Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan pesat pada teknologi terapi inhalasi telah memberikan manfaat


yang besar bagi pasien yang menderita penyakit saluran pernapasan, tidak hanya
pasien yang menderita penyakit asma tetapi juga pasien bronkitis kronis, PPOK
(Penyakit Paru Obstruktif Kronik), bronkiektasis, dan sistik fibrosis. Keuntungan
utama pada terapi inhalasi bahwa obat dihantarkan langsung ke dalam saluran
pernapasan langsung masuk ke paru-paru, kemudian menghasilkan konsentrasi lokal
yang lebih tinggi dengan risiko yang jauh lebih rendah terhadap efek samping
sistemik yang ditimbulkan (GINA, 2008). Bioavailabilitas obat meningkat pada terapi
inhalasi karenaobat tidak melalui metabolisme lintas pertama (first-pass metabolism)
(Ikawati, 2007). Inhaler dirancang untuk meningkatkan kemudahan dalam cara
penggunaannya, namun tingkat penggunaan yang salah masih terdapat pada pasien
asma atau PPOK meskipun mereka sudah pernah mendapatkan pelatihan (NACA,
2008). Hal ini juga ditunjukkan bahwa sejumlah besar layanan kesehatan tidak
mampu menunjukkan teknik inhaler yang tepat (Interiano, 1993). Inhaler dan
nebulizer merupakan jenis sediaan farmasi dengan cara penggunaan yang khusus,
keberhasilan terapi sangat dipengaruhi oleh ketepatan cara penggunaannya. Pasien
yang menggunakan nebulizer harus dilatih secara hati-hati mengenai cara
penggunaannya, karena mereka mungkin akan tergantung alat tersebut. Percobaan
terapi dengan nebulizer perlu dilakukan 3-4 minggu untuk menilai manfaat yang
didapatkan secara signifikan dan untuk dinyatakan bermanfaat, terapi ini normalnya
harus dapat memberikan perbaikan sedikitnya 15% dari nilai sebelum terapi (Cates et
al., 2002). Nebulizer dapat digunakan pada semua usia, dan untuk beberapa tingkat
keparahan penyakit tertentu (Geller, 2005). Keuntungan dari nebulizer adalah kurang
diperlukannya koordinasi pasien terhadap alat ini dibandingkan dengan metered dose
inhaler (MDI).
Terapi inhalasi merupakan satu teknik pengobatan penting dalam proses
pengobatan penyakit respiratori (saluran pernafasan) akut dan kronik. Penumpukan
mukus di dalam saluran napas, peradangan dan pengecilan saluran napas ketika
serangan asma dapat dikurangi secara cepat dengan obat dan teknik penggunaan
inhaler yang sesuai.

1
Obat yang diberikan dengan cara ini absorpsinya terjadi secara cepat karena
permukaan absorpsinya luas, terhindar dari eliminasi lintas pertama di hati, dan pada
penyakit paru-paru misalnya asma bronkial, obat dapat diberikan langsung pada
bronkus. Tidak seperti penggunaan obat secara oral (tablet dan sirup) yang terpaksa
melalui sistem penghadangan oleh berbagai sistem tubuh, seperti eleminasi di hati.
Terapi inhalasi dapat menghantarkan obat langsung ke paru-paru untuk segera
bekerja. Dengan demikian, efek samping dapat dikurangi dan jumlah obat yang perlu
diberikan lebih sedikit dibanding cara pemberian lainnya. Tapi cara pemberian obat
ini diperlukan alat dan metoda khusus yang agak sulit dikerjakan, sukar mengatur
dosis, dan obatnya sering mengiritasi epitel paru.

B. Tujuan penulis
 Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui dan mengenal alat Nebulizer serta model terbarunya.

 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui definisi Nebulizer.
b. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis Nebulizer.
c. Mahasiswa mengetahui indikasi klien yang mendapat Nebulizer.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

a. Pernapasan
Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara mahkluk hidup (organisme)
dengan ligkungannya. Secara umum, pernapasan dapat diartikan sebagai proses
menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air.
Dalam proses pernapasan, oksigen merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk
pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar.
b. Terapi Inhalasi
Terapi inhalasi adalah cara pengobatan dengan cara memberi obat untuk dihirup
agar dapat langsung masuk menuju paru-paru sebagai organ sasaran obatnya.
Pemberian per inhalasi adalah pemberian obat secara langsung ke dalam saluran
napas melalui hirupan.
Terapi inhalasi adalah sistem pemberian obat dengan cara menghirup obat dengan
bantuan alat tertentu, misalnya nebulizer. Nebulizer adalah suatu jenis cara inhalasi
dengan menggunakan alat pemecah obat untuk menjadi bagian-bagian seperti
hujan/uap untuk dihisap. Biasanya untuk pengobatan saluran pernafasan bagian lebih
bawah.
Terapi inhalasi uap adalah cara pengobatan dengan alat nebulizer dapat mengubah
obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol terus menerus, dengan tenaga yang
berasal dari udar yang dipadatkan, atau gelombang ultrasonik. aerosol yang berbentuk
dihirup penderita melalui mouth piece atausungkup Bronkodilator yang diberikan
dengan nebulizer. memberikan efek bronkodilatasi (pelebaran bronkus) yang
bermakna tanpa menimbulkan efek samping. Hasil pengobatan dengan nebulizer
lebih banyak bergantung pada jenis nebulizer yang digunakan. Ada nebulizer yang
menghasilkan partikel aerosol terus-menerus, ada juga yang dapat diatur sehingga
aerosol hanya timbul pada saat penderita melakukan inhalasi, sehingga obat tidak
banyak terbuang.
Cara ini digunakan dengan memakai disposible nebulizer mouth piece dan
pemompaan udara (pressurizer) atau oksigen. Larutan nebulizer diletakan di dalam
nebulizer chamber. Cara ini memerlukan latihan khusus dan banyak digunakan di
rumah sakit. Keuntungan dengan cara ini adalah dapat digunakan dengan larutan

3
yang lebih tinggi konsentrasinya dari MDI. Kerugiannya adalah hanya 50 – 70% saja
yang berubah menjadi aerosol, dan sisanya terperangkap di dalam nebulizer itu
sendiri. Jumlah cairan yang terdapat di dalam hand held nebulizer adalah 4 cc dengan
kecepatan gas 6 – 8 liter/menit. Biasanya dalam penggunaannya digabung dalam
mukolitik (asetilsistein) atau natrium bikarbonat. Untuk pengenceran biasanya
digunakan larutan NaCl.
c. Nebulizer
Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi
aerosol secara terus menerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan
atau gelombang. Sejak ditemukannya nebulizer pada tahun 1859 di Perancis,
nebulizer merupakan pilihan terbaik pada kasus kasus yang berhubungan dengan
masalah inflamasi atau obstruksi bronkus pada penderita asma atau PPOK (Penyakit
Paru Obstruksi Kronis).
Alat nebulizer dapat mengubah obat berbentuk larutan menjadi aerosol secara
terus-menerus, dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan atau
gelombang ultrasonik. Aerosol merupakan suspensi berbentuk padat atau cair dalam
bentuk gas dengan tujuan untuk menghantarkan obat ke target organ dengan efek
samping minimal dan dengan keamanan dan efektifitas yang tinggi. Partikel aerosol
yang dihasilkan nebulizer berukuran antara 2-5 μ, sehingga dapat langsung dihirup
penderita dengan menggunakan mouthpiece atau masker. Berbeda dengan alat MDI
(Metered Dose Inhaler) dan DPI (Dry Powder Inhaler) dimana alat dan obat
merupakan satu kesatuan. Ada dua jenis nebulizer yang umumnya sering digunakan:
1) Nebulizer jet : menggunakan jet gas terkompresi (udara atau oksigen) untuk
memecah larutan obat menjadi aerosol.
2) Nebulizer ultrasonik : menggunakan vibrasi ultrasonik yang dipicu secara
elektronik untuk memecah larutan obat menjadi aerosol.

4
(2) (1)

Keterangan gambar 1 :
1) Mouthpiece
2) Tombol (On/Off)
3) Konektor tabung udara (air tube connector)
4) Pompa penyaring
5) Jet Air Nebulizer (Nebulizer medication cup)
6) Aliran udara
7) Kabel
8) Klip nebulizer
9) Kompresor

B. KLASIFIKASI
Beberapa contoh jenis nebulizer uap antara lain:
a. Simple nebulizer
b. Jet nebulizer, menghasilkan partikel yang lebih halus, yakni antara 2 – 8
mikron. Biasanya tipe ini mempunyai tabel dan paling banyak dipakai di
rumah sakit.
c. Ultrasonik nebulizer, alat tipe ini menggunakan frekuensi vibrator yang tinggi,
sehingga dengan mudah dapat mengubah cairan menjadi partikel kecil yang
bervolume tinggi, yakni mencapai 6 cc/menit dengan partikel yang uniform.
Besarnya partikel adalah 5 mikron dan partikel dengan mudah masuk ke
saluran pernapasan, sehingga dapat terjadi reaksi, seperti bronkospasme dan

5
dispnoe. Oleh karena itu alat ini hanya dipakai secara intermiten, yakni untuk
menghasilkan sputum dalam masa yang pendek pada pasien dengan sputum
yang kental.
d. Antomizer nebulizer, partikel yang dihasilkan cukup besar, yakni antara 10 –
30 mikron. Digunakan untuk pengobatan laring, terutama pada pasien dengan
intubasi trakea. Beberapa bentuk jet nebulizer dapat pula diubah sesuai
dengan keperluan, sehingga dapat digunakan pada ventilator dan IPPB,
dimana dihubungkan dengan gas kompresor.
Kelebihan dan kekurangan Nebulizer :
 Nebulizer Jet
Kelebihan Kekurangan
1. Koordinasi Minimal 1. Mahal
2. Dosis tinggi dapat diberikan 2. Kemungkinan kontaminasi alat
3. Tidak ada pelepasan freon 3. resiko, gangguan listrik dan
mekanik
4. tidak semua obat bisa di nebulisasi
5. perlu kompresor, tidak praktis
dibawa
6. perlu menyiapkan cairan obat
7. perlu waktu lebih lama

 Nebulizer utrasonik
Kelebihan Kekurangan
1. Kordinasi minimal 1. Mahal
2. Dosis tinggi dapat di berikan 2. Kemungkinan kontaminasi alat
3. Tidak ada pelepasan freon 3. Resiko, gangguan listrik dan
4. Tidak berisik mekanik
5. Waktu relatif singkat 4. Tidak semua obat bisa di
nebulisasi
5. Ukuran besar, tidak praktis di
bawa
6. Perlu menyiapkan cairan obat
7. Perlu waktu lebih lama

6
C. FUNGSI NEBULIZER

Alat Nebulizer sangat berguna dalam dunia kesehatan sebagai fungsi alat terapi
dan pengobatan untuk penderita yang mengalami penyakit saluran pernafasan dengan
cara menghirup larutan obat yang telah diubah menjadi bentuk kabut. Nebulizer
sangat cocok digunakan anak-anak atau pun usia lanjut dan mereka yang sedang
mengalami serangan asma parah. Tidak ada kesulitan sama sekali dalam
menggunakan nebulizer, karena pasien cukup bernafas seperti biasa dan kabut obat
akan terhirup masuk ke dalam paru-paru. Beberapa contoh penderita ganguan
pernafasan Asma, Bronchities, sesak pernafasan dan lain sebagainya yang
menyangkut pada ganguan pernafasan dengan pengobatan seperti ini di harap kan
pengobatan lebih efektif. Obat – obat yang akan digunakan biasanya terlebih dahulu
dicampur dengan aquades atau pelaru obat terutama pada obat – obatan yang bukan
berupa cairan dan kadar pelarut obat telah ditentukan sesuai dosis.

Ultrasoud Nebulizer Jet Nebulizer

7
D. BAGIAN-BAGIAN NEBULIZER
Nebulizer terdiri dari beberapa bagian yang terpisah yang terdiri dari generator
aerosol, alat bantu inhalasi (masker, mouthpiece) dan obatnya sendiri. Masker dan
mouthpiece pada nebulizer memiliki beberapa ukuran yang dapat disesuaikan untuk
penggunaanya pada anak-anak atau orang dewasa, sehingga diharapkan jika
menggunakan masker atau mouthpiece dengan ukuran yang tepat, larutan obat yang
melalui nebulizer berubah menjadi gas aerosol tersebut dapat dihirup/dihisap dengan
baik dan keberhasilan terapi yang didapatkan juga dirasakan optimal.

(a) (b)
Gambar : alat bantu inhalasi nebulizer (a). Masker uap. (b). Mouthpiece
Nebulizer lebih disukai untuk beberapa alasan, antara lain:
1. Anak-anak, orang lanjut usia, dan pasien yang lemah mungkin kesulitan
menggunakan MDI dan DPI secara benar.
2. Beberapa pasien membutuhkan dosis yang lebih tinggi daripada yang dapat
dihantarkan oleh MDI dan DPI, misalnya pada pasien asma kronik, serangan
akut PPOK dan sistik fibrosis.
3. Untuk pengobatan sendiri di rumah, dimana pasien membutuhkan dosis yang
lebih besar daripada yang dapat diberikan menggunakan MDI.
4. Serangan pada asma akut.

8
E. PRINSIP DASAR NEBULIZER
Pada dasarnya alat ini bekerja dengan cara memanfaatkan proses nebuliza atau
Proses pengkabutan yang terjadi akibat penekanan udara yang cukup tinggi dari
kompresor yang kemudian masuk ke Nebulizer kit yang berfungsi sebagai
pemampatan udara dan tempat cairan obat, pemampatan udara di Nebulizer kit dari
kompresor menimbulkan panahanan udara sehingga udara tesrsebut meniupkan
cairan obat pada Nebulizer kit yang mengakibatkan pecahnya molekul-molekul air
menjadi uap yang dihasilkan dari cairan obat yang dimanfaatkan untuk pengobatan
pada penderita ganguan pernafasan dengan demikian pengobatan dapat kontak
langsung dengan penyakit melalui saluran pernafasan yang menuju ke paru-paru
sehingga diharapkan dalam pengobatan ini lebih efektif.

 Jet Nebulizer

9
Jet nebulizer, menghasilkan partikel yang lebih halus, yakni antara 2 – 8
mikron. Biasanya tipe ini paling banyak dipakai di rumah sakit. Nebulizer ini
terhubung dengan kompresor yang menekan udara atau oksigen untuk bergerak
dengan kecepatan tinggi melewati cairan obat hingga memecah cairan tersebut
menjadi partikel aerosol, yang kemudian dihirup oleh pasien.
Alat tipe ini terkadang cukup bising, kecuali pada beberapa alat yang
dilengkapi dengan peredam bising. Nebulizer jenis ini sering digunakan di rumah
sakit atau penggunaan pribadi untuk pasien yang sulit menggunakan inhaler. Alat
ini terhubung dengan listrik di setiap penggunaannya sehingga kurang praktis
untuk dibawa bepergian.
 Ultrasonic Nebulizer

Ultrasonik nebulizer, alat tipe ini menggunakan frekuensi vibrator yang


tinggi, sehingga dengan mudah dapat mengubah cairan menjadi partikel kecil
yang bervolume tinggi, yakni mencapai 6 cc/menit dengan partikel yang
uniform. Besarnya partikel adalah 5 mikron dan partikel dengan mudah masuk
ke saluran pernapasan, sehingga dapat terjadi reaksi.
Pada ultrasonic nebulizer prinsip kerjanya adalah dengan mengatur tebal
kabut serta mengatur waktu yang diperlukan. Pesawat ini menggunakan
piezoelektrik yang menimbulkan suatu getaran akibat adanya suatu frekuensi
untuk memecah cairan obat menjadi kabut. Frekuensi tersebut dihasilkan oleh
suatu rangkaian osilator.

10
a. Piezoelektrik
Piezoelektrik secara langsung mengubah energi listrik menjadi mekanik.
Tegangan input yang digunakan menyebabkan bagiian keramik meregang dan
memancarkan gelombang ultrasonik. Sensor piezoelektrik terdiri dari bagian
seperti housing, clip-type spring, crystal, dan seismic mass. Prinsipnya yaitu
ketika terdapat suatu frekuensi mengenai piezoelektrik, maka clip-type spring
yang terhubung dengan seismic mass akan menekan crystal, sehingga
menyebabkan lapisan tipis antara crystal dengan housing akan bergetar.
b. Osilator
Osilator atau pembangkit sinyal adalah suatu rangkaian yang
menghasilkan keluaran yang amplitudonya berubah-ubah secara periodik
dengan waktu. Keluarannya bisa berupa gelombang sinusoida, gelombang
persegi, gelombang pulsa, gelombang segitiga atau gelombang gigi gergaji.

F. Standar operational prosedure


Alat terapi inhalasi nebulizer harus terus dijaga kebersihannya untuk menghindari
pertumbuhan mikroba dan kemungkinan adanya infeksi. Sebaiknya alat nebulizer
dicuci setiap setiap selesai digunakan atau sedikitnya sekali sehari. Instruksi dari
pabrik pembuatnya harus diikuti secara benar untuk menghindari kerusakan plastik
pembungkusnya (Ikawati, 2007). Kelebihan terapi inhalasi menggunakan nebulizer
adalah tidak atau sedikit memerlukan koordinasi pasien, hanya memerlukan
pernapasan tidal, dan didalamnya terdapat campuran dari beberapa jenis obat
(misalnya salbutamol dan ipratropium bromida). Kekurangannya adalah alat ini
cukup besar sehingga kurang praktis, memerlukan sumber listrik, dan relatif mahal
(Rahajoe, 2008).
Berikut cara penggunaan nebulizer yaitu:
1. Selalu cuci tangan sebelum menyiapkan obat untuk penggunaan nebulizer
2. Membuka tutup tabung obat nebulizer, mengukur dosis obat dengan benar
3. Memasukkan obat ke dalam tabung nebulizer
4. Menghubungkan selang dari masker uap atau mouthpiece pada kompresor
nebulizer
5. Mengenakan masker uap atau mouthpiece ke mulut, dikatupkan bibir
hingga rapat
6. Menekan tombol on

11
7. Benapaslah dengan perlahan ketika menghirup uap yang keluar dan uap
dihirup sampai obat habis
8. Menekan tombol off

G. Standart Maintenance Procedure


 Pemeliharaan Alat
a. Bila cairan obat kurang atau kosong, maka tambahkan cairan obat pd
mangkok tempat obat.
b. Periksa membran cek valve,jangan sampai tertutup dan ganti jika
sudah cacat atau kerusakan.

 Perawatan Alat
1. Sebelum Dioperasikan
a. Sebelum digunakan periksa kelengkapan pesawat nebulizer.
b. Tempatkan alat terpisah dari alat – alat lain.
c. Hindarkan alat dari sinar matahari langsung, suhu tinggi,
kebisingan, kelembaban dan benturan dg benda lain.
2. Pada saat di operasikan
a. Alat harus dalam keadaan stabil / tidak terkena goncangan
b. Jaga jarak alat dari pasien
c. Matikan alat jika terjadi gangguan, segera lepaskan masker
nebulizer dr pasien.
3. Setelah dioperasikan
a. Buanglah air sisa pada alat
b. Bersihkan bagian – bagian alat
c. Kalibrasilah alat
d. Simpan alat dan tutuplah dengan penutup alat

Prosedur Kerja
Persiapan alat

- nebulizer
- tissue
- selang/kanul udara
- sarung tangan
- stetoskop
- obat inhalasi

12
- kapas alkohol
- masker, nasal canule, mouthpiece
- neirbeken
- kasa lembab
- nacl 0,9 %

Persiapan Pasien
1. Pasien diinstruksikan untuk napas melalui mulut, ambil napas lambat, dalam
dan kemudian menahan napas selama beberapa detik pada akhir inspirasi
untuk meningkatkan tekanan intrapleural dan membuka kembali alveoli
yang kolaps, dengan demikian meningkatkan kapasitas residual fungsional.
2. Pasien didorong untuk batuk dan untuk mengevaluasi seberapa baik terapi
bekerja.
3. Peralatan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik bila digunakan di
rumah.

Persiapan Lingkungan
Terapi inhalasi dengan nebulizer dapat diberikan:
1. Di rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan yang telah memenuhi
persyaratan.
2. Di rumah dengan aturan yang sudah dimengerti dengan baik dan benar

Tahap pre interaksi


- siapkan alat
- baca status pasien
- cuci tangan

Tahap orientasi
- berikan salam, panggil klien dengan namanya
- jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien dan keluarga

Tahap kerja

1. Alat didekatkan, pakai sarung tangan


2. Mendengarkan suara napas dengan stetoskop

13
3. Ambil tempat obat kemudian masukkan obat kedalam tempat obat pada
mesin nebulizer.
4. Memasang tutup adaptor, kemudian menyalakan dengan menekan tombol
ON
5. Atur posisi fowler
6. Jalan nafas dibersihkan, hidung dibersihkan dengan kapas lembab, kapas yg
kotor buang ke neirbeken
7. Hubungkan masker/nasal canule/mouthpiece pada klien sehingga uap dan
obat tidak keluar
8. Klien dianjurkan nafas dalam secara teratur
9. Bila klien merasa lelah, matikan nebulizer sebentar, berikan kesempatan
klien istirahat
10. Mematikan nebulizer dan melakukan clapping untuk mempermudah
mengeluarkan secret.
11. Melepaskan masker, menganjurkan klien untuk batuk dan mengeluarkan
dahaknya.
12. Mengulangi Prosedur 2
13. Perhatikan keadaan umum
14. Membersihkan area mulut dengan tissue
15. Alat dibersihkan dan dirapikan, sarung tangan dilepas
16. Cuci tangan

Tahap terminasi
- evaluasi perasaan klien
- simpulkan hasil kegiatan
- lakukan kontak utk kegiatan selanjutnya
- akhiri kegiatan

Dokumentasi
- catat tindakan yang telah dilakukan

Hal Yang Perlu Diperhatikan


1. Gunakan tubing, nebulizer cup, mouthpiece/masker untuk masing-masing
pasien (single use).
2. Lindungi mata dari uap.
3. Berikan obat yang sesuai dengan resep yang dianjurkan oleh dokter.

14
4. Jangan mencampur obat tanpa seijin dokter.
5. Jika memungkinkan, selama terapi, atur nafas dengan menarik nafas dalam
melalui hidung dan tiup melalui mulut.
6. Perhatikan perubahan yang terjadi, seperti kebiruan (sianosis), batuk
berkepanjangan, gemetar (tremor), berdebar-debar, mual, muntah dan lain-
lain.
7. Lakukan penepukan dada atau punggung pada saat atau setelah selesai terapi
inhalasi.
8. Segera setelah selesai melakukan terapi inhalasi, basuh wajah dengan air.

H. NEBULIZER TERBARU
Pembaruan yang dialami oleh nebulizer tidak terlalu signifikan, hanya
mengalami inovasi dari segi bentuk dan portabilitas. Nebulizer hadir dengan
wujur yang lebih unik dan lucu ditujukan untuk pengguna anak-anak
dimaksudkan agar anak-anak tidak takut untuk melakukan terapi dengan
nebulizer. Kemudian nebulizer juga hadir dalam bentuk yang lebih kecil, dan
dapat dioperasikan dengan sumber tegangan yang berasal dari baterai, sehingga
memungkinkan untuk dibawa ke mana-mana.

15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi
aerosol secara terus menerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan
atau gelombang. Sejak ditemukannya nebulizer pada tahun 1859 di Perancis,
nebulizer merupakan pilihan terbaik pada kasus kasus yang berhubungan dengan
masalah inflamasi atau obstruksi bronkus pada penderita asma atau PPOK (Penyakit
Paru Obstruksi Kronis).
Ada dua jenis nebulizer yang umumnya sering digunakan:
1. Nebulizer jet : menggunakan jet gas terkompresi (udara atau oksigen)
untuk memecah larutan obat menjadi aerosol.
2. Nebulizer ultrasonik : menggunakan vibrasi ultrasonik yang dipicu secara
elektronik untuk memecah larutan obat menjadi aerosol.
Jet nebulizer, menghasilkan partikel yang lebih halus, yakni antara 2 – 8 mikron.
Biasanya tipe ini paling banyak dipakai di rumah sakit.
Ultrasonik nebulizer, alat tipe ini menggunakan frekuensi vibrator yang tinggi,
sehingga dengan mudah dapat mengubah cairan menjadi partikel kecil yang
bervolume tinggi, yakni mencapai 6 cc/menit dengan partikel yang uniform. Besarnya
partikel adalah 5 mikron dan partikel dengan mudah masuk ke saluran pernapasan,
sehingga dapat terjadi reaksi

16
DAFTAR PUSTAKA

eprints.ums.ac.id/24255/3/BAB_I.pdf https://www.medicalogy.com/blog/nebulizer-
alat-terapi-pernapasan-paling-populer/
http://kima25.blogspot.co.id/2013/07/ultrasonic-nebulizer.html

17

Anda mungkin juga menyukai