Anda di halaman 1dari 3

KOMUNIKASI EFEKTIF

Percakapan dalam menyampaikan informasi

Kelompok :3
Anggota : Salma Aulia Adisti (21001068)
Ajria Zulfa Magfira (21001072)
Fauzan Nur Faturrahman (21001081)
Tema : Pendidikan

Kisah Inspiratif Perjuangan Nisa Sri Wahyuni dalam Menggapai Pendidikan yang
Tinggi hingga menjadi Konsultan WHO Dibalik Kehidupan yang Sederhana

PERCAKAPAN
Di taman kampus, terdapat 2 orang mahasiswa/i yang sedang berbincang hangat disela-sela
waktu istirahatnya, kemudian tidak berselang waktu lama, 1 orang menghampiri mereka
dengan membawa suatu berita yang menarik.

Ajria : Hai teman-teman, aku baru saja membaca berita inspiratif loh, kalian mau tahu ga?
Salma : Ya, aku mau tahu sepertinya menarik
Fauzan : Aku juga ingin tahu, memangnya berita tentang apa?
Ajria : Jadi, aku baru saja membaca berita tentang kisah inspiratif perjuangan seorang
mahasiswi yang berhasil menempuh pendidikan S2 di di imperial college London Inggris
hingga menjadi konsultan WHO dibalik kehidupannya yang sederhana
Salma : Wah cerita itu sangat menarik, aku pernah membacanya juga dan kisahnya
menginspirasi, bagaimana dengan kamu Fauzan?
Fauzan : Aku sempat mendengarnya dan tahu kisah perjuangannya dalam menempuh
Pendidikan S2 di Inggris hingga menjadi konsultan WHO, tetapi aku tidak tahu cerita versi
lengkapnya seperti latar belakang dia mencapai titik tersebut. Ajria dan Salma tolong ceritakan
ya!
Ajria : Baik, aku dan Salma akan ceritakan kisah masa kecilnya hingga menempuh
Pendidikan S1 di Indonesia. Jadi, kisah tersebut dialami oleh Nisa Sri Wahyuni. Nisa Sri
Wahyuni adalah seorang anak dari ayah yang bekerja sebagai “pengemudi ojek online”.
Mereka hidup dengan sederhana. Di masa kecilnya, Nisa tinggal di daerah Jawa Timur, dimana
dia dan keluarganya tinggal di suatu rumah milik orang lain. Rumah tersebut merupakan rumah
yang mewah, dimana ibu Nisa bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah tersebut. Untuk
ayah Nisa, beliau bekerja sebagai office boy dan menjadi satpam sekolah. Begitu Fauzan, latar
belakang keluarga dari Nisa Sri Wahyuni.
Fauzan : Oh begitu ya, kalau kisah dia selama menempuh pendidikan di masa sekolahnya dulu
hingga S1 bagaimana?
Salma : Okey, aku lanjutkan ya ceritanya. Sejak dibangku SD, SMP, hingga SMA, Nisa
merupakan siswa berprestasi, dia selalu tekun dan gigih dalam belajar. Hingga melanjutkan ke
perguruan tinggi negeri, Nisa mencoba mencari beasiswa agar tidak terlalu memberatkan
keluarganya jika ia berkuliah. Akhirnya dia mencari beasiswa dan dia mencoba untuk
mendaftar beasiswa di UI, dengan memanfaatkan nilai rapot kelas 1-3 SMA. Atas kegigihan
dan kerja keras dan kuasa Allah SWT, akhirnya ia diterima di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia (FKM UI) pada tahun 2013. Pada saat menempuh Pendidikan SI, Nisa
sudah memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikannya ke S2 di luar negeri, tentunya jika
ingin berkuliah di luar negeri, kemampuan berbahasa Inggris adalah hal yang penting dan harus
dikuasai. Dibagian inilah, Nisa merasa dirinya tidak pandai dalam berbahasa Inggris, akhirnya
untuk mengasah kemampuannya, Nisa aktif dalam kegiatan berorganisasi, salah satunya
mengikuti forum internasional. Selain itu, Nisa juga seringkali dipercaya sebagai asisten dosen.
Karena prestasinya di kampus, Nisa terpilih sebagai mahasiswa berprestasi 2 FKM UI dengan
gelar cumlaude dan lulus 3,5 tahun, begitulah ceritanya tentang semasa nisa sekolah hingga
lulus S1.
Fauzan : Wah, berarti Nisa memang sudah beprestasi ya sejak di masa sekolah, keren banget.
Ajria : Oiya tadi Fauzan bilang, dia sempat mendengar kisah perjuangan Nisa dalam
menempuh Pendidikan S2 hingga menjadi konsultan WHO. Boleh ceritakan dong versi kamu
zan
Fauzan : Boleh, aku ceritakan ya. Nisa terlahir dari keluarga yang sangat mendukung
pendidikannya, walaupun orang tuanya hanya lulusan sekolah dasar, tetapi hal itu yang
membuatnya melanjutkan ke jenjang pendidikan S2. Saat mendaftar S2, Nisa pun pernah gagal
sebanyak 7 kali saat mencoba untuk beasiswa yang berbeda – beda,dan 4 kali gagal dalam test
terutama di bagian bahasa Inggris. Meskipun begitu, Nisa tetap berjuang dan terus belajar
bahasa inggris di sela – sela waktu kerjanya di jam 7-5 sore. Saat di Yogyakarta, Nisa belajar
pagi di busway saat pergi bekerja, kemudian belajar setelah pulang bekerja pukul 5-8 malam
di UNY,dan dilanjut Les dan belajar di Perpustakaan Yogya sampai jam 12 malam. Akhirnya
kegigihannya, komitmen, dan konsistensinya, Nisa diterima di Imperial College London
Inggris pada tahun 2018 dan menempuh pendidikan S2 selama 1 Tahun. Setelah lulus S2, Nisa
mendapat tawaran dan diterima bekerja di WHO sebagai Konsultan Vaksinasi Covid-19 level
A.
Ajria : Waw, ternyata lengkap juga ceritanya dan sesuai dengan yang aku baca. Keren banget
ya teman-teman kisahnya
Salma : Iya aku setuju, keren banget. Setelah kita mengobrol tentang kisah tersebut, aku jadi
tambah bersemangat nih dalam belajar, semoga kita bisa menggapai tujuan kita masing-masing
ya!
Fauzan : Iya, aamiin. Semangat!
Ajria dan Salma : SEMANGAT WKWK

KESIMPULAN
Nisa Sri Wahyuni merupakan mahasiswi berprestrasi yang berhasil mendapatkan beasiswa S2
di Imperial College London Inggris hingga menjadi konsultan WHO. Dibalik kehidupannya
yang sederhana, Nisa terus berjuang untuk mewujudkan mimpinya agar mencapai pendidikan
yang tinggi dan bisa membanggakan kedua orangtuanya. Tentunya perjuangan yang dilalui
Nisa tidak mudah, dia terus belajar dengan tekun, terus mempertahankan komitmen dan
konsistensinya walaupun diterpa kegagalan hingga berkali-kali, namun dia pantang menyerah.
Tentunya perjuangan yang Nisa lakukan, tidak luput dari doa restu dan dukungan kedua orang
tuanya. Hingga akhirnya, kegigihannya membawa dia ke titik yang selama ini dia impikan,
yaitu lulus Pendidikan S2 di luar negeri dan bekerja di organisasi kesehatan yang memiliki
manfaat untuk banyak orang pada bidang kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai