Anda di halaman 1dari 5

SOP OKSIGENASI DI RUANG PENYAKIT DALAM/MUZDALIFAH

RSI SITI KHADIJAH PALEMBANG

Dosen Pembimbing :

Yunita Liana, S.Kep., Ners., M.Kes

Disusun Oleh

Nur Wahyuni 23149011003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA HUSADA PALEMBANG

TAHUN 2023/2024
SOP pemberian dan pemasangan Oksigen

Oksigen merupakan salah satu zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, sehingga
pemberian oksigen ini sangat penting terutama bagi pasien yang sedang merasakan sesak napas,
Standar Operasional Prosedur atau SOP dapat membantu meningkatkan keahlian tim medis dalam
pemberian dan pemasangan oksigen. SOP pemasangan oksigen juga akan mempermudah tim
medis dalam pemberian tindakan. Selain itu, SOP ini akan membantu meningkatkan pengetahuan
tentang tindakan, karena SOP pemberian oksigen sudah disusun secara berurutan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian oksigen adalah jenis mask yang
dibutuhkan, tekanan oksigen, dan ketersediaan alat terutama gas oksigen itu sendiri. untuk
menentukan apakah pasien membutuhkan nasal kanul atau rebrithing mask, anda bisa
menyesuaikannya dengan SPO2 (Saturasi Oksigen).
1. Pengertian

Pemberian oksigen merupakan salah satu terapi pemenuhan kebutuhan dasar manusia,
dimana oksigen dengan konsentrasi tinggi diberikan kepada pasien yang membutuhkan melalui
selang nasal kanul atau jenis mask oksigen yang lainnya.

2. Apa tujuan dari pemberian Oksigen

Tujuan utama dari pemberian oksigen adalah untuk memberikan suplai oksigen yang lebih
banyak sehingga kebutuhan tubuh akan oksigen dapat terpenuhi. Tentunya pemberian oksigen ini
hanya ditujukan bagi mereka yang mengalami gangguan pernapasan saja, seperti orang dengan
gangguan jalan napas (akumulasi sekret, penyempitan bronkhus), atau mereka yang mengalami
gangguan pola napas.

3. Peralatan apa saja yang dibutuhkan

 Alat pertama yang dibutuhkan adalah tabung oksigen yang tentunya masih terisi dengan
O2. Dan dilengkapi dengan manometer.
 Pengukur aliran oksigen yaitu flow meter serta humidifier

 Nasal kanul sesuai ukuran (ukuran untuk anak-anak 8 sampai 10 Fr, ukuran untuk wanita
dewasa 10 sampai 12 fr, dan ukuran untuk pria dewasa adalah 12 sampai 14 fr). Untuk
menentukan apakah seseorang memerlukan nasal kanul, simple mask, dan sebagainya,
anda bisa menyesuaikannya dengan saturasi oksigen.
 Selang oksigen (untuk menghubungkan nasal kanul dengan humidifier)

 Jelly jika dibutuhkan

 Plester atau pita, jika dibutuhkan.

4. Bagaimana SOP langkah pemasangan oksigen

Pemberian atau mesangan oksigen ini, terdiri dari 4 tahap yaitu (pra interaksi, orientasi,
tahap kerja, dan terminasi). Lebih lengkapnya, mari simak berikut ini :

a) Tahap Pra interaksi

 Pertama, anda harus mengidentifikasi kebutuhan pasien akan oksigen. Yaitu mengukur
respirasi rate dalam 1 menit, dan mengukur saturasi oksigennya. Pastikan orang yang
akan diberikan terapi tepat sasaran.
 Lakukan cuci tangan yang benar, yaitu dengan 6 langkah dan 4 gerakan.

 Persiapkan peralatan yang telah disebutkan diatas, sesuaikan juga dengan ketersediaan alat,
dan kebutuhan pasien.
b) Tahap Orientasi

 Ucapkan salam kepada pasien, serta panggil nama pasien untuk meningkatkan keakraban
dan kepercayaan
 Jelaskan juga tujuan dilakukan tindakan dan berbagai hal tentang informasi tindakan. Baik
ketidaknyamanan dan manfaatnya.
 Berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya tentang tindakan yang akan dilakukan.
Jika klien tidak mau diberikan tindakan, jelaskan kembali manfaat dan dampak yang
akan timbul. Jika masih menolak, sebaiknya minta tanda tangan untuk persetujuan
penolakan tindakan. Hal ini akan berguna bagi anda, jika anda mendapat masalah dengan
hukum.

c) Tahap Kerja

 Atur posisi pasien senyaman mungkin, dalam hal ini, posisi yang paling tepat adalah posisi
semi fowler. Karena dengan posisi ini, pernapasan akan terjadi secara maksimal.
 Pasang berbagai peralatan yang telah tadi disediakan. Hubungkan antara oksigen dengan
flow meter dan humidifier. Hubungkan juga dengan selang oksigen.
 Nyalakan oksigen dengan aliran yang sudah sesuai dengan rencana tindakan (advis).

 Periksa apakah oksigen mengalir dengan baik atau tidak.

 Sambungkan nasal kanul, kateter kanul, atau mask dengan selang oksigennya.

 Pasangkan nasal kanul, kateter kanul, atau mask dengan hidung pasien.

 Catatan atau cara pemasangan :

Dalam pemberian oksigen dengan nasal kanul, masukan ujung lubang nasal kanul tetap
masuk kedalam 2 lubang hidung pasien. Selanjutnya eratkan selang baik kebelakang kepala, atau
mengikat ketelinga dan dagu.

Sedangkan untuk pemasangan oksigen dengan kateter nasal, yaitu ukur terlebih dahulu
jarak kateter dari hidung ke lubang telinga, lalu tandai area tersebut dengan plester. Olesi ujung
kateter dengan jely dan masukan ke salah satu lubang hidung secara perlahan sampai masuk pada
bagian yang ditandai tadi. Untuk melihat letak selang, buka mulut klien dengan tong spetel dan
senter, lalu tarik sedikit agar tidak terlalu panjang, rekatkan dengan plaster pada bagian hidung
agar tidak lepas.

Pemasangan mask oksigen lebih simple, yaitu anda hanya perlu memasangkan mask
menutupi hidung dan mulut, lalu kaitkan tali kebelakang kepala pasien.
 Kaji respon pasien terhadap tindakan yang telah dilakukan, pengkajian dilakukan setelah
15 sampai 30 menit dari pemasangan. Hal-hal yang perlu dikaji yaitu gerakan dada,
respirasi rate, kenyamanan, saturasi oksigen, dan sebagainya sesuai kebutuhan.
 Setelah 30 menit pemasangan, periksa kembali aliran dan cairan humidifier, pastikan dalam
tabung humidifier terisi air.
 Kaji pasien secara berkala untuk mengetahui adanya hipoxia, cemas, gelisah, dan
sebagainya.
 Kaji juga apakah terdapat iritasi pada hidung pasien. Berikan cairan ataupun pelumas,
untuk melemaskan membran mukosa.
 Catat Permulaan terapi oksigenasi dan hasil pengkajian

d) Tahap Terminasi

 Evaluasi kembali pasien setelah dilakukan tindakan, tanyakan juga bagaimana respon
pasien setelah diberikan tindakan.
 Hasil data yang terkumpul di dokumentasikan untuk kebutuhan tindakan selanjutnya.

 Kontrak dengan pasien untuk tindakan yang akan dilakukan selanjutnya

 Bereskan peralatan dan akhiri kegiatan

 Lakukan cuci tangan kembali setelah selesai tindakan

Anda mungkin juga menyukai