Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumatera Barat atau dalam bahasa Belanda Sumatra’s Weskust

merupakan provinsi yang terdapat di daerah pesisir barat Pulau Sumatera di

bagian tengah. Posisi Sumatera Barat berada diwilayah sebelah utara yang

berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara, disebelah timurnya berbatasan

dengan Provinsi Riau, disebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Jambi

dan Provinsi Bengkulu sedangkan disebelah barat dibatasi dengan

Samudera Hindia.1 Sumatera Barat adalah suatu wilayah yang identic

dengan daerah budaya yang disebut dengan Minangkabau, daerah ini identic

dengan ajaran Islam yang begitu kental. 2

Tahun 1923 pendidikan bagi perempuan di Sumatera Barat masih

mengalami keterbatasan dan masih banyak diantara mereka yang

mengalami buta huruf, pada abad 20 termasuk di tahun (1923) terdapat

sekitar 90% perempuan yang mengalami buta huruf sedangkan buta huruf

yang dialami oleh kaum laki-laki hanya ada sekitar 30%. Perempuan yang

bisa baca tulis sekitar 10%.3 Pada sekitar tahun 1937-an seluruh masyarakat

Sumatera ada sekitar 31,2% yang dapat baca tulis, untuk kaum perempuan

Sumatera Barat di tahun 1937an terdapat sekitar 80-70% yang masih buta

1
Farukhi Moh, Mengenal 34 Provinsi Indonesia: Sumatera Barat. Surakarta:
Sinergi Prima Magna, 2018, hlm.31.
2
Rahmat Aulia, Reaktualisasi Nilai Islam dalam Budaya Minangkabau Melalui
Kebijakan Desentralisasi. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, hlm. 6.
3
Fauzi Wildan Nurul Ahmad dkk, Pendidikan Islam Bagi Perempuan Indigenus
Indonesia. At: Tarbawi: Jurnal Pendidikan Sosial dan Kebudayaan, 2020, hlm. 217-218.
4
huruf. Kurangnya pendidikan bagi perempuan di Sumatera Barat yang

penulis temukan yaitu terjadi karena beberapa faktor yaitu, adanya

diskriminasi pendidikan yang dilakukan oleh pemerintahan Belanda karena

sebelum abad 20 mereka tidak menerima murid perempuan sebab mereka

dipandang lemah dan adanya adat yang berpandangan dari masyarakat

bahwa perempuan statusnya hanya sebagai calon ibu rumah tangga saja.

Sebenarnya di Sumatera Barat yang paling berpengaruh itu yaitu berlakunya

adat istiadat di Sumatera Barat yang membuat mereka sulit bergerak

dibidang pendidikan sehingga pada akhirnya banyak melahirkan perempuan

yang buta huruf.

Pada masa itu masyarakat Sumatera Barat beranggapan bahwa

pendidikan bagi perempuan bukanlah suatu hal yang penting, tugas

perempuan hanya di dapur dan akhirnya menikah serta mengurus anak,

diluar dari itu termasuk untuk mendapatkan pendidikan merupakan tugas

dari kaum laki-laki. 5 Masih banyaknya perempuan Sumatera Barat yang

mengalami buta huruf mendorong seorang perempuan bernama Rahmah El

Yunusiyyah terlahir dari keluarga yang memilki ajaran agama yang kuat,

selain itu beliau hanya mendapatkan pendidikan secara informal bersama

kakaknya-kakanya dan beberapa ulama di Sumatera Barat. Pendidikan yang

didapat oleh Rahmah menjadi salah satu bukti kegigihannya dalam

4
Fadila Zikri, Penerbitan Minangkabau Masa Kolonial Sejarah Penerbitan Buku
di Fort De Kock (Bukittinggi) 1901-1942. Yogyakarta: Gre Publishing, 2018. Hlm.8.
5
Deliani Nurfarida, Gerakan Emansipasi Ruhana Kuddus Dalam
Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Perempuan Di Minangkabau. Humanisma:
Journal Of Gender Studies, 2019, hlm. 171.
mewujudkan keinginan dan cita-cita yang ia pendam saat itu hingga pada

akhirnya beliau dapat mendirikan sebuah sekolah khusus perempuan dimasa

penjajahan Belanda di tanggal 1 November 1923 bernama Diniyyah Puteri

Padang Panjang, Sumatera Barat. Rahmah tidak pernah takut akan

permasalah-permasalahan yng harus ia hadapi pada masa itu. Seiring

berjalannya waktu di abad 20 kemajuan pendidikan perempuan Sumatera

Barat dapat dilihat dari sekolah yang didirikan oleh Rahmah dari sejak tahun

1923-1937.6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka rumusan

masalah penelitian ini yaitu “Bagaimana peranan Rahmah El Yunusiyyah

dalam pendidikan perempuan Sumatera Barat Pada tahun 1923-1937?”

Rumusan masalah diatas, dapat diuraikan kedalam beberapa

pertanyaan penelitian, yaitu :

1.2.1 Bagaimana profil Rahmah El Yunusiyyah?

1.2.2 Bagaimana kondisi pendidikan perempuan Sumatera Barat

sebelum tahun 1923-1937?

1.2.3 Bagaimana peranan Rahmah El Yunusiyyah dalam

pendidikan perempuan Sumatera Barat pada tahun 1923-

1937?

6
Chaidar Syaifullah, Peranan Institusi Perguruan Diniyah Puteri Padang Panjang,
Sumatera Barat Dalam Pendidikan Wanita. Disertasi: Universiti Malaya Kuala Lumpur,
2012, hlm. 89-90.
Tujuan Penelitian
Pada uraian rumusan masalah, maka tujuan penelitian yang dapat

dibuat sebagai berikut:

1.3.1 Mengetahui profil Rahmah El Yunusiyyah

1.3.2 Mengetahui kondisi pendidikan perempuan Sumatera Barat

sebelum tahun 1923-1937

1.3.3 Mengetahui peranan Rahmah El Yunusiyah dalam

pendidikan perempuan Sumatera Barat pada tahun 1923-

1937

Manfaat Penelitian
1.4.1 Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan baru

bagi pembaca mengenai “Peranan Rahmah El Yunusiyyah Dalam

Pendidikan Perempuan Sumatera Barat Pada Tahun 1923-1937” yang

nantinya dapat dijadikan sebagai acuan pembelajaran di SMA/SMK, dan

penelitian ini juga mampu dijadikan sebagai referensi tambahan bagi

penelitian selanjutnya.

1.4.2 Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan serta

meningkatkan kemampuan penulis dalam bidang akademik khususnya

berkaitan dengan pendidikan sejarah, dapat memberikan sebuah informasi

serta pengetahuan baru mengenai tokoh perempuan Rahmah El Yunusiyah

sebagai pelopor pendidikan perempuan yang berasal dari Padang Panjang,

Sumatera Barat, dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi bagi para
akademisi untuk melengkapi karya tulis ilmiah lainnya yang berkaitan

dengan topik penelitian ini.

1.4.3 Empiris

Dapat memberikan wawasan pengetahuan mengenai Peranan

Rahmah El Yunusiyyah Dalam Pendidikan Perempuan Sumatera Barat

Pada Tahun 1923-1937 kepada masyarakat luas.

Tinjauan Teoretis
1.5.1 Kajian Teoritis
a) Peranan
Peranan merupakan kedudukan/posisi yang dimiliki oleh

seseorang dalam menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukan yang ia tempati. Kedudukan serta peranan saling

ketergantungan karena tidak ada peranan tanpa adanya kedudukan

dan begitupun sebaliknya tidak ada kedudukan tanpa peranan.

Manusia pasti memiliki macam-macam peranan sesuai dengan

pergaulan lingkungannya. Hal tersebut mengartikan bahwa peranan

menentukan sesuatu hal yang diperbuatnya bagi masyarakat serta

kesempatan apa yang akan diberikan oleh masyarakat kepadanya.

Secara sosiologis peranan merupakan aspek dinamis dari

suatu kedudukan, status atau hak-hak dan kewajiban seseorang.

Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan status. Apabila

seseorang melakukan hak serta kewajiban sesuai dengan

kedudukannya, maka orang tersebut telah menjalankan perannya. 7

7
S Nogi Hessel, Tangkilisan Manajemen Publik. Jakarta: Gramedia Widiasarana,
2005, hlm. 43.
Soerjono Soekanto mengutip pendapat yang dikemukakan oleh

Livinson bahwa:

a. Peranan merupakan sebuah norma yang diungkapkan

dengan posisi atau tempat seseorang dalam

lingkungan masyarakat

b. Peranan merupakan suatu konsep yang dilakukan

oleh seseorang di dalam masyarakat sebagai

organisasi

c. Peranan juga merupakan sebuah perilaku seseorang

yang penting sebagai struktur sosial masyarakat.8

b) Pendidikan Perempuan

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk memanusikan

manusia atau usaha sadar yang dilakukan oleh manusia secara

terencana dalam mewujudkan suasana belajar serta proses

pembelajaran agar peserta didik aktif dalam mengembangkan

potensi yang dimilikinya. Maka dari itu dengan pendidikan manusia

akan terdidik, pintar, lebih bermartabat dan dengan pendidikan

manusia dapat membantu menemukan jati dirinya dimasa depan.

Ahmad Tafsir mendefinisikan bahwa pendidikan secara luas

yaitu, pengembangan pribadi dalam semua aspeknya. Dari definisi

tersebut dikenal dengan istilah tarbiyah, peserta didik bukan hanya

8
J Veeger Karel, Pengantar Sosiologi Buku: Panduan Mahasiswa. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1993, hlm. 60.
sekedar orang yang mampu berfikir akan tetapi orang yang belum

mencapai kedewasaan.9 Pendidikan dalam Islam tidak pernah

membeda-bedakan antara laki-laki maupun perempuan, Alloh SWT

tidak pernah membedakan diantara keduanya, hal tersebut terbukti

dalam Q.S. Al-hujurat :13. Ayat tersebut membuktikan bahwa

perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Dalam Islam

laki-laki maupun perempuan dituntut untuk memperoleh ilmu

pengetahuan yang sama. Dalam sebuah Hadist nabi menyatakan

bahwa setiap umat Islam diharuskan untuk belajar mengaji serta

menggali ilmu pengetahuan. 10

Perempuan merupakan calon ibu dan istri dimasa depannya

kelak, peran perempuan memang bukan hanya memasak saja akan

tetapi mereka juga berperan penting untuk mengurus anak-anaknya

agar menjadi anak yang terdidik baik dalam pengetahuannya

maupun sifatnya karena anak-anak harus diajarkan hal-hal positif

serta pendidikan dari usianya yang masih dini. Maka dari itu

Perempuan merupakan guru pertama, guru terbaik bagi anak-

anaknya. Perempuan yang terdidik berarti akan melahirkan

keturunan yang terdidik juga.

c) Pembaharuan Pendidikan Islam Perempuan

9
Nasri Ulyan, Akar Historis Pendidikan Perempuan Refleksi Pemikiran TGKH.
M. Zainuddin Abdul Madjid. Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2015, hlm. 22-23.
10
Muhammad Husein, Islam dan Pendidikan Perempuan. Jurnal Pendidikan Islam,
2014, hlm. 237-238.
Secara etimologi, pembaharuan memiliki arti yaitu suatu

proses, cara hidup yang baru, membangun kembali, cara

memperbaharui, menyusun kembali, serta memulihkan kembali

seperti pada awal mulanya. Sedangkan secara terminology

pembaharuan memiliki makna yaitu suatu usaha merubah sesuatu

yang buruk menjadi yang baik dengan cara mengusahakan yang baik

menjadi lebih baik. selain itu menurut Cee Wijaya, pembaharuan

merupakan usaha memperkenalkan segala sesuatu yang baru dan

memiliki tujuan untuk memperbaiki hal yang sudah terbiasa agar

timbulnya praktek baru baik dalam suatu cara maupun metode dalam

mencapai suatu tujuan.11

Pendidikan Islam merupakan suatu proses untuk

mempersiapkan generasi muda dalam menjalankan suatu kehidupan

sebagai khalifah serta dalam memenuhi tujuan hidup secara efektif

dan efisien yang berdasarkan dengan sumber seperti Al-Qur’an,

ijtihad dan sunnah. Pembaharuan pendidikan merupakan proses

perubahan cara pandang berfikir dalam mengambil manfaat

pengetahuan baru untuk membawa suatu fungsi dari pendidikan

sebagai pembangunan umat.12

11
Zaenudin, Pembaharuan Sistem Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan dan Study
Islam, 2015, hlm. 2.
12
Karim Abdul, Pembaharuan Pendidikan Islam Multikurturalis. Jurnal
Pendidikan Agama Islam, 2016, hlm. 20.
Pembaharuan pendidikan Islam perempuan merupakan suatu

usaha dalam melakukan suatu perubahan dalam pendidikan Islam

perempuan yang awalnya kurang baik menjadi lebih baik serta

dengan pembaruan juga dapat merubah cara berfikir seseorang yang

belum benar menjadi benar. Adanya pembaharuan merupakan

sebuah perjuangan yang kembali ke Al-Qur’an dan Sunnah.

Pembaharuan juga dilakukan karena ingin mengejar sesuatu yang

tertinggal pada bidang pendidikan sehingga dapat tercapai tujuan

pendidikan yang lebih baik agar pendidikan di Hindia-

Belanda/Indonesia mengalami perubahan.

1.5.2 Kajian Pustaka


Kajian pustaka sangat penting dalam sebuah penelitian, karena tanpa

adanya kajian pustaka sebuah penelitian akan diragukan keilmiahannya

sebab tidak ada teori yang melandaskan penelitian tersebut. Kajian pustaka

merupakan salah satu tahapan kegiatan yang harus dilakukan berupa

pengkajian bahan-bahan tertulis dari sumber-sumber kepustakaan yang

kemudian menggunakannya sebagai bahan acuan untuk sebuah penelitian. 13

Pada penelitian ini penulis menggunakan beberapa buku terkait

dengan penelitian. Pertama penulis menggunakan buku yang berjudul

Rahmah El Yunusiyyah dan Zainnuddin Labay El Yunusy (Dua Bersudara

Tokoh Pembaharu Sistem Pendidikan Di Indonesia) yang ditulis oleh

H.Aminuddin Rasyad beliau merupakan dosen fakultas Tarbiyah IAIN

13
Alfianika Ninit, Metode Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Depublish, 2016, hlm. 52.
Svarif Hidayatullah, Jakarta dan ia lahir di Padang Panjang. Sebelumnya

penulis sangat kesulitan mendapatkan buku yang ditulis oleh beliau ini,

penulis mendapatkan informasi buku tersebut secara langsung dari pihak

sekolah diniyah putri, Padang Panjang dan buku ini diterbitkan oleh

pengurus perguruan diniyyah puteri padang panjang perwakilan Jakarta.

Pada bagian pertama buku ini berisi mengenai riwayat hidup, perjuangan

dan cita-cita bunda Rahmah El Yunusiyyah, cita-cita pendidikan bunda

Rahmah, kesan dan kesan dan kenangan, makalah-makalah seminar 90

tahun bunda Rahmah serta kliping Koran, majalah dan dokumen.

Sedangkan pada bagian kedua buku ini berisi tentang kakak tertua dari

bunda Rahmah yaitu Zainuddin Labay El Yunusy.

Buku kedua yang penulis gunakan yaitu buku saku sejarah Rahmah

El Yunusiyyah mengenang 108 tahun pendiri perguruan diniyyah puteri

padang panjang, Sumatera Barat. Yang berjudul Rangkoyo Syaikhah

Rahmah El Yunusiyyah (Kesempurnaan Pengabdian Seorang Muslimah

Pejuang) buku ini diterbitkan oleh divisi humas perguruan diniyyah puteri

Padang Panjang pada Januari 2009. Buku ini ditulis oleh delapan penulis.

Pada bagian pertama ditulis oleh, Prof. Dr. Buya Hamka berjudul

Saja Teringat, yang kedua oleh Fauziah Fauzan, SE, Akt, Msi berjudul

Profile Rahmah El Yunusiyyah “Potret Perjuangan Wanita Minangkabau,

pada bagian ketiga ditulis oleh Prof.Dr.H.Fauzan Misra El Muhammady,

MA berjudul Inyiak Amah Yang Aku Kenal (Sebuah Kesaksian Sejarah),

pada bagian keempat ditulis oleh Subroto berjudul Pejuang Itu Tak bergelar
Pahlawan, bagian kelima ditulis oleh Ahmah Rifa’i berjudul Ahmad Khatib

dan Rahmah El Yunusiyyah (Dua Tokoh Dakwah Minangkabau Yang

Menguncang Dunia), pada bagian keenam ditulis oleh Khairul Jasmi

berjudul Diniyyah Puteri, pada bagian ketujuh ditulis oleh Ahmad Rifa’I

berjudul Pahlawan (Muslimah) Tanpa Penghargaan, pada bagian

kedelapan ditulis oleh Musriadi Musanif berjudul Dua Drama Kolosal

Diniyyah.

Pada bagian kesembilan terdapat disertasi Doktor Aminuddin

Rasyad berjudul Saripati Artikel Rahmah El Yunusiyyah “Kartini

Perguruan Islam”, pada bagian ke sepuluh ditulis oleh Ahmad Rifa’i

berjudul Sosok Rahmah El Yunusiyyah di Mata Mereka, pada bagian

kesebelas terdapat naskah pidato Bunda Rahmah El Yunusiyyah, bagian ke

dua belas terdapat pendapat tokoh tentang Bunda Rahmah dan pada bagian

terakhir terdapat dokumentasi foto bunda Rahmah El Yunusiyyah.

Buku ketiga yang penulis gunakan yaitu buku yang ditulis oleh

Hamka berjudul Ayahku. Buku ini terdiri dari 12 Bab, pada bab pertama

buku ini membahas mengenai agama Islam di Minangkabau serta pada salah

satu babnya ada membahas mengenai Tokoh Rahmah El Yunusiyyah yang

ternyata beliau merupakan salah satu murid dari Haji Rosul atau Syekh

Abdul Karim Amrulloah.

Buku keempat yang penulis gunakan yaitu yang berjudul Ulama

Perempuan Indonesia yang disunting oleh Jajat Burhanudin. Buku ini

memang tidak secara khusus menceritakan tentang tokoh Rahmah El


Yunusiyyah akan tetapi didalamnya terdapat beberapa pembahasan

mengenai tokoh tersebut yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk

penelitian selanjutnya. Didalam buku tersebut terdapat sub judul mengenai

Rahmah El Yunusiah Pelopor Pendidikan Perempuan, oleh Junaidatul

Munawaroh. Beliau menceritakan mengenai latar belakang keluarga dan

pendidikan serta lingkungan sosialnya.

1.5.3 Historiografi Yang Relevan


Pada penelitian yang dilakukan oleh penulis, terdapat beberapa hasil

penelitian yang relevan yaitu:

Penelitian pertama yang dilakukan oleh Rohmatun Lukluk Isnaini

dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berjudul Ulama Perempuan Dan

Dedikasinya Dalam Pendidikan Islam (Telaah Pemikiran Rahmah El

Yunusiyyah). Pada penelitian ini penulis menelaah pemikiran Rahmah El

Yunisiyyah tentang pendidikan perempuan pada zamannya melalui

penelusuran buku-buku teks sejarah serta dari berbagai literature. Penulis

menyajikan gambaran sejarah mengenai perjuangan pendidikan bagi para

perempuan yang dilakukan oleh Rahmah sebagai sebuah fakta sejarah

mengenai peran penting perempuan.

Kedua, penelitian yang berjudul Tokoh Pendidikan Islam

Perempuan Rahmah El Yunusiyyah yang ditulis oleh Asni Furoidah dari

Fakultas Tarbiyah IAI Al Falah Assunniyah kencong. Pada penelitiannya

penulis membahas mengenai biografi dari tokoh Rahmah, pendidikan yang

ditempuh oleh tokoh, lembaga pendidikan yang dibangun oleh tokoh hingga

membahas mengenai kurikulum dan sistem pendidikan diniyah putri atau


sekolah yang dibangun oleh tokoh, penulis juga membahas mengenai

tantangan yang dihadapi oleh Rahmah dalam mewujudkan keinginan dan

cita-citanya serta yang terakhir penulis menceritakan akhir hidup dari tokoh.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Zulmuqim dari jurusan

Agama Islam Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan IAIN Imam Bonjol

Padang yang berju1dul Transformasi Pendidikan Islam Minangkabau:

Kajian Pemikiran Pendidikan Abdul Karim Amrullah, Abdullah Ahmad dan

Rahmah El Yunusiyyah. Penelitiannya tidak hanya terfokus kepada satu

tokoh saja, penulis membahas mengenai transformasi pendidikan Islam di

Minangkabau yang diawali perubahan sistem pendidikan modern dari surau.

Pada pembahasan pertama membahas mengenai tokoh Abdul Karim

Amrullah yang mulai mentransformasi pendidikan Islam dengan cara

mengubah surau Jembatan Besi menjadi sekolah Islam modern atau

madrasah. Yang kedua membahas mengenai tokoh Abdullah Ahmad yang

mengubah pendidikan Islam dengan cara mendirikan HIS dengan

memasukan mata pelajaran Islam dalam kurikulum. Dan yang ketiga

membahas tokoh Rahmah El Yunusiyyah yang melakukan pembaharuan

dengan cara membangun madrasah perempuan.

1.5.4 Kerangka Konseptual


Kerangka Konseptual merupakan hubungan antara konsep yang satu

dengan konsep lainnya yang akan diteliti oleh penulis, sehingga penelitian

yang dilakukan oleh penulis dapat terarah. Kerangka konseptual pada

penelitian ini yaitu Peranan Rahmah El Yunusiyyah Dalam Pendidikan

Perempuan Sumatera Barat Pada Tahun 1923-1937.


Pada masa pemerintahan Belanda pendidikan perempuan di

Sumatera Barat sebelum tahun 1923 masih belum diprioritaskan dan masih

banyak perempuan yang mengalami buta huruf, perempuan Sumatera Barat

hanya mendapatkan pendidikan agama saja. Bagi Masyarakat Hindia-

Belanda khususnya di Sumatera Barat pendidikan perempuan dipandang

tidak penting. Selain itu di Sumatera Barat pendidikan Islam mengalami

diskriminasi adanya perbedaan gender serta perbedaan anggapan mengenai

kewajiban dan hak antara laki-laki dan perempuan dalam mengenyam

pendidikan yang dianggap sebagai dua hal yang berbeda. Pada awal abad

ke-20 tokoh/ulama perempuan mulai bergerak dalam meningkatkan

pendidikan bagi perempuan, salah satu tokoh/ulama tersebut yaitu Rahmah

El Yunusiyyah dari Sumatera Barat, beliau mendirikan sekolah khusus

puteri bernama Diniyyah Puteri (1923)-Kulliyyatul Mu’allimat El

Islamiyah (1937). Kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:
Kurangnya
Pendidikan
Perempuan Diskriminasi
Sumatera Barat Perbedaan
Sebelum Tahun Gender
1923
Pendidikan
Perempuan Diniyyah Puteri Padang
Sumatera Barat Panjang, Sumatera Barat
Tahun 1923-1937
Kulliyyatul
Mu'allimat El
Islamiyah

1.6 Metode Penelitian Sejarah

Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode historis yaitu

suatu cara atau usaha untuk merekonstruksi kisah yang berupa data-data

untuk disusun menjadi suatu rangkaian bermakna. 14

1.6.1 Heuristik

Tahap pertama dalam penelitian sejarah yaitu heuristik. Heuristik

pertama kali dikenalkan oleh Clark Moustakas seorang psikolog humanistic

Amerika tahun 1950-an sampai 1960-an. Secara konseptual heuristik

berasal dari bahasa Yunani, heuriskein artinya menemukan. 15 Sumber

sejarah terbagi menjadi dua yaitu sumber primer dan sumber sekunder.

Sumber primer merupakan sumber yang disampaikan oleh saksi mata

14
Sumadi, Metodologi Penelitian. Jakarta: Pt Idayu, 1988.
15
Rahardjo Mudjia, Studi Heuristik Dalam Penelitian Kualitatif. Malang:
Repository UIN, 2018, hlm. 2.
sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang disampaikan bukan

oleh saksi mata.16

Pada penelitian ini penulis menggunakan sumber sekunder.

Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis yang pertama yaitu

melakukan pencarian terkait dengan penelitian di internet/jurnal dan

membaca-baca buku terkait dengan penelitian, hal tersebut penulis lakukan

di perpustakaan kabupaten dan kota Tasikmalaya serta perpustakaan

Universitas Siliwangi dari pencarian tersebut peneliti dapat menemukan

data-data terkait dengan penelitian. Selain itu penulis juga mencari

informasi mengenai penelitian melalui media sosial FB, Instagram dan

internet sehingga pada tahap ini penulis dapat menemukan akun yang aktif

dan kredibel setelah itu penulis juga dapat menghubungi pihak sekolah

Diniyyah Puteri, Padang Panjang, Sumatera Barat melalui WhatsApp dan

pada akhirnya peneliti mendapatkan izin untuk menghubungi pimpinan

diniyyah puteri secara virtual. Penulis melakukan sebuah wawancara virtual

yang telah dijadwalkan oleh pihak Diniyyah Puteri di tanggal 2 April 2021.

Selain itu penulis juga menemukan buku yang ditulis oleh Aminuddin

Rasyad berjudul “ Hajjah Rahmah El Yunusiyyah Dan Zainuddin Labay El

Yunusy: Dua Bersaudara Tokoh Pembaharu Sistem Pendidikan Di

Indonesia” yang diterbitkan oleh Pengurus Perguruan Diniyyah Puteri

Padang Panjang Perwakilan Jakarta tahun 1991 dan Buku saku Sejarah

16
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2013,
hlm. 97-98.
Rahmah El Yunusiyyah Mengenaqng 108 tahun pendiri Perguruan

Diniyyah Puteri Padaqng Panjang Sumatera Barat, buku tersebut di

terbitkan oleh divisi humas Diniyyah Puteri Padang Panjang Januari 2009.

1.6.2 Kritik Sumber


Setelah penulis menemukan serta mengumpulkan sumber-sumber

sejarah, langkah selanjutnya yaitu melakukan kritik sumber. Kritik sumber

merupakan metodologi analisis yang digunakan dalam penyelidikan buku-

buku biblikal yang bertujuan untuk menemukan dokumen-dokumen atau

sumber-sumber yang telah digunakan dalam penyusunan wacana tertulis. 17

Kritik sumber terbagi menjadi dua macam yaitu kritik ekstern dan

kritik intern. Kritik eksternal yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan

memilih buku-buku dan jurnal yang sesuai dengan Peranan Rahmah El

Yunusiyyah Dalam Pendidikan Perempuan Sumatera Barat Pada Tahun

1923-1937. Pada kritik internal peneliti dapat melakukan wawancara secara

online kepada pihak diniyah puteri dan setelah itu peneliti menyesuaikannya

dengan cara melihat buku-buku dan jurnal atau data yang telah didapat dan

sumber yang dapat dipercaya kebenarannya.

1.6.3 Interpretasi
Setelah mengumpulkan data, langkah selanjutnya yaitu melakukan

sebuah penafsiran atau Interpretasi. Interpretasi sering disebut biang

subjektivitas karena sebagian penelitian dapat dikatakan benar dan ada juga

yang salah, bagi penulis yang jujur dalam peulisannya ia akan

17
Wijaya Hengki, Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi. Sulawesi
Selatan: Sekolah Tinggi Theologi Jaffray, 2018, hlm. 96.
mencantumkan data atau sebuah keterangan mengenai data yang telah

diperoleh dan bagi para pembaca dapat menafsirkan ulang dari data yang

diperoleh oleh penulis. Interpretasi ada dua macam yaitu analisis

(menguraikan) dan sintesis (menyatukan). 18 Pada penelitian ini peneliti

melakukan penafsiran dan menganalisis dari data atau sumber yang telah

didapatkan dan kemudian peneliti menyatukan suatu permasalahan dari

berbagai sumber, sehingga dapat memperoleh fakta sesuai judul yang

diteliti.

1.6.4 Historiografi
Setelah melakukan penafsiran atau interpretasi langkah terakhir

dalam penelitian yaitu dilakukannya Historiografi/penulisan sejarah.

Historiografi adalah sebuah cara penulisan/pemaparan penelitian sejarah

yang dilakukan dengan memperhatikan aspek kronologis. Dalam penyajian

penelitian bentuk tulisan memiliki tiga bagian seperti kata pengantar, hasil

penelitian dan simpulan. Pada tahap ini penulis menggabungkan data-data

dan menyajikannya dalam bentuk tulisan yang dapat dipertanggung

jawabkan kebenarannya.

1.7 Sistematika Bab


Dalam pembahasan penelitian ini agar mudah dipahami, maka dalam

penyajiannya dibagi menjadi beberapa bagian yaitu bagian awal, bagian utama

dan bagian akhir. Pada bagian awal proposal ini berisi sampul, halaman judul,

lembar pengesahan, abstrak, kata pengantar dan daftar isi, daftar tabel.

18
Ibid, hlm.101-104.
Bagian utama atau pada Bab I (Pendahuluan), berisi judul mengenai

Peranan Rahmah El Yunusiyyah Dalam Perkembangan Pendidikan Perempuan

Sumatera Barat Pada Tahun 1923-1937, Latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, tinjauan teoretis, metode

penelitian sejarah.

Bagian Bab II, berisi jawaban dari pertanyaan penelitian poin pertama

mengenai profil dari tokoh Rahmah El Yunusiyah mengenai kelahirannya,

keluarga, pendidikan, perkawinan, sifat dan kepribadian, cita-cita.

Bagian Bab III, berisi jawaban dari pertanyaan penelitian poin kedua

yaitu mengenai kondisi pendidikan perempuan Sumatera Barat sebelum tahun

1923. Pada bab ini penulis membahas mengenai adat perempuan Sumatera

Barat dan pendidikan perempuan Sumatera Barat di tahun 1900-1923.

Bagian Bab IV berisi jawaban dari pertanyaan penelitian poin ketiga

yaitu mengenai peranan Rahmah El Yunusiyah dalam pendidikan perempuan

Sumatera Barat pada tahun 1923-1937. Pada pembahasan ketiga ini penulis

focus membahas peran dari Rahmah sejak tahun 1923 di tahun tersebut Rahmah

mendirikan sekolah khusus perempuan yaitu Diniyah School Putri atau

Madrasah Diniyah Li al-Banat, hingga pada tahun 1937 Rahmah mendirikan

sekolah pendidikan guru bernama Kulliyatul Muallimat al Islamiyah (KMI).

Bagian Bab V yaitu penutup, berisi mengenai kesimpulan dan saran.

Selanjutnya bagian terakhir yaitu daftar pustaka yang berisi mengenai sumber-

sumber atau data-data relevan yang digunakan oleh penulis.

Anda mungkin juga menyukai