Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

TREND DAN ISSUE PADA SISTEM MUSKULOSKELETAL

OLEH KELOMPOK 5:

AGUSTINHA DE ALMEIDA 17.321.2711


GEDE WAHYU SEPTIANA 17.321.2720
NI KOMANG MAEPIANI 17.321.2733
NI LUH CINTYA ANGGRENI 17.321.2736
NI MADE DEVI WAHYUNI 17.321.2747
NI PUTU MITHA DIVAYANTI 17.321.2751

A11-B
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2019
ERGONOMI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN MUSCULOSKELETAL DISORDER’s
PADA PEKERJA

Abstrak

Pada tahun 2003, World Health Organization (WHO) melaporkan Musculoskeletal Disorder”s
(MSDs) adalah penyakit akibat kerja yang paling banyak terjadi dan diperkirakan mencapai
60% dari semua penyakit akibat kerja. Begitu juga di Indonesia Departemen Kesehatan RI
tahun 2005 melaporkan terdapat 40,5% pekerja mempunyai gangguan kesehatan yang
berhubungan dengan pekerjaan diantaranya yang tertinggi adalah gangguan musculoskeletal
sebanyak 16%. Musculoskeletal Disorder”s dapat disebabkan oleh kontribusi berbagai faktor
risiko antara lain faktor individu, fator pekerjaan atau biomekanik dan faktor psikososial. Faktor
pekerjaan yang berhubungan dengan gangguan musculoskeletal dapat berasal dari pajanan
ergonomic berupa postur janggal, gerakan statis dan berulang. Prinsip utama dalam ergonomic
adalah menyerasikan pekerjaan dengan pekerja atau “fitting the job to the worker”.
Occupational Safety and Health Administration (OSHA) merekomendasikan suatu tindakan
ergonomic untuk mengatasi keluhan musculoskeletal melalui dua cara, yaitu rekayasa pada
desain alat kerja dan rekayasa manajemen pada organisasi kerja. Dengan adanya aplikasi
ergonomic dalam pekerjaan, diharapkan angka cedera dan kesakitan dalam melakukan
pekerjaan dapat dikurangi, produktivitas dan keselamatan kerja meningkat yang pada akirnya
akan meningkatkan kesejahteraan fisik, mental dan sosial pekerja.

Kata kunci : ergonomic, musculoskeletal disorder”s, penyakit akibat kerja

Deskripsi Singkat
Musculoskeletal Disorder”s (MSDs) adalah penyakit akibat kerja yang paling banyak
terjadi di dunia dan juga di Indonesia. Faktor pekerjaan yang berhubungan dengan gangguan
musculoskeletal dapat berasal dari pajanan ergonomic. Prinsip utama dalam ergonomic adalah
menyerasikan pekerjaan dengan pekerja atau “fitting the job to the worker”. Ergonomic
menyediakan desain alat kerja yang nyaman dan efisien untuk disesuaikan dengankebutuhan
pekerja. Pada akhirnya akan tercipta lingkungan kerja yang sehat, karena desain yang efektif
dapat mengendalikan atau menghilangkan potensi bahaya. Cara bekerja juga diatur agar tidak
terjadi ketegangan otot, kelelahan yang berlebih sehingga menyebabkan gangguan kesehatan.
Analisis PICOT
1. Population
Populasi pada jurnal ini adalah pekerja dengan gangguan kesehatan Musculoskeletal
Disorder”s (MSDs) akibat kerja.
2. Intervention
Dalam jurnal ini, intervensi yang dilakukan dengan dua cara, yaitu rekayasa teknik pada
desain alat kerja dan rekayasa manajemen pada organisasi kerja.
3. Comparation
Dalam jurnal ini tidak ada perbandingan antara jurnal terkait lainnya, hanya ada satu jurnal
saja.
4. Outcome
Dengan adanya aplikasi ergonomic dalam melakukan pekerjaan, diharapkan angka cedera
dan kesakitan dalam melakukan pekerjaan dapat dikurangi, produktivitas dan keselamatan
kerja meningkat, pekerja merasa nyaman dalam bekerja, yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan fisik, mental dan sosial pekerja.
5. Time
Dalam jurnal ini tidak ditunjukkan waktu penelitian dilakukan

Simpulan
Aplikasi ergonomic dalam dunia kerja merupakan hal yang sangat penting namun masih
perlu didorong implementasinya oleh berbagai pihak. Dampak positif yang dapat diperoleh
dengan penerapan prinsip ergonomic bukan hanya kenyamanan dan keamanan yang dirasakan
pekerja, namun juga menurunnya penyakit akibat kerja dan risiko kecelakaan kerja bahkan lebih
penting lagi adalah meningkatkan produktivitas kerja.

Anda mungkin juga menyukai