Anda di halaman 1dari 18

NEBULIZER

1. LATAR BELAKANG

Menurut laporan dari World Health Organization ( WHO ) dan Global Initiative for
Asthma ( GINA ) memperkirakan bahwa pada tahun 2025 penderita asma mencapai 400 juta
jiwa. Jumlah ini dapat menjadi lebih besar mengingat asma merupakan penyakit underdiagnosed.
Kualitas udara yang buruk dan berubahnya pola hidup masyarakat diperkirakan menjadi
penyebab meningkatnya penderita asma. Salah satu cara pengobatan penyakit asma adalah
dengan menggunakan nebulizer. Nebulizer merupakan salah satu alat elektromedik yang
berfungsi memberikan terapi pengobatan untuk pasien yang menderita kelainan atau gangguan
pada saluran pernafasan dimana memanfaatkan cairan uap yang telah dicampur dengan obat.
Cairan uap yang mengandung obat sudah menjadi kabut halus sehingga mudah dihirup dan
masuk pada saluran pernafasan. Nebulizer ini berfungsi untuk meredakan batuk atau gejala asma
lain. Seperti yang telah diketahui bahwa asma merupakan salah satu penyakit kronik yang
menyerang paru – paru dimana dinding rongga bronchial mengalami peradangan sehingga
membuat saluran pernafasan menyempit.

Nebulizer pada awalnya ditemukan oleh dr. Sales Girons pada tahun1858 di Perancis.
Alat ini masih sangat sederhana dan belum menggunakan listrik. Pegangan pompa dioperasikan
seperti pompa sepeda. Ketika pompa ditarik ke atas akan menarik cairan dari reservoir dan ketika
ditekan dengan tangan cairan akan menyemprot melalui alat semacam nozzle yang disemprotkan
dekat mulut pengguna. Dr.Siegel pada tahun 1864 mengembangkan nebulizer uap pertama yang
dikenal sebagai “Siegle’s steam spray inhaler” menggunakan prinsip venturi untuk
menyemprotkan cairan obat cair dan menjadi cikal bakal untuk terapi nebulizer. Terdiri dari
pemanas yang memanaskan cairan di reservoir menjadi uap yang kemudian bisa mengaliri
bagian atas dan kedalam tabung dicampurkan dengan larutan obat. Pada bagian wadah merubah
obat menjadi uap dan pengguna menghirup uap melalui corong yang terbuat dari kaca.
Kemudian dr. Coolter pada tahun 1930 menciptakan nebulizer listrik yang disebut yang disebut
pnemuostat. Cairan obat dirubah menjadi aerosol menggunakan kompresor listrik. Hal ini yang
menjadi cikal bakal nebulizer kompresor.

Model nebulizer yang ada pada saat ini adalah nebulizer dengan penekan udara
( nebulizer compressor ) dan nebulizer yang memanfaatkan gelombang ultrasonic ( ultrasonic
nebulizer ). Prinsip kerja nebulizer dengan penekan udara ( nebulizer compressor) yaitu
memberikan tekanan udara dari pipa ke tutup ( cup ) yang berisi obat cair. Tekanan udara akan
memecah cairan ke dalam bentuk partikel-partikel uap kecil yang dapat dihirup ke dalam saluran
Page | 1
pernafasan. Kelemahan menggunakan nebulizer compressor karena alat tersebut belum
menggunakan pengontrolan timer yang sangat dibutuhkan untuk patient safety dan memudahkan
user dalam pengoperasian pada pasien, oleh karena itu menjadi dasar pemikiran pengambilan
judul tugas akhir.

1. Pengertian Nebulizer

Nebulizer merupakan alat yang digunakan untuk merubah obat dari bentuk cair ke bentuk
partikel aerosol. Bentuk aerosol ini sangat bermanfaat apabila dihirup atau dikumpulkan dalam
organ paru. Efek dari pengobatan ini adalah untuk mengembalikan kondisi spasme bronkus.

Pengertian Inhalasi Nebulizer :

1. Inhalasi adalah menghirup udara atau uap ke dalam paru-paru.

2. Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan nebulizer.

3. Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat melalui saluran pernapasan bagian atas.

2. Tujuan Nebulizer
1. Mengobati peradangan saluran pernafasan bagian atas.
2. Menghilangkan sesak karena selaput lendir saluran nafas bagian atas sehingga lendir
menjadi encer dan mudah keluar.
3. Menjaga selaput lendir dalam keadaan lembab.
4. Melegakan pernafasan.
5. Mengurangi pembekakan selaput lender.
6. Mencegah pengeringan selaput lender.
7. Mengendurkan otot dan penyembuhan batuk.
8. Menghilangkan gatal pada kerongkongan.

Page | 2
3. Jenis-jenis Nebulizer
1. Disposible nebulizer, sangat ideal apabila digunakan dalam situasi kegawatdaruratan di
rumah sakit dengan perawatan jangka pendek. Apabila nebulizer di tempatkan di rumah
dapat digunakan beberapa kali, lebih dari satu kali, apabila dibersihkan setelah
digunakan. Dan dapat terus dipakai sampai dengan 2 minggu apabila dibersihkan secara
teratur.
2. Re-usable nebulizer, dapat digunakan lebih lama sampai kurang lebih 6 bulan.
Keuntungan lebih dari nebulizer jenis ini adalah desainnya yang lebih komplek
sehingga meningkatkan efektivitas dari dosis pengobatan. Keuntungan kedua adalah
dapat direbus untuk proses desinfeksi. Digunakan untuk terapi setiap hari.
4. Model-model Nebulizer
1. Nebulizer dengan penekan udara (Nebulizer compressors), memberikan tekanan udara
dari pipa ke tutup (cup) yang berisi obat cair yang akan memecah cairan ke dalam bentuk
partikel-partikel uap kecil yang dapat dihirup secara dalam ke saluran pernafasan.

2. Nebulizer ultrasonik (ultrasonic nebulizer), menggunakan gelombang ultrasound, untuk


secara perlahan mengubah dari bentuk obat cair ke bentuk uap atau aerosol basah.

3. Jet nebulizer, menghasilkan partikel yang lebih halus, yakni antara 2 – 8 mikron.


Biasanya tipe ini mempunyai tabel dan paling banyak dipakai di rumah sakit.
4. Antomizer nebulizer, partikel yang dihasilkan cukup besar, yakni antara 10 – 30
mikron. Digunakan untuk pengobatan laring, terutama pada pasien dengan intubasi
trakea.

Page | 3
(a) (b)
Gambar Jenis-jenis nebulizer (a) Nebulizer jet (b) Nebulizer
ultrasonik
Keterangan gambar (a) :

1. Mouthpiece 6. Aliran udara


2. Tombol (On/Off) 7. Kabel
3. Konektor tabung udara 8. Klip nebulizer
(air tube connector) 9. Kompresor
4. Pompa penyaring
5. Jet Air Nebulizer (Nebulizer
medication cup)

Page | 4
5. Fungsi Nebulizer

Alat Nebulizer sangat berguna dalam dunia kesehatan sebagai fungsi alat terapi dan pengobatan
untuk penderita yang mengalami penyakit saluran pernafasan dengan cara menghirup larutan obat
yang telah diubah menjadi bentuk kabut. Nebulizer sangat cocok digunakan anak-anak atau pun usia
lanjut dan mereka yang sedang mengalami serangan asma parah. Tidak ada kesulitan sama sekali
dalam menggunakan nebulizer, karena pasien cukup bernafas seperti biasa dan kabut obat akan
terhirup masuk ke dalam paru-paru. Beberapa contoh penderita ganguan pernafasan Asma,
Bronchities, sesak pernafasan dan lain sebagainya yang menyangkut pada ganguan pernafasan
dengan pengobatan seperti ini di harap kan pengobatan lebih efektif. Obat – obat yang akan
digunakan biasanya terlebih dahulu dicampur dengan aquades atau pelaru obat terutama pada obat –
obatan yang bukan berupa cairan dan kadar pelarut obat telah ditentukan sesuai dosis.
6. Bagian-Bagian Nebulizer
Nebulizer terdiri dari beberapa bagian yang terpisah yang terdiri dari generator aerosol, alat
bantu inhalasi (masker, mouthpiece) dan obatnya sendiri. Masker dan mouthpiece pada nebulizer
memiliki beberapa ukuran yang dapat disesuaikan untuk penggunaanya pada anak-anak atau orang
dewasa, sehingga diharapkan jika menggunakan masker atau mouthpiece dengan ukuran yang tepat,
larutan obat yang melalui nebulizer berubah menjadi gas aerosol tersebut dapat dihirup/dihisap
dengan baik dan keberhasilan terapi yang didapatkan juga dirasakan optimal.

(a) (b)
Gambar Alat bantu inhalasi nebulizer (a) Masker uap (b) Mouthpiece

Page | 5
Nebulizer lebih disukai untuk beberapa alasan, antara lain: 1) Anak-anak, orang
lanjut usia, dan pasien yang lemah mungkin kesulitan menggunakan MDI dan DPI secara
benar. 2) Beberapa pasien membutuhkan dosis yang lebih tinggi daripada yang dapat
dihantarkan oleh MDI dan DPI, misalnya pada pasien asma kronik, serangan akut PPOK dan
sistik fibrosis. 3) Untuk pengobatan sendiri di rumah, dimana pasien membutuhkan dosis
yang lebih besar daripada yang dapat diberikan menggunakan MDI. 4) Serangan pada asma
akut

7. Prinsip Dasar Nebulizer


Pada dasarnya alat ini bekerja dengan cara memanfaatkan proses nebuliza atau Proses
pengkabutan yang terjadi akibat penekanan udara yang cukup tinggi dari kompresor yang kemudian
masuk ke Nebulizer kit yang berfungsi sebagai pemampatan udara dan tempat cairan obat,
pemampatan udara di Nebulizer kit dari kompresor menimbulkan panahanan udara sehingga udara
tesrsebut meniupkan cairan obat pada Nebulizer kit yang mengakibatkan pecahnya molekul-molekul
air menjadi uap yang dihasilkan dari cairan obat yang dimanfaatkan untuk pengobatan pada
penderita ganguan pernafasan dengan demikian pengobatan dapat kontak langsung dengan penyakit
melalui saluran pernafasan yang menuju ke paru-paru sehingga diharapkan dalam pengobatan ini
lebih efektif.

1. Jet Nebulizer

Jet nebulizer, menghasilkan partikel yang lebih halus, yakni antara 2 – 8 mikron.


Biasanya tipe ini paling banyak dipakai di rumah sakit.

Page | 6
Nebulizer ini terhubung dengan kompresor yang menekan udara atau oksigen untuk
bergerak dengan kecepatan tinggi melewati cairan obat hingga memecah cairan tersebut
menjadi partikel aerosol, yang kemudian dihirup oleh pasien.
Alat tipe ini terkadang cukup bising, kecuali pada beberapa alat yang dilengkapi
dengan peredam bising. Nebulizer jenis ini sering digunakan di rumah sakit atau penggunaan
pribadi untuk pasien yang sulit menggunakan inhaler. Alat ini terhubung dengan listrik di
setiap penggunaannya sehingga kurang praktis untuk dibawa bepergian.

2. Ultrasonic Nebulizer

Ultrasonik nebulizer, alat tipe ini menggunakan frekuensi vibrator yang tinggi,
sehingga dengan mudah dapat mengubah cairan menjadi partikel kecil yang bervolume
tinggi, yakni mencapai 6 cc/menit dengan partikel yang uniform. Besarnya partikel adalah 5
mikron dan partikel dengan mudah masuk ke saluran pernapasan, sehingga dapat terjadi
reaksi.
Pada ultrasonic nebulizer prinsip kerjanya adalah dengan mengatur tebal kabut serta
mengatur waktu yang diperlukan. Pesawat ini menggunakan piezoelektrik yang
menimbulkan suatu getaran akibat adanya suatu frekuensi untuk memecah cairan obat
menjadi kabut. Frekuensi tersebut dihasilkan oleh suatu rangkaian osilator.
a) Piezoelektrik
Piezoelektrik secara langsung mengubah energi listrik menjadi mekanik. Tegangan
input yang digunakan menyebabkan bagiian keramik meregang dan memancarkan
gelombang ultrasonik. Sensor piezoelektrik terdiri dari bagian seperti housing, clip-type
spring, crystal, dan seismic mass. Prinsipnya yaitu ketika terdapat suatu frekuensi mengenai
piezoelektrik, maka clip-type spring yang terhubung dengan seismic mass akan menekan
crystal, sehingga menyebabkan lapisan tipis antara crystal dengan housing akan bergetar.

b) Osilator
Osilator atau pembangkit sinyal adalah suatu rangkaian yang menghasilkan keluaran
yang amplitudonya berubah-ubah secara periodik dengan waktu. Keluarannya bisa berupa

Page | 7
gelombang sinusoida, gelombang persegi, gelombang pulsa, gelombang segitiga atau
gelombang gigi gergaji.

8. Blok Diagram
1. Jet Nebulizer

1) Rangkaian Power Supply guna mendistribusikan tegangan DC pada setiap blok


rangkaian sesuai kebutuhan supply pada masing-masing komponen
2) Rangkaian timer sebagai pengatur dan penampil lamanya waktu Nebulisa yang
dibutuhkan
3) Rangkaian display untuk menampilkan waktu yang telah digunakan pada
rangkaian timer
4) Rangkaian buzzer,
• Untuk menandakan bahwa alat sedang bekerja
• Untuk menandakan bahwa waktu alat bekerja telah habis
• Untuk menandakan proses Nebulisa
5) Rangkaian kompresor, berfungsi untuk memberikan suplai udara pada Nebulizer
kit guna meniupkan cairan obat.
6) Rangkaian Optocoupler/sensor uap pada ujung Nebulizer kit guna membaca
Intensitas uap yang di hasilkan pada alat.

2. Ultrasound Nebulizer

Page | 8
Pada gambar ditunjukkan nebulizer ultrasonik untuk memproduksi partikel kecil bervolume
tinggi. Ac to DC converter menyearahkan arus ac menjadi arus DC agar dapat memberikan
tegangan DC ke rangkaian osilator. Rangkaian osilator yang telah mendapat sumber tegangan DC
akan memproduksi sinyal osilasi dengan frekuensi lebih besar atau sama dengan 3MHz. Frekuensi
yang diinginkan dalam hal ini adalah 3MHz atau 5MHz. Penguat terhubung dengan rangkaian
osilasi untuk menguatkan sinyal osilasi. Chamber nebulasi memiliki wadah untuk menyimpan zat
cair yang akan dikabutkan. Setidaknya sebuah osilator piezoelektrik keramik, diletakkan pada
bagian bawah chamber nebulasi dan secara elektrik terhubung dengan sinyal yang diperkuat agar
dapat memberikan keluaran ultrasonik untuk menimbulkan pengkabutan sehingga terbentuklah
partikel kecil bervolume tinggi.

9. Standart Operational Procedure


Alat terapi inhalasi nebulizer harus terus dijaga kebersihannya untuk menghindari
pertumbuhan mikroba dan kemungkinan adanya infeksi. Sebaiknya alat nebulizer dicuci setiap
setiap selesai digunakan atau sedikitnya sekali sehari. Instruksi dari pabrik pembuatnya harus diikuti
secara benar untuk menghindari kerusakan plastik pembungkusnya (Ikawati, 2007). Kelebihan
terapi inhalasi menggunakan nebulizer adalah tidak atau sedikit memerlukan koordinasi pasien,
hanya memerlukan pernapasan tidal, dan didalamnya terdapat campuran dari beberapa jenis obat
(misalnya salbutamol dan ipratropium bromida). Kekurangannya adalah alat ini cukup besar
sehingga kurang praktis, memerlukan sumber listrik, dan relatif mahal (Rahajoe, 2008).
Berikut cara penggunaan nebulizer yaitu:
1. Selalu cuci tangan sebelum menyiapkan obat untuk penggunaan nebulizer
2. Membuka tutup tabung obat nebulizer, mengukur dosis obat dengan benar
3. Memasukkan obat ke dalam tabung nebulizer
4. Menghubungkan selang dari masker uap atau mouthpiece pada kompresor nebulizer
5. Mengenakan masker uap atau mouthpiece ke mulut, dikatupkan bibir hingga rapat
6. Menekan tombol on
7. Benapaslah dengan perlahan ketika menghirup uap yang keluar dan uap dihirup sampai
obat habis

Page | 9
8. Menekan tombol off

10. Standart Maintenance Procedure


a. Pemeliharaan Alat
1. Bila cairan obat kurang atau kosong, maka tambahkan cairan obat pd mangkok tempat obat.
2. Periksa membran cek valve,jangan sampai tertutup dan ganti jika sudah cacat atau
kerusakan.

b. Perawatan Alat
1) Sebelum Dioperasikan
a. Sebelum digunakan periksa kelengkapan pesawat nebulizer
b. Tempatkan alat terpisah dari alat – alat lain
c. Hindarkan alat dari sinar matahari langsung, suhu tinggi, kebisingan,
kelembaban dan benturan dg benda lain

2) Pada Saat Dioperasikan


a. Alat harus dalam keadaan stabil / tidak terkena goncangan
b. Jaga jarak alat dari pasien
c. Matikan alat jika terjadi gangguan, segera lepaskan masker nebulizer dr
pasien.

3) Setelah Dioperasikan
a. Buanglah air sisa pada alat
b. Bersihkan bagian – bagian alat
c. Kalibrasilah alat
d. Simpan alat dan tutuplah dengan penutup alat

11. Obat Nebulizer


1. Pulmicort 
Pulmicort sendiri merupakan jenis obat kombinasi antara anti radang dan juga
obat yang mampu melonggarkan bagian saluran pernapasan. Pulmicort sendiri
memiliki kandungan atau terbuat dari bahan-bahan aktif budesonide.

2. Ventolin 
Ventolin sendiri memiliki komposisi salbutamol sulfate, yang mana mampu
proses penanganan serta pencegahan terjadinya serangan asma. Cara penanganan
yang rutin terhadap bronkospasme kronik yang mana tidak mampu memberikan
respon terhadap terapi konvesional, yaitu asma berat akut.

Page | 10
Cara penggunaan
1. Dewasa dan anak usia lebih dari 12 tahun : dosis awal 3-4 kali sehari 2-4 mg. dosis dapat
dinaikkan secara bertahap sampai maksimum 4 kali sehari 8 mg. dosis maksimal harian : 32
mg /hari (dalam dosis bagi).
2. Anak 6-12 tahun : 3 kali sehari 2 mg. dosis dapat dinaikkan secara bertahap sampai dosis
maksimal harian : 24 mg /hari (dalam dosis bagi).
3. Anak 2-6 tahun : 3 kali sehari 1 mg.
4. Pasien usia lanjut atau pasien yang sensitif terhadap stimulan beta adrenergik : dosis awal :
3-4 kali sehari 2 mg. dosis dapat dinaikkan secara bertahap sampai maksimum 4 kali sehari
8 mg.
5. Ventolin Nebulizer : sediaan dimasukkan ke dalam alat (nebulizer) untuk dihisap oleh
pasien.
6. Ventolin Nebules (untuk nebulizer) : setiap 1 ampul Ventolin Nebules mengandung
salbutamol sulfat 2,5 mg.
3. Flexotida 
Floxotida ini memiliki kandungan komposisi seperti flexotida, yang mana
dlexotida ini adalah fluticasone propionate. Obat ini biasanya di gunakan untuk
meredakan sejumlah gejala serta eksaserbasi penyakit asma pada penderita yang
mana sebelumnya menerima terapi dengan bronkodilator saja atau bahkan
mereka yang sebelumnya menjalankan bentuk terapi profilaksis lainnya.
4. Nacl 
Obat ini bertujuan untuk mengencerkan dahak. Pada kasus penderita yang
mengalami asma berat, setelah memperoleh terapi inhalasi dengan menggunakan
bronodilator bisa di lanjutkan dengan pemberian cairan Nacl sebanyak 0,9%
dengan menggunakan nebulizer selama 20-30 menit saja, dengan penggunakaan
sebanyak 3-4 kali dalam 1 hari.
5. Bisolvon Cair 
Obat jenis ini umumnya, memiliki fungsi guna mengencerkan dahak, sama
seperti Nacl. Namun dosis yang di berikan jelas berbeda, untuk orang dewasa
dosis yang diberikan sekitar 10 tetes/1 cc, sedangkan untuk anak-anak atau balita
dosisi yang diberikannya sekitar 2 tetes/5 kg berat badan anak

6. Atroven 

Page | 11
Atroven sendiri memiliki fungsi untuk melonggarkan bagian saluran pernapasan,
yang mana memiliki komposisi dari ipratropium bromide. Atroven sendiri
merupakan antikolinergik yang mana umumnya diberikan dalam bentuk aerosol
serta memiliki sifat sebagai bronkodilator.
7. Berotex
Bertotex ternyata memiliki fungsi untuk melonggarkan saluran pernapasan juga.
Dan untuk sosisi yang diberikan kepada orang dewasa dan juga anak-anak yang
berusia di atas 12 tahun yang memiliki kondisi asma akut diberikan sekitar 0,5
ml/10 tetes. Sedangkan untuk kasus asma yang lebih berat biasanya akan di
berikan dosisi yang lebih tinggi, yaitu sekitar 1-1,25 ml/20-25 tetes, dan hal ini
mungkin akan di butuhkan oleh si penderita.
8. Inflamid 
Inflamid sendiri memiliki fungsi atau bermanfaat sebagai anti peradangan yang
mana jenis obat ini memiliki kandungan Benoxaprofen.
9. Combiven 
Obat ini merupakan salah satu bentuk obat kombinasi yang mana
mampumelonggarkan sistem saluran pernapasan yang mana terdiri dari
Ipratropium dan juga salbutamol sulphate.

12. Dosis Nebulizer

BB Sol. Berotec 0,1% Bisolvon Drops NaCL 0.9%


10 Kg 0,2 ml (4 tts) 1 ml 1,8 ml
15 Kg 0,3 ml (6 tts) 1 ml 1,7 ml
20 Kg 0,4 ml (8 tts) 1 ml 1,6 ml
25 Kg 0,5 ml (10 tts) 1,5 ml 1,5 ml
Dewasa 0,5-0,8 ml (10-16 tts) 1,5 ml 2,3 ml

13. Indikasi Terapi Nebulizer


Untuk memberikan medikasi secara langsung pada saluran napas untuk mengobati, berikut
ini:
1. Bronchospasme akut
2. Produksi mukus yang berlebihan
3. Batuk dan sesak napas
4. Epiglotitis 

14. Kontraindikasi Terapi Nebulizer


1. Pasien yg tidak sadar atau confusion tidak kooperatif dengan prosedur ini, membutuhkan
pemakaian mask/sungkup; tetapi mask efektivitasnya berkurang secara signifikan.
Page | 12
2. Medikasi nebulizer kontraindikasi pada keadaan dimana suara napas tidak ada atau
berkurang, kecuali jika medikasi nebulizer diberikan melalui endotracheal tube yang
meggunakan tekanan positif. Pasien dengan penurunan pertukaran gas juga tidak dapat
menggerakan/memasukan medikasi secara adekuat ke dalam saluran napas.
3. Pemakaian katekolamin pada pasien dengan cardiac iritability harus dengan perhatian.
Ketika diinhalasi, katekolamin dapat meningkatkan cardiac rate dan dapat menimbulkan
disritmia.
4. Medikasi nebulizer tidak dapat diberikan terlalu lama melalui intermittent positive-pressure
breathing (IPPB), sebab IPPB mengiritasi dan meningkatkan bronchospasme.

15. Persiapan Pasien 


Pasien diinstruksikan untuk napas melalui mulut, ambil napas lambat, dalam dan kemudian
menahan napas selama beberapa detik pada akhir inspirasi untuk meningkatkan tekanan
intrapleural dan membuka kembali alveoli yang kolaps, dengan demikian meningkatkan kapasitas
residual fungsional. Pasien didorong untuk batuk dan untuk mengevaluasi seberapa baik terapi
bekerja. Peralatan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik.

16. Persiapan Lingkungan


Terapi inhalasi dengan nebulizer dapat diberikan:
1. Di rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan yang telah memenuhi persyaratan.
2. Di rumah dengan aturan yang sudah dimengerti dengan baik dan benar

17. Alat yang Dibutuhkan dalam terapi nebulizer


1. Set nebulizer
2. Tissue
3. Selang/kanula udara
4. Sarung tangan
5. Obat inhalasi
6. Masker, nasal canule, mouthpiece
7. Neirbeken / bengkok
8. Kasa lembab.

18. Prosedur Terapi Nebulizer


1. Alat didekatkan, pakai sarung tangan.
2. Atur pisisi fowler.
3. Jalan nafas dibersihkan, hidung dibersihkan dengan kapas lembab, kapas yg kotor buang ke
neirbeken.
4. Obat dimasukkan dlm tempat penampungan obat.
5. Hubungkan masker/nasal canule/mouthpiece pada klien sehingga uap dan obat tidak keluar.

Page | 13
6. Klien dianjurkan nafas dalam secara teratur.
7. Bila klien merasa lelah, matikan nebulizer sebentar, berikan kesempatan klien istirahat.
8. Setelah obat sudah habis, matikan mesin nebulizer.
9. Perhatikan keadaan umum.
10. Alat dibersihkan dan dirapikan, sarung tangan dilepas.
11. Cuci tangan.

19. Hal Yang Perlu Diperhatikan dalam terapi nebulizer


1. Gunakan tubing, nebulizer cup, mouthpiece/masker untuk masing-masing pasien (single
use).
2. Lindungi mata dari uap.
3. Berikan obat yang sesuai dengan resep yang dianjurkan oleh dokter.
4. Jangan mencampur obat tanpa seijin dokter.
5. Jika memungkinkan, selama terapi, atur nafas dengan menarik nafas dalam melalui hidung
dan tiup melalui mulut.
6. Perhatikan perubahan yang terjadi, seperti kebiruan (sianosis), batuk berkepanjangan,
gemetar (tremor), berdebar-debar, mual, muntah dan lain-lain.
7. Lakukan penepukan dada atau punggung pada saat atau setelah selesai terapi inhalasi.
8. Segera setelah selesai melakukan terapi inhalasi, basuh wajah dengan air.

20. Nebulizer Terbaru


Pembaruan yang dialami oleh nebulizer tidak terlalu signifikan, hanya mengalami
inovasi dari segi bentuk dan portabilitas. Nebulizer hadir dengan wujur yang lebih unik dan
lucu ditujukan untuk pengguna anak-anak dimaksudkan agar anak-anak tidak takut untuk
melakukan terapi dengan nebulizer. Kemudian nebulizer juga hadir dalam bentuk yang lebih
kecil, dan dapat dioperasikan dengan sumber tegangan yang berasal dari baterai, sehingga
memungkinkan untuk dibawa ke mana-mana.

Page | 14
II. HASIL PRAKTIKUM
2.1. Skematik Rangkaian

2.2. Gambar Hasil rangkaian


1. Rangkaian dalam kondisi off

2. Kondisi pada saat rangkaian mendapatakan tegangan PLN, ketika push button ditekan akan
mengaktifkan relay 1 sebagai pengunci dan juga mengaktifkan lampu 1 serta Timer 1 dan 2.
Dimana lampu 1 dan timer 1,2 disambungkan pada bagian Normally Open pada relay. Timer
1 disetting delay on 1 menit sedangkan Timer 2 disetting delay on 3 menit untuk memberi
netral pada lampu 1. Kondisi sebagai pemanasan Piezoelektrik

Page | 15
3. Kondisi rangkaian setelah timer berjalan 1 menit lampu 2 hidup bersamaan dengan aktifnya
timer 2 yang disetting selama 3 menit dan menghidupkan lampu 2 selama 2 menit.
Menandakan Indikator Uap

4. Kondisi saat setelah waktu pada timer 2 habis, lampu 1 dan 2 tidak mendapat netral dari
timer 2 dan mengaktifkan timer ke 3 yang disetting delay off selama 10 detik serta
mengaktifkan timer 4 untuk flip flop menghidupkan lampu 3 sedangkan pada timer 3
menghidupkan lampu 3 flipflop selama 10 detik.

Page | 16
III. KESIMPULAN
Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol secara
terus menerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan atau gelombang. Sejak
ditemukannya nebulizer pada tahun 1859 di Perancis, nebulizer merupakan pilihan terbaik pada
kasus kasus yang berhubungan dengan masalah inflamasi atau obstruksi bronkus pada penderita
asma atau PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis).
     Ada dua jenis nebulizer yang umumnya sering digunakan:
1) Nebulizer jet : menggunakan jet gas terkompresi (udara atau oksigen) untuk memecah larutan
obat menjadi aerosol.
2) Nebulizer ultrasonik : menggunakan vibrasi ultrasonik yang dipicu secara elektronik untuk
memecah larutan obat menjadi aerosol.
Jet nebulizer, menghasilkan partikel yang lebih halus, yakni antara 2 – 8 mikron. Biasanya
tipe ini paling banyak dipakai di rumah sakit.
Ultrasonik nebulizer, alat tipe ini menggunakan frekuensi vibrator yang tinggi, sehingga
dengan mudah dapat mengubah cairan menjadi partikel kecil yang bervolume tinggi, yakni
mencapai 6 cc/menit dengan partikel yang uniform. Besarnya partikel adalah 5 mikron dan partikel
dengan mudah masuk ke saluran pernapasan, sehingga dapat terjadi reaksi.

Page | 17
Untuk mengetahui prinsip kerja dari Nebulizer ini, maka dapat disimulasikan dengan
rangkaian sederhana pada papan projectboard yang terdiri dari push button, 1 relay, 4 timer, dan 3
buah lampu. Adapun cara kerjanya yaitu ; pada saat rangkaian mendapatkan tegangan listrik, ketika
push button ditekan on maka relay akan aktif sebagai pengunci dan juga mengaktifkan lampu 1 dan
timer 1 selama 1 menit, dan timer 2 disetting delay on juga aktif. Pada saat 1 menit lampu 1
menyala maka lampu 2 akan menyala selama 2 menit yang diaktifkan olah timer 2. Yang mana
lampu 1 dan 2 mnggunakan delay on. Untuk timer 3 berfungsi umtuk mematikan semua rangkaian
dan menjalankan lampu 3 selama 10 detik yang menggunakan mode delay off. Dan untuk timer 4
menyalakan lampu 3 dengan mode filp flop.

Page | 18

Anda mungkin juga menyukai