Anda di halaman 1dari 5

A.

Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Oksigen


1. DRAINASE POSTURAL
Drainase postural adalah drainase sekret dari berbagai segmen paru dengan
memanfaatkan gaya gravitasi. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen paru yang
berbeda dibutuhkan posisi yang berbeda pula. Posisi yang paling sering digunakan
pada prosedur ini adalah posisi untuk mengeluarkan sekret dari segmen bawah
perut. Ini karena segmenatas paru dapat mengalirkan sekretnya dengan
memanfaatkan gaya gravitasi.
a. Perlengkapan:
1. Bantal-bantal untuk mengatur posisi klien
2. Tempat sputum, tissue, obat kumur
b. Prosedur:
1. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
2. Mengatur posisi klien sesuai dengan segmen paru atau bronkus yang terisi
sekret
3. Untuk mengluarkan sekret dari segmen apeks paru, menempatkan klien
pada posisi semi-Fowler dengan kemiringan 300 . Melakukan perkusi dan
vibrasi pada area klavikula dan di atas skapula (bahu)
4. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen posterior, memposisikan klien
duduk dengan kepala agak menunduk kemudian melakukan perkusi dan
vibrasi pada area bahu
5. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen anterior lobus atas, menempatkan
klien pada posisi terlentang. Meletakkan bantal di bawah bokong klien dan
memposisikan kaki klien fleksi
6. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen lateral dan medial paru,
memposisikanklien terlentang dengan kaki tempat tidur dimiringkan 15 0.
Pada laki-laki, melakukan perkusi dan vibrasi pada area dada kanan
(sebatas puting) antara iga IV dan VI. Sedangkan pada perempuan,
menempatkan pangkal tangan di aksila dan jari-jari di bawah mamae
7. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen basal lateral, memposisikan pasien
miring dan meninggikan bagian kaki tempat tidur pada sudut 30 0-400 .
Melakukan perkusi dan vibrasi pada area palingatas dari rusuk terbawah
8. Untuk mengeluarkan cairan atau sekret dari segmen basal posterior,
menempatkan klien pada posisi tengkurap dan meninggikan bagian kaki
tempat tidur 45 cm. Ginjal bagian pinggul dengan menggunakan 2-3 bantal
sehingga posisi klien seperti jackknife. Melakukan perkusidan vibrasi pada
segmen atas rusuk terbawah di kedua sisinya, bukan di atas spinal atau
ginjal
9. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen basal anterior, meninggikan kaki
tempat tidur pada sudut 300-400 . Memiringkan tubuh pasien pada sisi yang
sehat; lengan bagian atas dapat dinaikkan dan diletakkan di atas kepala dan
di antara kaki dapat diletakkan bantal
10. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen superior paru, menempatkan
klien pada poisi tengkurap. Menempatkan dua buah bantal di bawah pangul.
Perkusi dan vibrasi area tengah punggung, di bawah skapula di sisi
vertebra.
2. TERAPI OKSIGEN

Terapi oksigen diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan ventilasi


pada seluruh area paru, pasien dengan gangguan pertukaran gas, serta mereka
yang mengalami gagal jantung dan membutuhkan terapi oksigen guna mencegah
hipoksia.

a. Penatalaksanaan Sumber Oksigen


Sumber oksigen di rumah sakit dapat meliputi oksigen dinding dan
tabung oksigen.
1) Sumber Dinding. Penatalaksananan pemberian oksigen melalui sumber
dinding meliputi:
 Pasangkan flowmeter pada sumber oksigen; gunakan tekanan yang
tidak terlalu kuat.
 Isi botol dengan air steril, pasang pada flowmeter, dan atur aliran
flowmeter.
 Pasangkan alatyang akan digunakan pada slang atau saluran oksigen.
2) Tabung. Penatalaksanaan pemberian oksigen melalui tabung meliputi:
 Lepas tutup pelindung tabung.
 Putar keran tabung secara perlahan sampai oksigen sedikit keluar
untuk membersihkan debu dan kotoran yang melekat di saluran
keluar oksigen. Lakukan dengan hati-hati sebab tindakan tersebut
dapt menimbulkan bunyi yang keras (meretakkan silinder).
 Sambungkan flowmeter dengan outlet silinder, kencangkan dengan
kunci inggris atau tang.
 Letakkan tabung pada posisi mantap. Lepaskan katup secara
perlahan sampai terbuka penuh, lalu kembalikan atau tutup sampai
seperempatnya.
 Ataur flowmeter sesuai dengan kebutuhan (instruksi dokter).
 Isi botol pelembab dengan air suling, kemiudian pasang pada
tempatnya.
 Sambungkan saluran oksigen dengan alat yang akan digunakan
klien.

b. Pemberian Terapi Oksigen


Pemberian terapi oksigen dapat dilakukan melalui beberapa car, seperti kanula
hudung, masker, transtrakea, dll.
1) Kanula Hidung. Pemberian oksigen melalui kanula hidung dilakukan
dengan langkah-langkah berikut.
 Perlengkapan
 Set perlengkapan oksigen
 Flowmeter
 suplai oksigen
 Kanula hidung dan slang oksigen
 Plaster jika perlu

 Prosedur
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kanula hidung kepada klien.
 Cuci tangan.
 Sambungkan kanula pada set oksigen dan sesuaikan flowmwter.
 Cek apakah oksigen keluar melalui saluran nasal, apakah timbul
gelembung pada humidifer, atau apakah slang oksigen terlipat.
 Letakkan cabang kanula atau outlet pada lubang hidung. Atur slang
dengan cara melingkarannya di kepala atau menyelipkan pada daun
telinga.
 Anjurkan klien untuk bernapas melalui hidung dengan mulut tertutup.
 Cuci tangan.
 Catat respons klien pada catatan perawatan.
 Angkat dan bersihkan slang dan lubang hidung setiap 8 jam.

2) Masker. Pemberian oksigen melalui masker dilakukan dengan langkah-


langkah berikut.
 Perlengkapan
 Suplai oksigen dan flowmeter.
 Humidifier dan air suling
 Masker yang akan digunakan
 Bantalan elastis

 Prosedur
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan masker pada klien.
 Cuci tangan.
 Sambungkan masker dengan set oksigen.
 Letakkan masker wajah, di atas hidung dan mulut. Gunakan tali
elastis agar masker tidak lepas.
 Gunakan bantalan elastis untuk mengurangi iritasi pada telinga dan
belakang kepala.
 Cuci tangan.
 Jika oksigen diberikan tterus-menerus, lepaskan masker dan keringkan
kulit setiap 2-3 jam.
 Kaji atau observasi respons klien terhadap pemberian terapi oksigen.
B. Hal hal yang perlu diperhatikan mengenai Oksigenasi
1. Amati tanda-tanda vital sebelum, selama dan sesudah pemberian oksigen
2. Jauhkan hal-hal yang dapat membahayakan misalnya : api, yang dapat
menimbulkan kebakaran
3. Air pelembab harus diganti setiap 24 jam dan isi sesuai batas yang ada pada
botol
4. Botol pelembab harus disimpan dalam keadaan bersih dan kering bila tidak
dipakai
5. Nasal prong dan masker harus dibersihkan, didesinfeksi dan disimpan kering
6. Pemberian oksigen harus hati-hati terutama pada penderita penyakit paru kronis
karena pemberian oksigen yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan
hipoventilasi,hypercarbia diikuti penurunan kesadaran.
7. Terapi oksigen sebaiknya diawali dengan aliran 1 – 2 liter/menit, kemudian
dinaikkan pelan-pelan sesuai kebutuhan
8. Terapi O2 merupakan salah satu intervensi keperawatan yang bersifat kolaboratif
yang merupakan bagian dari paket intervensi keperawatan yang diberikan
kepada klien berdasarkan diagnosa keperawatan yang dirumuskan. Oleh karena
itu maka langkah pertama yang perawat lakukan adalah melakukan pengkajian

Sumber

Cria, Sri. 2011. Asuhan Keperawatan Oksigenasi. (Online),


(http://siyulopecri.co.id/2011/09/akep-oksigenasi.html

Anda mungkin juga menyukai