Anda di halaman 1dari 194

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

CITRA DAN PERAN PEREMPUAN ADONARA


DALAM KUMPULAN PUISI BARA PATTYRADJA:
PENDEKATAN PSYCHO-FEMINISM

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh

MARIA SANTISIMA NGELU


NIM: 151232014

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


PROGRAM MAGISTER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Buah perjuangan ini saya persembahkan untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberikan berkat


di setiap langkah hidup dan masa depanku

Ibunda terkasih yang memberikan cinta luar biasa utuh untukku.

Kakak-adikku tersayang yang selalu peduli dan berjiwa besar


mendukung semua cita-citaku dengan ketulusan hati

Kekasihku yang selalu memberi senyum dan dukungan.

Almamaterku, tempat semuanya bermula, menimba ilmu kehidupan.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTO

“Seperti air mencerminkan wajah,


demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu”
(Amsal 27:19)

“Terlahir sebagai perempuan itu kodrat istimewa,


Jangan padamkan cahaya di hati untuk berbagi.”
(Penulis)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Santisima, N., Maria. 2018. Citra dan Peran Perempuan Adonara dalam
Kumpulan Puisi Bara Pattyrajda: Pendekatan Psycho-Feminism
Tesis. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Program Magister, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma.

Berdasarkan isu terkini tentang kesetaraan gender dalam budaya patriarkat,


penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam dua buku kumpulan puisi
karya Bara Pattyradja yang berjudul “Pacar Gelap Puisi dan Samudera Cinta
Ikan Paus”. Ada tujuh buah puisi di dalam buku tersebut yang menggambarkan
kehidupan perempuan Adonara yang terbebani oleh budaya lokal yang dinamakan
kepatuhan. Ketujuh puisi tersebut berjudul “Adonara Sebuah Prolog”, “Adonara
Tanah Mahar Gading”, “Samudera Cinta Ikan Paus”, “Di Bawah Kibaran Rok
Payungmu”, “Barek”, “Siti”, “Tuto”. Penelitian ini dimaksudkan untuk
menggambarkan citra dan peran perempuan di pulau Adonara, Flores, Nusa
Tenggara Timur. Dalam rangka itu, ada dua rumusan pertanyaan yang dibahas
yaitu tentang citra dan peran Perempuan Adonara. Teori yang digunakan adalah
teori puisi, teori citra, teori peran, dan teori second sex – feminism, dengan
pendekatan yang digunakan adalah psycho-feminsm.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, dengan menggunakan
metode kritik sastra feminis yang disarankan oleh Djajanegara. Temuan dari
penelitian ini terdiri dari dua hal. Pertama, makna literal (surface meaning) dari
citra dan peran perempuan Adonara adalah memiliki citra yang baik atau positif
dalam hal kasih sayang, ketangguhan, keberanian, kesetiaan, ketabahan, dan
kelembutan. Temuan kedua, makna sesungguhnya (deeper meaning) dari citra dan
peran perempuan Adonara adalah mereka pasrah pada kondisi sosial budaya
patriarkat; mereka memiliki peran ganda tidak hanya di ranah domestik atau
rumah tangga saja tetapi membantu mencari nafkah. Ini lebih karena adanya
sistem hegemoni terhadap perempuan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi nyata kepada
masyarakat Adonara dan Pemerintahan Daerah Flotim untuk lebih peduli pada
isu-isu perempuan. Selanjutnya dapat ditindaklanjuti oleh peneliti lainnya untuk
melakukan studi tentang perempuan di pulau-pulau lain di Flores. Dengan
demikian bisa ditemukan gambaran yang komplit dan komprehensif tentang
perempuan di Nusa Tenggara Timur.

Kata Kunci: citra, peran, perempuan Adonara, pendekatan psycho-feminism

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACK

Santisima, N., Maria. 2018. The Images and Roles of Adonara Women in Bara
Pattyradja’s Poem Collections: A Psycho-Feminism Approach.
Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education
Study Program, Master Program, Faculty of Teacher Training and
Education, Sanata Dharma University.

Based on the current issue of gender equality in patriarchal culture, this


study aims to further examine two books of poetry by Bara Pattyradja entitled.
"Poetical Dark Night Girlfriend and The Whale’s Love Ocean". There are seven
poems in the book that describe the life of Adonara women who are burdened by
a local culture called compliance. The seven poems are entitled “Adonara Sebuah
Prolog”, “Adonara Tanah Mahar Gading”, “Samudera Cinta Ikan Paus”, “Di
Bawah Kibaran Rok Payungmu”, “Barek”, “Siti”, “Tuto”. This research is
intended to describe the image and role of women on Adonara Island, Flores, East
Nusa Tenggara. In that context, there are two formulation questions that are
discussed about the image and role of Adonara Women. Theories used are
theories of poetry, image theory, role theory, and second sex-feminism theory,
with the approach used is psycho-feminsm.
This research is descriptive qualitative research, using feminist literary critic
method suggested by Djajanegara. The findings of this study consist of two
things. First, the literal meaning (surface meaning) of the image and role of
Adonara women is to have a good or positive image in terms of affection,
toughness, courage, loyalty, fortitude, and tenderness. The second finding, the
deep meaning of Adonara women's image and role is their resignation to the
socio-cultural conditions of patriarchates; they have multiple roles not only in the
domestic or household realm but helping to make a living. This is more due to the
system of hegemony against women.
The results of this study are expected to make a real contribution to the
Adonara community and the Flotim Local Government to be more concerned
about women's issues. Furthermore can be followed up by other researchers to
conduct studies on women on other islands in Flores. Thus can be found a
comprehensive and comprehensive picture of women in East Nusa Tenggara.

Keywords: image, role, female Adonara, psycho-feminism approach

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Citra dan
Peran Perempuan Adonara dalam Kumpulan Puisi Bara Pattyradja: Pendekatan
Psycho-Feminism”. Tesis ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi
strata dua dan meraih gelar Magister di Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Program Magister Universitas Sanata Dharma.
Saya menyadari bahwa penyusunan tesis ini dapat diselesaikan karena
bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister yang telah berjuang untuk
meningkatkan kualitas program studi.
3. Dr. Antonius Herujiyanto, M.A., selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing dan memotivasi saya dalam penyusunan tesis ini.
4. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah
membimbing dan memotivasi saya dalam penyusunan tesis ini.
5. Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum dan Dr. Titik Kristiani, M.Psi sebagai
Triangulator 1 dan 2 sudah membantu validasi data penelitian tesis.
6. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Program Magister yang telah membekali saya banyak pengalaman untuk
mengembangkan wawasan dan pengetahuan.
7. Nicolaus Widiastoro selaku karyawan sekretariat Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister yang membantu dan
memberikan pelayanan administrasi dalam penyusunan tesis ini.
8. Robertus Marsidiq selaku karyawan sekretariat terdahulu di Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister yang membantu
dan memberikan pelayanan administrasi selama perkuliahan empat semester.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9. Ibunda tercinta: Martha Sao yang sudah banyak berkorban dan berjuang
mendukung masa depan saya tanpa kenal lelah. Cintanya luar biasa bagiku.
10. Kakak tersayang: Relly Gama dan Maria Metty menjadi saudari dan sahabat
terbaik dalam suka dan duka, selalu tulus memberi dukungan.
11. Sahabat-sahabat karib: Kak Angel Mauritz, Melyda Rahman dan Ani Douw
menjadi keluarga kecil untuk berbagi dan saling mendukung.
12. Sahabat Penulis: Bara Pattyradja atas kesediaan membantu penelitian ini.
Sahabat Inspirasi: Eman Poety hadirmu telah membuat saya tersenyum utuh.
13. Semua Sahabat Kelas Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Program Magister yang selama ini saling menguatkan, memberikan
dukungan, dan membangun dinamika selama perkuliahan.
14. Kampus Universitas Nusa Nipa Maumere yang telah memberi kesempatan
dan kepercayaan kepada saya untuk melanjutkan studi S2 di Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Saya menyadari bahwa penyusunan tesis ini jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya membuka diri atas masukan,
kritik dan saran. Demikian juga, saya selaku penyusun tesis sepenuhnya
bertanggung jawab atas substansi tesis.

Maria Santisima Ngelu

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
MOTO ........................................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………………………………...ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 11
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 12
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 12
1.5 Batasan Istilah ...................................................................................... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 15


2.1 Konsep Citra ........................................................................................ 15
2.2 Konsep Peran ....................................................................................... 18
2.3 Perempuan Adonara............................................................................. 22
2.4 Puisi-Puisi Bara Patyradja ................................................................... 26
2.5 Pendekatan Psycho-Feminism ............................................................. 31

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.6 Perspektif Sosial Budaya ..................................................................... 37


2.7 Kerangka Berpikir…………………………………………………….38

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 40


3.1 Jenis Penelitian .................................................................................... 40
3.2 Sumber Data dan Data Penelitian ....................................................... 42
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data .............................................. 44
3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................ 46
3.5 Teknik Analisa Data ............................................................................ 48
3.6 Triangulasi Data................................................................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 52


4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 52
4.1.1 Citra Perempuan Adonara .................................................................. 56
4.1.2 Peran Perempuan Adonara .................................................................. 67
4.2 Pembahasan ......................................................................................... 71
4.2.1 Puisi dalam Pendekatan Psikologi ....................................................... 72
4.2.2 Puisi dalam Pendekatan Feminisme .................................................... 76
4.2.3 Puisi dalam Perspektif Sosial Budaya ................................................. 78

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 81


5.1 Simpulan .............................................................................................. 81
5.2 Saran .................................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 85

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Validasi Data Triangulator 1


Tabel 3.2 Validasi Data Triangulator 2
Tabel 3.3 Data Coding Verbatim

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Foto-Foto Wawancara Perempuan Adonara


Gambar 3.2 Foto-Foto Aktivitas Perempuan Adonara

DAFTAR LAMPIRAN

Gambar 3.1 Lampiran Tujuh Puisi


Gambar 3.2 Lampiran Wawancara

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

Unsur-unsur yang dimuat dalam pendahuluan adalah (a) latar belakang masalah,
(b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) definisi
istilah. Berikut paparan setiap unsur tersebut satu demi satu.

1. 1 Latar Belakang

Perempuan pada dasarnya memiliki citra yang luhur dan mulia. Pembicaraan

mengenai citra perempuan dalam kesusastraan pada saat ini mendapat perhatian

yang cukup besar. Pembicaraan tentang perempuan sebagai salah satu anggota

kelompok masyarakat merupakan kajian sastra yang sering dibicarakan. Hal ini

berkaitan dengan perubahan dalam memandang masalah ini sesuai dengan

perubahan dan nilai-nilai moralitas mereka yang memberikan penilaian. Sekalipun

nantinya terdapat perbedaan atau persepsi dalam penilaian, hal itu merupakan

konsekuensi dari nilai-nilai yang dianut. Perkembangan atau perubahan nilai-nilai

dalam masyarakat ini sedikit banyak menyebabkan perubahan dalam

menampilkan tokoh-tokoh dalam karya sastra khususnya tokoh perempuan. Hal

ini memberi pengaruh terhadap citra perempuan baik citra positif maupun citra

negatif dalam sebuah karya sastra.

Menurut Nurhayati (2012), Perempuan dicitrakan atau mencitrakan dirinya

sendiri sebagai makhluk yang emosional, mudah menyerah (submisif), pasif,

subjektif, lemah dalam matematika, mudah terpengaruh, lemah fisik dan dorongan

seksnya rendah. Sementara laki-laki dicitrakan dan mencitrakan dirinya sebagai

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

makhluk yang rasional, logis, mandiri, agresif, kompetitif, objektif, senang

berpetualang, aktif, memiliki sifat dan dorongan seks yang kuat. Akibat citra fisik

yang dimiliki, perempuan dicitrakan sebagai makhluk yang tidak sempurna (the

second class), makhluk yang tidak penting (subordinate), sehingga selalu

dipinggirkan (marginalization), dieksploitasi, dan mereka diposisikan hanya

mengurus masalah domestik dan rumah tangga.

Menurut Simone (2003:116), bahwa hampir setiap budaya tertua di seluruh

dunia kedudukan perempuan selalu di tempatkan di posisi kedua setelah laki-laki.

Perempuan tugasnya melayani dan memuaskan kebutuhan laki-laki. Budaya ini

telah berlangsung dari abad ke abad dan telah dijadikan sebagai sebuah kebenaran

yang tidak dipersoalkan lagi. Meskipun secara bilogis perempuan lebih lemah

daripada laki-laki tetapi itu bukanlah alasan bahwa laki-laki berkuasa atas

perempuan. Banyak peristiwa yang terjadi di abad ini yang tidak lagi

mengunggulkan kekuatan fisik atau otot. Kaum perempuan secara intelektual

setara dengan kaum laki-laki bahkan mereka menjadi saingan baru bagi kaum

laki-laki. Meskipun secara faktual masih sering terjadi hampir semua tampuk

kekuasaan dominasi laki-laki masih besar. Simone mengkritik dengan keras

kesewenang-wenangan laki-laki atas perempuan.

Tulisan yang merupakan tinjauan dari sudut psikologi-feminisme ini akan

mengungkap citra perempuan dalam mengembangkan kemampuannya di

lingkungan keluarga, masyarakat, dan negara. Psikologi mengkaji unsur mental

dan kejiwaan perempuan dalam sebuah karya sastra yang digambarkan oleh

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penulis. Feminisme adalah sebuah gerakan untuk memperjuangkan kedudukan

dan hak wanita agar menjadi lebih baik di bidang politik, ekonomi, pendidikan,

dan budaya. Menurut Moelioni, dkk. (1993:241) dan Geoefe (1986:241),

feminisme adalah teori tentang persamaan antara laki-laki dan perempuan

dibidang politik, ekonomi, dan sosial atau kegiatan terorganisasi yang

memperjuangkan hak-hak serta kepentingan perempuan.

Gerakan paham feminisme pada tahun 1960-an berdampak luas dalam

berbagai bidang dan merupakan reformasi bagi kaum perempuan. Perubahan

tersebut terjadi dalam berbagi bidang, diantaranya sastra, yang menyebabkan

munculnya kritik sastra feminis. Munculnya kritik sastra feminis berawal dari

ketidakadilan perlakuan terhadap karya sastra perempuan yang dianggap tidak

penting dibandingkan dengan karya sastra laki-laki. Menurut Djajanegara

(2000:12), hampir berabad-abad lamanya seorang peneliti sastra feminis, Elaine

Showalter, menyebutkan bahwa tidak ada satu pun penulis perempuan yang

namanya disebutkan dalam sejarah sastra Amerika.

Pertama kali yang dilakukan para pengkritik feminisme adalah mengkaji,

menggali, dan menilai karya-karya perempuan yang terpendam pada masa silam,

yang keberadaannya cukup mengkhawatirkan. Kedua, yang dilakukan para

pengkritik sastra feminis adalah memberikan ruang terbuka dan dukungan bagi

para penulis perempuan untuk menuangkan gagasan, ide, dan perasaannya yang

selama ini terpendam, sehingga penulis perempuan dan karyanya mendapatkan

kedudukan yang sama dari para pengkritik sastra. Ketiga, para pengkritik

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

feminism membantu untuk memahami, menafsirkan, serta menilai cerita-cerita

rekaan penulis perempuan. Kajian feminisme mengacu kepada beberapa hal, di

antaranya, mengetahui perilaku dan watak tokoh perempuan yang ada didalam

karya sastra. Selanjutnya, meneliti tokoh lain atau tokoh tambahan terutama tokoh

laki-laki yang memiliki keterkaitan dengan tokoh perempuan yang akan diamati.

Apabila penulisnya laki-laki, bagaimana ia menempatkan tokoh perempuan dalam

karyanya, apakah sebagai perempuan inferior atau perempuan yang mampu

mengembangkan diri (Djajanegara, 2000:23).

Peran perempuan kerap menjadi sebuah perdebatan. Banyak kalangan

menilai perempuan mesti mendapatkan peran lebih besar dalam kehidupan

masyarakat. Di sisi lain, ada kalangan yang memandang perempuan mestinya

hanya berperan dalam ranah domestik atau kehidupan rumah tangga saja. Yang

perlu disadari bahwa peran perempuan cukup berpengaruh dalam pembangunan.

Peranan strategis perempuan dalam menyukseskan pembangunan bangsa dapat

dilakukan melalui berbagai bidang antara lain dalam keluarga, dunia pendidikan,

ekonomi, kesehatan dan lingkungan. Bahwa sesungguhnya peningkatan kualitas

sumber daya manusia dimulai dari peran perempuan dalam memberikan

pendidikan kepada anaknya sebagai generasi penerus bangsa.

Menurut Soejono Soekanto (2002:243), yaitu peran merupakan aspek

dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan

kewajiabannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.

Hakekatnya peran juga dapat dirumuskan sebagai suatu rangkain perilaku tertentu

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang ditimbulkan oleh sutau jabatan tertentu. Kepribadian seseorang juga

mempengaruhi bagaimana peran itu harus dijalankan. Peran merupakan tindakan

atau perilaku yang dilakukan seseorang yang menempati sutau posisi dalam status

sosial. Perempuan Adonara pun memiliki peran dalam ranah wilayah domestik

maupun publik dalam tatanan kehidupan masyarakat Adonara.

Peran perempuan dalam dunia pendidikan kini cukup signifikan. Jumlah

perempuan yang demikian besar merupakan asset dan problematika di bidang

ketenagakerjaan. Dengan mengelola potensi perempuan melalui bidang

pendidikan dan pelatihan maka tenaga kerja perempuan akan semakin menempati

posisi yang lebih terhormat untuk mampu mengangkat derajat bangsa. Peran

perempuan dalam ekonomi akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang

memacu pada pertumbuhan industri dan peningkatan pemenuhan kebutuhan dan

kualitas hidup. Dalam dunia kesehatan, perempuan yang mengutamakan hidup

sehat memberi pengaruh yang positif bagi kelangsungan hidup keluarganya dan

orang-orang di sekitarnya. Perempuan juga memiliki potensi yang besar untuk

berperan serta dalam penataan dan pelestarian lingkungan. Dan untuk menjaga

keutuhan bangsa tidak lepas dari peran perempuan karena kaum perempuan

memiliki andil besar dalam menciptakan perdamaian.

Umumnya media menyajikan citra dan peran perempuan secara sewenang-

wenang, seringkali tanpa memikirkan dampak yang bisa timbul dari citra yang

dibangun tersebut. Citra perempuan yang dibangun dalam media disesuaikan

dengan kebutuhan para pelaku bisnis dan industri yang berada di belakang layar.

Seringkali perempuan dijadikan objek agar tujuan industri tercapai, misalnya

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

rating yang tinggi. Perempuan dijadikan sebagai objek melalui cara yang

bervariasi. Cara yang paling ampuh dan paling sering digunakan adalah dengan

melakukan eksploitasi berlebihan terhadap tubuh perempuan. Dalam hal ini,

perempuan menjadi objek kajian yang menarik.

Menurut Sharma (2012), “Although the media has played an important role

in highlighting women’s issues, it has also had negative impact, in terms of

perpetrating violence against women through pornography and images of women

as a female body that can be bought and sold.” Bahwa, meskipun media telah

memainkan peran penting dalam menyoroti masalah perempuan, namun juga

berdampak negatif, dalam hal melakukan kekerasan terhadap perempuan melalui

pornografi dan citra perempuan sebagai tubuh wanita yang dapat dibeli dan dijual.

Penulis berpendapat bahwa eksploitasi tubuh perempuan yang divisualisasikan

dalam bentuk konten media seolah-olah menjadikan tubuh perempuan sebagai alat

tukar dengan keuntungan pelaku industri. Hal ini terlihat perbedaan ketika

ditampilkannya citra laki-laki dan perempuan oleh media. Laki-laki biasa

berperan sebagai subjek, yang memiliki kendali dan hasrat terhadap perempuan,

sedangkan perempuan berperan sebagai objek.

Nuryahati (2012:5) berpendapat bahwa untuk memahami psikologi

perempuan secara komprehensif, maka perlu memahami karakteristik fisiologis

mereka yang mengandung perbedaan dan persamaan dengan laki-laki. Dalam

perspektif psikologi, ada dua teori yang terkenal dalam memandang perempuan

dan laki-laki yaitu teori Nature dan Nuture (Florence & Paludi, 1993). Menurut

teori Nature, perbedaan peran perempuan dan laki-laki bersifat kodrati. Teori ini

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menegaskan bahwa anatomi biologi perempuan yang berbeda dengan laki-laki

menjadi faktor utama dalam penentuan peran sosial. Laki-laki menjadi pemeran

utama di dalam masyarakat karena dianggap lebih potensial, lebih kuat dan lebih

produktif. Sedangkan organ reproduksi perempuan membatasi ruang gerak, saat

mengalami kehamilan, kelahiran dan menyusui. Menurut teori Nuture, perbedaan

perempuan dan laki-laki tidak ditentukan oleh faktor biologis, melainkan

dikonstruksi oleh masyarakat. Sehingga banyak nilai bias gender terjadi di dalam

masyarakat disebabkan faktor biologis, meski sesungguhnya hanya produk

budaya masyarakat (sosio-kultural).

Publikasi karya-karya sastra termasuk puisi semakin marak di jagad

kesusastraan. Dalam hubungannya dengan kehidupan sosial manusia, pengaruh

sastra juga terasa pada kehidupan sosial perempuan. Stigma dan stereotip yang

terbentuk di masyarakat mengenai perempuan sedikit banyak memengaruhi citra

mereka. Puisi merupakan salah satu jenis sastra lisan yang berkembang sejak

masa lampau. Puisi merupakan ekspresi estetik yang sublim. Ia tidak lahir dari

ruang kosong sejarah. Puisi dengan seluruh realitas yang hidup, dihidupi dan

menghidupi sang penyair. Salah satu realitas itu adalah entititas kultural. Kita tahu

bersama, setiap penulis besar adalah mereka yang menulis dari rumah

kebudayaannya sendiri. Mereka berkhidmat pada soal lokalitasnya dan

mengkonstruksinya kembali menjadi wacana literer yang universal, sehingga

karya-karya mereka menjadi kanon dalam jagad sastra dunia.

Apabila menelaah lebih jauh puisi dan akar tradisi sesungguhnya adalah dua

hal menjadi satu-kesatuan yang tidak bisa terpisahkan. Penyair tidak sekedar

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menulis tentang pesona bahasa tetapi lebih dari itu tentang mozaik kebudayaan

yang melingkupinya. Tidak banyak puisi yang berwarna budaya berbicara soal

citra perempuan. Padahal permasalahan perempuan sudah menyusup ke dunia

sastra lisan sebelum era sastra reformasi. Perempuan menjadi bagian penting

dalam persoalan feminisme, di mana menyebar isu-isu yang masih hangat

diperbincangkan sejak sepuluh tahun terakhir. Jika segenap potensi perempuan

dapat teraktualisasikan secara maksimal, niscaya akan terjadi perubahan besar dan

penting dalam peradaban manusia. Namun, sayangnya budaya patriarkat hingga

sejauh ini masih tetap menguburkan potensi itu.

Dalam banyak budaya tradisional, perempuan ditempatkan pada posisi yang

dilirik setelah kelompok laki-laki. Fungsi yang diemban perempuan dalam

masyarakat tersebut secara tidak sadar biasanya dikonstruksikan oleh budaya

setempat sebagai warga negara kelas dua. Pada posisi inilah terjadi bias gender

dalam masyarakat. Meski disadari bahwa ada perbedaan-perbedaan kodrati

makhluk perempuan dan laki-laki secara jenis kelamin dan konstruksi tubuh,

namun dalam konteks budaya, peran yang diembannya harus memiliki kesetaraan.

Ketertindasan perempuan, secara antropologis, dipandang oleh Sherry Ortner

(dalam Moore, 1998:30) disebabkan oleh sebuah sistem nilai yang diberikan

makna tertentu secara kultural. Ortner menempatkan ketertinggalan perempuan

pada tataran ideologi dan simbol kebudayaan. Dalam budaya universal,

ketertindasan perempuan, menurut Ortner merupakan manivestasi dari

pemahaman antara budaya dan alam yang kemudian dibandingkan dengan posisi

laki-laki dan perempuan pada peran sosialnya. Kebudayaan berupaya

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengendalikan dan menguasai alam yang selanjutnya dimanfaatkan untuk

berbagai kepentingan untuk mempertahankan kelangsungan kehidupan.

Mengkaji citra dan peran perempuan Adonara dalam puisi-puisi Bara

Pattyradja, peneliti memberi gambaran tentang Adonara yakni sebuah pulau yang

kering dan tandus. Kondisi alam yang demikian dan sumber daya alam yang

kurang memadai, memaksa sebagian penduduk, terutama para lelaki untuk

mencari penghidupan yang lebih baik di luar wilayahnya, bahkan ke negeri

tetangga Malaysia. Mereka meninggalkan anak dan istrinya yang bertahan hidup

sendirian, bahkan terkadang meninggalkan hutang-hutang karena kepergiannya.

Tidak jarang mereka pergi merantau dan tidak pernah kembali, mereka lupa akan

tanah leluhurnya, lupa pada anak istrinya, bahkan banyak diantara mereka yang

menikah lagi di perantauan. Kondisi tersebut menyisakan beban hidup dan

kepedihan yang mendalam bagi para istri, perempuan yang ditinggalkan. Keadaan

ekonomi yang rendah tampak dari atap-atap rumah yang terbuat dari rumbia

berwarna coklat. Perempuan-perempuan sering membawa air dalam ember plastik

yang diletakkan di kepala berjalan tegak beriringan dengan sebelah tangannya

memegang ember di kepala. Kain tenun tradisional dengan corak khas juga

didominasi warna coklat hitam melilit di pinggang mereka.

Dalam catatan peneliti, sampai dengan tahun 2017 ini, sebanyak 82 judul

buku puisi dalam sastra NTT yang telah diterbitkan. Penyair muda Bara Pattyradja

asal Adonara memilih menolak mainstream. Penulis mengungkapkan sebuah

realitas dari Adonara bahwa kehidupan sosial di setiap komunitas atau etnis dapat

diungkapkan lewat puisi-puisi agar menyentuh hati masyarakat guna lebih sadar

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

akan perannya masing-masing. Peneliti melihat bahwa 7 puisi dalam kumpulan

buku puisi Bara Pattyradjayang berjudul “Samudera Cinta Ikan Paus dan Pacar

Gelap Puisi” memiliki karya-karya etnis namun belum terekspos ke seluruh

lapisan masyarakat baik di daerah maupun perkotaan karena salah satunya

kendala masih rendahnya minat baca dan alasan lain tidak bisa membeli buku-

buku sastra karena bukan menjadi prioritas kebutuhan penting.

Dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan psycho-feminism sebab penulis

peduli pada kaum perempuan di daerahnya. Bara Pattyradja mengharapkan adanya

keadilan dalam kehidupan sosial baik perempuan maupun laik-laki. Pendekatan

feminisme adalah sebuah kajian yang memandang sastra dengan kesadaran khusus,

kesadaran bahwa ada jenis kelamin yang banyak berhubungan dengan budaya,

sastra, dan kehidupan kita. Jenis kelamin inilah yang membuat perbedaan di antara

semuanya yang juga membuat perbedaan pada diri pengarang, pembaca,

perwatakan, dan pada faktor luar yang mempengaruhi situasi sebuah karya.

Menurut Sofia (2003:23), Pendekatan feminisme melalui kritik sastra

feminisme bukan berarti pengkritik perempuan atau kritik tentang perempuan, juga

bukanlah kritik tentang pengarang perempuan. Arti sederhana yang dikandungnya

adalah pengkritik memandang sastra dengan kesadaran khusus, kesadaran bahwa

ada jenis kelamin yang banyak berhubungan dengan budaya, sastra dan kehidupan.

Membaca sebagai perempuan berarti membaca dengan kesadaran membongkar

praduga dan ideologi kekuasaan laki-laki yang androsentris atau patriarki. Menurut

penulis, penelitian ini lebih tepat menggunakan pendekatan Psycho-Feminism di

mana bicara mengenai perempuan tidak terlepas dari faktor psikis yang

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berpengaruh terhadap kondisi dirinya. Kekuatan dan kelemahan psikis seorang

perempuan dapat memengaruhi kehidupan sosial dan kesehariannya.

Menurut Wiyatmi (2012), melalui kritik sastra feminis dapat dikatakan

sebagai salah satu usaha dekonstruksi keadaan sosial yang dirasakan oleh

perempuan yang selalu tersubordinasi oleh sistem sosial dan lahir dari

kontemplasi yang panjang tentang hakikat dan identitas, serta kontestasi

terhadap nilai-nilai yang “memenjara” mereka. Sedangkan pendekatan

feminisme dalam kajian sastra sering dikenal dengan nama kritik sastra feminis

yang mendasarkan pada pandangan feminisme menginginkan adanya keadilan

dalam memandang eksistensi perempuan, baik sebagai penulis maupun dalam

karya sastra.

1. 2 Rumusan Masalah

Fokus kajian dalam penelitian ini tentang citra dan peran perempuan Adonara

dalam kumpulan puisi karya Bara Pattyradja. Ada dua masalah yang menjadi

fokus penelitian ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah citra positif dan citra negatif perempuan Adonara

dideskripsikan dalam 7 puisi karya Bara Pattyradja?

2. Bagaimanakah peran domestik dan peran publik perempuan Adonara

seperti yang tercermin dalam 7 puisi karya Bara Pattyradja?

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.3 Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui citra positif dan citra

negatif perempuan Adonara dan peran domestik maupun peran publik perempuan

Adonara dalam kehidupan masyarakat Adonara, seperti tercermin dalam

kumpulan puisi karya Bara pattyradja.

b. Tujuan Khusus

Penelitian ini mengarahkan kajiannya untuk:

1. Mendeskripsikan citra perempuan Adonara yakni citra positif dan citra negatif

dalam kumpulan puisi karya Bara Patyradja

2. Mendiskripkan peran perempuan yakni peran domestik dan peran publik dalam

sosial budaya masyarakat Adonara dalam kumpulan puisi karya Bara Pattyradja.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Bagi Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan khasanah

pengetahuan tentangcitra perempuan dalam puisi-puisi sebagai tradisi lisan yang

mengandung nilai-nilai sosial budaya.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan menjadi wahana bagi peneliti dalam mengaplikasikan

ilmu dalam kehidupan bermasyarakat dan memperkaya wawasan yang bermanfaat

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

untuk pengembangan profesionalisme karier peneliti dan sebagai pemerhati

permasalahan kaum perempuan.

c. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat dalam

bentuk tulisan yang dapat menjadi bentuk alih pengetahuan (transfer of

knowledge) tentang citra perempuan dan nilai-nilai sosial budaya melalui puisi-

puisi karya Bara Pattyradja.

1.5 Batasan Istilah

a. Citra Perempuan

Gambaran tentang realitas diri seorang perempuan dan tidak harus selalu

sesuai dengan persepsi kita. Nimmo yang mengartikan citra sebagai “gambaran

subyektif tentang realitas”.

b. Konsep Peran

Peran adalah bagian yang kita mainkan pada setiap keadaan dan cara

bertingkah laku untuk menyelaraskan diri kita dengan keadaan (Wolfman, 1992).

c. Perempuan Adonara

Perempuan Adonara adalah sekelompok orang yang berkumpul dalam suatu

komunitas yang di namakan masyarakat Adonaradengan pola hidupnya bersandar

pada konstruksi budaya yang begitu kental. Perempuan-perempuan Adonara yang

lahir dari kukungan budaya ini, kemudian tumbuh dan berkembang memenuhi

wilayah Adonara dengan jumlah yang lebih besar di bandingkan dengan jumlah

laki-laki.

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Psikologi

Ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan, berusaha memahami manusia

seutuhnya, yang hanya dapat dilakukan melalui pemahaman kepribadian

seseorang (Alwisol, 2008).

e. Feminisme

Sugihastuti (2002) berpendapat bahwa feminisme adalah gerakan persamaan

antara laki-laki dan perempuan di segala bidang baik politik, ekonomi,

pendidikan, sosial dan kegiatan terorganisasi yang mempertahankan hak-hak serta

kepentingan perempuan.

f. Psikologi Feminisme

Ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan seorang dari sudut pandang

perempuan untuk merespon isu-isu yang berkaitan dengan dunia perempuan.

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bagian tinjauan pustaka terdiri atas tiga bagian, yakni (a) hasil penelitian

terdahulu yang relevan, (b) kajian teori yang relevan (c) kerangka berpikir

penelitian. Antara hasil penelitian terdahulu dan kajian teori relevan tidak perlu

dipisahkan subjudul tetapi diintegritaskan menjadi satu kesatuan. Subjudul dalam

kajian pustaka berisi sub-sub topik pokok masalah penelitian.

2.1 Konsep Citra

Jalaluddin Rakhmat (2005:224) mendefinisikan citra dalam buku Psikologi

Komunikasi bahwa citra adalah gambaran tentang realitas dan tidak harus selalu

sesuai dengan realitas. Citra adalah dunia menurut persepsi kita yang

mempengaruhi cara kita berperilaku. Sementara Lee Loevinger (1968)

menyebutnya bahwa media masssa merupakan cerminan masyarakat yang

mencerminkan suatu citra yang ambigu. Hal ini tidak berbeda jauh dengan

Roberts yang mengartikan citra sebagai “gambaran subyektif tentang realitas”. Ia

memandang dan menafsirkan dunia sesuai dengan citranya tentang realitas, di

mana ada kepercayaan, nilai dan norma. Beberapa gambaran subyektif tersebut

seringkali cukup akurat, gamblang dan kaya akan detail, gambaran itu membantu

untuk menyesuaikan diri dengan realitas kongkrit pengalaman kita (dalam

Rakhmat, 2005:226-227).

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Menurut Tomagola (dalam Rakhmat 2005), dalam banyak iklan terjadi

penekanan terhadap mengenai citra pigura pada wanita yakni pentingnya

perempuan untuk selalu tampil memikat dengan mempertegas sifat kewanitaannya

secara biologis, seperti memiliki anak (iklan-iklan susu khusus ibu hamil),

memiliki rambut yang panjang (iklan Shampo Pantene), dan lainnya. Pencitraan

perempuan semacam ini ditekankan lagi dengan menebar isu “natural anomy”

bahwa umur perempuan, ketuaan perempuan sebagai momok yang tidak bisa

dihindari dalam kehidupan perempuan. Citra pilar dalam pencitraan perempuan,

perempuan digambarkan sebagai tulang punggung utama keluarga. Perempuan

sederajad dengan laki-laki, namun karena kodratnya berbeda dengan laki-laki,

maka perempuan digambarkan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap

rumah tangga. Lebih luas, perempuan memiliki tanggung jawab terhadap

persoalan domestik. Ruang domestik perempuan digambarkan dengan tiga hal

utama; pertama, “keapikan” fisik dari rumah suaminya (iklan produk perawatan

rumah tangga); kedua, pengelola sumberdaya rumah tangga; sebagai istri dan ibu

yang baik dan bijaksana (iklan pasta gigi dan iklan susu anak). Dan ketiga, ibu

sebagai guru dan sumber legitimasi bagi anaknya (iklan susu pertumbuhan

Balita). Perempuan dalam iklan televisi juga digambarkan memiliki citra

pinggan, yaitu perempuan tidak bisa melepaskan diri dari dapur karena dapur

adalah dunia perempuan (iklan produk bumbu masak). Terakhir pencitraan

perempuan dengan memberi kesan bahwa perempuan memiliki citra pergaulan.

Citra ini ditandai dengan pergulatan perempuan untuk masuk ke dalam kelas-kelas

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tertentu yang lebih tinggi di masyarakatnya, perempuan dilambangkan sebagai

makhluk yang anggun, menawan (iklan sabun, iklan produk perawatan tubuh).

Penelitian pertama yang relevan pernah ditulis oleh Arsyi Resvitayani

berjudul “Citra Perempuan Dalam Kumpulan Puisi Blues Untuk Bonnie Karya

W.S. Rendra: Tinjauan Feminisme Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan

Ajar di SMA”. (a) mendeskripsikan struktur puisi dalam kumpulan puisi Blues untuk

Bonnie karya W.S. Rendra, (b) untuk mendeskripsikan citra perempuan dalam

kumpulan puisi Blues untuk Bonnie Karya W.S. Rendra, serta (c) untuk

mendeskripsikan implementasi kumpulan puisi Blues untuk Bonnie Karya W.S.

Rendra sebagai bahan ajar di SMA.

Metode penelitian yang digunakan dalam menganalisis citra perempuan dalam

kumpulan puisi Blues untuk Bonie adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik yang

digunakan dalam menganalisis data yaitu model pembacaan heuristik, hermeneutik,

serta cara berpikir induktif. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan tiga

hal. (1) Berdasarkan analisis struktur, tema dari puisi Blues Untuk Bonnie karya W.S

Rendra adalah tentang ketidakadilan sosial terhadap masyarakat kalangan bawah.

Perasaan yang muncul yaitu perasaan kecewa, menyesal, dan juga pemberontakan

rakyat tehadap pemimpinnya. Nada yang diciptakan yaitu resah dan penuh kesedihan.

Amanat yang bisa diambil yaitu agar kita tidak memandang sebelah mata sutu

masalah. Diksi yang digunakan menarik banyak sindiran yang digunakan oleh

penyair untuk wakil-wakil rakyat. Imaji yang digunakan juga cukup bervariasi.

Penyair juga banyak menggunakan kata konkret dalam menegaskan imaji yang

dimunculkan. Majas yang paling sering digunakan yaitu majas irori karena banyak

sekali sindiran-sindiran untuk wakit rakyat (2) Berdasarkan analisis feminism ada tiga

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

citra perempuan yaitu dari segi fisik, psikis, dan citra sosial perempuan. (3)

Implementasi analisis feminisme kumpulan puisi Blues untuk Bonnie sesuai dengan

standar kompetensi SMA kelas XII pada aspek mendengarkan yaitu standar

kompetensi memahami puisi yang disampaikan secara langsung atau tidak langsung.

Penelitian relevan kedua, Penulis Sukmawati Aresta memilih judul ”Citra

Perempuan dalam Novel Sepenggal Bulan Untukmu karya Zhaenal Fanani: Kajian

Sastra Feminisme dan implementasinya sebagai bahan ajar sastra di SMA”,

sebagai bahan skripsi dengan alasan sebagai berikut. Novel Sepenggal Bulan

Untukmu karya Zhaenal Fanani merupakan karya sastra yang mengandung amanat

yang penulis kaji dari segi sastra feminis, terutama pada para tokoh perempuan

dalam novel, menyajikan permasalahan sosial dikehidupan masyarakat. Seperti

pertentangan adanya pendidikan di sebuah desa yang dikatakan kurang memiliki

pendalaman mengenai arti penting ilmu pendidikan, mencerminkan kehidupan

masyarakat yang mempunyai sifat pantang menyerah demi mencapai impiannya.

Hal tersebut digambarkan tokoh utama Tumirah, yang tetap semangat meraih

impianya walaupun banyak menghadapi rintangan.

2.2 Konsep Peran

Konsep peran menurut beberapa para ahli ini juga akan membahas tentang

pembagian peran. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai

dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan. Setiap orang tentu

memiliki peran masing-masing dalam suatu keadaan. Menurut Wolfman

(1992:10) makna peran sendiri dapat dijalankan lewat beberapa cara yaitu:

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Penjelasan historis menyebutkan, konsep peran semula dipinjam dari

kalangan drama atau teater yang hidup subur pada zaman Yunani kuno

atau Romawi. Dalam arti ini, peran menunjuk pada karakterisasi yang

disandang untuk dibawakan seorang aktor dalam sebuah pentas drama.

b. Penjelasan peran yang merujuk pada konotasi ilmu sosial, yaitu peran

sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu

posisi dalam struktur sosial.

c. Penjelasan lebih operasional, menyebutkan bahwa peran seorang aktor

adalah suatu batasan yang dirancang oleh aktor lain, yang kebetulan sama-

sama berada dalam satu penampilan.

Menurut Suhardono (1994:15) peran dapat diartikan sebagai seperangkat

patokan, yang membatasi apa perilaku yang mesti dilakukan oleh seseorang yang

menduduki suatu posisi. Dengan peran tersebut, sang pelaku baik individu

maupun organisasi akan berperilaku sesuai harapan orang atau lingkungannya.

Peran juga diartikan sebagai tuntutan yang diberikan secara struktural (norma-

norma, harapan, tabu, tanggung jawab dan lainnya).

Adapun pembagian peran menurut Soekanto (2001:242) peran dibagi

menjadi 3 yaitu sebagai berikut:

a. Peran aktif

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peran aktif adalah peran yang diberikan oleh anggota kelompok karena

kedudukannnya di dalam kelompok sebagai aktivitas kelompok, seperti

pengurus, pejabat dan lain sebagainya.

b. Peran Partisipasif

Peran partisipasif adalah peran yang diberikan oleh anggota kelompok

kepada kelompoknya yang memberikan sumbangan yang sangat berguna

bagi kelompok itu sendiri.

c. Peran Pasif

Peran pasif adalah sumbangan anggota kelompok yang bersifat pasif, di

mana anggota kelompok menahan diriagar memberikan kesempatan

kepada fungsi-fungsi lain dalam kelompok sehingga berjalan baik.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian peran adalah

suatu tindakan yang membatasi seseorang maupun suatu organisasi untuk

melakukan suatu kegiatan berdasarkan tujuan dan ketentuan yang telah disepakati

bersama agar dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Maka peran perempuan

menjadi penting dalam pembangunan untuk mendukung kemajuan bangsa melalui

bidang kerja masing-masing.

Perempuan memiliki banyak peran baik di lingkungan sosial, ekonomi

maupun keluarga. Peran-peran perempuan umumnya tidak terlepas dari konstruksi

sosial. Walaupun saat ini telah banyak perempuan yang mengambil peran di luar

rumah, namun konstruksi sosial masyarakat masih melekatkan peran utama

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perempuan di wilayah domestik yakni menjalankan peran reproduksi. Oleh karena

itu, meskipun perempuan mengambil peran produksi (menghasilkan nilai

ekonomi) dan bekerja di luar ranah domestik, namun perempuan tetap tidak

meninggalkan perannya dalam menjalankan pekerjaan mereka sebagai ibu rumah

tangga yang mengurus anak dan keluarga (Wahyuni, Jurnal 2017).

Pandangan Mahatma Gandhi tentang peran perempuan bahwa kaum

perempuan menderita dalam tingkat yang paling puncak yakni memperlihatkan

ketabahan ketika dia mengandung bayi, memberi makanan selama 9 bulan dalam

kandungan dan melahirkan, tetapi perempuan memperoleh kebahagiaan dalam

penderitaan itu yang menjadi kodratnya. Dan dia akan menempati posisinya yang

terhormat di samping kaum pria sebagai ibunya. Ketulusan kaum perempuan akan

mengajarkan seni perdamaian bagi dunia yang berperang (Gandhi, 2002:51).

Penelitian relevan pertama tentang peran perempuan (wanita) pernah

dilakukan oleh Indah Aswiyati “Peran Wanita dalam Menunjang Perekonomian

Rumah Tangga Keluarga Petani Tradisional untuk Penanggulangan Kemiskinan

di Desa Kuwil Kecamatan Kalawat” dalam penelitian ini menemukan bahwa

peran wanita (perempuan) sebagai isteri-ibu rumah tangga relatif kuat, karena istri

petani dominan dalam mengambil keputusan sendiri dalam memenuhi kebutuhan

ekonomi dan sosial bagi keluarganya. Demikian pula untuk beban kerja dalam

rumah tangga, yakni tugas domestik juga besar. Penelitian relevan kedua

dilakukan oleh Yekti Wahyuni “Peran Produksi, Reproduksi dan Sosial

Kemasyarakatan Perempuan Pengolah Kerang Hijau di Muara Angke” dalam

penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi kasus. Penelitian ini

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menemukan bahwa perempuan nelayan memiliki peran penting baik dalam kerja

produksi, reproduksi maupun sosial kemasyarakatan. Perempuan memiliki

kontribusi besar bagi pendapatan keluarga (Jurnal Perempuan. Perempuan

Nelayan. Vol. 22, No 4, November 2017).

2.3 Perempuan Adonara

Adonara adalah sebuah pulau di ujung timur Flores, NTT. Tesis ini akan

menggambarkan citra dan peran perempuan Adonara yang tercermin dalam puisi-

puisi karya Bara Pattyrdaja. Adonara yang dihadapkan dengan kondisi ril

masyarakatnya di mana rekonstruksi budayanya yang luar biasa berpengaruh,

telah menempatkan sebagian komponen masyarakatnya di sisi-sisi yang cukup

memprihatinkan. Persoalan ini tidak terlepas dari masalah perempuan. Peneliti

menarik benang merah antara puisi-puisi Bara Pattyradja dengan perjuangan

kaum perempuan Adonara untuk mencapai kehidupan yang lebih baik melalui

sebuah organisasi yang menjadi salah satu referensi penelitian tentang perempuan

Adonara. Organisasi perempuan ini sudah dikenal di tingkat nasional yakni

PEKKA (Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga).

PEKKA adalah lembaga yang sejak 2002 mendampingi perempuan kepala

keluarga untuk berdaya dan menempatkan perempuan dalam konteks kesejatian

manusia dengan hak-hak dan kewajibannya. Mengangkat wacana identitas

perempuan “janda atau lajang” sebagai teladan dan warga negara sejajar dengan

warna negara manapun. Perempuan kepala keluarga dalam PEKKA adalah

perempuan janda yang ditinggal mati suami atau cerai yang harus menanggung

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kehidupan anak dan keluarganya. Termasuk perempuan yang ditinggal suami

pergi merantau atau poligami atau perempuan lajang yang mempunyai

tanggungan di keluarga. Para perempuan tersebut dalam komunitas kemudian

diberdayakan, diorganisir oleh PEKKA (wartafeminis.com dalam Review film:

Ola Sina Inawae, Perempuan Berjalan Tanpa Batas Sambil Membuat Jalan).

Sekelompok masyarakat yang saat ini cukup berpengaruh dalam persoalan

rekonstruksi budaya tersebut adalah perempuan dalam kapasitasnya sebagai

anggota masyarakat yang sebenarnya memiliki kedudukan yang sama dengan

kelompok manusia yang lain yakni kaum laki-laki. Bagi orang Adonara,

Perempuan dapat di golongkan dalam kelompok kelas dua. Perjuangan itu lahir

dari kesadaran setiap individu. Berbicara tentang perjuangan bagi segenap kaum

perempuan Adonara mungkin saja bukanlah hal yang sangat luar biasa, juga

bukan merupakan sebuah tanggung jawab, atau juga bukan merupakan hak, tapi

perjuangan itu lebih cendrung bukan menjadi milik seorang perempuan tetapi

lebih pada representasi dari julukan untuk kaum lelaki dalam mempertahankan

hidup dan keturunannya untuk mengisi bumi Adonara. Ketika isu Gender di

kampanyekan di mana-mana, orang lalu mulai berpikir mungkin ini saatnya

semua perempuan harus lebih berkomitmen untuk mengupayakan adanya

kesetaraan yang tentunya akan berdampak pada perubahan tatanan kehidupan

yang lebih mengedepankan rasa hormat dan penghargaan terhadap setiap

komponen masyarakat terutama perempuan yang dalam konstruksi budaya masih

di kelas dua. Tetapi banyak perempuan yang belum menyadari hal ini, dan kondisi

inilah yang terjadi di Adonara.

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ketika dihadapkan dengan persoalan kesetaraan gender, maka beralihlah

persoalan sebagai bagian dari benturan budaya yang kemudian menimbulkan

asumsi perjuangan untuk mencapai kesetaraan gender lebih cenderung

menempatkan perempuan di atas segalanya dan pada akhirnya kemudian hanya di

anggap sebagai bagian dari kesombongan orang-orang yang masih mencari

popularitas. Kondisi ini jelas sangat memprihatinkan, dan bahkan kalau di biarkan

akan semakin membias menuju ke sebuah kondisi perlawanan. Untuk itu harus

ada sebuah bangunan kesadaran akan pentingnya upaya pengembangan diri

menuju manusia yang berintelek dan berkepribadian menuju suatu tatanan

masyarakat yang sejahtera. Perjuangan harus lahir dari kesadaran utuh sebagai

manusia yang memiliki hak untuk hidup yang sama, kesadaran akan keberadaan

sebagai aktor dari kehidupan bermasyarakat dan kesadaran akan

nilai yang mengharuskan semua komponen masyarakat itu satu dan sama dalam

pendistribusian peran dalam kehidupan bermasyarakat.

Mengenal Perempuan-Perempuan Adonara sebagian mereka bukan

kelompok masyarakat intelektual yang sedang mengencam pendidikan tinggi,

yang sedang menggeluti dunia kerja atau yang sedikit memahami makna dari

sebuah perjuangan dan cita-cita. Gambaran Perempuan Adonara lebih pada

sebuah permenungan panjang akan keberadaannya sebagai generasi penerus

bangsa, terlepas dari kapasitasnya. Perempuan Adonara dalam pemahaman

singkat budaya Lamaholot adalah sekelompok orang yang berkumpul dalam suatu

komunitas yang di namakan masyarakat Adonara dengan pola hidupnya bersandar

pada konstruksi budaya yang begitu kental dengan kebiasaan yang sangat sulit

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

untuk di tinggalkan. Adanya hegemoni terhadap perempuan Adonara dan

sebagian perempuan Indonesia menunjukkan masih kentalnya budaya patriarkat.

Perempuan-Perempuan Adonara adalah mereka yang lahir dari lingkungan

budaya Lamaholot, kemudian tumbuh dan berkembang memenuhi seluruh jagat

Adonara dengan jumlah yang lebih besar di bandingkan dengan jumlah laki-laki.

Perempuan Adonara juga lahir dengan berbagai karakteristik yang unik tetapi

kemudian berbenturan dengan persoalan adat istiadat yang kemudian

mengungkung mereka dalam suatu garis keterbatasan dan kehilangan keberanian

untuk lebih banyak berbicara ketimbang laki-laki. Nilai-nilai perempuan sebagai

manusia harus hilang karena tekanan kondisi budaya patriarkat. Sebenarnya

konstruksi budaya yang kental di Adonara bukanlah menjadi penghalang buat kita

kaum perempuan sekalian untuk meninggalkan hakekat keberadaan kita sebagai

generasi penerus panji perjuangan bangsa.

Lebih daripada itu, kunkungan adat ini harus menjadi refleksi perjuangan

perempuan untuk membuktikan kepada dunia bahwa ada sebagian penghargaan

yang luar biasa besarnya yang di berikan oleh leluhur melalui adat dan kebiasaan.

Diharapkan akan menjunjung tinggi tanpa melupakan semangat dan sebuah nilai

perjuangan melalui pendidikan dan pengembangan diri selanjutnya

implementasinya di masyarakat. Masyarakat Adonara harus mendukung agar

perempuan siap berjuang dengan caranya dan tidak akan meninggalkan nilai-nilai

budaya yang telah di tinggalkan oleh leluhur mereka. Kondisi ini menunjukan

bagaimana mental sebagai perempuan siap untuk menjadi agen pembangunan

yang mendukung Adonara melahirkan keberhasilan.

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Demikianlah menjadi sebuah seruan moril bahwa gerakan perempuan harus

di bangun di atas kesadaran sebagai sesama komponen masyarakat Adonara, juga

di atas keyakinan akan masa depan generasi yang lahir dari rahim perempuan

yang akan memenuhi tanah Adonara. Harus juga di renungkan bersama bahwa

gerakan feminis di timur bukan merupakan sebuah gerakan perlawanan yang

radikal tetapi lebih dari sebuah kesadaran utuh sebagai ibu dari sekian generasi

yang akan hadir di kemudian hari nanti. Ini sebuah jawaban atas realitas yang

menuntut kita untuk lebih banyak melihat tantangan zaman tanpa harus

melupakan dimana kita di lahirkan dan dibesarkan. Soekarno menyatakan

Perempuan adalah pencipta peradaban hendaknya tetap di pegang teguh dalam

setiap langkah perjuangan Perempuan juga diibaratkan tiang negeri yang

menyokong peradaban bangsa dan keberlangsungan hidup.

(http://adonarakita.blogspot.co.id/2008/01/perempuan-adonara-harus

ikut.berjuang.html)

2.4 Puisi – Puisi Bara Pattyradja

Penulis Bara Pattyradja, merupakan putra asli Adonara seorang pendidik

(Guru Agama Islam) yang bergelut di bidang sastra khususnya puisi sudah

melewati satu dekade yakni 12 tahun menulis puisi. Ia penyair muda yang

menolak mainstream di jagad puisi tanah air, lebih tepatnya kehadiran puisi-puisi

Bara Pattyradja memiliki karakter sendiri sehingga tidak sulit untuk menerima

kehadiran sastrawan-sastrawan muda saat ini tidak saja untuk konteks nusa

tenggara timur tanah kelahiran Bara Pattyradja. Sebagai penyair terhitung sejak

2005-2017, Bara Pattyradja telah menerbitkan empat buku kumpulan puisinya

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berjudul Bermula Rahim Cinta, Republik Iblis, Samudera Cinta Ikan Paus dan

Pacar Gelap Puisi. Dalam penelitian tesis ini, peneliti mengambil dua buku

kumpulan puisi Bara Pattyradja terbitan tahun 2013 (Samudera Cinta Ikan Paus)

dan 2016 (Pacar Gelap Puisi).

Puisi Bara Pattyradja tidak saja memainkan daya rasa tapi juga mengasah

daya nalar. Inilah kekhasan puisi Bara Pattyradja, yang membuat pembaca dan

penggemar puisinya tidak saja dari kalangan yang tahu akan sastra dan seni, tapi

juga meluas keluar pada kalangan yang lebih membutuhkan bacaan yang

mengasah nalar. Inilah tugas penyair. Dalam buku puisi “Samudera Cinta Ikan

Paus” peneliti mengambil empat puisi sebagai data primer, puisi-puisi tersebut

antara lain berjudul; Adonara Sebuah Prolog, Adonara Tanah Mahar Gading,

Samudera Cinta Ikan Paus, Di Bawah Kibaran Rok Payungmu. Sedangkan dalam

buku puisi “Pacar Gelap Puisi” peneliti mengambil tiga puisi antara lain; Siti,

Barek, Tuto.

Menarik pada buku puisi keempat, masyarakat yang awam puisi tentu sangat

terbantu dengan penjelasan Dr. Paul Budi Kleden, SVD di Kata Pengantar buku

ini. Dikatakan : “Seorang penyair yang baik adalah seorang cendekiawan, yang

tidak hanya menyajikan sesuatu yang membawa orang hanyut dalam perasaan

sendiri, tetapi juga mendesak pikiran untuk tercenung dan merenung. Kata penyair

menjadi bernyawa saat orang menemukan di dalamnya keindahan cita rasa dan

refleksi intelektual”. Menurut Dr. Paul Budi Kleden, SVD, sebagaimana yang

ditulis dalam kata pengantar buku ini, akal memang telah berjasa untuk

membongkar banyak kegelapan yang memenjarakan manusia dalam kekerdilan

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kemiskinan dan kebodohan, tetapi akal yang demikian tajam tidak sanggup

mengurai pengalaman dasar manusia seperti cinta.

Jacques Derrida (dalam Yapi, 2015:9) mengungkapkan bahwa puisi

bukanlah sastra, melainkan sebuah jenis tulisan yang khas, yang bahkan

melampaui apa yang lazim dikenal sebagai ‘sastra’. Di dalam ruang puisilah

kontradiksi, ambiugitas, simetri dan asimetri dapat dimainkan serta dioptimalkan

tanpa merusak bentuk. Puisi Bara Pattyradja telah secara intens membangun

silaturahmi literer dari suatu keadaan yang membeku dan membantu yang butuh

suatu rekonsiliasi. Dari dua buku puisi Bara pattyradja yang menjadi bahan kajian

tesis ini terdapat tujuh puisi yang menyentuh soal keperempuanan. Isu-isu

perempuan di pulau Adonara tentang peran domestik, sosial budaya, kesetaraan

gender. Semua itu disajikan dalam bahasa puisi yang sublim, kuat dan padat

makna. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti puisi-puisi Bara Pattyradja

lebih dalam untuk menemukan makna yang tercermin puisi-puisi tersebut

(Kleden, 2016).

Melalui pendekatan psycho-feminism, peneliti ingin menelaah dan menarik

benang merah terhadap citra perempuan Adonara yang terjadi dalam keseharian

hidup dan aktivitas mereka. Psikologi perempuan dapat memberi gambaran

bagaimana karakter seorang perempuan terhadap eksistensinya baik di wilayah

privat maupun publik. Psikologi berbicara tentang kondisi mental dan keadaan

jiwa perempuan dalam ruang lingkup budaya lokal Adonara dan Feminism

berbicara tentang peran perempuan Adonara yang bersentuhan dengan budaya

patriarki. Semuanya tergambar dalam tujuh puisi karya Bara Pattyradja.

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Menurut Junus Melalatoa (2003), Puisi tidak hanya menjadi sekedar “wahana”

penyaji fakta-fakta empiris. Puisi menjadi “jendela dan pelita” bagi diri sendiri

(the Self) untuk mengenali yang lain (the Others). Puisi menjadi “penggugah”

nurani untuk menghayati suka-duka dan jerih-payah beragam insan dalam

mengarungi kehidupan. Sesungguhnya, dalam hal yang sangat lokal tersembunyi

benang merah yang bercabang pada berbagai peristiwa besar dalam skala

nasional, regional bahkan global. Apa yang dikemukan Junus tampak tersirat

dalam karya puis-puisi Bara Pattyradja.

Menurut Budi Kleden (2016), ada pertanyaan filosofis yang patut diajukan

kemudian apakah puisi sanggup bertahan hidup sebatangkara di tengah

membeludaknya gelombang kebudayaan pop yang artifisial, mengabaikan

"kedalaman" dan menghambahnya kepada kepentingan industrialisasi serta kuasa

kapital. Sanggupkah puisi hidup berdampingan lebih elegan dengan kebudayaan

global yang konsumeristik, hedonik, manipulatif, rasionalistik. Nilai lebih dari

buku ini, ketika menyinggung soal eksistensi perempuan di Adonara dengan latar

budaya yang kuat seperti tercermin dalam sepuluh puisi. Dalam kacamata sebagai

pengamat, puisi ini dilukiskan sebagai interupsi ingatan akan dimensi gelap

eksistensi manusia.

Penelitian mengenai puisi-puisi citra perempuan karya Bara Pattyradja

relevan dengan sebuah penelitian terdahulu yang menggunakan sudut pandang

sastra feminis berjudul “Identitas Perempuan Bali dalam Kumpulan Puisi

Perempuan Bali Karya Oka Rusmini; Analisis Kritik Sastra Feminis” yang ditulis

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

oleh Sayuti, Suminto (2013). Hasil penelitiannya secara umum, eksistensi,

karakteristik, dan problematik yang dialami perempuan Bali terhadap identitas

pribadi maupun sosialnya dalam kumpulan puisi Warna Kita ini mencerminkan

bahwa mereka masih dianggap sebagai warga kelas dua. Pertama, perempuan

dalam masyarakat ini senantiasa diarahkan untuk menjadi subjek yang sadar akan

identitas seksual dan gendernya, sehingga mereka tampak termarginalkan,

tersubordinasi, dan distereotipkan sebagai yang insan yang lemah dan irasional.

Kedua, penyair menggunakan ideologi feminisme liberal, feminisme eksistensial,

dan feminisme postmodern. Adapun ideologi feminisme yang paling banyak

digunakan penyair dalam kumpulan puisi Warna Kita ini adalah ideologi

feminisme liberal. Hal ini dikarenakan penyair ingin memperbaiki kualitas hidup

perempuan Bali untuk mencapai kebebasan, kesetaraan, dan keadilan. Ketiga,

unsur-unsur puitik yang digunakan penyair untuk mengambarkan identitas

perempuan Bali dalam kumpulan puisi Warna Kita ini berupa diksi, bahasa kias,

citraan, dan sarana retorika.

Dalam penelitian tersebut, Sayuti lebih menekankan soal identitas perempuan

Bali, sedangkan Bara Pattyradja lebih memfokuskan pada eksistensi dan peran

perempuan Adonara. Beauvoir (2003), mendefenisikan istilah identitas

perempuan dengan istilah “karakter” perempuan yang dilandasi oleh situasi

pembentukannya. Menurutnya, identitas yang melekat pada perempuan bukanlah

suatu keadaan yang dilandasi oleh hormon atau kodratnya di dalam struktur otak

kefeminisan, melainkan hal yang dilandasi oleh situasi dan kondisi masyarakat.

Kodrat perempuan harus taat, sebab mereka tidak memiliki pegangan, bahkan

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam pikiran atas realitas di sekitarnya. Berbeda dengan Nawal El Saadawi,

seorang tokoh feminis dari Mesir berpendapat bahwa keadaan dan persoalan kaum

perempuan dalam masyarakat manusia kontemporer lahir dari perkembangan

sejarah uang yang membuat suatu kelas menguasai kelas lain dan laki-laki

menguasi perempuan. Mereka adalah produk kelas dan seks (El Saadawi, 2001).

2. 5 Pendekatan Psycho-Feminism

Dalam mengkaji sebuah karya sastra, suatu kajian tidak dapat melepaskan

diri dari cara pandang yang bersifat parsial, maka ketika mengkaji karya sastra,

seringkali seseorang akan memfokuskan perhatiaannya hanya kepada aspek-aspek

tertentu dari karya sastra. Aspek-aspek tertentu itu misalnya berkenaan dengan

persoalan estetika, moralitas, psikologi, masyarakat, beserta dengan aspek-

aspeknya yang lebih rinci lagi, dan sebagainya. Hal itu sendiri, memang bersifat

multidimensional.

Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan feminisme yakni, melalui kritik

sastra feminis. Menurut Djajanegara (2000:15), Pendekatan feminisme ialah salah

satu kajian sastra yang mendasarkan pada pandangan feminisme yang

menginginkan adanya keadilan dalam memandang eksistensi perempuan, baik

sebagai penulis maupun dalam karya sastra. Sasaran penting dalam analisis

feminis menurut Suwardi Endaswara (2008: 146) adalah sedapat mungkin

berhubungan dengan: (1) mengungkap karya-karya penulis wanita masa lalu dan

masa kini; (2) mengungkap berbagai tekanan pada tokoh wanita dalam karya

sastra yang ditulis oleh pengarang pria; (3) mengungkap ideologi pengarang

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

wanita dan pria, bagaimana mereka memandang diri sendiri dalam kehidupan

nyata; (4) mengkaji aspek ginokritik, memahami proses kreatif kaum feminis; dan

(5) mengungkap aspek psikoanalisa feminis, mengapa wanita lebih suka hal yang

halus, emosional, penuh kasih dan lain sebagainya.

Analisis novel dan puisi dengan kritik sastra feminis berhubungan dengan

konsep membaca sebagai perempuan, karena selama ini seolah-olah karya sastra

hanya ditujukan kepada pembaca laki-laki, dengan kritik ini muncullah

pembaharuan adanya pengakuan akan adanya pembaca perempuan. Hal ini dapat

dikatakan untuk mengurangi prasangka gender dalam sastra. Kritik sastra feminis

menurut Sholwalter (dalam Sugihastuti dan Suharto, 2007) menyatakan bahwa

dalam ilmu sastra, feminisme ini berhubungan dengan konsep kritik sastra

feminis, yaitu studi sastra yang mengarahkan fokus analisisnya pada perempuan.

Jika selama ini dianggap dengan sendirinya bahwa yang mewakili pembaca dan

pencipta dalam sastra barat ialah laki-laki, kritik sastra feminis menunjukkan

bahwa perempuan membawa persepsi dan harapan ke dalam pengalaman

sastranya.

Melihat sejarah gerakan feminisme lahir di awal abad ke-20. Salah satu tokoh

dalam sastra feminisme adalah Virginia Woolf, seorang penulis dan novelis

berkebangsaan Inggris. Hampir semua karyanya menggambarkan bagaimana

kehidupan perempuan yang tertekan. Kemudian Paham Feminisme mengalami

perkembangan yang pesat pada tahun 1960-an yaitu sebagai salah satu aspek teori

kebudayaan kontemporer dengan model analisis yang mencakup bidang sosial,

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

politik, dan ekonomi. Pendekatan feminisme dalam kajian sastra sering dikenal

dengan kritik sastra feminisme. Dari berbagai kajian kritik sastra feminis selalu

menarik benang merah tentang posisi perempuan yang sejatinya. Menjadi

perempuan bukan fakta natural, tapi hasil dari proses panjang sejarah, produk

peradaban, yang akhirnya mendefiniskan dan membentuk perempuan sedemikian

rupa. Sejak usia dini, anak perempuan memiliki ciri atau tanda untuk

membedakannya dengan lelaki, dari sini ia berproses menjadi perempuan. Fakta

biologis yang membedakan perempuan dengan lelaki tidak signifikan

memposisikan perempuan secara sosial. Kodrat perempuan itu mengalami haid,

mengandung, melahirkan dan menyusui, namun jauh lebih penting adalah melihat

konteks sosial yang membentuknya. Kondisi feminim merupakan hasil konstruksi

atau bentukan.

Ahli teori lain dari Perancis, Simone De Beauvoir adalah perempuan yang

menjadi salah satu pelopor yang menggagas pemikiran mengenai pandangan-

pandangan feminisme modern di abad 20. Bagi Beauvoir, pemikiran yang

dilontarkan tak bisa dilepaskan dari kondisi Eropa pada masanya. Saat itu, kodrat

ataupun jati diri perempuan dianggap sebagai sosok yang tak lebih dari stereotip

atau label negatif. Selain itu, kondisi perempuan di masa Perang Dunia II lebih

banyak terbelenggu dalam kecacatan eksistensi perempuan. Beauvoir menjelaskan

juga mengenai bagaimana sejarah yang selama ini banyak mengungkung

perempuan. De Beauvoir dalam buku Second Sex (2003:116) menyatakan bahwa

“Perempuan adalah indung telur (ovary)”. Pernyataan ini berdasarkan fakta

biologis yang bertujuan untuk mengokohkan posisi bagaimana perempuan

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sebenarnya “didefinisikan”. Perempuan berbeda dengan lelaki secara biologis

tidak bisa dibantah, namun pengesampingan atas posisi sosial perempuan bersifat

konstruktif, atau dengan kata lain diberikan dan dibentuk oleh struktur sosial

tertentu. Jadi sebenarnya perempuan itu “diperempuankan”.

Menurut pemikiran Beauvoir (2003:81), sejarah telah berlaku tidak adil bagi

kaum perempuan. Secara khusus laki-laki telah memperdayakan dan

memanfaatkan kelemahan perempuan untuk menguasai mereka.

Ketidakberdayaan perempuan menyebabkan kehancurannya karena laki-laki

memandang perempuan dalam perspektif rencananya bagi kesuburan dan

ekspansi. Kesuburan perempuan dalam meneruskan keturunan bagi laki-laki

merupakan tujuan utama bagi laki-laki untuk menjadikannya sebagai alat.

Perempuan dijadikan sebagai pemuas seks semata bagi kaum laki-laki. Fungsi

perempuan hanya melayani kebutuhan laki-laki. Maka kesuksesan seseorang itu

pada zaman dulu dilihat seberapa banyak istrinya. Para raja juga memiliki banyak

istri untuk memenuhi kepuasan birahi mereka dan karena itu perempuan tetap

dianggap sebagai alat bagi laki-laki. Perempuan menjadi sekedar fungsi bagi laki-

laki. Dalam hal mereka lupa bahwa laki-laki tidak dapat hidup tanpa perempuan.

Feminis menurut Nyoman Kutha Ratna (2005: 226) berasal dari kata femme

yang berarti perempuan. Sugihastuti (2002:18) berpendapat bahwa feminisme

adalah gerakan persamaan antara laki-laki dan perempuan di segala bidang baik

politik, ekonomi, pendidikan, sosial dan kegiatan terorganisasi yang

mempertahankan hak-hak serta kepentingan perempuan. Sugihastuti (2002: 140)

mengungkapkan bahwa kritik sastra feminis adalah sebuah kritik sastra yang

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memandang sastra dengan kesadaran khusus akan adanya jenis kelamin yang

banyak berhubungan dengan budaya, sastra, dan kehidupan manusia. Kesadaran

akan penindasan dan pemerasan terhadap perempuan dalam masyarakat, baik di

tempat kerja dan rumah tangga. Feminisme berbeda dengan emansipasi, Sofia dan

Sugihastuti (dalam Sugihastuti dan Itsna Hadi Saptiawan, 2007: 95) menjelaskan

bahwa emansipasi lebih menekankan pada partisipasi perempuan dalam

pembangunan tanpa mempersoalkan hak serta kepentingan mereka yang dinilai

tidak adil, sedangkan feminisme memandang perempuan memiliki aktivitas dan

inisiatif sendiri untuk mempergunakan hak dan kepentingannya.

Ritzer (dalam Ratna, 2005: 231) feminis termasuk teori sosial kritis, teori

yang melibatkan diri dalam persoalan pokok dalam konteks sosial, politik,

ekonomi, dan sejarah, yang sedang dihadapi oleh kelompok-kelompok yang

berada dalam kondisi tertindas. Dalam pandangan studi kultural, ada lima politik

budaya feminis, yaitu a) feminis liberal, memberikan intensitas pada persamaan

hak, baik dalam pekerjaan maupun pendidikan, b) feminis radikal, berpusat pada

akar permasalahan yang menyebabkan kaum perempuan tertindas, yaitu seks dan

gender, c) feminis sosialis dan Marxis, yang pertama memberikan intensitas pada

gender, sedangkan yang kedua pada kelas, d) feminis postmodernis, gender dan

ras tidak memiliki makna yang tetap, sehingga seolah-olah secara alamiah tidak

ada laki-laki dan perempuan, dan e) feminis kulit hitam dan non Barat dengan

intensitas pada ras dan kolonialisme (Ratna, 2005:228).

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Di Indonesia, Yayasan Jurnal Perempuan terus bersuara dari waktu ke waktu

tentang berbagai isu feminisme. Salah satu isu yang cukup penting yakni,

menampilkan isu “Perempuan Lokal”. Mereka adalah perempuan-perempuan

yang kaya dengan dinamika hidup, berbagai persoalan dan ketangguhan dalam

menghadapinya. Tapi mereka sering dilupakan orang karena keberadaannya jauh

dari sentra-sentra kekuasaan di pusat, keterbatasan mereka menjangkau akses-

akses informasi dan teknologi, dan hidup di luar hiruk-pikuk para politisi,

selebritis, pemilik modal dan para pengambil keputusan tingkat negara (Aravia,

2001). Peneliti menarik benang merah dengan penelitian ini, melalui puis-puisi

Bara Pattyradja, penulis mewakili para perempuan Adonara untuk bersuara di

tengah gejolak politik yang rumit, kondisi ekonomi yang tidak stabil. Potret miris

perempuan-perempuan Adonara sebagai kepala keluarga yang berperan ganda

untuk bertanggung jawab memikul beban keluarga ketika para suami pergi

merantau, itulah wujud kearifan lokal. Mereka bekerja dan bergaul dengan alam

sebagai sumber pencaharian, perempuan Adonara berjuang pantang menyerah.

Proses penelitian ini mendeskripsikan tentang citra dan peran perempuan

Adonara dalam setiap syair puisi-puisi karya Bara pattyradja. Peneliti

menggunakan pendekatan psycho-feminism untuk menggambarkan hubungan

keduanya. Pendekatan psycho-feminism melalui kritik sastra yang lahir sebagai

respon atas berkembangnya feminisme di berbagai penjuru dunia. Kritik sastra

feminis merupakan aliran baru dalam sosiologi sastra. Lahirnya bersamaan

dengan kesadaran perempuan akan haknya. Inti tujuan feminisme adalah

meningkatkan kedudukan dan derajat perempuan agar sama atau sejajar dengan

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kedudukan serta derajat laki-laki. Perjuangan serta usaha feminisme untuk

mencapai tujuan ini mencakup berbagai cara. Salah satu caranya adalah

memperoleh hak danpeluang yang sama dengan yang dimiliki laki-laki. Berkaitan

dengan itu, maka munculah istilah equal right's movement atau gerakan

persamaan hak. Cara ini sering dinamakan women's liberation movement,

disingkat women's lib atau women's emancipation movement, yaitu gerakan

pembebasan wanita (Saraswati, 2003: 156).

2.6 Perspektif Sosial Budaya

Menurut A. Teeuw (2003), untuk dapat memberikan makna sepenuhnya

kepada sebuah sajak, analisis tidak dapat dilepaskan dari latar belakang

kemasyarakatan dan budanyanya. Karya sastra itu mencerminkan masyarakatnya

dan secara tidak terhindarkan dipersiapkan oleh keadaan masyarakat dan

kekuatan-kekuatan pada zamannya. Hal ini mengingat bahwa sastrawan itu adalah

anggota masyarakat, maka ia tidak dapat lepas darinya. Latar sosial budaya itu

terwujud dalam karakter tokoh-tokoh yang dikemukakan, sistem kemasyarakatan,

adat-istiadat, pandangan masyarakat, kesenian, dan benda-benda kebudayaan yang

terungkap dalam karya sastra.

Dalam penelitian ini, ditemukan adanya hubungan sosial budaya yang

tercermin dalam 2 puisi karya Bara Pattyradja. Puisi berjudul Adonara Tanah

Mahar Gading dan Samudera Cinta Ikan Paus sangat kental dengan nilai-nilai

sosial budaya masyarakat Adonara. Bara Pattyrdja menggambarkan kondisi

kehidupan perempuan Adonara dalam kedudukannya yang dihargai dengan mahar

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

gading dalam adat perkawinan. Dalam puisi Samudera Cinta Ikan Paus,

perempuan memegang peranan penting dalam hasil perburuan ikan paus, bukan

sebagai pemburu di laut tetapi sebagai kunci keberhasilan mendoakan agar usaha

suami berhasil dalam proses penangkapan ikan paus.

2.7 Kerangka Berpikir

Melalui pendekatan psycho-feminism, peneliti ingin menelaah dan menarik

benang merah terhadap citra dan peran perempuan Adonara yang terjadi dalam

keseharian hidup dan aktivitas mereka. Kondisi psikologis perempuan dapat

memberi gambaran bagaimana karakter seorang perempuan terhadap

eksistensinya baik di wilayah privat maupun publik. Psikologi berbicara tentang

kondisi mental dan keadaan jiwa perempuan dalam ruang lingkup budaya lokal

Adonara dan feminisme berbicara tentang peran perempuan Adonara yang

bersentuhan dengan budaya patriarkat. Semuanya tergambar dalam tujuh puisi

karya Bara Pattyradja.

Menurut Junus Melalatoa (2003), puisi tidak hanya menjadi sekedar

“wahana” penyaji fakta-fakta empiris. Puisi menjadi “jendela dan pelita” bagi diri

sendiri (the Self) untuk mengenali yang lain (the Others). Puisi menjadi

“penggugah” nurani untuk menghayati suka-duka dan jerih-payah beragam insan

dalam mengarungi kehidupan. Sesungguhnya, dalam hal yang sangat lokal

tersembunyi benang merah yang bercabang pada berbagai peristiwa besar dalam

skala nasional, regional bahkan global. Apa yang dikemukan Junus tampak

tersirat dalam karya puis-puisi Bara Pattyradja.

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Citra dan Peran Perempuan Adonara


Dalam Kumpulan Puisi Bara Pattyradja

Pendekatan
Psycho-Feminism

Citra Perempuan Peran Perempuan


Adonara Adonara

Elainer Showalter
Citra Positif Citra Negatif Peran Publik Peran Domestik

Kasihsayang Menjadi tulang Berdagang di pasar, Berkebun/bertani,


Ketangguhan punggung keluarga produksi kain tenun, fokus mengurus
Keberanian karena adanya dan menjadi guru rumah tangga dan
Kesetiaan hegemoni budaya mengajar di sekolah mengatur konsumsi
Ketabahan BAB III
patriarkat dalam setiap acara adat
Kelembutan struktur sosial

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bagian metode penelitian ini meliputi (a) jenis penelitian, (b) sumber data dan

data penelitian. (c) metode dan teknik pengumpulan data, (d) instrument

penelitian, (e) metode dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Ada beberapa

defenisi mengenai penelitian kualitatif:

1. Bogdan dan Taylor (1975:5), mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang- dan perilaku yang dapat diamati; pendekatan

ini diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh). Jadi tidak

boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau

hipotesis tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari keutuhan.

2. Klirk dan Miller (1986:9) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah

tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara utuh

fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya

sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut.

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Max Weber dan Imamnuel Kant (Moleong, 1989:10) menyatakan bahwa

landasan berpikir metode kualitatif adalah sebuah paradigma positivisme.

Objek penelitian bukan gejala sosial sebagai bentuk substantive,

melainkan makna-makna yang terkandung di balik tindakan, yang justru

mendorong timbulnya gejala sosial tersebut. Penelitian kualitatif

mempertahankan hakikat nilai-nilai. Dalam ilmu sosial sumber datanya

adalah masyarakat, data penelitiannya adalah tindakan-tindakan.

Sedangkan dalam ilmu sastra sumbernya adalah karya, naskah, data

penelitiannya, sebagai data formal adalah kata-kata, kalimat, dan wacana.

4. Moleong (2006:6) bahwa kualitatif sebagai suatu jenis penelitian yang

dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek

penelitian secara holistik; dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-

kata dan bahasa; pada suatu konteks khusus yang alamiah; serta

memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Sedangkan deskriptif yaitu berupa

kata-kata secara tertulis yang dihasilkan dari sebuah data yang didapatkan.

Peneliti menggunakan kata-kata atau kalimat dalam struktur yang logika dan

pemahaman yang mendalam (verstehen) untuk menjelaskan konsep-konsep dalam

hubungan satu dengan yang lain (Aminuddin, 1990: 89-90). Konsep-konsep yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah lirik-lirik syair dalam puisi yang

menggambarkan citra perempuan Adonara. Sementara itu, pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah psycho-feminism karena peneliti mengkaji

dan mendeskripsikan citra dan peran perempuan dalam puisi Bara Pattyradja

sebagai manifestasi kebudayaan lokal masyarakat Adonara.

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dengan demikian, penelitian ini tidak dapat menghindari sisi subjektif

peneliti, karena opini, nalar, dan intuisi peneliti sebagai perempuan masuk dalam

proses pendeskripsian tentang citra diri atau peran sosial perempuan Adonara.

Hasil akhir penelitian ini adalah suatu narasi deskriptif yang menyeluruh (holistic)

yang disertai dengan interpretasi dan kajian mendalam mengenai seluruh aspek

kehidupan perempuan sebagai gambaran identitas sosial masyarakat Adonara

yang tersirat dalam puisi-puisi karya Bara Pattyradja.

3.2 Sumber Data dan Data Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data primer dan sumber

data sekunder. Data primer dalam penelitian ini berupa kata-kata sebagai wujud

data yang terdapat dalam 7 puisi karya Bara Pattyradja. Sumber data primer

tersebut diambil dari dua buku yang berjudul “Samudera Cinta Ikan Paus dan

Pacar Gelap Puisi”. Selain itu wawancara penulis sebagai sumber data primer

sekaligus sebagai informan kunci. Tentu, pemilihan sumber data dan informan

kunci menggunakan kriteria ideal dan ditambahkan wawancara lima perempuan

Adonara (Desa Lamahala) sebagai data pendukung yang ditokohkan dalam puisi-

puisi tersebut. Antara lain, Aminah Syamsudin seorang ibu rumah tangga dan

bertani, usianya 45 tahun. Siti Adawiyah seorang ibu rumah tangga dan

berdagang, usianya 42 tahun. Nuraini Usman seorang ibu rumah tangga,usianya

40 tahun. Rita Atanggae seorang guru muda honor perempuan belum menikah,

usianya 35 tahun dan Nona Wahyuni seorang gadis berdagang kain tenun di pasar,

usianya 33 tahun. Semuanya berdomisili di desa Lamahala, Kecamatan Adonara

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Timur. Dan wawancara tambahan dengan seorang tokoh adat setempat yaitu

Bapak Ahmad Malakalu Mantan Kepala Desa Lamahala,usianya 68 tahun.

Sementara itu, data sekunder dalam penelitian ini adalah referensi-referensi

pustaka yang berkaitan dengan topik penelitian ini. Tentu, karakteristik data

sekunder yang dimaksud berupa teori-teori yang relevan, penelitian-penelitian

terdahulu yang relevan, teks puisi dan tradisi kebudayaan masyarakat Adonara.

Sumber data sekunder berupa penggalian kepustakaan melalui buku, jurnal dan

media cetak lainnya yang sesuai dengan kajian penelitian citra dan peran

perempuan atau isu-isu feminisme.

Dalam menentukan informan kunci, terlebih dahulu peneliti membangun

komunikasi dengan Penulis Bara Pattyradja meminta pandangannya tentang isu-

isu perempuan Adonara seperti yang tersirat dalam puisi-puisinya. Peneliti juga

mendapat informasi tambahan dari hasil wawancara dengan lima perempuan

Adonara tentang peran mereka dalam keseharian baik di rumah maupun di luar

rumah. Kemudian sebagai data pendukung, peneliti melakukan sesi wawancara

dengan tokoh adat di desa Lamahala, Adonara. Karena hemat peneliti bahwa

tokoh adat lebih memahami sejarah dan kehidupan sosial perempuan masa lampau

dan masa kini. Semua hasil wawancara dianalisis oleh peneliti terlampir dalam

tabel coding untuk menjawabi citra dan peran perempuan Adonara.

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode merupakan cara kerja dalam memahami obyek yang menjadi sasaran

penelitian. Peneliti dapat memilih salah satu dari berbagai metode yang ada sesuai

tujuan, sifat, objek, sifat ilmu atau teori yang mendukungnya. Dalam penelitian,

objeklah yang menentukan metode yang akan digunakan (Koentjaraningrat,

1997:7-8). Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif karena pertama,

lebih mampu mengungkap realitas ganda, kedua, lebih mengungkap hubungan

wajar antara peneliti dengan responden, dan ketiga, metode kualitatif lebih sensitif

dan adaptif terhadap peran sebagai pengaruh timbal balik (Ismawati, 2012).

Metode pengumpulan data merupakan langkah utama dalam sebuah penelitian

karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

1. Metode observasi

Metode observasi dikenal dengan sebutan metode pengamatan.

Sudaryanto (1988: 3-4) menyebutnya sebagai metode simak. Metode ini

dilakukan peneliti agar dapat memperoleh gambaran utuh dan menyeluruh

tentang konteks citra dan peran dalam kehidupan perempuan Adonara.

Metode ini didukung dengan perekaman data dengan menggunakan

taperecorder dan alat tulis untuk mencatat hal-hal penting yang berkaitan

dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan camera

handphone untuk memotret aktivitas perempuan Adonara di desa

Lamahala. Peneliti menemukan ada aktivitas perempuan Adonara di pasar

dan di kebun seperti yang tersirat dalam puisi Bara Pattyradja. Mereka

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bekerja tanpa mengeluh sekalipun di bawah sinar matahari yang panas.

Aktivitas perempuan Adonara di pasar antara lain menjual ikan, sayur dan

kebutuhan sembako seperti yang terlampir di foto.

2. Metode wawancara

Metode wawancara yang dilakukan oleh peneliti menggunakan

teknik terstruktur. Wawancara terstruktur bersifat langsung dan bertatap

muka dengan dialog verbal untuk mengeksplorasi kehidupan masyarakat

Adonara. Peneliti memfokuskan proses wawancara pada para informan

kunci untuk menggali pengetahuan dan pengalaman pribadi mereka

tentang citra dan peran perempuan Adonara. Dengan kata lain, proses

wawancara dilakukan oleh peneliti dengan tujuan menggali pengalaman,

pengetahuan, dan pandangan para informan tentang diskriminasi gender

yang berpengaruh terhadap citra dan peran perempuan Adonara. Kegiatan

wawancara dilakukan satu kali dari lima informan. Selain itu, peneliti juga

menggunakan bahasa sederhana karena semua informan kunci adalah

perempuan dengan tingkat pendidikan rendah.

Demi kelancaran proses wawancara, peneliti menyiapkan pedoman

wawancara yang berisi lima (5) butir pertanyaan untuk tokoh adat dan

enam (6) butir pertanyaan tertulis untuk perempuan Adonara yang berisi

beberapa pokok pikiran mengenai citra dan peran. Daftar pertanyaan

tersebut hanya digunakan sebagai pedoman umum bagi peneliti agar alur

komunikasi selama proses wawancara dengan para informan tidak

membias di luar lingkup topik permasalahan yang hendak dikaji. Selain

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

itu, peneliti juga menerapkan teknik wawancara dengan para informan

kunci selama proses analisis data. Karena itu, langkah-langkah wawancara

dalam pengambilan data, yakni:

a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan

b. Menyiapkan pokok masalah yang menjadi bahan pembicaraan

c. Mengawali atau membuka alur wawancara

d. Melangsungkan alur wawancara

e. Mengkonfirmasikan hasil wawancara dan mengakhirinya

f. Menuliskan hasil wawancara secara utuh

g. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara tersebut.

3.4 Instrumen Penelitian

Arikunto (2010), mengungkapkan bahwa instrumen penelitian adalah alat

pengumpulan data, atau alat pemeroleh data. Dengan kata lain, instrumen

penelitian adalah fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data

agar pekerjaan penelitian lebih mudah dan hasilnya lebih baik; dalam arti lebih

cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah.

Menurut Muhajir (dalam Ismawati, 2012), Instrumen dalam penelitian

kualitatif adalah manusia itu sendiri. Ada beberapa keunggulan manusia sebagai

instrument lain non-human seperti kuesioner, tes dan semacamnya. Instrumen

manusia mampu menangkap makna, interaksinya muat nilai, lebih-lebih untuk

menghadapi nilai lokal yang berbeda. Di samping itu, manusia sebagai instrumen

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memiliki sifat yang responsif, adaptif, lebih holistik, kesadaran pada konteks tidak

terkatakan, mampu memproses segera, mampu mengejar klarifikasi dan mampu

memproses segera, mampu menjelajahi jawaban dan mampu mengejar

pemahaman yang lebih dalam.

Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji tentang citra dan peran perempuan

dari puisi-puisi karya penyair yang berasal dari tanah Adonara. Apabila kita

selami lebih jauh puisi dan akar tradisi sesungguhnya adalah dua sisi koin yang

tak bisa terpisahkan. Penyair tidak sekedar menulis tentang pesona seorang

perempuan tetapi lebih dari itu tentang mozaik kebudayaan yang melingkupinya.

Penulis ingin meneropong sedikit lebih jauh puisi–puisi karya Bara Pattyradja

yang terhimpun dalam buku puisinya, Samudera Cinta Ikan Paus (2013) dan

Pacar Gelap Puisi (2016). Hemat saya, buku puisi Samudra Cinta Ikan Paus dan

Pacar Gelap Puisi adalah salah satu representasi yang tepat dari apa yang

dimaksud dengan puisi–puisi soal feminisme. Di mana penyair Bara Pattyradja

menyentuh sisi hidup perempuan Adonara yang dibalut dengan cinta, luka dan

pengorbanan.

Bara Pattyradja adalah salah satu penyair Indonesia yang bobot puisi-

puisinya seperti penyair besar lainnya menyinggung soal cinta, alam, budaya dan

perempuan. Seperti dalam puisi Samudera Cinta Ikan Paus, Penyair melukiskan

tentang perempuan Adonara dan pesona laut Flores tepatnya di pulau Lamalera

yang memiliki begitu banyak Ikan Paus sehingga mereka memiliki tradisi khusus

setiap tahun di laut. Begitu pun dalam buku Pacar Gelap Puisi, lewat puisi Barek,

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Siti dan Tuto memperlihatkan kentalnya budaya patriarkat sehingga menarik bagi

penulis untuk meneliti tentang konstruksi gender. Bara mungkin mewakili

pendapat sementara saya sebagai peneliti untuk turut mengatakan bahwa pulau

Flores itu sesungguhnya rahim lahirnya para penyair etnis yang peduli pada

kearifan lokal.

Sementara itu, data sekunder dalam penelitian ini adalah referensi-referensi

pustaka yang berkaitan dengan topik penelitian ini. Tentu, karakteristik data

sekunder yang dimaksud berupa teori-teori yang relevan, teks puisi etnografi dan

tradisi kebudayaan masyarakat etnik Adonara. Sumber data sekunder berupa

penggalian kepustakaan.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan metode

kritik sastra feminis yang didasari oleh hasrat para feminis untuk mengkaji karya

penulis-penulis wanita di masa silam dan untuk menunjukkan citra perempuan

dalam karya penulis-penulis pria yang menampilkan wanita sebagai makhluk

yang dengan berbagai cara ditekan, disalahtafsirkan, dan disepelekan oleh tradisi

patriarkat yang dominan (Djajanegara, 2003:27). Menurut Djajanegara, langkah-

langkah yang bisa dilakukan dalam melakukan kritik sastra feminis adalah:

a. Mengidentifikasi tokoh-tokoh wanita dalam sebuah karya sastra

b. Mencari tahu kedudukan tokoh-tokoh itu dalam masyarakat.

c. Mencari tahu tujuan hidupnya.

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Mencari tahu perilaku dan wawasan tokoh perempuan dari

gambaran yang langsung diberikan oleh pengarang.

e. Memperhatikan pendirian dan ucapan tokoh wanita yang bersangkutan.

f. Meneliti tokoh lain terutama tokoh laki-laki yang memiliki keterkaitan

dengan tokoh perempuan yang sedang diamati.

g. Mengamati sikap penulis karya yang sedang dikaji.

Dalam penelitian ini, proses awal yang dilakukan oleh peneliti (a) pertama

melakukan identifikasi puisi dengan tujuan untuk mengetahui jenis puisi-puisi

yang mengarah pada isu-isu feminisme (b) kedua, mengidentifikasi tokoh

perempuan di Adonara dan mencari tahu latar belakang sosial dan pendidikannya

(c) ketiga, mencari tahu tujuan dan harapan hidupnya (d) keempat,

memperhatikan pola komunikasi perempuan Adonara (e) memperhatikan tokoh

lain yakni laki-laki yang berkaitan dengan budaya setempat (f) mengamati sikap

penulis karya yang sedang dikaji apakah sesuai dengan karya yang ditulisnya

sebagai bentuk kepedulian terhadap kaum perempuan di Adonara. Parameter

dalam melakukan seleksi data adalah kesesuaian data dengan konseptualisasi

budaya dan tradisi masyarakat Adonara dengan teks dalam dua buku karya

penyair Bara pattyradja. Hal ini berarti data utama yang diseleksi adalah kata-kata

dalam teks puisi berdasarkan konsep dan konteks budaya masyarakat Adonara.

Membaca puisi-puisi Bara Pattyradja “Samudera Cinta Ikan Paus dan

Adonara Tanah Mahar Gading” secara tersirat menggambarkan tentang simbol

kearifanlokal yang dibungkus dengan ungkapan kalimat cinta sehingga kritik yang

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

hendak disampaikan tidak terlalu ekstrim. Penyair mengemas bahasanya lebih

santun dengan emosi batin bukan emosi verbal. Membaca puisi tentang isu

perempuan membutuhkan rasa batin untuk peduli pada kaum perempuan, alam

dan budaya karena sebuah tradisi lisan berupa untaian puisi selalu bermuara pada

ketajaman rasa penyair. Dua puisi ini sudah menunjukkan nilai yang berbeda

dalam karya sastra lisan karena cukup kental tradisi penangkapan ikan paus dan

tradisi mahar gading di Adonara.

Pada buku kedua “Pacar Gelap Puisi”, mengungkapkan soal eksistensi

perempuan di desa dengan latar budaya yang kuat seperti tercermin dalam tiga

puisi “Barek, Siti, Tuto”. Sosok-sosok perempuan berjiwa tangguh ditempa oleh

kerasnya kehidupan tergambar dalam beberapa puisi dalam buku ini. Isu-isu

feminisme masih menjadi isu menarik, karena tidak hanya membicarakan soal

perempuan tetapi ada dua wajah manusia “laki-laki dan perempuan” setara

sebagai makhluk Tuhan yang berakal budi. Dalam buku puisi ini, setiap kisah

mewakili kaum perempuan yang pasrah menerima nasibnya sebagai second sex

tanpa keluhan. Tidak semua penyair pria yang mampu memposisikan diri mereka

sebagai kaum hawa yang tertindas.

3.6 Triangulasi Data

Moleong (2006), Triangulasi data merupakan teknik validitas data yang

lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang diinginkan; atau teknik

pemeriksaan keabsahan data. Proses ini dilakukan untuk menguji hasil metode

yang digunakan dalam penelitian ini, apakah berjalan dengan baik atau tidak.

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Denzin (Moleong, 2006: 330) membedakan proses ini menjadi empat jenis, yakni

triangulasi data, metode, dan analisis. Dengan demikian, triangulasi data dalam

penelitian ini, yaitu teknik validaitas data dilakukan dengan menggunakan data

primer dan sekunder.

Hal ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman kompherensif dan

holistik tentang tradisi budaya masyarakat Adonara, khususnya soal-soal citra dan

peran perempuan yang berkaitan dengan puisi-puisi karya Bara Pattyradja.

Peneliti juga senantiasa mendiskusikan hasil analisis data secara terus menerus

dengan penulisnya, agar dapat menemukan kesesuaian dan konseptualisasi.

Artinya, proses diskusi untuk menemukan makna data berdasarkan sudut pandang

penulis. Proses triangulasi data ini sepadan dengan ciri pendekatan psycho-

feminism melalui metode kritik sastra feminis.

Selanjutnya, peneliti senantiasa membangun diskusi melalui bimbingan

dengan dosen pembimbing, juga para ahli dalam bidang kajian puisi ini untuk

mendapatkan pemahaman tentang konsep-konsep ilmiah dalam proses

penyempurnaan penelitian ini. Proses diskusi tersebut bertalián dengan penerapan

pendekatan psycho-feminism berdasarkan sudut pandang budaya masyarakat

Adonara. Triangulator 1 Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum beliau adalah pakar di

bidang sastra lisan dan Triangulator 2 Dr.Titik Kristiani, M.Psi beliau adalah

pakar di bidang psikologi yang tertarik mengkaji isu-isu perempuan.

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian empat atau sub pokok terdiri atas dua bagian penting yakni (a)

hasil penelitian, bagian ini menyajikan hasil identifikasi, klasifikasi, dan

interpretasi pemaknaan hasil penelitian. (b) pembahasan, bagian ini menyajikan

pertanggungjawaban peneliti mengenai temuan-temuan penelitian yang disajikan

pada bagian hasil penelitian berdasarkan teori dan hasil penelitian yang relevan.

4.1 Hasil Penelitian

Data yang disajikan dalam penelitian ini berupa syair-syair puisi karya Bara

Pattyradja yang menggambarkan tentang citra dan peran perempuan di Pulau

Adonara - Nusa Tenggara Timur. Data ini diperoleh berdasarkan pendekatan

psycho-feminism yang tersirat dalam puisi-puisi tentang citra dan peran

perempuan. Peneliti juga memperoleh data berdasarkan hasil wawancara dengan

beberapa narasumber utama dan masyarakat Adonara, sekaligus menggali makna

syair-syair puisi tersebut.

Kumpulan puisi Bara Pattyrajda berpihak pada kaum perempuan yang

memiliki pesan moral dan budaya yang kuat dalam kehidupan masyarakat

Adonara. Berdasarkan studi psikologi dan kajian feminisme, maka kumpulan

puisi yang dijadikan data penelitian ini dianalisis berdasarkan dua bidang kajian

tersebut yakni data berdasarkan analisis psikologis dan analisis feminisme. Perlu

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diketahui bahwa penelitian yang berkaitan dengan psikologi sastra memiliki

peranan penting dalam pemahaman sastra karena adanya beberapa kelebihan

seperti pertama, dapat mengkaji lebih mendalam aspek perwatakan; kedua,

dengan perspektif ini dapat memberi umpan-balik kepada peneliti untuk

menganalisis karya sastra yang kental dengan masalah-masalah piskologis

(Endraswara, 2008:12).

Dalam 7 puisi yang dijadikan sumber data merupakan ungkapan penyair

terhadap eksistensi perempuan Adonara dalam keseharian mereka baik di rumah

maupun di luar rumah. Di mana perempuan tampak sebagai seorang “pahlawan”

dalam keluarga sebab segala urusan rumah tangga hampir semuanya dilakukan

sendiri. Suami berkativitas di luar rumah, ruang publik masyarakat. Hal ini akan

terlihat dalam syair-syair puisi yang diungkapkan penulis. Bahwa, perempuan

menjadi tiang penyanggah dalam keluarganya. Penopang utama suami dan anak-

anak.

Dalam kajian tesis ini, peneliti akan menjawabi dua rumusan masalah

utama. Pertama, menjawabi bagaimana citra perempuan Adonara dideskripsikan

dalam 7 puisi karya Bara Pattyradja. Kedua, menjawabi bagaimana peran

perempuan Adonara seperti yang tercermin dalam 7 puisi karya Bara Pattyradja.

Kedua rumusan masalah ini akan menggambarkan secara utuh tentang citra

perempuan dan peran perempuan Adonara dalam lingkungan sosial budaya

masyrakat Adonara. Untuk menghasilkan penelitian yang valid dari dua rumusan

masalah tersebut, peneliti menggunakan pendekatan psycho-feminism. Dari

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perspektif psikologi dan feminisme, kumpulan puisi Bara Pattyradja dapat

mewakili suara-suara perempuan Adonara yang selama ini diam dan

membungkam.

Peneliti menemukan ada sebanyak 32 data dalam 7 puisi yang dijadikan

sumber data. Yakni, 22 data menunjukkan citra perempuan Adonara dan 10 data

yang menunjukkan peran perempuan Adonara. Dari 32 data tersebut dianalisis

dengan pendekatan psycho-feminism, oleh karena itu untuk memperoleh

keabsahan data dibutuhkan pendapat atau pandangan para pakar di bidang sastra

lisan dan psikologi feminime. Pakar atau ahli yang membedah data-data tersebut

disebut Validator atau Triangulator.

Validator 1 Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum membedah 32 data itu

berpendapat dari perspektif sastra lisan sebagai berikut:

Sebanyak 32 data yang ditemukan oleh peneliti, ada 3 data yang tidak disetujui

atau kurang valid yakni dalam citra perempuan Adonara. Sedangkan 10 data

dalam peran perempuan Adonara semua disetujui atau dinyatakan valid. Menurut

pendapat Validator 1 bahwa, perempuan Adonara adalah sosok perempuan yang

tabah dan teguh bukan berwatak keras. Meskipun lelah bekerja mereka tidak

mengeluh tetap mencintai laki-laki atau suaminya. Ada pun makna keberanian

perempuan Adonara bukan disimbolkan melalui tangan kebal kelewang atau

parang tetapi lewat payudara sebagai tempat mengalirnya air susu simbol kasih

sayang. Ini merupakan citra yang positif dalam diri perempuan Adonara.

Validator 2 Dr. Titik Kristiani, M.Psi membedah 32 data itu berpendapat dari

perspektif psikologi-feminsime sebagai berikut:

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sebanyak 32 data yang ditemukan oleh peneliti, ada 2 data yang tidak disetujui

atau kurang valid yakni 1 data dalam citra perempuan Adonara dan 1 data dalam

peran perempuan Adonara. Menurut pendapat Validator 2 bahwa, peneliti perlu

mempertegas antara konsep citra positif dan citra negatif. Bahwa perempuan

Adonara menjadi harapan dan dapat memberi perlindugan terhadap keluarganya,

meskipun mereka tampak dalam ketidakberdayaan oleh sistem sosial. Pada data

peran perempuan bahwa ketika seorang perempuan sudah bekerja di luar rumah

seperti menjadi pedagang di pasar itu sudah masuk ranah publik karena mereka

akan berjumpa dengan banyak orang pada saat melakukan transaksi jual-beli.

4.1.1 Citra Perempuan Adonara dalam Puisi Bara Pattyradja

Potret perempuan Adonara dalam masyarakat suku Adonara kurang

signifikan di ranah publik. Suku Adonara bagian dari Suku Besar Lamaholot.

Suku Lamaholot adalah salah satu komunitas masyarakat yang terdapat di

kabupaten Flores Timur, Tanjung Bunga, Adonara, Solor dan Lembata, yang

semuanya berada di provinsi Nusa Tenggara Timur. Dalam adat perkawinan

orang Lamaholot, perempuan yang akan menikah adalah suatu keharusan

mengadakan pesta. Pesta ini merupakan sebuah pesta suku, maka penyelenggara

pesta tersebut adalah merupakan semua anggota suku. Jadi seluruh anggota suku

anggota wajib menyumbang. Bagi mereka akan merasa malu apabila tidak bisa

menyumbang. Entah bagaimana caranya orang harus memberi sesuatu, tidak

peduli hal tersebut diperoleh dengan cara meminjam, berutang dan sebagainya.

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Saat ini pulau Adonara terdiri dari 8 kecamataan, yaitu Kecamatan Adonara

Timur, Kecamatan Klubagolit, Kecamatan Witihama, Kecamatan Adonara,

Kecamatan Adonara Barat, Kecamatan Adonara Tengah, Kecamatan Wotan Ulu

Mado dan Kecamatan Ile Boleng. Populasi penduduk pulau Adonara 2017 adalah

sebesar 168 ribu orang. Terdata penduduk perempuan lebih banyak daripada

penduduk laki-laki. Pada umumnya, orang Adonara sangat memegang teguh

tradisi adat-istiadat. Mereka sangat patuh dan taat kepada tradisi adat, hingga

pranata sosial warisan nenek moyang sejak dahulu kala, masih dipertahankan dan

berlaku hingga saat ini. Dalam kehidupan suku Adonara ini, ada suatu tradisi yang

dipatuhi oleh masyarakat Adonara, yaitu tradisi perang tanding, yang merupakan

suatu tradisi penyelesaian sengketa ulayat yang dipercaya akan membuktikan

kebenaran sejarah. Apabila terjadi korban di medan perang, dipercaya memiliki

kesalahan secara adat istiadat (http://protomalayans.blogspot.co.id/2012/11/suku-

adonara-nusa-tenggara-timur.html).

Peneliti menemukan data yang menggambarkan citra perempuan Adonara

dalam beberapa syair puisi, pertama pada puisi berjudul “Adonara, Sebuah

Prolog” berikut ini:

bukan tangan kebal kelewang


yang menyentuh hatiku
tapi relung mata ina
yang tabah mengayuh peluh
di los-los pasar (A1.)

Pada data A.1, dalam syair “bukan tangan kebal kelewangyang menyentuh

hatiku” menunjukan bahwa di Adonara memiliki tradisi perang tanding dalam

setiap upacara adat yakni tarian Hedung menggunakan parang simbol keperkasaan

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

laki-laki Adonara. Tarian ini sungguh menarik dan unik, tetapi dalam puisi ini

penulis tidak menyoroti citra laki-laki Adonara yang gagah berani, tetapi

sebaliknya citra perempuan Adonara yang selalu tabah menerima takdirnya

sebagai perempuan. Terlihat pada kutipan syair ini, “tapi relung mata ina yang

tabah mengayuh peluh di los-los pasar”. Di sini, peneliti melihat sosok

perempuan tangguh Adonara sebagai pedagang yang setiap hari menjual hasil

kebun dan hasil melaut di pasar dengan tabah.

tanpa keluh
ia terus berjalan
menyangga hidup
yang kuyup
sambil mengingat
wajah ama, wajahmu
yang pecah
di pucuk-pucuk Bandar (A.2)

Pada data A.2, dalam syair itu menggambarkan potret perempuan, para janda

di Adonara yang pekerja keras dapat terlihat dalam ungkapan penulis“tanpa keluh

ia terus berjalan, menyangga hidup yang kuyuh”. Ini menunjukan bahwa

perempuan Adonara berkarakter tangguh, tidak kenal lelah dalam menopang

hidup. Mereka telah mengorbankan seluruh hidup mereka untuk berbakti pada

suami tanpa melawan budaya patriarkat.

keberanian itu
seperti wanita
di ranum dadanya
setiap laki-laki
mengibas sayap-
sayap takdirnya (A.3.)

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada data A.3, tersirat simbol keberanian perempuan sebagai kodrat tersirat

dalam ungkapan “keberanian itu seperti wanita, di ranum dadanya setiap laki-

laki mengibas sayap-sayap takdirnya” kata ranum dada adalah tempat mengalir

air susu seorang ibu yang member kehidupan pada anak. Maka setiap manusia

berhutang budi pada kaum yang disebut perempuan. Interpretasi dari judul puisi

ini menggambarkan tentang perbedaan karakter laki-laki dan perempuan Adonara.

Keseluruhan makna dari puisi “Adonara, Sebuah Prolog” merupakan representasi

tentang hubungan sosio-kultural dalam kehidupan perempuan Adonara sebagai

ujung tombak praktis bagi kehidupan ekonomi keluarga yang tidak hanya

dihegemoni atau didominasi kaum laki-laki. Bahwa sesungguhnya perempuan

Adonara dalam lanskap kebudayaan Lamaholot menjadi centrum “pusat” dari

berbagai dimensi kehidupan.

Waiwerang- Witihama
bertabur bidadari beribu
bila cinta yang biru
datang mengetuk pintu hatimu
sarungkanlah sebilah gading (A.4)

Pada data A.4, citra perempuan Adonara dideskripsikan dalam syair “bila

cinta yang biru datang mengetuk pintu hatimu, sarungkanlah sebilh gading”

adalah gambaran tentang status sosial perempuan Adonara dalam adat istiadat

yang disimbolkan dengan sebilah gading sebagai bentuk penghargaan terhadap

perempuan dan orang tuanya. Gading dalam kebudayaan Lamaholot merupakan

simbol kedaultan harkat dan martabat. Simbolisasi ini dijadikan sebagai belis

untuk menegaskan betapa tinggi kedudukan perempuan dalam stratifikasi kultur

kebudayaan Lamaholot.

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

aku tak sedang berziarah di sini


telah kulalui upacara demi upacara
dan di telapak kaki ibu
aku temukan arti rumah (A.5)

Pada data A.5, menegaskan kembali tentang citra perempuan Adonara pada

sosok ibu “dan di telapak kaki ibu, aku temukan arti rumah” bahwa seorang ibu

adalah ibarat sebuah rumah tempat berpulangnya anak-anak setelah mereka

berpetualang di luar. Ibu yang memberikan keteduhan dan perlindungan di saat

anak-anak menghadapi kerasnya dunia.

Cintaku kepadamu, perempuanku


adalah samudera
cinta ikan paus (A.6)

Pada data A.6, tentang samudera cinta ikan paus merupakan satu bentuk

afirmasi terhadap tradisi lokal. Sebuah tradisi yang tidak hanya menggambarkan

peristiwa perburuan ikan paus tapi di dalamnya juga menyertakan berbagai ritus

yang berjalin dengan kepercayaan akan kekuatan metafisis. Syair “cintaku

kepadamu, perempuanku adalah samudera cinta ikan paus”adalah harapan besar

seorang laki-laki kepada perempuan Adonara untuk melanjutkan kehidupan.

songsong aku dengan peledan-mu


dan jangan sisakan
sedikit pun keraguan (A.7)

Pada data A.7, syair “songsong aku dengan peledan-mudan jangan sisakan

sedikit pun keraguan” bahwa Ibu atau Ina merupakan sosok yang paling utama

menjaga stabilitas rumah, karena saat para lelaki berburu di laut syarat utama

adalah setiap rumah yang ditinggalkan tidak boleh terjadi hal-hal yang melanggar

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tatanan adat istiadat. Perempuan memainkan peranan domestik yang sangat

menentukan berhasil atau tidaknya perburuan itu.

Ea, ea
lalu upacara hari senin
kali ini membuat
tubuhmu demam
bendera bergetar
udara bergetar
lagu-lagu kebangsaan
menyumbat nafasmu (A.8)

Pada data A.8, seorang perempuan yang disebutkan penulis bernama Ea. Ia

seorang guru perempuan yang sabar. Guru honorer di salah satu SMA di pulau

Adonara. Ea adalah representatif dari guru-guru honor di negeri ini. Hal ini

tersirat dalam ungkapan penulis “lagu-lagu kebangsaan menyumbat nafasmu”

Tidak dapat dipungkiri bahwa puisi ini mengkritik keberpihakan pemerintah

kepada para guru yang non PNS (Pegawai Negeri Sipil).

jangan menangis, ea
jangan teteskan
air mata itu lagi di bahuku
nanti negeri ini tenggelam
peradaban tenggelam
para siswa tenggelam
tubuhmu tenggelam (A.9)

Pada data A.9, dari perspektif peneliti melihat bagaimana seorang guru

perempuan di daerah yakni tepatnya di pulau Adonaraberkorban menjadi pendidik

meski gaji minim yang tidak mencukupi taraf kesejahteraan. “jangan menangis

ea, jangan teteskan air mata itu lagi di bahuku, nanti negeri ini tenggelam,

peradaban tenggelam, para siswa tenggelam, tubuhmu tenggelam” Dunia

pendidikan yang belum mencapai kualitas kesejahteraan hidup para guru,

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bagaimana Ea yang adalah seorang perempuan, seorang ibu berjuang mengais

rejeki untuk menopang hidup keluarganya.

berjalanlah dengan diam, ea


akan ku eja warna takdir
di bawah kibaran rok payungmu
dan takdir seperti kamus matematika
yang buntu. seperti hatimu
yang patah dikhianati
angka-angka ganjil (A.10)

Pada data A.10, puisi ini merupakan sebuah ungkapan yang satir (sindiran)

terhadap potret dunia pendidikan mutakhir kita. Sekolah yang sejatinya menjadi

medium untuk mengasah daya pikir dan daya rasa terlanjur terjebak dalam

rutinitas sistem pendidikan yang kaku dan tidak fleksibel. Dari tingkatan PAUD

hingga pos doktoral sistem pendidikan yang sangat kontinental ini cuma

melahirkan manusia seperti mesin fotocopy. Di bawah kibaran rok payungmu

ingin menunjukkan ketimpangan semacam itu di dunia pendidikan modern kita

dewasa ini. Ibu guru Ea adalah simbol ketidakadilan yang dirasakan oleh para

guru honorer. Bahwa puisi ini menampilkan sosok perempuan “Ea” untuk

bersuara pada ketimpangan dunia pendidikan kita.

barek, barek!
namamu tercipta
dari api dan air
dari kabut gunung
yang turun perlahan
di teba-teba jalan
akar kedda yang gatal
sagu aran gere (A.11)

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada data A.11, kata “Barek” bukan hanya sekedar sapaan tapi sebuah

namakhas untuk perempuan Adonara. Barek adalah gambaran dasar tentang nasib

kaum perempuan secara universal di tanah Lamaholot. Gambaran tentang

karakter yang tangguh dan pekerja keras. “barek, barek! namamu tercipta dari

api dan air, dari kabut gunung” sosok perempuan yang tak pernah letih bekerja,

ibarat api dan air antara watak yang keras dan lembut menyatu.

barek, barek!
telah kuteguk sisa keringat
biji asam di tubuhmu
terimalah ketipaku
dengan bibir puisi
agar dapat kukalungkan
gading di sanggulmu
manik-manik sidok
di leher jenjangmu (A.12)

Pada data A.12, syair “barek, barek! telah kuteguk sisa keringat, biji asam di

tubuhmu”Barek adalah manifestasi paling konkrit tentang bagaimana sosok

perempuan yang melalui setiap inci kehidupannya dengan keringat darah dan air

mata, entah sebagai ibu, sebagai pedagang, sebagai istri, sebagai anak gadis.

Kesemuanya itu ia jalani dan ia pikul hanya karena ia ditakdirkan sebagai

perempuan.

seratus tahun, seratus tahun


tak tumpur sukmamu
menjunjung kemiri-kemiri rindu
kopra-kopra kemarau
dari riuh pasar
ke sunyi bilikmu (A.13)

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada data A.13, dalam syair “menjunjung kemiri-kemiri rindu, kopra-kopra

kemarau, dari riuh pasar, ke sunyi bilikmu” Sangat kontras dengan tipikal

perempuan kota yang lebih banyak menghabiskan waktu dan hidupnya untuk

bersolek dan sekedar eksis di dunia maya. Puisi ini mencoba untuk mengungkit

dimensi batin perempuan yang menghabiskan separuh hidupnya di pasar-pasar

tradisional. Dan hal ini tentu saja membuat ina-ina tersebut begitu kesepian.

gendong aku, siti


gendong aku kemana-mana
terus berayun di lenganmu
seperti menimang bayi
seperti selendang nasib (A.14)

Pada data A.14, bahwa sosok ibu adalah guru pertama bagi setiap anak. Siti

adalah gambaran tentang relasi bagaimana pola asuh dipersiapkan sejak dini.

Figur ibu menjadi teladan yang baik untuk anak-anaknya kelak. “gendong aku,

sitigendong aku ke mana-mana, terus berayun di lenganmu, seperti menimang

bayi, seperti selendang nasib”. Bagaimana ibu penuh kasih sayang mengasuh

anak-anaknya tanpa pamrih. Ibu memiliki peran yang besar bagi masa depan

anaknya.

siti punya mulut


tapi tak punya lidah
siti punya lidah
tapi tak berhak bicara
bahkan siti punya hati
punya hati tapi tak bisa pilih kasih (A.15)

Pada Data A.15, menggambarkan sosok siti seorang ibu, seorang perempuan

yang pendiam tidak banyak bicara dalam beraktivitas karena tekanan kondisi

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sosial masyarakat Adonara yang melarang perempuan untuk tidak banyak

komentra terhadap segala situasi hidup baik di dalam rumah maupun lingkungan

masyarakat setempat. Tersirat pada syair “siti punya mulut tapi tak punya lidah,

siti punya lidah tapi tak berhak bicara”. Namun, tidak demikian pada suasana

hati seorang ibu “siti” cintanya yang besar terhadap anak-anaknya tercurah

dengan adil tanpa pilih kasih.

gendong aku, siti


siti gendong aku kemana-mana
di punggungmu bekalmu kuisi
punggungmu ransel penuh luka (A.16)

Pada data A.16, perempuan Adonara yang diwakilkan oleh siti sebagai sosok

ibu dalam puisi ini menggambarkan bentuk perjuangan seorang perempuan yang

bersedih hati karena kenakalan anaknya “di punggungmu bekalmu kuisi,

punggungmu ransel penuh luka” bahwa nasehat seorang ibu adalah berkat pada

nasib seorang anak, jika diabaikan penyesalan yang membuat anak merasa

bersalah.

siti ingin menangis


tapi tak tahu bagaimana menangis
tak tahu bagaimana cinta
meninggalkannya seorang diri
memikul isi dada (A.17)

Pada data A.17, pada syair ini dikatakan penulis “siti ingin menangis tapi

tak tahu bagaimana menangis, tak tahu bagaimana cinta meninggalkannya

seorang diri, memikul isi dada” peneliti melihat bahwa sosok siti yang pasrah

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pada nasibnya, siti seorang janda harus berjuang sendiri menjalani hidup tanpa

sosok suami, tanpa sandaran hidup yang kuat.

siti terus berjalan


terus berjalan gendong aku
entah ke mana
siti gendong aku ke dalam diri (A.18)

Pada data A.18, peneliti menemukan syair “siti terus berjalan terus berjalan

gendong aku entah ke mana, siti gendong aku kedalam diri”di sini penulis

memposisikan diri sebagai seorang anak kecil yang digendong dan tak pernah

lepas dari dekapan ibunya. Bahwa siti adalah sosok perempuan tangguh memiliki

cinta yang besar kepada anaknya. Siti merupakan gambaran dari semua sosok ibu

penuh cinta dan kasih sayang rela berkorban.

aku tak akan pulang malam ini, tuto


menemani matamu yang kosong
bagai ngarai yang tak pernah mengeluh
piring-piring kotor telah bersih
beling kaca telah melukai hatimu (A.19)

Pada data A. 19, peneliti menemukan syair puisi ini secara keseluruhan

sebagai data yang menggambarkan citra perempuan Adonara.Sosok yang disebut

Tuto oleh penulis adalah sapaan khas untuk perempuan Adonara yang usianya

dewasa di atas 40 tahun. Tuto yang sedang berkabung karena kematian suaminya

harus melanjutkan hidup seorang diri. Ia mempersiapkan sajian di dapur, ia

membersihkan piring, ia menimba sumur di ladang. Ia meniti jagung, ia bekerja

tanpa henti tanpa keluhan.

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengaji tuto, mengaji di kupingmu


kubaca lagi garis tanganmu
kutu-kutu telah merayap
dari benua yang jauh
menetaskan telur-telur
hitamnya di rambutmu (A.20)

Pada data A.20, Tuto perempuan yang tidak berhenti berdoa walau garis

takdir seolah tenggelamkan dirinya dalam dunia sunyi terasa asing baginya.

Kematian pasangan adalah takdir yang tidak dapat dihindari setiap manusia.

waktu tak pernah berdusta, tuto


seperti sauh karam
di dasar kesedihanmu
tubuhmu terus berjalan
meninggalkan namamu
kau masuki lumpur kata-kata,
kau bajak dada laki-laki
dengan rahimmu yang piatu (A.21)

Pada data A.21, Tuto adalah sebuah narasi tentang tragedi kematian yang

menyisahkan perih di dada perempuan, semacam requem. Tuto adalah wajah lain

dari kematian yang dirayakan. Pesta adat yang menempatkan kaum perempuan

sebagai sub-ordinat. Bahwa perempuan hanya mengenal kewajibannya sebagai

istri yang meski bertanggung jawab terhadap segala urusan domestik. Perempuan

Adonara terus bekerja sampai ajal datang menjemput. Ia mengabdi untuk sebuah

dunia yang sepenuhnya melayani kepentingan kaum laki-laki.

lentera padam dari tenda orang mati


di tepian bayang-bayang jatuh
seperti raut wajahmu
seperti senyum di bibirmu, tuto (A.22)

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada data A.22, peneliti menemukan sebuah narasi tentang tragedi kematian

merupakan bagian dari tradisi adat masyarakat Adonara merayakannya di tenda-

tenda orang mati. Tuto menampilkan wajah perempuan yang tegar pada syair ini

dengan senyum di wajah Tuto. Bahwa kematian adalah takdir yang tidak dapat

dihindari setiap manusia.

4.1.2 Peran Perempuan Adonara dalam Puisi Bara Pattyradja

Untuk menjawabi rumusan masalah yang kedua tentang bagaimana peran

perempuan Adonara yang tercermin dalam kumpulan puisi Bara Pattyradja, maka

Peneliti dapat memaparkan hasil temuan data pada bagian ini.

4.2.2.1 Peran Perempuan Adonara dalam Puisi “Adonara, Sebuah Prolog”

Dalam puisi ini peneliti menemukan data pada syair B.1 tercermin

bagaimana peran perempuan Adonara dalam keseharian mereka yang bekerja

merangkap sebagai ibu rumah tangga yang mengurus keluarga, sebagai petani,

sebagai pedagang di pasar. Peran-peran tersebut sungguh berat namun mereka

melakukannya dengan keikhlasan dan kesungguhan hati. Tercermin jiwa yang

kuat dari sosok perempuan yang disapa “ina” panggilan khas untuk perempuan

Adonara. Psikologis perempuan Adonara bermental tangguh, tidak mudah putus

asa dalam setiap kesulitan hidup. Peneliti menemukannya pada syair puisi berikut:

tapi relung mata ina


yang tabah mengayuh peluh
di los-los pasar
tanpa kelu ia terus berjalan
menyangga hidup (B.1)

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.2.2.2 Peran Perempuan Adonara dalam Puisi “Adonara Tanah Mahar Gading”

Peneliti menemukan data pada syair B.2 yang mencerminkan peran

perempuan Adonara sebagai perempuan lokal yang terus bekerja di wilayah

domestik, rumah tangga. Perempuan-perempuan Adonara tidak mengenal

kehidupan yang mewah seperti mal, super market dan panggung politik. Mereka

bekerja siang dan malam untuk mengabdi kepada suami dan keluarga.

di rahimmu yang purba


padang-padang terbuka
hutan hujan kemarau
meranggas berpuluh waktu
tidak ada mal
dan supermarket di sini
tidak ada sirkus politik (B.2)

4.2.2.3 Peran Perempuan Adonara dalam Puisi “Samudera Cinta Ikan Paus”

Pada puisi ini, peneliti menemukan data pada syair B.3 yang mencerminkan

tentang peran perempuan Adonara ketika suaminya pergi melaut mencari hasil

ikan, istri di rumah senantiasa menunggu, berjaga-jaga hingga larut malam bahkan

sampai subuh menunggu kepulangan suami membawa hasil melaut untuk

keluarganya. Maka istri akan menyambutnya dengan kepulan asap di dapur.

ketika sinar bulan samar di perbukitan


ketika angin mendesau sepi
dekap aku bagai martir di ujung tiang (B.3)

4.2.2.4 Peran Perempuan Adonara dalam Puisi “Di Bawah Kibaran Rok

Payungmu”

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dalam puisi ini, peneliti menemukan data pada syair B.4 menunjukan peran

perempuan melalui sosok guru perempuan yang setiap senin menjadi pembina

upacara saat apel di sekolah. Bahwa sesunguhnya hanya segelintir perempuan

Adonara yang tampil di publik karena bekerja seperti menjadi guru. Mereka bisa

menjadi inspirasi para murid karena kesabaran menjadi pendidik bagi generasi

muda bangsa.

rok payung merah jambumu


telah digerek ke ujung tiang
tanpa diriku
maafkanlah aku
duhai pembina upacara
panutanku yang seksi (B.4)

Pada syair B.5. penulis sendiri menunjukkan rasa simpati dan empatinya

terhadap peran seorang guru hononer yang selalu tabah dengan penghasilan yang

minim. Bahwa fenomena dan isu-isu guru honerer sudah menjadi momok di

negeri ini.pemerintah diharapkan peduli pada kesejahteraan guru.

berjalanlah dengan diam, ea


akan ku eja warna takdirmu
di bawah kibaran rok payungmu
dan takdir seperti kamus
matematika yang buntu.
seperti hatimu yang patah
dikhianati angka-angka ganjil
saat menggenggam honor (B.5)

4.2.2.5 Peran Perempuan Adonara dalam puisi “Barek”

Peran Perempuan Adonara dalam puisi ini, ditemukan data pada syair B.6

disimbolkan dengan sosok Barek adalah perempuan pekerja keras. Di rumah

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berperan sebagai ibu dan sitri, di kebun sebagai petani, di pasar sebagai pedagang.

Barek tak kenal lelah. Bekerja sebagai bentuk pengabdian kepada suami dan anak-

anak untuk kehidupan keluarga tanpa bersosialisasi di luar wilayah Adonara.

barek, barek!
telah kuteguk sisa keringat
biji asam di tubuhmu
menjunjung kemiri-kemiri rindu
kopra-kopra kemarau
dari riuh pasar
ke sunyi bilikmu (B.6)

4.2.2.6 Peran Perempuan Adonara dalam puisi “Siti”

Peran Perempuan Adonara dalam puisi ini tercermin pada syair B.7 dan B.8

dimana figur Siti seorang ibu yang penuh kasih dapat menentukan nasib dan masa

depan anaknya. Sesungguhnya Siti mewakili peran perempuan Adonara dan

perempuan Indonesia bagaimana seorang perempuan yang taat pada kodrat

seorang ibu. Pendidikan pertama dan utama anak diperoleh dari rumah yakni ibu

yang berperan besar dalam mendidik dan membimbing setiap anaknya. Hal ini

pun terjadi dalam kehidupan perempuan Adonara.

gendong aku, siti


gendong aku kemana-mana
waktu terus berayun
terus berayun di lenganmu
seperti menimang bayi
seperti selendang nasib (B.7)

siti terus berjalan


terus berjalan gendong aku entah ke mana
siti gendong aku ke dalam diri (B.8)

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.2.2.7 Peran Perempuan Adonara dalam puisi “Tuto”

Peran Perempuan Adonara tercermin dalam data B.9, bahwa tidak hanya di

rumah mereka berperan secara domestik, tetapi ketika ada kematian Tuto pun

harus tetap bekerja melayani tamu-tamu yang datang melayat. Entah urusan di

dapur maupun urusan di meja hidangan untuk menjamu tetamu laki-laki. Pada

data B.10, syair itu mencerminkan peran perempuan Adonara yang mengabdikan

seluruh hidupnya, berkorban untuk suami meskipun dengan sudah berstatus janda,

namun Tuto memiliki cinta yang kuat.

piring-piring kotor telah bersih


beling kaca telah melukai hatimu
daging-daging telah selesai kau hidangkan
jagung-jagung di ladang sudah kau titi
sumur-sumur di pantai kering kau timba (B.9)

kau masuki lumpur kata-kata,


kau bajak dada laki-laki
dengan rahimmu yang piatu (B.10)

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap kumpulan puisi karya Bara Pattyradja,

maka peneliti telah menemukan sebanyak 32 data dalam 7 buah puisi yang

dijadikan sumber data tesis ini. Sebanyak 32 data tersebut dapat menggambarkan

citra perempuan Adonara dan peran perempuan Adonara. Selanjutnya, peneliti

akan mengkaji tesis ini dengan pendekatan Psycho-Feminsm. Sebab, citra

perempuan erat kaitannya dengan aspek psikologi dan peran perempuan erat

kaitannya dengan isu-isu feminisme (feminism).

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.2.1 Puisi dalam Pendekatan Psikologi

Menurut Endraswara (2008:12), Penelitian psikologi sastra memiliki

peranan penting dalam pemahaman karya sastra karena adanya beberapa

kelebihan seperti: (a) pentingnya psikologi sastra untuk mengkaji lebih mendalam

aspek perwatakan, (b) dengan pendekatan ini dapat memberi umpan-balik kepada

peneliti untuk membantu menganalisis karya sastra yang kental dengan masalah-

masalah psikologis. Sebenarnya sastra dan psikologi dapat bersimbiosis dalam

perannya terhadap kehidupan, karena keduanya memiliki fungsi dalam hidup ini.

Keduanya sama-sama berurusan dengan persoalan manusia sebagai makhluk

individu dan makhluk sosial.

Psikologi dan sastra adalah dua pengetahuan yang berbeda namun memiliki

berbagai keterkaitan. Seiring dengan perkembangan zaman, karya sastra yang

awalnya merupakan produk yang dihasilkan sebagai tumpahan perasaan dan

digunakan sebagai bacaan pengisi waktu luang semata telah menjadi suatu bahan

kajian untuk memahami dinamika kehidupan. Berbagai kajian lainnya seperti

sosiologi sastra, psikologi sastra dan lainnya semua berkembang di era modern.

Terutama, hal ini didorong oleh keinginan untuk memahami karya sastra secara

lebih mendalam dan tidak hanya sebatas berhenti pada mengikuti alur cerita dari

karya sastra yang bersangkutan. Hal inilah yang mendorong pendekatan dan

kajian ilmiah terhadap karya sastra.

Puisi merupakan karya sastra. Tesis ini menggunakan pendekatan psikologi

melakukan kajian sastra dengan memandang karya sastra sebagai kegiatan

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kejiwaan baik dari sang penulis maupun para pembacanya (Kinanti, 2006).

Berbeda dengan Freud bertolak pada psikoanalisa, dia menyatakan bahwa dalam

diri manusia ada 3 bagian yaitu ide, ego dan super-ego. Jika ketiganya bekerja

secara wajar dan seimbang maka manusia akan memperlihatkan watak yang wajar

pula. Namun, jika ketiga unsur tersebut tidak bekerja secara seimbang, dan salah

satunya lebih mendominasi, maka akan terjadilah peperangan dalam batin atau

jiwa manusia, dengan gejala-gejala resah, gelisah, tertekan dan neurosis yang

menghendaki adanya penyaluran.

Aspek Id adalah sistem kepribadian yang paling dasar, sistem yang di

dalamnya terdapat naluri-naluri bawaan. Untuk dua sistem lainnya, id adalah

sistem yang bertindak sebagai penyalur energi yang dibutuhkan oleh sistem-

sistem tersebut untuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Aspek Ego, sistem

kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada dunia objek dari

kenyataan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan fungsi kenyataan (the reality

principle). Menurut Freud, ego terbentuk pada struktur kepribadian individu

sebagai hasil kontak dengan dunia luar. Aspek Superego adalah sistem

kepribadian yang berisikan nila-nilai dan aturan yang sifatnya evaluative

(menyangkut baik buruk). Superego terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai atau

aturan-aturan oleh individu dari sejumlah figur yang berperan, berpengaruh atau

berarti bagi individu tersebut (Koswara, 1991:32-35). Ketiga aspek ini sering

tercermin dalam karya-karya sastra baik puisi, cerpen maupun novel.

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Adanya aspek Id, Ego dan Superego memberi pengaruh terhadap

karakteristik perempuan Adonara. Di mana secara nyata dalam kehidupan mereka

memiliki hasrat, keinginan dan harapan yang baik untuk masa depannya yakni

kehidupan yang sejahtera tanpa merasa tertekan, terikat, ini bagian dari aspek Id.

Aspek Id tercermin dalam data transkip wawancara lima perempuan Adonara

antara lain: AS (P5) ingin biayai anak perempuan supaya bisa sekolah tinggi, SA

(P5) ingin bisa keluar kampung cari pengalaman di kota-kota, NU (P5) bisa

menjadi istri yang baik dan ibu yang pintar buat anak, RA (P5) bisa melanjutkan

pendidikan yang tinggi di kota besar, NW (P5) bisa melanjutkan kuliah dapat

beasiswa. Aspek Id terungkap secara langsung melalui hasil wawancara lima

perempuan Adonara.

Semua yang diharapkan perempuan Adonara belum terwujud secara utuh

sebab masih ada ketimpangan peran sosial antara laki-laki dan perempuan

Adonara. Hal ini membuat perempuan Adonara menjalani peran mereka dengan

ketabahan dan kepatuhan. Menurut Sugihastuti (2007:84) perempuan

membutuhkan aktualisasi diri dalam masyarakat tempat ia tinggal, bukan sebagai

individu yang menjalankan fungsinya dalam lingkup rumah tangga saja. Akan

tetapi, perempuan memerlukan sarana dalam pergaulan sosial dengan masyarakat

tempat ia tinggal dengan tidak memperhitungkan berbagai perbedaan agama, ras,

etnis dan sebagainya. Peran tersebut tidak dapat dilaksanakan karena sudah

terlebih dahulu dilakukan oleh pihak laki-laki.

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Aspek Ego melihat pada kenyataan yang dialami perempuan Adonara belum

sampai pada tujuan yakni keadilan dan kesetaraan gender. Peneliti menemukan 32

data dalam kumpulan puisi Bara Pattyradja yang mencerminkan aspek ego

dialami kaum perempuan Adonara. Peran perempuan Adonara mengalami

dekonstruksi gender. Oleh sebab itu, dibutuhkan nilai-nilai atau aturan-aturan

untuk menghadapi kondisi yang lebih baik dan disinilah Superego mengimbangi

dan berperan dalam diri manusia. Superego melihat adanya harapan dan

kenyataan yang terjadi dalam kehidupan perempuan Adonara, dapat memberikan

nilai-nilai yang bermartabat agar perempuan Adonara tidak tertekan secara

psikologis.

Puisi-puisi karya Bara Pattyradja menggambarkan tentang citra dan peran

perempuan dalam kehidupan sosial di pulau Adonara. Dalam masyarakat yang

masih kental dengan budaya patriarkat, relasi gender dilandasi hukum kebapakan

dan hukum kepatuhan sudah menjadi hegemoni dalam budaya Lamaholot..

Menurut Walby (2014), bahwa patriarkat adalah sebuah sistem dari struktur

sosial, praktik yang menempatkan laki-laki dalam posisi dominan, menindas dan

mengeksploitasi perempuan. Walby mengemukakan patriarkat dibedakan menjadi

dua, yaitu patriarkat privat dan patriarkat publik. Patriarkat privat bermuara pada

wilayah rumah tangga dan patriarkat publik menempati wilayah-wilayah publik

seperti lapangan pekerjaan dan negara. Hal ini pun tercermin dalam 7 puisi karya

Bara Pattyradja, bagaimana perempuan Adonara merasakan beban psikologis

yang tidak dapat diungkapkan secara verbal, tetapi uniknya semua yang nampak

menjadi beban dilakukan perempuan Adonara dengan tabah dan iklas.

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.2.2 Puisi dalam Pendekatan Feminisme

Dalam dunia sastra, feminisme dapat digunakan sebagai pendekatan dalam

kritik sastra. Seperti yang diungkapkan oleh Kolodny (dalam Djajanegara,

2000:19) menyatakan bahwa kritik sastra feminis membeberkan perempuan

menurut stereotip seksual, baik dalam kesusastraan maupun dalam kritik sastra,

dan juga menunjukkan bahwa aliran-aliran dan cara-cara yang tidak memadai

telah mengkaji tulisan perempuan secara tidak adil dan tidak peka. Tujuan utama

kritik sastra feminis adalah menganalisis relasi gender, situasi ketika perempuan

berada dalam dominasi laki-laki.

Puisi dan perempuan sudah menjadi bagian dalam siklus hidup manusia.

Permasalahan mengenai perempuan membuat sebagian penulis atau penyair

berpikir untuk membuatnya sebagai tema yang diangkat dalam puisi. Sebab puisi

dijadikan sebagai wahana menyalurkan inspirasi maupun aspirasi bagi perempuan

yang lain. Tidak hanya perempuan yang mengangkat tema feminisme dalam

puisinya melainkan juga pria yang mengangkat tema-tema feminisme ini. Mereka

mulai menanggapi serius masalah-masalah ketidakadilan terhadap perempuan,

maupun masalah kesetaraan gender lainnya.

Feminisme bukanlah upaya pemberontakan kaum perempuan terhadap

kaum laki-laki, bukan pula upaya pemberontakan terhadap pranata sosial dan

budaya seperti dalam perkawinan, dalam politik maupun dalam bidang pekerjaan.

Inti dari feminisme adalah ketidakrelaan perempuan hanya dijadikan nomor dua

atau kaun yang terpinggirkan. Sasaran penting dalam analisis feminis menurut

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Suwardi Endaswara (2008:146) adalah sedapat mungkin berhubungan dengan (a)

mengungkapkan karya-karya tulis wanita pada masa lalu dan masa kini; (b)

mengungkapkan berbagai tekanan pada tokoh wanita dalam karya sastra yang

ditulis oleh pengarang pria; (c mengungkapkan ideologi pengarang wanita dan

pria, bagaimana mereka memandang diri sendiri dalam kehidupan nyata; (d)

mengkaji aspek ginokritik, memahami proses kreatif kaum feminis; (e)

mengungkap aspek psikoanalisa feminis, mengapa wanita lebih suka hal yang

halus, emosional, penuh kasih sayang, dan lain sebagainya.

Kemudian muncul istilah membaca sebagai perempuan seperti yang telah

dicetuskan oleh Culler, maksudnya adalah membaca dengan kesadaran

membongkar praduga dan ideologi kekuasaan laki-laki yang patriarkat

(Sugihastuti: 2005:19). Analisis puisi dengan kritik sastra feminis berhubung

dnegan konsep membaca sebagai perempuan, karena selama ini seolah-olah hanya

ditujukan kepada pembaca laki-laki. Tetapi dengan kritik ini munculah

pembaharuan adanya pengakuan akan adanya pembaca perempuan. Hal ini dapat

dikatakan untuk mengurangi prasangka gender dalam dunia sastra. Dan ini seperti

yang tersirat dalam kumpulan puisi karya Bara Pattyradja. Maka dengan

menggunakan analisis psikologi-feminisme, peneliti dapat menemukan soal-soal

perempuan perlu disuarakan untuk agar harkat dan martabat perempuan Adonara

dapat setara dengan laki-laki.

Figur Barek, Siti, Tuto, Guru Ea mencerminkan kehidupan perempuan

Adonara dan perempuan Indonesia umumnya yang masih jauh dari harapan

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

keadilan dan kesejahteraan. Tidak saja para Aktivis Feminis yang selalu bersuara

dan berjuang mewakili kaum perempuan yang mengalami diskriminasi gender

tetapi para penulis dan pengamat sastra pun ikut peduli dan ambil bagian dalam

upaya terhadap isu-isu kesetaraan gender. Karya-karya sastra melalui pendekatan

feminisme secara nyata turut serta di dalam perjuangan kaum perempuan itu.

4.2.3 Puisi dalam Perspektif Sosial Budaya

Puisi adalah karya seni sastra. Puisi merupakan salah satu bentuk karya

sastra. Menurut Rene Wellek, dan Warren (dalam Pradopo, 2009:315)

mengemukakan bahwa paling baik kita memandang kesusastraan sebagai karya

yang di dalamnya fungsi estetiknya dominan, yaitu fungsi seninya yang berkuasa.

Tanpa fungsi seni itu karya kebahasaan tidak dapat disebut karya (seni) sastra.

Berbicara tentang kesusastraan adalah bicara tentang budaya. Dalam karya sastra,

termasuk puisi, permasalahan mengenai gender atau feminisme merupakan

bentukan dari kebudayaan khusus yang lahir akibat budaya patriarkat. Patriarkat

mendudukan posisi perempuan sebagai inferior, sedangkan laki-laki sebagai

superior. Hal ini menunjukkan bahwa gender dan jenis kelamin yaitu feminin-

maskulin ditentukan secara kultural. Ada tiga topik utama dalam tesis ini yang

menjadi kajian peneliti yakni sastra, psikologi dan feminisme, dan ketiganya

memiliki benang merah dengan kondisi sosial budaya perempuan Adonara dan

masyarakat Adonara.

Karya sastra dalam sosial budaya pada dasarnya adalah sebagai media pesan

masyarakat sebab secara teoretis sesudah karya sastra selesai ditulis maka ia

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menjadi milik masyarakat. Karya sastra termasuk puisi merupakan warisan

budaya bangsa yang harus dimanfaatkan, sebab setiap karya sastra mengandung

nilai-nilai dan aspek-aspek keindahannya, di dalamnya terkandung berbagai

permasalahan kehidupan manusia (Kuntha Ratna, 2014:227). Hal ini juga

dikemukakan oleh seorang Tokoh Adat di Adonara, Bapak Ahmad Malakalu pada

topik wawancara (P3) bahwa dalam berbagai diksi yang ada dalam puisi Bara

Pattyradja isu ketimpangan gender itu nampak sekali pada puisi Barek, Tuto, Siti.

Sebenanrnya Perempuan Adonara itu memiliki dua karakter berbeda yakni antara

perempuan di pegunungan yang diwakili oleh Barek dan Tuto, dan perempuan

pesisir yang diwakili oleh Siti. Ada ketimpangan gender bukan hanya dalam

kehidupan adat-istiadat tetapi dalam berbagai aspek kehidupan yang lain,

perempuan hanya dijadikan sub-ordinat terutama dalam aspek kehidupan sosial

bermasyarakat.

Dari 7 puisi yang menjadi sumber data penelitian tesis ini, telah ditemukan

sebanyak 32 data oleh peneliti dan divalidasi keabsahan datanya oleh dua

validator dari perspektif sastra lokal dan psikologi-feminisme. Ada 22 data yang

menunjukkan citra positif dan citra negatif perempuan Adonara, sedangkan 10

data menunjukkan peran publik dan peran domestik perempuan Adonara. Citra

positif yang tergambar pada perempuan Adonara antara lain ketangguhan,

keberanian, kesetiaan, ketabahan dan kelembutan. Sedangkan citra negatifnya

cukup memprihatinkan karena perempuan Adonara menjadi penyokong utama

keluarga atau tulang punggung keluarga dan memikul beban psikologis akibat

adanya tekanan kondisi sosial dalam budaya patriarkat. Adapun peran domestik

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang dilakukan oleh perempuan Adonara antar lain menjadi ibu rumah tangga

sejati yang mengurus segala pekerjaan di rumah, berkebun/bertani, mengatur

konsumsi dalam setiap acara adat setempat. Sedangkan peran publik perempuan

Adonara yang tercermin dalam puisi Bara Pattyradja antara lain berdagang di

pasar tradisional, menghasilkan produk kain tenun dan menjadi guru di sekolah.

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini memuat hal-hal (a) simpulan yakni hasil penelitian tesis, (b) saran

yang bermanfaat bagi pembaca dan penelitian selanjutnya.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam kajian tesis “Citra dan

Peran Perempuan Adonara dalam Kumpulan Puisi Bara Pattyradja: Pendekatan

Psycho-Feminism” maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

(a) Citra perempuan Adonara yang tercermin dalam kumpulan puisi Bara

Patttyradja mewakili kondisi kehidupan dan sosial budaya perempuan Adonara.

Baik citra positif maupun citra negatif yang telah diuraikan peneliti dalam sub-bab

pembahasan dan pada skema kerangka berpikir. Bahwa sesungguhnya, perempuan

Adonara adalah perempuan yang memiliki citra yang baik atau positif. Citra

positif yang ada dalam diri perempuan Adonara seperti kasih sayang,

ketangguhan, keberanian, kesetiaan, ketabahan, kelembutan. Namun, di balik

semua itu sebenarnya mereka pasrah pada kondisi sosial budaya patriarkat. Ada

hukum kepatuhan akibat dari sistem hegemoni.

(b) Kajian penelitian ini telah mengungkapkan fenomena tentang harkat dan

martabat perempuan-perempuan lokal di Adonara yang masih mengalami

diskriminasi gender dalam aspek-aspek kehidupan bersosial di daerahnya. Hal ini

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tidak hanya dialami oleh perempuan di NTT tetapi di Papua, Kalimantan,

Sumatera dan masih banyak lagi daerah yang belum tersentuh peneliti. Citra

perempuan Adonara merupakan cerminan dari perempuan Indonesia yang masih

mengalami diskriminasi gender, adanya pembedaan nilai dalam diri perempuan

dan laki-laki. Melalui pendekatan psycho-feminism, peneliti mengkonfirmasi

bahwa perempuan harus berani menyampaikan pendapat, mampu tampil di publik

untuk pengembangan diri.

(c) Peran perempuan Adonara juga tercermin dalam kumpulan puisi karya Bara

Pattyradja, mereka tidak hanya fokus dalam ranah domestik atau rumah tangga

saja tetapi dapat berperan ganda di ranah publik yang masih kecil ruang

lingkupnya. Meskipun peran itu hanya sebatas di daerah tidak sampai keluar

daerah untuk bersosialisasi, akan tetapi perempuan Adonara sudah mampu

berinteraksi di luar rumah. Seperti yang tersirat dalam puisi mereka berdagang di

pasar tradisional, memproduksi kain tenun dan menjadi guru mengajar di sekolah-

sekolah. Sedang urusan domestik, mereka akan berfokus mengurus keluarga,

urusan di dapur, mengasuh dan mendidik anak bahkan merangkap sebagai petani

di ladang/kebun, semua dilakukan dengan diam. Maka melalui kritik sastra

feminisme, semua soal-soal perempuan selayaknya diperjuangkan.

(d) Sebanyak 32 data yang ditemukan peneliti menegaskan simpulan tesis ini

bahwa Perempuan Adonara memiliki citra yang baik atau positif dalam

kehidupannya sehari-hari; mereka memiliki harapan untuk masa depan, memiliki

sikap yang setia dan berani, berjiwa tangguh, tidak putus asa dan menyerah,

82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penuh ketabahan, kelembutan, menjadi sosok ibu yang melindungi dan penuh

kasih sayang. Perempuan Adonara sebenarnya memiliki potensi untuk

mengembangkan diri di ranah publik yang lebih luas, tetapi kondisi dalam

lingkungan sosial masyarakat Adonara belum sepenuhnya memberikan ruang

untuk mereka berkarya dan berkreasi, kecuali berada di luar daerah. Jika mereka

diberi peran lebih (soft skill) tentu akan membawa dampak yang baik bagi

kehidupan perempuan Adonara itu sendiri. Hal ini harus terus disuarakan dan

diperjuangkan agar citra negatif yang masih membelenggu mereka terkikis. Sebab

perempuan juga bagian dari sejarah perjuangan dan pembangunan bangsa.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian tesis ini maka beberapa saran yang peneliti ajukan

diantaranya:

(a) Bagi Masyarakat Adonara/ Suku Lamaholot

Masyarakat Adonara dalam rumpun suku Lamaholot yang menempatkan

perempuan dalam kedudukan yang tinggi harus tercermin dalam keseharian bukan

hanya sekedar peribahasa yang mengatakan perempuan itu ada di strata yang

tinggi tetapi masih meremehkan eksistensi perempuan itu sendiri.

(b) Bagi Tokoh Adat & Tokoh Perempuan

Perempuan Adonara memiliki potensi yang dapat meningkatkan

kesejahteraan hidup keluarga, untuk itu perlu diberi ruang publik yang lebih luas

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam bersosialisasi. Tidak hanya menghabiskan banyak waktu di rumah untuk

urusan domestik tetapi mampu tampil dan mendapatkan dukungan keluarga, para

tokoh adat maupun tokoh perempuan agar mereka bisa berkiprah dengan baik.

(c) Bagi Pemerintah Daerah Flotim

Pemerintah Daerah Flores Timur (Flotim) dalam hal ini Badan Pemberdayaan

Perempuan diharapkan memberi ruang kreasi, ruang publik dengan fasilitas yang

menunjang bagi kaum perempuan Flotim khususnya perempuan Adonara. Dengan

potensi yang dimiliki mereka dapat menghasilkan sumber pendapatan yang baik

yang bisa berkontribusi bagi daerah.

(d) Bagi Pembaca dan Peneliti Lebih Lanjut

Semoga tesis ini diharapkan dapat memberi manfaat dan pengetahuan baru

bagi pembaca umumnya. Dan untuk peneliti lebih lanjut diharapkan bisa

melakukan penelitian tentang perempuan Adonara dari perspektif lain agar

menambah pengetahuan masyarakat dan berdampak besar bagi kemajuan daerah.

Sebab kaum perempuan mempunyai peran yang sama dengan laki-laki dalam

membangun peradaban bangsa.

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Arivia, Gadis. 2003. Feminis Sebuah Kata Hati. Jakarta: Buku Kompas.

Beauvoir. De Simone. 2003. Second Sex. Surabaya: Pustaka Promothea.

Beauvoir, Simone De. 1989. The Second Sex, Book Two: Women’s Life Today.
New York: Vintage. Diterjemahkan oleh Toni B. F dan Nuraini
Juliastuti.2016. Second Sex: Kehidupan Perempuan. Yogyakarta: Pustaka
Promethea.

Djajanegara, Soenarjati. 2003. Kritik Sastra Feminis: Sebuah Pengantar.


Jakarta:Gramedia Pustaka.

El Saadawi, Nawal. 2001.Perempuan Dalam Budaya Patriarki.


Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta:Media


Pressindo.

Fakih, Mansore. 2006. Analisis Gender dan Transformasi Sosial.


Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Faruk, 2012. Novel Indonesia Kolonialisme & Ideologi Emansipatoris.


Yogyakarta: Ombak.

Feminisme. Tesis. Yogyakarta: Program Pascasarajana Universitas Gajah Mada.

Gandhi, Mahatma. 2002. Kaum Perempuan dan Ketidakadilan Sosial.


Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Humm, Maggie. 2002. Ensiklopedia Feminisme. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru

Ismawati, Esti. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra


Indonesia. Yogyakarta:Penerbit Ombak.

Koswara, Endang. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: PT Eresco.

Kuntha Ratna, Nyoman. 2014. Peranan Karya Sastra, Seni dan Budaya dalam
Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Melalatoa, Junus. 2003. Gayo: Puisi Etnografi Budaya Malu. Jakarta: Yayasan
Budaya Tradisional dan Kantor Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.

Minderop, Albertine. 2010. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor


Indonesia.

Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Nurhayati, Eti. 2012. Psikologi Perempuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pradopo, Rachmat. 1994. Prinsip-Prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press.

Pradopo, Rachmat. 2002. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press.

Pattyradja, Bara. 2013. Samudera Cinta Ikan Paus. Bandung: Asas UPI.

Pattyradja, Bara. 2016. Pacar Gelap Puisi. Jakarta: Cenale Nusantara.

Rakhmat Jalaluddin.2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rochayanti, Cristina. 2000. Citra Wanita Indonesia Dalam Iklan. Majalah


Femina: Analisis Isi Iklan Majalah Wanita Femina Dekade.

Sofia dan Sugihastuti. 2003. Feminisme dan Sastra: Menguak Citra Perempuan
dalam Layar Terkembang. Bandung:Kartasis.

Soekanto, Soejono. 2001. Sosiologi Sebagai Pengantar. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Sugihastuti dan Saptiawan Itsna. 2007. Gender dan Inferioritas Perempuan.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugihastuti & Suharto. 2002. Kritik Sastra Feminis: Teori dan Aplikasinya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suhardono, Edy. 1994. Teori Peran, Konsep, Derivasi dan Implikasinya.


Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Taum, Yapi. 2015. Kumpulan Puisi Balada Arakian. Yogyakarta: Lamalera.

Teeuw, A. 2003. Sastera dan Ilmu Sastera. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Walby, Sylvia. 2014. Teorisasi Patriarki. Yogyakarta: Jalasutra.

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Wiyatmi. 2012. Kritik Satra Feminis. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Wolfman, Brunetta. 1992. Peran Kaum Wanita. Yogyakarta:Kanisius

Artikel dalam Jurnal

Aravia, Gadis. 2001. “Perempuan Lokal Bicara” JURNAL PEREMPUAN.


Jurnal Feminis Indonesia, Vo.02, No. 17. April 2001.

HUMANIORA. Jurnal Ilmu-ilmu Humaniora, Vol.22, No.2 Juni 2012, Hlm.


196-206.

Papua Barat TIFA ANTROPOLOGI Jurnal Ilmiah Etnografi, Vol.1, No.01 Juli
2013. Hlm.220-229.

Sharma, Arpita.“Portrayal of Women in Mass Media”. Media Watch 4:1(2012).

Suharuddin. 2009. “Pemberdayaan Masyarakat Miskin Berbasis Kearifan


Lokal”, SODALITY Jurnal Sosiologi Pedesaan, Vol.3, No.01.

Wahyuni, Yekti. 2017. “Peran Produksi, Reproduksi dan Sosial Kemasyarakatan


Perempuan Pengolah Kerang Hijau di Muara Angke”.
JURNALPEREMPUAN. Jurnal untuk Pencerahan dan Kesetaraan. Vol.22
No.4. November 2017.

http://adonarakita.blogspot.co.id/2008/01/perempuan-adonara-harus-ikut-
berjuang.html

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TABULASI DATA DAN ANALISIS

“CITRA DAN PERAN PEREMPUAN ADONARA DALAM PUISI

BARA PATTYRADJA: PENDEKATAN PSYCHO-FEMINISM

Sumber Data : 7 Puisi dalam Buku Samudera Cinta Ikan Paus (SCIP)

Dan Pacar Gelap Puisi (PGP) Karya Bara Pattyradja

Triangulator 1 : Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum

Tabel 3.1 Citra dan Peran Perempuan dari Perspektif Sastra Lokal

Rumusan Masalah (1) Keterangan Catatan


Kode Data Puisi Citra Citra Tidak Triangulator
No CitraPerempuan
Data Citra Perempuan Negatif Positif Setuju Setuju
Adonara
1. BP/ Bukan tangan bukan tangan tapi relung Analisis Peneliti:  Ada binar yang
SCIP/ kebal kelewang kebal kelewang mata ina Tangan kebal kelewang positif: kebal
A.1. yang menyentuh yang menyentuh yang tabah itu menunjukan sifat kelewang vs
mata yang
hatikutapi relung hatiku mengayuh kekerasan. Di dalam
tabah, artinya
mata ina yang tabah peluh di los- budaya adat Lamoholot kekerasan vs
mengayuh peluh los pasar sejenis tarian perang, kelembutan
di los-los pasar laki-laki menggunakan

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kelewang/parang.
Tetapi puisi ini
menggambarkan
perempuan Adonara
adalah seorang yang
tabah menjalani
hidupnya yang keras
oleh alam dan budaya.

2. BP/ tanpa keluh ia terus tanpa keluh ia Analisis Peneliti:  Perempuan


SCIP/ berjalan menyangga terus berjalan Ini menunjukan bahwa Adonara itu
A.2. hidup yang kuyup menyangga perempuan Adonara tidak pernah
mengeluh tetap
sambil mengingat hidup yang berkarakter tangguh,
mencintai laki-
wajah ama, kuyup sambil tidak kenal lelah dalam laki/suaminya
wajahmu yang mengingat menopang hidup.
pecah di pucuk- wajah ama Mereka juga telah
pucuk bandar mengorbankan seluruh
hidup untuk berbakti
pada suami tanpa
melawan diskriminasi
budaya partriarkat.

3. BP/ keberanian itu keberanian itu Analisis Peneliti:  Makna


SCIP/ seperti wanita seperti wanita Tersirat simbol keberanian itu
bukan senjata

90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A.3. di ranum dadanya di ranum keberanian perempuan tajam tapi


setiap laki-laki dadanya setiap sebagai kodratnya payudara
mengibas sayap- laki-laki tersirat dalam ungkapan
sayap takdirnya mengibas ini. Kata ranum dada
sayap-sayap adalah tempat mengalir
takdirnya air susu seorang ibu
memberikan kehidupan
pada anak. Maka setiap
manusia berhutang budi
pada kaum yang disebut
perempuan.

4. BP/Wai Waiwerang- bila bila cinta Analsis Peneliti:  Gading itu


SCIP/ Witihama yangbiru Citra perempuan simbol adat
A.4Bert bertabur bidadari datang Adonara yang budaya
Lamaholot
beribu, bila cinta mengetuk dideskripsikan adalah
sebagai mahar
Yan yang biru datang pint pintu hatimu tentang status sosial atau mas
Me mengetuk pintu sarungkanlah perempuan Adonara kawin
hatimu sarungkan sebil sebilah gading dalam adat istiadat
sebilah gading disimbolkan dengan
sebilah gading sebagai
bentuk penghargaan
terhadap perempuan
dan orang tuanya.

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gading di dalam
kebudayaan Lamaholot
merupakan simbol
kedaultan harkat dan
martabat. Simbolisasi
ini dijadikan sebagai
belis untuk menegaskan
betapa tingginya
kedudukan perempuan
dalam stratifikasi kultur
kebudayaan Lamaholot.

5. BP/ aku tak sedang telah kulalui Analisis Peneliti:  Makna kasih
SCIP/ berziarah di sini upacara demi Seorang ibu adalah sayang seorang
A.5 telah kulalui upacara ibarat sebuah rumah ibu di rumah
upacara demi dan di telapak tempat pulang anak-
upacara kaki ibu anak setelah mereka
dan di telapak aku temukan berpetualang di luar.
kaki ibu arti rumah Ibu yang memberikan
aku temukan keteduhan di saat anak-
arti rumah anak menghadapi
kerasnya dunia.
Demikian gambaran
sosok ibu-ibu

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

di Adonara

6. BP/ Cintaku kepadamu, Cintaku Analisis Peneliti:  Pada dasarnya,


SCIP/ perempuanku kepadamu Syair samudera cinta Ikan Paus itu
A.6 adalah samudera perempuan ikan paus merupakan datang
menyerahkan
cinta ikan paus adalah satu bentuk afirmasi
dirinya karena
samudera terhadap tradisi lokal. cinta pada
cinta ikan Inilah sebuah tradisi kekasihnya
paus yang tidak hanya para nelayan.
menggambarkan Cinta ikan
peristiwa perburuan Paus itu simbol
ikan paus tapi di cinta sejati
yang penuh
dalamnya juga
pengorbanan.
menyertakan berbagai
ritus yang berjalin
dengan kepercayaan
akan kekuatan
metafisis. Syair ini
sebagai harapan besar
seorang laki-laki
kepada perempuan
Adonara untuk
melanjutkan kehidupan
secara turun temurun.

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Songson
BP/ songsong aku songsong aku Analisis Peneliti:  Kata Peledan
SCIP/ dengan peledan-mu dengan Bahwa ibu atau ina itu perahu
dan
A.7jan dan jangan sisakan peledan-mu, merupakan sosok yang simbol tubuh
manusia.
sedikit s sedikitpun keraguan dan jangan paling utama menjaga
Meminta
sisakan stabilitas rumah, karena perempuan
sedikit pun saat para lelaki berburu menerima
keraguan di laut syarat utama sepenuh hati.
adalah setiap rumah
yang mereka tinggalkan
tidak boleh terjadi hal-
hal yang melanggar
tatanan adat istiadat.
Perempuan memainkan
peranan domestik yang
sangat menentukan
berhasil atau tidak
perburuan itu.

8. BP/ Ea, ea Ea, tubuhmu Analisis Peneliti:  Masih sulit


SCIP/ lalu upacara hari demam Seorang perempuan dibuktikan
A.8 seninkali ini bendera bergetar yang disebutkan penulis sebutan Ea itu
nama orang
membuat tubuhmu udara bergetar bernama Ea. Ia seorang
atau Ea
demambendera lagu-lagu guru perempuan yang panggilan

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bergetarudara kebangsaan sabar. Guru honorer di seperti


bergetarlagu-lagu menyumbat salah satu SMA di menyapa hai
kebangsaan nafasmu pulau Adonara. Ea bagi kebiasaan
orang suku
menyumbat nafasmu adalah representatif dari
Lamaholot.
guru-guru honor di
negeri ini. Tidak dapat
dipungkiri bahwa puisi
ini mengkritik
keberpihakan dari
pemerintah kepada para
guru yang non PNS
(Pegawai Negeri Sipil).

9. BP/ jangan menangis, jangan Analisis Peneliti:  Seorang guru


SCIP/ eajangan teteskan menangis, ea Dari syair puisi ini, bisa menangis
A.9 air mata itu lagi jangan teteskan peneliti bisa melihat karena ulah
murid yang
di bahuku, nanti air mata itu lagi bagaimana seorang
nakal atau
negeri ini di bahuku nanti guru perempuan di karena gaji
tenggelam negeri ini daerah yakni tepatnya yang minim
peradaban tenggelam di pulau Adonara
tenggelam peradaban berkorban menjadi
para siswa tenggelam pendidik meski gaji
tenggelam minim yang tidak
tubuhmu mencukupi taraf

95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tenggelam kesejahteraan mereka.


Dunia pendidikan yang
belum mencapai
kualitas kesejahteraan
hidup para guru,
bagaimana Ea yang
seorang perempuan,
seorang ibu berjuang
mengais rejeki untuk
menopang hidup
keluarganya.

10. BP/ berjalanlah dengan ea akan kueja Analisis Peneliti:  Kucoba


SCIP/ diam, eaakan ku eja warna takdir di Puisi ini merupakan pahami takdir
A.10 warna takdir bawah kibaran sebuah ungkapan yang seorang guru
perempuan
di bawah kibaran rok payungmu satir (sindiran) terhadap
honorer
rok payungmu potret dunia pendidikan dikhianati
mutakhir kita. Sekolah angka-angka
dan takdir seperti seperti hatimu yang sejatinya menjadi ganjil. Gaji
kamus matematika yang patah medium untuk yang sangat
yang buntu. seperti dikhianati mengasah daya pikir minim
hatimuyang patah angka-angka dan daya rasa terlanjur
dikhianatiangka- ganjil terjebak dalam rutinitas
angka ganjil sistem pendidikan yang

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kaku, tidak fleksibel.


Dari tingkatan PAUD
hingga pos doktoral
sistem pendidikan yang
sangat kontinental ini
cuma melahirkan
manusia seperti mesin
fotocopy. Di bawah
kibaran rok payungmu
ingin menunjukkan
ketimpangan semacam
itu di dunia pendidikan
modern kita dewasa ini.
Ibu guru Ea adalah
simbol ketidakadilan
yang dirasakan oleh
para guru honorer. Puisi
ini menampilkan sosok
perempuan “Ea” yakni
guru untuk bersuara
pada ketimpangan
dunia pendidikan kita.

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11. BP/ barek, barek! barek, barek! Analisis Puisi: 


PGP/ namamu tercipta namamu tercipta Menyebut kata Barek
A.11 dari api dan air dari api dan air bukan hanya sekedar
dari kabut gunung dari kabut sapaan tapi sebuah
yang turun perlahan gunung nama khas untuk
di teba-teba jalan yang turun perempuan Adonara.
akar kedda perlahan Barek adalah gambaran
yang gatal dasar tentang nasib
sagu aran gere kaum perempuan secara
universal di tanah
Lamaholot. Gambaran
tentang karakter yang
tangguh dan pekerja
keras. Barek sosok
perempuan yang tak
pernah letih bekerja,
ibarat api dan air antara
watak yang keras dan
lembut menyatu.

12. BP/ barek, barek! barek, barek! Analisis Peneliti: 


PGP/ telah kuteguk sisa telah kuteguk Barek adalah sebutan
A.12 keringat biji asam sisa keringat manifestasi paling
di tubuhmu biji asam di konkrit tentang

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terimalah ketipaku tubuhmu bagaimana sosok


dengan bibir puisi terimalah perempuan yang
agar dapat ketipaku melalui setiap inci
kukalungkan kehidupannya dengan
gad gading disanggulmu keringat darah dan air
ma manik-manik sidok mata, entah sebagai ibu,
di leher jenjangmu sebagai pedagang,
sebagai istri atau
sebagai anak gadis.
Kesemuanya itu ia
jalani dan ia pikul
hanya karena Barek
ditakdirkan sebagai
seorang perempuan.
Gambaran adanya
diskriminasi gender.

13. BP/ seratus tahun, Menjunjung Analisis Peneliti: 


PGP/ seratus tahun tak kemiri-kemiri Puisi ini mencoba untuk
A.13 tumpur sukmamu rindu mengungkit dimensi
menjunjung kemiri kopra-kopra batin perempuan yang
kemiri rindu kopra- kemarau dari menghabiskan separuh
kopra kemarau riuh pasar ke hidupnya di pasar-pasar
dari riuh pasar sunyi bilikmu tradisional untuk

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ke sunyi bilikmu menjual hasil kebun.


Dan hal ini tentu saja
membuat ina-ina
begitu kesepian.
Sangat kontras dengan
tipikal perempuan kota
yang lebih banyak
habiskan waktu dan
hidupnya untuk
bersolek dan sekedar
eksis di dunia maya.
Tapi barek-barek
tidak menikmatinya.

14. BP/ gendong aku, siti waktu terus Analisis Peneliti: 


PGP/ gendong aku berayun Bahwa sosok ibu adalah
A.14 kemana-mana terus berayun guru pertama bagi
terus berayun di lenganmu, setiap anak. Siti
di lenganmu seperti gambaran tentang relasi
seperti menimang menimang bagaimana pola asuh
bayi seperti bayi seperti dipersiapkan sejak dini.
selendang nasib selendang Figur ibu menjadi
nasib teladan yang baik untuk
anak-anaknya kelak.

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bagaimana ibu penuh


kasih sayang mengasuh
anak-anaknya tanpa
pamrih. Ibu memiliki
kasih sayang yang besar
bagi masa depan anak.

15. BP/ siti punya mulut siti punya mulut Analisis Peneliti: 
PGP/ tapi tak punya tapi tak punya Menggambarkan sosok
A.15 lidah, siti punya lidah, siti punya siti seorang ibu, seorang
lidah tapi tak lidah tapi tak perempuan yang
berhak bicara berhak bicara pendiam tidak banyak
bahkan siti punya bicara dalam
hatipunya hati beraktivitas karena
tapi tak bisa tekanan kondisi sosial
pilih kasih masyarakat Adonara
yang melarang
perempuan untuk tidak
banyak komentar
terhadap segala situasi
hidup baik di dalam
rumah maupun
lingkungan masyarakat
setempat. Tersirat pada

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

syair ini siti yang


pendiam. Namun, tidak
demikian pada suasana
hati seorang ibu “siti”
cintanya yang besar
terhadap anak-anaknya
tercurah dengan adil
tanpa pilih kasih.

16. BP/ gendong aku, siti. dipunggungmu Analisis Peneliti:  Makna” ransel
PGP/ siti gendong aku bekalmu kuisi Perempuan Adonara penuh luka”
A.16 kemana-mana punggungmu yang diwakilkan oleh menurut
peneliti itu
di punggungmu ransel penuh siti sebagai sosok ibu
perjuangan
bekalmu kuisi luka dalam puisi ini seorang ibu
punggungmu menggambarkan bentuk
ransel penuh luka perjuangan seorang
perempuan yang
bersedih hati karena
kenakalan anaknya
bahwa nasehat seorang
ibu adalah berkat pada
nasib seorang anak, jika
diabaikan penyesalan
yang membuat anak

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

merasa bersalah.

17. BP/ siti ingin menangis siti ingin Analisis Peneliti: 


PGP/ tapi tak tahu menangis Peneliti melihat bahwa
A.17 bagaimana tapi tak tahu sosok siti yang pasrah
menangis bagaimana pada nasibnya, siti
taktahu menangis seorang janda harus
bagaimana cinta berjuang sendiri
meninggalkannya menjalani hidup tanpa
seorang diri sosok suami, tanpa
memikul isi dada sandaran hidup yang
kuat. Siti tetap tabah
berjuang.

18. BP/ siti terus berjalan siti terus Analisis Peneliti: 


PGP/ terus berjalan berjalan Penulis memposisikan
A.18 gendong aku gendong aku diri sebagai seorang
entah ke mana entah anak kecil yang
siti gendong aku ke mana digendong dan tak
ke dalam diri siti gendong pernah lepas dari
ke dalam diri dekapan ibunya.
Bahwa siti adalah sosok
perempuan tangguh
memiliki cinta yang

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

besar kepada anaknya

19. BP/ Aku tak akan pulang matamu yang SosS Analisis Peneliti:  Perempuan
PGP/ malam ini, tuto kosong bagai Sosok yang disebut yang
A.19 menemani matamu ngarai yang tak Tuto oleh penulis berkabung
karena
yang kosong bagai pernah mengeluh adalah sapaan khas
kehilangan
ngarai yang tak piring-piring untuk perempuan cintanya
pernah mengeluh kotor telah Adonara yang usianya
piring-piring kotor bersih, beling dewasa di atas 40
telah bersih kaca telah tahun. Tuto yang
beling kaca telah melukai hatimu sedang berkabung
melukai hatimu karena kematian
suaminya harus
melanjutkan hidup
seorang diri. Tuto
mempersiapkan sajian
di dapur, Tuto pun
membersihkan piring,
ia menimba sumur di
ladang. Tuto meniti
jagung, ia bekerja tanpa
henti tanpa keluhan.
Tuto pasrah menerima
segala takdirnya.

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20. BP/ mengaji tuto, kutu-kutu Analisis Peneliti: 


PGP/ mengaji di telah merayap Tuto perempuan yang
A.20 kupingmu dari benua tidak berhenti berdoa
kubaca lagi garis yang jauh walau garis takdir
tanganmu menetaskan seolah tenggelamkan
kutu-kutu telah telur-telur dirinya dalam dunia
merayap dari hitamnya sunyi terasa asing
benua yang jauh di rambutmu baginya. Kematian
menetaskan telur- pasangan adalah takdir
telur hitamnya yang tidak dapat
di rambutmu dihindari setiap
manusia. Tuto harus
tegar dalam menjalani
hidup dan kehidupan.

21. BP/ waktu tak pernah tubuhmu terus Analisis Peneliti: 


PGP/ berdusta, tuto berjalan Tuto adalah sebuah
A.21 seperti sauh karam meninggalkan narasi tentang tragedi
didasar kesedihan namamu kematian yang
tubuhmu terus kau masuki menyisahkan perih di
berjalan lumpur kata- dada perempuan,
meninggalkan kata, kau bajak semacam requem.
namamu kau masuki dada laki-laki Tuto adalah wajah lain

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lumpur kata-kata, dengan rahimmu dari kematian yang


kau bajak dada yang piatu dirayakan. Pesta adat
laki-laki dengan yang menempatkan
rahimmu yang piatu kaum perempuan
sebagai sub-ordinat.
Bahwa perempuan
hanya mengenal
kewajibannya sebagai
istri yang meski
bertanggung jawab
terhadap segala urusan
domestik. Perempuan
Adonara terus bekerja
sampai ajal datang
menjemput. Dan Tuto
mengabdi untuk sebuah
dunia yang nyata
sepenuhnya melayani
kepentingan kaum
laki-laki Adonara.

22. BP/ lentera padam dari bayang-bayang Analisis Peneliti: 


PGP/ tenda orang mati jatuh seperti Menemukan sebuah
A.22 di tepian bayang- raut wajahmu narasi tentang tragedi

106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bayang jatuh seperti senyum kematian bagian dari


seperti raut di bibirmu, tuto tradisi adat masyarakat
wajahmu Adonara merayakannya
seperti senyum di tenda-tenda orang
di bibirmu, tuto mati. Sosok Tuto
menampilkan wajah
perempuan yang tegar
pada syair ini dengan
senyum di wajah Tuto.
Bahwa kematian adalah
takdir yang tidak dapat
dihindari setiap
manusia.

Kode Data Puisi Peran Peran Rumusan Masalah (2) Keterangan


Catatan
No Data Peran Perempuan Domestik Publik Peran Perempuan Setuju Tidak
Triangulator
Adonara Setuju
1. BP/ tapi relung mata ina mata ina yang Analisis Peneliti: 
SCIP/ yang tabah tabah mengayuh Tercermin bagaimana
B.1 mengayuh peluh peluh di los-los peran perempuan
di los-los pasar pasar tanpa keluh Adonara dalam
tanpa keluh ia terus ia terus berjalan keseharian mereka
berjalan menyangga menyangga hidup bekerja merangkap
hidupnya sebagai ibu rumah
tangga yang mengurus

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

keluarga, sebagai
petani, sebagai
pedagang di pasar.
Peran-peran tersebut
sungguh berat namun
mereka melakukannya
dengan keikhlasan dan
kesungguhan hati.

2. BP/ di rahimmu yang di rahimmu yang Analisis Peneliti: 


SCIP/ purba padang- purba padang- Mencerminkan peran
B.2 padang terbuka padang terbuka perempuan Adonara
hutan hujan hutan hujan sebagai perempuan
kemarau kemarau lokal yang terus bekerja
meranggas meranggas di wilayah domestik,
berpuluh-puluh rumah tangga saja.
waktu tidak ada Perempuan-perempuan
mal, supermarket Adonara tidak
di sini tidak ada mengenal kehidupan
sirkus politik yang mewah seperti
mal, super market dan
panggung politik.
Mereka bekerja siang
dan malam untuk
mengabdi kepada

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

suami, keluarga.

3. BP/ ketika sinar Ketika angin Analisis Peneliti: 


SCIP/ bulan samar mendesau sepi Mencerminkan tentang
B.3 di perbukitan dekap aku peran perempuan
ketika angin bagaimartir Adonara ketika
mendesau sepi di ujung tiang suaminya pergi melaut
dekap aku mencari hasil ikan, istri
bagai martir di rumah senantiasa
di ujung tiang menunggu, berjaga-jaga
hingga larut malam
bahkan sampai subuh
menunggu kepulangan
suami membawa hasil
melaut untuk keluarga.
Istri menanti di dapur
dengan kepulan asap.

4. BP/ rok payung maafkanlah Analisis Peneliti: 


SCIP/ merah jambumu aku duhai Menunjukan peran
B.4 telah digerek pembina perempuan melalui
ke ujung tiang upacara sosok guru perempuan
tanpa diriku panutanku setiap senin menjadi
maafkanlah aku yang seksi pembina upacara saat
duhai pembina apel di sekolah.

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

upacara panutanku Bahwa sesunguhnya


yang seksi hanya segelintir
perempuan Adonara
yang tampil di publik
karena bekerja seperti
menjadi guru. Mereka
bisa menjadi inspirasi
bagi para murid karena
kesabaran menjadi
pendidik bagi generasi
muda bangsa.

5. BP/ berjalanlah berjalanlah Analisis Peneliti: 


SCIP/ dengan diam, ea dengan diam , Pada syair ini, penulis
B.5 akan kueja warna ea akan kueja sendiri menunjukkan
takdirmu di bawah warna
rasa simpati dan
kibaran rok takdirmu
payungmu di bawah empatinya terhadap
dan takdir seperti kibaran rok peran seorang guru
kamus matematika payungmu hononer yang selalu
yang buntu. dan takdir tabah dengan
seperti hatimu seperti kamus penghasilan yang
yang patah matematika minim. Bahwa
dikhianati angka- yang buntu
fenomena dan isu-isu
angka ganjil seperti hatimu
saat menggenggam yang patah guru honerer sudah
honor dikhianati menjadi momok di

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

angka-angka negeri ini.pemerintah


ganjil saat diharapkan peduli pada
menggenggam kesejahteraan guru.
honor

6. BP/ barek, barek! tubuhmu Analisis Peneliti: 


PGP/ telah kuteguk sisa menjunjung Peran Perempuan
B.6 keringat biji asam kemiri rindu Adonara dalam puisi
di tubuhmu kopra-kopra ini, disimbolkan dengan
menjunjung kemiri- kemarau sosok Barek adalah
kemiri rindu, kopra- dari riuh pasar perempuan pekerja
kopra kemarau ke sunyi bilikmu keras. Di rumah
dari riuh pasar berperan sebagai ibu
ke sunyi bilikmu dan sitri, di kebun
sebagai petani, di pasar
sebagai pedagang.
Barek tak kenal lelah.
Bekerja sebagai bentuk
pengabdian kepada
suami dan anak-anak
untuk kehidupan
keluarga tanpa
bersosialisasi di publik
dan di luar wilayah
pulau Adonara.

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. BP/ gendong aku, gendong aku, siti Analisis Peneliti: 


PGP/ siti gendong aku gendong aku ke Siti seorang ibu yang
B.7 kemana-mana mana-mana memiliki peran dalam
waktu terus mengasuh dapat
waktu terus berayun
berayun, terus menentukan nasib dan
terus berayun di berayun masa depan anaknya.
lenganmu, seperti di lenganmu Sesungguhnya siti
menimang bayi mewakili peran
seperti selendang perempuan Adonara
nasib siti dan perempuan
Indonesia bagaimana
seorang perempuan
yang taat pada kodrat
seorang ibu.

8. BP/ siti terus berjalan siti terus berjalan Analisis Peneliti: 


PGP/ terus berjalan gendong aku Pendidikan pertama dan
B.8 gendong aku entah ke mana utama anak diperoleh
entah ke mana siti gendong aku dari rumah yakni ibu
siti gendong aku ke dalam diri yang berperan besar
ke dalam diri dalam mendidik dan
membimbing setiap
anaknya. Hal ini pun
terjadi dalam kehidupan
perempuan Adonara.

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9. BP/ piring-piring kotor piring-piring Analisis Peneliti: 


PGP/ telah bersih kotor telah bersih Peran Perempuan
B.9 beling kaca telah beling kaca telah Adonara tercermin
melukai hatimu melukai hatimu dalam syair ini bahwa
daging-daging daging-daging tidak hanya di rumah
telah selesai kau telah selesai kau mereka berperan secara
hidangkan hidangkan domestik, tetapi ketika
jagung-jagung jagung-jagung ada kematian Tuto pun
di ladang sudah kau di ladang sudah harus tetap bekerja
titi, sumur-sumur kau titi, sumur- melayani tamu-tamu
di pantai kering sumur di pantai yang datang melayat.
kau timba kering kau timba Entah urusan di dapur
maupun urusan di meja
hidangan untuk
menjamu tetamu
laki-laki.

10. BP/ kau masuki lumpur kau masuki Analisis Peneliti: 


PGP/ kata-kata, kau bajak lumpur kata- Syair itu mencerminkan
B.10 dada laki-laki kata, kau bajak peran perempuan
dengan rahimmu dada laki-laki Adonara yang telah
yang piatu dengan rahimmu mengabdikan seluruh
yang piatu hidupnya, berkorban

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

untuk suami meskipun


sudah berstatus janda,
namun Tuto memiliki
cinta kuat.

Triangulator 2 : Dr. Titik Kristiani, M.Psi.

Tabel 3.2 Citra dan Peran Perempuan dari Perspektif Psikologi Feminis

Rumusan Masalah (1) Keterangan Catatan


Kode Data Puisi Citra Citra Tidak Triangulator
No CitraPerempuan
Data Citra Perempuan Negatif Positif Setuju Setuju
Adonara
1. BP/ Bukan tangan bukan tangan tapi relung Analisis Peneliti:  Konsep citra
SCIP/ kebal kelewang kebal kelewang mata ina Tangan kebal kelewang positif dan
A.1. yang menyentuh yang menyentuh yang tabah itu menunjukan sifat negatif perlu
dipertegas
hatikutapi relung hatiku mengayuh kekerasan. Di dalam
mata ina yang tabah peluh di los- budaya adat Lamoholot
mengayuh peluh los pasar sejenis tarian perang,
di los-los pasar laki-laki menggunakan
kelewang/parang.
Tetapi puisi ini
menggambarkan

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perempuan Adonara
adalah seorang yang
tabah menjalani
hidupnya yang keras
oleh alam dan budaya.

2. BP/ tanpa keluh ia terus tanpa keluh ia Analisis Peneliti: 


SCIP/ berjalan menyangga terus berjalan Ini menunjukan bahwa
A.2. hidup yang kuyup menyangga perempuan Adonara
sambil mengingat hidup yang berkarakter tangguh,
wajah ama, kuyup sambil tidak kenal lelah dalam
wajahmu yang mengingat menopang hidup.
pecah di pucuk- wajah ama Mereka juga telah
pucuk bandar mengorbankan seluruh
hidup untuk berbakti
pada suami tanpa
melawan diskriminasi
budaya partriarkat.

3. BP/ keberanian itu keberanian itu Analisis Peneliti: 


SCIP/ seperti wanita seperti wanita Tersirat simbol
A.3. di ranum dadanya di ranum keberanian perempuan
setiap laki-laki dadanya setiap sebagai kodratnya
mengibas sayap- laki-laki tersirat dalam ungkapan

115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sayap takdirnya mengibas ini. Kata ranum dada


sayap-sayap adalah tempat mengalir
takdirnya air susu seorang ibu
memberikan kehidupan
pada anak. Maka setiap
manusia berhutang budi
pada kaum yang disebut
perempuan.

4. BP/Wai Waiwerang- bila bila cinta Analisis Peneliti: 


SCIP/ Witihama yangbiru Citra perempuan
A.4Bert bertabur bidadari datang Adonara yang
beribu, bila cinta mengetuk dideskripsikan adalah
Yan yang biru datang pint pintu hatimu tentang status sosial
Me mengetuk pintu sarungkanlah perempuan Adonara
hatimu sarungkanlah sebil sebilah gading dalam adat istiadat
sebilah gading disimbolkan dengan
sebilah gading sebagai
bentuk penghargaan
terhadap perempuan
dan orang tuanya.
Gading di dalam
kebudayaan Lamaholot
merupakan simbol

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kedaultan harkat dan


martabat. Simbolisasi
ini dijadikan sebagai
belis untuk menegaskan
betapa tingginya
kedudukan perempuan
dalam stratifikasi kultur
kebudayaan Lamaholot.

5. BP/ aku tak sedang telah kulalui Analisis Peneliti: 


SCIP/ berziarah di sini upacara demi Seorang ibu adalah
A.5 telah kulalui upacara ibarat sebuah rumah
upacara demi dan di telapak tempat pulang anak-
upacara kaki ibu anak setelah mereka
dan di telapak aku temukan berpetualang di luar.
kaki ibu arti rumah Ibu yang memberikan
aku temukan keteduhan di saat anak-
arti rumah anak menghadapi
kerasnya dunia.
Demikian gambaran
sosok ibu-ibu
di Adonara

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. BP/ Cintaku kepadamu, Cintaku Analisis Peneliti: 


SCIP/ perempuanku kepadamu Syair samudera cinta
A.6 adalah samudera perempuan ikan paus merupakan
cinta ikan paus adalah satu bentuk afirmasi
samudera terhadap tradisi lokal.
cinta ikan Inilah sebuah tradisi
paus yang tidak hanya
menggambarkan
peristiwa perburuan
ikan paus tapi di
dalamnya juga
menyertakan berbagai
ritus yang berjalin
dengan kepercayaan
akan kekuatan
metafisis. Syair ini
sebagai harapan besar
seorang laki-laki
kepada perempuan
Adonara untuk
melanjutkan kehidupan
secara turun temurun.

7. Songson
BP/ songsong aku songsong aku Analisis Peneliti:  Apa makna
keraguan?

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SCIP/ dengan peledan-mu dengan Analisis Peneliti:


dan
A.7jan dan jangan sisakan peledan-mu, Bahwa ibu atau ina
sedikit s sedikitpun keraguan dan jangan merupakan sosok yang
sisakan paling utama menjaga
sedikit pun stabilitas rumah, karena
keraguan saat para lelaki berburu
di laut syarat utama
adalah setiap rumah
yang mereka tinggalkan
tidak boleh terjadi hal-
hal yang melanggar
tatanan adat istiadat.
Perempuan memainkan
peranan domestik yang
sangat menentukan
berhasil atau tidak
perburuan itu.

8. BP/ Ea, ea Ea, tubuhmu Analisis Peneliti: 


SCIP/ lalu upacara hari demam Seorang perempuan
A.8 seninkali ini bendera bergetar yang disebutkan penulis
membuat tubuhmu udara bergetar bernama Ea. Ia seorang
demambendera lagu-lagu guru perempuan yang
bergetarudara kebangsaan sabar. Guru honorer di

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bergetarlagu-lagu menyumbat salah satu SMA di


kebangsaan nafasmu pulau Adonara. Ea
menyumbat nafasmu adalah representatif dari
guru-guru honor di
negeri ini. Tidak dapat
dipungkiri bahwa puisi
ini mengkritik
keberpihakan dari
pemerintah kepada para
guru yang non PNS
(Pegawai Negeri Sipil).

9. BP/ jangan menangis, jangan Analisis Peneliti: 


SCIP/ eajangan teteskan menangis, ea Dari syair puisi ini,
A.9 air mata itu lagi jangan teteskan peneliti bisa melihat
di bahuku, nanti air mata itu lagi bagaimana seorang
negeri ini di bahuku nanti guru perempuan di
tenggelam negeri ini daerah yakni tepatnya
peradaban tenggelam di pulau Adonara
tenggelam peradaban berkorban menjadi
para siswa tenggelam pendidik meski gaji
tenggelam minim yang tidak
tubuhmu tenggelam mencukupi taraf
kesejahteraan mereka.

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dunia pendidikan yang


belum mencapai
kualitas kesejahteraan
hidup para guru,
bagaimana Ea yang
seorang perempuan,
seorang ibu berjuang
mengais rejeki untuk
menopang hidup
keluarganya.

10. BP/ berjalanlah dengan ea akan kueja Analisis Peneliti: 


SCIP/ diam, eaakan ku eja warna takdir di Puisi ini merupakan
A.10 warna takdir bawah kibaran sebuah ungkapan yang
di bawah kibaran rok payungmu satir (sindiran) terhadap
rok payungmu potret dunia pendidikan
mutakhir kita. Sekolah
dan takdir seperti seperti hatimu yang sejatinya menjadi
kamus matematika yang patah medium untuk
yang buntu. seperti dikhianati mengasah daya pikir
hatimuyang patah angka-angka dan daya rasa terlanjur
dikhianatiangka- ganjil terjebak dalam rutinitas
angka ganjil sistem pendidikan yang
kaku, tidak fleksibel.

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari tingkatan PAUD


hingga pos doktoral
sistem pendidikan yang
sangat kontinental ini
cuma melahirkan
manusia seperti mesin
fotocopy. Di bawah
kibaran rok payungmu
ingin menunjukkan
ketimpangan semacam
itu di dunia pendidikan
modern kita dewasa ini.
Ibu guru Ea adalah
simbol ketidakadilan
yang dirasakan oleh
para guru honorer. Puisi
ini menampilkan sosok
perempuan “Ea” untuk
bersuara pada
ketimpangan dunia
pendidikan kita.

11. BP/ barek, barek! barek, barek! Analisis Peneliti: 


PGP/ namamu tercipta namamu tercipta Menyebut kata Barek

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A.11 dari api dan air dari api dan air bukan hanya sekedar
dari kabut gunung dari kabut sapaan tapi sebuah
yang turun perlahan gunung nama khas untuk
di teba-teba yang turun perempuan Adonara.
jalanakar kedda perlahan Barek adalah gambaran
yang gatal dasar tentang nasib
sagu aran gere kaum perempuan secara
universal di tanah
Lamaholot. Gambaran
tentang karakter yang
tangguh dan pekerja
keras. Barek sosok
perempuan yang tak
pernah letih bekerja,
ibarat api dan air antara
watak yang keras dan
lembut menyatu.

12. BP/ barek, barek! barek, barek! Analisis Peneliti: 


PGP/ telah kuteguk sisa telah kuteguk Barek adalah
A.12 keringat biji asam sisa keringat manifestasi paling
di tubuhmu biji asam di konkrit tentang
terimalah ketipaku tubuhmu bagaimana sosok
dengan bibir puisi terimalah perempuan yang

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

agar dapat ketipaku melalui setiap inci


kukalungkan kehidupannya dengan
gad gading disanggulmu keringat darah dan air
ma manik-manik sidok mata, entah sebagai ibu,
di leher jenjangmu sebagai pedagang,
sebagai istri atau
sebagai anak gadis.
Kesemuanya itu ia
jalani dan ia pikul
hanya karena Barek
ditakdirkan sebagai
seorang perempuan.
Gambaran adanya
diskriminasi gender.

13. BP/ seratus tahun, Menjunjung Analisis Peneliti: 


PGP/ seratus tahun kemiri-kemiri Puisi ini mencoba untuk
A.13 tak tumpur sukmamu rindu mengungkit dimensi
menjunjung kemiri kopra-kopra batin perempuan yang
kemiri rindu kopra- kemarau dari menghabiskan separuh
kopra kemarau riuh pasar ke hidupnya di pasar-pasar
dari riuh pasar sunyi bilikmu tradisional untuk
ke sunyi bilikmu menjual hasil kebun.
Dan hal ini tentu saja

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

membuat ina-ina
begitu kesepian.
Sangat kontras dengan
tipikal perempuan kota
yang lebih banyak
habiskan waktu dan
hidupnya untuk
bersolek dan sekedar
eksis di dunia maya.
Tapi barek-barek
tidak menikmatinya.

14. BP/ gendong aku, siti waktu terus Analisis Peneliti: 


PGP/ gendong aku berayun Bahwa sosok ibu adalah
A.14 kemana-mana terus berayun guru pertama bagi
terus berayun di lenganmu, setiap anak. Siti
di lenganmu seperti gambaran tentang relasi
seperti menimang menimang bagaimana pola asuh
bayi seperti bayi seperti dipersiapkan sejak dini.
selendang nasib selendang Figur ibu menjadi
nasib teladan yang baik untuk
anak-anaknya kelak.
Bagaimana ibu penuh
kasih sayang mengasuh

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

anak-anaknya tanpa
pamrih. Ibu memiliki
kasih sayang yang besar
bagi masa depan anak.

15. BP/ siti punya mulut siti punya mulut Analisis Peneliti: 
PGP/ tapi tak punya tapi tak punya Menggambarkan sosok
A.15 lidah, siti punya lidah, siti punya siti seorang ibu, seorang
lidah tapi tak lidah tapi tak perempuan yang
berhak bicara berhak bicara pendiam tidak banyak
bahkan siti punya bicara dalam
hatipunya hati beraktivitas karena
tapi tak bisa tekanan kondisi sosial
pilih kasih masyarakat Adonara
yang melarang
perempuan untuk tidak
banyak komentar
terhadap segala situasi
hidup baik di dalam
rumah maupun
lingkungan masyarakat
setempat. Tersirat pada
syair ini siti yang
pendiam. Namun, tidak

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

demikian pada suasana


hati seorang ibu “siti”
cintanya yang besar
terhadap anak-anaknya
tercurah dengan adil
tanpa pilih kasih.

16. BP/ gendong aku, siti. dipunggungmu Analisis Peneliti: 


PGP/ siti gendong aku bekalmu kuisi Perempuan Adonara
A.16 kemana-mana punggungmu yang diwakilkan oleh
di punggungmu ransel penuh siti sebagai sosok ibu
bekalmu kuisi luka dalam puisi ini
punggungmu menggambarkan bentuk
ransel penuh luka perjuangan seorang
perempuan yang
bersedih hati karena
kenakalan anaknya
bahwa nasehat seorang
ibu adalah berkat pada
nasib seorang anak, jika
diabaikan penyesalan
yang membuat anak
merasa bersalah.

127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17. BP/ siti ingin menangis siti ingin Peneliti melihat bahwa 
PGP/ tapi tak tahu menangis sosok siti yang pasrah
A.17 bagaimana tapi tak tahu pada nasibnya, siti
menangis bagaimana seorang janda harus
taktahu menangis berjuang sendiri
bagaimana cinta menjalani hidup tanpa
meninggalkannya sosok suami, tanpa
seorang diri sandaran hidup yang
memikul isi dada kuat. Siti tetap tabah
berjuang.

18. BP/ siti terus berjalan siti terus Analisis Peneliti:  Menjadi
PGP/ terus berjalan berjalan Penulis memposisikan harapan anak
A.18 gendong aku gendong aku diri sebagai seorang
entah ke mana entah anak kecil yang
siti gendong aku ke mana digendong dan tak
ke dalam diri siti gendong pernah lepas dari
ke dalam diri dekapan ibunya.
Bahwa siti adalah sosok
perempuan tangguh
memiliki cinta yang
besar kepada anaknya

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19. BP/ Aku tak akan pulang matamu yang SosS Analisis Peneliti: 
PGP/ malam ini, tuto kosong bagai Sosok yang disebut
A.19 menemani matamu ngarai yang tak Tuto oleh penulis
yang kosong bagai pernah mengeluh adalah sapaan khas
ngarai yang tak piring-piring untuk perempuan
pernah mengeluh kotor telah Adonara yang usianya
piring-piring kotor bersih, beling dewasa di atas 40
telah bersih kaca telah tahun. Tuto yang
beling kaca telah melukai hatimu sedang berkabung
melukai hatimu karena kematian
suaminya harus
melanjutkan hidup
seorang diri. Tuto
mempersiapkan sajian
di dapur, Tuto pun
membersihkan piring,
ia menimba sumur di
ladang. Tuto meniti
jagung, ia bekerja tanpa
henti tanpa keluhan.
Tuto pasrah menerima
segala takdirnya.

20. BP/ mengaji tuto, kutu-kutu Analisis Peneliti: 

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PGP/ mengaji di telah merayap Tuto perempuan yang


A.20 kupingmu dari benua tidak berhenti berdoa
kubaca lagi garis yang jauh walau garis takdir
tanganmu menetaskan seolah tenggelamkan
kutu-kutu telah telur-telur dirinya dalam dunia
merayap dari hitamnya sunyi terasa asing
benua yang jauh di rambutmu baginya. Kematian
menetaskan telur- pasangan adalah takdir
telur hitamnya yang tidak dapat
di rambutmu dihindari setiap
manusia. Tuto harus
tegar dalam menjalani
hidup dan kehidupan.

21. BP/ waktu tak pernah tubuhmu terus Analisis Peneliti: 


PGP/ berdusta, tuto berjalan Tuto adalah sebuah
A.21 seperti sauh karam meninggalkan narasi tentang tragedi
didasar kesedihan namamu kematian yang
tubuhmu terus kau masuki menyisahkan perih di
berjalan lumpur kata- dada perempuan,
meninggalkan kata, kau bajak semacam requem.
namamu kau masuki dada laki-laki Tuto adalah wajah lain
lumpur kata-kata, dengan rahimmu dari kematian yang
kau bajak dada yang piatu dirayakan. Pesta adat

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

laki-laki dengan yang menempatkan


rahimmu yang piatu kaum perempuan
sebagai sub-ordinat.
Bahwa perempuan
hanya mengenal
kewajibannya sebagai
istri yang meski
bertanggung jawab
terhadap segala urusan
domestik. Perempuan
Adonara terus bekerja
sampai ajal datang
menjemput. Dan Tuto
mengabdi untuk sebuah
dunia yang nyata
sepenuhnya melayani
kepentingan kaum
laki-laki Adonara.

22. BP/ lentera padam dari bayang-bayang Analisis Peneliti: 


PGP/ tenda orang mati jatuh seperti Menemukan sebuah
A.22 di tepian bayang- raut wajahmu narasi tentang tragedi
bayang jatuh seperti senyum kematian bagian dari
seperti raut di bibirmu, tuto tradisi adat masyarakat

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

wajahmu Adonara merayakannya


seperti senyum di tenda-tenda orang
di bibirmu, tuto mati. Sosok Tuto
menampilkan wajah
perempuan yang tegar
pada syair ini dengan
senyum di wajah Tuto.
Bahwa kematian adalah
takdir yang tidak dapat
dihindari setiap
manusia.

Kode Data Puisi Peran Peran Rumusan Masalah (2) Keterangan


Catatan
No Data Peran Perempuan Domestik Publik Peran Perempuan Setuju Tidak
Triangulator
Adonara Setuju
1. BP/ tapi relung mata ina mata ina yang Analisis Peneliti:  Kerja di luar
SCIP/ yang tabah tabah mengayuh Tercermin bagaimana rumah adalah
B.1 mengayuh peluh peluh di los-los peran perempuan peran publik
di los-los pasar pasar tanpa keluh Adonara dalam
tanpa keluh ia terus ia terus berjalan keseharian mereka yang
berjalan menyangga menyangga hidup bekerja merangkap
hidupnya sebagai ibu rumah
tangga yang mengurus
keluarga, sebagai
petani, sebagai

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pedagang di pasar.
Peran-peran tersebut
sungguh berat namun
mereka melakukannya
dengan keikhlasan dan
kesungguhan hati.

2. BP/ di rahimmu yang di rahimmu yang Analisis Peneliti: 


SCIP/ purba padang- purba padang- Mencerminkan peran
B.2 padang terbuka padang terbuka perempuan Adonara
hutan hujan hutan hujan sebagai perempuan
kemarau kemarau lokal yang terus bekerja
meranggas meranggas di wilayah domestik,
berpuluh-puluh rumah tangga saja.
waktu tidak ada Perempuan-perempuan
mal, supermarket Adonara tidak
di sini tidak ada mengenal kehidupan
sirkus politik yang mewah seperti
mal, super market dan
panggung politik.
Mereka bekerja siang
dan malam untuk
mengabdi kepada
suami, keluarga.

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. BP/ ketika sinar Ketika angin Analisis Peneliti: 


SCIP/ bulan samar mendesau sepi Mencerminkan tentang
B.3 di perbukitan dekap aku peran perempuan
ketika angin bagaimartir Adonara ketika
mendesau sepi di ujung tiang suaminya pergi melaut
dekap aku mencari hasil ikan, istri
bagai martir di rumah senantiasa
di ujung tiang menunggu, berjaga-jaga
hingga larut malam
bahkan sampai subuh
menunggu kepulangan
suami membawa hasil
melaut untuk keluarga.
Istri menanti di dapur
dengan kepulan asap.

4. BP/ rok payung maafkanlah Analisis Peneliti: 


SCIP/ merah jambumu aku duhai Menunjukan peran
B.4 telah digerek pembina perempuan melalui
ke ujung tiang upacara sosok guru perempuan
tanpa diriku panutanku setiap senin menjadi
maafkanlah aku yang seksi pembina upacara saat
duhai pembina apel di sekolah.
upacara panutanku Bahwa sesunguhnya
yang seksi hanya segelintir

134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perempuan Adonara
yang tampil di publik
karena bekerja seperti
menjadi guru. Mereka
bisa menjadi inspirasi
bagi para murid karena
kesabaran menjadi
pendidik bagi generasi
muda bangsa.

5. BP/ berjalanlah berjalanlah Analisis Peneliti: 


SCIP/ dengan diam, ea dengan diam , Pada syair ini, penulis
B.5 akan kueja warna ea akan kueja sendiri menunjukkan
takdirmu di bawah warna
rasa simpati dan
kibaran rok takdirmu
payungmu di bawah empatinya terhadap
dan takdir seperti kibaran rok peran seorang guru
kamus matematika payungmu hononer yang selalu
yang buntu. dan takdir tabah dengan
seperti hatimu seperti kamus penghasilan yang
yang patah matematika minim. Bahwa
dikhianati angka- yang buntu
fenomena dan isu-isu
angka ganjil seperti hatimu
saat menggenggam yang patah guru honerer sudah
honor dikhianati menjadi momok di
angka-angka negeri ini.pemerintah
ganjil saat diharapkan peduli pada

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menggenggam kesejahteraan guru.


honor

6. BP/ barek, barek! tubuhmu Analisis Peneliti:  Pertegas peran


PGP/ telah kuteguk sisa menjunjung Peran Perempuan publik dan
B.6 keringat biji asam kemiri rindu Adonara dalam puisi domestik
di tubuhmu kopra-kopra ini, disimbolkan dengan
menjunjung kemiri- kemarau sosok Barek adalah
kemiri rindu, kopra- dari riuh pasar perempuan pekerja
kopra kemarau ke sunyi bilikmu keras. Di rumah
dari riuh pasar berperan sebagai ibu
ke sunyi bilikmu dan sitri, di kebun
sebagai petani, di pasar
sebagai pedagang.
Barek tak kenal lelah.
Bekerja sebagai bentuk
pengabdian kepada
suami dan anak-anak
untuk kehidupan
keluarga tanpa
bersosialisasi di publik
dan di luar wilayah
pulau Adonara.

136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. BP/ gendong aku, gendong aku, siti Analisis Peneliti:  Memberi


PGP/ siti gendong aku gendong aku ke Siti seorang ibu yang perlindungan
B.7 kemana-mana mana-mana memiliki peran dalam
waktu terus mengasuh dapat
waktu terus berayun
berayun, terus menentukan nasib dan
terus berayun di berayun masa depan anaknya.
lenganmu, seperti di lenganmu Karena adanya
menimang bayi hegemoni, Siti tidak
seperti selendang melakukan perlawanan
nasib siti atau protes terhadap
suami yang tidak
menimang anak, Siti
iklas pada perannya
sebagai seorang ibu.
Maka melalui
pendekatan psycho-
feminism berusaha
mendobrak kondisi
yang dialami Siti,
perempuan Adonara
untuk menyadarkan
suami atau ayah bahwa
mereka harus ikut andil
dalam pengasuhan anak
di rumah.

137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. BP/ siti terus berjalan siti terus berjalan Analisis Peneliti: 


PGP/ terus berjalan gendong aku Pendidikan pertama dan
B.8 gendong aku entah ke mana utama anak diperoleh
entah ke mana siti gendong aku dari rumah yakni ibu
siti gendong aku ke dalam diri yang berperan besar
ke dalam diri dalam mendidik dan
membimbing setiap
anaknya. Hal ini pun
terjadi dalam kehidupan
perempuan Adonara.

9. BP/ piring-piring kotor piring-piring Analisis Peneliti: 


PGP/ telah bersih kotor telah bersih Peran Perempuan
B.9 beling kaca telah beling kaca telah Adonara tercermin
melukai hatimu melukai hatimu dalam syair ini bahwa
daging-daging daging-daging tidak hanya di rumah
telah selesai kau telah selesai kau mereka berperan secara
hidangkan hidangkan domestik, tetapi ketika
jagung-jagung jagung-jagung ada kematian Tuto pun
di ladang sudah kau di ladang sudah harus tetap bekerja
titi, sumur-sumur kau titi, sumur- melayani tamu-tamu
di pantai kering sumur di pantai yang datang melayat.
kau timba kering kau timba Entah urusan di dapur
maupun urusan di meja

138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

hidangan untuk
menjamu tetamu
laki-laki.

10. BP/ kau masuki lumpur kau masuki Analisis Peneliti: 


PGP/ kata-kata, kau bajak lumpur kata- Syair itu mencerminkan
B.10 dada laki-laki kata, kau bajak peran perempuan
dengan rahimmu dada laki-laki Adonara yang telah
yang piatu dengan rahimmu mengabdikan seluruh
yang piatu hidupnya, berkorban
untuk suami meskipun
sudah berstatus janda,
namun Tuto memiliki
cinta kuat.

139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TABEL CODING VERBATIM

Data Transkrip Hasil Wawancara Terstruktur

Narasumber Tokoh Adat dan Perempuan Adonara:

1. Ahmad Malakalu (AM)

2. Aminah Syamsudin (AS)

3. Siti Adawiyah (SA)

4. Nuraini Usman (NU)

5. Rita Atanggae (RA)

6. Nona Wahyuni (NW)

140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No. Kode Hasil Wawancara Topik Kategori

1. AM P1. Bagaimana citra perempuan Adonara dari sudut pandang Pergeseran nilai dalam Citra perempuan
budaya setempat? citra perempuan Adonara Adonara
karena perubahan zaman.
Jawab: Perempuan Adonara itu dihormati karena menyatu
dengan alam dan budaya Lamaholot. Perempuan Adonara
pekerja keras untuk keluarganya dan selalu siaga dalam urusan
rumah tangga. Memiliki sifat keibuan mampu melindungi anak-
anaknya. Namun sekarang ada pergeseran nilai ketika
perempuan Adonara yang pergi merantau atau meninggalkan
kampungnya jadi berubah karakternya mengikuti arus zaman.

P2. Bagaimana peran Perempuan Adonara di zaman dulu dan


zaman sekarang?

Jawab: Dilihat dari sisi adat-istiadatnya, peran perempuan


Perbedaan peran antara Perubahan peran
dalam konteks ini di zaman dahulu itu perempuan memiliki
laki-laki dan perempuan perempuan
satu fondasi yang kuat bahkan Adonara menjadikan perempuan
Adonara dalam tatanan Adonara dalam
sebagai fondasi untuk membangun tatanan adat-istiadatnya.
adat-istiadat di zaman adat-istiadat
Penempatan perempuan dalam ruang adat-istiadat itu
dulu dan sekarang.
menjadikan perempuan sebuah bagian yang memiliki arti
khusus dalam artian perempuan diperlakukan secara istimewa
dalam momentum adat. Namun, kondisi kekinian menjadikan
perempuan sebagai sub-ordinat dari sebuah tatanan adat-istiadat
di mana perempuan ditempatkan tidak lagi utuh seperti dulu.

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jadi perbedaan yang mencolok terletak pada distribusi peranan


antara laki-laki dan perempuan. Dulu posisi perempuan amat
krusial dalam setiap momentum adat, kini tidak lagi.

P3. Apakah ada ketimpangan gender dalam kumpulan puisi


Bara Pattyradja? Puisi Bara Pattyradja
menggambarkan adanya Perempuan
Jawab: Dalam berbagai diksi yang ada dalam puisi Bara ketimpangan gender Adonara sebagai
Pattyradja isu ketimpangan gender itu nampak sekali pada puisi dalam berbagai aspek sub-ordinat
Barek, Tuto, Siti. Sebenanrnya Perempuan Adonara itu kehidupan perempuan
memiliki dua karakter berbeda yakni antara perempuan di Adonara.
pegunungan yang diwakili oleh Barek dan Tuto, dan
perempuan pesisir yang diwakili oleh Siti. Ada ketimpangan
gender bukan hanya dalam kehidupan adat-istiadat tetapi dalam
berbagai aspek kehidupan yang lain, perempuan hanya
dijadikan sub-ordinat terutama dalam aspek kehidupan sosial
bermasyarakat. Misalnya, dalam sebuah perjamuan makan-
minum itu perempuan Adonara tidak bolehkan makan satu
meja dengan para lelaki. Untuk menemani suami makan pun
hampir tidak punya ruang di dalam kondisi-kondisi tertentu.

P4. Adakah nilai esensial dalam Puisi Adonara Tanah Mahar


Gading?
Nilai-nilai esensial dalam
Jawab: Terkait dengan mahar gading itu harus dipisahkan tradisi mahar gading,
substansi mahar gading di masa lampau dan substansi di masa dulu mahar gading lebih

142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kini dalam kaitannya dengan penataan nilai oleh perempuan pada tendensi nilai, Nilai ekonomis
Lamaholot itu sendiri. Di zaman dahulu dalam kaitannya harkat dan martabat dalam tradisi adat
dengan mahar itu perempuan Adonara dalam kaitan dengan perempuan tapi sekarang mahar gading bagi
perkawinan maka maharnya harus berupa gading. Itu menjadi berubah menjadi kaum perempuan
berbanding lurus dengan karakteristik dengan bangunan nilai ekonomis
kepribadian yang dimiliki perempuan Adonara saat itu.
Contohnya, dalam segi pergaulan pada waktu dulu perempuan
Adonara sangat apik dengan pakaian khas Adonara yang tidak
menghadirkan persepsi-persepsi lain dalam berpakaian itu.
Dalam perilaku pergaulan juga perempuan Adonara saat itu
sangat santun dan taat terhadap tata aturan adat-istiadat yang
ada sehingga mereka benar-benar membatasi ruang pergaulan
mereka. Tetapi saat ini pergaulan perempuan Adonara dari
aspek kepribadian dan karakteristik sudah mengalami
pergeseran cukup jauh sehingga untuk mahar gading saat ini
lebih pada tendensi ekonomis sedangkan dulu mahar gading
lebih pada tendensi nilai, harkat dan martabat perempuan.

P5. Apa harapan terhadap perempuan Adonara di masa depan


untuk pembangunan masyarakat Flores Timur? Harapan di masa depan Perempuan
perempuan Adonara Adonara harus
Jawab: Jadi substansinya harus ada gerakan pembaharuan
harus tampil di publik mempunyai masa
perempuan yakni mengembalikan perempuan dalam tatanan
dalam ruang-ruang sosial depan baik.
eksistensinya maupun esensinya, jai perlu ada restorasi dalam
sebagai partisipasi
berbagai gerakan untuk mengembalikan perempuan dalam

143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

substansinya semula. Sehingga perempuan Adonara ke depan pembangunan


jika terlibat dalam ruang-ruang sosial dan ruang publik lainnya
dalam hal mengambil bagian dalam proses partisipasi
pembangunan itu tidak cuma sekedar menjadi sebuah tontonan
saja tetapi perempuan lebih dilihat sebagai nilai cultural yang
perlu dipelihara dalam jangka panjang.

2. AS P1. Bagaimana pandangan perempuan Adonara terhadap Budaya Adonara santun Mas kawin bentuk
budaya setempat? karena bisa menghargai penghargaan
kaum perempuan kepada perempuan
Jawab: Budaya kami itu mengajarkan sopan santun dan tata dengan mahar gading
krama terhadap anak perempuan. Dan perempuan Adonara
sangat dihargai misalnya kalau kami kawin mas kawin kami
gading.

P2. Bagaimana peran perempuan Adonara dalam kehidupan


bermasyarakat? Suami mendominasi Peran perempuan
dalam mengambil Adonara pada
Jawab: Suami atau laik-laki yang selalu ambil keputusan, kami keputusan, istri urusan urusan domestik
perempuan ikut saja tidak melawan. Kalau di rumah istri capek rumah tangga saja
jarang istirahat karena sibuk urus hidup sehari-hari.

P3. Apakah perempuan Adonara paham isu-isu soal gender?


Tidak ada pemahaman Pengetahuan
Jawab: saya tidak paham, tapi pernah dengar orang sebut soal isu gender terbatas
gender itu bela perempuan

144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

P4. Apa saja hambatan yang dialami perempuan Adonara saat


ini?
Kesulitan berbahasa yang Kesulitan bicara
Jawab: Kami sulit menerima tamu asing dari luar karena bahasa baik dan benar
kami kampung, kami malu bicara.

P5. Apa saja harapan perempuan Adonara untuk masa kini dan
masa depannya? Pendidikan untuk
Harapan mendapat
Jawab: Ingin biayai anak perempuan supaya bisa sekolah tinggi pendidikan yang tinggi perempuan

P6. Apakah puisi Bara Pattyradja dapat mewakili harapan


perempuan Adonara?
Puisi yang sedih bicara
Jawab: Puisi Bara sedih karena bicara tentang kami perempuan soal perempuan Adonara Bahasa puisi
di kampung.

3. SA P1. Bagaimana pandangan perempuan Adonara terhadap Budaya yang masih Budaya Patriarkat
budaya setempat? menjajah perempuan

Jawab: Budaya di sini menjajah kami merasa terikat, lelaki itu


seperti raja.

145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

P2. Bagaimana peran perempuan Adonara dalam kehidupan Kesibukan perempuan di Peran perempuan
bermasyarakat? berbagai pekerjaan Adonara

Jawab: Perempuan urus tenun, urus sirih pinang, urus pakaian


adat.

P3. Apakah perempuan Adonara paham isu-isu soal gender? Tidak memahami isu-isu Pengetahuan
soal gender minim
Jawab: Gender itu saya tidak mengerti

P4. Apa saja hambatan yang dialami perempuan Adonara saat


ini? Mengalami hambatan
kebutuhan yang sulit Sulitnya kebutuhan
Jawab: Desa kami kurang diperhatikan apalagi untuk mengerti perempuan
kebutuhan kami.

P5. Apa saja harapan perempuan Adonara untuk masa kini dan Harapan bisa keluar dari
masa depannya? kampung mencari Harapan masa
pengalaman di kota depan baik
Jawab: Ingin bisa keluar dari kampung cari pengalaman di
kota-kota.

P6. Apakah puisi Bara Pattyradja dapat mewakili harapan Puisi Bara Pattyradja
perempuan Adonara? mewakili perasan Kekuatan bahasa
perempuan Adonara puisi
Jawab: Iya mewakili, dia suka menulis tentang perempuan dan
alam budaya.

146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. NU P1. Bagaimana pandangan perempuan Adonara terhadap Budaya Adonara Gading sebagai
budaya setempat? menghargai perempuan simbol martabat
dengan mahar gading
Jawab: Budaya di sini hargai kami perempuan dengan gading
kalau mau kawin.

P2. Bagaimana peran perempuan Adonara dalam kehidupan Perempuan Adonara


bermasyarakat? hanya sebagai pelengkap, Peran hanya di
tidak tampil di publik urusan domestic
Jawab: Kami perempuan sebagai pelengkap tapi jika kami tidak
ada maka di setiap acara adat tidak bisa berjalan baik. Kami
istri sibuk urus rumah tangga.

P3. Apakah perempuan Adonara paham isu-isu soal gender? Tidak merespon isu
Tidak merespon isu-isu
Jawab: Saya pernah dengar bilang itu untuk bela kaum gender karena tidak gender
perempuan, tapi tidak ambil pusing. Kami perempuan di sini berpengaruh bagi mereka
biasa saja tiap hari kerja.

P4. Apa saja hambatan yang dialami perempuan Adonara saat


ini? Kondisi alam menjadi Kondisi alam
hambatan hidup sejahtera
Jawab: Kondisi alam yang kering, hasil kebun kurang
memuaskan kami.

147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

P5. Apa saja harapan perempuan Adonara untuk masa kini dan Harapan menjadi istri Harapan baik di
masa depannya? dan ibu yang baik masa depan

Jawab: Bisa menjadi istri yang baik bagi suami dan ibu yang
pintar buat anak.

P6. Apakah puisi Bara Pattyradja dapat mewakili harapan


perempuan Adonara? Puisi Bara Pattyradja Puisi mewakili rasa
bagus bicara soal isu perempuan
Jawab: Puisi Bara bagus walau kadang saya tidak paham isinya perempuan
tapi sering dengar dia tulis soal perempuan.

5. RA P1. Bagaimana pandangan perempuan Adonara terhadap Budaya Adonara kuat Budaya Patriarkat
budaya setempat? dengan budaya patriarkat

Jawab: Budaya lokal Adonara adalah budaya yang didominasi


oleh laki-laki.

P2. Bagaimana peran perempuan Adonara dalam kehidupan Perempuan Adonara Peran perempuan
bermasyarakat? tidak berhak memgambil Adonara terbatas.
keputusan adat.
Jawab: Kami tidak duduk bersama laki-laki untuk ambil
keputusan soal adat-istiadat. Kami perempuan Adonara siap
menyediakan seluruh kebutuhan mulai dari makan dan minum.

P3. Apakah perempuan Adonara paham isu-isu soal gender? Memahai isu gender Berpihak pada
untuk membela
Jawab: Saya cukup paham, gender itu bagus untuk kaum

148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

membela perempuan. perempuan isu gender

P4. Apa saja hambatan yang dialami perempuan Adonara saat Hambatan lingkungan
ini? dan pergaulan sempit Keterbatasan relasi

Jawab: Lingkungan dan pergaulan kami masih sempit.

P5. Apa saja harapan perempuan Adonara untuk masa kini dan Ingin melanjutkan Pentingnya
masa depannya? pendidikan tinggi di kota pendidikan

Jawab: Bisa melanjutkan pendidikan yang tinggi di kota besar.

P6. Apakah puisi Bara Pattyradja dapat mewakili harapan Puisi Bara mewakili
perempuan Adonara? kondisi perempuan Pesan sosial puisi
Adonara
Jawab: Puisi Bara itu lebih banyak berkisah tentang nasib
perempuan dan penderitaan perempuan Adonara.

6. NW P1. Bagaimana pandangan perempuan Adonara terhadap Budaya Adonara Sebagaian


budaya setempat? menghargai perempuan perempuan ditindas
dengan belis/mahar
Jawab: Budaya Adonara itu baik bisa menghargai perempuan
dengan belis meski sebagian perempuan ditindas, pekerjaan
kami banyak, rangkap.

149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

P2. Bagaimana peran perempuan Adonara dalam kehidupan Perempuan Adonara Perempuan pekerja,
bermasyarakat? pekerja keras, bisa juga laki-laki pemalas
menenun kain adat.
Jawab: Perempuan pekerja keras, bisa menenun kain adat, dan
urus banyak hal tapi laki-laki suka mental enak saja.

P3. Apakah perempuan Adonara paham isu-isu soal gender? Paham isu-isu gender PEKKA Organisasi
karena di Adonara ada berpihak kepada
Jawab: Iya paham sedikit saja, ada organisasi di Adonara organisasi PEKKA yang perempuan
namanya PEKKA itu perempuan yang pintar saya dengar bicara soal gender
mereka bicara soal gender.

P4. Apa saja hambatan yang dialami perempuan Adonara saat Mendapat tantangan dari
ini? pedangan Cina dan Jawa, Tantangan sebagai
pedagang
Jawab: Ada pedagang dari Jawa dan Cina, jualan mereka bagus bersaing dalam penjualan
lebih laku.

P5. Apa saja harapan perempuan Adonara untuk masa kini dan Bisa mendapatkan
masa depannya? beasiswa untuk kuliah Pendidikan tinggi

Jawab: Saya bisa melanjutkan kuliah dapat beasiswa.

P6. Apakah puisi Bara Pattyradja dapat mewakili harapan Puisi Cinta untuk
perempuan Adonara? perempuan Bahasa Puisi

Jawab: Puisi Bara banyak tentang cinta dan perempuan

150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN FOTO WAWANCARA

151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN FOTO OBSERVASI

153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN PUISI

1. Puisi “Adonara, Sebuah Prolog”

Berabad kusangsikan riwayatmu


kusangsikan bahwa di tanahmu
darah adalah air
bahwa perang adalah keberanian

keberanian itu
bukan parang dan tombak
yang kau acung-acungkan
tapi laut tuak manismu
yang kuteguk bagai sajak
di gunung-gunung

sebab hidup
bermula dari kata
berakhir pada kata

tapi mengapa
kau asah belati?
dan matamu
sengit seperti jagal?
bukan tangan kebal kelewang
yang menyentuh hatiku
tapi relung mata ina

156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang tabah mengayuh peluh


di los-los pasar
tanpa kelu ia terus berjalan
menyangga hidup
yang kuyup
sambil mengingat
wajah ama, wajahmu
yang pecah
di pucuk-pucuk bandar

keberanian itu
seperti wanita
di ranum dadanya
setiap laki-laki
mengibas sayap-
sayap takdirnya

2. Puisi “Adonara Tanah Mahar Gading”

Adonara, tanah mahar gading

tapi tak pernah lahirkan gajah

Waiwerang- Witihama
bertabur bidadari beribu
bila cinta yang biru
datang mengetuk pintu hatimu
sarungkanlah sebilah gading

157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Adonara, mata fajar bianglala


sorga yang terapung
antara solor dan lomblen

ketika hari berangsur malam


ketika suara mulai membisu
di kutub pulau suluh akan terpancar
di pucuk-pucuk layar
lalu samudera yang kelam
menjelma riak penuh cahaya

aku tak sedang berziarah di sini


telah kulalui upacara demi upacara
dan di telapak kaki ibu
aku temukan arti rumah
maka kulupakan nama-nama
kulupakan kerling mata ina
yang menghadangku di teba-teba jala
kulupakan harum parfum kota yang gaduh
di rahimmu yang purba
padang-padang terbuka
hutan hujan kemarau
meranggas berpuluh-puluh waktu

tidak ada mal


dan supermarket di sini
tak ada sirkus politik

158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dan kebun binatang


hanya sebait teluh dan mantra
menyihir siang malamku
jadi seribu puisi

3. Puisi “Samudera Cinta Ikan Paus”

Cintaku kepadamu, perempuanku


adalah samudera
cinta ikan paus

dari benua-benua yang jauh


dari kutub yang dingin
seorang diri kulalui
siksa laut dalam
kini aku terjerat sepenuhnya
di biru tasikmu
yang tiada beriak

songsong aku dengan peledan-mu


dan jangan sisakan
sedikit pun keraguan
biarkan hatiku menggelepar
di runcing tempuling-mu
biarkan sunyi siripku merapuh
ke batas pasir
ketika sinar bulan samar di perbukitan

159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ketika angin mendesau sepi


dekap aku bagai martir di ujung tiang

4. Puisi “Di Bawah Kibaran Rok Payungmu”

Ketika kau buka


sebuah buku
kau buka
halaman baru sukmamu

suara lonceng resah


subuh itu
seperti merintih
memanggilmu
Ea, ea
lalu upacara hari senin
kali ini membuat tubuhmu demam
bendera bergetar
udara bergetar
lagu-lagu kebangsaan
menyumbat nafasmu

Ea, ea
ini pukul tujuh tiga puluh
aku baru saja bangun
dari tidur. kusapu wajah
kurapikan pakaian

160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kusisir rambut
dengan sepuluh jemari tanganku
mengenakan sepatu
dan berlari ke sekolah
membawa ransel penuh mimpi

tapi aku tetap terlambat


seperti hari-hari yang sudah
rok payung merah jambumu
telah digerek ke ujung tiang
tanpa diriku

maafkanlah aku
duhai pembina upacara
panutanku yang seksi
di altar batu tua
di muka pintu suryamandala
ose berdiri di situ menyambutku
menyambutku seperti kepala sekolah
pidato-pidatonya berhamburan
seperti jarum suntik dileherku

lalu wajah ibu bapak guru


tiba-tiba tampak seperti poster hantu
yang murung

161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

haruskah aku takut?


lututku gemetar
ada luka terbuka
di kelam dinding buta
bisa kuucap aksara

kapur-kapur ini
terlalu tua dan kerdil
menyimpan nasionalismeku
menyimpan merah bara cintaku

bel berdentang tiga


tanda les telah usai

dengan lenguh lembu hitam


kusanggah sejarah satu abad
yang hampir rubuh
di tubuhku

tapi mengapa matamu basah?


tangsimu pecah
seperti hujan
di bangku belakang

apakah rambut keriting


anak-anak tropis itu
membuatmu terluka?

162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

atau barangkali
gempa bumi
yang kau ajarkan
kini mengguncang
seluruh hidupmu

hingga pinsil-pinsil berjatuhan


dan buku-buku
menutup mata
jangan menangis, ea
jangan teteskan
air mata itu lagi di bahuku

nanti negeri ini tenggelam


peradaban tenggelam
para siswa tenggelam
tubuhmu tenggelam

dan beribu mata bajak


akan bangkit mencarimu
dengan seribu debar
di dada

jangan siksa aku begitu


mari duduk manis
dan lipat tangan di atas meja
orang-orang terlalu banyak bicara

163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sudah terlalu banyak bicara

kini biarlah
huruf-huruf bicara
kata-kata bicara
kesunyian bicara
di dasar sukma

kelak kau akan temukan


bahwa puisi
adalah puncak tertinggi
dari menara-menara
pengetahuan

berjalanlah dengan diam, ea


akan kueja warna takdir
di bawah kibaran rok payungmu

dan takdir seperti kamus matematika


yang buntu. seperti hatimu
yang patah dikhianati
angka-angka ganjil

kau tahu?
Sekolah memang tak mengenal cinta
sekolah tak mengajarkan
harga hati manusia

164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ada hanya sepotong angan


yang bunting
dihamili kering cuaca

hingga aku pun buta


menghitung jumlah bintang
yang redup
di bawah kibaran
rok payungmu

5.Puisi “Barek”

dari lambunga
dari lambung langit ile boleng
ku mencari denyut
yang gaduh di dadamu
seperti dering rentu
seperti lirih cinta tak tentu
barek, barek!

namamu tercipta dari api dan air


dari kabut gunung
yang turun perlahan
di teba-teba jalan
akar kedda yang gatal
sagu aran gere

165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

barek, barek!
telah kuteguk sisa keringat
biji asam di tubuhmu
terimalah ketipaku
dengan bibir puisi
agar dapat kukalungkan
gading di sanggulmu
manik-manik sidok
di leher jenjangmu

seratus tahun, seratus tahun


tak tumpur sukmamu
menjunjung kemiri-kemiri rindu
kopra-kopra kemarau
dari riuh pasar
ke sunyi bilikmu

6. Puisi “Siti”

gendong aku, siti


gendong aku kemana-mana
waktu terus berayun
terus berayun di lenganmu
seperti menimang bayi
seperti selendang nasib
seperti kapak, siti, seperti kapak
di gurun hatimu yang tandus

166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

aku memetik gambus


aku memetik gambus siti
tapi mengapa kau tak bernyanyi
kau tak berjanji

siti punya mulut tapi tak punya lidah


siti punya lidah tapi tak berhak bicara
bahkan siti punya hati
punya hati tapi tak bisa pilih kasih

gendong aku, siti


siti gendong aku kemana-mana
di punggungmu bekalmu kuisi
punggungmu ransel penuh luka

siti ingin menangis


tapi tak tahu bagaimana menangis
tak tahu bagaimana cinta
meninggalkannya seorang diri
memikul isi dada

siti terus berjalan


terus berjalan gendong aku entah ke mana
siti gendong aku ke dalam diri

167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Puisi “Tuto”

Lentera padam dari tenda orang mati


di tepian bayang-bayang jatuh
seperti warna terpal yang kesepian
aku tak akan pulang malam ini, tuto
menemani matamu yang kosong
bagai ngarai yang tak pernah mengeluh

piring-piring kotor telah bersih


beling kaca telah melukai hatimu
seperti ola yang sibuk mengocok kartu nasib
selepas mengaji

mengaji tuto, mengaji di kupingmu

kubaca lagi garis tanganmu

kutu-kutu telah merayap dari benua yang jauh

menetaskan telur-telur hitamnya di rambutmu

waktu tak pernah berdusta, tuto


seperti sauh karam di dasar kesedihanmu
tubuhmu terus berjalan meninggalkan namamu

kau masuki lumpur kata-kata,


kau bajak dada laki-laki
dengan rahimmu yang piatu

168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

daging-daging telah selesai kau hidangkan


jagung-jagung di ladang sudah kau titi
sumur-sumur di pantai kering kau timba
lentera padam dari tenda orang mati
di tepian bayang-bayang jatuh
seperti raut wajahmu itu
seperti senyum di bibirmu, tuto

169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN WAWANCARA

1. Tokoh Adat

Nama : Bapak Ahmad Malakalu (AM)

Status : Mantan Kepala Desa Lamahala

Umur : 68 tahun

Alamat : Desa Lamahala

Pertanyaan dan Hasil Wawancara :

P1. Bagaimana citra perempuan Adonara dari sudut pandang budaya setempat?

Jawab: Perempuan Adonara itu dihormati karena menyatu dengan alam dan

budaya Lamaholot. Perempuan Adonara pekerja keras untuk keluarganya dan

selalu siaga dalam urusan rumah tangga. Memiliki sifat keibuan mampu

melindungi anak-anaknya. Namun sekarang ada pergeseran nilai ketika

perempuan Adonara yang pergi merantau atau meninggalkan kampungnya jadi

berubah karakternya mengikuti arus zaman.

P2. Bagaimana peran Perempuan Adonara di zaman dulu dan zaman sekarang?

Jawab: Dilihat dari sisi adat-istiadatnya, peran perempuan dalam konteks ini di

zaman dahulu itu perempuan memiliki satu fondasi yang kuat bahkan Adonara

menjadikan perempuan sebagai fondasi untuk membangun tatanan adat-

istiadatnya. Penempatan perempuan dalam ruang adat-istiadat itu menjadikan

170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perempuan sebuah bagian yang memiliki arti khusus dalam artian perempuan

diperlakukan secara istimewa dalam momentum adat. Namun, kondisi kekinian

menjadikan perempuan sebagai sub-ordinat dari sebuah tatanan adat-istiadat di

mana perempuan ditempatkan tidak lagi utuh seperti dulu. Jadi perbedaan yang

mencolok terletak pada distribusi peranan antara laki-laki dan perempuan. Dulu

posisi perempuan amat krusial dalam setiap momentum adat, kini tidak lagi.

P3. Apakah ada ketimpangan gender dalam kumpulan puisi Bara Pattyradja?

Jawab: Dalam berbagai diksi yang ada dalam puisi Bara Pattyradja isu

ketimpangan gender itu nampak sekali pada puisi Barek, Tuto, Siti. Sebenanrnya

Perempuan Adonara itu memiliki dua karakter berbeda yakni antara perempuan di

pegunungan yang diwakili oleh Barek dan Tuto, dan perempuan pesisir yang

diwakili oleh Siti. Ada ketimpangan gender bukan hanya dalam kehidupan adat-

istiadat tetapi dalam berbagai aspek kehidupan yang lain, perempuan hanya

dijadikan sub-ordinat terutama dalam aspek kehidupan sosial bermasyarakat.

Misalnya, dalam sebuah perjamuan makan-minum itu perempuan Adonara tidak

bolehkan makan satu meja dengan para lelaki. Untuk menemani suami makan pun

hampir tidak punya ruang di dalam kondisi-kondisi tertentu.

P4. Adakah nilai esensial dalam Puisi Adonara Tanah Mahar Gading?

Jawab: Terkait dengan mahar gading itu harus dipisahkan substansi mahar gading

di masa lampau dan substansi di masa kini dalam kaitannya dengan penataan nilai

oleh perempuan Lamaholot itu sendiri. Di zaman dahulu dalam kaitannya dengan

mahar itu perempuan Adonara dalam kaitan dengan perkawinan maka maharnya

171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

harus berupa gading. Itu berbanding lurus dengan karakteristik dengan bangunan

kepribadian yang dimiliki perempuan Adonara saat itu. Contohnya, dalam segi

pergaulan pada waktu dulu perempuan Adonara sangat apik dengan pakaian khas

Adonara yang tidak menghadirkan persepsi-persepsi lain dalam berpakaian itu.

Dalam perilaku pergaulan juga perempuan Adonara saat itu sangat santun dan taat

terhadap tata aturan adat-istiadat yang ada sehingga mereka benar-benar

membatasi ruang pergaulan mereka. Tetapi saat ini pergaulan perempuan Adonara

dari aspek kepribadian dan karakteristik sudah mengalami pergeseran cukup jauh

sehingga untuk mahar gading saat ini lebih pada tendensi ekonomis sedangkan

dulu mahar gading lebih pada tendensi nilai, harkat dan martabat perempuan.

P5. Apa harapan terhadap perempuan Adonara di masa depan untuk

pembangunan masyarakat Flores Timur?

Jawab: Jadi substansinya harus ada gerakan pembaharuan perempuan yakni

mengembalikan perempuan dalam tatanan eksistensinya maupun esensinya, jai

perlu ada restorasi dalam berbagai gerakan untuk mengembalikan perempuan

dalam substansinya semula. Sehingga perempuan Adonara ke depan jika terlibat

dalam ruang-ruang sosial dan ruang publik lainnya dalam hal mengambil bagian

dalam proses partisipasi pembangunan itu tidak cuma sekedar menjadi sebuah

tontonan saja tetapi perempuan lebih dilihat sebagai nilai cultural yang perlu

dipelihara dalam jangka panjang.

2. Perempuan Adonara

1. Nama : Aminah Syamsudin (AS)

172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Status : Ibu Rumah Tangga, Bertani.

Umur : 45 tahun

Alamat: Desa Lamahala

P1. Bagaimana pandangan perempuan Adonara terhadap budaya setempat?

Jawab: Budaya kami itu mengajarkan sopan santun dan tata krama terhadap anak

perempuan. Dan perempuan Adonara sangat dihargai misalnya kalau kami kawin

mas kawin kami gading.

P2. Bagaimana peran perempuan Adonara dalam kehidupan bermasyarakat?

Jawab: Suami atau laik-laki yang selalu ambil keputusan, kami perempuan ikut

saja tidak melawan. Kalau di rumah istri capek jarang istirahat karena sibuk urus

hidup sehari-hari.

P3. Apakah perempuan Adonara paham isu-isu soal gender?

Jawab: saya tidak paham, tapi pernah dengar orang sebut gender bela perempuan

P4. Apa saja hambatan yang dialami perempuan Adonara saat ini?

Jawab: Kami sulit menerima tamu asing dari luar karena bahasa kami kampung,

kami malu bicara.

P5. Apa saja harapan perempuan Adonara untuk masa kini dan masa depannya?

Jawab: Ingin biayai anak perempuan supaya bisa sekolah tinggi

P6. Apakah puisi Bara Pattyradja dapat mewakili harapan perempuan Adonara?

173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jawab: Puisi Bara sedih karena bicara tentang kami perempuan di kampung.

2. Nama : Siti Adawiyah (SA)

Status : Ibu Rumah Tangga, Berdagang.

Umur : 42 tahun

Desa : Lamahala

P1. Bagaimana pandangan perempuan Adonara terhadap budaya setempat?

Jawab: Budaya di sini menjajah kami merasa terikat, lelaki itu seperti raja.

P2. Bagaimana peran perempuan Adonara dalam kehidupan bermasyarakat?

Jawab: Perempuan urus tenun, urus sirih pinang, urus pakaian adat.

P3. Apakah perempuan Adonara paham isu-isu soal gender?

Jawab: Gender itu saya tidak mengerti

P4. Apa saja hambatan yang dialami perempuan Adonara saat ini?

Jawab: Desa kami kurang diperhatikan apalagi untuk mengerti kebutuhan kami.

P5. Apa saja harapan perempuan Adonara untuk masa kini dan masa depannya?

Jawab: Ingin bisa keluar kampung cari pengalaman di kota-kota.

P6. Apakah puisi Bara Pattyradja dapat mewakili harapan perempuan Adonara?

Jawab: Iya mewakili, dia suka menulis tentang perempuan dan alam budaya.

174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Nama : Nuraini Usman (NU)

Status : Ibu Rumah Tangga

Umur : 40 tahun

Desa : Lamahala

P1. Bagaimana pandangan perempuan Adonara terhadap budaya setempat?

Jawab: Budaya di sini hargai kami perempuan dengan gading kalau mau kawin.

P2. Bagaimana peran perempuan Adonara dalam kehidupan bermasyarakat?

Jawab: Kami perempuan sebagai pelengkap tapi jika kami tidak ada maka di

setiap acara adat tidak bisa berjalan baik. Kami istri sibuk urus rumah tangga.

P3. Apakah perempuan Adonara paham isu-isu soal gender?

Jawab: Saya pernah dengar bilang itu untuk bela kaum perempuan, tapi tidak

ambil pusing. Kami perempuan di sini biasa saja tiap hari kerja.

P4. Apa saja hambatan yang dialami perempuan Adonara saat ini?

Jawab: Kondisi alam yang kering, hasil kebun kurang memuaskan kami.

P5. Apa saja harapan perempuan Adonara untuk masa kini dan masa depannya?

Jawab: Bisa menjadi istri yang baik bagi suami dan ibu yang pintar buat anak.

P6. Apakah puisi Bara Pattyradja dapat mewakili harapan perempuan Adonara?

175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jawab: Puisi Bara bagus walau kadang saya tidak paham isinya tapi sering dengar

dia tulis soal perempuan.

4. Nama: Rita Atanggae (RA)

Status: Guru Muda Honor

Umur : 35 tahun

Desa : Lamahala

P1. Bagaimana pandangan perempuan Adonara terhadap budaya setempat?

Jawab: Budaya lokal Adonara adalah budaya yang didominasi oleh laki-laki.

P2. Bagaimana peran perempuan Adonara dalam kehidupan bermasyarakat?

Jawab: Kami tidak duduk bersama laki-laki untuk ambil keputusan soal adat-

istiadat. Kami perempuan Adonara siap menyediakan seluruh kebutuhan mulai

dari makan dan minum.

P3. Apakah perempuan Adonara paham isu-isu soal gender?

Jawab: Saya cukup paham, itu bagus untuk membela kaum perempuan.

P4. Apa saja hambatan yang dialami perempuan Adonara saat ini?

Jawab: Lingkungan dan pergaulan kami masih sempit.

P5. Apa saja harapan perempuan Adonara untuk masa kini dan masa depannya?

Jawab: Bisa melanjutkan pendidikan yang tinggi di kota besar.

176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

P6. Apakah puisi Bara Pattyradja dapat mewakili harapan perempuan Adonara?

Jawab: Puisi Bara itu lebih banyak berkisah tentang nasib perempuan dan

penderitaan perempuan Adonara.

5. Nama: Nona Wahyuni (NW)

Status: Penjual kain tenun

Umur : 33 tahun

Desa : Lamahala

P1. Bagaimana pandangan perempuan Adonara terhadap budaya setempat?

Jawab: Budaya Adonara itu baik bisa menghargai perempuan dengan belis meski

sebagian perempuan ditindas, pekerjaan kami banyak, rangkap.

P2. Bagaimana peran perempuan Adonara dalam kehidupan bermasyarakat?

Jawab: Perempuan pekerja keras, bisa menenun kain adat, dan urus banyak hal

tapi laki-laki suka mental enak saja.

P3. Apakah perempuan Adonara paham isu-isu soal gender?

Jawab: Iya paham sedikit saja, ada organisasi di Adonara namanya PEKKA itu

perempuan yang pintar saya dengar mereka bicara soal gender.

P4. Apa saja hambatan yang dialami perempuan Adonara saat ini?

Jawab: Ada pedagang dari Jawa dan Cina, jualan mereka bagus lebih laku.

177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

P5. Apa saja harapan perempuan Adonara untuk masa kini dan masa depannya?

Jawab: Saya bisa melanjutkan kuliah dapat beasiswa.

P6. Apakah puisi Bara Pattyradja dapat mewakili harapan perempuan Adonara?

Jawab: Puisi Bara banyak tentang cinta dan perempuan yang tersakiti.

178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI PENULIS

Maria Santisima Ngelu, lahir di Maumere pada tanggal 11 Juni


1982. Ia adalah seorang penulis dengan nama pena Santi Sima
Gama sudah sepuluh tahun berkecimpung di dunia menulis. Santi
menyelesaikan studi S1 Psikologi di Universitas Nusa Nipa
Maumere, aktif dalam berbagai kegiatan yang bersentuhan
dengan dunia pendidikan, kehidupan perempuan (feminis). Tiga karya buku telah
diterbitkan yakni dua buku biografi berjudul “Kutunjuk Bintangku” tahun 2011
dan “Perempuan Tangguh” tahun 2015. Satu buku antologi puisi berjudul “Virgin,
di manakah perawanmu?” diluncurkan pada 2012. Buku antologi puisinya banyak
berbicara tentang isu-isu perempuan dan anak Indonesia. Selain itu, ia rajin
menulis artikel dan opini di Koran dan Majalah baik lokal maupun nasional.

Santi kini sedang menjalani studi di Program Magister Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Saat ini pada tahap akhir
menyelesaikan tesisnya dengan penelitian yang berjudul “Citra dan Peran
Perempuan Adonara Dalam Puisi-Puisi Karya Bara Pattyradja: Pendelatan Psiko-
Feminism” Dua tahun menetap di Jogja dan menjadi mahasiswa, Ia cukup aktif
menghadiri seminar-seminar ilmiah sebagai pemakalah/pembicara tidak hanya di
Yogyakarta tetapi di kampus lain pada beberapa kota seperti, Surakarta-Solo,
Denpasar – Bali, Kendari – Sulawesi Tenggara dan Makassar – Sulawesi Selatan.
Santi juga telah bergabung dalam Asosiasi Peneliti Bahasa Lokal Nusantara yang
berkantor di Fakultas Sastra dan Budaya di Universitas Udayana Denpasar. Pada
Mei 2016 diundang menghadiri Festival Sastra Internasional “MWFI” di
Makassar. Santi juga sering diminta untuk memberi endorsement pada beberapa
buku antologi puisi, cerpen dan menulis prolog-epilog karya sahabat-sahabatnya.
Baginya dunia menulis memiliki kekuatan untuk mengubah pikiran manusia
menjadi lebih cerdas dan kritis terhadap segala persoalan bangsa.

179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180

Anda mungkin juga menyukai