Anda di halaman 1dari 9

101 | ISSN : 2686 - 4614

Analisis Penilaian Postur Kerja Menggunakan Metode Nordic Body Map


(Nbm), Rapid Upper Limb Assessment (Rula) dan Rapid Entire Body
Assessment (Reba) pada Tenaga Kerja
Indah Yuliani; Alya Zahrah Zhafirah
Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Pertiwi Indonesia
Email : indah.yuliani08@gmail.com; alyazahrazhafira0@gmail.com

ABSTRAK

Postur kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktifitas kerja, karena kerja
dengan postur janggal dapat menyebabkan masalah-masalah ergonomi terutama cedera otot pada tenaga kerja.
Konveksi Otvit Depok, Jawa Barat merupakan industri konveksi yang bekerja dengan memberikan support dari
hulu ke hilir produksi sehingga banyak aktivitas dilakukan dengan berbagai macam postur kerja yang dapat
menyebabkan cedera otot. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis hasil penilaian postur kerja
menggunakan metode Nordic Body Map (NBM), Rapid Upper Limb Assessment (RULA), dan Rapid Entire Body
Assessment (REBA) pada tenaga kerja. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik, dengan populasi
berjumlah 30 tenaga kerja. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode total sampling.
Berdasarkan analisis yang dilakukan menggunakan metode NBM, RULA, dan REBA masih ditemukan adanya
risiko tinggi pada hasil penilaian menggunakan metode REBA. Postur kerja yang dinilai menggunakan metode
REBA rata-rata dikategorikan berisiko. Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar dapat melakukan upaya
pengendalian ergonomi sehingga dampak cedera otot akibat postur janggal dapat menurun serta dapat
meningkatkan produktifitas tenaga kerja.

Kata Kunci: Postur Kerja, NBM, RULA, REBA

ABSTRACT

Work posture is one of the factors that can affect work productivity because working with awkward postures can
cause ergonomic problems, especially muscle injuries in the workforce. Otvit Convection Depok, West Java is a
convection industry that works by providing support from upstream to downstream production so that many
activities are carried out with various work postures that can cause muscle injury. This study aims to determine
the analysis of the results of the work posture assessment using the Nordic Body Map (NBM), Rapid Upper Limb
Assessment (RULA), and Rapid Entire Body Assessment (REBA) methods on the workforce. This research is a
descriptive-analytic study, with a population of 30 workers. Sampling was done by using the total sampling
method. Based on the analysis conducted using the NBM, RULA, and REBA methods, it was still found that there
was a high risk in the results of the assessment using the REBA method. The average work posture assessed using
the REBA method is categorized as risky. Therefore, the researchers suggest that efforts to control ergonomics
can be carried out so that the impact of muscle injury due to awkward postures can be decreased and can increase
labor productivity.

Keywords: Work Posture, NBM, RULA, REBA

Pendahuluan mengganti pekerja dengan mesin (human to


Perkembangan teknologi industri machine), mesin dengan mesin (machine to
dunia saat ini menduduki revolusi 4.0 di machine), dan mesin dengan manusia
mana penyatuan antara otomatisasi (machine to human).
perkantoran dan proses bisnis dengan Meskipun era teknologi sudah sangat
otomatisasi pabrik dan proses industri canggih, risiko bahaya di tempat kerja
menjadi sebuah teknologi digital yang tetaplah ada. Salah satunya adalah bahaya
mempermudah pengerjaan suatu kegiatan ergonomi. Bahaya ergonomi merupakan
produksi. Segala bentuk pekerjaan dapat bahaya yang disebabkan karena
dikurangi risiko bahayanya dengan ketidaksesuaian antara peralatan kerja

Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 3 September - Desember Tahun 2021


102 | ISSN : 2686 - 4614

dengan pekerja. Postur tubuh tenaga kerja mempengaruhi anggota badan yang lebih
yang tidak baik saat berinteraksi dengan rendah mencapai 28% (26,7 hari hilang per
peralatan dan bahan produksi juga dapat kasus) (HSE, 2020).
menimbulkan bahaya ergonomi yang Berdasarkan observasi awal, masih
kemudian akan mempengaruhi ditemukan postur-postur janggal pada
produktifitas tenaga kerja. tenaga kerja seperti adanya aktivitas
Dalam menghadapi persaingan monoton dan aktivitas repetitive yang
industri, suatu perusahaan dituntut untuk dilakukan dengan postur janggal di
dapat meningkatkan produktivitas. Salah Konveksi Otvit Depok, Jawa Barat. Kondisi
satu faktor yang dapat menurunkan tersebut menarik untuk diteliti lebih lanjut
produktivitas adalah terjadinya karena postur kerja yang kurang ergonomis
musculoskeletal disorders (Podniece, dkk, tersebut dapat menyebabkan berbagai
2008, dalam Revadi dkk, 2019). Gangguan masalah baru, seperti kurangnya
sistem gerak tubuh (Musculoskeletal produktifitas kerja, cedera otot akibat kerja
Disorders) telah menjadi penyumbang dan sebagainya.
tertinggi angka morbiditas penyakit yang Postur kerja merupakan titik penentu
berhubungan dengan tempat kerja. dalam menganalisa keefektifan dari suatu
Musculoskeletal Disorders (MSDs) pekerjaan. Apabila postur kerja yang
merupakan gangguan dan atau terjadinya dilakukan oleh operator sudah baik dan
kerusakan pada sistem otot dan rangka ergonomis maka dapat dipastikan hasil
tubuh manusia yang diakibatkan oleh yang diperoleh oleh operator tersebut akan
ketidakseimbangan beban aktivitas baik. Akan tetapi bila postur kerja operator
terhadap kemampuan otot dan rangka yang tersebut tidak ergonomis maka operator
secara signifikan langsung maupun tidak tersebut akan mudah kelelahan. Apabila
langsung mengurangi produktifitas bekerja operator mudah mengalami kelelahan maka
(Laksana & Srisantyorini, 2019). hasil pekerjaan yang dilakukan operator
Sebagian besar gangguan tersebut juga akan mengalami penurunan
muskuloskeletal terkait pekerjaan statistik dan tidak sesuai dengan yang diharapkan
ini mempengaruhi tungkai atas atau leher, (Susihono, 2012, dalam Sulaiman & Sari,
44% atau punggung, 37% dengan sisa 19% 2016).
kasus yang mempengaruhi tungkai bawah. Secara garis besar keluhan otot dapat
Namun, kondisi tersebut kembali mewakili dikelompokkan menjadi dua, yaitu
proporsi yang relatif lebih rendah dari hari (Tarwaka, 2010):
kerja yang hilang daripada prevalensi relatif 1. Keluhan sementara (reversible), yaitu
rasa sakit tersebut. Dari semua hari kerja keluhan otot yang terjadi pada saat otot
yang hilang akibat gangguan menerima beban statis, namun demikian
muskuloskeletal, kondisi yang keluhan tersebut akan segera hilang
mempengaruhi bagian belakang hanya apabila pembebanan dihentikan.
mencapai 22% di antaranya diperkirakan 2. Keluhan menetap (persistent), yaitu
hilang 11,2 hari per kasus. Ini dibandingkan keluhan otot yang bersifat menetap.
dengan kondisi yang mempengaruhi Walaupun pembebanan kerja telah
tungkai atas dan leher itu menyumbang dihentikan, namun rasa sakit pada otot
50% dari hari kerja yang hilang, (20,8 hari masih terus berlanjut.
hilang per kasus) dan kondisi yang

Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 3 September - Desember Tahun 2021


103 | ISSN : 2686 - 4614

Gangguan Muskuloskeletal Pada yaitu: dapat meningkatkkan efisiensi baik


Berbagai Bagian Tubuh: secara fisik, mental maupun produktifitas
1. Gangguan pada tangan; tendonitis, serta dapat mensejahterakan. Sedangkan
tenosynovitis, Carpal Tunnel Syndrome menurut Tarwaka (1996), dalam Masruri &
(CTS) dan trigger finger atau juga Patradhiani tahun 2019, ergonomi bertujuan
dikenal sebagai tenosinovitis stenosing. untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan
2. Gangguan pada leher dan bahu; bursitis, mental dengan pencegahan cidera dan
tension Neck Syndrome, thoracic Outlet penyakit akibat kerja, menrunkan beban
Syndrome. kerja fisik dan mental dan mengupayakan
3. Gangguan pada punggung dan lutut; promosi dan kepuasan kerja; peningkatan
Low Back Pain dan pada lutut tekanan kesejahteraan sosial melalui peningkatan
yang berlangsung terus menerus akan kualitas kontak sosial, mengelola dan
mengakibatkan cairan tersebut (bursa) mengkoordinir secara tepat dan
tertekan, membengkak, kaku, dan meningkatkan jaminan sosial selama kurun
meradang atau biasa disebut bursitis. waktu usia produktif; menciptakan
Tekanan dari luar ini juga menyebabkan keseimbangan rasional antara berbagai
tendon pada lutut meradang yang macam aspek yakni aspek ekonomi, aspek
akhirnya menyebabkan sakit (tendinitis). teknis, antropologis dan budaya setiap
4. Gangguan muskuloskeletal pada kaki system kerja yang dilakukan sehingga
atau tumit; ankle strains / sprains. tercipta kualitass kerja dan kualitas hidup
Terdapat 3 klasifikasi sikap dalam bekerja yang tinggi.
(Pramestari, 2017), yaitu:
1. Sikap Kerja Duduk Metode Penilaian Postur Kerja:
2. Sikap Kerja Berdiri 1. Ovako Working Analysis System
3. Sikap Kerja Duduk Berdiri (OWAS), merupakan suatu metode yang
Postur kerja seorang pekerja digunakan untuk menilai postur kerja
melibatkan beberapa gaya otot, sehingga pada saat bekerja, seperti halnya metode
penerapan postur kerja yang tidak baik akan RULA dan REBA. Metode ini awalnya
mengakibatkan gangguan kesehatan pada ditujukan untuk mempelajari suatu
otot yang pada jangka pendek pekerjaan di industri baja di Finlandia,
mengakibatkan kelelahan fisik namun pada dimana akhirnya para ergonomis dapat
jangka panjang akan mengakibatkan menarik suatu kesimpulan yang valid
kerusakan otot, sendi, ligamen dan tendon dan mempekenalkan metode ini secara
(Pramestari, 2017). luas dan menamainya dengan metode
Dalam ergonomi dikenal istilah fitting “OWAS”. Metode OWAS ini
the task to the person. Maksud dari istilah merupakan sebuah metode yang
tersebut adalah pekerjaan harus dirancang sederhana dan dapat digunakan untuk
sesuai dengan kapasitas pekerja. menganalisis suatu pembebanan pada
Pengembangan ilmu ergonomi didasarkan postur kerja (Karhu dkk., 1985 dalam
pada konsep tersebut. Gambar 2.1 Arifah, 2018). Metode ini dibuat oleh
menggambarkan peranan dari ergonomi seseorang yang bernama O. Karhu yang
(Pulat, 1992, dalam Susanti dkk, 2015). berasal dari Negara Filandia pada tahun
Tujuan ergonomi menurut Pulat 1981 untuk menganalisa postural stress
(1992), dalam Susanti dkk Tahun 2015 pada bidang pekerjaan manual.

Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 3 September - Desember Tahun 2021


104 | ISSN : 2686 - 4614

2. Manual Task Risk Assessment Metode ini menggunakan format REBA


(MANTRA), merupakan metode yang Employee Assessment Worksheet dan
dikembangkan oleh Robin (2004), dalam level of MSD Risk (Middlesworth, 2013)
Susanti dkk, 2015. Pengembangan
metode MANTRA bertujuan untuk Metode
mengukur risiko cedera muskuloskeletal Metode yang digunakan dalam
yang dialami oleh pekerja pada stasiun penelitian ini adalah desain deskriptif
kerja. Penilaian metode MANTRA analitik. Populasi dalam penelitian ini
dilakukan dengan pemberian kode-kode adalah 30 karyawan, sedangkan sample nya
setiap karakteristik pada metode menggunakan metode total sampling. Pada
tersebut. penilaian postur kerja, dilakukan dengan
3. Nordic Body Map (NBM), merupakan menggunakan metode NBM untuk menilai
salah satu metoda pengukuran untuk tingkat keparahan atas terjadinya gangguan
mengukur rasa sakit otot para pekerja atau cedera pada system musculoskeletal,
(Wilson and Corlett, 1995 dalam metode RULA yang berfokus pada anggota
Ramdhani & Zalynda, 2017). Kuesioner tubuh bagian atas, yaitu gerakan repetitif,
Nordic Body Map merupakan salah satu pekerjaan yang diperlukan pengerahan
bentuk kuesioner checklist ergonomi. kekuatan, atau aktivitas otot stasis pada
Dengan NBM dapat melakukan sistem muskuloskeletal anggota tubuh
identifikasi dan memberikan penilaian bagian atas dan metode REBA dilakukan
terhadap keluhan rasa sakit yang suatu analisa secara bersama dari posisi
dialami. yang terjadi pada anggota tubuh bagian
4. Rapid Upper Limb Assessment (RULA), atas, badan leher dan kaki, yaitu
pertama kali diperkenalkan pada tahun penggunaan seluruh tubuh; postur statis,
1993 oleh Dr. Lynn McAtamney. dinamis, cepat berubah/tidak stabil; beban
Metode Rapid Upper Limb Assessment ditangani baik secara sering/jarang;
(RULA) merupakan metode cepat modifikasi terhadap stasiun kerja,
penilaian postur tubuh bagian atas. Input peralatan, pelatihan, atau perilaku.
metode ini adalah postur (telapak tangan,
lengan atas, lengan bawah, punggung Hasil dan Pembahasan
dan leher), beban yang diangkat, tenaga Penilaian postur kerja dilakukan
yang dipakai (statis/dinamis), jumlah dengan menggunakan dua metode yaitu
pekerjaan. Metode ini digunakan format dengan menggunakan metode RULA dan
RULA Employee Assessment Worksheet metode REBA. Metode RULA digunakan
dan level of MSD Risk (Middlesworth, untuk menilai postur dari sudut posisi
2013) lengan atas, lengan bawah, pergelangan
5. Rapid Entire Body Assessment (REBA), tangan, posisi leher, posisi badan dan posisi
Pada tahun 1995, McAtamney dan kaki pada tenaga kerja dengan posisi duduk.
Hignett memperkenalkan metode Rapid Metode REBA digunakan untuk menilai
Entery Body Assesment (REBA). posisis postur dari sudut posisi leher, posisi
Metode ini dapat digunakan untuk badan, kaki, lengan atas, lengan bawah, dan
mengidentifikasi tempat kerja dan pergelangan tangan pada tenaga kerja
diperlukan analisis postur lebih jauh dengan posisi berdiri. Sedangkan penilaian
dengan beberapa kriteria-kriteria. NBM dilakukan untuk menilai keluhan otot

Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 3 September - Desember Tahun 2021


105 | ISSN : 2686 - 4614

pada tenaga kerja yang berkaitan dengan Tabel 1 Hasil Tingkat Keluhan NBM
penilaian postur kerja. Penilaian NBM Tingkat Keluhan N %
No Jenis
dilakukan dengan cara men-checklist setiap . Keluhan A S
TS S
keluhan otot yang dirasakan oleh tenaga S S
Leher
kerja, keluhan tersebut terdapat didalam 0 Bagian 19 7 4 0 45 4%
kuesioner yang dibagikan kepada setiap Atas
Leher
tenaga kerja. 1 Bagian 19 9 2 0 43 4%
Hasil dari penilaian postur kerja Bawah
2 Bahu Kiri 20 10 0 0 40 4%
tersebut dapat dikategorikan kedalam 2 Bahu
3 20 9 1 0 41 4%
kategori, yaitu pertama berkategori tidak Kanan
Lengan
berisiko jika hasil dari RULA, REBA dan 4 26 4 0 0 34 3%
Atas Kiri
NBM berkategori tidak terdapat risiko 5 Punggung 21 7 1 1 42 4%
Lengan
hingga risiko rendah, dan yang kedua 6 Atas 26 4 0 0 34 3%
berkategori berisiko jika hasil dari RULA, Kanan
7 Pinggang 14 12 3 1 51 5%
REBA dan NBM berkategori risiko sedang 8 Bokong 26 2 2 0 36 4%
hingga risiko sangat tinggi. 9 Pantat 25 4 1 0 36 4%
10 Siku Kiri 27 3 0 0 33 3%
Berdasarkan hasil analisis data yang Siku
11 28 2 0 0 32 3%
di dapat dari penyebaran kuesioner dan Kanan
Lengan
pengambilan video kepada 30 responden 12 Bawah 27 3 0 0 33 3%
karyawan, didapatkan hasil terkait penilaian Kiri
Lengan
NBM, RULA dan REBA dengan kegiatan 13 Bawah 29 1 0 0 31 3%
dan nama responden sebagai berikut: Kanan
Pergelang
14 an Tangan 28 1 1 0 33 3%
1. Metode Nordic Body Map (NBM) Kiri
Pergelang
Bekerja dalam posisi yang sama 15 an Tangan 29 0 1 0 32 3%
untuk jangka waktu Panjang secara terus Kanan
Tangan
menerus dapat menyebabkan kaki sakit, 16 26 3 1 0 35 3%
Kiri
pembengkakan pada kaki, varises, Tangan
17 24 5 1 0 37 4%
Kanan
kelelahan otot, nyeri pada pinggang serta 18 Paha Kiri 27 3 0 0 33 3%
kekakuan pada leher dan bahu. Hal ini 19
Paha
29 1 0 0 31 3%
Kanan
diakibatkan oleh tubuh dipengaruhi 20 Lutut Kiri 27 2 1 0 34 3%
pengaturan daerah kerja yang tidak 21
Lutut
27 2 1 0 34 3%
Kanan
ergonomis sehingga posisi-posisi tubuh 22 Betis Kiri 24 5 1 0 37 4%
pekerja dalam beraktivitas merasa dibatasi, 23
Betis
23 7 0 0 37 4%
Kanan
sehingga menimbulkan masalah-masalah Pergelang
pada tubuh seperti tubuh pekerja terlalu 24 an Kaki 27 3 0 0 33 3%
Kiri
membungkuk mengakibatkan nyeri pada Pergelang
punggung pekerja. Berdiri terlalu lama 25 an Kaki 26 3 1 0 35 3%
Kanan
membuat otot-otot menjadi kaku sehingga 26 Kaki Kiri 25 4 1 0 36 4%
dapat mengurangi suplai darah ke otot-otot. 27
Kaki
25 4 1 0 36 4%
Kanan
Hal ini mengakibatkan kelelahan yang 69 12 2 101 100
TOTAL 2
sangat cepat dan merasa nyeri pada bagian- 4 0 4 4 %
bagian tubuh tertentu.

Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 3 September - Desember Tahun 2021


106 | ISSN : 2686 - 4614

Hasil pada tabel diatas sudah 31 atau 11%. Hasil analisis NBM dari tiap
dikategorikan menjadi 4, yaitu tidak sakit, responden menyatakan tingkat risiko dari
agak sakit, sakit dan sangat sakit. Diketahui keluhan postur kerja tersebut adalah risiko
bahwa keluhan yang banyak dialami rendah atau belum diperlukan adanya
pekerja dengan 30 respoden berdasarkan tindakan pengendalian, namun penilaian-
Nordic Body Map, yaitu pada pinggang (51 penilaian keluhan tersebut dapat dijadikan
atau 5%); leher bagian atas (45 atau 4%), sebagai acuan dalam peninjauan cara
leher bagian bawah (43 atau 4%), punggung maupun tempat kerja sehingga dilakukan
(42 atau 4%), bahu kanan (41 atau 4%), perbaikan lebih lanjut kepada tenaga kerja
bahu kiri (40 atau 4%); tangan kanan, betis dan lingkungan kerja.
kiri, dan betis kanan (37 atau 4%); bokong, Menurut hasil penelitian Wijaya
pantat, kaki kiri, dan kaki kanan (36 atau (2019), tingkat keluhan yang memiliki
4%); dan 15 keluhan lainnya (<36 atau 3%). resiko terjadi cidera pada otot yaitu bagian
Dari hasil penilaian responden NBM, bahu kiri, bah kanan, lengan atas kiri dan
nilai risiko NBM tertinggi adalah responden pergelangan tangan kanan, hal ini terjadi
ke-28 dengan nilai 48 dan responden ke-22 karena pekerja operator sablon, dengan skor
dengan nilai 45. Dari hasil tersebut, penilaian >50, sehingga termasuk dalam
didapatkan rata-rata dari setiap bagian, kategori risiko sedang.
yaitu pada bagian office sebesar 37 atau
13%, cutting sebesar 32 atau 11%, helper 2. Metode Rapid Upper Limb Assessment
sebesar 35 atau 12%, sewing sebesar 32 atau (RULA)
11%, adm loading sebesar 33 atau 12%, Berdasarakan hasil observasi
finishing sebesar 35 atau 12%, laser cut diperoleh postur tubuh pekerja pada saat
sebesar 48 atau 17%, dan packing sebesar melakukan pekerjaan:

Gambar 1 Lembar Kerja RULA

Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 3 September - Desember Tahun 2021


107 | ISSN : 2686 - 4614

Tabel 2 Hasil Penilaian RULA diperlukan, dan finishing sebesar 4 atau


Penilaia 23% dengan kategori berisiko rendah atau
Kegiata Responde Katego Rata-
n
n n ri Rata perubahan mungkin diperlukan.
RULA
Ke-21 3 Rendah 5 atau Menurut penelitian Putri & Astuti
Ke-20 4 Rendah 28%
Office (2020) yang dilakukan di PT. Eco Smart
Ke-22 6 Sedang (Sedang
Ke-1 5 Sedang ) Garment Indonesia Klego, hasil penelitian
4 atau
25% menggunakna metode analisis RULA dan
Helper Ke-2 4 Rendah
(Renda REBA menunjukkan nilai risiko sedang dan
h)
Ke-5 3 Rendah tinggi, sehingga perlu dilakukan investigasi
Ke-6 3 Rendah lebih lanjut serta perbaikan sesegera
Ke-7 3 Rendah
Ke-8 5 Sedang mungkin.
Ke-9 5 Sedang
Ke-10 4 Rendah 4 atau
Ke-11 3 Rendah 25%
3. Metode Rapid Entire Body Assessment
Sewing
Ke-12 5 Sedang (Renda (REBA)
Ke-13 3 Rendah h)
Berdasarkan hasil analisis, terdapat 6
Ke-14 3 Rendah
Ke-15 4 Rendah responden dengan penilaian postur kerja
Ke-16 4 Rendah menggunakan metode REBA, yaitu bagian
Ke-17 6 Sedang
Ke-18 5 Sedang cutting, adm loading, finishing, laser cut,
Ke-23 4 Rendah dan packing dengan hasil sebegai berikut:
4 atau
Ke-24 3 Rendah
Finishin 23%
Ke-26 3 Rendah
g (Renda
Ke-26 4 Rendah Tabel 3 Hasil Penilaian REBA
h)
Ke-29 5 Sedang
Penilai
Kegiat Respond Kateg Rata-
an
an en ori Rata
Hasil dari analisis RULA, dapat REBA
dilihat pada tabel 2 terdapat 24 responden Ke-3 8 Tinggi 7 atau
23%
yang dinilai dengan menggunakan metode Cutting Sedan
Ke-4 5 (Sedan
g
penilaian RULA. Penilaian postur kerja g)
3 atau
menggunakan metode RULA ini dilakukan Adm
Renda 11%
pada empat bagian kerja konveksi, yaitu Loadin Ke-19 3
h (Renda
g
bagian office, helper, sewing, dan finishing. h)
5 atau
Dari hasil penilaian RULA, Finishi Sedan 18%
Ke-27 5
didapatkan 24 responden dengan kategori ng g (Sedan
beragam. Nilai risiko RULA tertinggi g)
8 atau
adalah responden ke-22 dengan nilai 6 dan Laser 28%
Ke-28 8 Tinggi
responden ke-17 dengan nilai 6. Dari hasil Cut (Tingg
i)
tersebut, didapatkan rata-rata dari setiap
6 atau
bagian, yaitu pada bagian office sebesar 5 Packin Sedan 21%
Ke-30 6
atau 28% dengan kategori berisiko sedang g g (Sedan
g)
atau dibutuhkan penyelidikan lebih lanjut
dan perubahan segera, helper sebesar 4 atau
Dari hasil penilaian REBA,
25% dengan kategori berisiko rendah atau
didapatkan 6 responden dengan kategori
perubahan mungkin diperlukan, sewing
beragam. Nilai risiko REBA tertinggi
sebesar 4 atau 25% dengan kategori
adalah responden ke-3 dengan nilai 8 dan
berisiko rendah atau perubahan mungkin
responden ke-28 dengan nilai 8. Dari hasil

Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 3 September - Desember Tahun 2021


108 | ISSN : 2686 - 4614

pada tabel 3, didapatkan rata-rata dari setiap Menurut penelitian Tiogana &
bagian, yaitu pada bagian cutting sebesar 7 Hartono (2020), pekerja memiliki beberapa
atau 23%, adm loading sebesar 3 atau 11%, postur tubuh yang tidak ideal, sehingga
finishing sebesar 5 atau 18%, laser cut dapat tergolong dalam kategori risiko
sebesar 8 atau 28%, dan packing sebesar 6 bahaya yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh
atau 21%. posisi pegangan yang terlalu rendah, bentuk
Dari hasil penilaian REBA, pegangan yang tidak ideal dan beban yan
didapatkan 6 responden dengan kategori terlalu besar.
beragam. Nilai risiko REBA tertinggi
adalah responden ke-3 dengan nilai 8 dan Kesimpulan
responden ke-28 dengan nilai 8. Dari hasil Berdasarkan hasil penelitian, terlihat
tersebut, didapatkan rata-rata dari setiap bahwa penilaian postur kerja menggunakan
bagian, yaitu pada bagian cutting sebesar 7 metode NBM berada pada tingkat risiko
atau 23% dengan kategori berisiko sedang rendah, namun terdapat keluhan-keluhan
atau dibutuhkan penyelidikan lebih lanjut yang perlu peninjauan lebih lanjut. Pada
dan perubahan segera, adm loading sebesar penilian menggunakan metode RULA
3 atau 11% dengan kategori berisiko rendah dengan kategori risiko rendah bagian helper
atau perubahan mungkin diperlukan, (25%), sewing (25%) dan finishing (23%),
finishing sebesar 5 atau 18% dengan sedangkan kategori sedang pada bagian
kategori berisiko sedang atau dibutuhkan office (28%). Untuk penilaian
penyelidikan lebih lanjut dan perubahan menggunakan metode REBA terdapat
segera, laser cut sebesar 8 atau 28% dengan kategori berisiko rendah pada bagian adm
kategori berisiko tinggi atau dibutuhkan loading (11%), kategori risiko sedang pada
perubahan investigasi dan implementasi, bagian cutting (23%), finishing (18%) dan
dan packing sebesar 6 atau 21% dengan packing sebesar 21%, sedangkan kategori
kategori berisiko sedang atau dibutuhkan berisiko tinggi pada bagian lacer cut
penyelidikan lebih lanjut dan perubahan sebesar 28%.
segera.

DAFTAR PUSTAKA

Arifah, Hikmah Nurul. 2018. Gambaran Laksana, Aditya Jaka & Srisantyorini,
Postur Kerja Petani Bawang Merah Triana. 2019. Analisis Risiko
Dengan Metode OWAS (Ovako Musculoskeletal Disorders (MSDs)
Working Posture Analysis System) Di Pada Operator Pengelasan (Welding)
Kelurahan Tanete Kecamatan Bagian Manufakturing di PT X Tahun
Anggeraja Kabupaten Enrekang. 2019. AN-Nur: Jurnal Kajian dan
Skripsi: UIN Alauddin Makassar. Pengembangan Kesehatan Masyarakat,
Health and Safety Executive (HSE). 2020. Vol. 01 Nomor 01 Agustus 2020: 64 –
Work related musculoskeletal disorder 73.
statistics (WRMSDs) in Great Britain Masruri, Ahmad Ansyori & Patradhiani,
2020. Annual Statics: Data up to March Rurry. 2019. Faktor Ergonomi Terkait
2020. Kenyamanan Ruang Kelas Fakultas

Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 3 September - Desember Tahun 2021


109 | ISSN : 2686 - 4614

Teknik Universitas Muhammadiyah Faktor Penyebab Musculoskeletal


Palembang. Integrasi: Jurnal Ilmiah Disorders Pada Operator Gudang
Teknik Industri. Industri Ban PT. X Tangerang
Middlesworth, Mark. 2013. A Step-by-Step Indonesia. Jurnal Ergonomi Indonesia:
Guide Rapid Entire Body Assessment Vol. 05 No. 01.
(REBA). Ergonomic Plus Inc. Sulaiman, Fahmi & Sari, Yossi Purnama.
Middlesworth, Mark. 2013. A Step-by-Step 2016. Analisis Postur Kerja Pekerja
Guide Rapid Upper Limb Assessment Proses Pengesahan Batu Akik Dengan
(RULA). Ergonomics Plus Inc. Menggunakan Metode REBA. Jurnal
Pramestari, Diah. 2017. Analisis Postur Teknovasi Vol. 03, No. 1, 2016, 16-25
Tubuh Pekerja Menggunakan Metode ISSN: 2355-701X.
Ovako Work Posture Analysis System Susanti, Lusi, Hilma R. Z, Berry Y. 2015.
(OWAS). IKRAITH-TEKNOLOGI, Pengantar Ergonomi Industri. Padang:
VOL. 1, NO. 2, November 2017. Andalas University Press.
Putri, Meidiana Annisa & Astuti, Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri.
Rahmaniyah Dwi. 2020. Usulan Surakarta: Harapan Press.
Perbaikan Fasilitas Kerja Berdasarkan Tiogana, Vincent & Natalia Hartono. 2020.
Analisis RULA dan REBA di PT Eco Analisis Postur Kerja dengan
Smart Garment Indonesia Klego. Menggunakan REBA dan RULA di PT
Jurnal Seminar dan Konferensi X. JOURNAL OF INTEGRATED
Nasional IDEC 2020. SYSTEM VOL 3. NO. 1, JUNI 2020:
Ramdhani, Dani & Zalynda, Putri Mety. 9-25.
2017. Analisis Postur Kerja Pengrajin Wijaya, Kurnia. 2019. Identifikasi Risiko
Handycraft Menggunakan Nordic Ergonomi dengan Metode Nordic body
Body Map Dan Metode Rapid Upper map Terhadap Pekerja Konveksi
Limb Assessment (RULA). Universitas Sablon Baju. Seminar dan Konferensi
Pasundan. Nasional IDEC 2019. Surakarta.
Revadi, C. E, Gunawan, C.S. dan Rakasiwi,
G. J. 2019. Prevalensi Dan Faktor-

Jurnal Antara Keperawatan Vol. 4 No. 3 September - Desember Tahun 2021

Anda mungkin juga menyukai