PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
saat ini merupakan salah satu andalan dalam pembangunan nasional Indonesia
industri dengan skala besar maupun kecil dalam proses produksinya selalu
pengetahuan sikap, tata cara dan perencanaan alat kerja yang tepat. Masalah
fisiologis, yakni tidak sesuainya antara keadaan tubuh dengan kapasitas fisik
tubuh seseorang.
yang disebabkan karena otot menerima beban statis secara berulang dan terus
menerus dalam jangka waktu yang lama dan akan menyebabkan keluhan
sendi, ligamen, dan tedon. (WHO, 2007) dalam Ariani (2008) penyakit
1
2
Menurut ILO 2007, setiap tahun terjadi 1,1 juta kematian yang
disebabkan oleh penyakit atau yang disebabkan oleh pekerjaan. Data tersebut
menyatakan bahwa terdapat 300.000 kematian yang terjadi dari 250 juta
kecelakaan dan sisanya kerena penyakit akibat kerja. Selain penyakit akibat
2015).
yang buruk dan tidak adanya program pencegahan cedera yang efektif di
bekerja.
manufaktur adalah kesehatan kerja yang terjadi di berbagai negara. Dari data
menyebutkan bahwa studi yang dilakukan tahun 1994, sebanyak 92,576 kasus
3
Amerika dengan rate 39 kasus per 10.000 pekerja full-time (United States
Di Inggris, menurut data dari Labour Force Survey untuk kurun waktu
10% dari seluruh tenaga kerja yang ada di negara tersebut. Namun
gangguan kesehatan yang terkait dengan pekerjaan dan kehilangan hari kerja
musculoskeletal, dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan 2011 telah
terjadi 508.000 kasus dari total 1.152.000 kasus penyakit terkait kerja yang
(Low back Pain), arthosisi lutut dan gangguan musculoskeletal dengan jumlah
kasus 307.772 pada kasus nyeri punggung bawah, 291.305 kasus arthosisi, dan
bekerja dengan postur yang buruk dan tidak ergonomis. Selain itu umur, jenis
kerja (26%) dengan total kompensasi $13.4 milyar pada tahun 2003 (Tim
(2002) faktor risiko kerja terhadap penyakit tulang belakang adalah 37%,
(MSDs) pada Operator Forklift di PT. LLI, didapatkan angka kejadian MSDs
cukup tinggi, dan semua operator forklift yang menjadi responden, 87%
pinggang (65%), leher atas (60%), leher bawah (60%), punggung (48%), dan
bahu kanan (45%). Selain itu penelitian lain yang dilakukan oleh Zulfiqor
pekerja dengan tingkat keluhan MSDs ringan sebanyak 58 orang (77,3%) dan
dengan mencapai suatu kondisi yang aman dan nyaman bagi pekerja,
5
2008)
penting dihadapi di tempat kerja dan perlu mendapatkan tanggapan serius dari
telah dilakukan di Sentra Industri Tas Kendal pada bagian jahit diketahui
bahwa ada hubungan antara postur kerja dengan keluhan nyeri punggung
bawah (Low Back Pain) yaitu p=0,007, dengan hasil akhir postur kerja yang
berdasarkan hasil studi pendahuluan dalam proses pembuatan tas dari tahap
awal hingga tahap akhir, hampir seluruh pekerja melakukan aktifitas kerjanya
dengan posisi duduk yang terus menerus dan bekerja sesuai jumlah borongan
6
dengan jumlah tas yang harus dibuat tiap orang yaitu minimal 100 tas per
minggu, jam kerja panjang dari hari senin hingga sabtu (mulai pukul 08.00-
17.00), dan waktu istirahat pekerja tidak diatur, hingga banyak pekerja yang
bekerja lebih lama, hingga ada beberapa pekerja yang kembali bekerja
dimalam harinya sampai jam 23.00. Hal ilmiah inilah yang melatarbelakangi
B. Rumusan Masalah
dan setelah bekerja seperti pada bagian leher, pinggang dan tangan. Pekerja
pekerja.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
3. Bagi Peneliti
khususnya dalam hal kajian analisis postur kerja dan gambaran subjektif
4. Bagi Pekerja
E. Keaslian Penelitian
postur kerja dengan metode REBA untuk mengukur postur kerja. Penelitian yang
10
terletak pada tempat penelitian yaitu di Sentra Industri Tas Kendal yang dilakukan
oleh Rozak pada tahun 20014 dengan judul Hubungan Postur Kerja Dengan
Keluhan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain). Perbedaan penelitian ini
mengenai variabel yang akan diteliti, yakni postur kerja dan keluhan subjektif
keasliannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ergonomi
Istilah ergonomi mulai dicetuskan pada tahun 1949, pada saat itu
di England. Hal ini menghasilkan jurnal pertama dalam bidang ergonomi pada
pada tahun 1957 dan The human factor society di Amerika pada tahun yang
1. Pengertian Ergonomi
2011). Istilah Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu Ergos (kerja) dan
kemampuan fisik para pekerja, lingkungan tempat kerja, dan tugas yang
11
12
2. Tujuan Ergonomi
pada tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi
rasa nyeri dan rasa tidak nyaman pada otot. Keluhan musculoskeletal
dapat terjadi walaupun gaya yang dikeluarkan ringan dan postur kerja
yang memuaskan.
jaringan lunak (seperti otot, tedon, ligamen, sendi, dan tulang rawan) dan
pada gangguan kronis otot, tedon, dan syaraf yang disebabkan oleh antara
lain gerakan berulang, pergerakan yang cepat, beban yang tinggi, kontak
stres, postur yang ekstrim, getaran, dan suhu yang rendah. Menurut
a. Sakit Leher
atau kaku leher. Pengguna komputer yang terkena sakit ini adalah
b. Nyeri Punggung
d. De Quervains Tenosynovitis
pada tenosinovium. Gejala yang timbul antara lain rasa sakit pada sisi
ibu jari lengan bawah yang dapat menyebar ke atas dan ke bawah.
tangan yang ditandai dengan nyeri, kelemahan, dan mati rasa pada
daerah tersebut. Terjadi jika lima saraf utama dan dua arteri yang
f. Tennis Elbow
tendon yang berasal dari siku lengan bawah dan berjalan keluar ke
kursi yang tidak ergonomis, dan peralatan lainnya yang tidak sesuai
atau yang disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau
1) Aktivitas berulang
1) Getaran
asam laktat dan pada akhirnya akan menimbulkan rasa nyeri otot
dan saraf. Sama halnya dengan paparan suhu dingin yang berlebih,
c. Faktor Pekerjaan
1) Postur Kerja
postur kerja yang ideal dari lengan pada sisi siku batang tubuh,
2012).
2) Beban (force)
3) Durasi
postur statis dalam waktu yang lama melibatkan lebih dari satu
d. Karakteristik individu
muskuloskeletal yaitu:
1) Umur
2) Jenis kelamin
lebih rendah dari pada laki-laki. Astrand dan Ronald (1996) dalam
3) Masa kerja
menunjukan masa kerja sebagai salah satu faktor risiko dari keluhan
keluhan muskuloskeletal.
oleh Jonathan dkk. (2013) pada kuli bongkar muatan dan Sani, dkk.
4) Antropometri
sebagainya.
B. Postur Kerja
dari suatu pekerjaan. Apabila postur kerja yang dilakukan oleh operator sudah
baik dan ergonomis maka dapat dipastikan hasil yang diperoleh oleh operator
tersebut akan baik. Akan tetapi bila postur kerja operator tersebut tidak
tersebut juga akan mengalami penurunan dan tidak sesuai dengan yang
kerja dapat membantu mendapatkan postur kerja yang nyaman bagi pekerja,
baik itu postur kerja duduk, berdiri, angkat maupun angkut. Beberapa jenis
menyenangkan. Kondisi kerja seperti ini memaksa pekerja selalu berada pada
postur kerja yang tidak alami dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Hal ini akan mengakibatkan pekerja cepat lelah, adanya keluhan pada sakit
pada bagian tubuh, cacat produk bahkan cacat tubuh. Untuk menghindari
waktuyang lama. Untuk mengatasi hal ini maka stasiun kerja harus
meja, kursi dan lain-lain yang sesuai dengan data antropometri agar
pekerja dapat menjaga postur kerjanya tetap tegak dan normal. Ketentuan
Pengaturan postur kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak jangkauan
3. Pekerja tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk
waktu yang lama, dengan kepal, leher, dada atau kaki berada dalam postur
kerja miring.
waktu yang lama dengan lengan atau tangan berada dalam posisi diatas
hal ini dapat mengurangi banyaknya beban statis pada kaki. Seorang operator
yang bekerja dalam postur duduk memerlukan sedikit istirahat dan secara
26
baik fisik maupun mental, sehingga aktifitas kerja yang dilakukan lebih cepat,
kuat dan teliti. Berdiri lebih melelahkan daripada duduk dan energi yang
sebagai berikut:
dalam bidang ergonomi yang digunakan secara cepat untuk menilai postur
Perkembangan awal ini didasari oleh range dari posisi anggota badan
badan menggunakan konsep RULA, OWAS, dan NIOSH. Garis dasar dari
maka nilai resiko akan meningkat. Tabel tersedia untuk 144 kombinasi
lima tingkat tindakan, seperti apakah penting untuk dicegah atau dikurangi
2. Saat postur tubuh statis, dinamik, bergerak cepat, atau postur yang
tidak stabil
2. Prosedur Penilaian
a. Observasi Pekerjaan
yang meliputi penilaian tempat kerja, dampak dari tempat kerja serta
terjadinya kesalahan.
yang lama
pekerja
perbaikan
pada tahapan ini. Proses ini dapat diulang pada setiap sisi tubuh dan
d. Proses penilaian
(twiseted)
60º
(twisted)
32
bending)
Tabel A Neck
1 2 3
Legs 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 1 2 3 4 1 2 3 5 3 3 5 6
Trunk 2 2 3 4 5 3 4 5 6 4 5 6 7
Posture 3 2 4 5 6 4 5 6 7 5 6 7 8
Score 4 3 5 6 7 5 6 7 8 6 7 8 9
5 4 6 7 8 6 7 8 9 7 8 9 9
Gambar 2.5 tabel A REBA Worksheet
33
tenaga:
dan mendadak.
1. Beri nilai +1 jila posisi lengan atas berada antara 20º mengayun
2. Beri nilai +2 jika posisi lengan atas berada pada posisi extensi >
sudut 45-90º.
1. Beri nilai +1 jika posisi lengan bawah barada pada sudut 60-
100º.
2. Beri nilai +2 jika posisi lengan bawah berada pada sudut 0-60º/
sudut >100º
bawah.
2. Beri nilai +1 (fair) jika pegangan ada namun tidak ideal untuk
lama.
Score A Tabel C
(score Score B, (tabel B value + coupling score)
from tabel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A)
1 1 1 1 2 3 3 4 5 6 7 7 7
2 1 2 2 3 4 4 5 6 6 7 7 8
3 2 3 3 3 4 5 6 7 7 8 8 8
4 3 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9
5 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9 9
6 6 6 6 7 8 8 9 9 10 10 10 10
7 7 7 7 8 9 9 9 10 10 11 11 11
8 8 8 8 9 10 10 10 10 10 11 11 11
9 9 9 9 10 10 10 11 11 11 12 12 12
10 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 12
11 11 11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 12
12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Tabel 2.10 Table C Score
37
ditiadakan/diabaikan.
(Stanton, 2004).
38
subjektif, artinya hasil dari metode ini sangat bergantung pada kondisi
Keterangan :
cara kerja, atau prosedur kerja yang lebih aman, rotasi atau pemeriksaan
kesehatan.
E. Kerangka Teori
Faktor risiko
ergonomi
Faktor pekerjaan
1. Aktifitas
berulang 1. Beban
2. Sikap kerja 2. Postur
tidak alamiah 3. Durasi
3. Gerakan otot
berlebihan
(Tarwaka, 2010)
Faktor individu
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
kerangka konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah postur
tubuh saat bekerja, beban yang digunakan, coupling, lama/durasi gerak statis
pekerja.
1. Postur Kerja,
2. Keluhan
Musculoskeletal
Disorders (MSDs)
pada pekerja
B. Desain Penelitian
42
43
Mulai
Survey lapangan
-wawancara Studi Pendahuluan
- dokumentasi
Identifikasi Masalah
Perumusan
masalah
Menetapkan
Tujuan
Kuesioner
Pengamatan Memberikan
Nordic Body postur tubuh coding/penilaian
Map pekerja pada postur tubuh
Analisis hasil
Usulan
perbaikan
sistem kerja
Kesimpulan
dan saran
Selesai
1. Populasi
ini adalah seluruh tenaga kerja sebanyak 32 orang yang bekerja di Sentra
2. Sampel
secara acak tapi ditentukan sendiri oleh peneliti karena ada pertimbangan
1. Tempat
2. Waktu penelitian
1. Alat Penelitian
e. Alat tulis
2. Pengumpulan Data
lingkungan kerja.
dirasakan responden.
dari paguyuban Sentra Industri Kendal, dan juga sumber tertulis lainnya
berupa buku, jurnal, arsip yang terkait dengan topik yang diteliti
Hasil penelitian ini akan dioleh, dimana dari semua data yang masuk untuk
a. Coding : data yang telah diperoleh dari hasil observasi dan pengisian
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
1) Metode REBA
pekerja pada gambar (foto) yang telah diamati dan diambil saat
Hasil dari penilaian REBA yang diisi pada lembar observasi yang
ditiadakan/diabaikan.
54
I. Etika Penelitian
lembar persetujuan dan jika subjek tidak bersedia, maka peneliti harus
memberikan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
3. Confidentiality (kerahasiaan)
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.
J. Jadwal Penelitian
HASIL PENELITIAN
Sentra Industri Tas Kendal memproduksi berbagai macam tas seperti tas
punggung, tas ASI, tas wanita dan koper, produk yang dibuat sesuai dengan
Truko pada tahun 2005 dan diawali dengan berbagai pengrajin dari luar kota
Kendal, namun saat ini sudah banyak pengrajin yang berasal dari desa itu,
(SINTAK). Pertemuan paguyuban atau rapat rutin dilakukan satu bulan sekali
setiap minggu pertama awal bulan. Pertemuan rutin tersebut membahas arisan,
pameran, studi banding, dan variasi harga tas serta model standart tas sama.
pemasaran dan distribusi tas yang dihasilkan sudah mencapai tingkat nasional
baik pemesanan via pos maupun online. Tas yang diproduksi SINTAK
Kalimantan.
objek penelitian:
56
57
yang baik.
dilantai tanpa alas duduk dan bahkan ada pekerja yang membuat
Kecamatan Kngkung Kabupaten Kendal terdiri dari tiga proses inti pembuatan
tas. Tahapan proses kerja yang dilakukan oleh pekerja yaitu proses garis,
proses jahit, dan pengepakan. Namun dalam penelitian ini yang akan diteliti
1. Proses Garis
Pada proses tahapan ini terdapat dua tahapan proses yaitu tahapan
pulpen khusus yang dibentuk pada lembaran kain yang dijadikan sebagai
bahan baku pembuatan tas. Setelah pembuatan pola pada lembaran kain
2. Proses Jahit
3. Pemasangan Aksesoris
Tahapan ini dilakukan setelah pola selesai dijahit sehingga membentuk tas
siap jadi. Pekerja melakukan pemasangan aksesoris pada tas sesuai dengan
model tas yang dipesan. Aksesoris yang dipasang tersebut dapat berupa
4. Pengecekan
Tahapan ini adalah tahapan paling penting setelah tas jadi, tas yang
telah selesai dijahit dan dipasang aksesoris dicek kembali apakah tas sudah
sesuai dengan prosedur dan siap di pasarkan atau tidak, jika ada sebagian
kecil dari tas yang rusak atau cacat maka tas tidak layak untuk dipasarkan.
59
5. Gudang
Proses ini merupakan proses awal dan akhir yang dilakukan pekerja
dari pengambilan bahan baku pembuatan tas hingga produk tas siap
dipasarkan. Bahan baku tas berupa kain yang masih berupa gulungan kain
ditata berdasarkan jenis kain digudang oleh pekerja. Tas yang telah dijahit
C. Karakteristik Responden
Kabupaten Kerja pada 7 pekerja dibagian pola dan gudang. Pekerja di bagian
selama jam kerja.jam kerja dimulai dari pukul 08.00 s/d 17.00 WIB dengan
terjadinya bias.
pekerja merasa malu dan canggung, sehingga beberapa gambar dan vidio
7. Pada beberapa tahapan proses, durasi kerja atau lamanya waktu bekerja,
1. Umur
tabel 4.1.
61
2. Jenis Kelamin
pada bagian pola dan gudang semuanya adalah laki-laki. Distribusi jenis
3. Masa Kerja
masa kerja responden dapat dilihat pada tabel 4.3. Sedangkan rata-rata
masa kerja pekerja di Sentra Industri Tas Kendal bagian pola dan gudang
62
adalah 6,4± tahun. Distribusi masa kerja dan rata-rata masa kerja dapat
D. Postur Kerja
Postur kerja yang dinilai adalah pekerja bagian pola dan gudang, yaitu
pekerjaan pembuat pola tas yang aktifitas kerjanya dilakukan dengan postur
duduk, dan bagian gudang dengan aktifitas kerja dengan cara mengangkat
barang-barang produk tas dan bahan mentah tas yang akan dijahit.
1) Responden 1
Kelompok B
Postur Tubuh Nilai Keterangan
Kanan Kiri Kanan Kiri
Lengan Atas 3 3 Fleksi 67º Fleksi 62º
Lengan Bawah 2 2 Fleksi 26º Fleksi 22º
Pergelangan Tangan 2 2 Fleksi 25º Fleksi 25º
Nilai Tabel B 5 5
Coupling 0 1 Baik Kurang Baik
Nilai B (Nilai Tabel B+ 5 6
Nilai coupling)
Nilai C dari Tabel C 8 8
Nilai Aktifitas 2 2 Postur dalam Postur dalam
keadaan statis, keadaan statis,
berulang 4 berulang 4
kali/menit kali/menit
Nilai REBA (Nilai C + 10 10
Nilai Aktifitas)
Tabel 4.4 penilaian postur kerja Responden 1
dapat dilihat dari posisi leher dalam keadaan fleksi 47º sehingga diberi
sudut >60º (64º) sehingga diberi nilai 4. Posisi kaki saat aktifitas ini
duduk dengan kaki menekuk dengan sudut 30º sehingga didapat nilai
Beban yang digunakan dalam aktifitas ini adalah <5kg sehingga diberi
masing-masing pada kanan (sudut 67º) dan kiri (sudut 62º). Saat
65
bekerja lengan atas kanan nilai 3 dan kiri 3. Posisi lengan bawah
bagian kanan fleksi 26º dan bagian kiri fleksi sebesar 25º sehingga
(kanan) dan 2 (kiri). Pada posisi pergelangan tangan fleksi sebesar 25º
Pada nilai kondisi genggaman dinilai baik untuk sebelah kanan yaitu
sebelah kiri yaitu saat menahan penggaris pola, sehingga bagian kanan
bertahan saat bekerja dalam keadaan statis per menit dan terdapat
2) Responden 2
Kelompok B
Postur Tubuh Nilai Keterangan
Kanan Kiri Kanan Kiri
Lengan Atas 3+1 3 Fleksi 73º Fleksi 80º
lengan
abdukasi
Lengan Bawah 2 2 Fleksi 43º Fleksi 45º
Pergelangan Tangan 1 1 Fleksi 15º Fleksi 15º
Nilai Tabel B 5 4
Coupling 0 1 Baik Kurang baik
Nilai B (Nilai Tabel B+ 5 5
Nilai coupling)
Nilai C dari Tabel C 5 5
Nilai Aktifitas 2 2 Postur dalam Postur dalam
keadaan statis, keadaan statis,
berulang 4 berulang 4
kali/menit kali/menit
Nilai REBA (Nilai C + 7 7
Nilai Aktifitas)
Tabel 4.5 penilaian postur kerja Responden 2
dapat dilihat dari posisi leher dalam keadaan fleksi 28º sehingga diberi
sudut 20-60º (52º) sehingga diberi nilai 3. Posisi kaki saat aktifitas ini
masing-masing pada kanan (sudut 73º) dan kiri (sudut 80º). Saat
kiri. Posisi lengan bawah bagian kanan fleksi 43º dan bagian kiri
bagian dari lengan bawah yaitu 2 (kanan) dan 2 (kiri). Pada posisi
pergelangan tangan fleksi sebesar 15º dan kiri sebesar 15º sehingga
menggunakan pensil dan kurang baik untuk sebelah kiri yaitu saat
bertahan saat bekerja dalam keadaan statis per menit dan terdapat
3) Responden 3
Kelompok B
Postur Tubuh Nilai Keterangan
Kanan Kiri Kanan Kiri
Lengan Atas 3 2 Fleksi 83º Fleksi 25º
Lengan Bawah 2 2 Fleksi 22º Fleksi 37º
Pergelangan Tangan 1 1 Fleksi 20º Fleksi 15º
Nilai Tabel B 4 4
Coupling 1 0 Kurang baik Baik
Nilai B (Nilai Tabel B+ 5 4
Nilai coupling)
Nilai C dari Ta2bel C 5 4
Nilai Aktifitas 2 2 Postur dalam Postur dalam
keadaan statis, keadaan statis,
berulang 4 berulang 4
kali/menit kali/menit
Nilai REBA (Nilai C + 7 6
Nilai Aktifitas)
Tabel 4.6 penilaian postur kerja Responden 3
dilihat dari posisi leher dalam keadaan fleksi 15º sehingga diberi nilai 1.
Posisi punggung dapat dilihat dalam keadaan fleksi diantara sudut 20-60º
(40º) sehingga diberi nilai 3. Posisi kaki saat aktifitas ini duduk dengan
kaki menekuk dengan sudut 31º sehingga nilai total kaki menjadi 2.
4. Beban yang digunakan dalam aktifitas ini adalah <5kg sehingga diberi
masing pada kanan (sudut 83º) dan kiri (sudut 25º). Nilai postur lengan
71
Posisi lengan bawah bagian kanan fleksi 22º dan bagian kiri fleksi sebesar
bawah yaitu 2 (kanan) dan 2 (kiri). Pada posisi pergelangan tangan kanan
fleksi sebesar 20º dan kiri 15º sehingga masing masing bagian pergelangan
worksheet didapatkan nilai Tabel B yaitu 4 (kanan) dan 4 (kiri). Pada nilai
dibuat, kemudian baik untuk sebelah kiri karena tidak melakukan aktivitas
(kanan) dan 3 (kiri) dengan nilai genggaman 1 (kanan) dan 0 (kiri) yaitu
saat bekerja dalam keadaan statis per menit dan terdapat gerakan berulang
tindakan.
4) Responden 4
Kelompok B
Postur Tubuh Nilai Keterangan
Kanan Kiri Kanan Kiri
Lengan Atas 3+1 3+1 Fleksi 62º Fleksi 87º
Lengan Lengan
abdukasi abdukasi
Lengan Bawah 2 2 Fleksi 30º Fleksi 15º
Pergelangan Tangan 2 2 Fleksi 22º Fleksi 28º
Nilai Tabel B 6 6
Coupling 0 1 Baik Kurang baik
Nilai B (Nilai Tabel B+ 6 7
Nilai coupling)
Nilai C dari Tabel C 4 5
Nilai Aktifitas 2 2 Postur dalam Postur dalam
keadaan statis, keadaan statis,
berulang 4 berulang 4
kali/menit kali/menit
Nilai REBA (Nilai C + 6 7
Nilai Aktifitas)
Tabel 4.7 penilaian postur kerja Responden 4
dapat dilihat dari posisi leher dalam keadaan fleksi 15º sehingga diberi
sudut 20-60º (45º) sehingga diberi nilai 3. Posisi kaki saat aktifitas ini
masing-masing pada kanan (sudut 62º) dan kiri (sudut 87º). Saat
penarikan pola, lengan atas kanan dan kiri bergerak menjauhi tubuh
(abdukasi). Hal ini menyebabkan nilai total lengan atas 4 (kanan) dan 4
(kiri). Posisi lengan bawah bagian kanan fleksi 30º dan bagian kiri
bagian dari lengan bawah yaitu 2 (kanan) dan 2 (kiri). Pada posisi
pergelangan tangan kanan fleksi sebesar 22º dan kiri 28º sehingga
pensil dan kurang baik untuk sebelah kiri yaitu saat memegang contoh
bertahan saat bekerja dalam keadaan statis per menit dan terdapat
5) Responden 5
Kelompok B
Postur Tubuh Nilai Keterangan
Kanan Kiri Kanan Kiri
Lengan Atas 3 3 Fleksi 54º Fleksi 54º
Lengan Bawah 2 2 Fleksi 53 º Fleksi 100º
Pergelangan Tangan 2 2+1 Fleksi 21º Fleksi 23º
Nilai Tabel B 5 5
Coupling 0 1 Baik Kurang Baik
Nilai B (Nilai Tabel B+ 5 6
Nilai coupling)
Nilai C dari Tabel C 4 4
Nilai Aktifitas 2 2 Postur dalam Postur dalam
keadaan statis, keadaan statis,
berulang 4 berulang 4
kali/menit kali/menit
Nilai REBA (Nilai C + 6 6
Nilai Aktifitas)
Tabel 4.8 penilaian postur kerja Responden 5
dapat dilihat dari posisi leher dalam keadaan fleksi 15º sehingga diberi
sudut 20-60º (32º) sehingga diberi nilai 3. Posisi kaki saat aktifitas ini
masing-masing pada kanan (sudut 54º) dan kiri (sudut 54º), sehingga
Posisi lengan bawah bagian kanan fleksi 53º dan bagian kiri fleksi
dari lengan bawah yaitu 2 (kanan) dan 2 (kiri). Pada posisi pergelangan
tangan fleksi sebesar 23º kanan dan kiri sebesar 23º, pergelangan
(kanan) dan 5 (kiri). Pada nilai kondisi genggaman dinilai baik untuk
bertahan saat bekerja dalam keadaan statis per menit dan terdapat
6) Responden 6
79
Kelompok B
Postur Tubuh Nilai Keterangan
Kanan Kiri Kanan Kiri
Lengan Atas 3+1 1 Fleksi 90º 0
Lengan Bawah 2 1 Fleksi 45º 0
Pergelangan Tangan 1 1 Fleksi 20º 0
Nilai Tabel B 5 1
Coupling 1 0
Nilai B (Nilai Tabel B+ 6 1
Nilai coupling)
Nilai C dari Tabel C 8 1
Nilai Aktifitas 2 1 Postur dalam Postur dalam
keadaan statis, keadaan statis,
berulang 4 berulang 4
kali/menit kali/menit
Nilai REBA (Nilai C + 10 3
Nilai Aktifitas)
Tabel 4.9 penilaian postur kerja Responden 6
pada kelompok A dapat dilihat dari posisi leher dalam keadaan fleksi
keadaan fleksi dantara sudut 20-60º (25º) sehingga diberi nilai 3. Posisi
kaki saat aktifitas ini berdiri tegak sehingga didapat nilai 1. Masukan
digunakan dalam aktifitas ini adalah >10 kg (35 kg) sehingga diberi
80
beban yang dipikul dengan (sudut 54º) dan kiri (sudut 0º), sehingga
total nilai untuk lengan atas yang didapatkan 4 (kanan) dan 1 kiri.
Posisi lengan bawah bagian kanan fleksi 45º dan bagian kiri 0º
fleksi sebesar 15º kanan dan kiri sebesar 0º, sehingga masing masing
(kanan) dan 1 (kiri). Pada nilai kondisi genggaman dinilai kurang baik
bertahan saat bekerja dalam keadaan statis per menit dan terdapat
diperlukan tindakan.
7) Responden 7
82
Kelompok B
Postur Tubuh Nilai Keterangan
Kanan Kiri Kanan Kiri
Lengan Atas 1 1 Fleksi 12º Fleksi 10º
Lengan Bawah 2 2 Fleksi 12º Fleksi 10º
Pergelangan Tangan 1 1 Flksi 18⁰ Fleksi 15⁰
Nilai Tabel B 1 1
Coupling 1 1 Kurang baik Kurang baik
Nilai B (Nilai Tabel B+ 2 2
Nilai coupling)
Nilai C dari Tabel C 2 2
Nilai Aktifitas 2 2 Postur dalam Postur dalam
keadaan statis, keadaan statis,
berulang 4 berulang 4
kali/menit kali/menit
Nilai REBA (Nilai C + 4 4
Nilai Aktifitas)
Tabel 4.10 penilaian postur kerja Responden 7
diberi nilai 1. Posisi kaki saat aktifitas ini berdiri tegak sehingga
beban yang dipikul dengan (sudut 12º) dan kiri (sudut 10º), sehingga
total nilai untuk lengan atas yang didapatkan 1 (kanan) dan 1 kiri.
Posisi lengan bawah bagian kanan fleksi 12º dan bagian kiri 10º
fleksi sebesar 18º kanan dan kiri sebesar 22º, sehingga masing masing
(kanan) dan 1 (kiri). Pada nilai kondisi genggaman dinilai kurang baik
untuk sebelah kanan dan kiri yaitu genggaman saat memegang beban
bertahan saat bekerja dalam keadaan statis per menit dan terdapat
diperlukan tindakan.
ditanyakan kepada pekerja yang diberi tanda ceklist pada keluhan yang
keluhan yang paling banyak dirasakan oleh pekerja selama 1 tahun terakhir
adalah bagian tubuh pinggang, yaitu sebanyak 6 pekerja (86%), bagian leher 5
pekerja (71%), kemudian pada bagian bahu sebelah kanan 4 pekerja (57%).
Sedangkan keluhan yang paling banyak dirasakan pekerja dalam kurun waktu
(MSDs) yang dirasakan pekerja bagian pola paling banyak mengeluhkan sakit
(86%) dalam jangka waktu 1 tahun terakhir. Sedangkan bagian gudang, semua
85
kategori umur pekerja yang berumur <30 tahun paling banyak mengeluhkan
pada leher bagian atas sebanyak 2 pekerja (100%), sedangkan pekerja yang
usianya 30-40 tahun pekerja paling banyak mengeluhkan sakit pada bagian
pinggang dan leher bagian atas sebanyak 4 pekerja (80%). Dan yang terakhir
untuk kategori masa kerja pekerja dengan masa kerja <5 tahun, semua pekerja
pekerja dengan masa kerja 5-10 tahun pekerja paling banyak mengeluhkan
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
antara lain:
4. Lokasi sempit sehingga pengambilan gambar sulit dilihat dari sisi yang
lain.
B. Postur Kerja
Pembagian postur kerja dalam ergonomi didasarkan atas posisi tubuh dan
dari:
86
87
1. Postur Netral
2. Postur Janggal
beban dalam jangka waktu lama. Postur janggal akan menyebabkan stress
mekanik pada otot rangka. Selain itu, postur janggal akan membutuhkan
energi yang lebih besar pada beberapa bagian otot, sehingga meningkatkan
tingginya nilai akhir REBA pada pekerja bagian pola dan gudang di
Sentra Industri Tas Kendal adalah postur kerja statis, dimana pekerja
bekerja dalam posisi duduk dalam jangka waktu yang lama tanpa
menahan pola pada saat menggambar dan pergerakan tangan kanan yang
rasa sakit (salah satu atau gabungan dari rasa pegal, nyeri, kesemutan,
panas, kejang, kaku, ataupun bengkak) yang dirasakan pada bagian postur
89
tubuh yang paling banyak dirasakan oleh pekerja pada jangka waktu 1
tahun terakhir bagian pola dan gudang adalah pada bagian tubuh pinggang,
keluhan pada leher bagian atas sebanyak 5 pekerja (71%), kemudian pada
pekerja (43%), kemudian urutan kedua yaitu bagian leher atas, leher
bawah, bahu kanan, betis kanan, kaki kiri, masing-masing dirasakan oleh 2
pekerja (29%).
Pinggang dan leher bagian atas menjadi postur yang paling banyak
dikeluhkan rasa sakit dan nyeri oleh pekerja saat melakukan aktifitas
oleh:
pekerjaan.
Dari jumlah keluhan yang dirasakan oleh seluruh pekerja, 4 pekerja bagian
pola dan 3 pekerja bagian gudang dapat dilihat distribusi keluhan MSDs
Keluhan MSDs
Bagian Pola Bagian Gudang
Dalam 1 tahun Dalam 7 hari Dalam 1 Dalam 7 hari
NO JENIS KELUHAN
terakhir Terakhir tahun terakhir
terakhir
Ada % ada % Ada % ada %
0 Sakit/kaku di leher bagian atas 3 75 1 25 2 67 1 33
1 Sakit/kaku di leher bagian - - 1 25 2 67 - -
bawah
2 Sakit di bahu kiri - - 1 25 - - - -
3 Sakit di bahu kanan 2 50 1 25 3 100 1 33
4 Sakit pada lengan atas kiri - - - - 1 33 - -
5 Sakit di punggung 2 50 2 50 2 67 1 33
6 Sakit pada lengan atas kanan 1 25 - - 2 67 1 33
7 Sakit pada pinggang 3 75 - - 3 100 - -
8 Sakit pada bokong - - 1 25 - - - -
9 Sakit pada pantat 2 50 - - - - - -
10 Sakit pada siku kiri - - - - - - - -
11 Sakit pada siku kanan - - - - - - - -
12 Sakit pada lengan bawah kiri 1 25 - - - - - -
13 Sakit pada lengan bawah 1 25 - - 1 33 1 33
92
kanan
14 sakit pada pergelangan tangan - - 1 25 2 67 - -
kiri
15 Sakit pada pergelangan tangan 3 75 1 25 2 67 1 33
kanan
16 Sakit pada tangan kiri - - - - - - - -
17 Sakit pada tangan kanan 2 50 1 25 - - - -
18 Sakit pada paha kiri 1 25 - - 1 33 - -
19 Sakit pada paha kanan - - - - 1 33 - -
20 Sakit pada lutut kiri - - - - 1 33 - -
21 Sakit pada lutut kanan - - - - 2 67 - -
22 Sakit pada betis kiri 3 75 - - - - 1 33
23 Sakit pada betis kanan - - 1 25 - - 1 33
24 Sakit pada pergelangan kaki - - 1 25 - - - -
kiri
25 Sakit pada pergelangan kaki - - - - - - - -
kanan
26 Sakit pada kaki kiri 2 50 1 25 1 33 - -
27 Sakit pada kaki kanan - - 1 25 - - - -
beragam. keluhan tubuh yang paling banyak dirasakan oleh pekerja pada
jangka waktu 1 tahun terakhir bagian pola adalah leher bagian atas,
waktu 1 tahun terakhir adalah pada bagian tubuh bahu sebelah kanan dan
yaitu keluhan pada leher bagian atas, leher bagian bawah, punggung,
93
lengan atas kanan, pergelangan tangan kanan dan kiri, kemudian lutut
responden dalam jangka waktu 7 hari terakhir adalah pada bagian leher
atas, bahu kanan, punggung, lengan kanan atas, pergelangan kaki kiri,
terbanyak yaitu berkisar dari 30-40 tahun, sebanyak 5 pekerja (71%), dan
pekerja yang umurnya <30 tahun ada 2 pekerja (29%). Gambaran keluhan
Keluhan MSDs
< 30 tahun 30-40 tahun
Dalam 1 tahun Dalam 7 hari Dalam 1 Dalam 7 hari
NO JENIS KELUHAN
terakhir Terakhir tahun terakhir
terakhir
Ada % ada % Ada % ada %
0 Sakit/kaku di leher bagian atas 1 50 1 50 4 80 1 20
1 Sakit/kaku di leher bagian 2 100 - - - - 2 40
bawah
2 Sakit di bahu kiri - - - - - - - -
3 Sakit di bahu kanan 1 50 1 50 3 60 1 10
4 Sakit pada lengan atas kiri 1 50 - - - - - -
5 Sakit di punggung 1 50 1 50 3 60 2 40
6 Sakit pada lengan atas kanan 1 50 1 50 2 40 - -
7 Sakit pada pinggang 2 50 - - 4 80 - -
8 Sakit pada bokong - - - - 1 20 1 20
9 Sakit pada pantat - - - - 1 20 - -
10 Sakit pada siku kiri - - - - - - - -
11 Sakit pada siku kanan - - - - - - - -
12 Sakit pada lengan bawah kiri - - - - 1 20 - -
13 Sakit pada lengan bawah 1 50 1 50 2 40 - -
kanan
14 sakit pada pergelangan tangan 1 50 - - 1 20 1 20
kiri
15 Sakit pada pergelangan tangan 1 50 1 50 3 60 2 40
kanan
16 Sakit pada tangan kiri - - - - - - - -
17 Sakit pada tangan kanan - - - - 2 40 1 20
18 Sakit pada paha kiri 1 50 - - 1 20 - -
19 Sakit pada paha kanan 1 50 - - - - - -
20 Sakit pada lutut kiri - - - - 1 20 - -
21 Sakit pada lutut kanan 1 50 - - 1 20 - -
22 Sakit pada betis kiri - - - - 3 60 - -
23 Sakit pada betis kanan - - 1 50 - - 1 20
24 Sakit pada pergelangan kaki - - - - - - 1 20
kiri
25 Sakit pada pergelangan kaki - - - - - - - -
kanan
26 Sakit pada kaki kiri 1 50 - - 2 40 1 20
27 Sakit pada kaki kanan - - - - - - 1 20
95
oleh pekerja dalam jangka waktu 1 tahun terakhir yaitu leher bagian
b. Pada pekerja umur 30-40 tahun, keluhan yang dirasakan dalam kurun
waktu 1 tahun terakhir yaitu pada leher bagian atas dan pinggang 4
kanan, dan betis kiri masing masing bagian dirasakan oleh 3 pekerja
(60%).
30-40 tahun dalam kurun waktu 7 hari terakhir adalah bagian leher
pekerja.
leher bagian atas dan pinggang. Pekerja dengan kelompok umur tersebut
diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu masa kerja < 5 tahun dan 5-10
terbanyak di Sentra Industri Tas Kendal adalah 5-10 tahun yaitu 5 pekerja
(71%), dan pekerja yang masa kerjanya <5 tahun ada 2 pekerja (29%).
Keluhan MSDs
< 5 tahun 5-10 tahun
Dalam 1 tahun Dalam 7 hari Dalam 1 Dalam 7 hari
NO JENIS KELUHAN
terakhir Terakhir tahun terakhir
terakhir
Ada % Ada % Ada % Ada %
0 Sakit/kaku di leher bagian 1 50 1 50 4 80 1 20
atas
1 Sakit/kaku di leher bagian 1 50 - - 1 20 2 40
bawah
2 Sakit di bahu kiri - - - - 1 20 - -
3 Sakit di bahu kanan 1 50 1 50 3 60 1 20
4 Sakit pada lengan atas kiri - - - 1 20 - -
5 Sakit di punggung 1 50 1 50 3 60 2 40
6 Sakit pada lengan atas 1 50 1 50 2 40 - -
kanan
7 Sakit pada pinggang 2 100 - - 3 60 - -
8 Sakit pada bokong - - - - - 1 20
9 Sakit pada pantat - - - - 1 20 - -
10 Sakit pada siku kiri - - - - 1 20 - -
11 Sakit pada siku kanan - - - - - - - -
12 Sakit pada lengan bawah 1 50 - - - - - -
kiri
13 Sakit pada lengan bawah - - 1 50 2 40 - -
kanan
14 sakit pada pergelangan - - 1 50 2 40 - -
tangan kiri
15 Sakit pada pergelangan 1 50 1 50 3 40 2 40
tangan kanan
16 Sakit pada tangan kiri - - - - - - - -
17 Sakit pada tangan kanan - - - - 2 40 - -
18 Sakit pada paha kiri - - - - 1 20 - -
19 Sakit pada paha kanan - - - - 1 20 - -
20 Sakit pada lutut kiri - - - - 1 20 - -
21 Sakit pada lutut kanan 1 50 - - 1 20 - -
22 Sakit pada betis kiri 1 50 1 50 2 40 - -
23 Sakit pada betis kanan - - 1 50 - - 1 20
24 Sakit pada pergelangan - - 1 50 - - - -
kaki kiri
25 Sakit pada pergelangan - - - - - - - -
kaki kanan
26 Sakit pada kaki kiri - - 1 50 2 40 - -
27 Sakit pada kaki kanan - - - - - - 1 20
98
a. Pekerja dengan masa kerja <5 tahun, keluhan dirasakan oleh 2 pekerja
terakhir.
b. Pekerja dengan masa kerja 5-10 tahun, keluhan dirasakan dalam kurun
waktu 1 tahun terakhir yaitu pada leher bagian atas 4 pekerja (80%)
pada kelompok masa kerja <5 tahun dengan keluhan pada pinggang.
masa kerja ini disebabkan karena pekerja dengan masa kerja <5 tahun
terdapat bagian tubuh dari pekerja yang berkontribusi saat bekerja. Bagian
A. Simpulan
1. Pada bagian pola dan gudang hasil akhir penilaian menggunakan metode
aktifitas bagian pola dan gudang di Sentra Industri Tas Kendal, tahun
dirasakan pekerja bagian pola dan gudang di Sentra Industri tas Kendal
berikut:
100
101
dirasakan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir yaitu pada leher bagian
tahun dalam kurun waktu 7 hari terakhir adalah bagian leher bawah,
f. Pekerja dengan masa kerja < 5 tahun lebih banyak mengeluhkan pada
tahun terakhir.
(40%).
B. Saran
adalah:
2. Bagi pekerja
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengtahui postur kerja yang
ergonomi pada pekerja pembuat tas dengan melihat dan melibatkan faktor
pencahayaan).
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah. 2013. Analisis Pada Postur Kerja Dengan Metode Rapid Upper Limb
Assessment (RULA) Pada Pekerja Kuli Angkut Buah Di Agen “Ridho Ilahi”
Pasar Johar Kota Semarang: Jurnal FKM Universitas Diponegoro. Vol. 2,
No. 1 tahun 2003.
Ariani, (2010). Analisis Mesin Untuk Mengurangi Cartigue Akibat Kerja Pada
Bagian Air Traffic Control (ATC) Di PT. Angkasa Rula II Polonia Medan:
Jurnal Dinamis Vol. II no. 6 Januari 2010.
Nursatya, (2008). Resiko MSDs Pada Pekerja di Bidang Komputerisasi. FKM UI:
Jakarta.
Razak, (2014). Hubungan Antara Postur Kerja Dengan Keluhan Nyeri Punggung
Bawah Pada Pekerja Di Sentra Industri Pembuat Tas Truko Kabupaten
Kendal tahun 2014. Skripsi. Kendal: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Kendal.
Torik, (2015). Analisis Postur Dengan Metode RULA Untuk Kerja Administrasi.
SINERGI Vol.19,No.1 Februari 2105.
Sujoso, fani, fitria, dan ikmala, (2010). Analisi egonomi pada pekerja laundri.
Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan kerja Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. Korespondensi: Jl Kalimantan
I/93 Kampus Tegal Boto, Jember.