ULTRASOUND
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu mempelajari cara penggunaan alat Ultrasound secara mandiri
Mahasiswa mampu memahami pengaruh Ultrasound terhadap rasa nyeri dan efek pemulihan
pada bagian tubuh yang cidera
Metedologi
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Infrared (IR) dilaksanakan pada tanggal 5 September 2023, pukul 08.50 - selesai
di gedung Merce Lt.7, Fakultas Kedokteran, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.
.
2.2 Metode
Metode praktikum adalah penggunaan intervensi Ultrasound
2
Hasil
No Gambar Keterangan
3
Pembahasan
3.1 Ultrasound (US)
Terapi Ultrasound adalah modalitas pengobatan fisioterapi yang digunakan untuk
micromassage pada jaringan tubuh, mempercepat penyembuhan jaringan kolagen, mengurangi
ketegangan otot, serta mengurangi rasa nyeri (Hall & Hayes, 2015). Frekuensi yang umum digunakan
pada terapi ultrasound adalah 1000 khz dan memiliki sasaran pemanasan pada kedalaman 3 sampai
5 cm dibawah kulit. Pada frekuensi yang lebih tinggi misalkan 3000 khz energi diserap pada
kedalaman yang lebih dangkal yaitu sekitar 1 sampai 2 cm. Pelaksanaan terapi ultrasound juga
merupakan salah satu cara yang efektif untuk menggurangi rasa nyeri. Gelombang suara yang
dihasilkan oleh ultrasound dapat menggetarkan molekul- molekul pada jaringan sehingga
menimbulkan energi mekanis dan panas (Arofah, 2010). Efek panas ini akan membantu untuk
melancarkan sirkulasi darah. Hal ini disebabkan oleh gelombang continue berintensitas rendah,
sehingga dapat memberikan pengaruh sedative dan analgetik pada ujung-ujung saraf sensoris yang
membuat rasa nyeri dapat dikurangi (Muttaqin, 2012).
Terapi ultrasound merupakan terapi yang cukup efektif untuk mengurangi rasa nyeri baik itu
bersifat akut ataupun kronis karena memiliki efek meningkatkan ambang rangsang, mekanisme dari
efek thermal panas dan mekanik (micromassage), dimana akan terjadi peningkatan metabolisme
lokal, peningkatan sirkulasi, tidak hanya itu saja tetapi juga berpengaruh terhadap ekstensibilitas
jaringan ikat serta regenerasi jaringan pada tubuh pasien.
4
dikeluarkan bersifat intermitten. Sehingga banyak energi yang direfleksikan, karena daya
refleksinya sangat besar.
Intensitas Ultrasound:
1. Akut: 0.1 - 0.3 W/cm2
2. Sub akut: 0.2 - 0.5 W/cm2
3. Kronis: 0.3 - 1.0 W/cm2
5
3.4 Kontra Indikasi Penggunaan Ultrasound
Ischemic area
Inflamasi akut (menggunakan arus continuous)
Ibu hamil
Daerah pelvic dan lumbal
Area tertentu seperti mata dan genital
Penggunaan sendi pengganti yang plastic atau pakai fixed bone cement
6
3. Pilih frequensi yang diinginkan (1 atau 3 MHz)
4. Pilih tipe gerakan (continuous atau pulse)
5. Set timer (10-30 menit, biasanya dianjurkan untuk 15 menit)
Pelaksanaan alat:
1. Setelah alat dipersiapkan, fisioterapis akan memakaikan gel (kontak langsung) kepada
area yang akan di ultrasound atau mengarahkan pasien untuk memasukkan bagian
tubuh yang akan diterapi ke dalam air jika menggunakan metode underwater.
2. Tekan start dan tempelkan traduser pada area yang akan di ultrasound.
3. Selama terapi berjalan, fisioterapis akan menggerakkan tranduser ke arah longitudinal
atau horizontal, tranduser tidak boleh digerakkan dalam arah circular (berputar).
4. Setelah timer selesai, fisioterapis akan membersihkan dan mengeringkan kulit pasien
dari residu gel atau air
5. Fisioterapis juga akan membersihkan atau mengeringkan tranduser
6. Matikan lalu rapihkan alat.
7
Daftar Pustaka
http://repository.uki.ac.id/10982/1/ModulPraktikumLaboratoriumFisioterapiMuskuloskeletal.pdf
https://repository.unair.ac.id/109259/5/4.%20BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf
https://eprints.uwhs.ac.id/1405/1/Muhammad%20Aji%20Saputra.pdf
8
9