Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

MK ELEKTROTERAPI DAN SUMBER FISIS

ULTRASOUND

Nama: Monica Alifia


NIM: 2310702017
Program Studi: D3 Fisioterapi
Dosen Pengampu: Andy Sirada S.S.T, M.Fis, AIFO

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2023
Jalan Limo, Depok 16515 Telp. (021) 7532884, 7546772 Fax. 021-7532884, Website:
www.upnvj.ac.id
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Ultrasound telah menjadi bagian dari praktik klinis sejak tahun 1950-an, dan tetap menjadi
intervensi yang populer dan terbukti untuk berbagai masalah klinis. Penggunaan Ultrasound bertujuan
untuk mengurangi nyeri, meningkatkan sirkulasi darah dan meningkatkan elastisitas jaringan ikat,
termasuk kapsul sendi. Terapi ini menggunakan arus listrik yang dialirkan lewat transduser yang
mengandung kristal kuarsa yang dapat mengembang dan kontraksi serta memproduksi gelombang
suara yang dapat ditransmisikan pada kulit serta kedalam tubuhTerapi ultrasound dilakukan pada
rentang frekuensi 0,8 sampai dengan 3 MHz atau 800 sampai dengan 3,000 khz. Frekuensi yang lebih
rendah dapat menimbulkan penetrasi yang lebih dalam sampai dengan 5 cm.

1.2 Tujuan
 Mahasiswa mampu mempelajari cara penggunaan alat Ultrasound secara mandiri
 Mahasiswa mampu memahami pengaruh Ultrasound terhadap rasa nyeri dan efek pemulihan
pada bagian tubuh yang cidera

Metedologi
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Infrared (IR) dilaksanakan pada tanggal 5 September 2023, pukul 08.50 - selesai
di gedung Merce Lt.7, Fakultas Kedokteran, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.
.

2.2 Metode
Metode praktikum adalah penggunaan intervensi Ultrasound

2.3 Alat dan Bahan


1. Ultrasound
2. Gel untuk ultrasound
3. Handuk
4. Wadah yang berisi air

2
Hasil
No Gambar Keterangan

1 Alat Terapi Ultrasound

2 Penggunaan alat terapi ultrasound ecara mandiri oleh


mahasiswa dengan menggunakan kontak medium gel

Penggunaan alat terapi ultrasound secara mandiri oleh


mahasiswa dengan menggunakan kontak medium air
(underwater)

3
Pembahasan
3.1 Ultrasound (US)
Terapi Ultrasound adalah modalitas pengobatan fisioterapi yang digunakan untuk
micromassage pada jaringan tubuh, mempercepat penyembuhan jaringan kolagen, mengurangi
ketegangan otot, serta mengurangi rasa nyeri (Hall & Hayes, 2015). Frekuensi yang umum digunakan
pada terapi ultrasound adalah 1000 khz dan memiliki sasaran pemanasan pada kedalaman 3 sampai
5 cm dibawah kulit. Pada frekuensi yang lebih tinggi misalkan 3000 khz energi diserap pada
kedalaman yang lebih dangkal yaitu sekitar 1 sampai 2 cm. Pelaksanaan terapi ultrasound juga
merupakan salah satu cara yang efektif untuk menggurangi rasa nyeri. Gelombang suara yang
dihasilkan oleh ultrasound dapat menggetarkan molekul- molekul pada jaringan sehingga
menimbulkan energi mekanis dan panas (Arofah, 2010). Efek panas ini akan membantu untuk
melancarkan sirkulasi darah. Hal ini disebabkan oleh gelombang continue berintensitas rendah,
sehingga dapat memberikan pengaruh sedative dan analgetik pada ujung-ujung saraf sensoris yang
membuat rasa nyeri dapat dikurangi (Muttaqin, 2012).
Terapi ultrasound merupakan terapi yang cukup efektif untuk mengurangi rasa nyeri baik itu
bersifat akut ataupun kronis karena memiliki efek meningkatkan ambang rangsang, mekanisme dari
efek thermal panas dan mekanik (micromassage), dimana akan terjadi peningkatan metabolisme
lokal, peningkatan sirkulasi, tidak hanya itu saja tetapi juga berpengaruh terhadap ekstensibilitas
jaringan ikat serta regenerasi jaringan pada tubuh pasien.

3.2 Teknik Pengaplikasian Ultrasound


1. Kontak Langsung
Metode ini adalah yang paling banyak digunakan. Transducer diletakkan tegak lurus terhadap
permukaan tubuh yang diterapi. Pada pelaksanaan terapi ultrasound penting sekali adanya
medium antara kulit dan transducer, dimana energi ultrasound akan masuk ke dalam bagian
tubuh. Kontak medium yang paling banyak digunakan adalah gel, karena mempunyai
keuntungan yaitu tidak mudah lenyap pada saat aplikasinya. Akan tetapi gelombang yang

4
dikeluarkan bersifat intermitten. Sehingga banyak energi yang direfleksikan, karena daya
refleksinya sangat besar.

2. Kontak Tidak Langsung


Metode ini juga dikenal dengan nama sub aqual yang menggunakan air sebagai kontak
mediumnya. Metode ini baik digunakan pada bagian permukaan tubuh yang tak teratur dan
tidak memungkinkan adanya kontak yang baik antara transducer dan kulit. Metode ini lebih
efektif karena sifat dari gelombang air yang menyebar sehingga energi yang dikeluarkan
ultrasound dapat masuk kejaringan yang cidera secara continue. Sebaiknya air yang
digunakan dimasak terlebih dulu,karena jika tidak akan terdapat gelembung-gelembung udara
yang menempel pada transducer dan kulit. Seperti telah diketahui bahwa gelembung-
gelembung udara ini akan menghalangi proses perpindahan energi.

3.3 Dosis Penggunaan Ultrasound


Adapun dosis dari ultra sound yaitu dengan mengatur intensitas dan frekuensi.
 Frekuensi Ultrasound:
1. Superficial (kurang dari 2 cm): 3MHZ
2. Deep (2 hingga 6 cm): 1 MHZ

 Pulse Ratio Ultrasound:


1. Akut : Pulse 1 : 4/3 (20% hingga 25%)
2. Sub akut: Pulse 1 : 2/1 (33% hingga 50%)
3. Kronis: Pulse 1 : 1:1 (50% hingga 100%)

 Intensitas Ultrasound:
1. Akut: 0.1 - 0.3 W/cm2
2. Sub akut: 0.2 - 0.5 W/cm2
3. Kronis: 0.3 - 1.0 W/cm2

5
3.4 Kontra Indikasi Penggunaan Ultrasound
 Ischemic area
 Inflamasi akut (menggunakan arus continuous)
 Ibu hamil
 Daerah pelvic dan lumbal
 Area tertentu seperti mata dan genital
 Penggunaan sendi pengganti yang plastic atau pakai fixed bone cement

3.5 Indikasi Penggunaan Ultrasound


 Plantar fasciitis
 Kronis inflamasi seperti bursitia, tendinitis, calcificasi
 Inflamasi akut (menggunakan arus intermitten)
 Sendi kontraktur
 Muscle spasm
 Scar tissue
 Trigger points

3.6 S.O.P Ultrasound


 Persiapan Pasien:
1. Posisikan pasien dengan nyaman, daerah yang akan diterapi harus bebas pakaian.
2. Beri penjelasan atau informasi tentang pengobatan yang diberikan beserta tujuannya
3. Lepaskan semua perhiasan pada daerah yang akan diterapi
4. Tentukan metode yang akan diberikan, kontak langsung atau tidak langsung
(Underwater)
5. Fisioterapis akan memastikan bahwa pasien tidak memiliki infeksi ataupun luka dan
memastikan bahwa kulit pasien sudah bersih.

 Persiapan Alat Ultrasound:


1. Nyalakan ultrasound (ON)
2. Pilih intensitas yang diinginkan (0,1 – 3 W/cm2)

6
3. Pilih frequensi yang diinginkan (1 atau 3 MHz)
4. Pilih tipe gerakan (continuous atau pulse)
5. Set timer (10-30 menit, biasanya dianjurkan untuk 15 menit)

 Pelaksanaan alat:
1. Setelah alat dipersiapkan, fisioterapis akan memakaikan gel (kontak langsung) kepada
area yang akan di ultrasound atau mengarahkan pasien untuk memasukkan bagian
tubuh yang akan diterapi ke dalam air jika menggunakan metode underwater.
2. Tekan start dan tempelkan traduser pada area yang akan di ultrasound.
3. Selama terapi berjalan, fisioterapis akan menggerakkan tranduser ke arah longitudinal
atau horizontal, tranduser tidak boleh digerakkan dalam arah circular (berputar).
4. Setelah timer selesai, fisioterapis akan membersihkan dan mengeringkan kulit pasien
dari residu gel atau air
5. Fisioterapis juga akan membersihkan atau mengeringkan tranduser
6. Matikan lalu rapihkan alat.

3.7 Efek Fisiologis:


 Meningkatan suhu jaringan
 Meningkatan aliran darah local
 Peningkatan ekstensibilitas
 Meningkatkan produksi keringat
 Merileksasi otot melalui muscle spindle dan GTO
 Efek sedatif atau nyaman
 Peningkatan tekanan capiler dan permabilitas

7
Daftar Pustaka

Referensi dari internet

http://repository.uki.ac.id/10982/1/ModulPraktikumLaboratoriumFisioterapiMuskuloskeletal.pdf

(diakses pada 16 September 2023)

https://repository.unair.ac.id/109259/5/4.%20BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf

(diakses pada 16 September 2023)

https://eprints.uwhs.ac.id/1405/1/Muhammad%20Aji%20Saputra.pdf

(diakses pada 16 September 2023)

8
9

Anda mungkin juga menyukai