Anda di halaman 1dari 3

Nama : Alfina Damayanti

NIM : 190110301014
Mata Kuliah : Sejarah Pemikiran Politik Indonesia (A)

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)


1. Apa yang dimaksud dengan Sejarah Pemikiran Politik Indonesia, dan cakupan materi
menyangkut persoalan pemikiran politik apa saja, jelaskan?
Jawaban : Sejarah pemikiran politik Indonesia adalah sejarah yang membahas mengenai
perkembangan aktivitas akal budi (pemikiran) politik para tokoh pejuang, tokoh
pergerakan, dan para tokoh bangsa yang menyangkut pemikiran tentang Ke-Indonesiaan,
baik itu mengenai pemikiran pengorganisasian (modern) mengusir penjajah, dasar negara
Indonesia, konstitusi, sistem demokrasi Indonesia, sistem perekonomian (koperasi),
sistem pembangunan nasional (Repelita), dan wawasan Nusantara (Geo-politik) dsb.
Cakupan materi yang menyangkut persoalan pemikiran politik Indonesia yaitu
anatara lain; Pertama, bagaimana sejarah awal munculnya pemikiran politik Indonesia
dan perkembangan awalnya. Kedua, pergulatan pemikirn bangsa 1920-1930. Ketiga,
pemikiran politik Indonesia mengenai dasar negara dan konstitusi. Keempat, pemikiran
politik para tokoh nasional Indonesia. Kelima, pemikiran politik wawasan Nusantara dan
Bela Negara beserta penyuluhannya.

2. Coba saudara jelaskan kebijakan Politik Etis berpengaruh terhadap perkembangan


pemikirian politik di Indonesia?
Jawaban : Politik Etis atau politik balas budi adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah Belanda pada tahun 1901. Politik Etis ini bermula dari diberlakukannya
kebijakan tanam paksa (culturstelsel) pada tahun 1830, yang menuai berbagai kritikan
dan kecaman tidak hanya dari masyarakat pribumi melainkan juga dari kalangan orang
Belanda. Dalam pelaksanaan politik Etis ini terdapat tiga program utama yang dijalankan
antara lain;
a. Irigasi. Dalam program ini, pemerintah Hindia Belanda melakukan pembangunan
fasilitas dan sarana-prasarana untuk menunjang kesejahteraan rakyat serta
menyokong aktivitas pertanian dan perkebunan rakyat. Fasilitas dan sarana-prasarana
yang dibangun berupa pembuatan waduk, perbaikan sanitasi, pembangunan jalur
transportasi pengangkut hasil tani, dan lainnya.
b. Edukasi. Melalui program edukasi, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) dan upaya mengurangi angka buta huruf masyarakat dilakukan. selain itu,
juga mulai dibangun sekolah-sekolah untuk rakyat pribumi, meskipun hanya terbatas
untuk golongan bangsawan atau priyai saja.
c. Emigrasi. Program emigrasi diterapkan dalam rangka meratakan kepadatan penduduk
di Hindia Belanda. Melalui kebijakan ini, didirikanlah permukiman-permukiman baru
di pulau Sumatera yang memang disediakan untuk tempat perpindahan penduduk.
Kebijakan Politik Etis pemerintah kolonial Belanda dalam mendirikan sekolah-
sekolah bagi anak-anak pribumi, merupakan langkah awal dalam perjuangan para
pemuda di Indonesia. Meskipun sebagian besar yang diperbolehkan sekolah hanyalah
golongan para bangsawan pribumi, namun kemudian para pemuda bangsawan itulah
yang muncul sebagai kaum intelektual yang memikirkan nasib bangsanya yang tertindas.
Para pemuda lulusan sekolah-sekolah tinggi kehakiman, kedokteran dan teknik yang
kemudian berperan dalam perjuangan para pemuda Indonesia kalangan terpelajar.
Sehingga, hal itu juga mengakibatkan pemikiran politik Indonesia juga mengalami
perkembangan.

3. Kesadaran berorganisasi dan munculnya pers sebagai simbol kemajuan masyarakat di


Hindia Belanda, sehingga melahirkan pemikiran solidaritas kesukuan, solidaritas
keagamaan, solidaritas nasional, solidaritas ke-Indonesiaan untuk menentang praktek
kolonialisme di Hindia Belanda, jelaskan?

4. Bagaimana pemikiran Ahmad Abdul Rival tentang “Hasrat Kemajuan” di Hindia


Belanda, Jelaskan?
5. Coba saudara jelaskan bahwa ideologi Islam dapat meretas faham kebangsaan di Hindia
Belanda untuk menentang praktek kolonialisme Belanda di tanah Hindia Belanda?
6. Bagaimana pemikiran Cipto Mangoen Koesoemo, R.M. Soewardi Soerjaningrat dan
Douwes Dekker tentang nasionalisme politik, jelaskan?
7. Bagaimana pergulatan pemikiran Bung Karno dan Bung Hatta tentang dasar perjuangan
kooperatif dan non-kooperatif?

Anda mungkin juga menyukai