat pengetahuan remaja tentang nyeri haid dan yoga. 2. Penelitian (Julaeha, 2019) Berdasarkan hasil penelitianhasil penelitian menunjukkan dari 63 remaja putri di MTS Darussalam Al-Hafidz Kota Jambi 54 orang telah mendapatkan menstruasi dan 9 orang belum mendapatkan menstruasi. Dan mayoritas remaja putri mendapatkan menstruasi pertama kali pada umur 12 tahun sebanyak 25 orang. Mayoritas remaja putri mendapatkan menstruasi selama 4- 7 hari sebanyak 41 orang. 3. Penelitian (Widayanti dkk, 2020) Sebelum diberikan edukasi yoga menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri sebelum diberikan penyuluhan tentang yoga untuk mengurangi nyeri haid skor yang paling rendah yaitu 35, sedangkan skor yang paling tinggi yaitu 77. Sedangkan setelah diberikan edukasi yoga menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri setelah diberikan penyuluhan tentang yoga untuk mengurangi nyeri haid skor yang paling rendah yaitu 71, sedangkan skor yang paling tinggi yaitu 94. 4. Penelitian (Eprila dkk, 2021) Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi tingkat nyeri haid sebelum diberikan yoga pada mahasiswi kebidanan STIKES Aisyiyah Palembang Tahun 2018 sebanyak 13 responden (43,3%) mengalami nyeri haid dengan skala nyeri ringan, sedangkan 17 responden (56,7%) mengalami nyeri haid dengan skala nyeri sedang. Sedangkan distribusi frekuensi tingkat nyeri haid setelah diberikan yoga pada mahasiswi kebidanan STIKES Aisyiyah Palembang Tahun 2018 paling banyak (63,3%) merasakan tidak nyeri yaitu sebanyak 19 responden, 8 responden mengalami nyeri haid dengan skala nyeri ringan (26,7%), dan 3 responden mengalami nyeri haid dengan skala nyeri sedang (10,0%). 5. Penelitian (Irhas dan Rika, 2019) Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Rata–rata nyeri dismenore sebelum pelaksanaan yoga adalah 5,13 dengan standar deviasi 0,834. Nilai minimum yang diperoleh yaitu 3 dan nilai maksimum adalah 6. Selanjutnya di dapatkan Rata–rata nyeri dismenore setelah pelaksanaan yoga adalah 3,33 dengan standar deviasi 1,047. Nilai minimum yang diperoleh yaitu 1 dan nilai maksimum adalah 5. DAFTAR PUSTAKA Eprilia. Dahliana. Rike, P. (2021). Latihan Yoga Terhadap Penurunan Nyeri Haid. Journal Complementary of Health 2021. Irhas, S. Rika, Z, P. (2020). Latihan Yoga Menurunkan Nyeri Disminore Pada Santriwati Aliyah Kelas X Di Pondok Pesantren. Vol 3 No. 2 Oktober 2020. Julaeha. (2019). Yoga Atasi Nyeri Saat Menstruasi Pada Remaja Putri. Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK) Vol 1, No. 3, November 2019. Widayanti, dkk. (2020). Yoga Untuk Mengurangi Nyeri Haid Pada Remaja Putri. Yulaikhah, L, dkk. (2022). Pengurangan Nyeri Haid Melalui Yoga Pada Remaja Di Wilayah Kerja Puskesmas Kalasan Yogyakarta. JICE (The Journal of Innovation in Community Empowerment). Vol.4 No.1, Maret 2022.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu