DIBUAT OLEH :
GRANDIS DWI KARDIANSYAH
B17/ AJ2 (131411123037)
A.NEBULIZER
Nebulizer adalah metode pemberian obat dengan menyemprotkan ke dalam saluran
pernapasan pasien. Obat dapat diberikan dengan atau tanpa oksigen untuk membantu
membawanya ke paru-paru.
Nebulizer adalah alat yang digunakan untuk mengubah obat dari bentuk cair ke bentuk
partikel aerosol. Bentuk aerosol ini sangat bermanfaat apabila dihirup atau dikumpulkan pada
organ paru. Efek dari pengobatan ini adalah untuk mengembalikan kondisi spasme bronkus.
Nebulizing adalah tindakan memberikan obat dengan cara mengubah bentuk cair
menjadi partikel aerosol pada pasien dengan menggunakan nebulizer. Nebulisasi dapat
meningkatkan bersihan paru dan jalan nafas dari sekret melalui perubahan mukosa tracheobronchial (dengan cara melembabkan mukosa
Tujuan Tindakan Nebulizer adalah :
1. Memberikan obat melalui nafas spontan klien
2. Mengencerkan dahak sehingga lebih mudah dikeluarkan
3. Melonggarkan jalan nafas
Jenis Nebulizer :
1. Disposible
nebulizer,
sangat
ideal
apabila
digunakan
dalam
situasi
kegawatdaruratan/ ruang gawat darurat atau di rumah sakit dengan perawatan jangka
pendek.
2. Re-usable nebulizer , dapat digunakan lebih lama sampai kurang lebih 6 bulan.
digunakan untuk terapi setiap hari di rumah
3. Nebulizer compressors : adalah Nebulizer dengan penekan udara yang dapat
memberikan tekanan udara dari pipa ke tutup ( cup ) yang berisi obat cair. Kekuatan
dari tekanan udara akan memecah cairan ke dalam bentuk partikel- partikel uap kecil
yang dapat dihirup secara dalam ke saluran pernafasan.
4. Nebulizer ultrasonik (ultrasonic nebulizer): menggunakan gelombang ultrasound,
untuk secara perlahan merubah dari bentuk obat cair ( catatan: pulmicort tidak dapat
digunakan pada sebagian nebulizer ultrasonic) ke bentuk uap/ aerosol basah.
5. Nebulizer generasi baru (A new generation of nebulizer): digunakan tanpa
menggunakan tekanan udara maupun ultrasound. Alat ini sangat kecil, dioperasikan
dengan menggunakan baterai, dan tidak berisik
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pasien tidak sadar (inhalasi dapat dilakukan melalui masker tetapi efek terapeutik
tidak diperoleh signifikan)
4. Terapi Nebulizer lebih efektif dilakukan bila dibandingkan dengan Terapi obat-obatan
per Oral pada kasus pernafasan
Pemberian nebulizer adalah suatu tindakan untuk memobilisasi sekresi paruparu dengan cara humidifikasi. Humidifikasi ini meningkatkan hidrasi membran
mukosa melalui transudasi. Tindakan ini memberi penguapan pada saluran
pernapasan sehingga lendir encer dan mudah dihisap atau dikeluarkan.
Kemudian untuk pemberian obat pada kasus pernapasan, lebih efektif melalui
uap (nebulizer). Daya efektivitas menggunakan nebulizer lebih tinggi dibandingkan
melalui mulut / oral, karena nebulizer mengubah partikel menjadi uap yang di hirup
sehingga langsung menuju paru-paru dan mampu menghancurkan dahak / slem /
plegm. Dengan melalui nebulizer, obat juga tidak mengendap dalam darah, karena
berbentuk uap, sehingga efek samping obat sangat kecil. Selain itu pengobatan
melalui uap dan inhalasi secara luas merupakan cara pemberian obat yang paling
nyaman dan praktis. Cara ini juga cara yang terbaik dalam pengobatan obstruksi jalan
napas
5. Prosedur Pemberian Terapi Nebulizer pada pasien anak dengan Asthma Bronchiale
Pemberian obat terapi nebulizer pada asthma bronchiale secara umum :
a. Ventolin, harus dicampur dengan NaCl 4cc saat melakukan nebulizer.
b. Dexamethasone, dosis 1 x 0,5 mg/kg/BB. Misalnya, kalau anak 10kg, berikan
0,5 x 10mg = 5mf. Dalam 1 ampul dexamethasone ada 1cc (5mg). Lanjut
selama 3 hari (1 kali sehari), atau 5 hari kalau anak masih sesak napas. Setelah
anak bisa makan dan minum, dan tidak ada muntah boleh memberikan
prednison dosis 2 x 1mg/kg. Misalnya, kalau anak 10kg, berikan 1 mg x 10kg =
10mg. Masing-masing tablet prednison 5mg, lalu dosis 2 x 2 tablet (2 x 10mg
Pasien dengan asthma ringan atau sedang :
a. Memberikan nebuliser ventolin 2,5mg (1 ampul) kalau anak kurang dari 5
tahun, dan 5mg (2 ampul) kalau anak lebih dari 1 tahun, selama 10 menit.
b. Boleh diberikan nebuliser ketika anak perlu (kalau anak mulai sesak napas lagi)
setiap 2-4 jam (kalau anak perlu nebuliser lebih sering setiap jam, ini sudah
kategori asthma berat), dan mengurangi keseringan ketika anak mulai membaik
(setiap 6 jam, 8 jam, 12 jam).
c. Juga ada tablet salbutamol. Ini sangat kurang effectif dari pada nebuliser. Dosis
untuk anak 4 X 1mg kalau anak usia 1-5 tahun, dan 4 X 2mg kalau anak lebih
dari 5 tahun. Ada tablet 2mg dan tablet 4mg. Lanjut obat ventolin/salbutamol
sampai anak sembuh
B. SUCTION
Cuci tangan
2.
3.
4.
5.
Ukur slang penghisap dengan menempatkan ujung kateter ke daun telinga sampai
ujung hidung dan beri tanda
6.
7.
8.
9.
Lakukan penghisapan secara perlahan dengan merotasi kateter saat ditarik dan
satu periode penghisapan tidak boleh lebih dari 5 detik
10. Bilas kateter dengan larutan steril dengan memasukkan ke dalam larutan dan
lakukan penghisapan
11. Lakukan berulang kali penghisapan sampai bersih dan beri jeda 20-30 antar
penghisapan
12. Tenangkan anak dan pastikan benar benar tindakan ini diperlukan untuk membuat
kondisi anak lebih baik
13. Buka sarung tangan
14. Catat konsistensi warna dan bau sekret serta reaksi selama prosedur tindakan
15. Cuci tangan
2.
3.
4.
5.
6.
dengan Ventilator Assisted Pneumonia. Hal ini diakibatkan salah satunya karena
tindakan suction yang dilakukan untuk mempertahankan efektifnya jalan nafas,
merangsang batuk, membersihkan sekret pada pasien yang terpasang endotracheal
tub.
Namun dengan menggunakan CSS, pasien dapat mempertahanakan volume
tidal, konsentrasi oksigen, dan Positive End Expiratory Pressure (PEEP)
disampaikan oleh ventilator saat dilakukan suction. Pada akhirnya, hal ini akan
mengurangi terjadinya hipoksemia pada induced suction.
7.
While suction is being applied introduce sterile saline into port by squeezing the
pod
Continue to irrigate until catheter is clear
Remove sterile saline suction pod discard
Lock thumb control valve (in accordance with manufacturers instructions)
8.
dari
hyperoksiginasi
adalah
menghindari
hipoksemi
akibat
9.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. 2008. Praktikum ketrampilan dasar praktik klinik. Jakarta: Salemba Medika
Asmadi. 2009. Teknik Prosedural keperawatan konsep dan aplikasi Kebutuhan dasar klien.