SKRIPSI
Disusun oleh :
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT, yang tak henti-
menyusun skripsi ini sampai selesai. Tak lupa pula shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para
Sebelum Pagi Terulang Kembali (Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce)” ini,
penulis buat dengan segenap niat, usaha dan kemampuan untuk menyelesaikan
jenjang pendidikan strata satu. Adapun skripsi ini mengangkat makna tanda dalam
sebuah film dengan menggunakan model semiotika yang merupakan salah satu
Selesainya pengerjaan skripsi ini, penulis rasakan sebagai sebuah hal yang
patut disyukuri, terlebih dengan berbagai proses yang penulis lalui. Proses-proses
itulah yang memberikan pembelajaran dan pengalaman yang amat berharga untuk
penulis.
ini:
jajarannya.
i
2. Dr. Agus Sjafari, S,Sos., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
4. Neka Fitriyah, S.Sos., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
mengerjakan skripsi
8. Dua jagoan penulis, Anggha Rovika dan Aldo Ali Muhammed yang
senantiasa menjadi kakak dan adik penulis terimakasih atas segala doa,
ii
10. Lasja F. Susatyo dan Drs. Suparlan, M.Ed yang telah bersedia meluangkan
11. Kakak-kakak kesayangan Mba ami, Teh Ninis, Teh Dian, Teh Evita,
12. Bang Taro yang telah memberikan referensi buku yang amat berguna
13. Teman seperjuangan Husnul, Mala, Lia, Cipong, Tumieq, Cumel, Acut,
Veny, Danti, Sisil, Risda, Lupeh, Tata, Diana, Reni, Yuda, Eki, Anton,
Budy, Beny. terimakasih telah menemani dalam susah, senang, galau, dan
mau berproses bersama sampai pada akhirnya skripsi ini pun selesai tapi
adik-adik tingkat dan khususnya angkatan 2011 thanks for all memories
iii
17. Komite Beasiswa CAP terimakasih telah memberi kesempatan dan
18. Dan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan tak bisa
Akhir kata, kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Kesalahan yang terdapat
dalam pembuatan skripsi ini mutlak milik penulis. Penulis berharap agar skripsi
ini dapat berguna bagi penulis sendiri dan juga bagi mahasiswa di Ilmu
bagi yang membutuhkan. Penulis juga tidak menutup saran dan kritik yang
tidak pernah bosan untuk terus berkembang bersama proses dengan segenap
keikhlasan. Aamiin.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 7
1.3 Identifikasi Masalah ............................................................................ 8
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................ 8
1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................. 9
1.5.1 Manfaat Akademis .................................................................... 9
1.5.2 Manfaat Praktis ......................................................................... 9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 10
2.1 Komunikasi Massa .............................................................................. 10
2.2 Film Sebagai Media Massa ................................................................. 12
2.3 Representasi ........................................................................................ 16
2.4 Nilai-nilai Pendidikan Karakter .......................................................... 19
2.5 Teori Konstruksi Sosial Emosi ........................................................... 25
2.6. Semiotika Charles Sanders Peirce...................................................... 28
2.6 Kerangka Berpikir ............................................................................... 31
2.7 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 32
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 36
3.1 Metode Penelitian .............................................................................. 36
v
3.2 Paradigma Penelitian........................................................................... 37
3.3 Unit Analisis ....................................................................................... 38
3.4 Instrumen Penelitian ........................................................................... 38
3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 39
3.6 Teknik Analisis Data ........................................................................... 41
3.7 Triangulasi Data Penelitian ................................................................. 44
3.8 Jadwal Penelitian ................................................................................ 45
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 47
4.1 Gambaran Objek Penelitian ................................................................ 47
4.1.1 Deskripsi Film ............................................................................ 47
4.1.2 Tokoh Yan.................................................................................. 50
4.2 Deskripsi dan Anaslisis Data Penelitian ............................................. 52
4.3 Pembahasan ......................................................................................... 83
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 89
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 89
5.2 Saran.................................................................................................... 89
5.2.1 Akademis ................................................................................... 90
5.2.2 Praktis ........................................................................................ 91
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ix
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
ide, pengetahuan atau pesan dalam beberapa cara fisik. Representasi menurut
representasi dapat berupa film. Film dapat menjadi bentuk fisik dalam
sebuah media. Hal-hal yang berangkat dari kehidupan nyata yang kemudian coba
Karakter merupakan hal dasar yang melekat pada setiap individu. Menurut
Lickona dalam Zubaedi (2011:29) karakter berkaitan dengan konsep moral (moral
knowing), sikap moral (moral feeling), dan perilaku moral (moral behavior).
Berdasarkan ketiga komponen ini dinyatakan bahwa karakter yang baik didukung
oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik dan melakukan
1
2
memiliki karakter baik pastilah memiliki moral dan budi pekerti yang baik.
melihat realita yang terjadi dari pemberitaan dimedia bahwa bangsa ini sedang
remaja yang terjebak pergaulan bebas sampai pada melakukan sex bebas dan
sekolah. Bukan hanya dikalangan remaja, krisis moral ini juga terjadi pada
untuk mengurangi krisis moral yang kini kerap terjadi. Pendidikan karakter inilah
yang menjadi bagian dalam membentuk akhlak dan moral bangsa. Seperti halnya
menjadi solusi atas rapuhnya karakter bangsa saat ini. Inilah yang peneliti rasa
bahwa pendidikan karakter merupakan suatu hal yang penting dalam memperbaiki
karakter bangsa.
3
telah merumuskan 18 nilai karakter yang akan ditanamkan dalam diri peserta
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa yang disusun melalui Badan Penelitian
dan Pengembangan Pusat Kurikulum pada tahun 2010, 18 nilai karakter tersebut
yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan atau nasionalisme, cinta tanah air,
Nilai-nilai karakter ada dua macam, yakni nilai-nilai karakter inti dan nilai-nilai
karakter turunan. Nilai-nilai karakter inti bersifat universal dan berlaku sepanjang
zaman tanpa ada perubahan, sedangkan nilai-nilai karakter turunan sifatnya lebih
fleksibel sesuai dengan konteks budaya lokal. Contoh, nilai karakter jujur yang
merupakan nilai karakter yang tetap berlaku sepanjang zaman. Dalam praktiknya,
nilai kejujuran dapat berubah-ubah. Salah satu contohnya adalah “Pendidikan Anti
Korupsi” atau “Kantin Kejujuran”. Hal ini merupakan keturunan dari salah satu
4
nilai karakter, yakni jujur. Jadi, nilai inti karakter adalah kejujuran itu sendiri,
kelas-kelas formal seperti sekolah namun juga dapat dilakukan secara non-formal.
karakter dapat dilakukan melalui media lain seperti media massa misalnya. Media
televisi yang merupakan salah satu media massa elektronik dapapt menyajikan
hampir semua perilaku buruk yang dilakukan orang adalah hasil pelajaran yang
dalam membangun masyarakat yang berkarakter karena efek media massa sangat
kuat dalam membentuk pola pikir dan pola perilaku masyarakat. Prinsip-prinsip
ditanyakan oleh media massa, sebagai bentuk tanggung jawab bersama dalam
Salah satu media massa yang dirasa juga efektif dan dapat diterima oleh
setiap lapisan masyarakat adalah film. Film yang merupakan salah satu media
5
komunikasi massa ini mampu untuk menarik perhatian sehingga film dapat
tersebut sedih maka khalayak yang menontonnya akan merasa sedih pula bahkan
menangis. Begitu juga jika film tersebut bahagia maka khalayak yang
menontonnya pun akan turut bahagia. Selain itu dari sebuah film penonton bisa
mencontoh suatu hal seperti fashion, contohnya pakaian yang dikenakan oleh
tokoh dalam sebuah film dapat membuat penonton ingin memiliki pakaian yang
audio maupun visual. Dalam film sebuah gambar, garis, simbol, suara dan
akan menimbulkan efek yang diharapkan. Bukan hanya sebagai media hiburan,
film juga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran. Film yang baik adalah film
hanya sedikit yang berkualitas. Seperti pernyataan aktor senior Slamet Rahardjo,
menurutnya film yang berkualitas di Indonesia kurang dari lima tiap tahunnya.
Selain itu menurutnya tayangan televisi saat ini pendekatannya lebih ke sensasi.
Pola pikir masyarakat dibentuk dengan sesuatu yang sensasional, bukan tontonan
yang cerdas dari sisi esensi 1 . Misalnya bisa kita lihat film horor yang lebih
1
http://entrepreneur.bisnis.com/read/20130724/267/152946/slamet-rahardjo-indonesia-miskin-
film-berkualitas diakses pada tanggal 8 April 2015 pukul 23:02 WIB
6
horor menjadi bias, belum lagi dengan pemeran yang memakai pakaian-pakaian
seksi. Namun bukan berarti tidak ada film yang memiliki unsur edukasi atau
pendidikan. Seperti Film berjudul ‘Laskar Pelangi’ yang layak ditonton karena
memiliki motivasi belajar yang tinggi untuk meraih mimpi mereka. Kemudian
bahwa tindak korupsi dekat dengan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya pada tahun
2014 lalu rilis sebuah film yang berjudul Sebelum Pagi Terulang Kembali, Film
ini bercerita mengenai keluarga yang pada awalnya harmonis kemudian hancur
seketika karena praktik korupsi. Film ini mengajarkan bahwa korupsi merupakan
mendapatkan penghargaan dari Apresiasi Film Indonesia 2014 sebagai film cerita
panjang bioskop ini, berusaha mengajak khalayak untuk tidak terlibat dalam
tindak korupsi. Peneliti melihat film ini merupakan film yang edukatif dan layak
menkontruksikan realitas yang terjadi dalam kehidupan bangsa Indonesia saat ini.
Film ini memang menceritakan mengenai korupsi, namun jika dilihat lebih
dalam menurut peneliti film ini juga mengandung makna yang tersirat. Film yang
tiap individunya. Film ini mengajarkan kita untuk jujur dan berani menghadapi
resiko dari pilihan yang telah kita ambil. Sosok Yan yang merupakan seorang
ayah yang memilki karakter yang jujur ingin mengajari anak-anaknya untuk
bersikap jujur pula. Bukan hanya Yan namun juga karakter tiap individu dalam
Dari masalah yang telah peneliti uraikan, peneliti akan memilih film ini
untuk diteliti lebih mendalam. Peneliti melihat ada pesan yang tersembunyi
mengenai nilai-nilai pendidikan karakter untuk orang yang menonton film ini.
analisis semiotika, karena semiotika merupakan suatu ilmu atau metode analisis
untuk mengkaji sebuah tanda. Peneliti mencoba memahami setiap makna tanda
pada tiap scene-scene dalam film Sebelum Pagi Terulang Kembali yang
Dari latar belakang masalah yang telah peneliti uraikan, maka peneliti
perlu dilakukan penelitian yang lebih dalam pada film ini. Maka dari itu peneliti
pendidikan karakter pada tokoh Yan dalam film Sebelum Pagi Terulang
Kembali?”
Kembali?
Kembali.
Kembali.
9
Terulang Kembali.
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang baik dalam hal
kajian ilmu komunikasi khususnya mengenai film, terutama jika dilihat dari
analisis semiotika.
TINJAUAN PUSTAKA
kehidupan karena berkaitan dengan interaksi antar individu. Tentunya tanpa ada
komunikasi tidak akan terjadi interaksi. Namun konteks komunikasi bukan hanya
terjadi pada individu antar individu tapi juga kelompok, organisasi ataupun media
yang berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis
yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah satu makna. Jadi, jika dua
orang terlibat dalam komunikasi maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung
selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan, yakni baik si
media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca atau pendengar atau
10
11
ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak
berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang
membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa
khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefenisikan. Kedua,
yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan
lebih logis bila didefenisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar,
bersifat umum, 3). Komunikan bersifat anonim dan heterogen, 4). Media massa
hubungan, 6). Komunikasi massa bersifat satu arah, 7). Stimulasi alat indera
terbatas, 8). Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect).
mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum anatara lain adalah : 1).
Cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai,
etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media
massa dapat melakukannya melalui drama, cerita,diskusi dan artikel, 3). Fungsi
melalui media film. Film yang merupakan media massa yang juga terlembagakan
tempat di masyarakat. Film merupakan hasil proses kreatif para sineas yang
film tidak bebas nilai karena didalamnya terdapat pesan yang dikembangkan
sebagai karya kolektif. Film merupakan visualisasi dari kehiduan yang terjadi
komunikasi massa lainnya, film dapat digunakan dengan berbagai fungsi seperti
adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa
pita seluloid, pita video, piringan video, dan atau bahan hasil penemuan teknologi
lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses
elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat
menonton film terutama adalah ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi dalam
Kelebihan film yang menyajikan informasi dalam bentuk audio dan visual
Berbeda dengan membaca sebuah buku yang jelas memerlukan daya pikir
atau imajinasi untuk menggambarkan apa yang terjadi dalam sebuah cerita atau
tulisan, film tidak demikian. Penonton film dianggap pasif karena hanya tinggal
menonton saja. Dalam ilmu jiwa sosial terdapat gejala yang disebut identifikasi
pribadinya dengan salah satu peran yang ada dalam film tersebut. Karena film
Seorang pembuat film pastilah memiliki tujuan untuk apa film itu dibuat atau
pesan apa yang akan disampaikan pada khalayak. Setiap film dibuat mempunyai
pesan tersendiri. Misalnya dalam film laskar pelangi yang menceritakan anak anak
yang berjuang untuk pendidikan di pelosok negeri ini hingga sukses. Memiliki
pesan untuk tidak mudah menyerah dan keterbatasan bukan merupakan suatu
ampuh sekali bukan saja untuk hiburan tetapi juga untuk penerangan dan
penerangan dan pendidikan secara penuh, artinya bukan sebagai alat pembantu
dan juga tidak perlu dibantu dengan penjelasan. Melainkan medium penerangan
memenuhi tri fungsi film (hiburan, pendidikan dan penerangan), film yang
bersifat konstruktif bukan destruktif, film mengandung artistik, etika dan logis,
film memiliki dua unsur pembentuk yakni; unsur naratif (bahan atau materi yang
akan diolah) dan unsur sinematik (cara atau gaya untuk mengolahnya). Film
memiliki struktur yang terdiri atas; 1). Shot (proses pengambilan atau perekaman
gambar); 2). Scene adalah sekumpulan shot berupa satu segmen pendek dari
keseluruhan cerita dan terikat oleh ruang, waktu, isi cerita, tema, karakter, atau
motif; 3). Sequence merupakan satu segmen besar yang memperlihatkan satu
rangkaian peristiwa utuh. Satu sequence terdiri atas beberapa scene yang saling
berhubungan.
alur cerita adalah; 1). Pelaku cerita yang merupakan motivator utama yang
menjalankan alur cerita, 2). Permasalahan atau konflik, 3). Tujuan yang ingin
Unsur sinematik sebuah film terdiri dari; 1). Mise-en-scene adalah segala
hal yang terletak dihadapan kamera yang akan diambil gambarnya. Mise-en-scene
memiliki empat aspek utama yakni setting atau latar, kostum dan make-up, tata
cahaya, serta pemain dan pergerakannya; 2). Sinematografi berupa kamera dan
film (teknik yang dapat dilakukan melalui kamera dan stok filmnya), framing
(hubungan kamera dan objek yang akan diambil), dan durasi gambar (lamanya
sebuah objek diambil gambarnya oleh kamera); 3). Editing merupakan proses
menghubungkan tiap shot; 4). Suara yang terdiri dari seluruh suara yang keluar
dari gambar (film) dapat berupa dialog, musik dan efek suara (Pratista, 2008:1-2)
16
Film teatrikal disebut juga film cerita, merupakan ungkapan cerita yang
dimainkan oleh manusia dengan unsur dramatis dan memiliki unsur yang kuat
terhadap emosi penonton. Cerita dengan unsur dramatis ini dijabarkan dengan
berbagai tema. Lewat tema inilah film teatrikal digolongkan beberapa jenis yakni
Film Aksi (Action Film), Film Spikodrama, Film Komedi, dan Film Musik.
2. Non-teatrical
realitas asli, dan tidak bersifat fiktif. Film-film jenis ini lebih cenderung untuk
pendidikan. Film jenis ini dibagi dalam, Film Dokumenter, Film Pendidikan dan
Film Animasi.
Film yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah film karya Lasja F.
Susatyo yakni Sebelum Pagi Terulang Kembali. Rilis pada tahun 2014 dan masuk
ke dalam nominasi Festival Film Indonesia tahun 2014. Film ini mengangkat tema
2.3. Representasi
dilihat, diindera, dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik tertentu. Dengan
kata lain, proses menaruh X dan Y secara bersamaan itu sendiri. Menentukan
konteks sejarah dan sosial saat representasi dibuat, tujuan pembuatannya, dan
Sebenarnya, salah satu dari berbagai tujuan utama semiotika adalah untuk
yang ditimbulkan representasi, perhatikan seks, sebagai sebuah objek. Seks adalah
sesuatu yang hadir didunia sebagai fenomena biologis dan emosional. Sekarang
dalam bentuk fisik tertentu. Misal dalam budaya kita, representasi umum seks
meliputi: (1) Foto dua orang yang sedang berciuman secara romantis; (2) Puisi
yang menggambarkan pelbagai aspek emosional seks atau; (3) Film erotis yang
muncul dalam proses interpretasi tanda. Suatu tanda mempunyai aspek yang
18
hanya mengacu pada satu objek atau kelompok objek yang telah ditentukan secara
jelas. Oleh karena itu, dalam representasi terdapat kedalaman makna. Representasi
kebudayaan. Representasi menurut Hall adalah bagian utama dari sebuah proses,
pada objek, orang, ide atau peristiwa dalam dunia nyata. Bahasa
makna atau arti sebenarnya seperti apa yang telah ada didunia nyata.
digunakan.
runtuhnya potensi bangsa Indonesia pada saat ini. Diantaranya adalah faktor
asing ditelinga kita. Salah satu Founding Father dan merupakan Presiden
merupakan kualitas sifat, ciri, atribut, serta kemampuan khas yang dimiliki
individu yang membedakannya dari pribadi yang lain. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) karakter memiliki arti tabiat; sifat-sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.
inherited. One Builds its daily by the way one thinks and acts, thought by thought,
action by action” yang artinya Karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang
dibangun secara berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan,
yang dibangun, ini dapat berarti karakter merupakan sesuatu yang dibentuk.
Nasional tahun 2010 yakni Pendidikan Karakter dari pendidikan dasar samapai
perguruan tinggi.
dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) Memperkuat
21
sejumlah nilai pembentuk karakter yang merupakan hasil kajian empirik pusat
kurikulum. Nilai-nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan
pendidikan nasional.
ajaran agama (aliran Kepercayaan) lain, serta hidup rukun dan berdampingan.
yang benar dan melakukan yang benar), sehingga menjadikan orang yang
terhadap perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis,
pendapat, dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan
4. Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk
6. Kreatif, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam berbagai
7. Mandiri, yakni sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. Namun hal ini bukan
berarti tidak boleh kerja sama secara kolaboratif, melainkan tidak boleh
hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dengan orang lain.
9. Rasa ingin tahu, yakni cara berpikir, sikap dan perilaku yang mencerminkan
penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan
10. Semangat kebangsaan dan nasionalisme, yakni sikap dan tindakan yang
11. Cinta tanah air, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga,
setia, peduli dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi,
politik dan sebagainya, sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain
12. Menghargai prestasi, yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan
13. Komunikatif, senang bersahabat atau proaktif, yakni sikap dan tindakan
terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta
14. Cinta damai, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai,
aman, tenang dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau
masyarakat tertentu.
15. Gemar membaca, yakni kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan
waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal,
dirinya.
16. Peduli lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga
17. Peduli Sosial, yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian
18. Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial,
menyarankan agar dimulai dari nilai esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan
24
hanya dilakukan di sebuah lembaga pendidikan secara formal. Namun juga dapat
dilakukan melalui sebuah media massa seperti, televisi, film, surat kabar, majalah
dan tabloid. Media televisi merupakan media yang dirasa efektif dan merupakan
media massa yang populer dan juga digemari oleh setiap lapisan masyarakat, baik
sebuah berita, sinetron, film maupun informasi lainnya berbentuk audio dan
visual.
memiliki kelebihan dalam membantu tugas guru dan orang tua dalam
masyarakat yang berkarakter karena efek media massa sangat kuat dalam
massa, sebagai bentuk tanggung jawab bersama dalam mengatasi krisis karakter
bangsa.
sekarang dari organisme manusia dan ditujukan ke arah dunia luarnya. Emosi
timbul secara otomatis karena usaha kita untuk berhubungan dengan kehidupan.
Emosi juga berhubungan dengan usaha untuk merasa puas atau kecewa karena
karena emosi ditentukanoleh bahasa serta aturan moral dari suatu kelompok sosial
dan budaya. Dalam buku yang sama Averill menjelaskan bahwa emosi adalah
sistem kepercayaan yang akan memandu definisi seseorang mengenai situasi yang
dihadapinya. Emosi terdiri atas norma-norma sosial internal serta aturan tentang
dipelajari secara sosial didalam kebudayaan. Dengan kata lain, kemampuan untuk
emosi diberi label merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan
mampu untuk menentukan suatu emosi karena seluruh respons yang muncul harus
(emotions syndromes), yaitu satu perangkat atau satu set respons yang muncul
melalui interaksi dalam menentukan respons atau tingkah laku yang mana yang
emosi itu.
Setiap emosi memiliki objek, yaitu kepada apa dan siapa emosi itu
diarahkan. Setiap emosi memiliki jangkauan dan objek terbatas. Jika anda marah,
maka anda marah pada seseorang. Averill pernah melaksanakan suatu studi untuk
mengetahui sikap orang terhadap sejumlah emosi. Ia mengajukan 500 daftar kata
menunjukkan bahwa ternyata jauh lebih banyak kata atau istilah yang diberi label
orang akan cenderung memberikan label positif kepada emosi yang berorientasi
pada tindakan atau aksi, dan label negatif kepada emosi yang muncul diluar
emosi sebagai hasil dari tindakan yang berani. Emosi secara umum oleh
sesuatu yang hanya terjadi begitu saja. Jadi, adalah logis jika emosi yang
dipandang positif tadi bukanlah sebagai emosi dan lebih dipandang sebagai suatu
tindakan, sedangkan emosi negatif lebih sering dianggap sebagai emosi yang
sesungguhnya. Hal ini menjadi alasan mengapa kata atau istilah mengenai emosi
lebih banyak dipandang negatif dari pada positif. Namun pada kebudayaan
terdapat empat aturan yang mengatur emosi, 1). Aturan mengenai penilaian (rules
of appraisal), aturan ini memberitahu apakah emosi itu, kepada siapa emosi
diarahkan serta apakah emosi itu positif ataukah negatif?, 2). Aturan tingkah laku
apakah perasaan itu harus disembunyikan atau diungkapkan secara pribadi atau
ditunjukkan secara terbuka kepada publik, 3). Aturan mengenai pendapat (rules of
prognosis) menentukan kemajuan dan arah emosi, berapa lama emsoi harus
bagaimana suatu emosi harus dijelaskan atau dibenarkan. Apa yang anda katakan
memberitahu kepada anda apakah emosi yang sedang dialami itu dan siapa target
yang menjadi sasaran emosi itu dan apakah emosi itu positif atau negatif. Aturan
hanya diam, apakah harus menyerang atau mundur. Aturan mengenai pendapat
akan memandu anda mengenai berapa lama kemarahan itu harus bertahan serta
Jadi emosi bukanlah sesuatu yang muncul begitu saja, emosi ditentukan
dan ditangani menurut apa yang telah dipelajari dalam interaksi sosial dengan
orang lain. Kita belajar aturan-aturan mengenai emosi semenjak masa anak-anak
dan sepanjang hidup kita. Menurut Averill, manusia secara emosional dapat
berubah. Jika anda memasuki suatu situasi kehidupan baru. Anda akan
dan cara anda mengelola emosi juga akan berubah (Morissan, 2009:81).
untuk melihat karakter aktor yang ditunjukkan oleh emosinya. Emosi yang
karakter aktor dapat dilihat melalui respon dari emosi yang ditunjukkan.
tanda (signs) dan simbol yang merupakan tradisi penting dalam pemikiran tradisi
mewakili objek, ide, situasi, keadaan, perasaan, dan sebagainya yang berada diluar
diri.
29
suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah
perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan didunia ini, di
yang mempergunakannya.
Menurut Peirce dalam Sobur (2006:115) salah satu bentuk tanda adalah
kata. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpan
adalah tanda yang ada dalam benak seorang tentang objek yang dirujuk sebuah
tanda. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seorang, maka
Film merupakan bidang kajian yang amat relevan bagi analisis semiotika.
Seperti yang dikemukakan oleh Van Zoest dalam Sobur (2006:128), film
tanda yang bekerja sama dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan.Film
sistem tanda yang bekerjasama dengan baik dalam upaya mencapai efek yang
diharapkan. Yang paling penting dalam film adalah gambar dan suara: kata yang
gambar) dan musik film. Sistem semiotika yang lebih penting lagi dalam film
30
sesuatu.
triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), object
2.7.
Sumber : Rachmat Kriyantono, 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana.
Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh
hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari Simbol (tanda
yang muncul dari kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik)
dan Indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat). Sedangkan acuan
tanda ini disebut objek. Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang
Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang
yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Hal
yang terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari
penting untuk memberikan arah bagi peneliti dalam proses penelitiannya. Maksud
dari kerangka berpikir adalah upaya terbentuknya suatu alur penelitian yang jelas
dan diterima secara akal. Dibawah ini merupakan kerangka berpikir peneliti dalam
Teori Konstruksi
Sosial Emosi
Doa 3 Cinta” yang telah disusun oleh Maslim Lesmana pada tahun 2012 ,
dan juga dialog-dialog yang diucapkan para pemain. Dalam film ini dapat
kekerasan.
Hasil dari penelitian ini adalah Representasi kekerasan dalm film Crows
Zero, terdapat tiga level yang sesuai dengan kode-kode televisi John Fiske.
Level representasi mengulas tentang teknis dalam film Crwos Zero mulai
dari segi kamera, editing, efek suara hingga dalam kode konsvensional
seperti konflik dan dialog banyak tersampaikan pesan kekerasan. Dan yang
dominasi suatu kelas sosial atas yang lain, bagaimana tokoh utama Genji
disekolah suzuran.
34
Kembali
kegiatan islami
lainnya.
konstruktivis
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
ilmu dalam mengkaji tanda-tanda yang ada didalam suatu objek. Analisis
menjelaskan gejala sosial yang telah diteliti. Peneliti akan menjelaskan dan
36
37
kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau
yaitu seperangkat teori, prosedur, dan asumsi yang diyakini tentang bagaimana
bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif). Secara sederhana peneliti melihat
interaksi sosial berupa simbolik dan bahasa. Dalam penelitian ini peneliti
Terulang Kembali.
38
Sumber data menurut Nimmo dalam Ritonga (2004:81) dapat berupa pidato,
dokumen tertulis, foto, surat kabar, acara televisi, dan gaya tubuh. Kemudian unit
analisis mana yang digunakan dalam penelitian bergantung dari tujuan penelitian
atau hipotesis penelitian. Secara sederhana unit analisis merupakan sampel dalam
Sebelum Pagi Terulang Kembali. Setelah menonton film tersebut peneliti memilih
beberapa scene yang diperankan oleh Yan dan didalamnya terdapat makna tanda
melihat elemen penting dari mise-en-scene. Elemen penting tersebut dalam Vera
(2014:93) adalah setting, tata cahaya, kostum dan make-up, akting dan pergerakan
semiotika peirce.
penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti sebagai human intrument berfungsi
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan
a. Observasi
diambil berupa potongan salah satu adegan dalam scene yang mewakili nilai-
b. Dokumentasi
bisa berupa catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi,
karya bisa berupa gambar, foto, film, patung, sketsa dan lain-lain.
Salah satu hal yang perlu dilakukan dalam persiapan penelitian ialah
informasi yang tersedia seperti internet. Hal ini diperlukan sebagai bahan
dokumentasi.
review film Sebelum Pagi Terulang Kembali, dan hal-hal lainnya yang
sebagainya.
41
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun seara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-
bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sebagai berikut :
1. Melihat film yang akan dikaji yakni film Sebelum Pagi Terulang Kembali.
analisis semiotik Charles Sanders Peirce yang terdiri atas sign,object dan
interpretant.
42
Sumber : Rachmat Kriyantono, 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana. hlm.266
dengan panah dua arah antar unsurnya. Hal tersebut dapat berarti ada sebuah
hubungan dimana tiga unsur tersebut saling berkaitan satu sama lain.
a. Tanda atau sign merupakan sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat
merujuk (merepresentasikan) hal lain diluar tanda itu sendiri. Acuan tanda
b. Objek merupakan konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau
orang yang menggunakan tanda ke suatu makna tertentu atau makna yang
ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.
Peirce juga membedakan tanda atau sign atas ikon, indeks dan simbol.
Dalam Vera (2014:24) Ikon merupakan tanda yang menyerupai benda yang
diwakilinya atau tanda yang menggunakan kesamaan atau ciri-ciri yang sama
kaitan atau kedekatan dengan apa yang diwakilinya, misalnya tanda asap dengan
api. Kemudian Simbol adalah suatu tanda, dimana hubungan tanda dan
denotasinya ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku umum atau ditentukan
oleh suatu kesepakatan bersama (Konvensi), misalnya warna merah pada bendera
lainnya.
44
Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis tiap scene yang telah
SIGN IKON
INDEKS
SIMBOL
OBJECT
INTERPRETANT
diperoleh bukan merupakan angka yang dapat diuji statistik maka dalam
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.
teknik, dan triangulasi waktu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik
dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui berbagai
sumber.
Oleh karena itu untuk menguji kredibilitas data mengenai makna nilai-nilai
pendidikan karakter dalam film Sebelum Pagi Terulang Kembali, maka perlu
dilakukan pengujian data yang telah diperoleh dengan membandingkan hasil dari
yang terlibat dalam pembuatan film Sebelum Pagi Terulang Kembali yakni Lasja
Fauzia Susatyo selaku sutradara yang merupakan orang dibalik layar yang
Data dari ketiga sumber tersebut tidak bisa dirata-ratakan seperti penelitian
sudut pandang yang sama,dan mana yang berbeda dari spesifikasi sumber data
Tirtyasa yang bertempat di jalan raya Jakarta kilometer 4 Kota Serang Provinsi
Bulan
Agenda
Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst
Pra-Riset dan
Penyusunan Bab 1-3
Pengumpulan dan
Analisis Data
Analisis Film dan
Pengelolaan Data
Penyusunan Bab 4-5
Sidang Skripsi
BAB IV
HASIL PENELITIAN
di Indonesia. Mereka memiliki tiga orang anak yang memiliki watak yang
Hasan adalah calon suami dari adik Satria bernama Dian dan mereka akan
47
48
namun Yan menolak hal tersebut. Tapi pada akhirnya Satria mendapatkan
tender di tempat Yan bekerja atas bantuan Hasan dan menyuap Himawan
kantor tempat Yan bekerja menganggap bahwa Yan sama saja dengan pejabat
proyek). Keadaan tersebut tidak bertahan lama ketika polisi mulai mengetahui
akan transaksi yang tidak beres dalam proyek tersebut. Polisi mulai mengikuti
dan menyelidiki aktivitas Firman dan Satria. Keluarga yang dulunya hangat
dan harmonis harus hancur karena tindakan korupsi yang dilakukan anaknya.
Yan memilih untuk tetap berhenti dari pekerjaannya meski ditawarkan untuk
Akibat kejadian tersebut, bukan hanya Satria dan Firman yang ditangkap
namun juga Hasan dan rekan kerjanya. Kemudian diluar kejadian tersebut,
49
Dian akhirnya tidak jadi menikah dengan Hasan karena ternyata selama ini
3. Pemenang Piala Citra dalam Festival Film Indonesia pada tahun 2014
4. Nominasi dalam Festival Film Indonesia pada tahun 2014 sebagai Film
Bioskop terbaik.
6. Nominasi dalam Festival Film Indonesia pada tahun 2014 sebagai Penulis
istrinya dan akhirnya pindah kerumah Yan. Firman bekerja bersama Satria
yang tidak lain adalah adiknya. Satria merupakan anak kedua Yan dan Ratna,
Yan yang dipandang sebagai orang yang lurus oleh kolega ditempatnya
sosok Hasan yang merupakan calon suami dari anak ketiga Yan yakni Dian,
seorang gadis yang lugu dan penyayang anak jalanan dan rela berhenti
bekerja karena mau menikah dengan Hasan yang merupakan seorang anggota
51
dengan cara yang ‘kotor’. Mengetahui hal tersebut Yan memilih untuk
mengundurkan diri dari jabatan dan pekerjaannya sebagai Wakil Ketua Dinas
Perhubungan.
kini mulai goyah. Firman dan Satria menjadi incaran Komisi Pemberantasan
merupakan ibunda Yan meninggal dunia. Dian sibungsu akhirnya tidak jadi
menikah dengan Hasan karena ia baru mengetahui jika Hasan telah menikah
dan memiliki seorang anak. Satria dan Firman akhirnya menetap dipenjara.
tanda yang ditunjukkan oleh sosok Yan pada film Sebelum Pagi Terulang
yang ada dalam scene-scene yang diperankan oleh Yan di film tersebut. Temuan
dalam bentuk tanda kemudian dideskripsikan ke dalam suatu bentuk analisis yang
sebelumnya.
berupa icon, index dan symbol untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan
model segi tiga semiotika Peirce yakni sign, object dan interpretant.
deskripsikan.
Yan sebagai wakil ketua Dinas (Visual) Yan angkat bicara mengenai proyek
atas proyek pelabuhan muara tanjung (Audio) Ini merupakan tanggungjawab saya,
untuk breakwaters
SYMBOL :
OBJECT :
INTERPRETANT :
Yan angkat bicara mengenai proyek muara tanjung yang telah lewat fase satu. Karena dia
yang memutuskan desain ulang tetrapod untuk breakwaters. Posisi Yan sebagai wakil
Scene yang diambil pada menit ke 8 sampai menit ke 8 detik ke 57 ini
dalam sebuah ruangan yang dihadiri oleh Ketua, Wakil Ketua dan staff lainnya di
Ketika Sul ingin menjelaskan, Yan selaku wakil ketua di Dinas Perhubungan
Sign dalam scene ini adalah perilaku Yan yang menunjukkan rasa
tanggung jawab sebagai wakil ketua Dinas Perhubungan dan juga atas apa yang
telah ia putuskan. Icon yang merupakan bagian dari sign diwakilkan oleh Sikap
Yan yang angkat bicara mengenai keterlambatan proyek Muara Tanjung dengan
didukung pernyataan Yan “Ini merupakan tanggungjawab saya, karena saya yang
membuat keputusan” jika dilihat dari pernyataan Yan, maka menandakan bahwa
Yan merupakan orang yang bertanggung jawab. Index yang diwakilkan oleh
keputusan Yan untuk mendesain ulang tetrapod untuk breakwaters hal tersebut
oleh sikap Yan yang bertanggungjawab sebagai wakil ketua Dinas Perhubungan
56
dan atas apa yang telah ia putuskan sehingga menyebabkan keterlambatan proyek
melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri,
tindakannya, dan jika ia lalai dalam tanggungjawab ada resiko yang harus
baik atau buruk. Jadi, tanggungjawab merupakan masalah moral, yaitu norma atau
nilai yang dipilihnya. Dan perilaku yang ditunjukkan Yan dalam scene ini
Object dalam scene ini yakni sosok Yan sebagai wakil ketua di Dinas
Tanjung. Dalam adegan tersebut diambil secara medium shot dengan mengambil
57
fokus Yan dan Himawan, seakan ingin memperlihatkan ekspresi Yan dan juga
tanggungjawab, karena wakil ketua merupakan jabatan yang strategis selain ketua
untuk memberikan sebuah keputusan. Bukan hanya seorang wakil ketua, tapi juga
tanggungjawab terhadap diri sendiri dengan menjadi manusia yang bermoral dan
dan agama. Tanggung jawab terhadap keluarga dapat dilakukan dengan menjaga
kepada negara dengan mentaati setiap norma-norma atau aturan yang berlaku
mematuhi aturan yang telah dibuat oleh Tuhan, dengan beribadah dan mengikuti
segala ketentuan-Nya.
Interpretant dalam scene ini yakni Yan yang angkat bicara mengenai
proyek Muara Tanjung yang sedang dibahas dalam rapat di Dinas Perhubungan.
Meski Himawan selaku ketua bertanya pada Sul bawahannya, namun Yan yang
Karena Yan merasa bahwa dirinyalah yang bertanggungjawab akan hal tersebut.
disalahkan.
mengundurkan diri dari jabatan dan pekerjaannya. Saat itu Yan menjadi
memegang semua proyek pelabuhan Muara Tanjung. Mereka berpikir bahwa Yan
scene ini sign ditunjukkan oleh sikap Yan yang memutuskan untuk mengundurkan
diri dari jabatan dan pekerjaannya. Icon dalam scene ini diperlihatkan ketika Yan
barangnya. Index dalam scene ini adalah Yan dicurigai menerima suap untuk
Kemudian symbol dalam scene ini Yan mengambil resiko dari opini yang
Object dalam scene ini adalah sosok Yan yang memposisikan diri sebagai
orang tua Satria dan juga wakil ketua Dinas Perhubungan. Akibat dari masuknya
Yan diisukan menerima suap. Padahal sebelumnya Yan dikenal sebagai orang
yang lurus dan jujur. Karena hal itulah ia memutuskan untuk mengundurkan diri
dari pekerjaannya.
Interpretant dalam scene ini adalah Sikap Yan sebagai seorang ayah
merasa bertanggungjawab atas hal yang dilakukan oleh anaknya yakni Satria.
Muara Tanjung melalui ‘jalur belakang’ namun isu yang berkembang di kantor
Yan adalah Yan menerima suap dari Satria. Sehingga Yan sebagai wakil ketua
pada apa pun yang engkau lakukan, jangan menyalahkan orang lain, atau sekedar
minta maaf karena kesalahan yang engkau perbuat. Dari yang peneliti analisis,
sepengetahuan Yan. Isu yang berkembang di kantor Yan, yang menerima suao
tersebut adalah Yan karena Yan jugalah yang bertanggung jawab memegang
proyek tersebut. Sebagai ayah yang mengetahui hal tersebut ia memutuskan untuk
memberikan jawaban dan menerima resiko atas apa yang telah diputuskannya.
Sikap bertanggung jawab juga tak lepas dari kejujuran. Seseorang yang
bertanggung jawab mesti berperilaku jujur dengan apa yang telah dilakukan dan
dikatakannya. Beberapa kasus yang terjadi seperti masalah yang diangkat dalam
film ini, yakni korupsi salah satunya akibat lemahnya kesadaran dalam tanggung
jawab. Maraknya korupsi di negeri ini banyak dilakukan oleh para pemangku
jabatan di Pemerintahan. Jika saja mereka bertanggung jawab pada diri sendiri
sebagai pemegang amanah dari rakyat dan juga bertanggung jawab pada negara
dengan mengikuti aturan dan norma yang berlaku, maka tindak pidana korupsi
melakukan korupsi. Selanjutnya selain bertanggung jawab pada diri sendiri dan
negara, seseorang juga harus memiliki rasa bertanggung jawab kepada tuhan dan
sadar bahwa korupsi sama saja mengambil hak orang lain dan itu merupakan
perbuatan yang dilarang. Dengan kesadaran akan tanggung jawab tersebut tindak
bertanggung jawab pada diri sendiri namun juga terhadap keluarga, masyarakat,
Yan dengan ditemani Ratna Yan yang ditemani Ratna sedang diruang kerja
dengan lampu yang membantu (Visual) Yan mengerjakan proyek muara tanjung
SYMBOL :
OBJECT :
Sosok Yan
INTERPRETANT :
Yan berusaha menyelesaikan rancangan proyek muara tanjung meski sudah malam hari
Scene yang diambil pada menit ke 17 detik ke 48 sampai menit ke 18 detik
Sign dalam scene ini diwakilkan oleh Perilaku Yan yang menunjukkan
sikap pekerja keras. Ia masih mengerjakan desain proyek Muara Tanjung meski
waktu sudah menunjukkan malam hari. Icon yang merupakan bagian dari sign
dapat dilihat dalam kedua frame tersebut, Yan ditemani Ratna sedang berada
diruang kerja mengerjakan proyek Muara Tanjung. Index dalam scene ini
ditunjukkan oleh Yan yang mengerjakan proyek Muara Tanjung karena tidak ada
lagi yang mengerjakannya, didukung dengan pernyataan Yan “aaah, siapa lagi
64
kalau bukan saya?”. Kata-kata tersebut menyiratkan bahwa tidak ada lagi yang
pekerjaannya itu. Kemudian Symbol diwakilkan oleh suasana dan waktu yang
telah menunjukkan malam hari. Pada malam hari biasanya digunakan sebagai
waktu untuk istirahat dari segala rutinitas yang telah dilakukan sepanjang hari.
Pekerjaan apapun yang seseorang tekuni harus dilakukan dengan baik dan
profesional karena merupakan bagian dari tanggung jawab kepada diri sendiri dan
yang sia-sia yang tidak ada manfaatnya dan jangan juga bermalas-malasan dalam
bekerja sehingga sering menunda pekerjaan yang akhirnya pekerjaan yang harus
memanfaatkan waktu yang dimiliki untuk bekerja dalam hal apapun yang
tekun. Jika seseorang ingin tercapai tujuannya, kerja keras adalah salah satu
kuncinya. Tidak mungkin sebuah pekerjaan yang dilakukan akan berhasil sesuai
dengan apa yang kita inginkan jika dilakukan dengan bermalas-malasan dalam
bekerja.
Object dalam scene ini yakni sosok Yan yang sedang bekerja diruang kerja
suaminya. Sosok Yan dalam scene ini digambarkan sebagai sosok Pekerja keras.
Ia masih mau mengerjakan proyek Muara Tanjung hingga selesai karena tidak ada
lagi yang mau mengerjakannya kecuali dia. Hal itu dipertegas dengan
pernyataannya “Kalau bukan saya siapa lagi?” ketika sang istri Ratna bertanya
“Yan, kenapa sih masih kamu yang ngerjain beginian?”. Yan dapat mengatur
emosinya sehingga menimbulkan reaksi yang positif dengan bekerja keras untuk
menyelesaikan pekerjaanya itu. Jika yang timbul merupakan emosi yang negatif
bisa saja Yan bersikap acuh dan memilih mengacuhkan pekerjaan itu.
secara optimal untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Bekerja secara
sungguh-sungguh dan semangat. Waktu yang dimiliki setiap manusia adalah sama
yakni 24 jam. Idealnya waktu tersebut dapat dibagi menjadi sepertiga menjadi 8
jam untuk beribadah, 8 jam untuk bekerja dan 8 jam lagi untuk beristirahat.
Namun, hal tersebut bukan merupakan sebuah patokan waktu yang harus
daya tahan tubuh yang berbeda-beda, ada yang menghabiskan lebih dari sepertiga
proyek Muara Tanjung meski sudah malam hari, karena tidak ada yang
mengerjakannya lagi kecuali dia. Menandakan sosok Yan merupakan orang yang
sungguh-sungguh, ulet dan juga tekun. Tekun menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia merupakan orang yang bekerja secara teratur, mampu menahan rasa
bosan atau jemu, dan mau belajar dari kesalahan (orang lain maupun dirinya)
dimasa lalu agar tidak terulang kembali. Sedangkan ulet adalah kemauan keras
dalam berusaha mencapai tujuan dan cita-cita. Seorang pekerja keras tidak akan
mudah putus asa dan tidak mengenal kata menyerah sebelum pekerjaannya
selesai. Oleh karenanya kerja keras merupakan hal yang harus ditanam pada setiap
salah satu dari nilai-nilai pendidikan karakter yakni pekerja keras. Hal tersebut
meski sudah malam hari, karena tidak ada lagi yang mengerjakannya kecuali dia.
67
(Sambil menggelengkan
kepalanya)
Yan menolak permintaan Satria (Visual) Yan menolak permintaan Satria untuk
INDEX :
Perhubungan).
71
SYMBOL :
OBJECT :
Sosok Yan
INTERPRETANT :
Hubungan emosional antara Yan dan Satria sebagai ayah dan anak, tidak disalahgunakan
oleh Yan untuk membantu anaknya mendapatkan proyek ditempat ia bekerja. Meski
Scene yang diambil pada menit ke 24 detik ke 48 sampai menit ke 25 detik
ke 44 ini memperlihatkan Yan dan Satria yang sedang berbincang diruang kerja
Yan di Dinas Perhubungan. Satria yang bekerja sebagai kontraktor meminta Yan
Sign dalam scene ini diwakilkan oleh Perilaku Yan yang berusaha untuk
sebagai wakil ketua Dinas Perhubungan. Icon yang merupakan bagian dari sign
dapat dilihat yakni Sikap Yan yang menolak membantu Satria dengan berkata “Itu
ayah ngga bisa” kata ‘ngga bisa’ disini berarti Yan menolak membantu Satria
yang memintanya untuk mengatur dari dalam agar Satria dapat menjadi sub-
kontraktor proyek Muara Tanjung. Index dalam scene ini ditunjukkan oleh Yan
72
yang diminta membantu Satria dari tempatnya bekerja karena Satria merupakan
perkataan dan perbuatan (mengetahui yang benar, mengatakan yang benar dan
menjalin hubungan dengan orang lain, rekan kerja, bahkan kepada keluarga.
Dalam agama islam kejujuran menjadi salah satu sifat wajib yang harus dimiliki
para Rasul. Jujur merupakan kunci kepercayaan bukan hanya dimata sang
Pencipta namun juga dimata manusia. Dalam hal pekerjaan jika seseorang
bersikap jujur dapat meningkatkan kualitas orang tersebut. Ia akan menjadi orang
yang dipercaya oleh rekan bisnisnya. Kejujuran juga memberikan rasa damai
karena tidak berbohong dan menipu orang lain. Ketidakjujuran biasanya akan
menimbulkan rasa bersalah dan membuat hidup tidak tenang karena khawatir
Jujur merupakan salah satu sifat positif yang harus dimiliki manusia.
Kejujuran berhubungan dengan hati nurani. Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
Jujur diartikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, tidak curang, tulus dan ikhlas.
Bersikap jujur dapat dilakukan dari hal terkecil, seperti berbicara dan bertindak
sesuai kenyataan, dan dalam lingkup pendidikan jujur dapat dimulai dengan tidak
Object dalam scene ini yakni sosok Yan yang digambarkan sebagai sosok
yang lurus dan jujur dalam bekerja. Dalam adegang ini banyak yang diambil
secara close up untuk memperlihatkan lebih jelas ekspresi muka Yan dan Satria
ketika berbicara. Yan berbicara secara tegas ketika menolak permintaan Satria
untuk membantunya. Sikap yang diberikan Yan merupakan gambaran dari sikap
Yan merupakan orang yang bertanggung jawab atas proyek tersebut di Dinas
Satria untuk memenangkan proyek tersebut dengan cara yang salah. Sebagai
Seorang pemimpin adalah orang yang dapat dipercaya untuk menjaga amanah
yang dititipkan padanya demi kepentingan bersama dalam hal ini adalah
masyarakat.
positif, ia mampu mengolah emosinya saat berbicara dengan Satria. Meski Satria
untuk membantu Satria mendapatkan proyek Muara Tanjung. Jika yang timbul
adalah emosi negatif bisa saja Yan memanfaatkan jabatannya untuk membantu
dunia kerja hal demikian dapat saja terjadi. Sosok Satria yang merupakan sosok
diuji kejujurannya, jika iya menerima permintaan Satria maka akan berimbas pada
memegang amanah atau tidak dapat dipercaya. Maraknya korupsi yang terjadi di
negeri ini salah satunya juga timbul dari hal diatas, memanfaatkan kedekatan
Senada dengan scene tersebut, ada scene pada menit ke 42 hingga menit
menanyakan kepada Yan soal Satria yang memegang seluruh proyek pelabuhan
Muara Tanjung. Namun Yan yang juga sebagai ayahnya Satria tidak mengetahui
perihal tersebut.
75
Yan : “Terus?”
Sul : “Temen-temen pikir kamu
makan semua itu uang. Mereka
kan masih terikat sama kontrak
lama. Ah kamu ini bikim susah
banyak orang”
Dalam scene ini Sign ditunjukkan dalam sikap Yan yang tidak mengetahui
perihal Satria yang memegang proyek pelabuhan Muara Tanjung. Belum Icon nya
adalah Sul yang bertanya kepada Yan kenapa hal tersebut dapat terjadi bahkan
tanpa sepengetahuan Yan. Index dalam scene ini Satria yang memegang proyek
pelabuhan Muara Tanjung ketika mereka masih terikat dengan kontrak lama.
Symbol nya adalah Meski Yan merupakan ayah dari Satria ia tidak mengetahui
Object dalam scene ini jelaslah sosok Yan yang merupakan wakil ketua
Dinas Perhubungan sekaligus ayah dari Satria. Sebagai orang yang dikenal lurus
77
oleh rekan kerjanya. Yan tidak mengetahui jika Satria memegang proyek
Interpretant dalam scene ini adalah Yan tetap berusaha jujur dengan
amanah yang diberikan padanya sebagai wakil ketua Dinas Perhubungan dan juga
Suap yang ditampilakan dalam kedua scene diatas merupakan salah satu
bentuk dari korupsi. Hal mendasar terjadinya korupsi adalah kecurangan atau
kelompoknya. Orang yang jujur sering menjadi minoritas bahkan dapat saja
disingkirkan, sebab itulah banyak orang yang tidak berani jujur karena berbagai
gerakan yakni “Berani Jujur Hebat!”2 . Gerakan ini dilakukan untuk menyebarkan
mendapatkan resiko dari keputusan yang telah dibuat. Dimulai dari lingkup
sekolah gerakan ini dapat dilakukan dengan gerakan anti mencontek karena
mencontek salah satu perbuatan curang. Oleh karena itu untuk meperbaiki moral
bangsa salah satunnya dengan bersikap jujur dimulai dari hal yang kecil.
2
http://beranijujur.net/ diakses pada tanggal 29 Juni 2015 pukul 23:48 WIB
78
diatas, peneliti menyimpulkan bahwa scene ini dapat merepresentasikan salah satu
dari nilai-nilai pendidikan karakter yakni bersikap jujur. Digambarkan oleh sosok
80
Jaka untuk membuka Ketika Yan mengatakan “Jak, saya ikut perihatin.
tempat cetak foto. Yan Tapi kalau omongan saya masih laku. Kamu cari
juga yang akan membantu tempat semacam ruko dipinggiran. Lalu cari tahu
modalin”
INDEX :
pribadinya.
SYMBOL :
hobinya
OBJECT :
INTERPRETANT :
Yan ingin membantu Jaka yang memutuskan berhenti menjadi supirnya dengan
menyarankan kepadanya untuk membuka usaha cetak foto dan Yan akan
Yan dan mengatakan ia akan berhenti sebagai supir. Yan sebagai majikannya
Sign dalam scene ini diwakilkan oleh Perilaku Yan yang berusaha untuk
peduli terhadap Jaka dengan memodalinya sebuah usaha. Icon discene ini
didapatkan dari kata-kata Yan secara langsung terhadap Jaka “Kamu cari tempat
semacam ruko dipinggiran. Lalu cari tahu bagaimana caranya buka cetak foto.
Nanti saya modalin” terlihat didalamnya Yan berusaha peduli dan mencoba untuk
membantunya. Index dalam scene ini ketika Jaka memutuskan untuk berhenti
bekerja sebagai supir Yan. Oleh karenanya symbol dalam scene ini ketika Yan
menunjukkan rasa pedulinya untuk membantu Jaka agar bisa membuka usaha
Peduli sosial merupakan salah satu nilai yang ada pada pendidikan
(Suyadi, 2013:9).
sendiri dan acuh terhadap sekitar. Peduli akan sesama merupakan ajaran yang juga
disarankan ditiap agama untuk saling membantu terhadap sesamanya. Rasa peduli
pada setiap orang tidak datang begitu saja, tapi juga dapat ditimbulkan melalui
proses pembelajaran.
merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri didunia ini, manusia
82
berinteraksi dengan manusia lainnya. Dengan memiliki jiwa sosial manusia akan
Bayangkan jika setiap orang tidak memiliki rasa peduli sosial, maka didunia ini
akan berlaku hukum rimba, yang kuatlah yang bertahan. Orang yang tertindas
penderitaan orang lain, selain itu dengan rasa peduli terhadap sesama akan
menghilangkan kesenjangan sosial antara si miskin dan si kaya. Selain itu semua,
dengan adanya rasa peduli sosial atau peduli sesama akan terwujud sebuah
persatuan dan kesatuan, tidak ada yang mengedepankan ego pribadi hal inilah
yang akan membuat kondisi masyarakat yang harmonis dan terbebas dari rasa
dengki.
Object dalam scene ini yakni sosok Yan yang digambarkan sebagai
seorang yang peduli terhadap sesamanya yang dalam hal ini merupakan supirnya.
Sikap yang ditunjukkan Yan merupakan hal yang patut diteladani sebagai
orang yang bekerja untuknya. Sebagai makhluk sosial sudah semestinya untuk
saling membantu terhadap sesama, saling mengasihi dan peduli terhadap keadaan
sekitarnya. Memberikan bantuan bukan hanya lewat harta, namun juga tenaga,
pikiran dan apapun yang dapat dilakukan dan bermanfaat untuk sesama.
Interpretant dari scene ini adalah Yan ingin membantu Jaka yang
membuka usaha cetak foto dan Yan akan membantu untuk modal usaha tersebut.
83
Sikap peduli yang ditunjukkan Yan kepada Jaka merupakan sebuah contoh
dipersempit bahkan tak ada jarak. Sebagai makhluk sosial kita harus memberikan
kontribusi dalam bentuk aksi nyata agar terciptanya kenyaman dan ketentraman
nilai-nilai pendidikan karakter, karena sikap peduli sosial merupakan bagian dari
ditunjukkan oleh Yan yang menawarkan bantuan kepada Jaka untuk membuka
usaha.
4.3. Pembahasan
Film merupakan salah satu bentuk dari komunikasi massa yang mempunyai
digunakan untuk hiburan, pendidikan bahkan dapat menjadi alat kontrol sosial.
Dalam penelitian ini peneliti ingin menjelaskan fungsi film sebagai media
Film Sebelum Pagi Terulang Kembali merupakan film lanjutan dari Film
Kita Vs Korupsi dengan mengambil tema yang serupa yakni mengenai korupsi.
Film ini diproduksi oleh Cangkir Kopi Production sebagai Production House
84
bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi dan juga beberapa Non
Lasja selaku sutradara film ini menginginkan masyarakat untuk sadar bahwa
perubahan dapat dimulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat mereka sendiri.
Dapat dimulai dengan megetahui bagaimana tindak korupsi itu dapat terjadi,
karena hal kecil pun dapat dikatakan sebagai tindak korupsi seperti membayar
Lasja bersama crew melakukan diskusi dengan KPK dan juga menganalisis
beberapa bundel contoh kasus yang pernah ditangani 4 . Penelitian ini tidak
mengambil fokus pada kasus korupsi yang disajikan, namun pada nilai-nilai
3
Wawancara via email dengan Lasja Fauzia Susatyo yang merupakan sutradara dari film Sebelum
Pagi Terulang Kembali pada tanggal 3 juni 2015 pukul 13.05 WIB.
4
Ibid.
5
Wawancara lanjutan dengan Lasja pada tanggal 29 juni 2015 pukul 12.42 WIB.
85
faktor yang sangat penting, karena korupsi terbentuk sebagai proses kehidupan
perilaku korupsi di negeri ini. Ia pun mengatakan bahwa film dapat dijadikan
media tiga dimensi yang menyenangkan, dapat menyesuaikan sesuai usia, dan
mengangkat berbagai substansi dari yang sederhana sampai yang kompleks salah
satunya pendidikan karakter dan film merupakan salah satu media yang efektif
karena dapat memberikan panduan lebih konkrit dengan adanya peragaan yang
berperan dan mengatur emosi yang pada akhirnya menimbulkan tindakan sebagai
sebuah respon dari konflik yang ada. Dari scene-scene yang telah dianalis
direpresentasikan melalui dialog dan perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh
aktor yang berperan dalam film ini. Tindakan-tindakan tersebut merupakan respon
dari konflik atau situasi yang sedang terjadi. Seperti yang dikatakan Suparlan,
untuk melihat bahwa karakter seseorang dapat dilihat melalui sikap (attidtude)
dan perilaku (behavior). Sikap lebih pada faktor psikologis dan perilaku lebih
6
Wawancara via email dengan Drs. Suparlan, M.Ed mantan Kasubag Monitoring Pelaksanaan
Rencana dan Program bagian Perencanaan Setditjen Dikdasmen dan juga penulis artikel mengenai
pendidikan salah satunya pendidikan karakter. Salah satu artikelnya mengenai pendidikan karakter
dapat dilihat di http://suparlan.com/2/2012/07/23/pendidikan-karakter/. Wawancara dilakukan
pada tanggal 21 juni 2015 pukul 11.16 WIB.
86
perilaku atau tindakan dan juga dialog yang ditampilkan oleh aktor merupakan
Yan yang merupakan aktor yang berperan dalam film ini merupakan object
subjek yang memunculkan karakter. Sosok Yan harus mengatur emosi dan
direspon melalui sebuah tindakan. Tindakan atau perilaku itulah yang akan dilihat
sebagai karakter. Tindakan tersebut dapat dihasilkan dari sebuah interaksi dengan
Sebagai seorang aktor mendalami peran merupakan hal yang penting agar
pesan yang dimaksud dapat tersampaikan. Dari mimik wajah atau ekspresi, bahasa
tubuh, intonasi dalam sebuah dialog merupakan hal-hal yang mendukung untuk
dan pembentuk alur cerita sehingga karakter yang diperankannya harus dihayati
agar alur cerita sesuai dengan apa yang diinginkan pembuat film.
Dibantu juga dengan type of shot yang memperlihatkan ekspresi dan juga gestur
tubuh object .
7
Ibid.
87
oleh object dalam film ini mencoba untuk menjelaskan pesan yang ingin
film Sebelum Pagi Terulang Kembali ini, interpretant berguna sesuai dengan
sehingga dalam penelitian ini peneliti berusaha menafsirkan makna dari tanda
yang muncul dalam film Sebelum Pagi Terulang Kembali yang berkaitan dengan
nilai pendidikan karakter. Makna-makna yang terdapat dalam scene ini antara
lain memperlihatkan Yan sebagai sosok yang jujur, bertanggung jawab, peduli
Pada dasarnya sign, object, dan interpretant merupakan satu kesatuan dalam
ditiap frame atau scenenya. Dalam penelitian ini film Sebelum Pagi Terulang
tokoh atau aktornya yang menampilkan dialog atau berupa tindakan sehingga
dapat menjadi sign yang akhirnya dapat dimaknai menjadi sebuah pesan yang
Setelah dianalisis peneliti mendapatkan hasil bahwa sosok Yan dalam film
dalam tiap scene nya yang ditandai dengan perilaku, sikap, bahasa tubuh dan
dialog. Hal lain yang peneliti temukan bahwa peran aktor dalam mengatur emosi
membentuk respon berupa tindakan yang menjadi dasar untuk melihat karakter
seseorang.
88
Meski film ini mengusung tema tindak pidana korupsi, tetapi film Sebelum
Pagi Terulang Kembali ini dapat dijadikan sebagai film yang representatif untuk
salah satu faktor penyebab terjadinya tindak korupsi adalah akibat lemahnya
pendidikan karakter. Jika di analisis lebih dalam ada pesan dan makna-makna
yang tersembunyi dari konflik atau adegan di film Sebelum Pagi Terulang
tanggung jawab, kerja keras, jujur, dan peduli sosial ditunjukkan oleh sosok Yan
dalam film ini yang merupakan bagian dari nilai-nilai pendidikan karakter yang
dirumuskan oleh Kemendiknas. Dalam film ini juga karakter dibentuk oleh diri
dalam bentuk sikap, perilaku dan dialog yang disampaikan oleh pemainnya
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
media penerangan atau pendidikan karena bentuknya yang menyajikan audi dan
visual. Dalam sebuah film terdapat tanda-tanda yang memiliki pesan yang ingin
1. Nilai-nilai pendidikan karakter pada tokoh Yan dalam film sebelum pagi
yang bertanggung jawab, jujur, kerja keras dan peduli sosial. Perilaku-
perilaku tersebut terlihat melalui adegan dan dialog yang melibatkan tokoh
Yan.
2. Nilai-nilai pendidikan karakter pada tokoh Yan dalam film sebelum pagi
ayah dan juga sebagai seorang majikan. Dengan dibantu type of shot yang
meperlihatkan sikapnya.
3. Nilai-nilai pendidikan karakter pada tokoh Yan dalam film sebelum pagi
89
90
dan peduli sosial sebagai seseorang yang menjabat sebagai wakil ketua
Dinas Perhubungan, sebagai sosok ayah dan juga sebagai seorang majikan.
dalam Film Sebelum Pagi Terulang Kembali karya Lasja F. Susatyo ini,
antara lain, tanggung jawab, peduli sosial, kerja keras, dan jujur melalui
5.2. Saran
1. Akademis
tanda dalam gambar, film, iklan, video game atau media apapun yang
2. Praktis
Sebagai salah satu bentuk media massa, film merupakan sarana yang
miris jika melihat film-film yang berkualitas justru sepi peminat. Peneliti
Selain itu peneliti juga berharap para sineas film, dapat lebih
dalam sebuah film, karena mengingat pengaruh sebuah film bagi khalayak
apapun yang ditampilkan dalam sebuah film. Hal inilah yang harus
ix
________2011.Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada Pendidikan. Jakarta : Kencana
Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta : Homerian Pustaka
Ritonga, M. Jamiluddin. 2004. Riset Kehumasan. Jakarta : Grasindo
Sitorus, Eka. 2002. The Art of Acting. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya
Sugiarto. 2000. Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
________2010. Memahami Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Vardiansyah, Dani. 2005. Filsafat Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Indeks
Vera, Nawiroh. 2014. Semiotika dalam Riset Komunikasi. Bogor : Ghalia
Indonesia
Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. 2011. Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis
Bagi Penelitian Dan Skripsi Komunikasi. Jakarta : Mitra Wacana Media
Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter : Konsepsi dan Aplikasinya Dalam
Lembaga. Jakarta: Kencana
Jurnal
Yoyon Mudjiono. Kajian Semiotika dalam Film. (Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.1.
April 2011, IAIN Ampel Surabaya)
x
Sumber Lain
http://entrepreneur.bisnis.com/read/20130724/267/152946/slamet-rahardjo-
indonesia-miskin-film-berkualitas diakses pada 8 April 2015 pukul 23:02
xi
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Wawancara by email dengan Lasja F. Susatyo (Sutradara Film SPTK) pada tanggal 3 Juni
2015 Pukul 13.05 WIB
Wawancara by email dengan Drs. Suparlan pada tanggal 21 Juni 2015 Pukul 11.16 WIB
http://entrepreneur.bisnis.com/read/20130724/267/152946/slamet-rahardjo-indonesia-miskin-
film-berkualitas
http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-s026-14-499072_sebelum-pagi-terulang-
kembali#.VZ8RW1-qqko
http://beranijujur.net/id
Lampiran Surat Tugas Dosen Pembimbing Skripsi
Buku Bimbingan Skripsi
Surat Tugas Dosen Pembimbing Skripsi
Kartu Sit-in Sidang
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Curriculum Vitae
Data Pribadi
Pendidikan Formal :
Pengalaman Organisasi :