Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
Tidak seperti penggunaan obat secara oral (tablet dan sirup) yang terpaksa melalui
sistem penghadangan oleh berbagai sistem tubuh, seperti eleminasi di hati. Nebulizer dapat
langsung menghantarkan obat ke paru-paru untuk segera bekerja. Dengan demikian, jumlah
obat yang perlu diberikan lebih sedikit dan efek sampingnya dapat dikurangi.
Nebulizer umum digunakan sebagai terapi pengobatan asma kronis, baik untuk anak-
anak maupun orang dewasa. Ini karena dibanding dengan inhaler, uap yang dihasilkan
nebulizer amat sangat kecil sehingga obat akan bisa lebih cepat meresap ke bagian paru
yang ditargetkan. Dengan demikian, jumlah obat yang perlu diberikan lebih sedikit dan
efek sampingnya dapat dikurangi.
Selain untuk pengobatan asma, alat ini juga dapat digunakan untuk penderita penyakit
paru obstruksi kronis (PPOK), pneumonia (infeksi paru), dan reaksi alergi
berat.Terdapat dua jenis nebulizer. Ada diposible nebulizer dan re-useable nebulizer
1. Disposible Nebulizer
Disposible nebulizer, ideal untuk penggunaan gawat darurat di rumah sakit dengan
perawatan jangka pendek. Apabila nebulizer di tempatkan di rumah dapat
digunakan beberapa kali. Dan dapat terus dipakai sampai dengan 2 minggu apabila
dibersihkan secara teratur.
2. Re-useable Nebulizer
Re-usable nebulizer, dapat digunakan lebih lama sampai sekitar 6 bulan.
Keuntungan pertama dari nebulizer jenis ini adalah desainnya yang lebih komplek
sehingga meningkatkan efektivitas dari dosis pengobatan. Keuntungan kedua
adalah dapat direbus untuk proses desinfeksi. Digunakan untuk terapi setiap hari.
1. Menyiapkan alat nebulizer yang akan digunakan. Pastikan seluruh komponen dari
alat nebulizer dalam kondisi yang baik dan dapat digunakan. Kemudian, Masukan
obat yang akan digunakan ke dalam cup nebulizer. Perhatikan penggunaan obat-
obatan, dosis obat bisa disesuaikan dengan resep dokter. Lamanya waktu nebulizer
kurang lebih 15 menit disesuaikan dengan kondisi pasien dan jenis nebulizer yang
digunakan.
2. Jika pasien telah selesai melakukan terapi inhalasi menggunakan nebulizer, lakukan
palpasi dan cek pernapasan pasien menggunakan stetoskop. Cek pernapasan
dilakukan agar kita mengetahui dibagian mana mukus berada, ini akan
memudahkan kita, untuk mengetahui tehnik apa yang akan digunakan untuk pasien
agar mucus bisa keluar.
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Nebulizer
merupakan salah satu terapi inhalasi. Terapi inhalasi adalah system pemberian
obat dalam bentuk partikel aerosol melalui saluran napas dengan cara
menghirup obat dengan bantuan alat tertentu. Nebulizer adalah alat yang
digunakan untuk merubah obat dari bentuk cair ke bentuk partikel aerosol. Bila
dilihat dari modelnya,nebulizer dibedakan menjadi dua yaitu,jet nebulizer dan
ultrasonic nebulizer. Chest Physiotherapy atau fisioterapi dada merupakan
program fisioterapi yang bermanfaat untuk beberapa kasus respirasi baik yang
bersifat akut dan kronis. Chest Physiotherapy terdiri dari beberapa tehnik
seperti, postural drainage, clapping, latihan batuk dan latihan napas.
LAMPIRAN