Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

“TTV (Tanda-Tanda Vital”

Disusun Oleh:
WA ODE ASTIKA
(P202201176)

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN DAN


PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat taufik dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti praktikum konsep keperawatan dasar
satu.

Terdapat berbagai kesulitan dan hambatan dalam proses penyusunan


laporan yang telah dilalui, namun atas dorongan dan upaya yang keras sehingga
laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini secara
pribadi dianggap masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu, saya selaku praktikan
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca, demi
perbaikan praktikum serta penyusunan laporan ini di masa mendatang. Demikian,
penulis mengucapkan banyak terima kasih, Wabillahitaufik Walhidayah,
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kendari, November 2022

Penulis
A. DEFINISI OKSIGENASI
Oksigenasi merupakan suatu proses untuk mendapatkan O2 dan
mengeluarkan CO2. Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar
manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolism sel tubuh, untuk
mempertahankan hidupnya dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel.
Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan maka akan berakibat
pada kerusakan otak yang tidak dapat di perbaiki dan biasanya pasien akan
meninggal (Mashudi, 2021 : 11).

B. TUJUAN OKSIGENASI
Tujuan utama dari pemberian oksigen (oksigenasi) adalah untuk
Mengatasi keadaan hopoksemia sesuai dengan hasil Analisa gas darah
serta untuk menurunkan kerja nafas dan menurunkan kerja miokard
(Triwijayanti, dkk., 2015 : 1)

C. MANFAAT OKSIGENASI
Adapun manfaat dari oksigensi adalah :
1. Untuk menggerakan sistem pernapasan
2. Membantu sistem peredaran darah
3. Memaksimalkan daya ingat
4. Mencegah pertembuhan sel kanker
5. Membuat pikiran lebih tenang.

D. ALAT-ALAT OKSIGENASI

Adapun alat-alat oksigenasi yaitu :


1. Nasal kanul
2. Simple face mask
3. Non-rebreathing mask
4. Masker venturi
5. Head box
6. Ventilator mekanik (Maya, 2017 : 13)

E. CARA PEMASANGAN ALAT OKSIGENASI


1. Nasal kanul :
- Identifikasi pasien dengan tepat.
- Pastikan sumber oksigenasi telah tersedia dan terpasang dengan
regulator, flowmetwr, dan humidifier
- Pastikan humidifier sudah terisi air sesuai takaran yang diperlukan
- Cuci tangan
- Posiskan pasien untuk duduk atau setengah duduk bila memungkan
- Hubungkan selang kanul kesuber oksigen
- Nyalakan aliran oksigen sesuai dosis yang di butuhkan pasien,
patikan ada aliran oksigen yang keluar melalui ujung kanul dengan
meletakkan tangan di depan prong
- Posisikan prong dari kanul hidung agar melengkung ke bawah,
kemudian insersi prong kedalam rongga hidung
- Posisikan kedua posisi selang di atas dan belakang telinga
- Fiksasi nasal kanul pada bagian bawah dagu pasian dengan
mengencangkan klip di belakang kepala kemudian di kencangkan
sesuai kenyamanan pasien
- Lakukan pemantauan respon klinis pasien, satu rasi oksigen dan
kuntinuitas aliran oksigen secara rutin.

2. Simple face mask :


- Identifikasi pasien menggukan minimal dua identitas (nama
lengkap, tanggal lahir, dan / atau nomor rekam medis)
- Jelaskan tujuan dan Langkah Langkah prosedur
- Siapkan alat dan bahan yang di perlukan
- Lakukan kebersihsn tangan enam Langkah
- Tuangkan cairan steril ke humidifier sesuai batas
- Pasang flow meter ke humidifier ke sumber oksigen
- Sambungkan selang masker wajah ke humidifier
- Atur aliran oksigen 5-10 L/menit, sesuai kebutuhan
- Pastikan oksogen mengalir melalui selang
- Pasang masker wajah menutupi hidung dan mulut
- Lingkarkan dan eratkan tali karet melingkari kepala
- Bersihkan kulit dan masker setiap 2-3 jam jika pemberian oksigen
dilakukan secara kontinyu
- Monitor cuping septum dan hidung luar terhadap adanya gangguan
integritas mukosa / kulit hidung setiap 8 jam
- Monitor kecepatan oksigen dan status pernapasn ( frekuensi nafas,
upaya nafas, bunyi paru, saturasi oksigen) setiap 8 jam atau sesuai
indikasih
- Pasang tanda “ oksigen sedang digunakan” pada dinding di
belakang tempat tidur dan pintu masuk kamar jika perlu
- Lakukan kebersihan tangan enam Langkah
- Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dengan respons
pasien ( metode pemberian oksigen, kecepatan oksigen,respon
pasien, dan efek samping/ merugikan yang terjadi )
3. Non-rebreathing mask
- Pasang alat humidifikasi bila mana di perlukan pada sambungan
kesistem suplai oksigen hal ini bertujuan untuk mengindari
masuknya oksigen dan udara kering kejalan nafas dan paru paru
serta membuat pasien merasa lebih nyaman
- Lalu sambung selang penghubung ke humidifier atau suplai
oksigen lainnya ( misalnya tabung oksigen) semntara ujung lain
dari selang di hubungkan kesambungan di sungkup NRM
- Putar kenop meteran arus oksigen dan sesuaikan arus kecepatan
aliran oksigen sesuai kebutuhan. Untuk NMR pasang oksigen
dengan kecepatan aliran 10-15 liter/menit
- Tekan katup yang terdapat antara reservoir dengan sungkup NMR
menggunakan jari untuk memastikan bahwa oksigen masuk dan
mengisi reservoir dengan baik kemudian lepaskan jari untuk
memastikan bahwa oksigen masuk dan mengisi reservoir dengan
baik, kemudian lepaskan jari dari katup tersebut apabila reservoir
terisi dengan baik.
- Selanjutnya, perlahan lahan remas reservoir untuk mengosongkan
oksigen yang telah mengisi reservoir agar keluar melalui katup. Ini
bertujuan untuk menilai patensi katup NMR. Apabila katup
berfungsi , maka udara dengan mudah keluar dari reservoir
melewati katup menuju sungkup NMR. Jika terdapat gangguan
pengosonggan reservoir, hal ini mengidintifikasikan adanya
malfungsi katup dan NMR sebaiknya diganti dengan yang baru.
- Jika fungsi katup dan pengosongan reservoir telah dipastikan baik,
pasang sungkup NMR dengan benar sedemikian hingga bagian
sungkup menutupi tulang hidung di bagian superior dan dagu
dibagian inferior.sesuaikan kerapatan sungkup dengan
mendekatkan klip yang terdapat pada bagian sungkup yang
menutup hidung.
- Pastikan karet sungkup NMR tidak terlalu ketat namun cukup
untuk menjaga sungkup tetap pada tempatnya. Pemasangan
sungkup terlalu ketat dapat beresiko menimbulkan lecet pada
bagian kulit wajah dan telinga yang dilewati karet sungkup.
- Buat pasien mera tenang dan nyaman selama pemberian terapi
oksigen sambal melakukan pencatatan dan pemantauan tanda
vital,usaha nafas, perubahan warna kulit di ujung jari, saturasi
oksigen, dan kesadaran
- Lakukan pemantauan analisis gas darah sebelum dan selama
pemberian terapi oksigen menggunakan NMR sesuai kebutuhan.
- Pertimbangan umtuk menghentikan penggunaan NMR apabila
pasien merasa tidak nyaman,gelisah, atau mulai menunjukan
perbaikan gejala klinis yang dihrapkan.
- Titrasikan oksigsn menjadi kadar terendah yang dapat
mempertahnkan saturasi >88% atau Po2 100 mmHg. Penggunaan
NMR kemudian diturunkan menjadi sungkup biasa dan nasal
kanul.

4. Masker venturi
- Periksa program terapi medic
- Ucapkan salam therapeutic
- Lakukan evaluasi/validasi
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Cuci tangan
- Persiapkan alat
- Kaji adanya tanda dan gejala klinis dan secret pada jalan napas
- Sambungkan masker keselang dan kesumber oksigen
- Berikan aliran oksigan sesuai dengan kecepatan aliran pada
program medis dan pastikan berfungsi dengan baik
- Selang tidak tertekuk dan sambungan paten
- Ada gelembung udara pada humidifiler
- Pasang jet adapter kecepatan aliran oksigen sesuai kebutuhan ,
apabila oksigen tidak keluar maka membuat pasien semakin susah
bernafas
- Terasa oksigen keluar dari masker, arahkan masker kewajah dan
pasang dri hidung kebawah ( sesuaikan dengan kontur wajah klien)
- Fisasi pengikat elastis kesikat kepala klien sehingga masker
nyaman dan tidak sempit.
- Periksa msker, aliran oksigen tiap 2 jam atau lebih cepat,
tergantung kondisi dan keadaan umum pasien
- Usahakan kantong reservoir tidak mengempis total Ketika klien
melakukan inspirasi untuk menghindari terbentuknya karbon
dioksida
- Pertahankan batas air pada botol humidifier setiap waktu
- Periksa jumblah kecepatan aliran oksigen dan program setiap 8 jam
- Kaji pemberian mukosa hidung dari adanya iritasi dan beri jelly
untuk melembabkan membrane mukosa jika diperlukan
- Cuci tangan
- Evaluasi respon pasien
- Catat hasil Tindakan yang dilakukan dan hasilnya
5. Head box
- Mencuci tangan
- Menjelaskan prosedur pada pasien/ keluarga pasien
- Memastikan volume air steril dan tabung pelembab sesuai
ketentuan
- Menghubungkan selang dari head box sederhana ketabung
pelembab
- Memeriksa apakah oksigen keluar dari head box
- Memasang head box / meletakan heand box dikepala bayi (seluruh
kepala bayi masuk kedalam head box)
- Menetapkan kadar oksigen sesuai program medik (oksogen
minimum 5 liter/menit, maksimal 10 liter/menit)

6. Ventilator mekanik
- Sambungkan stop kontak dengan sumber listrik, nyalakan
ventilator dengan menekan tombol on
- Pasang corogatet sesuai dengan kegunaan ( anak/ dewasa)
- Isi humidifiler dengan aquades steril, kemudian nyalakan dengan
menekan tombol on
- Seting ventilator sesuai sesuai pesanan dokter mengenai mode,vt,
ferekwensi nafas, I:E ration, FIO2,ASB,PEEP dll
- Sambungkan corogatet dengan endotrakeal yang terpasang pada
pasien pastikan bahwa alat resusitasi dan perlengkapan fentilator
berfungsi baik
- Pastikan bahwa penderita selalu di monitor fungsi pernapasannya
dan saturasi oksigen
- Lakukan segala Tindakan dengan memperlihatkan tehnik aseptic
dan universal precaution
- Lakukan suction secara rutin ( biasanya setiap 4 jam ), bila perlu
boleh dilakukan diluar jadwal
- Pastikan humidifier berfungsi dengan baik, air yang tertampung di
dalam water trap secara rutin harus di kosongkan
- Rubah posisi pasien tiap 3 jam untuk postural drainage ataupun
untuk pengembangan paru-paru
- Pastikan posisi tubing ventilator dalam keadaaan tepat
- Pastikan NGT pada posisi yang benar, lakukan aspirasi tiap 6 jam
atau setiap akan memberikan nutrisi enteral.
DAFTAR PUSTAKA

Mashudi, S. 2021. Buku Ajar Keperawatan Pendekatan SDKI, SLKI,


SIKI. Jawa Timur : CV. Global Aksara Press.
Maya, I. P. G. N. I. 2017. Terapi Oksigen (O2). Jurnal Keperawatan
Dasar. Vol. 2 (3) : 112-119.
Triwijayanti, A., Amin, S. & Dera, A. 2015. Studi deskriptif pemberian
oksigen dengan Head Box terhadap peningkatan saturasi oksigen
pada neonates di ruang peronatalogi RSI Kendal. Jurnal
Keperawatan. Vol. 8 (2) : 101-108.

Anda mungkin juga menyukai