Anda di halaman 1dari 3

Aksi nyata

Nama kegiatan: Kegiatan Literasi Cerita Fiksi


Tujuan kegiatan: Dengan membaca teks fiksi , peserta didik dapat mengetahui isi teks tentang
proses ‘mengapa’ dan ‘bagaimana’ kejadian-kejadian alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya,
dan lainnya dapat terjadi Strategi/metode kegiatan: Peserta didik diajak untuk memindai.
Langkah-langkah kegiatan: 1. Guru memberikan teks bacaan tentang salah satu biografi Rahmah
El Yunisia
2. Peserta didik membaca keseluruhan isi teks, menggali informasi dari teks, menentukan
informasi penting yang ditemui yang ada dalam teks
3. Peserta didik mencari unsur instrinsik dan ekstrinsik dalam biografi Rahmah El Yunisia
4. Peserta didik menyimpulkan hal-hal baru yang mereka dapatkan dari bacaan tersebut.

Rahmah El Yunusiyah
Syaikhah Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyah adalah salah satu pahlawan wanita milik
bangsa Indonesia, yang dengan hijab syar'i-nya tak membatasi segala aktifitas dan semangat
perjuangannya.

Rahmah, begitu ia biasa dipanggil, adalah seorang guru, pejuang pendidikan, pendiri sekolah
Islam wanita pertama di Indonesia, aktifis kemanusiaan, anggota parlemen wanita RI, dan
pejuang kemerdekaanRepublikIndonesia.

Beliau adalah seorang reformator pendidikan Islam dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia
merupakan pendiri Diniyah Putri, perguruan yang saat ini meliputi taman kanak-kanak hingga
sekolah tinggi. Ia memelopori pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di
Padangpanjang, menjamin seluruh perbekalan dan membantu pengadaan alat senjata mereka
sewaktu Revolusi Nasional Indonesia.

Rahmah sempat belajar di Diniyah School yang dipimpin abangnya, Zainuddin Labay El
Yunusy. Tidak puas dengan sistem koedukasi yang mencampurkan pelajar putra dan putri,
Rahmah secara inisiatif menemui beberapa ulama Minangkabau) untuk mendalami agama, hal
tidak lazim bagi seorang perempuan pada awal abad ke-20 di Minangkabau. Ia mempelajari
berbagai ilmu praktis secara privat yang kelak ia ajarkan kepada murid-muridnya. Dengan
dukungan abangnya, ia merintis Diniyah Putri pada 1 November 1923 yang tercatat sebagai
sekolah agama Islam perempuan pertama di Indonesia.

Sewaktu pendudukan Jepang, Rahmah memimpin Hahanokai di Padangpanjang untuk membantu


perwira Giyugun. Pada masa perang kemerdekaan, ia memelopori berdirinya TKR di
Padangpanjang dan mengerahkan muridnya ikut serta melawan penjajah walaupun dengan
kesanggupan mereka dalam menyediakan makanan dan obat-obatan. Ia ditangkap oleh Belanda
pada 7 Januari 1949 dan ditahan. Dalam pemilu 1955, Rahmah terpilih sebagai anggota DPR
mewakili Masyumi, tetapi tidak pernah lagi menghadiri sidang setelah ikut bergerilya
mendukung Pemerintahan Revolusioner RepublikIndonesia(PRRI).

Keberadaan Diniyah Putri kelak menginspirasi Universitas Al-Azhar membuka Kulliyatul Lil
Banat, fakultas yang dikhususkan untuk perempuan. Dari Universitas Al-Azhar, Rahmah
mendapat gelar kehormatan "Syaikhah"—yang belum pernah diberikan sebelumnya—sewaktu ia
berkunjung ke Mesir pada 1957, setelah dua tahun sebelumnya Imam Besar Al-Azhar
Abdurrahman Taj berkunjung ke Diniyah Putri. Di Indonesia, pemerintah menganugerahkannya
tanda kehormatan Bintang Mahaputra Adipradana secara anumerta pada 13 Agustus 2013.
MULAI DARI DIRI 1. Apa saja yang dapat Anda identifikasi dalam video tersebut terkait dukungan pada
pengembangan keterampilan literasi? Jawab: Berdasarkan video tersebut, dikatakan bahwa Indonesia
urutan ke 60 dari 61 negara tentang minat baca yang rendah. Namun bukan karena tentang minat baca
yang rendah, tetapi masalah aksesbilitas buku atau sarana dan prasarana yang kurang memadai. Jika
aksesbilitas buku di sediakan apalagi buku yang disediakan itu adalah buku yang menarik dan disenangi
anak seperti buku cerita,komik dsb, hal itu akan membuat mereka senang dan rajin untuk membaca. Di
era digital sekarang budaya baca itu justru harus ditingkatkan agar karakter anak tidak terbentuk lewat
gadget melainkan melalui buku bacaan. Untuk meminimalisir hal tersebut Bapak Syarifudin mendirikan
sebuah taman baca masyarakat yang bernama Lentera Pustaka, aksi ini didirikan di Desa Sukaluyu
Taman Sari Kaki Gunung Salak Bogor. Taman baca ini didirikan untuk mengakrabkan anak pada buku dan
berbagai cara yang dilakukan berhasil menarik perhatian anak-anak sekitar dan berdatangan setiap
harinya untuk membaca beragam buku disana. Terbukti juga disana jika ada buku dan buku itu
merupakan yang disukai anak maka anak akan tertarik untuk membaca. Respon masyarakat disana
sangat antusias dan mendukung sekali, dari didirikannya lentera baca ini sudah ada anak yang
mengalami progres yang sangat luar biasa yang mana anak tersebut mampu membaca 6 sampai 7 buku
perminggu. Kegiatan yang dilakukan Bapak Syarifudin harus di support dengan baik agar lahir lentera
abaca yang lainnya. 2. Bagaimana pendapat anda tentang temuan tersebut? Jawab: Menurut pendapat
saya temuan tersebut sangat bagus untuk meningkatkan minat baca anak jika aksesbilitas dan sarana
dan prasarana lengkap. Anak akan tertarik dan rajin membaca jika sarana dan prasarananya disediakan.
Untuk itu pemerintah harus lebih perhatian lagi untuk meningkatkan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan di setiap daerah.

Anda mungkin juga menyukai