Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

“SISTEM PERNAPASAN”

Di Susun Oleh :

Stenly Maitale

NPM. 1420118052

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MALUKU HUSADA

KAIRATU

2021
PEMBERIAN OKSIGENASI (O2)

A. Pengertian Kebutuhan Oksigenasi


Tanpa oksigen dalam waktu tertentu, sel tubuh akan mengalami kerusakan yang
menetap dan menimbulkan kematian. Otak merupakan organ yang sangat sensitif
terhadap kekurangan oksigen. Apabila kekurangan oksigen berlangsung lebih dari 5
menit, dapat terjadi kerusakan sel otak secara permanen (Kozier dan Erb. 1998. Dalam
Asmadi 2008).

B. Macam-macam Pemberian Oksigen


Ada bebeberapa jenis dalam pemberian oksigen, sebagai berikut :
1. Nasal Kanul / Kateter Nasal / Nasal Prong
Merupakan suatu alat sederhana yang memberikan oksigen secara
kontinyu dengan aliran 1-6 liter/menit dengan konsentrasi 24%-44%. (Potter &
Perry, 2010).
2. Simple Mask (Sungkup Muka Sederhana)
Merupakan alat pemberian oksigen jangka pendek, kontinyu atau selang-
seling. Aliran 5-8 liter/menit dengan konsentrasi oksigen 40%-60%. (Suciati, N.
L., 2010).
3. Rebrathing Mask (Sungkup Muka Dengan Kantong Rebreathing)
Merupakan teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu
35%-60% dengan aliran 6-15 liter/menit, serta dapat meningkatkan nilai PaCO2.
(Asmadi, 2010).
4. Non Rebrathing Mask (Sungkup Muka Dengan Kantong NonRebreathing)
Merupakan teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen yang
tinggi mencapai 90% dengan aliran 6-15 liter/menit. Prinsipnya pada penggunaan
masker Non-Rebreathing ini adalah udara tidak bercampur dengan udara
eskpirasi.
C. Tujuan Pemberian Oksigenasi Dengan Nasal Kanul
Tujuan pemberian oksigen adalah untuk mempertahankan dan memenuhi
kebutuhan oksigen (Rahayu & Harnanto, 2016)

D. Manfaat Pemberian Oksigenasi Nasal Kanul


Pemberian O2 stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, mudah
memasukkan kanul dibanding kateter, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih
mudah ditolerir klien dan nyaman.

E. Indikasi
Menurut Standar Keperawatan ICU Depkes RI (2005) dan Andarmoyo(2012),
indikasi terapi oksigen adalah :
1. Pasien hipoksia.
2. Oksigenasi kurang sedangkan paru normal.
3. Oksigenasi cukup sedangkan paru tidak normal.
4. Oksigenasi cukup, paru normal, sedangkan sirkulasi tidak normal.
5. Pasien yang membutuhkan pemberian oksigen konsentrasi tinggi.
6. Pasien dengan tekanan partial karbondioksida ( PaCO2 ) rendah.
F. Kontraindikasi
Kontraindikasi utama terapi oksigen dengan nasal kanul adalah jalan napas yang
tersumbat, baik akibat trauma hidung, penggunaan tampon hidung, atau akibat
infeksi/inflamasi.

G. Alat Dan Bahan Pemberian Oksigen Nasal Kanul


1. Tabung oksigen (O2) lengkap dengan manometer.
2. Pengukur aliran flow meter dan humidifier.
3. Kanul nasal.
4. Selang oksigen.
5. Plester / pita.

H. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Oksigen Nasal Kanul


Langkah-langkah :
1. Tahap pra interaksi :
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien.
b. Cuci tangan.
c. Siapkan alat.
2. Tahap orientasi :
a. Beri salam, panggil klien dengan namanya.
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya.
3. Tahap kerja :
a. Bantu klien pada posisi semi fowler jika memungkinkan, untuk
memberikan kemudahan ekspansi dada dan pernafasan lebih mudah.
b. Pasang peralatan oksigen dan humidifier.
c. Nyalakan oksigen dengan aliran sesuai advis.
d. Periksa aliran oksigen pada selang.
e. Sambung nasal kanul dengan selang oksigen.
f. Pasang nasal kanul pada hidung.
g. Letakkan ujung kanul ke dalam lubang hidung dan selang serta kaitkan
dibelakang telinga atau mengelilingi kepala. Yakinkan kanul masuk
lubang hidung dan tidak ke jaringan hidung.
h. Plester kanul pada sisi wajah, selipkan kasa di bawah selang pada tulang
pipi untuk mencegah iritasi.
i. Kaji respon klien terhadap oksigen dalam 15-30 menit, seperti warna,
pernafasan, gerakan dada, ketidaknyamanan dan sebagainya.
j. Periksa aliran dan air dalam humidifier dalam 30 menit.
k. Kaji klien secara berkala untuk mengetahui tanda klinik hypoxia,
takhikardi, cemas, gelisah, dyspnoe dan sianosis.
l. Kaji iritasi hidung klien. Beri air / cairan pelumas sesuai kebutuhan untuk
melemaskan mukosa membran.
m. Catat permulaan terapi dan pengkajian data.
4. Tahap terminasi :
a. Evaluasi hasil / respon klien.
b. Dokumentasikan hasilnya.
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
d. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat.
e. Cuci tangan

TERAPI NEBULIZER

A. Pengertian Nebulizer
Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi
aerosol secara terus- menerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan
atau gelombang ultrasonik.
Mengenai nebulizer dan penguapan merupakan suatu cara pemberian obat melalui
inhalasi / pernafasan. Fungsinya sama dengan seperti dengan pemberian obat lainnya
namun mempunyai daya effectivitas lebih tinggi dibandingkan melalui mulut / oral.
Sebagai contoh : yang biasa nya penyembuhan flu selama 1 minggu, dengan terapi
nebulizer sembuh dalam 3 hari.
Cara kerja terapi penguapan adalah obat-obat tersebut dilarutkan dalam bentuk
cairan yang diisikan ke nebulizer. Nebulizer mengubah partikel menjadi uap yang di
hirup sehingga langsung menuju paru-paru. Mampu menghancurkan dahak / slem /
plegm.

B. Tujuan pemberian Nebulizer


Untuk mengurangi sesak pada penderita asma, untuk mengencerkan dahak,
bronkospasme berkurang/ menghilang.

C. Cara Bekerja Nebulizer


Cara bekerja Nebulizer adalah dengan penguapan. Jadi obat-obatannya diracik
(berupa cairan), dimasukan ketabungnya lalu dengan bantuan listrik menghasilkan uap
yang dihirup dengan masker khusus. Tidak ada bau apa-apa, jadi rasanya seperti bernapas
biasa. terapi penguapan sekitar 5-10 menit, 3-4 kali sehari ( seperti jadwal pemberian
obat ). Dapat dipakai sejak bayi 0 bulan, anak-anak (toddler/kids) hingga dewasa.
Pengobatan lewat Nebulizer ini lebih efektif dari obat-obatan minum, karena
langsung dihirup masuk ke paru-paru, sehingga dosis yang dibutuhkan pun lebih kecil,
otomatis juga lebih aman. Biasanya dipakai untuk anak asma atau yang memang sering
batuk pilek berat karena allergi maupun flu.
Alat Nebulizer berguna untuk yang punya masalah dengan saluran pernafasan,
seperti :
1. Batuk, untuk mengeluarkan lendir (plegm / slem) di paru-paru / dada,
mengencerkan daha
2. Pilek / Hidung Tersumbat, melancarkan saluran pernafasan dengan terapi inhalasi
ini juga ampuh, penggunaanya sama dengan obat oral 3x sehari, campuran (obat)
uapnya biasanya juga obat-obatan yang memang untuk melancarkan jalan nafas
3. Asma dan Sinusitis, bunyi tarikan nafasnya sangat kuat dan sesak nafas
4. Alergy yang menyebabkan batu-batuk, pilek, dan yang menjurus ke serangan
asma / sinusitis

D. Obat-obatan untuk Nebulizer


1. Pulmicort: kombinasi anti radang dengan obat yang melonggarkan saluran napas
2. Nacl : mengencerkan dahak
3. Bisolvon cair : mengencerkan dahak
4. Atroven : melonggarkan saluran napas
5. Berotex : melonggarkan saluran napas
6. Inflamid :untuk anti radang
7. Combiven : kombinasi untuk melonggarkan saluran napas
8. Meptin : melonggarkan saluran napas.

Kombinasi yang dianjurkan

1. Bisolvon-Berotec-Nacl
2. Pulmicort-Nacl
3. Combivent-Nacl
4. Atroven-Bisolvon-Nacl

E. Indikasi dan Kontraindikasi Nebulizer


1. Indikasi Nebulizer
Untuk penderita asma, sesak napas kronik, batuk, pilek, dan gangguan saluran
pernapasan.
2. Kontraindikasi Nebulizer
Pada penderita trakeotomi, pada fraktur didaerah hidung
F. Macam-macam Nebulizer
1. Nebulizer Mini
Adalah alat genggam yang menyemburkan medikasi atau agens pelembab,
seperti agans bronkodilator atau mukolitik menjadi partikel mikroskopik dan
mengirimkannya kedalam paru-paru ketika pasien menghirup napas.
2. Nebulizer Jet-Aerosol
menggunakan gas bawah tekanan
3. Nebulizer Ultrasonik
menggunakan getaran frekuensi-tinggi untuk memecah air atau obat
menjadi tetesan atau partikel halus.
G. Cara Pemberian Nebulizer
1. Persiapan Alat
a. Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter, humidifier
b. Masker Nebulizer
c. Obat yang akan diberikan
d. Spuit 2 cc (sesuai dengan jumlah obat yang diberikan)
e. Alat Tulis
2. Persiapan Pasien
a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Menyiapkan lingkungan yang aman untuk klien dan memasang sampiran
3. Langkah- Langkah
a. Memberi posisi yang nyaman pada klien
b. Mengontrol flowmeter dan humidifier
c. Mencuci tangan
d. Menyambungkan masker nebulizer dengan tabung oksigen dengan selang
penghubung
e. Mengontrol apakah selang dan masker berfungsi dengan baik
f. Menghisap obat sesuai instruksi medik dan memasukkannya ke dalam
tabung masker nebulizer
g. Memasang masker sesuai wajah klien
h. Mengalirkan oksigen sesuai indikasi medic
i. Mengevaluasi respon klien (pola napas)
j. Merapihkan pasien
k. Cuci tangan

4. Dokumentasi
a. Jenis obat dan jumlah liter oksigen yang diberikan
b. Waktu pemberian
c. Reaksi pasien
TERAPI SUCTION

A. Pengertian saction
Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk mempertahankan jalan
nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan
cara mengeluarkan sekret pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri
(Timby,2009). Tindakan suction merupakan suatu prosedur penghisapan lendir, yang
dilakukan dengan memasukkan selang catheter suction melalui selang endotracheal
(Syafni, 2012).
Dapat disimpulkan suction merupakan tindakan untuk mempertahankan
kepatenan jalan nafas dengan mengeluarkan sekret pada klien yang tidak mampu
mengeluarkannyasendiri dengan memasukkan catheter suction ke endotracheal tube atau
trakeostomy tube sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang
adekuat.

B. Tujuan tindakan
Menurut Arif dan Khotijah, (2014:7), tujuan penghisapan lendir lewat endotrakeal
adalah:
1. Untuk menjaga saluran nafas tetap bersih.
2. Untuk mengeluarkan sekret dari pasien yang tidak mamp mengeluarkan sendiri.
3. Diharapkan suplay oksigen terpenuhi dengan jalan nafas yang adekuat.

C. Indikasi
Menurut Asmadi (2008:44), indikasi dilakukan suction pada trakeostomi adalah :
1. Bila sekret dapat terlihat atau suara sekret yang terdengar dengan atau tanpa
menngunakan stetoskop
2. Setelah prosedur fisioterapi dada
3. Setelah prosedur pengobatan bronkodilator
4. Peningkatan atau popping off dari puncak tekanan jalan nafas terhadap klien yang
sedang menggunakan ventilator mekanik.

D. Kontraindikasi
menurut Arif dan khotijah, (2014:7) adalah:
1. Pasien dengan stridor
2. Pasien dengan kekurangan cairan cerebro spinal
3. Post pneumonectomy,ophagotomy yang baru.
4. Tekanan suction (wall suction) menurut Arif dan khotijah, (2014) adalah:
a. Dewasa : 110 -150 mmHg
b. Anak anak : 95-110 mmHg
c. Bayi : 50-95 mmHg
5. Ukuran canul suction untuk trakeostomi menurut Kozier dan Erb”s (2015) adalah:
a. Dewasa : 12-18 Fr
b. Anak anak : 10 Fr
c. Bayi : 6-8 Fr

E. Persiapan alat
1. Bak instrument berisi: pinset anatomi 2, kasa secukupnya
2. NaCl atau air matang
3. Canule suction
4. Perlak dan pengalas
5. Mesin suction
6. Kertas tissue

F. Prosedur Tindakan
1. Tahap PraInteraksi
a. Mengecek program terapi
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam dan sapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
3. Tahap Kerja
a. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien kepala sedikit Ekstensi
b. Memberikan Oksigen 2 – 5 menit
c. Meletakkan pengalas di bawah dagu pasien
d. Memakai sarung tangan
e. Menghidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung
f. Memasukkan kanul section dengan hatihati (hidung ± 5 cm, mulut ±10
cm)
g. Menghisap lendir dengan menutup lubang kanul, menarik keluar perlahan
sambil memutar (+ 5 detik untuk anak, + 10 detik untuk dewasa)
h. Membilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan pasien bernafas
i. Mengulangi prosedur tersebut 3-5 kali suctioning
j. Mengobservasi keadaan umum pasien dan status pernafasannya
k. Mengobservasi secret tentang warna, baud an volumenya

4. Tahap Terminasi
a. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan
b. Merapikan pasien dan lingkungan
c. Berpamitan dengan pasien
d. Membereskan dan kembalikan alat ketempat semula
e. Mencuci tangan
f. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai