(EUTHANASIA)
Kelompok 8:
Briana Az Zahra (P17320318055)
Anita Nurfitriani (P17320318080)
Amanda Bella (P17320318082)
DEFINISI
Legal
Adalah Ilmu pengetahuan mengenai hak dan tanggung jawab legal yang terkait
dengan praktik keperawatan merupakan hal yang penting bagi perawat.
Etik
Kesepakatan tentang praktik moral, keyakinan, sistem nilai, standar perilaku
individu dan atau kelompok tentang penilaian terhadap apa yang benar dan apa yang
salah, mana yang baik dan mana yang buruk, apa yang merupakan kebajikan dan apa yang
merupakan kejahatan, apa yang dikendaki dan apa yang ditolak.
3. Kepmenkes No. 1239 Tahun 2001 pasal 38, dijelaskan bahwa perawat yang
sengaja :
1. Melakukan praktik keperawatan tanpa izin
2. Melakukan praktik keperawatan tanpa mendapat pengakuan /
adaptasi
3. Melakukan praktik keperawatan tidak sesuai dengan ketentuan
pasal 16
4. Tidak melaksanakan kewajiban sesuai pasal 17
3. pasal 86 Undang-Undang No. 23 Tahun 23 1992 tentang kesehatan, barang
siapa dengan sengaja:
1. Melakukan upaya kesehatan tanpa izin sebagaimana dimaksudkan
dalam pasal 4 ayat 1
2. Melakukan upaya kesehatan tanpa melakukanj adaptasi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat 1
3. Melakukan upaya kesehatan tidak sesuai dengan standar profesi
tenaga kesehatan yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 21 ayat 1
4. Tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam
pasal 22 ayat 1
5. Dipidana denda paling banyak Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah).
Masalah Legal Dalam Keperawatan
Beberapa situasi yang perlu dihindari seorang perawat :
a. Kelalaian
b. Pencurian
c. Fitnah
d. False imprisonment
e. Penyerangan dan pemukulan
f. Pelanggaran privasi
g. Penganiayaan
Ethical Issue dalam Praktik Keperawatan
(Euthanasia)
Istilah euthanasia berasal dari bahasa
yunani “euthanathos”. Eu artinya baik, tanpa penderitaan ;
sedangkanthanathos artinya mati atau kematian. Dengan
demikian, secara etimologis, euthanasia dapat diartikan
kematian yang baik atau mati dengan baik tanpa
penderitaan.Ada pula yang menerjemahkan bahwa
euthanasia secara etimologis adalah mati cepat tanpa
penderitaan.
Jenis-jenis Euthnasia
Dilihat dari cara pelaksanaannya, euthanasia dapat dibedakan atas :
1. Euthanasia pasif
Euthanasia pasif adalah perbuatan menghentikan atau mencabut
segala tindakan atau pengobatan yang sedang berlangsung untuk
mempertahankan hidup pasien. Dengan kata lain, euthanasia pasif
merupakan tindakan tidak memberikan pengobatan lagi kepada pasien
terminal untuk mengakhiri hidupnya. Tindakan pada euthanasia pasif ini
dilakukan secara sengaja dengan tidak lagi memberikan bantuan medis
yang dapat memperpanjang hidup pasien, seperti tidak memberikan alat-
alat bantu hidup atau obat-obat penahan rasa sakit, dan sebagainya.
Penyalahgunaan euthanasia pasif biasa dilakukan oleh tenaga medis
maupun keluarga pasien sendiri. Keluarga pasien bisa saja menghendaki
kematian anggota keluarga mereka dengan berbagai alasan, misalnya untuk
mengurangi penderitaan pasien itu sendiri atau karena sudah tidak mampu
membayar biaya pengobatan.
2. Euthanasia aktif atau euthanasia agresif
Euthanasia aktif terjadi apabila dokter atau tenaga medis lainnya
secara sengaja melakukan suatu tindakan untuk mengakhiri atau
memeperpendek (mengakhiri) hidup pasien.
• Euthanasia aktif atas permintaan pasien Pasal. 344 KUHP
• Euthanasia aktif tanpa permintaan pasien Pasal. 340 KUHP
• Euthanasia aktif tanpa sikap dari pasien Pasal. 340, 338, KUHP
• Euthanasia tidak langsung
Euthanasia tidak langsung atas permintaan pasien. Pasal. 344, 359
KUHP.
Euthanasia tidak langsung tanpa permintaan pasien Pasal. 340, 359
KUHP.
Euthanasia tidak langsung tanpa sikap pasien Pasal. 304, 359 KUHP
Ditinjau dari permintaan atau pemberian izin,
euthanasia dibedakan atas :
Euthanasia Sukarela (Voluntir)
Euthanasia yang dilakukan oleh tenaga medis atas
permintaan pasien itu sendiri. Permintaan pasien ini
dilakukan dengan sadar atau dengan kata lain
permintaa pasien secara sadar dn berulang-ulang,
tanpa tekanan dari siapapun juga.
Euthanasia Tidak Sukarela (Involuntir)
Euthanasia yang dilakukan pada pasien yang sudah
tidak sadar. Permintaan biasanya dilakukan oleh
keluarga pasien.Ini terjadi ketika individu tidak
mampu untuk menyetujui karena faktor umur, ketidak
mampuan fisik dan mental, kekurangan biaya, kasihan
kepada penderitaan pasien, dan lain sebagainya.
HUKUMAN TINDAKAN EUTHANASIA
Pasal. 304 KUHP:
“Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan atau membuarkan orang
dalam kesengsaraan, sedang ia wajib memberi kehidupan, perawatan
atau pemeliharaan pada orang itu karena hukum yang berlaku
atasnya atau karena menurut perjanjian, dihukum penjara selama-
lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya
Rp. 4.500.000,-“.