Anda di halaman 1dari 4

JURNAL ILMIAH KESEHATAN Ciptaan disebarluaskan di bawah

MEDIKA DRG. SUHERMAN Lisensi Creative Commons Atribusi-


NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
VOL. 02 NO. 02, DESEMBER 2020
Internasional.

HUBUNGAN PENERAPAN ERGONOMI DENGAN GANGGUAN


MUSKULOSKELETAL DI LINGKUNGAN KERJA INDUSTRI
KELURAHAN PASIR GOMBONG

Suanda Saputra
Institut Medika drg. Suherman
suanda@medikasuherman.ac.id

Abstrak
Ergonomi merupakan salah satu faktor yang sangat dibutuhkan dalam perusahaan.
Ergonomi memberikan keyakinan bahwa kesesuaian produk dengan manusia pengguna
produk, akan meningkatkan hasil kerja. Maka untuk peningkatan hasil tersebut perlu
adanya upaya-upaya penerapan ergonomi dalam perusahaan sehingga apa yang
diharapkan tercapai. Musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan sekumpulan
gejala/gangguan yang berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem
syaraf, struktur tulang dan pembuluh darah. Keluhan musculoskeletal yang dirasa
pekerja pada bagian otot skeletal mulai dari keluhan ringan hingga keluhan terasa sangat
sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubugan penerapan ergonomi dengan
gangguan musculoskeletal. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara ergonomi dengan gangguan muskuloskeletal. Kesimpulan berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan pada pekerja di lingkungan kelurahan pasir gombong
bahwa variable masa kerja yang paling banyak 30% responden dan variable durasi kerja
sebanyak 32% responden hal tersebut dapat menjadi penyebab gangguan muskuloskeletal pada
pekerja.
Kata kunci : Ergonomi, gangguan muskuloskeletal.

Abstract
Ergonomics is one of the factors that are needed in the company. Ergonomics provides
confidence that the suitability of the product with human users of the product, will improve
work results. So to increase these results, it is necessary to implement ergonomics in the
company so that what is expected is achieved. Musculoskeletal disorders (MSDs) are a
collection of symptoms/disorders related to muscle tissue, tendons, ligaments, cartilage,
nervous system, bone structure and blood vessels. Musculoskeletal complaints felt by workers
in the skeletal muscles range from mild complaints to complaints of feeling very sick. This study
aims to determine the relationship between the application of ergonomics with musculoskeletal
disorders. Based on the research, it can be concluded that there is a significant relationship
between ergonomics and musculoskeletal disorders. The conclusion is based on the results of
research that has been conducted on workers in the Pasir Gombong village environment that
the working period variable is at most 30% of the respondents and the work duration variable
is 32% of the respondents, this can be the cause of musculoskeletal disorders in workers.
Keywords: Ergonomics, musculoskeletal disorders.

PENDAHULUAN
Ergonomi adalah studi mengenai praktis sebagai perancangan untuk
interaksi antara manusia dengan digunakan oleh manusia (Jusen Pramana
objek/peralatan yang digunakan dan Tarigan, Risma Adelina Simanjuntak,
lingkungan tempat mereka berada. 2019).
Ergonomi juga dapat didefinisikan secara Di Indonesia, proses produksi yang

E-ISSN : 2716-2745
JURNAL ILMIAH KESEHATAN Ciptaan disebarluaskan di bawah
MEDIKA DRG. SUHERMAN Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
VOL. 02 NO. 02, DESEMBER 2020
Internasional.

melibatkan tingginya kegiatan manual Penelitian ini bertujuan untuk


handling, mendorong/menarik dan gerakan mengetahui hubungan penerapan
berulang menimbulkan 47% dari klaim ergonomic dengan gangguan
terkait masalah muskuloskeletal. Hasil musculoskeletal di lingkungan kerja
studi ilmiah tersistematis Global Burden of industri kelurahan Pasir Gombong.
Disease (GBD) menyatakan bahwa salah
satu penyebab utama dari hilangnya waktu METODE PENELITIAN
hidup karena suatu disabilitas (Years Lived Metode yang digunakan dalam
with Disability) di negara Indonesia adalah penelitian ini adalah metode analitik
karena MSDs. Faktor risiko utama untuk observasional dengan pendekatan Cross
anak di bawah usia 5 tahun dan usia dewasa Sectional. analitik observasional ialah
sekitar 15-49 tahun (usia produktif) penelitian yang diarahkan untuk
disebabkan oleh risiko pekerjaan. Data menjelaskan dengan suatu keadaan atau
statistik Provinsi Jawa Barat menunjukan situasi.
jumlah penduduk usia kerja tahun 2018 Cross Sectional ialah suatu
mencapai kurang lebih 35,96 juta orang penelitian untuk mempelajari dinamika
dengan 22,63 juta orang termasuk angkatan korelasi antara faktor-faktor resiko dengan
kerja. efek, dengan cara pendekatan, observasi
Di Kabupaten Bekasi terdapat beberapa atau pengumpulan data sekaligus pada
kawasan besar industri yang menjadi paru- suatu saat. Artinya setiap subjek penelitian
paru angkatan kerja sebagian besar hanya diobservasi sekali saja dan
penduduk Provinsi Jawa Barat, salah pengukuran dilakukan terhadap status
satunya kawasan industri Jababeka yang karakter atau variabel subjek pada saat
terletak di Kecamatan Cikarang Utara pemeriksaan (Notoatmodjo,2014).
dengan jumlah industri besar sebanyak 279, Populasi dalam penelitian ini adalah
industri sedang sebanyak 88, dan industri pekerja pekerja industri di lingkungan
kecil/kerajinan rumah tangga sebanyak kelurahan Pasir Gombong berjumlah 60
222. Sekitar lebih 91, 254 pekerja yang pekerja. Sampel berjumlah 60 dimana
bekerja pada sektor industri bekerja di semua populasi diambil sebagai sampel,
kawasan industri. Tekhnik Pengambilan sampel
Prinsip ergonomi adalah mencocokan menggunakan Random Sampling. Variabel
pekerjaan untuk pekerja. Ini berarti dalam penelitian ini independent variable
mengatur pekerjaan dan area kerja untuk yaitu penerapan ergonomu padagangguan
disesuaikan dengan kebutuhan pekerja, sistem muskuloskeletal (Musculoskeletal
bukan mengharapkan pekerja untuk Disorders/MSDs), karakteristik pekerja
menyesuaikan diri. Desain ergonomis yang (indeks massa tubuh/IMT, masa kerja, dan
efektif menyediakan workstation, peralatan kebiasaan olahraga), dan karakteristik
dan perlengkapan yang nyaman dan efisien pekerjaan (postur kerja, durasi kerja, dan
bagi pekerja untuk digunakan. Hal ini juga repetisi).
menciptakan lingkungan kerja yang sehat,
karena mengatur proses kerja untuk HASIL PENELITIAN
mengendalikan atau menghilangkan Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan
potensi bahaya. Tenaga kerja akan IMT, Masa Kerja, Olahraga.
memperoleh keserasian antara tenaga kerja, Variabel N %
lingkungan, cara dan proses kerjanya. Cara IMT
bekerja harus diatur sedemikian rupa ≥ 23 kg/m² 35 35%
sehingga tidak menimbulkan ketegangan < 23 kg/m² 25 25%
otot, kelelahan yang berlebihan atau
gangguan kesehatan yang lain (Haworth & Masa Kerja
Hughes, 2012). ≥ 3 tahun 30 30%

E-ISSN : 2716-2745
JURNAL ILMIAH KESEHATAN Ciptaan disebarluaskan di bawah
MEDIKA DRG. SUHERMAN Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
VOL. 02 NO. 02, DESEMBER 2020
Internasional.

< 3 tahun 30 30% Keluhan musculoskeletal adalah keluhan


Olahraga pada bagian otot skeletal yang dirasakan
Tidak 24 24% oleh seseorang mulai dari keluhan
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan ringan hingga keluhan terasa sangat sakit
Kategori Durasi Kerja, Postur Tubuh. (Isnaeni et al., 2020) .
Variabel N %
Pekerja yang melakukan pekerjaan
Durasi Kerja
dengan posisi duduk biasanya bagian
≥ 8 jam 32 32%
tubuh yang dikeluhkan pada bagian
< 8 jam 28 28%
pinggang, punggung dan leher. Posisi
Postur Tubuh
duduk pada otot rangka dan tulang
Very High 0 0%
belakang terutama pada pinggang (sacrum,
High 38 38%
lumbar, dan thoracis) harus dapat ditahan
Medium 22 22%
oleh sandaran kursi agar terhindar dari
Low 0 0%
nyeri dan terhindar dari cepet lelah
Negligible 0 0%
(fatigue). Selain itu, ketika duduk, kaki
harus berada pada alas kaki dan dalam
PEMBAHASAN PENELITIAN
sikap duduk bergerak dengan relaksasi
Tabel 1. memperlihatkan bahwa
(Purwantini et al., 2021).
distribusi responden variabel IMT yang
paling banyak adalah para pekerja yang Berdasarkan observasi peneliti,
mempunyai berat badan ≥ 23 kg/m² yaitu pekerja dalam melakukan pekerjaannya
sebanyak 35 responden (35%) sedangkan selalu duduk dengan durasi yang lama,
pekerja yang mempunyai berat badan < 23 sebenarnya tempat sandaran sudah ada
kg/m² sebanyak 25 responden (25%). namun jarang mereka gunakan sandaran
Masa kerja paling banyak pada pekerja yang sudah tersedia didalam alat, karena
yang sudah lama bekerja ≥ 3 tahun yaitu pada pengoperasian alat tersebut haruslah
sebanyak 30 responden (30%), masa kerja selalu melihat keatas ataupun
terbanyak selanjutnya adalah < 3 tahun menunduk untuk menempatkan barang
yaitu 30 responden (30%). Pada variable (container) yang dibawa agar
olahraga pekerja yang tidak berolahraga posisinya pas. Selain itu, hanya
sebanyak 24 responden (24%). sebagian kecil dari pekerja yang
Berdasarkan tabel 2 diatas didaptakan melakukan peregangan yang cukup
bahwa dari 32 responden (32%) memiliki untuk melakukan relaksasi terhadap
durasi kerja terbanyak yaitu ≥ 8 jam. Postur otot-otot tubuh yang mengalami
tubuh juga mempengaruhi terjadinya ketegangan ketika kerja (Isnaeni et al.,
gangguan musculoskeletal dengan variable 2020).
terbanyak yaitu high sebanyak 38 Keluhan muskoluskeletal hal ini
responden (38%) dan medium yaitu 22 dapat disebabkan oleh postur kerja yang
responden (22%). tidak alamiah (postur janggal) dan
sebagai pekerja bekerja dengan posisi-
Hubungan Ergonomi dengan Keluhan posisi yang berisiko untuk menimbulkan
MSDs keluhan MSDs dengan durasi dan
MSDs merupakan sekumpulan frekuensi yang lama. Pada saat
gejala/ gangguan yang berkaitan dengan melakukan pekerjaannya, pekerja
jaringan otot, tendon, ligament, seringkali membungkukkan badannya
kartilago, sistem syaraf, struktur tulang, sehingga terjadi cidera pada tulang
dan pembuluh darah. MSDs pada belakang. Selain itu, adanya pekerjaan
awalnya menyebabkan rasa sakit, nyeri, dengan gerakan berulang dan beban yang
mati rasa, kesemutan, bengkak, kekakuan, berat serta pekerjaan yang mebutuhkan
gemetar, gangguan tidur, dan rasa terbakar. ketelitian tinggi memperparah keadaan

E-ISSN : 2716-2745
JURNAL ILMIAH KESEHATAN Ciptaan disebarluaskan di bawah
MEDIKA DRG. SUHERMAN Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
VOL. 02 NO. 02, DESEMBER 2020
Internasional.

pekerja sehingga dapat menyebabkan YANG BERHUBUNGAN DENGAN


penumpukan cidera-cidera otot dan tulang. KEJADIAN MUSCULOSKELETAL
Jika hal ini tidak diiringi dengan waktu DISORDERS (Msds) PADA
istirahat atau relaksasi yang cukup PEMANEN KELAPA SAWIT DI PT.
maka akan membahayakan pekerja. JOHAN SENTOSA. PREPOTIF :
Peralatan kerja yang digunakan juga Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(1),
sangat berpengaruh terhadap keluhan 70–77.
MSDs seperti berat beban dan alat yang Https://Doi.Org/10.31004/PREPOTIF
digunakan (Putri et al., 2021) . .V4I1.649
KESIMPULAN DAN SARAN Jusen Pramana Tarigan, Risma Adelina
a. Kesimpulan Simanjuntak, I. S. (2019). ISSN :
Berdasarkan hasil penelitian yang telah 2338-7750 Institut Sains & Teknologi
dilakukan pada pekerja di lingkungan AKPRIND Yogyakarta Jurnal
kelurahan pasir gombong disimpulkan REKAVASI ISSN : Jurnal Rekavasi,
bahwa variable masa kerja paling 7(1).
banyak yaitu 30% responden dan durasi Purwantini, D., Mariana, F. N., & Ruslani,
kerja sebanyak 32% responden yang A. P. K. (2021). Efektifitas Latihan
dapat mempengaruhi gangguan Stretching Terhadap Penurunan Nyeri
musculoskeletal. Akibat Musculoskeletal Disorder
b. Saran (Msds) Di Tempat Kerja. Jurnal
Dengan adanya penelitian ini Keperawatan Muhammadiyah, 6(2),
perusahaan dapat melakukan 2021. Http://Journal.Um-
pengembangan penelitian dan Surabaya.Ac.Id/Index.Php/JKM/Artic
kebijakan terkait kesehatan dan le/View/7854
keselamatan kerja. Berdasarkan hasil Putri, F., Nazhira, F., & Adiputra, L. M. I.
penelitian ini, maka pihak perusahaan S. H. (2021). ANALISIS
terutama bagian pengembangan sumber ERGONOMI DI LINGKUNGAN
daya pekerja mengadakan sosialisasi KERJA INDUSTRI RUMAH
mengenai kesehatan dan keselamatan TANGGA KERUPUK UDANG DI
proses pengelasan suatu unit produksi, DESA BITERA GIANYAR. Journal
serta dapat mengubah atau Of Innovation Research And
memodifikasi fasilitas bantu pekerjaan Knowledge, 1(3), 213–218.
sehingga risiko para pekerja untuk Https://Bajangjournal.Com/Index.Php
mengalami gangguan pada sistem /JIRK/Article/View/189
muskuloskeletal menjadi rendah.
Sebagai tambahan, klinik perusahaan
sebaiknya memonitoring pula masalah
gangguan pada sistem muskuloskeletal.

DAFTAR PUSTAKA

Haworth, N., & Hughes, S. (2012). The


International Labour Organization. In
Handbook Of Institutional
Approaches To International
Business.
Https://Doi.Org/10.4337/9781849807
692.00014
Isnaeni, L. M. A., Hastuti, M., & Yusma, R.
H. (2020). FAKTOR-FAKTOR

E-ISSN : 2716-2745

Anda mungkin juga menyukai