SKRIPSI
Disusun Oleh :
Magdalena Nimat
054314006
1
2
3
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
ilmiah.
Yogyakarta, 30 September
2009 Penulis
Magdalena Nimat
4
MOTTO
(2 Kor 12: 9)
5
PERSEMBAHAN
6
7
ABSTRAK
8
ABSTRACT
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Kasih, atas segala berkat dan
bimbingan tangan kasih-Nya yang penulis alami selama penulisan dan
penyelesaian skripsi yang berjudul GERAKAN PEREMPUAN DI
INDONESIA 1950-1965 STUDI KASUS GERWANI.
Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari campur tangan dan bantuan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Segala bantuan yang
diterima merupakan rahmat dan anugerah Allah yang memampukan penulis
melihat dan mengalami kasih Allah dan semakin dekat dan setia dalam
menjalankan panggilan dan perutusan sebagai religius SFS. Pada kesempatan ini,
penulis dengan penuh ketulusan hati menghaturkan limpah terimakasih kepada:
1. Bp. Drs. Hb. Hery Santosa, M.Hum, selaku ketua jurusan Ilmu Sejarah
Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma dan selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan perhatian dan meluangkan waktu dengan sabar
membimbing, mengarahkan, memberi masukan, memberi inspirasi dan
menjadi teman diskusi dengan pemikiran-pemikirannya yang aktual dalam
penulisan skripsi ini.
2. Dosen-dosen pembimbing Akademik, antara lain: Rm. Dr. F.X. Baskara T
Wardoyo SJ., Rm. Dr. G. Budi Subanar SJ., Dr. ST. Sunardi., Prof. Dr. PJ.
Suwarno. S.H., Drs. Ign. Sandiwan Suharso, Drs. H. Purwanto., Drs.
Silverio R.L. Aji Sampurno, yang berkenan menjadi pengajar bagi kami dan
menularkan ilmunya selama kami menjadi mahasiswa di Sanata Dharma.
3. Sr. M. Emmanuella SFS, selaku Pimpinan Umum Kongregasi Suster
Fransiskan Sukabumi (SFS), para dewan dan seluruh anggota kongregasi,
yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk memperkembangkan
pengetahuan, kepribadian, kerohanian, dan keterampilan selama
menyelesaikan tugas belajar sebagai tugas perutusan.
4. Sr Maria SFS, selaku Pimpinan Komunitas Sragen dan para Saudari
sekomunitas yang telah banyak memberi dukungan doa dan perhatian,
10
motivasi dan persaudaraan sehingga terbantu menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
5. Kedua orang tuaku, Mgr. Michael Angkur OFM, kakak, adik, kaum kerabat
yang setia mendukung dengan doa, memberi semangat cinta dan perhatian
selama menempu studi baik secara material, maupun spiritual.
6. Karyawan dan karyawati Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk
kerjasama yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Sahabat-sahabatku, yang telah menemani, menuntun, membimbing, serta
menyemangati, terimakasih waktu dan harinya untukku.
8. Rekan-rekan seangkatanku; Agung, Ana, Anggoro, Bondan, Hafen, yang
bersama mengalami jatuh bangun, suka duka selama menjalani tugas belajar,
rekan-rekan angkatan, 04, 06, 07, 08, yang berkenan memberikan semangat
di dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Rekan-rekan Asrama Pondok Angela, terimakasih untuk persahabatan dan
persaudaraan selama ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini jauh dari sempurma karena
terbatasnya data-data yang diperoleh. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati
dan penuh keterbukaan, mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk penyempurnaan dan penggembangan lebih lanjut.
Magdalena Nimat
11
DAFTAR ISI
12
B.3.1. Tujuan Terbentuknya Gerwani............................... 48
B.3.2. Keanggotaan........................................................... 51
B.3.3. Masalah Intern Gerwani ......................................... 52
C. Kongres-kongres Gerwani................................................... 53
C.1. Kongres I. .................................................................. 53
C.2. Kongres II .................................................................. 55
C.3. Kongres III................................................................. 56
C.4. Kongres IV................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
13
DAFTAR SINGKATAN
AD : Anggaran Dasar
ART : Anggaran Rumah Tangga
BPUPK : Badan penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
BTI : Barisan Tani Indonesia
CGMI : Consentrasi Gerakan mahasiswa Indonesia
GAPI : Gabungan Politik Indonesia
GERWIS : Gerakan Wanita Indonesia Sedar
GERWANI : Gerakan Wanita Indonesia
GERWINDO : Gerakan Wanita Indonesia Kediri
KNI : Komite Nasional Indonesia
KOWANI : Kongres Wanita Indonesia
KPI : Kongres Perempuan Indonesia
LASWI : Laskar Wanita Indonesia
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
LPI : Laskar Putri Indonesia
ORBA : Orde Baru
ORLA : Orde Lama
PARTINDO : Partai Indonesia
PERSIT : Persatuan Istri Tentara
PBI : Persatuan Buruh Indonesia
PBH : Pemberantasan Buta Huruf
PERWARI : Persatuan Wanita Republik Indonesia
PHK : Pemberhentian Kerja
PKK : Pembinaan Kesejahteraan keluarga
PKI : Partai Komunis Indonesia
PMI : Palang Merah Indonesia.
PNI : Partai Nasional Indonesia
PPI : Perikatan Perhimpunan Indonesia
PPPI : Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia
PPPS : Perkumpulan Pekerja Putri Surakarta
PRT : Pembantu Rumah Tangga
PTPWI : Pusat Tenaga Perjuangan Wanita Indonesia
RUPINDO : Rukun Putri Indonesia Semarang
SARBUPRI : Serikat Buruh Perkebunan Republik Indonesia
SI : Serikat Islam
SOBSI : Buruh Seluruh Indonesia
TKW : Tenaga Kerja Wanita
WANI : Wanita Negara Indonesia
WPP : Wanita Pembantu Perjuangan
WIDF : Women's International Democratic Federation
14
DAFTAR TABEL
15
BAB I
PENDAHULUAN
organisasi perempuan yang dibentuk sebelum tahun 1965. Perbedaan itu tentu saja
dipengaruhi oleh situasi yang mereka hadapi, sebab setiap periode memiliki
karakteristik yang berbeda. Pada masa Orde Lama organisasi perempuan bergerak
satu suara, tanpa lagi mempersoalkan perbedaan. Kegiatan mereka pada awalnya
misalnya memasak, merawat anak, melayani suami, menjahit. Pada periode ini,
gerakan perempuan cukup gigih, militan, dan aktif memperjuangkan negara. Pada
perempuan memiliki ciri khas yang radikal, dan ini tidak lepas dari ciri
Pada masa rezim Orde Baru (orba), gerakan perempuan muncul sebagai
hasil dari interaksi politik gender orba. Politik gender rezim orba mengarahkan
perempuan Indonesia untuk berperan sebagai ibu dan istri.1 Konsep ini telah
16
Organisasi perempuan yang dibentuk dan didirikan oleh pemerintah orba,
organisasi istri pegawai negeri sipil dan istri anggota ABRI. Persatuan Istri
pemerintah membatasi ruang gerak perempuan, terutama dalam dunia politik dan
Artinya jika seorang suami menjabat sebagai pemimpin dalam suatu instansi,
maka secara otomatis istrinya menjabat sebagai ketua dalam organisasi tersebut.4
17
Orba menciptakan sebuah ideologi perempuan yang mendasarkan diri
pada ibuisme, sebuah paham yang melihat kegiatan ekonomi perempuan sebagai
bagian dari peranannya sebagai ibu dan partisipasi perempuan dalam politik
sebagai tak layak.5 Hal ini semakin menunjukkan bentuknya setelah Dharma
bentukan orba telah meciptakan peran perempuan sebatas (Istri, Ibu, dan Ibu
konteks (istri, ibu dan ibu rumah tangga), dalam konotasi “Kodrat”. Dengan
“kodrat”7 ini perempuan ideal dicitrakan bersifat “lemah lembut, tidak berbicara
Pada era reformasi yang diawali dengan jatuhnya rezim orba, diharapkan
ketidakberdayaan. Namun, dalam realitanya justru pada periode ini terjadi banyak
5
Ibid. hal 164.
6
Catharina Nanik Purwoko. op.cit. hal. 18
7
Saskia Eleonora Wieringa. op.cit. hal. 554.
8
Catharina Nanik Purwoko. op.cit. hal. 2-4.
18
Pertama, mulai dari adanya undang-undang otonomi daerah. Kebijakan
otonomi daerah yang diambil pemerintah era reformasi pada tahun 1999,
sedikitnya ada 27 peraturan daerah yang mengatur kehidupan, cara berpakaian. Seperti
nasibnya tertindas.
19
Gerakan perempuan dewasa ini masih berputar pada kepentingan kelompok
tertentu dan masih berputar-putar pada masalah kesetaraan jender, hak-hak politik,
sebagai contoh, kasus Pembantu Rumah Tangga (PRT), Tenaga Kerja Wanita
(TKW), kasus perkosaan, kekerasan dalam rumah tangga yang sampai saat ini
Dalam hal ideologi, gerakan perempuan dewasa ini sangat lemah. Sejak
laki adalah musuh kaum perempuan yang menyebabkan kaum perempuan tertindas
untuk selamanya.10
perempuan hanya mengambil sikap pasrah pada takdir dan tetap tinggal dalam
keadaan tertindas.
bergerak pada perjuangan untuk menuntut kesamaan hak bagi kaum perempuan
tetapi juga terlibat aktif dalam berbagai aktivitas politik bangsa, sangat militan
10
Mansour Fakih. 2008. Analisis Gender Tansformasi Sosial. Cet.II.
Insistpres. Yogyakarta. hal. 84-88.
20
kegiatannya sangat relevan dengan situasi yang ada di dalam masyarakat saat itu.
Sehingga organisasi ini diterima baik oleh masyarakat dan mampu menggerakan
kaum perempuan dari berbagai macam golongan, baik kaum perempuan pedesaan
maupun kota. Gerakan perempuan pada periode ini mendasarkan diri pada
masyarakat.
Pertama, topik ini menarik dan penting untuk dikaji, sebab Gerwani
kaum perempuan sampai pada tingkat pelosok sehingga kaum perempuan sadar
politik dan pada tahun 1965 Gerwani telah dibubarkan oleh pemerintah. Maka
B. Rumusan Masalah
Indonesia?
21
C. Tujuan Penulisan
masyarakat pada periode 1955-1965. Penelitian ini hendak mengkaji ulang serta
merefleksi kembali atas narasi sejarah yang berkembang selama ini di mana
laki.
D. Manfaat Penelitian
Disamping itu, penelitian ini dapat memberi tambahan data dan analisis
pemikiran.
E. Tinjauan Pustaka
dari beberapa literatur berupa buku, koran, majalah, dokumen, dan bahan tulisan
dan sumber skunder. Sumber primer adalah sumber yang dihasilkan oleh orang
atau lembaga sejaman atau data-data yang dihasilkan pada saat terjadinya suatu
22
peristiwa. Sedangkan sumber sekunder merupakan kesaksian dari siapapun yang
bukan merupakan saksi pandang-mata, yakni dari seseorang yang tidak hadir atau
ini secara umum sulit untuk diperoleh. Secara umum dapat disampaikan beberapa
Dalam penulisan skripsi ini digunakan buku karangan Hikmah Diniah yang
berjudul Gerwani Bukan PKI. Buku ini membantu dalam membahas tujuan dan
buku ini tidak dijelaskan secara terperinci mengenai pengaruh Gerwis bagi kaum
perempuan.
Selain buku tersebut, buku lain yang sangat membantu penulisan adalah
dan Infiltrasi PKI, jilid III. Buku ini sangat membantu dalam mengetahui jumlah
anggota Gerwani. Namun data yang ada kurang lengkap, sehingga belum
23
berdirinya Gerwani dan perjuangan-perjuangan serta nilai-nilai yang dilakukan
berharga dalam mendekonstruksi masa lalu dalam hal ini Gerwani. Saskia juga
menggunakan konsep gender. Pada taraf tertentu, buku ini menyinggung fase
terlalu luas, padahal ada beberapa fenomena dan fakta sosial yang berbeda antara
kondisi Gerwani di tingkat pusat dan di daerah. Buku ini juga belum
oleh orba. Penjelasan mengenai peran dan pengaruh Gerwani terhadap tumbuhnya
sebab itu, skripsi ini mencoba untuk mengangkat masalah mengenai peran dan
F. Kerangka Berpikir
1950 -1965 Studi Kasus Gerwani,” ada beberapa konsep yang digunakan sebagai
landasan berpikir. Hal ini penting untuk menghindari penafsiran yang keliru
(missinterpretation).
Secara etimologis perempuan berasal dari kata empu, yaitu suatu gelar
kehormatan yang berarti “tuan”. Selain itu perempuan juga dapat diartikan sebagai
24
orang yang sangat ahli.12 Kata wanita berasal dari bahasa Sansekerta yang
memiliki arti diinginkan atau dipuji.13 Dalam penulisan skripsi ini akan digunakan
kata Perempuan.
Gerakan perempuan sudah ada jauh sebelum kemerdekaan, pada saat itu
kemerdekaan bangsa.
hanya di Jawa, tetapi juga di luar Jawa, dengan gaya dan ciri khasnya sendiri-
sendiri. Sesudah tahun 1920, perempuan mulai mengorganisasi diri menurut garis
agama, lalu organisasi yang bersifat kedaerahan. Menarik bahwa setiap kelompok
mempunyai tujuan yang sama, yaitu menghapus ketidakadilan. Oleh karena itu,
Perikatan
Kebudayaan Dulu, Kini dan Esok. Praditya Paramita. Jakarta. hal. 92.
25
Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI) yang akhirnya bernama Kongres
Walaupun sejak 1930 gerakan nasional berkembang pesat, serta terlihat pula
pada awal kedudukan Jepang tahun 1942, selain kaum perempuan Serikat Rakyat,
organisai perempuan yang ada. Umumnya bergerak hanya sebatas pendidikan dan
masalah perkawinan. Disamping itu ada satu organisasi perempuan yang ingin
sayapnya dengan terjun ke dunia politik, mereka juga menyadari bahwa organisasi-
organisasi perempuan yang sudah ada tidak banyak membantu kaum perempuan yang
dapat dilihat jelas, khususnya pada tahun 1928-1942. Pada tahun 1942, kaum
26
dalam bidang politik dapat diartikan sebagai perjuangan untuk membela bangsa
Penggunaan landasan teori dalam penelitian ilmu sosial menjadi hal yang
utama dalam mendekati sebuah pokok persoalan. Realitas sosial sehari-hari sangat
kompleks dan beraneka ragam bentuknya. Untuk menemukan pola dari semua
berlaku bagi ruang dan waktu apapun, serta lebih sistematis dalam pengaturan
besar dengan peristiwa sejarah yang diteliti. Teori sosial diharapkan menuntut
Dengan demikian, fakta keseharian dari peristiwa sejarah dapat dipahami secara
kasus Gerwani dengan menggunakan teori sosial, untuk melihat keberadaan kaum
27
Giddens & Jonathan Turner14 pengaruh elemen-elemen dasar tindakan adalah
situasi, norma dan tujuan terakhir. Dengan demikian tindakan yang dilakukan
teori pendukung dari teori diatas adalah teori struktural. Teori dibangun
bahwa perempuan mempunyai status yang lebih rendah, sekaligus otoritas yang
domestik sementara itu laki-laki arena publik. Akarnya ialah tanggung jawab
perempuan dalam proses kehamilan dan perawatan anak. Dengan demikian status
relatif perempuan tergantung pada derajat keterlibatan mereka dalam arena publik.
berorganisasi.
Anthony Giddens & Jonathan Turner (terjh). 1987. Social Theory Today.
14
28
Selain menggunakan pendekatan sejarah, digunakan juga pendekatan
akan dikaji misalnya seperti golongan-golongan sosial mana yang berperan, serta nilai-
G. Metode Penelitian
dan pendekatan dalam mengkajinya. Untuk itu perlu diketahui apa itu metode
sintesis; dan yang terakhir adalah penulisan. Sebagaimana dengan hal tersebut di
atas, maka penulisan ini pada awalnya telah menentukan topik Gerakan
sumber primer maupun sumber sekunder yang relevan sesuai dengan obyek yang
29
atau bahan tulisan lainnya yang bersifat primer maupun sekunder. Selanjutnya
adalah kritik sumber (verifikasi data). Langkah ini bertujuan untuk mengetahui
untuk melakukan kajian ulang atau membaca ulang atas data yang ada.
Interpretasi. Tujuan dari langkah ini untuk menetapkan makna atas fakta-
fakta sejarah yang ada. Dalam tahap ini perlu dilakukan analisis sumber untuk
mengkaitkan daya yang satu dengan data yang lain. Setelah analisa sumber maka
kemudian menentapkan makna fakta sejarah yang ada. Hal ini supaya tidak
menyimpang dari data yang dimilikinya. Dalam penelitian ini dituntut untuk
yang diperoleh dan telah diuji kebenarannya. Dalam menggambarkan kisah ini
Koentowijoyo. 1995.
17
Pengantar Ilmu Sejarah. Bentang Budaya.
Yogyakarta. hal. 99-100.
18
Sartono Kartodirdjo. op.cit. hal. 62.
19
Ibid. hal. 5.
30
H. Sistematis Penulisan
antara lain meliputi bab satu hingga bab lima, yang diawali dengan pendahuluan
diuraikan dalam beberapa sub bab yakni; Gerakan Awal, Zaman Jepang, Zaman
akan diuraikan dalam beberapa sub bab yakni; Pendahuluan, Sejarah Lahirnya
diuraikan dalam beberapa sub bab yakni; Situasi Umum Kaum Perempuan,
31
BAB II
A. Gerakan Awal
Pergerakan perempuan terdiri dari banyak aliran, hal ini tak dapat dihindarkan
perempuan yang tidak berorientasi kepada agama (Wanita Oetomo) dan dari
istimewa laki-laki saja.20 Perjuangan Kartini saat itu didukung oleh sejumlah nilai-
S.C. Utami Munandar (ed). 1985. Emansipasi dan Peran Ganda Wanita
20
32
perempuan sebagai masyarakat nomor dua. Kartini memandang bahwa pendidikan
bagi kaum perempuan sebagai salah satu syarat penting untuk memajukan
situasi ketergantungan dan tertekan. Sasaran yang lebih jauh adalah mengangkat
manusia lainnya seperti kaum laki-laki. Isu pendidikan dan persamaan hak
merupakan perjuangan kaum perempuan pada saat itu. Hal ini didukung oleh
terutama setelah perempuan ikut didalam pergerakan SI, PKI, PNI. Semenjak itu
tumbuhnya kesadaran dalam diri kaum perempuan untuk membantu kaum laki-
laki dalam perjuangan mereka kearah perbaikan nasib nusa dan bangsa.22
Perjuangan perempuan juga tidak terlepas dari masalah struktur sosial dan
budaya yang mereka hadapi. Feodalisme yang sangat kental mendorong kaum
21
RA.Kartini. 1963. Habis Gelap Terbitlah Terang. Balai Pustaka. Jakarta.
hal. 20-21.
22
. 1985. Sumbangsihku Bagi Ibu Pertiwi; Kumpulan Pengalaman
dan Pemikiran. buku V. Dharma Aksara Pratama. Jakarta. hal. 206.
33
laki-laki dan kolonial Belanda mendorong kaum perempuan untuk terus berjuang
organisasi, semuanya hanya bergerak pada tingkat daerah. Kegiatan mereka belum
anak-anak.23
penanggung jawab dan yang menentukan jalannya roda rumah tangga di dalam
(PPI), dan menuntut dilakukan perbaikan nasib perempuan. Tiga tuntutan PPI
34
tersebut adalah24 (1) pembentukan suatu badan dana (studyfonds) yang
bagian yang tak terpisahkan dan tidak ingin memisahkan diri dari gerakan
nasional yang revolusioner dan umum.25 Sejak itu suka dan duka gerakan
kemerdekaan nasional juga menjadi suka dan duka gerakan perempuan Indonesia.
kaum perempuan, yang berasaskan kebangsaan dan merupakan bagian yang tak
Pada periode ini perjuangan perempuan lebih bersifat feministis, dalam arti
rangka mentransformasikan sistem dan struktur yang tidak adil menuju sistem
24
Fauzie Ridjal (ed). op.cit. hal. 131.
35
yang adil bagi perempuan maupun laki-laki.27 Didorong juga oleh sifat
lebih pada tindakan karya nyata lewat bidang pendidikan. Dalam proses
Aksi nyata dalam bidang sosial yakni memperjuangkan supaya Hari Ibu
yang jatuh setiap tanggal 22 Desember. Hal ini dikarenakan pada tanggal 22-25
organisasi perempuan yang nasionalis. Organisasi ini lebih melihat situasi nyata
yang dialami oleh kaum perempuan sehari-hari, pada periode ini perdagangan
27
Mansour Fakih. op.cit. hal. 103.
28
Atas dasar peristiwa itu, maka Presiden Soekarno kemudian menetapkan
tanggal 22 Desember sebagai peringatan Hari Ibu dengan ketetapan No.316
tanggal 18 Desember 1958. Sejak penetapan itu, setiap tahun seluruh bangsa
Indonesia memperingati tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu dengan maksud
mengenang dan menghayati api semangat kebangkitan kaum perempuan
Indonesia guna mempersatukan tekad, pikiran dan semangat dalam meningkatkan
kedudukan, hak dan kewajiban. Kemudian tujuan lain adalah mengenang
perjuangan kaum perempuan dalam hal berorganisasi untuk bersama dengan kaum
laki-laki bahu membahu mencapai kemerdekaan.
36
perempuan29 sangat semarak. Sehingga Istri Sedar terpanggil untuk menentang aksi-
aksi yang merugikan atau merendahkan derajat kaum perempuan. Dari peristiwa
gadis di kapal.
Dalam kongres yang dilaksanakan oleh Istri Sedar, disepakati dan diserukan
nasional.30 Pada kongres Juli 1932, organisai Istri Sedar memunculkan ide, kaum
perempuan untuk melakukan gerakan politik. Hal ini dapat dilihat dari tuntutan-
tuntutan berkaitan dengan hak pilih perempuan yang mulai dimiliki pada tahun
37
Berparlemen” ke arah kemerdekaan bangsa. Tuntutan “Indonesia Berparlemen”
hampir mencapai hasil yang maksimal dan pada tanggal 9 Maret 1942, Belanda
B. Zaman Jepang
“saudara tua” bangsa Asia. Dengan semboyan: “Kemakmuran Asia Timur Raya,”
Asia untuk Asia,” dan Indonesia untuk bangsa Indonesia.33 Semboyan dan slogan
anti barat yang diisukan oleh Jepang, dapat menarik hati rakyat Indonesia. Hal ini
memiliki harapan bahwa Jepang dapat memberikan kehidupan yang lebih baik.
mencari bantuan yang digunakan untuk pertahanan nasional, dan untuk kelancaran
38
dijalankan oleh rakyat, untuk menyakinkan rakyat bahwa pemerintah Jepang tidak
tergoyahkan.34
gerakan sosial yang telah dijalankan oleh organisasi perempuan, karena Jepang
fasisme Jepang, dan semua organisasi yang berdiri di masa pemerintah Belanda
Jepang menghalangi bahkan mematikan gerakan sosial yang telah dijalankan oleh
secara bebas karena diawasi secara ketat oleh tentara Jepang. selain “gerakan tiga
A” Jepang juga mendirikan mendirikan “gerakan istri tiga A”. Organisasi tersebut
Jepang. Tujuan kegiatan ini adalah untuk melakukan pemberantasan buta huruf,
Fujinkai 35, dengan tujuan dapat menampung segala kegiatan perempuan dan
34
G. A. Ohorella. loc.cit. hal. 23.
39
dipakai sebagai pengerahan tenaga perempuan Indonesia untuk membantu serta
Fujikai dibentuk mulai dari tingkat pusat sampai tingkat bawah. Pemimpin
dari organisasi tersebut adalah istri dari kenco (bupati), dan yang menjadi
Fujinkai tidak terbatas pada kaum remaja perempuan saja tetapi kaum perempuan
yang sudah keluarga. Kaum perempuan khususnya yang masih remaja dilatih
untuk hidup sederhana seperti prajurit dan mempelajari tata karma dan dijadikan
pelayan.37
umum, dan menyediakan keperluan serdadu seperti membuat kaus kaki, dan
Pembangunan. Bina Aksara. Jakarta. hal. 57. Baca juga Sumbangsihku Bagi
Ibu Pertiwi. op.cit. hal. 167.
40
keseluruh pelosok-pelosok untuk mengajar rakyat membaca dan menulis.38
Keterlibatan kaum perempuan tentu bukan untuk kepentingan Jepang tetapi juga
masa ini lebih bersifat ke dalam (internal) untuk memperbaiki diri dan melahirkan
sebagai penghinaan terhadap kaum perempuan. Oleh karena itu, banyak kaum
perempuan ikut ambil bagian untuk terjun kepelosok mengajar rakyat membaca
Jepang yaitu “Asia Raya” di bawah pimpinan Dai Nippon dan ruang gerak
perempuan dalam hal ini sangat dibatasi. Fujinkai adalah salah satu di
38
Keterlibatan kaum perempuan terkait program yang dicanangkan oleh
Jepang yaitu melancarkan pemberantasan buta huruf bagi rakyat Indonesia.
39
Fauzie Ridjal. op.cit. hal. 103.
40
Sepuluh Windu perjuangan Wanita Indonesia setelah Kartini: keterlibatan
perempuan dalam mengajari rakyat membaca dengan maksud agar dengan bisa
membaca dan menulis, kaum perempuan sadar bahwa poligami merugikan kaum
perempuan, sehingga bisa diharapkan kaum perempuan melawan poligami yang
merugikan tersebut. Bentuk perlawanan perempuan terhadap poligami dengan
diajarkannya kaum perempuan baca dan tulis.
41
Domestik, dari kata Domus yang artinya rumah. Domestik berarti kegiatan
yang dilakukan diseputar rumah misalnya mendidik dan merawat.
42
Fauzie Ridjal. op.cit. hal. 106.
41
antara organisasi yang digunakan Jepang untuk mengerahkan rakyat Indonesia
sangat parah, penyakit merajalela. Namun, kaum perempuan yang masuk Fujinkai
masih berpengharapan, bahwa melalui wadah tersebut, mereka dapat bergaul satu
sama lain, sehingga jiwa pejuang dan semangat nasionalisme masih bisa
zaman Jepang begitu susah, karena sistem fasisme, kediktatoran dan kekerasan
demokrasi pendidikan dalam arti semua warga negara mendapat kesempatan dan
memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum perempuan untuk lebih maju ke
juga aktif di medan perang serta, terlibat dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha
43
. 1984. Perjuangan Wanita Indonesia Sepuluh Windu Setelah
Kartini 1904-1984. op.cit. hal. 76.
42
dengan kaum laki-laki,44 bekerjasama serta berjuang bersama kaum laki-laki
belakang, sebagai juru rawat, penyelenggara dapur umum, pos-pos palang merah,
pengungsi.45
selama penjajahan sudah cukup berat, dan kini, sewaktu revolusi urusan-urusan
yang tidak pokok tidak dihiraukan lagi. Seluruh rakyat merasa terpanggil untuk
perlindungan.
44
Lihat Sumbangsihku Bagi Ibu Pertiwi, op.cit. hal. 75.
45
Ibid.
43
pertama yang sangat merasakan dampak dari keadaan krisis tersebut. Oleh karena
masing daerah membentuk organisasi perempuan yang baru dan bebas seperti
perempuan setelah proklamasi di Klaten pada bulan Desember 1945. Maksud dari
persatuan. Perwani dan Wani dilebur menjadi badan fusi dengan nama Persatuan
perempuan masuk dalam dunia politik lewat partai-partai politik yang ada.
juga tidak mau ketinggalan membela kemerdekaan tanah air. Lahirnya organisasi-
44
perempuan, yaitu dapat mengembangkan ketrampilan, bisa tulis dan membaca.
melancarkan perjuangan. Oleh karena itu, perempuan ikut serta dalam perjuangan
Kongres Wanita Indonesia Desember 1945 dan mendirikan badan gabungan yang
ekonomi. Kongres II, III, bertujuan untuk lebih mengkonsolidir dan mengkordinir
yang bersifat otonom, misalnya mengurus hukum perkawinan dan hak perempuan,
dibentuk sebagai suatu badan federasi dari semua organisasi perempuan untuk
47
Ibid. hal. 77-78.
48
Ibid. hal. 107.
45
(PERWARI), yang terbentuk setelah bubarnya Fujinkai, Wanita Negara di
International Democratic Federation (WIDF). Dijiwai oleh tekad untuk ikut serta
membuka jalan bagi perempuan untuk keluar rumah, menyatakan pendapat secara
49
Fauzie Ridjal (ed). op.cit. hal. 103.
Poligami: seorang laki-laki memiliki dua istri atau lebih dari satu. Sejak
50
46
perempuan. Pihak yang tetap meneruskan perjuangan anti-poligimi, terutama
dalam mengisi kemerdekaan. Melalui, buku “Sarinah” 1947 karya Sukarno, buku
Dalam buku Sarinah, Soekarno mengatakan bahwa pada suatu masa kaum
sejarah.51
47
berjuang bahu-membahu untuk saling membantu untuk memperbaiki kehidupan.52
Sebaliknya kaum laki-laki harus sadar, bahwa mereka tidak dapat berhasil tanpa
sebagai partner.
52
Ibid. hal. 157.
48
BAB III
A. Pendahuluan
Revolusi sosial disikapi oleh bangsa Indonesia dengan berbagai macam cara.
Tidak ketinggalan juga kaum perempuan ingin terlibat mewarnai revolusi sosial
revolusi sosial, untuk melawan kaum elit53 Indonesia dan untuk mengubah cara
berpikir, cara berelasi, dan cara berproduksi serta ingin memberdayakan rakyat
pendidikan bagi kaum perempuan dan dibidang sosial perempuan ingin keadilan
53
Kaum elit Indonesia: (elit politik, elit ekonomi dan elit agama) semuanya
adalah kaum laki-laki.
54
Saskia Eleonora Wieringa. op.cit. hal 73-75.
Yang di maksud dengan hak-hak perempuan di sini antara lain hak untuk
55
mendapatkan upah yang sama, hak yang sama dalam hal mengajukan perceraian.
49
pemilik modal serta ingin melawan adat istiadat yang tidak berpihak pada
Karena pendidikan pertama-tama diterima oleh seorang anak dari dalam rumah,
ketidakadilan.
orang yang memiliki tujuan bersama serta dilandasi ikatan solidaritas untuk
50
Dalam masa gerakan sosial60, perempuan telah mengambil bagian dalam
mengikat kepala dengan kain.61 Akibat adanya gerakan sosial, perempuan akan
membawa perubahan.
Istri Sedar didirikan pada tanggal 22 Maret 1930 oleh Nn. Soedimah (Ny.
51
Sedar menyatakan diri ingin meningkatkan status perempuan Indonesia melalui
perjuangan kemerdekaan.62 Ide dasarnya adalah bahwa tidak akan ada persamaan
diperlukan untuk bekerjasama dan berjalan beriringan dengan kaum laki-laki demi
bangsa.65 Tujuan utama Istri Sedar untuk menyadarkan kaum perempuan, dengan
perempuan dengan tujuan agar perempuan kuat dan matang berjuang di bidang
atas semua ini yang terpenting supaya kaum perempuan tidak menghalangi kaum laki-
laki bila terjun dalam aktivitas perjuangan politik. Disarankan juga agar perempuan
62
Saskia Eleonora Wieringa. op.cit. hal 131.
63
Lihat Sumbangsihku Bagi Ibu Pertiwi. op.cit. hal. 206.
52
lagi artinya, kaum perempuan sendiri mengambil inisiatif dan menjadi pelopor
(AD).68 Di dalam AD, Istri sedar menekankan bahwa dalam diri setiap anggota
harus memiliki jiwa nasionalis yang berpihak pada rakyat, bersikap netral, dan
nafkah, adanya perbedaan upah, mayoritas buta huruf, rendahnya pendidikan anak
perempuan, permaduan, kawin paksa, kasus perceraian yang tidak adil. Untuk
67
., Sumbangsihku Bagi Ibu Pertiwi. loc.cit. hal. 206.
53
diajak untuk hidup mandiri dan diharapkan bisa mencari solusi atas setiap
Bersandar pada pokok pikiran “percaya pada kekuatan sendiri” Istri Sedar
bergerak terus, bersikap netral, tidak berafiliasi dengan salah satu organisasi. Asas
dan tujuan organisasi Istri Sedar tahun 1945 disesuaikan dengan keadaan
akan kedudukannya dalam hukum dan masyarakat, serta pada pelaksanaan hak,
derajat dan penghargaan sama antara perempuan dan laki-laki dalam pergaulan
69
A.K. Pringgodigdo. op.cit. hal. 175-180.
70
., Sumbangsihku Bagi Ibu Pertiwi. op.cit. hal. 211-214.
71
A.K. Pringgodigdo. op.cit. hal. 176-180.
54
pada perjuangan anti-kapitalisme. Misalnya, pada kongresnya tahun 1932, dalam
bidang politik oleh karena "hanya Indonesia yang merdeka oleh usaha besar-
besaran kaum laki-laki dan perempuan yang bersatu padu yang akan sanggup
Dari segi ideologi, Gerwis merupakan kelanjutan dari Isteri Sedar. Pada masa
organisasi yang ada gerakannya sangat monoton dan tanpa resiko. Rasa tidak puas
72
Ibid. hal. 174-177.
55
hari, umpamanya: kasus perkosaan, poligami dan perkawinan di bawah
umur.
3) Organisasi perempuan yang ada pada waktu itu kurang mau berjuang demi
masing mendirikan sekolah-sekolah umum. Hal ini baik, namun bila terjadi hal-
hal yang perlu diperjuangkan secara politik mereka tidak mau. Mereka membatasi
diri pada pada persoalan sosial, seperti soal pendidikan,76 tidak ada aksi dan
gerakan yang bersifat nasional secara bersama karena masing- masing sibuk
dengan urusan organisasinya sendiri-sendiri dan puas dengan kegiatan yang sudah
ada.
desa, lintah darat, upah menuai padi yang sangat rendah, dan banyak
74
Saskia Eleonora Wieringa. op.cit. hal. 233
75
Ibid. hal. 294.
76
Ibid.
56
problem kehidupan di desa dalam kehidupan perempuan buruh tani yang
sangat miskin.77
disebabkan oleh perbuatan tuan tanah atau para pemilik modal. Adanya sistem
ijon78 di desa-desa; problem buruh tani di pedesaan; serta upah buruh yang sangat
dialami oleh rakyat miskin tetapi organisasi perempuan tidak membela kasus-
kasus tersebut.
sadar untuk diajak lebih maju. Mereka membentuk suatu organisasi baru. Dengan
suatu keyakian bahwa, organisasi yang baru dapat membantu perempuan keluar
feodalisme.
77
Hikmah Diniah. op.cit. hal.87-88.
78
Sistem Ijon, dari kata ijo artinya muda. Sistem Ijon adalah sistem di mana
para petani meminjamkan uang pada pemilik modal dengan jaminan padi yang
masih ijo. Sistem ini sangat merugikan para petani, karena kalau gagal panen
petani harus mengembalikan padi panen 2X lipat. Selama padi masih ijo sampai
kuning petani kerja gratis. Dengan sistem ini, pemilik modal semakin kaya
sedangkan petani semakin miskin, kalau gagal panen terus menerus maka, pada
akhirnya petani harus menjual tanahnya dengan gratis ke pemilik modal.
57
B.2.1. Keanggotaan Gerwis
membentuk wadah yang bernama organisasi dan sering pula menjadikan wadah
Wanita Sedar dari Surabaya, (3). Persatuan Wanita Sedar Bandung, (4). Gerakan
Wanita Indonesia (Gerwindo) dari Kediri, (5). Wanita Madura dari Madura, (6).
Gerwani. Mereka mempunyai latar belakang sosial yang berbeda-beda, tetapi sama-
ikut berjuang dalam satuan gerilya melawan Jepang dan Belanda. Beberapa orang
tokohnya bergerak dibawa tanah dan memiliki semangat komunis, mereka juga
sudah terlibat politik nasional. Para tokoh Gerwis selama bertahun-tahun ikut dalam
79
, 1995. Bahaya Laten Komunis di Indonesia jilid III, Konsolidasi
dan Infiltrasi PKI 1950-1959. Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI. Jakarta. hal. 66.
80
Saskia Eleonora Wieringa. op.cit. hal. 283.
81
. Sumbangsihku Bagi Ibu Pertiwi. op.cit. hal. 74-75.
58
adalah anggota Partindo serta giat dalam organisasi perempuan.82 Salawati Daud
pejuang yang ada di garis revolusi. Tokoh-tokoh yang berjiwa sosialis inilah
Gerwis tumbuh dalam situasi yang sangat sulit ketika Negara sedang menata
kolonialisme.
TABEL 1
Keanggotaan Gerwis Tahun 1950-1954
Tahun Jumlah Anggota Keterangan
1950 6 orang Utusan dari 6 organisasi
1951 6.000
195283 4.000 Pekerjaan dikalangan massa sudah dimulai
1953 84
7.016 85
Dari data table di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa keanggotaan
Gerwis bermula dari enam orang utusan dari enam organisasi perempuan,
82
Hikmah Diniah. op.cit. hal. 86-96.
83
Masuknya Istri buruh kereta api (IBKA) berikut 10 cabang yang ada di
Jawa serta 4.000 anggota IBKA
84
Masuknya Organisasi Perwin (Persatuan Wanita Indonesia Dari Manado)
serta Indikasi bahwa pekejaan dikalangan massa sudah mulai.
85
Anggota Gerwani di Jawa Tengah
59
berkembang mencapai 80.000 orang anggota. Laju pertumbuhan Gerwis dari
tahun 1950 hingga 1954 semakin cepat dan bertambah banyak. Dari tabel dapat
dilihat bahwa Gerwis diminati dan memiliki daya tarik dan dikarenakan aksi-aksi
Gerwis sangat relevan dengan kebutuhan rakyat, sehingga mampu menarik kaum
perempuan. Selain karena daya pesona kegiatan organisasi, juga merupakan hasil
Gerwani masih terbatas pada kaum perempuan yang sadar dan sifatnya terbatas,
dan disadari pula bahwa Gerwis belum menarik perempuan dari kalangan masa.86
Namun, Gerwis yang masih menjadi organisasi mudah masih sibuk membenah
diri dan membangun cabang-cabang di seluruh pulau Jawa dan di luar Jawa.
nusantara.
sadar politik” dengan tujuan mendekati kaum perempuan yang miskin. Bentuk
kursus pemberantasan buta huruf; 29 kursus bagi penyadang cacat dan; 17 tempat
86
Hikmah Diniah. op.cit. hal. 167.
60
Melati).87 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Gerwis sangat sederhana tetapi
bidang politik nasional. Sebagai bukti mereka aktif dalam politik nasional adalah,
perhatian pada masalah pendidikan dan melek huruf dengan membuka sekolah
Indonesia.
(a) Medan politik: menghadapi unsur-unsur “reaksioner” antara lain yang telah
gerakan tani untuk melawan usaha pemerintah yang akan mengusir petani-
petani miskin yang menempati bekas tanah perkebunan yang telah mereka
garap.
61
Dalam mewujudkan ketiga medan perjuangan di atas Gerwis sangat aktif
kegiatan yang lebih bermakna dan berguna bagi banyak orang. Gerwis juga
Pada tahun 1954, ketika Gerwis menyelenggarakan kongres II, Gerwis ingin
lebih menarik anggota organisasi dari kalangan massa dan ingin lebih feminis.
Sejalan dengan politik partai golongan kiri saat itu, Gerwis memutuskan untuk
lebih berencana menarik kaum perempuan dari kalangan massa. Sebagai simbol
89
Gerwani merupakan kelanjutan dari berasal dari Organisasi Wanita
Indonesia Sedar (Gerwis).
90
Pada awalnya Gerwani ketika masih Gerwis lebih pada pendidikan kader
dan ini disadar bahwa garis kader membuat Gerwani tidak berkembang, oleh
karena itu, Gerwani pada tahun 1954 juga mengadakan rekrumen berbasis massa
dan menggalang kekuatan massa. Di garis massa keanggotaan Gerwani semakin
berkembang.
62
perjuangannya tetap melanjutkan apa yang telah diprogramkan Gerwis, yakni
organisasi massa: pertama, jumlah anggota yang kurang berkembang dan terbatas
pada golongan menengah keatas; kedua, tujuan awal berdirinya Gerwani untuk
mendekati kaum perempuan tani, buruh dan miskin, namun dalam parkteknya hal
ini tidak terwujud karena status sosial anggota dari golongan menengah keatas
Sesuai dengan hasil yang disepakati dan diputuskan pada Kongres II, untuk
mengubah arah tujuan yang lebih menyatu dengan kaum perempuan buruh, tani,
yang mampu menggalang massa luas, dan berjuang demi hak-hak perempuan
serta hak anak-anak yang masih tertindas. Dengan perubahan berarti juga Gerwani
laki, demikian juga dengan Gerwani. Namun demikian, Gerwani tidak hanya
91
Saskia Eleonora Weiringa. op.cit. hal. 281.
63
pandangan kerakyatan inilah kemudian Gerwani ingin agar buruh, dan tani
tertindas.93
mengorganisasi belanja bersama, dan ambil bagian dalam koperasi rakyat pekerja,
92
Kegiatan programatik yaitu kegiatan yang sudah diprogramkan dan yang
sesuai dengan program kerja Gerwani. Program Gerwani. Lihat Lampiran 2.
petani miskin serta buruh tani baik buruh perempuan maupun laki-laki.
94
Gerakan 1001 yaitu gerakan yang dengan seribu satu macam jalan
berusaha untuk meningkatkan produksi pangan guna meringankan penderitaan
rakyat.
64
perempuan harus secara aktif ditarik kedalam gerakan enam baik, karena tanpa ini
Pada tahun 1962 Gerwani telah mencapai kemajuan yang penting. Di pusat
Tani Indonesia dan organisasi perempuan. Kerja sama di daerah sudah lebih maju
perempuan agar perempuan mampu berproduksi, agar dapat keluar dari belenggu
keempat, agar perempuan sadar politik, untuk mewujudkan tujuan ini maka pertama-
tama perempuan diberi pendidikan, karena pendidikan merupakan kunci utama bagi
peningkatan kesadaran perempuan. Tujuan dan tugas Gerwani, adalah melakukan aksi-
aksi kecil misalnya arisan, koperasi, untuk mencukup kebutuhan sehari-hari kaum
95
Saskia Eleonora Wieringa. op.cit. hal. 226.
96
Ibid
65
B.3.2. Keanggotaan Gerwani
Sesuai dengan kesepakatan pada kongres II, Gerwani sebagai organisasi massa
sangat terbuka dalam menerima kaum perempuan yang ingin bergabung, serta
sebelumnya.
mempengaruhi semangat juang dari anggota, yaitu kemerdekaan, kerja keras, dan
daerah atau desa serta terjun ketengah massa.97 Pendekatan sosial dengan
Koperasi Simpan Pinjam untuk membantu kaum buruh dan tani miskin; membuka
Taman Penitipan Anak dan memberi sumbangan kepada kaum miskin. Metode
dari lapisan menengah bawah dan kelas buruh, dari massa rakyat buruh
perempuan, buruh tani. Separoh dari anggota adalah, dari perempuan desa yang
tidak bisa membaca dan menulis atau buta huruf. Susunan keanggotaan; (1).
simpatisan; (2) calon anggota; (3). Anggota; (4). kader; (5). keanggotaan rangkap
diperbolehkan.
97
Saskia Eleonora Wieringa. op.cit. hal. 305.
66
TABEL 2
Jumlah Keanggotaan Gerwani98
Tahun Jumlah anggota (orang)
1954 80.000
1955 400.000
1956 640.460
1957 681.342
1961 1.125.000
1964 1.750.000
1965 3.000.000
Sumber: Diolah dari; Saskia Eleonora Wieringa. 1999. Penghancuran Gerakan Perempuan Di
Indonesia. Kalyanamitra dan Garba Budaya. Jakarta. hal.304-339. Lihat juga Hikmah
Diniah. 2007. Gerwani Bukan PKI, Sebuah Gerakan Feminis Terbesar di Indonesia.
Carasvatibooks. Yogyakarta. hal.124.
Dari table dapat disimpulkan, bahwa sejak Gerwani berkomitmen pada garis
utusan dari enam organisasi berkembang hingga mencapai angka 3 juta orang
oposisi keras dari kalangan Angkatan Darat maupun dari kelompok kelompok
98
Harian Rakjat. 31 Januari. 1964. hal. 3.
99
Saskia Eleonora Wieringa. op.cit. hal. 120.
67
Muslim (Aisyah)100. Ketiga, Kesulitan yang dihadapi para kader, khususnya di
luar Jawa, adalah terlalu besarnya perhatian pada persoalan yang relevan untuk
sehingga hal-hal yang sangat penting bagi kaum perempuan Jawa sangat jauh
disebabkan oleh dua faktor: (1) struktur hirarkis "sentralisme demokratis" yang
menjadi kecenderungan kebanyakan organisasi kiri; dan (2) paham Jawa tentang
kepemimpinan. Jawa selalu memiliki ciri kepemimpinan yang sangat hirarkis dan
C. Kongres-Kongres Gerwani.
C.1. Kongres I
berkembangan dan anggotanya hanya terbatas pada perempuan yang telah sadar.
akan
Aisyah adalah salah satu organisasi perempuan Islam yang terkuat dan
100
68
mempertahankan bentuk organisasi kader atau beralih menjadi organisasi
massa.101
Gerwis umumnya dari kelas menengah dan ini justru menyulitkan mereka untuk
terjun ke masyarakat.
perempuan miskin. Namun dalam realitanya para pemimpin Gerwis tidak turun ke
massa perempuan disebabkan oleh status social mereka, keadaan ini menimbulkan
sikap tak ingin bekerja bersama organisasi-organisasi massa lain dan dengan
Dampaknya, tahun 1951 anggotanya tidak lebih dari 6.000 orang. Dalam
69
“sektarisme”102 serta tidak mengikuti stategis Front persatuan.103 Meskipun
C.2. Kongres II
Pada kongres II yang dilaksanakan pada bulan Maret 1954, Gerwis sepakat
untuk merubah organisasi garis kader menjadi organisasi garis massa serta menghapus
menengah, perempuan terdidik yang sudah sadar akan hak-haknya, sementara ada
jutaan perempuan Indonesia yang dianggap belum “Sedar”. Gerwis menginginkan agar
kaum perempuan yang belum sadar akan arti politik, harus dilibatkan dalam
Pada kongres II, Gerwani sepakat untuk terjun ke panggung politik. Di dalam
panggung politik mereka bisa memperjuangkan nasib kaum perempuan yang masih
tertindas.
organisasi-organisasi massa lain dan dengan garis massa. Lihat Saskia Eleonora
Wieringa. op.cit. hal. 290
103
. Bahaya Laten Komunis. op.cit. hal. 66.
70
mengecam keras pencobaan nuklir, menuntut ditumpaskannya gerakan Darul
seperti dapat dilihat dari AD,105 yang menyatakan bahwa: (a) Gerwani adalah
organisasi untuk pendidikan dan perjuangan, yang tidak menjadi bagian dari partai
politik; (b) keanggotaan Gerwani terbuka untuk semua perempuan Indonesia umur
16 tahun atau lebih baik yang sudah bersuami maupun yang butu huruf106; (c)
yang pesat. Periode ini merupakan periode paling feminis108 bagi Gerwani.
percobaan nuklir, serta aksi “pembebasan” Irian Barat dari Belanda; Gerwani
104
Saskia Eleonora Wieringa. op.cit. hal. 299
105
Ibid. hal. 303.
106
Bagi perempuan yang buta huruf, tidak diperlukan tanda tangan atau
mengisi formulir.
107
Keanggotaan rangkap diperbolehkan misalnya, Partai komunis, SOBSI
atau organisasi perempuan apa saja.
108
Dikatakan demikian, karena fokus perhatian dan perjuangan Gerwani
dikhususkan bagi kepentingan kaum perempuan. Misalnya mengenai perkosaan,
perkawinan anak-anak, perdagangan perempuan, menuntut upah yang sama,
pelaksanaan undang-undang perburuhan, menentang poligami, dan
memperjuangkan UU Perkawinan baru. Lih. Saskia Elenora Wieringa. op.cit. hal. 299-
304.
71
melancarkan berbagai tuntutan sosial-ekonomi kepada pemerintah, termasuk
penurunan harga bahan pokok; Gerwani telah menjadi juru bicara petani
miskin.109
pada kongres III adalah agar kaum perempuan Indonesia berperan serta dalam
C.4. Kongres IV
lainnya. Hasil kongres III, dapat dikatakan bahwa Gerwani semakin tenggelam
contoh; Gerwani ikut berjuang melawan Belanda di Irian barat, dengan mengutus
109
Saskia Eleonora Wieringa. op.cit. hal. 313.
110
Hikmah Diniah. op.cit. hal. 111.
72
undang perkawinan yang demokratis.111 Bentuk Partisipasi Gerwani dalam politik
pembentukan koperasi.
pada tahun 1961, Gerwani lebih memperhatikan masalah harga, sebagai bentuk
111
Ibid. 113.
112
Saskia Eleonora Weiringa, op.cit, hal. 314-316.
73
BAB IV
yang bekerja keras, bahkan sering berfungsi tidak lebih daripada budak.113
karena ada pandangan yang menilai perempuan sebagai sosok lemah penurut,
sehingga tidak pantas untuk bergerak di luar rumah. Akibatnya perempuan hanya
perempuan mendapat sebutan kanca wingking, yang artinya teman belakang dan
113
Mansour Fakih. op.cit. hal.11-12
74
dalam kehidupan sebagian besar suku-suku yang ada di Indonesia.115 Patrilineal
artinya suatu sistem kerabat yang menarik garis keturunan dari pihak laki-laki,
akibatnya setiap individu yang berasal dari keturunan ayah masuk ke dalam batas
hubungan kekerabatan, sementara dari pihak ibu berada di luar batas kekerabatan.
Oleh karena itu, laki-laki memilik kekuasaan yang besar dalam masyarakat di
feodalisme di desa yang dalam bentuk monopoli atas tanah oleh tuan tanah, dalam
bentuk sewa tanah yang berwujud barang dan berwujud kerja, dalam bentuk hutang-
budak terhadap tuan tanah, dan dalam bentuk tradisi-tradisi serta hukum- hukum adat
pekerjaan tangan. Sedangkan kaum perempuan tani adalah kaum yang tidak
mengenal masa mudanya. Sebagian besar dari mereka adalah korban dari
75
kebiasaan yang banyak dialami di desa sehingga anak-anak terlantar. Sarana
kesehatan seperti, poliklinik di desa tidak ada, sehingga tidak ada pertolongan
rumah tangga naik, seperti sembako yang tidak terjangkau. Akibatnya kaum
TABEL 3
Jumlah Buruh Perempuan
Lapangan Kerja Jumlah
Perkebunan 45%
Percetakan 20%
Sumber: diolah dari pidato ketua DPP Gerwani dalam dokumen-dokumen Kongres
Nasional ke-VII, Luas Biasa PKI. hal 597-600.
Dari table di atas cukup nyata, bahwa jumlah buruh perempuan sangat besar.
kepala hanya boleh dijabati kaum laki-laki. Besarnya jumlah buruh perempuan
yang dipekerjakan berkaitan dengan upah yang rendah. Perempuan adalah tenaga
buruh murah dan kebanyakan dari mereka buta huruf. Dalam hal ini perusahan
118
., D.N. Aidit. op.cit. hal. 598
76
diuntungkan dengan mendapatkan pemasukan yang lebih besar dibanding
jumlah buruh perempuan yang bekerja di pelbagai pabrik, perkebunan dan sebagai
buruh tani. Mereka pada umumnya berasal dari desa dengan pendidikan dan stutus
TABEL 4
Perbandingan Upah120 Laki-laki dan Perempuan
Bekerja di sawah Rp.15 + Makan siang Rp. 7,50 Tidak makan siang
Sumber: Diolah dari pidato ketua DPP Gerwani dalam dokumen-dokumen Kongres Nasional
ke_VII, Luas Biasa PKI. hal 597-599.
Buruh laki-laki mendapat tunjangan makan, tunjangan istri dan anak, tunjangan
kesehatan untuk istri dan anak. Untuk buruh perempuan, tidak mendapatkan
yang hanya mengurus rumah tangga dan menerima serta memutarkan upah suami.
119
Catharina Nanik Purwoko. op.cit. hal. 23
120
Lihat Lampiran 2. Program Gerwani. Hak-hak Perempuan. Pasal. 11.
perempuan diberi tiga bulan cuti hamil dan dua hari cuti haid. Lihat Saskia
Eleonora Wieringa. op.cit. hal. 227.
77
Kehidupan mereka tergantung dari penghasilan suami, dan sangat tidak
Realitas yang dialami oleh kaum perempuan buruh,123 baik buruh perkebunan,
dengan kebutuhan rakyat, seperti: perempuan kelas bawah, kaum buruh, petani,
yang merusak budaya dan anak-anak Indonesia); masalah buruh (buruh tani,
3) Ekonomi: koperasi, kredit ringan, menentang sistem ijon, pajak, upah sama,
kesehatan.
122
., D.N. Aidit. op.cit. hal. 597.
123
Lihat Lampiran 2. Program Gerwani. Hak-hak Perempuan. Pasal (6, 7, 8,
9).
124
Fransisca Ria Susanti. op.cit. hal. 87.
78
Keempat poin tersebut merupakan pilar yang menentukan arah gerak
dalam memperjuangkan upah buruh127 perempuan dan hak cuti haid dan hamil,
Dari program kegiatan dapat dilihat bahwa Gerwani bergerak dalam beberapa
bidang serta memiliki hubungan langsung dengan kaum perempuan pedesaan dan
rakyat kecil.
perjuangan Gerwani dari pusat sampai daerah, yaitu: aktif dalam perjuangan
partai politik, bergerak bagi rakyat kecil. Lihat Budi Susanto. Sj. (ed). op.cit. hal.
175.
79
perkosaan, membela hak waris; membela hak-hak anak-anak. Menentang kawin anak-
(Pemberantasan Buta Huruf) dari anak-anak sampai orang dewasa; bekerja sama
C. Kegiatan Gerwani.
Para pemikir pemula kemajuan perempuan, seperti Kartini, sejak awal sudah
juga mengenai perberdayaan ekonomi. Intelektual tidak akan berarti tanpa ada
ekonomi kolonial, seperti rendahnya upah buruh perempuan dan kemiskinan pada
umumnya.
hamil, perempuan akan terkena pertama oleh perberhentian kerja (PHK); makin
80
banyaknya perkawinan anak-anak berkaitan dengan harga kebutuhan pokok yang
koperasi rakyat pekerja, agar kebutuhan perempuan rumah tangga dapat diringankan.
Untuk memerangi perbedaan dalam hal upah Gerwani menuntut agar dilaksanakannya
lain, seperti BTI, SOBSI, Pemuda Rakyat dan CGMI (Consentrasi Gerakan
ketidakadilan.130
perempuan tani, dan bekerjasama dengan perempuan BTI. Pada tahun 1961
128
Saskia Eleonora Wieringa. op.cit. hal. 300-301
129
Lihat lampiran 2. Program Gerwani. Hak-hak Perempuan. Pasal. 6.
81
Gerwani membantu aksi-aksi sepihak pendudukan tanah yang dilancarkan oleh
BTI, dan menuntut agar hak atas tanah juga diberikan kepada kaum perempuan.131
perkawinan yang lebih demokratis; menuntut hukuman yang berat untuk kasus
kaum tani dan buruh perempuan.132 Para aktivis Gerwani melakukan kegiatan besar-
masalah perempuan.
kebersihan, dan juga soal-soal yang lebih bersifat "feminis" seperti pelacuran,
Kaum ibu diajar dan diajak untuk hidup mandiri, dan untuk berani membuka
usaha sendiri, sehingga mereka tidak perlu bergantung pada orang lain. Ibu-ibu di
Rt/Rw dan perempuan pada umumnya diajar baca, tulis, menghitung, jahit.133
131
Ibid. hal. 141.
132
Ibid. hal. 91-92
133
Ibid. hal. 57.
82
Aksi Gerwani di daerah, secara khusus diwujudkan dalam Gerakan 1001;
untuk menaikan hasil produksi petani, gerakan ini disambut baik oleh kaum
petani. Gerakan 1001 berkaitan dengan krisis pangan yang di alami oleh rakyat.
Selain gerakan 1001, ada gerakan 6 baik yaitu gerakan untuk menurunkan sewa
tanah; menurunkan bunga uang yang dipinjam; menaikan upah buruh tani;
buruh perempuan dan hak cuti haid dan hamil, serta bersama BTI
Desember 1960 dan untuk buruh perempuan diselenggarakan pada bulan Mei
perempuan yang bekerja di dalam gerakan tani dan buruh.136 Kader-kader daerah
diharuskan hadir serta harus menguasai materi. Dengan maksud, agar para kader
134
D.N. Aidit. op.cit. hal. 78.
135
Fransisca Ria Susanti. op.cit. hal. 87.
136
. Bintang Merah. 1962. Maju Terus Dokumen-dokumen
Kongres nasional Ke-VII, luar Biasa PKI. Yayasan Pembaruan. Jakarta. hal. 82.
83
perayaan hari Kartini tahun 1961, Gerwani ingin agar gerakan perempuan harus
tani.138
Diakui bahwa, separoh dari anggotanya adalah, dari perempuan desa yang
tidak bisa membaca dan menulis dan kebanyakan dari perempuan buta huruf
sehingga pendidikan menjadi prioritas utama bagi program Gerwani. Misi awal
137
Saskia Eleonora Wieringa. op.cit. hal. 315.
138
Ibid. hal. 300.
84
(TK Melati) bagi anak-anak dari kalangan keluarga yang tidak mampu. TK
baik.
secara
85
gratis pula. Untuk kaum ibu di pedesaan Gerwani memberi penyuluhan-
mengasuh anak, pola-pola baju, tetapi juga persoalan yang lebih "feminis" dan
Gerwani ikut serta dalam berbagai macam demonstrasi, pawai atau protes
menuntut hak-hak buruh perempuan, misalnya upah yang sama, pelaksanaan undang-
ideologi dari banyak kader daerahnya umumnya agak rendah, tetapi pengabdian
sanggup berjalan kaki berhari-hari tanpa memakai sandal atau sepatu, naik-turun
kemampuan mereka.
141
Fransisca Ria Susanti. op.cit. hal. 152.
142
Hikmah Diniah. op.cit. hal. 129.
143
Terkaitan Program Gerwani. Lampiran 2. Hak-hak Perempuan. Pasal (6,
7, 9, 10).
144
Ita F. Nadia. op.cit. hal. 115.
86
Ditinjau dari sudut ideologi tentang keluarga dan seksualitas, Gerwani
agama Islam Poligami dihalalkan oleh ajaran agama, sedang bagi kaum
seharusnya
87
demikian. Dibuka pula badan-badan penyuluh perkawinan untuk membantu kaum
dan bahkan ditentang oleh parlemen yang mayoritas anggotanya adalah kaum laki-
dibawah dari Eropa.148 Bagi Gerwani Produk-produk Eropa akan sangat merusak
masalah ini sangat diperhatikan oleh Gerwani. Tahun 1961 Indonesia mengalami
sanggup untuk beli bahan pokok dengan harga yang tidak terjangkau. Dalam
148
Terkait dengan Program Gerwani. Lihat Lampiran 2 “Hak-hak anak”
Pasal. 28.
149
Lihat Lampiran 2. Pasal. 16-21.
88
sehingga Gerwani melakukan demontrasi, yang diikuti oleh perempuan anggota
pangan terjadi kalau petani dapat diberi pengertian, harga distabilkan dan korupsi
dapat diberantas.150
demonstrasi massa yang sangat militan untuk memprotes laju inflasi dan kenaikan
harga barang-barang kebutuhan pokok seperti beras. Misalnya, pada tahun 1965
banyak anggota Gerwani ikut serta dalam demonstrasi yang berlangsung dengan
kekerasan di Surabaya. Dalam tahun yang sama juga Gerwani telah menjadi
dan kesejahteraan untuk ibu dan anak supaya diperbesar, dan dibukanya balai
Ita. F. Nadia. op.cit. hal. 57-59. Lihat juga Program Gerwani. Lampiran 2.
150
89
C.4. Bidang Politik
Saat ini perempuan telah memiliki hak-hak berpolitik seperti: hak pilih, hak
atau MPR, pemimpin partai politik, bahkan menjadi presiden. Selain itu,
semakin berkembang.
perempuan, mendapatkan hak pilih tahun 1938, tetapi hak pilih pasif. Menjelang
hak politiknya, berupa hak pilih aktif. Perjuangan perempuan mendapat hak pilih
aktif, dapat terwujud pada tahun 1952, sehingga pada tahun 1955 perempuan
Masalah emansipasi dalam politik, saat ini menjadi isu global dan terjadi
pilih menjadi anggota legislatif dan hak pilih aktif, artinya, perempuan menuntut
kepemilikan hak memilih anggota legislative. op.cit. hal. 36.
90
kurangnya hak demokrasi. Sejak Indonesia memproklamirkan kemerdekaan,
politik. Politik diidentikan dengan dunia laki-laki. Mitos muncul dari anggapan
bahwa dunia politik dipandang lebih tepat ditempati oleh laki-laki, sementara
ideologi, didukung oleh sistem patriarkhat yang berpadu dengan sistem kekuasaan
Gerwani ingin mendobrak ideologi dan mitos serta budaya yang semakin
bahwa banyak perempuan yang ikut berperan serta dalam perjalanan politik di
melawan Belanda. Tetapi, mereka juga ambil bagian didalamnya yaitu sebagai
153
Brigitte Holzner. 1997. Perubahan Sosial : Perempuan Kerja dan
Perubahan Sosial Sebuah Pengantar Study Perempuan. Pustaka Utama Grafiti.
Jakarta. hal. 250.
Pelaku utama seperti, Cut Nya Dien, Martha Cristina Tiahahu, Cut Mutia,
154
Salawaty Daud
91
Dari sejarah pergerakan perempuan, tampak bahwa perempuan
berpartisipasi dalam politik baik sebagai pemilih maupun sebagai yang dipilih, hak-
hak mereka sepenuhnya sama dengan kaum pria. Oleh karena itu, pada pemilu
tahun 1955 kaum perempuan ikut terlibat dalam pemilu dan aktif berkampanye, baik
dalam pemilihan umum dan langsung memegang jabatan yang tertinggi yaitu
mentri Perburuan, salah satu contohnya adalah S.K. Trimurti dan Maria Ulfa
Subadio dari organisasi perempuan yaitu Gerwani. Para perempuan ini telah maju
untuk mulai kiprahnya dalam dunia politik. Dengan terjun ke dunia politik
masih rendah. Panggung politik merupakan arena yang harus diperjuangkan dan
direbut untuk mengubah pola dan proses pengambilan keputusan yang tidak
Pada tahun 1962 Gerwani ikut menjadi anggota Front Nasional. Di dalam
II, dapat disimpulkan bahwa Gerwani semakin tenggelam dalam persoalan politik
92
nasional. Sebagai contoh Gerwani mengorganisisr aksi-aksi anti imperialis, ikut
Malaysia (1963-1964).157
memperluas peranan sosial dan politik perempuan, dalam arti perempuan tidak
sekedar sebagai istri dan ibu rumahtangga tapi juga sebagai pejuang.159
Pada masa itu Gerwani adalah organisasi perempuan yang paling pesat
dengan baik.
157
Fransiska Ria Susanti. op.cit. hal. 71.
158
Lihat Program Gerwani. Lampiran 2. Hak-hak Perempuan. Pasal. 3.
159
Saskia Eleonora Wieringa. op.cit. hal. 332.
93
Kongres Wanita Indonesia (KWI) adalah suatu badan koordinasi bagi semua
sampai tahun 1964, kongres ini praktis hanya tinggal sekretariat di tingkat pusat,
tanpa kekuatan eksekutif yang berarti. Para anggota Gerwani memang selalu di
barisan terdepan dalam setiap kegiatan KWI, sehingga pengurus KWI menuduh
Perwari berasal dari kalangan elitis, terutama istri-istri intelektual dan birokrat.
Sedangkan, anggota Gerwani lebih banyak berasal dari perempuan miskin dari
160
Perbedaan anggota: Perwari dan golongan partai Islam, anggotanya
berasal dari kalangan atas terutama istri-istri intelektual dan birokrat yang
merupakan pengikut tradisi barat, sedangkan anggota Gerwani berasal dari
perempuan miskin yaitu dari lapisan menengah bawah dan kelas buruh. Penyebab
lain adalah masalah poligami, di mana ketua Perwari mengambil sikap keras
terhadap poligami, sedangkan Gerwani tidak terlalu keras menentang poligami.
Pengurus KWI sendiri menentang “infiltarsi” Gerwani dan gerakan massa
dibubarkan.
94
untuk menentang nilai-nilai viktorian161 dan tradisi priyayi di mana perempuan
dipandang sebagai penghias rumah tangga seperti yang dikehendaki oleh politik
perempuan 1960an; gambaran ideal perempuan di masa itu adalah aktif di luar
Pada tahun 1958 anggota anggota Gerwani mendorong kerjasama yang lebih
erat antara berbagai golongan kiri yang ada dalam KWI dengan maksud agar lebih
peka dan aktif dalam masalah-masalah yang relevan bagi kaum perempuan
kongresnya tahun 1961 diputuskan bahwa KWI adalah "alat revolusi," sesuai
dengan semboyan pada masa itu. Maka, kegiatan-kegiatan demi kaum perempuan
161
Nilai-nilai viktorian adalah gaya hidup Barat yang dihidupi di dalam
organisasi perempuan, misalnya, bentuk pakaian yang mewah, suka mengadakan
pesta atau perjamuan, kapitalis dan hanya berjuang untuk kepentingan nyonya-
nyonya pejabat tinggi.
162
Sukarelawati untuk Irian Barat.
163
Saskia Eleonora Wieringa. op.cit. hal. 334-342.
95
Bersama dengan kaum perempuan dari organisasi-organisasi lain, mereka
keluarga, kesehatan, kebersihan, dan juga soal-soal yang lebih bersifat "feminis"
menuntut hak-hak buruh perempuan, misalnya upah yang sama, pelaksanaan undang-
Islam” terjadi diantara perempuan sekular dan non Islam, pada paruh awal 1960an
melawan poligami dan mengambil sikap atau posisi bersebrangan165 dengan organisasi-
organisasi lain.
Taktik politik golongan kiri yang mempengaruhi Gerwani dalam hal ini
adalah (partai yang berhaluan komunis) adalah front persatuan. Dua macam front
persatuan dan dua macam front persahabatan, yakni; (1) Proletariat dengan kaum
164
Fransiska Ria Susanti. op.cit. hal. 87-88.
96
tani dan borjuis kecil kota adalah front persatuan atau persahabatan antara proletar
dan orang punya sedikit milik. Persekutuan proletariat dengan kaum tani dan
kaum seni disebut persekutuan buruh dan tani; (2) Proletariat dengan orang-orang
dengan majikan.166
Maka ia ingin memperbaiki, dengan menarik kaum perempuan, “harus lebih banyak
sadar akan pentingnya usaha untuk menarik dan mengorganisir perempuan, oleh
besar pekerja pada sektor industri adalah perempuan. Gerwani adalah jembatan
memilih partai golongan kiri berarti emansipasi dan jaminan akan persamaan
166
D.N. Aidit. op.cit. hal. 52-53.
167
Bintang Merah. op.cit. hal. 195.
97
hak‟,168 mereka akan menjamin persamaan hak (perempuan) dalam empat hal yaitu;
(1) Dalam perkawinan akan diberi kebebasan pada kedua jenis kelamin untuk
memilih pasangan, persamaan dalam perceraian dan warisan, suami istri dilibatkan
dalam pembinaan anak. (2) Dalam sektor ekonomi setiap perempuan yang terlibat
dalam proses produksi ditempatkan dalam posisi sederajat dengan laki-laki. (3)
Dalam perburuan tidak akan dibenarkan diskriminasi setiap pekerjaan yang sama
akan berlaku upah yg sama. (4) Dalam pertanian perempuan akan mendapat bagian
Metode yang dipakai Golongan kiri merupakan usaha untuk menarik minat
perempuan dari segala lapisan sosial. Metode ini dapat menarik tiga jenis
kelompok sosial: perempuan dari kelas pekerja dan pertanian, kelompok menegah
bergeser semakin dekat dengan Golongan Kiri. Perkembangan ini terbawa oleh
sekaligus. Tetapi sampai saat terakhir Gerwani tidak pernah secara resmi menjadi
168
Harian Rakyat, edisi Desember 1955.
98
E. Peran Dalam Mendorong Perempuan Sadar Politik.
Indikasi lain dengan diterbitkan majalah khusus bagi perempuan yaitu Api
mengasuh anak; mode; pengaruh buruk film-film Amerika yang bermutu rendah;
Persatuan Buruh Indonesia (PBI).172 Pada saat itu, buruh perkebunan kebanyakan
adalah kaum perempuan dan buta hutuf. Gerwani melancarkan kegiatan untuk
170
Fransiska Ria Susanti. op.cit. hal. 68-70.
171
Hikmah Diniah. op.cit. hal. 128.
172
Fransisica Ria Susanti. op.cit. hal. 136.
99
itu Gerwani membantu buruh perkebunan dalam konfrontasi kekerasan, yang
presiden, anggota DPR, Mentri, dll. Keterwakilan perempuan saat ini tidak lepas
yang dimulai ketika pemilu pertama, di mana perempuan sudah mulai menduduki
menjadi lurah.175
173
Saskia Elenora Wieriga. op.cit. hal. 296.
yang mengakui dan menjunjung tinggi hak, kearifan, dan keutamaan rakyat kecil.
175
Saskia Elenora Wieringa. op.cit. hal. 359-361. Lihat. Hikmah Diniah.
op.cit. hal. 172-175
100
perkawinan.176 Namun, pada saat Gerwani dibubarkan, UU perkawinan ini belum
disetujui oleh pemerintah. Setelah melalui proses yang panjang, yang telah mulai
sangat besar. Hal ini dilihat dari keberadaan perempuan saat ini, di mana
perempuan sudah memperoleh kedudukan yang sama dengan laki-laki baik dalam
176
Ibid. hal 303.
177
Catharina Nanik Purwoko. op.cit. hal.45
101
BAB V
PENUTU
A. Kesimpulan
begitu panjang, suka dan duka menjadi batu loncat mewujudkan cita-cita
bidang sosial. Diskriminasi baru mulai dialami baik dalam lapangan pekerjaan,
diri perempuan untuk melawan bukan dengan kekerasan fisik tetapi melalui
sadar akan realitas yang ada, membentuk organisasi. Di dalam organisasi tersebut
mereka dilatih agar melek huruf, bisa baca, bisa tulis, bisa menghitung dan kaum
102
Dalam perjalanannya ternyata, organisasi yang telah dibentuk kurang
organisasi yang ada hanya berputar pada masalah pendidikan dan kurang
organisasi yang ada berpihak pada rakyat tertindas serta dengan terjun keranah
politik.
jadi kekurangan selalu dirasakan oleh kaum perempuan, sebagai alasan kaum
yang memiliki kesadaran yang tinggi menolak posisi kaum perempuan pada saat
itu. Mereka merasa kecewa dan prihatin dengan keadaan gerakan perempuan yang
hanya bergerak di bidang sosial dan soal perkawinan. Oleh karena itu, Gerwani
yang militan dan independen, masuk dalam ranah politik, dengan tujuan ingin
103
tuntutan-tuntutan perempuan diabaikan oleh pemerintah. Maka, dengan terjun
dan pegangan bagi setiap anggota baik di pusat maupun di desa dalam berkarya.
Pada awal berdirinya, Gerwani telah menjalin kerja sama dengan organisasi
lain yang juga aktif pada saat itu dan selalu berada digaris depan dalam setiap
Munculnya Gerwani yang progresif, militan serta yang berpihak pada rakyat
kecil, miskin, tertindas dan dengan tindakan nyata membebaskan rakyat dari
Selain sebagai pahlawan, aksi-aksi Gerwani membawa ide-ide kiri baru yang
perempuan sama dan bisa kerjasama untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa.
yang sedang dialami perempuan, kaum buruh serta buruh nelayan. Gerwani sangat
104
militan, berani menuntut pemerintah untuk memperhatikan kepentingan rakyat.
dan rakyat pada umumnya. Perubahan itu memang tidak kelihatan, tetapi adanya
indikasi bahwa, sampai saat ini masih ada organisasi perempuan yang mau
berjuang bagi kaum perempuan dan kaum tertindas. Dapat disimpulkan, bahwa
pengaruh Gerwani dewasa ini, ketika kaum perempuan mampu menjadi pemimpin
bangsa dan bahkan duduk pada posisi-posisi penting baik dibidang politik,
Indonesia melemah.
B. Saran
rakyat pada umumnya. Gerwis memiliki peranan yang demikian besar bagi kaum
perempuan khususnya bagi setiap permasalahan yang harus dihadapi oleh kaum
perempuan, baik buruh tani, nelayan maunpun tani miskin. Organisasi ini ternyata
juga menjadi harapan bagi tergalangnya sikap solidaritas antara kaum perempuan
baik dari Gerwani maupun dari organisasi lainnya, meskipun harus mengubah
105
Terbentuknya Gerwis tak lepas dari partisipasi para anggotanya yang
organisasi perempuan saat ini mampu mengadopsi semangat juang Gerwani yang
tidak takut akan tantangan dan sangat fleksibel. Untuk kaum perempuan yang
hidup.
106
DAFTAR PUSTAKA
I. Buku / Artikel
Giddens Anthony & Turner Jonathan (terjh)., Social Theory Today. Pustaka
Pelajar, Polity Press, 1987.
107
Kamla Bhasih., Menggugat Patriarki Pengantar Tentang Persoalan Dominan
Terhadap Kaum Perempuan, Yayasan Benteng Budaya, Yogyakarta, 1996.
Miall Hugh dkk (terjh)., Resolusi Damai Konflik Kontemporer, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 1999.
108
Sihombing, O.D.P, Pemuda Indonesia Menantang Fasisme Jepang, Sinar Jaya,
Jakarta, 1962.
Sumarwan Antonius, SJ., Menyeberangi Sungai Air Mata, Kisah Tragedi Tapol
1965 dan Upaya Rekonsiliasi, Kanisius, Yogyakarta, 2007.
II. DOKUMEN-DOKUMEN
109
III. SURAT KABAR DAN MAJALAH
110
Lampiran 1
Tahun 1950
Ketua Gerwis I : Tris Metty
Tahun 1850-1951
Ketua Gerwis II : S.K/ Trimurti
Tahun 1954-1957
Ketua : Umi Sardjono
Wakil Ketua I : Suharti
Wakil Ketua II : Ny. Mudigdio
Sekretaris : 1. Asiyah
2. Darmini
Anggota : 1. Kartinah
2. Mawarni
3. Paryani
4. Suwarti
Kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat Harian
Tahun 1957-1965
Ketua : Umi Sardjono
Wakil Ketua I : Suharti (dalam rapat persiapan kongres V
disepakati akan menjadi ketua menggantikan Umi
Sardjono, periode 1965)
Wakil Ketua II : Mudikdio
Wakil Ketua III : S.K. Trimurti
Sekretariat Umum : Kartinah
Wakil sekretariat Umum : Sulami
Seksi Organisasi : NY. Suwarti B.S.
Nn. Darmini
111
Seksi Penerangan Pendidikan & Kebudayaan:
Ny. Suwarti Trimo
Nn. Sudjinah
112
Lampiran 2
PROGRAM GERWANI179
HAK-HAK PEREMPUAN
1) Hak sama dengan laki-laki dalam semua lapangan supaya dijamin, sesuai
dengan pasal 27 Undang-undang Dasar 1945 RI yang menjamin kedudukan
dan hak sama bagi warganegara wanita dan laki-laki. Undang-undang dan
peraturan-peraturan yang memungkinkan berlakunya diskriminasi bagi
kaum wanita supaya dihapus. Dilaksanakanya Undang-undang No. 68 tahun
1959 tentang persetujuan Konvensi Hak-hak Politik bagi Wanita.
2) Supaya segera dilaksanakan Undang-undang Perkawinan yang melindungi
persamaan hak wanita dan laki-laki sesuai dengan prinsip-prinsip Pasal 16
Piagam PBB. Dalam Undang-undang itu supaya dilarang adanya kawin
paksa, perkawinan anak-anak, perkosaan dan perceraian yang sewenang-
wenang, terhadap wanita, dan hak anak-anak yang orang tuanya bercerai
supaya dilindungi.
3) Hak sipil bagi wanita supaya dijamin dan dilaksanakan, misalnya dalam
perkawinan campuran supaya kaum wanita berhak memilih
kewarganegaraannya sendiri sesuai dengan Undang-undang
kewarganegaraan.
4) Supaya PP 19 tahun 1952 diganti dengan Peraturan Pensiun Janda dan
Yatim Piatu yang adil, dan pengeluaran pensiun supaya dipermudah.
5) Badan-badan seperti BPPPP (Badan Penasehat Perkawinan dan
Penyelesaian Perceraian) dan PPPPP (Panitia Penasehat Perkawinan dan
Penyelesaian Perkawinan) di daerah-daerah supaya diperluas, dimana duduk
wakil-wakil dari organisasi wanita yang luas. Pembelaannya supaya merata
sampai daerah-daerah.
6) Dilaksanakannya Undang-undang pokok Kepegawaian dengan segera
dikeluarkannya peraturan Pemerintah yang mengatur pelaksanaan Konvensi
ILO No. 100 tentang jaminan upah sama bagi buruh wanita dan laki-laki
untuk pekerjaan yang sama nilainya. Dilaksanakannya jaminan hak sama
bagi buruh/pegawai wanita dengan buruh/pegawai laki-laki untuk naik
pangkat dan menduduki semua jabatan hak untuk mengikuti segala kursus
kejuruan dengan syarat-syarat yang sama dan memasuki segala lapangan
pekerjaan.
7) Mendesak dilaksanakannya peraturan Pemerintah yang mengatur cuti hamil
bagi buruh/pegawai wanita dilapangan Swasta maupun Pemerintah.
Sedemikian rupa sehingga menghilangkan pembatasan-pembatasan dan kesulitan-
kesulitan serta birokrasi untuk memudahkan setiap buruh/pegawai
179
Diambil dari Program Gerwani . http:// redbulletin. Wordpress.com.
Diakses pada 6 Juli 2009
113
wanita mendapatkan cuti dan bantuan selama hamil tua, melahirkan anak,
menggugurkan kandungan, serta menjusukan anak-anaknya dan cuti haid.
8) Dilaksanakan keamanan dan keselamatan kerja bagi buruh atau pegawai
wanita dan diadakannya tempat penitipan baji yang memenuhi syarat
kesehatan, Taman Kanak-kanak, diperusahaan Pemerintah dan swasta dan
jawatan-jawatan yang banyak buruh atau pegawai wanitanya.
9) Mendesak kepada Pemerintah supaya segera dikeluarkan Undang-undang
yang mengatur hubungan-hubungan kerja yang demokratis antara buruh dan
majikan disetiap lapangan kerja. Supaya dilarang setiap bentuk pemecatan
sewenang-wenang dan massal yang sering dilakukan terhadap
buruh/pegawai wanita, dan segera dibentuknya Dewan Peradilan
Pegawai/buruh disemua lapangan kerja.
10) Mengintensifkan dan memperluas koperasi-koperasi buruh disetiap lapangan
kerja yang bisa meringankan beban kaum buruh wanita dan para isteri
buruh.
11) Perlunya segera dihapuskan peraturan-peraturan yang bersumber pada
IGO/IGOB untuk mengakhiri diskriminasi mengenai hak-hak wanita dalam
jabatan Kepala Desa/Pamong Desa, dan lain-lain.
Supaya segera dihapuskannya berbagai macam kerja tanpa dibayar yang
pada hakekatnya sama dengan rodi dan pologoro yang sangat memberatkan
kaum tani.
12) Mendesak supaya Pemerintah segera mewujudkan otonomi tingkat III yang
menjamin ikut-sertanya wanita tani dalam lembaga-lembaga pemerintah
otonomi tingkat III dan supaya diadakan pemilihan-pemilihan secara
periodik.
13) Mengharap para pejabat sungguh-sungguh merealisasi hak milik atas tanah
bagi wanita tani atas namanya sendiri seperti yang tercantum dalam pasal 9
UU Agraria No. 5/1960.
14) Pemerintah supaya segera melaksanakan Undang-undang Perjanjian Bagi
Hasil dengan cara yang tepat dan merata di semua tingkat daerah dan
komposisi Panitia Pertimbangan Kecamatan supaya terdiri dari wakil-wakil
tani penggarap, baik wanita maupun laki-laki.
15) Mendesak kepada Pemerintah supaya segera meIaksanakan land-reform
secara konsekwen sesuai dengan ketetapan MPRS dan mengikutsertakan
wakil-wakil kerja wanita dalam panitia-panitia Pelaksanaan land-reform dan
dalam Badan-badan Musyawarah kerja tani di semua tingkat.
16) Pemerintah supaya mewajibkan lintah darat mendaftarkan diri dan
mengharuskan menurunkan bunga uang pinjaman dan hutang-hutang kepada
lintah darat, yang tidak mendaftarkan harus dianggap tidak sah.
17) Supaya kepada kaum tani, kaum nelayan, tukang-tukang pekerja tangan,
pedagang kecil diberi bantuan kredit yang murah, mudah, dan panjang oleh
Pemerintah. Serta diperbanyak jumlah pasar-pasat dan alat perhubungan
yang mudah dan murah, terutama diluar Jawa, untuk memudahkan
pengangkutan, penjualan dan perbelanjaan kebutuhan sehari-hari.
Mengusahakan berdirinya koperasi-koperasi Tani dan Nelayan sampai ke desa-
desa.
114
18) Pajak-pajak negara yang sangat memberatkan beban rumah tangga supaya
diringankan, tunggakan pajak bumi, setoran paksa, sistem pologoro, rodi,
supaya dihapuskan dan nasib Pamong Desa supaya diperbaiki.
19) Supaya segera diadakan Undang-undang 1192 Kesejahteraan kaum nelayan
beserta keluarganya, dan Undang-undang Bagi Hasil Nelayan.
20) Segera dilaksanakannya Proqram Sandang-Pangan dengan diadakan
pengendalian harga barang-barang pokok kebutuhan hidup sehari-hari
terutama bahan makanan dan pakaian, dengan diadakannya Dewan-dewan
Pertimbangan Distribusi mengikutsertakan wakil-wakil organisasi, terutama
Buruh, Tani dan Wanita. Supaya Pemerintah mengambil tindakan tegas dan
keras terhadap orang-orang yang melakukan penimbunan dan spekulasi-
spekulasi, dan dengan sungguh-sungguh berusaha untuk mencukupi
persediaan bahan pokok serta melaksanakan distribusi secara mudah, murah,
dan merata, dengan jalan melewati koperasi-koperasi, RK-RK, RT-RT.
21) Anggaran belanja untuk kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak supaya
diperbesar. Balai-balai pengobatan, klinik-klinik persalinan, biro-biro
konsultasi dan BKIA-BKIA (Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak) serta
jumlah bidan-bidan supaya diperbanyak sampai ke kecamatan-kecamatan.
Pendidikan bagi dukun-dukun bayi serta pendidikan kesehatan Rakyat
supaya diperluas dan diadakan peraturan tarif dokter/Bidan, yang ringan dan
harga obat-obatan yang murah, sesuai dengan Keputusan MPRS.
22) Mendesak aqar supaya segala bentuk dan perwujudan kebudayaan dan
Kesenian menjadi milik seluruh Rakyat dan menyinarkan sifat-sifat
nasional.
HAK-HAK ANAK
23) Anggaran belanja PD&K. supaya ditambah. Gedung-gedung sekolah yang
memenuhi syarat kesehatan, sekolah-sekolah kejuruan supaya
diperbanyak, dan usaha pemberantasan Buta Huruf serta meningkatkan
taraf kebudayaan nasional diperluas sesuai dengan keputusan MPRS.
24) Bagi para pemuda dan anak-anak supaya ada jaminan untuk mendapatkan
pendidikan yang sesuai dengan bakatnya.
25) Segera diadakan Undang-undang Wajib Belajar dengan mempersiapkan
syarat-syarat pelaksanaannya dan supaya dijamin keseragaman buku-buku
pelajaran dengan harga yang murah, mulai dari S.R. sampai Universitas.
26) Taman Kanak-kanak supaya diperluas dan diberi bantuan oleh Pemerintah.
27) Jumlah taman-taman bermain bagi anak-anak diadakan serta diperbanyak.
28) Perederan film, penerbitan cabul yang mempropagandakan kejahatan dan
perang, supaya dilarang dan dijimin perluasan film/penerbitan yang
bersifat mendidik, dan sesuai dengan perkembangan jiwa anak-anak.
115
KEAMANAN / HAK-HAK DEMOKRASI:
29) Dilaksanakannya Ketetapan MPRS mengenai pemulihan keamanan dalam
waktu sesingkat-singkatnya dengan dimulai penurunan/penghapusan
tingkat keadaan bahaya bagi daerah-daerah yang sudah aman.
30) Hak-hak dan kebebasan demokrasi bagi Rakyat diseluruh daerah-daerah
untuk menjamin ikut-sertanya Rakyat dalam melaksanakan pembangunan
Nasional Semesta Berencana.
PERDAMAIAN:
32) Dilaksanakannya Kerangka Ketiga Manipol mengenai Persahabatan dan
Solidaritas Internasional atas saling menghormat dan kerjasama untuk
melawan persiapan-persiapan perang dan membentuk satu Dunia Baru
yang bersih dari imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme untuk
mewujudkan perdamaian dunia yang abadi.
33) Tenaga atom supaya digunakan untuk maksud-maksud damai/pemakaian
senjata nuklir yang membahayakan keselamatan umat manusia supaya
dilarang.
116