Fakultas Bahasa
Universitas Islam Sultan Agung
Fakultas Bahasa
Universitas Islam Sultan Agung
Oleh sebab hal itu, ibu adalah orang yang paling dekat dan berpengaruh
bagi anak.
Ibu adalah seorang pendidik bagi anak yang di masa depan akan menjadi
generasi penerus bangsa. Seorang ibu dapat menjadikan anak-anaknya
menjadi orang yang baik sebagaimana seorang ibu bisa menjadikan
anaknya menjadi orang yang jahat. Baik buruknya seorang anak, dapat
dipengaruhi oleh baik atau tidaknya seorang ibu yang menjadi panutan
anak-anaknya.
Jepang adalah negara yang masyarakatnya sangat giat bekerja baik lakilaki maupun perempuan. Kebanyakan orang mengira bahwa para orang tua
di sana menyerahkan anaknya kepada pengasuh professional untuk
merawat anaknya. Namun, hal itu salah.
Di Jepang saat seorang wanita telah menikah dan memiliki anak maka ia
harus berhenti bekerja. Mereka tidak mau pekerjaan mereka sebagai ibu di
ambil alih oleh pengasuh. Mereka mengasuh dan mendidik anak mereka
sendiri. Mereka berpendapat bahwa lebih baik mengasuh anak sendiri dari
pada menyewa pengasuh karena mendidik anak adalah pekerjaan yang
tidak dapat digantikan oleh orang lain. Wanita Jepang yang memiliki anak
akan aktif kembali bekerja jika anak mereka sudah cukup dewasa.
Para ibu di Jepang sadar bahwa pendidikan anak harus diberikan oleh sang
ibu sendiri sehingga anak tersebut mendapat bimbingan maksimal.
Pekerjaan mengasuh anak secara logika pastinya lebih baik dikerjakan
oleh ibu sendiri daripada diserahkan oleh pembantu rumah. Hal itu terjadi
karena secara batin seorang ibu pastinya memiliki cinta kasih yang lebih
tinggi daripada pembantu yang mengasuh. Wanita Jepang merasa bangga
mendidik putra-putrinya sendiri. Ukuran sukses keluarga Jepang tidak saja
dilihat dari banyaknya uang yang berhasil dikumpulkan, tetapi juga
dalam mendidik anak-anaknya.
Fakultas Bahasa
Universitas Islam Sultan Agung
Wanita yang terdidik akan melahirkan generasi yang terdidik juga. Oleh
karena itu, menurut Rahmah para wanita memerlukan pendidikan khusus
wanita yang diajarkan sendiri oleh kaum wanita. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas dan kedudukan wanita. Peningkatan yang dimaksud
adalah peningkatan dalam bidang intelektual, kepribadian, ketrampilan,
dll.
Rahmah El Yunusiyah berpendapat bahwa kaum perempuan membutuhkan
model pendidikan tersendiri yang terpisah dari lakilaki karena ajaran
Islam memberikan perhatian khusus kepada watak dan peran kaum
perempuan. Kaum perempuan membutuhkan lingkungan pendidikan
tersendiri di mana topiktopik ini bisa dibicarakan secara bebas sehingga
pendidikan yang dimaksud dapat tercapai. Hal ini didasari oleh
pengalaman Rahmah sendiri selama belajar di Diniyah School dan Surau
Jembatan Besi.
Rahmah merasa bahwa pendidikan dengan sistem campur antara laki-laki
dan perempuan dapat membatas kaum perempuan untuk menerima
pendidikan yang cocok dengan kebutuhan mereka. Rahmah ingin
menawarkan kepada anakanak perempuan pendidikan sekuler dan agama
yang setara dengan pendidikan yang tersedia bagi kaum lakilaki, lengkap
dengan program pelatihan dalam hal keterampilan yang berguna sehingga
kaum perempuan dapat menjadi anggota masyarakat yang produktif.
Rahmah percaya bahwa perbaikan posisi kaum perempuan dalam
masyarakat tidak dapat diserahkan kepada pihak lain, hal ini harus
dilakukan oleh kaum perempuan sendiri. Melalui lembaga seperti itu, ia
berharap bahwa perempuan bisa maju, sehingga pandangan lama yang
mensubordinasikan peran perempuan lambat laun akan hilang dan
akhirnya kaum perempuan pun akan menemukan kepribadiannya secara
utuh dan mandiri dalam mengemban tugasnya sejalan dengan petunjuk
agama.
Fakultas Bahasa
Universitas Islam Sultan Agung
Sumber:
Ajisma.Noveri.Lia Nuralia.2002.Rahmah El Yunusiyah Tokoh Pembaharu
Pendidikan Dan Aktivis Perempuan di Sumatera Barat.Padang:Balai
Pengembangan Kebudayaan Dan Pariwisata.
Beberapa artikel pendukung yang terdapat di website.
Fakultas Bahasa
Universitas Islam Sultan Agung