Anda di halaman 1dari 10

Tugas Individu

CRITICAL INCIDENT REPORT (CIR)

”TINDAKAN TERAPI OKSIGEN : Nasal Kanul (1-4 liter/menit)”

OLEH :

RISKA ALAWIYAH NUR

C051171012

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN DASAR

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021
1. Definisi Tindakan

Oksigen adalah kebutuhan dasar manusia dan diperlukan untuk kehidupan. Perawat

sering menghadapi klien yang tidak mampu secara mandiri memenuhi kebutuhan oksigen

mereka. Untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhan ini, perawat dapat melakukan

berbagai prosedur yang akan dijelaskan kemudian. Setiap prosedur dapat dilakukan

tunggal (tersendiri) atau dalam kombinasi untuk mencapai sasaran perbaikan oksigenasi

(KD,2018)

Kanula nasal merupakan alat sederhana yang dapat dimasukkan ke dalam lubang

hidung untuk memberikan oksigen dan yang memungkinkan klien bernapas melalui mulut

atau hidungnya. Alat ini tersedia untuk semua kelompok usia dan cocok untuk penggunaan

jangka panjang maupun pendek di rumah sakit atau di rumah (KD,2018)

2. Kasus

Seorang laki-laki berusia 48 tahun dirawat di ruang interna dengan keluhan batuk

di sertai dengan dahak. Hasil pengkajian nyeri dada saat batuk, klien tampak sesak, badan

terasa lemas, frekuensi pernapasan 28x/menit. Apakah tindakan yang tepat diberikan pada

kasus diatas?
3. Tujuan Tindakan

Secara umum intdakan ini bertujuan untuk mengatasi hipoksia dengan memberikan

oksigen tambahan pada klien untuk memudahkan oksigenasi jaringan yang adekuat.

Perkiraan presentase oksigen yang diberikan melalui kanula adalah sebagai berikut :

- 1 liter = 24 %

- 2 liter = 28 %

- 3 liter = 32 %

- 4 liter = 36 %

- 5 liter = 40 %

Klien yang memerlukan oksigen dosis rendah dalam kosentrasi yang konstan

dengan pola napas bervariasi, lebih baik menggunakan masker venturi daripada kanula

nasal (KD,2018)

4. Alat dan Bahan

1) Nasul kanul

2) Selang oksigen

3) Humidifier

4) Cairan steril

5) Plaster

6) Sumber oksigen

7) Flow meter
5. Prosedur Tindakan

Tindakan Rasional

Mengecek program terapi medic Mencegah risiko kesalahan tidakan maupun

pasien akibat kelalaian

Mengucapkan salam terapeutik dan Perkenalan antara perawat dan klien, sehingga

memperkenalkan nama dapat terjalin kepercayaan antara klien kepada

perawat dalam melakukan tindakan

Melakukan identifikasi identitas pasien Mengecek nama, usia dan tanggal lahir atau

mengecek gelang status pasien untuk

memastikan ketepatan pasien

Evaluasi atau validasi perasaan pasien Untuk memastikan perasaan yang dirasakan

saatini pasien sebelum tindakan dilakukan

Menjelaskan jenis tindakan yang akan Informed consent untuk bukti persetujuan

dilakukan lalu menanyakan persetujuan pasien/keluarga dan memberi kesiapan pasien

(informed consent) dan kesiapan pasien, kapan dan dimana tindakan bisa dilakukan

serta melakukan kontrak (waktu, tempat,

topik)

Menjelaskan langkah-langkah tindakan Agar klien/keluarga tidak takut dan cemas

dengan tindakan yang dilakukan perawat

Mencuci tangan dan menggunakan Mencegah penularan mikroorganisme dan

handscoon peningkatan safety

Memastikan volume air steril dalam Jangan melewati batas garis agar yang masuk
humidifier sesuai ketentuan, tetap oksigen, bukan air

tambahkan air suling jika diperlukan, atau

buang isi tabung dari kemasan

dan sekrup penutup atas tabung.

Sambungkan humidifier ke flow meter. Sebagai bagian dari prosedur pemasangan

Menghubungkan selang dari kanula nasal ke Sebagai bagian dari prosedur pemasangan

tabung pelembab

Sambungkan humidifier pada selang yang Sebagai bagian dari prosedur pemasangan

disambungkan ke kanula

Memeriksa apakah oksigen keluar dari Untuk memastikan pasien mendapatkan oksigen

kanula

Menetapkan kadar oksigen sesuai indikasi Agar tidak ada kelebihan atau kekurangan kadar

oksigen

Bersihkan sekresi lubang hidung dengan Memberikan kenyamanan pada hidung klien

bola kapas lembab. yang akan di pasangkan nasal kanul. Dan tidak

menghalangi pemasangan kanula

Pasang kanula hidung yang bercabang ke Sebagai bagian dari prosedur pemasangan

dalam lubang hidung klien.

Selipkan selang mengitari telinga klien dan Agar selang tidak mengganggu pasien dan nasal

dagu bagian bawah. Kapas atau kanul tidak terlepas

kasa di antara selang dan telinga dapat

menambah kenyamanan.
Kencangkan selang untuk mengamankan agar selang tidak mengganggu pasien, dan nasal

kanula, tetapi yakinkan klien kanul tidak terlepas

mearasa nyaman.

Mengkaji kondisi klien secara teratur. Untuk mengetahui perubahan kondisi pasien

Pindahkan/lepaskan kanula setiap 4 sampai Agar pasien tetap merasa nyaman

8 jam untuk mengkaji kulit dan

oleskan jeli pada lubang hidung dan

bersihkan sekret.

Posisikan klien agar nyaman dengan Agar pasien tetap merasa nyaman dan lebih

meninggikan kepala tempat tidur. mudah bernapas

Buang atau simpan peralatan dengan tepat. Untuk menjaga kebersihan

Validasi perasaan klien Mengetahui perasaan pasien setelah dilakukan

tindakan

Cuci tangan. Mencegah penularan mikroorganisme

Catat hasil dan respon klien pada proses Sebagai pertanggung jawaban atau bukti perawat

keperawatan. telah melakukan tindakan

Cantumkan nama perawat yang melakukan

tindakan.

(KD,2018)

6. Link Video

Pemberian terapi oksigen dengan nasal kanul : https://youtu.be/IxX4MNB0NXc


7. Kesenjangan antara teori dan praktik

a. Dalam pemasangan oksigen dengan nasal kanul, perawat tidak membersihkan terlebih

dahulu sekresi hidung pasien untuk memberikan kenyamanan pada hidung klien yang

akan di pasangkan nasal kanul. Dan tidak menghalangi pemasangan kanula.

b. Dalam video tersebut, perawat tidak mencuci tangan setelah melakukan tindakan untuk

terhindar dari mikroorganisme dari tindakan yang telah dilakukan.

c. Perawat juga tidak melakukan pendokumentasian hasil tindakan yang telah dilakukan

sebagai pertanggungjawaban atau bukti perawat telah melakukan tindakan kepada

pasien.

8. Analisa berdasarkan EBP

- Membersihkan daerah hidung terlebih dahulu sebelum pemasangan nasal kanul

dilakukan sangat penting untuk pasien karena dapat memberi kenyamanan

ketika bernapas dan agar tidak merasakan sumbatan pada hidung. Sumbatan

pada hidung merupakan sensasi ketidaknyamanan yang dirasakan saat sesorang

menghirup udara dari hidung (Hany et al., n.d.). sumbatan hidung merupakan

salah satu gejala dari berbagai kelainan di rongga hidung yang paling sering

muncul. Untuk itu pentingnya memberisihkan sekret pada hidung pasien

sebelum pemasangan nasal kanul.

- Kebiasaan mencuci tangan merupakan hal yang sederhana namun penting

dilakukan dalam menjaga higiene tangan maupun kulit. Dalam praktik

keperawatan, mencuci tangan adalah salah satu upaya efektif dalam mencegah

infeksi nosokomial (Dewi & Purwaningsih, 2013). Hal sederhana ini jika

dilakukan secara terus menerus mempunyai banyak keuntungan, salah satunya


misalnya membuat sesorang terbebas dari kuman (Ginting et al., 2021).

Manfaat lain juga dapat menghindarkan kita dari tertularnya beberapa penyakit

seperti infeksi saluran pernapasan, penyakit kulit, penyakit gangguan usus dan

saluran percernaan (diare, muntah), infeksi cacing dan penyakit yang berpotensi

kearah kematian.

- Pendokumentasian merupakan bukti legal pelaksanaan pelayanan di rumah

sakit. Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan sebagai bukti tindakan

keperawatan sudah dilakukan secara profesional dan legal sehingga dapat

memberikan perlindungan pada perawat dan pasien (Siswanto et al., 2013).

Kualitas pelayanan di suatu rumah sakit salah satunya dapat dilihat dari

pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Dokumentasi

keperawatan adalah pencatatan setiap kegiatan asuhan keperawatan yang

diberikan, kegiatan tersebut dilakukan oleh perawat sebagai tugas dan tanggung

jawab setelah melakukan intervensi keperawatan (Sekunda & Tokan, 2020).


DAFTAR PUSTAKA

Keperawatan, F, (2018). Buku Praktik Profesi Keperawatan Dasar. Makassar: Fakultas

Keperawatan Universitas Hasanuddin.

Dewi, R., & Purwaningsih, E. (2013). Pelaksanaan cuci tangan oleh sebelum dan sesudah

melakukan keperawatan. Jurnal Keperawatan, VIII(2), 103–108. https://ejurnal.poltekkes-

tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/284

Ginting, H. B., Margata, L., & Arianto, A. (2021). Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Masa Kerja

pada Perawat Terhadap Perilaku Mencuci Tangan di Ruang Rawat Inap RSUD Tuan

Rondahaim Kabupaten Simalungun Tahun 2020. 2(2), 106–114.

Hany, A., Ariningpraja, R. T., Dewi, D., Lestari, S., Lukitasari, M., & Sari, D. P. (n.d.).

PENINGKATAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG TERAPI OKSIGEN NON-

HUMIDIFIER MELALUI NASAL KANUL. 1(1), 21–29.

Sekunda, M. S. S., & Tokan, P. K. (2020). Penerapan Format Baru Pendokumentasian Asuhan

Keperawatan Di Poli Rawat Jalan Puskesmas. Jurnal Kesehatan Primer, 5(1), 61–69.

http://jurnal.poltekeskupang.ac.id/index.php/jkp/article/view/459

Siswanto, L. M. H., Hariyati, R. T. S., & Sukihananto, S. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan. Jurnal Keperawatan

Indonesia, 16(2), 77–84. https://doi.org/10.7454/jki.v16i2.5

Anda mungkin juga menyukai