Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH FARMAKOLOGI

PEMBERIAN OBAT NEBULIZER, ORAL

ANGGOTA KELOMPOK 3

1. Dian Permata Sari (191193)


2. Diana Rohmana Latif (191194)
3. Dicky Apriliyanto Wijaya (191195)
4. Dini Ananda Hapsari (191196)
5. Eko Prabowo (191197)
6. Faisal Ahmad Cahyadi (191198)

POLITEKNIK KESEHATAN RS. Dr. SOEPRAOEN MALANG


TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat Allah yang maha ESA,
karena berkat kemurahanNYA makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang
diharapkan dalam makalah ini kami membahas “Pemberian Obat Nebulizer,
Oral”.

Makalah ini di buat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang


Pemberian Obat Nebulizer, Oral . Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya
kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima
kasih yang dalam kami sampaikan kepada Ibu \\\\selaku dosen mata kuliah
Farmakologi|, dan rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan
masukan untuk makalah ini .

Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat .

Malang, 12 Februari 2020


DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................... i

Daftar Isi ........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latarbelakang................................................................... 1

B. Rumusan masalah............................................................. 2

C. Tujuan penulisan .............................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Definisi ............................................................................... 3

B.Indikasi Dan Kontraindikasi Inhalasi Uap............................3

C. Prosedur Kerja.................................................................... 4

D. Hal Yang Perlu Diperhatikan..............................................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................... 6

B. Saran................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara mahkluk hidup
(organisme) dengan ligkungannya. Secara umum, pernapasan dapat diartikan
sebagai proses menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida
dan uap air. Dalam proses pernapasan, oksigen merupakan zat kebutuhan utama.
Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar. Bila dalam
proses ini terjadi suatu bronkokontriksi atau penyempitan bronkus  adalah suatu
penyempitan jalan nafas khususnya bronkioli. Penyempitan ini disebabkan oleh
kontriksi otot ataupun akibat reaksi radang,sentuhan (misal: intubasi
bronkoskopi),bahan kimia (misal: alergen/ asap).
Bronkospasme mengakibatkan gangguan dalam pertukaran gas dan bila terjadi
pada klien, gejalanya yaitu klien sukar bernafas. Pengobatan yang tepat,cepat, dan
dapat bekerja efektif sangat dianjurkan, salah satu obatnya yaitu bronkodilator.
Pemberian bronkodilator ini melalui jalur inhalasi, pengobatan ini bertujuan untuk
memperlebar jalan nafas, dengan melemaskan otot bronkioli atau mengurangi rasa
radang. Terapi inhalasi merupakan satu teknik pengobatan penting dalam proses
pengobatan penyakit respiratori (saluran pernafasan) akut dan kronik.
Penumpukan mukus di dalam saluran napas, peradangan dan pengecilan saluran
napas ketika serangan asma dapat dikurangi secara cepat dengan obat dan teknik
penggunaan inhaler yang sesuai.
 Obat yang diberikan dengan cara ini absorpsinya terjadi secara cepat karena
permukaan absorpsinya luas, terhindar dari eliminasi lintas pertama di hati, dan
pada penyakit paru-paru misalnya asma bronkial, obat dapat diberikan langsung
pada bronkus. Tidak seperti penggunaan obat secara oral (tablet dan sirup) yang
terpaksa melalui sistem penghadangan oleh berbagai  sistem tubuh, seperti
eleminasi di hati. Terapi inhalasi dapat menghantarkan obat langsung ke paru-paru
untuk segera bekerja. Dengan demikian, efek samping dapat dikurangi dan jumlah
obat yang perlu diberikan lebih sedikit dibanding cara pemberian lainnya. Tapi
cara pemberian obat ini diperlukan alat dan metoda khusus yang agak sulit
dikerjakan, sukar mengatur dosis, dan  obatnya sering mengiritasi epitel paru.

B.     Rumusan Masalah
Bagaimana Pemberian obat dengan menggunakan alat Mesin dari Nebulizer?

C.    Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui cara pemberian obat dengan
menggunakan alat mesin dari nebulizer.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    DEFINISI
Terapi inhalasi adalah cara pengobatan dengan cara memberi obat untuk
dihirup agar dapat langsung masuk menuju paru-paru sebagai organ sasaran
obatnya. Pemberian per inhalasi adalah pemberian obat secara langsung ke dalam
saluran napas melalui hirupan.
Terapi inhalasi dalah sistem pemberian obat dengan cara menghirup obat
dengan bantuan alat tertentu, misalnya nebulizer. Nebulizer adalah suatu jenis
cara inhalasi dengan menggunakan alat pemecah obat untuk menjadi bagian-
bagian seperti hujan/uap untuk dihisap. Biasanya untuk pengobatan saluran
pernafasan bagian lebih bawah
Terapi inhalasi uap adalah cara pengobatan dengan alat nebulizer dapat
mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol terus menerus, dengan
tenaga yang berasal dari udar yang dipadatkan, atau gelombang ultrasonik.aerosol
yang berbentuk dihirup penderita melalui mouth piece atausungkup Bronkodilator
yang diberikan dengan nebulizer . memberikan efek bronkodilatasi (pelebaran
bronkus) yang bermakna tanpa menimbulkan efek samping. Hasil pengobatan
dengan nebulizer lebih banyak bergantung pada jenis nebulizer yang digunakan.
Ada nebulizer yang menghasilkan partikel aerosol terus-menerus, ada juga yang
dapat diatur sehingga aerosol hanya timbul pada saat penderita melakukan
inhalasi, sehingga obat tidak banyak terbuang.
Cara ini digunakan dengan memakai disposible nebulizer mouth piece dan
pemompaan udara (pressurizer) atau oksigen. Larutan nebulizer diletakan di
dalam nebulizer chamber. Cara ini memerlukan latihan khusus dan banyak
digunakan di rumah sakit. Keuntungan dengan cara ini adalah dapat digunakan
dengan larutan yang lebih tinggi konsentrasinya dari MDI. Kerugiannya adalah
hanya 50 – 70% saja yang berubah menjadi aerosol, dan sisanya terperangkap di
dalam nebulizer itu sendiri. Jumlah cairan yang terdapat di dalam  hand held
nebulizer adalah 4 cc dengan kecepatan gas 6 – 8 liter/menit. Biasanya dalam
penggunaannya digabung dalam mukolitik (asetilsistein) atau natrium bikarbonat.
Untuk pengenceran biasanya digunakan larutan NaCl.
Beberapa contoh jenis nebulizer uap antara lain:
a.       Simple nebulizer
b.      Jet nebulizer, menghasilkan partikel yang lebih halus, yakni antara 2 – 8 mikron.
Biasanya tipe ini mempunyai tabel dan paling banyak dipakai di rumah sakit.
c.       Ultrasonik nebulizer, alat tipe ini menggunakan frekuensi vibrator yang tinggi,
sehingga dengan mudah dapat mengubah cairan menjadi partikel kecil yang
bervolume tinggi, yakni mencapai 6 cc/menit dengan partikel yang uniform.
Besarnya partikel adalah 5 mikron dan partikel dengan mudah masuk ke saluran
pernapasan, sehingga dapat terjadi reaksi, seperti bronkospasme dan dispnoe.
Oleh karena itu alat ini hanya dipakai secara intermiten, yakni untuk
menghasilkan sputum dalam masa yang pendek pada pasien dengan sputum yang
kental
d.       Antomizer nebulizer, partikel yang dihasilkan cukup besar, yakni antara 10 –
30 mikron. Digunakan untuk pengobatan laring, terutama pada pasien dengan
intubasi trakea.
Beberapa bentuk jet nebulizer dapat pula diubah sesuai dengan keperluan,
sehingga dapat digunakan pada ventilator dan IPPB, dimana dihubungkan dengan
gas kompresor.

B. Indikasi Dan Kontraindikasi Inhalasi Uap


1. Indikasi Inhalasi Uap
    Penggunaan terapi inhalasi ini diindikasikan untuk :
- pasien sesak nafas dan batuk
- broncho pnemonia
- ppom (bronchitis, emfisema
-  asma bronchial
-rhinitis dan sinusitis
-paska tracheostomi
pilek dengan hidung sesak dan berlendir
-selaput lendir mengering
- ritasi kerongkongan, radang selaput lendir saluran pernafasan bagian atas
        2. Kontraindikasi Inhalasi Uap
Kontra indikasi mutlak pada terapi inhalasi tidak ada. Indikasi relatif pada pasien
dengan alergi terhadap bahan atau obat yang digunakan.

C. Prosedur Kerja
Persiapan alat
- nebulizer
- tissue
- selang/kanul udara
- sarung tangan
- stetoskop
- obat inhalasi
- kapas alkohol
- masker, nasal canule, mouthpiece
- neirbeken
- kasa lembab
- nacl 0,9 %

Persiapan Pasien
1.      Pasien diinstruksikan untuk napas melalui mulut, ambil napas lambat, dalam
dan kemudian menahan napas selama beberapa detik pada akhir inspirasi untuk
meningkatkan tekanan intrapleural dan membuka kembali alveoli yang kolaps,
dengan demikian meningkatkan kapasitas residual fungsional.
2.      Pasien didorong untuk batuk dan untuk mengevaluasi seberapa baik terapi
bekerja.
3.       Peralatan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik bila digunakan di rumah.

Persiapan Lingkungan
    Terapi inhalasi dengan nebulizer dapat diberikan:
1.      Di rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan yang telah memenuhi
persyaratan.
2.      Di rumah dengan aturan yang sudah dimengerti dengan baik dan benar

Tahap pre interaksi


- siapkan alat
- baca status pasien
- cuci tangan

Tahap orientasi
- berikan salam, panggil klien dengan namanya
- jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien dan keluarga

Tahap kerja

1.      Alat didekatkan, pakai sarung tangan


2.       Mendengarkan suara napas dengan stetoskop
3.      Ambil tempat obat kemudian masukkan obat kedalam tempat obat pada mesin
nebulizer.
4.      Memasang tutup adaptor, kemudian menyalakan dengan menekan tombol ON
5.      Atur posisi fowler
6.      Jalan nafas dibersihkan, hidung dibersihkan dengan kapas lembab, kapas yg
kotor buang ke neirbeken
7.      Hubungkan masker/nasal canule/mouthpiece pada klien sehingga uap dan obat
tidak keluar
8.      Klien dianjurkan nafas dalam secara teratur
9.       Bila klien merasa lelah, matikan nebulizer sebentar, berikan kesempatan klien
istirahat
10.  Mematikan nebulizer dan melakukan clapping untuk mempermudah
mengeluarkan secret.
11.  Melepaskan masker, menganjurkan klien untuk batuk dan mengeluarkan
dahaknya.
12.  Mengulangi Prosedur 2
13.   Perhatikan keadaan umum
14.  Membersihkan area mulut dengan tissue
15.   Alat dibersihkan dan dirapikan, sarung tangan dilepas
16.  Cuci tangan

Tahap terminasi
- evaluasi perasaan klien
- simpulkan hasil kegiatan
- lakukan kontak utk kegiatan selanjutnya
- akhiri kegiatan

Dokumentasi
- catat tindakan yang telah dilakukan

D. Hal Yang Perlu Diperhatikan


1.      Gunakan tubing, nebulizer cup, mouthpiece/masker untuk masing-masing
pasien (single use).
2.      Lindungi mata dari uap.
3.      Berikan obat yang sesuai dengan resep yang dianjurkan oleh dokter.
4.      Jangan mencampur obat tanpa seijin dokter.
5.      Jika memungkinkan, selama terapi, atur nafas dengan menarik nafas dalam
melalui hidung dan tiup melalui mulut.
6.      Perhatikan perubahan yang terjadi, seperti kebiruan (sianosis), batuk
berkepanjangan, gemetar (tremor), berdebar-debar, mual, muntah dan lain-lain.
7.      Lakukan penepukan dada atau punggung pada saat atau setelah selesai terapi
inhalasi.
8.      Segera setelah selesai melakukan terapi inhalasi, basuh wajah dengan air.
BAB III
PENUTUP
    A. Kesimpulan
Pemberian per inhalasi adalah pemberian obat secara langsung ke dalam
saluran napas melalui hirupan. Pada asma, penggunaan obat secara inhalasi dapat
mengurangi efek samping yang sering terjadi pada pemberian parenteral atau per
oral, karena dosis yang sangat kecil dibandingkan jenis lainnya.Untuk
mendapatkan manfaat obat yang optimal , obat yang diberikan per inhalasi harus
dapat mencapai tempat kerjanya di dalam saluran napas. Obat yang digunakan
biasanya dalam bentuk aerosol, yaitu suspensi partikel dalam gas.

      B. Saran
Setelah mengetahui pemberikan obat dengan menggunakan alat nebulizer
diiharapkan kepada pembaca maupun masyarakat dapat mengetahui dengan baik
bagaimana penggunaan alat nebulizer dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Hasan rusepno.,dr. Alatas.,dkk.(1985).Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. FKUI.


Jakarta:Infomedika.Suriadi.,Rita Yuliani.(2006).Buku Pegangan Klinik Asuhan
Keperawatan pada Anak.Jakarta: PT. Percetakan Penebar Swadaya.
Rasmin M, Rogayah R, Wihastuti R, Fordiastiko, Zubaedah, Elsina S. Prosedur
Tindakan Bidang Paru dan Pernapasan–Diagnostik dan Terapi. Bagian
Pulmonologi FKUI. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2001; 59-64.

Anda mungkin juga menyukai