Anda di halaman 1dari 160

MENINGKATKAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI

MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA BUKU CERITA


BERGAMBAR

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok A Salah Satu Taman Kanak-kanak di Kecamatan/


Kabupaten Purwakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh :

DESILIA PANGESTU
NIM. 1401058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS PURWAKARTA
2018
LEMBAR PENGESAHAN

DESILIA PANGESTU
NIM. 1401058

MENINGKATKAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK


USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA BUKU
CERITA BERGAMBAR

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok A Salah Satu Taman Kanak-kanak di


Kecamatan/Kabupaten Purwakarta)

Disetujui dan Disahkan oleh ;


Pembimbing I

Drs. H. Nahrowi Adjie, S.Pd., M.Pd


NIP. 19580604 198203 1 005

Pembimbing II

Finita Dewi, S.S., M.A


NIP. 19750820 200501 2 001

Mengetahui,
Ketua Program Studi PGPAUD

Dr. Suci Utami Putri, M.Pd


NIP. 19830216 200801 2 004
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “MENINGKATKAN


PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI MELALUI
METODE BERCERITA DENGAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR” ini
beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya asli saya sendiri. Saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini,
saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan dalam karya saya
ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Purwakarta, Agustus 2018


Yang membuat pernyataan,

DESILIA PANGESTU
NIM. 1401058
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “MENINGKATKAN
PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI MELALUI
METODE BERCERITA DENGAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
strata satu (S1) pada jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D., selaku Direktur Universitas
Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta;
2. Dr. H. Agus Muharam, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Direktur Universitas
Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta;
3. Dr. Suci Utami Putri, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Universitas
Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta;
4. Drs. H. Nahrowi Adjie, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing
Akademik dan Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu,
pikiran dan perhatian dalam penulisan skripsi ini;
5. Finita Dewi, S.S., M.A., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, pikiran dan perhatian dalam penulisan skripsi ini;
6. Titi Fatimah, S.Pd, selaku Kepala Sekolah salah satu TK di Kecamatan/
Kabupaten Purwakarta yang telah memberikan izin penelitian;
7. Siti Hodijah, S.Pd., selaku Guru Kelompok A salah satu TK di Kecamatan/
Kabupaten Purwakarta yang telah meluangkan waktu untuk membantu
proses penelitian;
8. Ayahanda tercinta Djoko Wahyudi dan ibunda tercinta Iroh Rohimah yang
senantiasa mendo’akan dan mendukung saya selama ini dengan penuh
kasih sayang;
9. Seluruh keluarga besar saya yang senantiasa mendo’akan dan mendukung
saya;
10. Teman-teman PGPAUD angkatan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Kampus Purwakarta, terima kasih untuk kebersamaan serta dukungannya
selama ini;

1
11. Teman-teman angkatan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Kampus
Purwakarta yang senantiasa mendukung saya;
12. Adik-adik tingkat PGPAUD serta PGSD Universitas Pendidikan Indonesia
Kampus Purwakarta yang senantiasa mendukung saya;
13. Sahabat-sahabatku terkasih Irsalina Alwani, Anggraeni Ratna, Tita Nur
Azizah, Rima Soleha dan lainnya yang senantiasa memberi semangat dan
mendukung saya;
14. Sahabat-sahabat di DPM angkatan 2015 dan 2016 yang senantiasa
memberi semangat serta mendukung saya;
15. Sahabat-sahabat seperjuangan di KUBUS angkatan 2016 yang senantiasa
memberi semangat dan mendukung saya;
16. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih
banyak.
Saya dapat menyelesaikan skripsi ini, semata-mata berkat pertolongan Allah SWT
melalui mereka. Hanya Allah SWT yang mampu membalas sebaik-baiknya
pemberi balasan. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Purwakarta, Agustus 2018


Penulis

Desilia Pangestu

ii
MENINGKATKAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK
USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA BUKU
CERITA BERGAMBAR
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok A Salah Satu Taman Kanak-kanak di
Kecamatan/ Kabupaten Purwakarta)

Oleh :
DESILIA PANGESTU
NIM. 1401058

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh terdapatnya permasalahan perkembangan sosial


emosional anak yang belum meningkat perkembangannya secara optimal pada salah satu
Taman Kanak-kanak di Kecamatan/ Kabupaten Purwakarta. Seperti belum memiliki sikap
percaya diri berbicara dan menjawab pertanyaan secara verbal di depan teman-temannya,
belum bersabar saat menunggu giliran, belum membangun sikap menghargai teman
sebaya, dan sebagainya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perkembangan sosial emosional anak sebelum dan sesudah diterapkannya metode
bercerita dengan media buku cerita bergambar, serta peningkatan perkembangan sosial
emosional melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar. Desain
penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas kuantitatif. Intrumen yang
digunakan yaitu berupa lembar observasi dan dokumentasi. Model penelitian tindakan
kelas yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari beberapa
siklus, dalam satu siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menunjukan bahwa peningkatan
perkembangan sosial emosional anak usia dini (kelompok A) sebelum pemberian
tindakan yaitu sebesar 32,5% yang termasuk pada kriteria mulai berkembang dengan rata-
rata sebesar 6,5. Setelah diterapkan metode bercerita dengan berbantuan media buku
cerita bergambar, pada siklus I sebesar 58,25% dengan rata-rata 11,65 yang termasuk
pada kriteria berkembang sesuai harapan dan pada siklus II sebesar 83,5% dengan rata-
rata 16,7 serta jumlah anak yang mengalami peningkatan sebanyak 8 orang yang
termasuk pada kriteria berkembang sangat baik. Maka dapat disimpulkan bahwa metode
bercerita dengan media buku cerita bergambar dapat meningkatkan perkembangan sosial
emosional anak usia dini sebesar 83,5% dengan rata-rata sebesar 16,7 serta anak yang
masuk pada kriteria berkembang sangat baik yaitu sebanyak 8 orang.

Kata kunci : Perkembangan sosial emosional, Bercerita, Buku cerita bergambar

3
IMPROVING THE DEVELOPMENT SOCIAL EMOTIONAL OF EARLY
CHILDHOOD THROUGH THE STORYTELLING METHOD USING
PICTORIAL STORY BOOK MEDIA
(Classroom Action Research in group A one of the kindergarten in Purwakarta)

DESILIA PANGESTU
NIM. 1401058

ABSTRACT

This research was based on the problem of children social emotional development which
have not optimally increased in one of the kindergarten in Purwakarta. Such as not
having the confident to speak and answer question verbally in front of their friends, have
not been able to wait patiently for their turn, have not been able to built a respectful
attitude to their friends, etc. Therefore, the purpose of this research are to determine the
children social emotional development before and after the implementation of the
storytelling method using pictorial story book, and the improvement of children social
emotional development using storytelling method with pictorial story book. The design of
this research is quantitative classroom action research. The instruments that had been
used are observation sheets and documentation. The model of classroom action research
are Kemmis and Mc Taggart which consists of several cycles, where each cycle consists
of planning, action, observation and reflection. Based on the research, the results
showed that the children social emotional development (group A) before applying the
action is amount 32,5% which meets the criteria begin to develop with average of 6,5.
After applying the storytelling method with pictorial story book, in the cycle I is 58,25%
with the average of 11,65 which meets the expected development criteria and in cycle II is
83,5% with the average of 16,7 and the children who undergo the increased are 8
children which have very well development criteria. It can concluded that the method of
storytelling with pictorial story book media can improve the social emotional
development of early childhood by 83,5% with the average og 16,7 and the children who
enter the criteria develop very well as 8 children.

Keywords : social emotional development, Storytelling, Pictorial story book.

4
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

UCAPAN TERIMA KASIH.....................................................................................i

ABSTRAK..............................................................................................................iii

ABSTRACT..............................................................................................................iv

DAFTAR ISI............................................................................................................v

DAFTAR TABEL.................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang Penelitian.........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................3

1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................4

1.5 Struktur Penulisan Skripsi.........................................................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................6

2.1 Perkembangan Sosial Emosional..............................................................6

2.1.1 Pola Perilaku Sosial Dan Emosi Pada Masa Kanak-kanak.....................6

2.1.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Emosional..10

2.1.3 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Sosial Emosional Anak


Usia 4-5 Tahun................................................................................................11

2.2 Metode Bercerita.....................................................................................12

2.2.1 Langkah-langkah Dalam Metode Bercerita...........................................13

5
2.2.2 Pengertian Media Buku Cerita Bergambar............................................15

2.2.3 Teknik-teknik Yang Dapat Digunakan Dalam Membacakan Cerita.....16

2.2.4 Jenis-jenis Cerita....................................................................................16

2.2.5 Manfaat Cerita Bagi Anak....................................................................17

2.3 Contoh Cerita..........................................................................................17

2.4 Penelitian yang Relevan...............................................................................21

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................24

3.1 Desain Penelitian.....................................................................................24

3.2 Prosedur Penelitian..................................................................................25

3.3 Lokasi dan Subjek Penelitian..................................................................28

3.4 Instrumen Penelitian................................................................................28

3.5 Analisis Data...........................................................................................32

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN..........................................................35

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian.....................................................................35

4.1.1 Karakteristik Pendidik...........................................................................35

4.1.2 Karakteristik Siswa................................................................................36

4.2 Temuan dan Deskripsi Hasil Penelitian........................................................38

4.2.1 Temuan dan Pelaksaaan Siklus I Pertemuan I.......................................39

4.2.2 Temuan dan Pelaksaaan Siklus I Pertemuan II......................................42

4.2.3 Temuan dan Pelaksaaan Siklus II Pertemuan I......................................49

4.2.4 Temuan dan Pelaksaaan Siklus II Pertemuan II.....................................54

4.3 Pembahasan..................................................................................................61

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI...........................66

5.1 Kesimpulan..............................................................................................66

5.2 Implikasi..................................................................................................67

5.3 Rekomendasi...........................................................................................68

6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................69

LAMPIRAN - LAMPIRAN...................................................................................72

RIWAYAT HIDUP PENULIS..............................................................................150

7
DAFTAR TABEL

Tabel Halama

Tabel 2. 1 Tingkat Pencapaian Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 4-5


Tahun......................................................................................................................11
Tabel 2. 2 Batasan Tingkat Pencapaian Perkembangan Sosial Emosional Pada
Anak Usia 4-5 Tahun.............................................................................................12
Tabel 3. 1 Kriteria Penilaian Perkembangan Anak...............................................28
Tabel 3. 2 Kriteria Penilaian Perkembangan Anak................................................28
Tabel 3. 3 Kriteria Penilaian Perkembangan Anak...............................................33
Tabel 3. 4 Kriteria Penilaian Perkembangan Anak...............................................34
Tabel 4. 1 Data Jumlah Siswa...............................................................................36
Tabel 4. 2 Data Jumlah Subjek Penelitian.............................................................36
Tabel 4. 3 Jumlah Skor Siswa Pra Tindakan.........................................................37
Tabel 4. 4 Persentase Kualifikasi Kriteria Pra Tindakan......................................38
Tabel 4. 5 Aspek Pengamatan Sikap Siswa...........................................................40
Tabel 4. 6 Data Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan I...............................41
Tabel 4. 7 Jumlah Skor Siswa Siklus I Pertemuan I.............................................41
Tabel 4. 8 Persentase Kualifikasi Kriteria Siklus I Pertemuan I...........................42
Tabel 4. 9 Aspek Pengamatan Sikap Siswa...........................................................44
Tabel 4. 10 Data Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan II............................45
Tabel 4. 11 Jumlah Skor Siswa Siklus I Pertemuan II..........................................46
Tabel 4. 12 Persentase Kualifikasi Siklus I Pertemuan II.....................................46
Tabel 4. 13 Jumlah Keseluruhan Data pada Siklus I Pertemuan I dan II..............47
Tabel 4. 14 Aspek Pengamatan Sikap Siswa.........................................................51
Tabel 4. 15 Data Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan I............................52
Tabel 4. 16 Jumlah Skor Siswa Siklus II Pertemuan I..........................................53
Tabel 4. 17 Persentase Kualifikasi Kriteria Siklus II Pertemuan I........................53
Tabel 4. 18 Aspek Pengamatan Sikap Siswa.........................................................56
Tabel 4. 19 Data Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan II...........................56
Tabel 4. 20 Jumlah Skor Siswa Siklus II Pertemuan II.........................................57
Tabel 4. 21 Persentase Kualifikasi Kriteria Siklus II Pertemuan II......................58
Tabel 4. 22 Jumlah Keseluruhan Data pada Siklus II Pertemuan I dan II...........58
Tabel 4. 23 Hasil Rata-rata Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II Meningkatkan
Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini melalui Metode Bercerita
dengan Media Buku Cerita Bergambar..................................................................60
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halama

Gambar 2. 1 Buku Cerita Bergambar “Kontes Menyanyi Putri Ana”..................17


Gambar 2. 2 Buku Cerita Bergambar “Ulang Tahun Lina”..................................18
Gambar 2. 3 Buku Cerita Bergambar “Kisah Doni dan Lia”................................19
Gambar 2. 4 Buku Cerita Bergambar “Dimas yang Percaya Diri” 2

Gambar 3. 1 Model Kemmis dan Mc Taggart (1988) dalam Kusumah dan


Dwitagama (2010)..................................................................................................25
Gambar 4. 1 Hasil Peningkatan Perkembangan Sosial Emosional Anak Kelompok
A pada Siklus I Pertemuan I dan II........................................................................48
Gambar 4. 2 Hasil Peningkatan Perkembangan Sosial Emosional Anak Kelompok
A pada Siklus II Pertemuan I dan II.......................................................................59
Gambar 4. 3 Diagram Batang Hasil Rata-rata Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus
II Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini melalui
Metode Bercerita dengan Media Buku Cerita Bergambar.....................................60
Gambar 4. 4 Hasil Perhitungan dalam Bentuk Diagram pada Pra Tindakan........62
Gambar 4. 5 Hasil Perhitungan dalam Bentuk Diagram Pra Tindakan, Siklus I
dan Siklus II...........................................................................................................63
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)...................73
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).........................75
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Untuk Siswa.......................................95
Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Untuk Guru........................................97
Lampiran 5 Hasil Observasi Perkembangan Sosial Emosional Pra Tindakan.......98
Lampiran 6 Hasil Observasi Perkembangan Sosial Emosional Siklus I
Pertemuan I..........................................................................................................103
Lampiran 7 Hasil Observasi Perkembangan Sosial Emosional Siklus I
Pertemuan II.........................................................................................................108
Lampiran 8 Hasil Observasi Perkembangan Sosial Emosional Siklus II
Pertemuan I..........................................................................................................113
Lampiran 9 Hasil Observasi Perkembangan Sosial Emosional Siklus II
Pertemuan II.........................................................................................................118
Lampiran 10 Hasil Rekapitulasi Perkembangan Sosial Emosional Anak............123
Lampiran 11 Hasil Observasi Aktifitas Guru......................................................128
Lampiran 12 Dokumentasi...................................................................................132
Lampiran 13 Surat Keputusan Pembimbing Skripsi............................................137
Lampiran 14 Kartu Bimbingan Skripsi................................................................145
Lampiran 15 Surat Izin Penelitian.......................................................................148
Lampiran 16 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian..............................149
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Berdasarkan pada Undang-undang No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Tahun 2003 yang menyatakan bahwasannya anak usia dini adalah anak yang
berada pada rentang usia 0-6 tahun. Usia tersebut merupakan masa emas atau
golden age, karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang. Pada masa emas ini, terdapat
aspek-aspek perkembangan pada anak. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan RI No. 146 Tahun 2014 tentang kurikulum 2013 pendidikan anak
usia dini menyebutkan bahwa enam aspek perkembangan anak usia dini, terdiri
dari : (1). Nilai agama dan moral, (2). Fisik motorik, (3). Kognitif, (4). Bahasa,
(5). Sosial emosional dan (6). Seni. Diantara keenam aspek tersebut, salah satu
aspek perkembangan anak usia dini adalah perkembangan sosial emosional.
Perkembangan sosial emosional merupakan perkembangan anak yang penting.
Perkembangan sosial emosional terjadi pada masa bayi hingga dewasa. Dimasa
kanak-kanaklah perkembangan sosial emosional anak dapat dikembangkan
dengan optimal.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 146 Tahun
2014 tentang kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini menyebutkan bahwa
perkembangan sosial emosional mencakup perwujudan suasana untuk
berkembangnya kepekaan, sikap, dan keterampilan sosial serta kematangan emosi.
Perkembangan sosial merupakan pemerolehan kemampuan berperilaku yang
sesuai dengan tuntutan sosial. Sedangkan perkembangan emosi merupakan peran
yang sedemikian penting dalam kehidupan, maka penting diketahui bagaimana
perkembangan dan pengaruh emosi terhadap penyesuaian pribadi dan sosial.
Perkembangan sosial emosional sangat terkait satu sama lain didalam
kehidupan anak. Dengan meningkatnya perkembangan sosial emosional anak,
kehidupan interaksi dengan teman sebaya serta kematangan emosi anak menjadi
berkembang secara optimal. Tidaklah mudah meningkatkan perkembangan sosial
emosional anak usia dini, karena emosi anak cenderung berubah-ubah serta
beragam dalam cara mengungkapkannya. Keragaman cara pengungkapan emosi

1
2

serta berubah-ubahnya suasana emosi pada anak dapat menimbulkan kurangnya


rasa percaya diri, belum sabar saat menuggu giliran, dan lain sebagainya yang
dapat mempengaruhi penyesuaiannya terhadap perkembangan sosial anak.
Didalam lingkungan sosial, diperlukan kematangan emosi serta penyesuaian diri
yang baik. Penyesuaian tersebut berpengaruh terhadap perkembangan sosialnya
yaitu dapat membangun sikap menghargai teman sebayanya satu sama lain
dengan cara mendengarkan apa yang diungkapkan oleh temannya. Namun pada
kenyataannya berdasarkan pada hasil observasi dikelompok A salah satu Taman
Kanak-kanak di Kecamatan/ Kabupaten Purwakarta, masih terdapat
perkembangan sosial emosional anak yang perkembangannya belum meningkat
secara optimal. Seperti belum memiliki sikap percaya diri berbicara secara verbal
didepan teman-temannya, belum bersabar saat menunggu giliran untuk
mengungkapkan sesuatu secara verbal, belum membangun sikap menghargai
teman sebaya dan sebagainya.
Sehubungan dengan uraian di atas, di Taman Kanak-kanak terdapat banyak
metode yang dapat digunakan oleh guru dalam suatu pembelajaran. Metode-
metode tersebut diantaranya : (1). Metode bercerita, (2). Metode bermain peran,
(3). Metode eksperimen, (4). Metode karya wisata, (5). Metode pemberian tugas
dan lain sebagainya. Beragamnya metode pembelajaran tersebut salah satunya
dapat diterapkan untuk meningkatkan sosial emosional anak. Metode bercerita
merupakan salah satu metode yang sangat umum digunakan dalam pembelajaran
anak usia dini. Metode bercerita adalah cara bertutur dan menyampaikan cerita
secara lisan yang didalamnya dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak
usia dini, dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan dapat berpengaruh
terhadap perkembangan anak usia dini (Risaldy : 2014, hlm. 64-65). Bercerita
adalah suatu metode komunikasi universal yang sangat berpengaruh kepada jiwa
manusia. Hal ini dapat berpengaruh pada perkembangan serta peningkatan sosial
emosional anak usia dini terutama dikelas A. Untuk membuat metode bercerita
lebih menarik bagi anak usia dini, dapat dilakukan dengan berbagai media
pembelajaran, yang salah satunya dengan media buku cerita bergambar. Buku
cerita bergambar merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, dimana
3

didalamnya terdapat gambar-gambar yang beragam serta tulisan yang


mengandung arti dan makna yang mendalam untuk anak.
Berdasarkan uraian diatas, dengan demikian, metode bercerita dengan media
buku cerita bergambar diharapkan dapat membuat perkembangan sosial
emosional anak dikelompok A salah satu Taman Kanak-kanak di Kecamatan
Purwakarta / Kabupaten Purwakarta meningkat. Maka dari itu peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “Meningkatkan Perkembangan Sosial
Emosional Anak Usia Dini Melalui Metode Bercerita Dengan Media Buku Cerita
Bergambar”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perkembangan sosial emosional anak usia dini di kelompok A
salah satu taman kanak-kanak di Kecamatan/ Kabupaten Purwakarta
sebelum diterapkan metode bercerita dengan media buku cerita
bergambar?
2. Bagaimana perkembangan sosial emosional anak usia dini di kelompok A
salah satu taman kanak-kanak di Kecamatan/ Kabupaten Purwakarta pada
saat diterapkan metode bercerita dengan media buku cerita bergambar?
3. Bagaimana deskripsi kegiatan pembelajaran metode bercerita dengan
media buku cerita bergambar ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk dapat mengetahui perkembangan sosial emosional anak usia dini
sebelum diterapkannya metode bercerita dengan media buku cerita
bergambar.
2. Untuk dapat mengetahui perkembangan sosial emosional anak usia dini
pada saat diterapkannya metode bercerita dengan media buku cerita
bergambar.
3. Untuk mengetahui deskripsi kegiatan pembelajaran metode bercerita
dengan media buku cerita bergambar.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
4

Penelitian ini diharapkan mampu memberi sumbangan referensi dibidang


pendidikan anak usia dini. Serta dapat memberikan pengetahuan baru tentang
meningkatkan perkembangan sosial emosional anak usia dini melalui metode
bercerita dengan media buku cerita bergambar.
2. Manfaat Praktis
Dilihat dari aspek praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. Manfaat bagi guru
Sebagai acuan dan evaluasi dalam melakukan suatu pembelajaran yang salah
satunya yaitu metode bercerita dengan media buku cerita bergambar yang dapat
meningkatkan perkembangan sosial emosional anak usia dini. Guru merupakan
peranan yang paling penting di sekolah, guru dapat memberikan stimulus yang
tepat dalam meningkatkan perkembangan sosial emosional anak usia dini.
b. Manfaat bagi peneliti
Dapat membuka wawasan serta menambah pengetahuan mengenai metode
pembelajaran yang efektif untuk meningkatan perkembangan sosial emosional
anak usia dini di kelompok A (4-5 Tahun). Serta dapat membuka wawasan dan
pengetahuan tentang metode bercerita dengan media buku cerita bergambar untuk
meningkatkan perkembangan sosial emosional anak usia dini di kelompok A (4-5
Tahun).
c. Manfaat bagi sekolah
Sebagai referensi atau acuan dalam melaksanakan suatu metode pembelajaran
yang dapat meningkatkan perkembangan sosial emosional anak usia dini di
kelompok A (4-5 Tahun) melalui metode bercerita dengan media buku cerita
bergambar.
d. Manfaat bagi peneliti lain
Sebagai referensi dan bahan pengembangan untuk penelitian selanjutnya
dengan permasalahan yang sejenis yaitu pelaksanaan metode bercerita dengan
media buku cerita bergambar dalam meningkatkan perkembangan sosial
emosional anak usia dini di kelompok A (4-5 Tahun).
1.5 Struktur Penulisan Skripsi
5

Pada penulisan skripsi ini disusun berdasarkan pedoman karya tulis ilmiah
Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2017. Struktur penulisan skripsi ini
terdiri dari :
BAB I. Pendahuluan, yang terdiri dari : (1.1). Latar Belakang Penelitian, (1.2).
Rumusan Masalah, (1.3). Tujuan Penelitian, (1.4). Manfaat Penelitian, (1.5).
Struktur Penulisan Skripsi.
BAB II. Kajian Pustaka, yang didalamnya berisi tentang : (2.1). Perkembangan
sosial emosional, yang terdiri dari : (2.1.1). Pola perilaku sosial dan emosi pada
masa kanak-kanak, (2.1.2). Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
sosial emosional, (2.1.3). Standar tingkat pencapaian perkembangan sosial
emosional anak usia 4-5 tahun, (2.2). Metode bercerita, yang terdiri dari : (2.2.1).
Langkah-langkah dalam metode bercerita, (2.2.2). Pengertian media buku cerita
bergambar, (2.2.3). Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam membacakan
cerita, (2.2.4). Jenis-jenis cerita, (2.2.5). Manfaat cerita bagi anak, (2.3). Contoh
Cerita, (2.4). Penelitian yang relevan.
BAB III. Metode Penelitian, yang terdiri dari : (3.1). Desain penelitian, (3.2).
Prosedur penelitian, (3.3). Lokasi dan subjek penelitian, (3.4). Instrumen
penelitian, (3.5). Analisis data.
BAB IV . Temuan dan Pembahasan, yang terdiri dari : (4.1). Deskripsi lokasi
penelitian, yang terdiri dari : (4.1.1). Karakteristik pendidik dan (4.1.2).
Karakteristik siswa, (4.2). Temuan dan deskripsi hasil penelitian, yang terdiri dari
: (4.2.1). Temuan dan pelaksanaan siklus I pertemuan I, (4.2.2). Temuan dan
pelaksanaan siklus I pertemuan II, (4.2.3). Temuan dan pelaksanaan siklus II
pertemuan I, (4.2.4). Temuan dan pelaksanaan siklus II pertemuan II, (4.3).
Pembahasan.
BAB V. (5.1). Kesimpulan, (5.2). Implikasi dan (5.3). Rekomendasi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan Sosial Emosional


Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 146 Tahun
2014 tentang kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini menyebutkan bahwa
perkembangan sosial emosional mencakup perwujudan suasana untuk
berkembangnya kepekaan, sikap, dan keterampilan sosial serta kematangan emosi.
Perkembangan sosial adalah suatu pemerolehan kemampuan berperilaku yang
sesuai dengan tuntutan sosial yaitu menjadi seseorang yang mampu dalam hal
bermasyarakat (sozialized), Hurlock (1978, hlm. 250). Sedangkan perkembangan
emosi memainkan peran yang sedemikian penting dalam kehidupan manusia,
maka penting diketahui bagaimana perkembangan dan pengaruh emosi terhadap
penyesuaian pribadi dan sosial, Hurlock (1978, hlm. 210).
Hal ini diperkuat menurut Howes (dalam Santrock, 2012, hlm. 282) yang
menyebutkan bahwa emosi memiliki peran penting dalam menentukan
keberhasilan relasi anak dengan teman sebayanya. Maka dalam hal ini dapat
diketahui bahwasannya berkembangnya sosial emosional merupakan satu
kesatuan utuh yang saling mempengaruhi lingkup perkembangan anak dalam
aspek sosial serta emosional anak.
Meningkatnya perkembangan sosial emosional anak dapat berpengaruh pada
penyesuaian pribadi dirinya dengan lingkungan sosialnya. Dalam hal ini
meningkatnya perkembangan sosial emosional anak usia 4-5 tahun dapat
berpengaruh terhadap perkembangan sosial emosionalnya dimasa selanjutnya.

2.1.1 Pola Perilaku Sosial Dan Emosi Pada Masa Kanak-kanak


Hurlock (1980) menyebutkan bahwa pola perilaku sosial pada masa kanak-
kanak awal diantaranya yaitu : (1). Meniru, (2). Persaingan, (3). Kerjasama, (4).
Simpati, (5). Empati, (6). Dukungan Sosial, (7). Membagi, (8). Perilaku Akrab.
Pola perilaku sosial pada masa kanak-kanak yang pertama adalah meniru.
Anak usia dini merupakan seorang peniru yang baik. Dimana dengan melihat,
anak akan meniru sikap seseorang yang menurutnya dapat diterima baik oleh
lingkungan sosial, maka anak-anak akan cenderung meniru sikap seseorang
7

tersebut untuk dapat menerima pengakuan atau penerimaan terhadap diri anak itu
sendiri dalam lingkungan sosial. Selanjutnya pola perilaku sosial pada masa
kanak-kanak yang kedua adalah persaingan. Persaingan yang baik merupakan
suatu dorongan atau stimulus bagi anak untuk dapat berusaha dengan sebaik-
baiknya serta semaksimal mungkin untuk meningkatkan perkembangan sosial
anak dilingkungan sosialnya. Namun, apabila persaingan yang tidak baik yaitu
dorongan atau stimulus bagi anak yang diekspresikan dengan sebuah pertengkaran
atau perkelahian, maka akan berdampak buruk bagi perkembangan sosial anak itu
sendiri dalam lingkungan sosialnya.
Lalu pola perilaku sosial yang ketiga adalah kerjasama. Kerjasama
merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan perkembangan sosial anak.
Dengan melakukan kerjasama secara baik dengan teman sebayanya serta
intensitas perilaku kerjasama yang baik, maka peningkatan perkembangan sosial
anak berkembang dengan baik didalam lingkungan sosialnya. Selanjutnya pola
perilaku sosial yang empat adalah simpati. Anak usia dini pun dapat
mengekspresikan perilaku simpati kepada teman sebayanya dengan cara berusaha
menolong atau menghibur seseorang (teman sebayanya) yang sedang bersedih.
Sedangkan pola perilaku sosial empati merupakan kemampuan menempatkan diri
dalam posisi dan situasi orang lain serta mengahayati perasaan orang lain tersebut.
Hal ini dapat berkembang apabila anak dapat dengan baik memahami ekspresi
serta perasaan orang lain dengan baik.
Pola perilaku sosial yang keenam yaitu dukungan sosial yang merupakan
sikap dimana anak mendapatkan dukungan dan pengakuan dari lingkungan
sosialnya (teman sebayanya). Hal ini dapat mengembangkan rasa percaya diri
pada anak untuk dapat mengembangkan aspek perkembangan sosial saat berada
dilingkungannya. Lalu pola perilaku sosial yang ketujuh adalah membagi.
Membagi merupakan sikap dimana anak mau untuk berbagi sesuatu hal, baik itu
makanan, minuman, mainan yang ia miliki dengan orang lain atau yang dapat kita
sering lihat adalah berbagi dengan teman sebayanya. Dan pola periaku sosial yang
terakhir adalah perilaku akrab. Perilaku akrab dimulai sejak usia bayi, dimana
pada usia tersebut, perilaku kelekatan atau keakraban yang dibangun antara sang
ibu dengan anak sangatlah dekat. Hal ini yang akan dibawa oleh anak hingga ia
8

tumbuh dan membangun perilaku akrab tersebut dengan teman sebayanya yang
umum dikenal sebagai persahabatan.
Sedangkan untuk pola emosi yang umum pada masa kanak-kanak menurut
Hurlock (1980) diantaranya yaitu : (1). Amarah, (2). Takut, (3). Cemburu, (4).
Ingin Tahu, (5). Iri Hati, (6). Gembira, (7). Sedih, (8). Kasih Sayang.
Pola emosi yang pertama adalah amarah. Amarah seringkali muncul sebagai
reaksi terhadap sakit hati, frustasi, merasa terancam dan sebagainya. Menurut
Hurlock (dalam Tirtayani, dkk, 2014, hlm. 10) menyebutkan bahwa reaksi amarah
pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu :
a. Amarah yang impulsif biasanya disebut juga dengan agresi. Amarah ini
ditunjukan langsung pada orang lain atau objek lain, dapat dalam bentuk
reaksi fisik, bisa pula verbal, baik ringan maupun berat atau intens.
b. Amarah yang terhambat adalah amarah yang tidak diungkapkan karena
dikendalikan atau ditahan. Biasanya anak-anak bereaksi dengan bersikap
menarik diri, melarikan diri dari anak-anak lainnya atau orang dewasa.
Serta umumnya anak bersikap lesu, masa bodoh atau tidak berani.
Pola emosi yang kedua adalah takut. Takut merupakan perasaan dimana anak
merasakan reaksi emosi yang bisa disebabkan oleh berbagai macam hal.
Berkenaan dengan rasa takut, Menurut Hurlock (dalam Tirtayani, dkk, 2014, hlm.
10-11) menyebutkan bahwa reaksi emosi yang berdekatan dengan reaksi takut,
yaitu :
a. Shyness (rasa malu), merupakan reaksi takut yang ditandai dengan “rasa
segan” untuk berjumpa dengan orang dianggap asing oleh anak.
b. Embarrassment (merasa tidak mampu atau malu untuk melakukan sesuatu
hal), merupakan reaksi takut dari akan adanya penilaian orang lain
terhadapnya. Dimana hal ini anak merasa takut untuk melakukan sesuatu
karena takut dihukum orang dewasa apabila melakukan suatu hal tersebut.
c. Anxiety (cemas), merupakan reaksi rasa takut yang tidak jelas dan hanya
dirasakan oleh anak sendiri karena sifatnya subjektif.
Selanjutnya pola emosi yang ketiga yaitu cemburu yang merupakan reaksi
yang terjadi karena hilangnya rasa kasih sayang, baik kehilangan rasa kasih
sayang yang secara nyata terjadi maupun yang hanya sekedar dugaan anak saja.
Hal ini biasanya sering terjadi dirumah, seperti lahirnya seorang adik baru yang
9

membuat anak merasakan cemburu karena ayah dan ibu selalu memperhatikan
adik kecil tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan rasa cemburu ini muncul
dilingkungan sosial anak. Selanjutnya pola emosi yang keempat adalah rasa ingin
tahu. Rasa ingin tahu adalah salah satu pola emosi yang merupakan perilaku yang
khas terjadi pada anak usia dini. Sebab pada masa ini, anak merasa senang dan
menarik baginya untuk bereksplorasi dengan lingkungan sekitarnya. Rasa ingin
tahu dapat melibatkan emosi kegembiraan dalam diri anak, terutama jika
diperkenalkan dengan sesuatu hal yang baru serta menarik baginya.
Pola emosi kelima yang kita kenal dengan iri hati merupakan reaksi emosi
anak dimana tidak diperolehnya perhatian yang diharapkan sebagaimana yang
diperoleh oleh teman-teman sebayanya. Iri hati ini muncul karena rasa
ketidakpercayaan terhadap dirinya sendiri. Selain itu pola emosi yang keenam
adalah gembira. Gembira yang merupakan reaksi emosi yang menyenangkan.
Rasa gembira biasanya timbul apabila anak mendapatkan apa yang ia inginkan
atau suatu keadaan atau kondisi yang anak harapkan.
Selanjutnya pola emosi yang ketujuh yaitu sedih yang merupakan reaksi
emosi yang muncul biasanya disebabkan oleh adanya dorongan perasaan
kehilangan atau ditinggalkan terutama oleh orang yang disayangi anak. Rasa sedih
pun dapat muncul karena anak merasakan perasaan kecewa atau ketidakberhasilan
yang menimpa anak. Namun tidak hanya itu, rasa sedih muncul karena berbagai
macam penyebab lainnya. Dan pola emosi yang terakhir adalah kasih sayang yang
merupakan suatu reaksi emosi yang positif. Dimana dengan adanya reaksi kasih
sayang, emosi dan kepribadian anak akan berkembang baik. Yaitu dapat
meningkatkan rasa percaya diri anak, kemauan untuk membantu teman
sebayanya, bersikap sopan terhadap orang lain dan sebagainya.
Pola tersebut saling berhubungan dalam perkembangan sosial emosional.
Menurut Kostenik (1991) dalam Tirtayani, dkk (2014, hlm. 30) yang
menyebutkan bahwa perkembangan sosial emosional yang dikembangkan saat
usia dini diantaranya yaitu rasa percaya diri, sabar menunggu giliran, menghargai
orang lain, mematuhi peraturan dan lain sebagainya.

2.1.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Emosional


10

Menurut Hurlock (dalam Tirtayani, dkk, 2014, hlm. 20-21) mengungkapkan


tiga faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak sebagai
berikut : (1). Faktor Fisik, (2). Faktor Psikologi, dan (3). Faktor Lingkungan.
Faktor yang pertama adalah faktor fisik yang merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi sosial emosional anak. Apabila faktor fisik anak
terganggu seperti kelelahan, sakit dan lain sebagainya, maka hal tersebut akan
berpengaruh pada perkembangan sosial emosional anak. Faktor kedua adalah
faktor psikologi yang juga dapat mempengaruhi emosi, antara lain (1). Tingkat
intelegensi yang buruk, (2). Tingkat aspirasi (kegagalan yang berulang-ulang
dalam mencapai tingkat aspirasi, dapat mengakibatkan keadaan cemas, baik itu
sedikit atau banyak), dan (3). Kecemasan setelah pengalaman emosi tertentu yang
sangat kuat. Sebagai contoh yaitu akibat lanjutan dari pengalaman yang
menakutkan akan mengakibatkan anak takut kepada setiap situasi yang dirasa
mengancam.
Dan faktor terakhir yang memiliki pengaruh dalam perkembangan sosial
emosional anak adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan seperti adanya
ketegangan yang terus menerus (disebabkan oleh adanya pertengkaran yang terus
menerus), jadwal yang ketat, sikap orangtua yang selalu mencemaskan atau
melindungi anak, dan terlalu banyaknya pengalaman yang menggelisahkan serta
ketegangan yang berlebihan seperti suasana yang otoriter disekolah yang dapat
merangsang anak secara berlebihan akan berpengaruh pada emosinya.
Sedangkan menurut Santrock (2012, hlm. 281-282) menyebutkan bahwa diri
anak sendiri dan lingkungan memiliki pengaruh atau menjadi faktor yang
mempengaruhi pada perkembangan sosial emosional anak. Pada anak usia 4-5
tahun, anak-anak memperlihatkan peningkatan kemampuan merefleksi emosi
mereka. Anak pada usia ini pun, memahami bahwa kejadian yang sama dapat
membangkitkan perasaaan-perasaan pada orang-orang yang berbeda. Lalu
selanjutnya yaitu faktor lingkungan terdekat anak adalah orangtua dan teman
sebaya pun menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional
anak. Lingkungan memiliki andil terbesar dalam perkembangan sosial emosional
anak. Karena dilingkungan, anak akan berinteraksi serta melakukan penyesuaian
11

pada lingkungan sekitarnya, penyesuaian tersebut akan melibatkan dan


mempengaruhi perkembangan emosi diri anak.
2.1.3 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Sosial Emosional Anak
Usia 4-5 Tahun
Indikator standar tingkat pencapaian perkembangan sosial emosional anak
usia 4-5 tahun merujuk pada Hurlock (1978, hlm. 250) serta Kostenik (1991)
dalam Tirtayani, dkk (2014, hlm. 30) dapat dilihat dalam pada tabel dibawah ini :
Tabel 2. 1
Tingkat Pencapaian Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 4-5 Tahun
Lingkup Perkembangan Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia 4-5
Sosial Emosional Tahun
1. Menunjukan sikap mandiri dalam memilih
kegiatan

A. Kesadaran Diri 2. Mengendalikan perasaan


3. Menunjukan rasa percaya diri
4. Memahami peraturan dan disiplin
5. Memiliki sikap gigih (tidak mudah menyerah)
6. Bangga terhadap hasil karya sendiri
B. Rasa tanggungjawab 1. Menjaga diri sendiri dari lingkungannya
2. Menghargai keunggulan orang lain
untuk diri sendiri
3. Mau berbagi, menolong, dan membantu teman
dan orang lain
1. Menunjukan antusiasme dalam melakukan
C. Perilaku Prososial
permainan kompetitif secara positif
2. Mentaati aturan yang berlaku dalam suatu
permainan
3. Menghargai orang lain
4. Menunjukan rasa empati

Pada bagian kesadaran diri, beberapa tingkat pencapaiannya terdiri dari : (1).
Menunjukan sikap mandiri dalam memilih kegiatan, (2). Mengendalikan perasaan,
(3). Menunjukan rasa percaya diri, (4). Memahami peraturan dan disiplin, (5).
Memiliki sikap gigih (tidak mudah menyerah), dan (6). Bangga terhadap karya
sendiri. Pada bagian rasa tanggungjawab terhadap diri sendiri dan orang lain,
beberapa tingkat pencapaiannya terdiri dari : (1). Menjaga diri sendiri dan
lingkungannya, (2). Menghargai keunggulan orang lain, (3). Mau berbagi,
menolong dan membantu teman. Dan yang terakhir pada bagian perilaku
prososial, beberapa tingkat pencapaiannya terdiri dari : (1). Menunjukan
12

antusiasme melakukan permainan kompetitif secara positif, (2). Menaati peraturan


yang berlaku dalam suatu permainan, (3). Menghargai orang lain, (4).
Menunjukan rasa empati.
Namun terdapat batasan yang peneliti lakukan pada penelitian ini disebabkan
oleh lingkungan di lokasi penelitian yang membutuhkan pembelajaran untuk
meningkatkan perkembangan sosial emosional serta terdapatnya permasalahan
pada beberapa aspek perkembangan sosial emosional siswa di lokasi penelitian
yang merujuk pada Kostenik (1991) dalam Tirtayani, dkk (2014, hlm. 30)
diantaranya yaitu (1). Mengendalikan perasaan, (2). Menunjukan rasa percaya
diri, (3). Memahami peraturan dan disiplin, dan (4). Menghargai orang lain.
Adapun batasan standar tingkat pencapaian perkembangan sosial emosional anak
usia 4-5 tahun yang peneliti lakukan dapat dilihat dalam bentuk tabel dibawah ini:
Tabel 2. 2
Batasan Tingkat Pencapaian Perkembangan Sosial Emosional Pada Anak
Usia 4-5 Tahun
Lingkup Perkembangan Tingkat Pencapaian Perkembangan Sosial Emosional
Sosial Emosional Anak Usia 4-5 Tahun
1. Mengendalikan perasaan
A. Kesadaran Diri 2. Menunjukan rasa percaya diri
3. Memahami peraturan dan disiplin
B. Perilaku Prososial 4. Mengahargai orang lain

2.2 Metode Bercerita


Metode bercerita merupakan penyampaian cerita dengan cara bertutur kata
Risaldy (2014, hlm. 64). Cerita merupakan suatu rangkaian peristiwa yang
disampaikan, baik berasal dari kejadian nyata (non fiksi) atau tidak nyata (fiksi).
Metode bercerita merupakan salah satu cara dalam memberikan
pengalaman belajar bagi anak usia dini, dengan membawakan cerita
kepada anak secara lisan dapat berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Bercerita adalah suatu metode komunikasi universal yang sangat
berpengaruh kepada jiwa manusia. (Risaldy, 2014, hlm. 64-65)

Sedangkan menurut Fauziddin (2014) menyatakan bahwa cerita merupakan


media yang paling tepat untuk menyampaikan pembelajaran kepada anak-anak.
Karena melalui media buku cerita, dapat mengajak anak untuk membayangkan
perilaku seseorang yang menjadi panutannya.
13

Menurut Risaldy (2014, hlm. 78-79) menjelaskan bahwa bercerita merupakan


suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan
alat atau tanpa alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan atau
informasi. Selain itu, menurut Ayudia (2017, hlm. 24) menyebutkan bahwa
bercerita secara lisan dapat menjadikan sosial emosi baik. Cerita bagi anak usia
dini biasanya mengandung nilai-nilai yang mengarah kepada pengembangan
emosional, sosial, dan spiritual anak.
Maka dapat disimpulkan bahwa metode bercerita merupakan penyampaian
suatu cerita baik berasal dari kejadian nyata (non fiksi) atau tidak nyata (fiksi)
yang dapat memberikan suatu pengalaman belajar bagi anak usia dini dengan cara
bertutur kata, baik dengan menggunakan alat atau tanpa alat dengan isi cerita yang
bermakna bagi jiwa anak yang dapat menjadikan perkembangan sosial emosional
anak berkembang dengan baik.
2.2.1 Langkah-langkah Dalam Metode Bercerita
Menurut Sari (2016, hlm. 67) terdapat langkah-langkah dalam kegiatan
pembelajaran melalui metode bercerita. Langkah-langkah tersebut terdiri dari :
(1). Pembuka, (2). Inti, dan (3). Penutup.
Pada bagian pembuka yaitu dapat meliputi guru menyiapkan alat serta bahan
untuk menunjang kegiatan bercerita, guru menginformasikan tema yang akan
diceritakan, mengkondisikan anak dan lain sebagainya.
Pada bagian inti, didalamnya meliputi penyampaian cerita pada anak dengan
sikap yang menyenangkan yang dapat menggugah perasaan anak saat
mendengarkan cerita yang disampaikan oleh guru.
Pada langkah terakhir yaitu bagian penutup, didalamnya meliputi anak diberi
pertanyaan perihal tokoh-tokoh dalam cerita, isi cerita maupun pesan-pesan yang
dapat diambil dari cerita yang telah disampaikan
Sedangkan menurut Moeslichatoen (2004, hlm. 179-180) menyebutkan
bahwa langkah-langkah yang harus dilalui dalam bercerita adalah sebagai
berikut : (1). Mengkomunikasikan tujuan dan tema dalam kegiatan bercerita
kepada anak (2). Mengatur tempat duduk anak (3). Guru menggali pengalaman-
pengalaman anak yang berkaitan dengan cerita (4). Pengembangan cerita yang
dituturkan oleh guru (5). Guru menetapkan rancangan cara-cara bertutur yang
14

dapat menggetarkan perasaan anak (6). Langkah penutup kegiatan bercerita


dengan mengajukan pertanyaan.
Mengkomunikasikan tujuan dan tema dalam kegiatan bercerita kepada anak
merupakan langkah pertama yang termasuk dalam langkah pembukaan. Dalam
langkah ini, guru mengkomunikasikan kepada anak tema serta tujuan dari cerita
yang akan disampaikan. Dalam langkah pembuka pun perlu diperhatikan untuk
mengatur tempat duduk anak, apakah anak menyimak cerita dengan posisi duduk
dikursi, dilantai dan sebaginya. Selain itu, sebelum pelaksanaan penyampaian
cerita pada anak, terlebih dahulu guru menggali pengalaman-pengalaman anak
agar suasana menjadi terjalin. Setelah itu guru mengembangkan cerita tersebut
saat membacakannya didepan anak-anak.
Dalam membacakan cerita pun perlu membangun cara-cara saat bertutur kata
menyampaikan cerita yang dapat menggetarkan perasaan anak (anak menjadi
terbawa suasana hatinya saat menyimak cerita yang disampaikan oleh guru
didepan kelas). Dan langkah yang terakhir adalah penutup kegiatan bercerita.
Dimana dalam penutup kegiatan bercerita, didalamnya dapat berupa pemberian
stimulus dengan berbagai pertanyaan yang nantinya akan dijawab oleh anak.
Dari uraian diatas tersebut, dapat disimpulkan bahwasannya langkah-langkah
dalam bercerita secara ringkasnya dapat berupa langkah pembuka, langkah inti
dan langkah penutup. Dalam langkah pembuka dapat berupa menyiapkan alat dan
bahan untuk menunjang bercerita, mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita,
mengatur posisi duduk anak, dan menggali pengalaman-pengalaman anak terlebih
dahulu sebelum memulai bercerita. Setelah itu pada langkah inti, didalamnya
dapat berupa guru mengembangkan cerita dengan cara bertutur kata yang dapat
menggetarkan perasaan anak. Dan pada langkah penutup, didalamnnya dapat
berupa pemberian stimulus berupa pertanyaan-pertanyaan seputar cerita yang
telah disampaikan oleh guru. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat berupa seperti,
siapa saja tokoh dalam cerita, dimanakah tempat-tempat yang terdapat pada cerita
dan sebaginya yang dikemas menjadi pertanyaan-pertanyaan yang sederhana dan
mudah untuk anak menjawabnya tetapi dapat menggetarkan perasaan anak.
2.2.2 Pengertian Media Buku Cerita Bergambar
Menurut Dwiantari (dalam Rosari, dkk, 2014, hlm. 6) menyatakan bahwa :
15

Buku cerita bergambar adalah buku yang menampilkan gambar dan teks.
Keduanya saling menjalin baik, gambar maupun teks secara sendiri belum
cukup untuk mengungkapkan cerita secara lebih mengesankan, dan
keduanya saling membutuhkan untuk saling mengisi dan melengkapi.

Dalam buku cerita bergambar pemahaman kata-kata benda dalam konteks


cerita dapat berupa satu gambar, dua gambar, tiga gambar, atau empat gambar
dengan ukuran tertentu. Penggunaan bercerita sebagai salah satu strategi
pembelajaran untuk anak usia dini.
Sedangkan menurut Rothlein dan Meinbach (1991) dalam Santoso (2008, hal.
8-9) menyatakan bahwa :
Buku cerita bergambar memuat pesan melalui ilustrasi dan teks tertulis.
Kedua elemen ini merupakan elemen penting pada cerita. Buku-buku ini
memuat berbagai tema yang sering didasarkan pada pengalaman
kehidupan sehari-hari anak.

Ilustrasi merupakan gambar dari bagian cerita, hal itu dapat berupa tokoh-
tokoh dalam cerita, latar cerita dan sebagainya serta didalamnya tidak terlepas dari
adanya teks tertulis yang berisi alur cerita. Karakter ilustrasi dalam buku cerita
dapat berupa manusia atau binatang. Buku cerita bergambar yang baik didalamnya
memuat elemen instrinsik sastra, seperti alur , struktur yang baik, karakter yang
baik, perubahan gaya, latar, dan tema yang menarik. Buku cerita bergambar dapat
mengembangkan komunikasi lisan, mengembangkkan proses berpikir kognitif,
ungkapan perasaan, meningkatkan kepekaan seni serta dapat menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan untuk anak. Pernyataan tersebut diperkuat oleh
Sudiyah (2014, hlm. 3) yang menyatakan bahwasannya buku cerita bergambar
dapat menjadi salah satu media untuk menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan untuk anak.
Maka dapat disimpulkan bahwa buku cerita bergambar merupakan buku yang
didalamnya terdapat gambar dan teks tertulis yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain (saling keterkaitan). Gambar didalam buku cerita bergambar dapat
berupa tokoh-tokoh dalam buku cerita bergambar, latar dan sebagainya. Teks
tertulis didalamnya terdapat alur cerita yang sesuai dengan ilustrasi/gambar pada
buku cerita. Buku cerita bergambar dapat menjadi salah satu media untuk
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan untuk anak.
2.2.3 Teknik-teknik Yang Dapat Digunakan Dalam Membacakan Cerita
16

Menurut Risaldy (2014, hlm. 78-79), teknik-teknik yang bisa digunakan guru
dalam membacakan cerita, yaitu : (1). Membaca langsung dari buku cerita, (2).
Bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar dari buku, (3). Menceritakan
cerita, (4). Bercerita dengan papan flanel, (5). Bercerita dengan menggunakan
media, (6). Dramatisasi suatu cerita, dan (7). Bercerita sambil memainkan jari-jari.
Sedangkan menurut Moeslichatoen R. (2004, 158) menjelaskan bahwa ada
beberapa macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru dapat
membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar, papan
flanel, boneka, serta bermain peran dalam satu cerita.
2.2.4 Jenis-jenis Cerita
Jenis-jenis cerita menurut Fauziddin (2014) menyebutkan jenis-jenis cerita
ditinjau dari cara penyampaiannya cerita dapat dikategorikan menjadi 2 jenis,
yaitu (1). Bercerita tanpa menggunakan alat dan (2). Bercerita dengan
menggunakan alat. Bercerita tanpa menggunakan alat merupakan teknik bercerita
yang hanya mengandalkan organ tubuh seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh dan
suara. Sedangkan bercerita dengan menggunakan alat, meliputi menggunakan alat
peraga langsung (alami) dan alat peraga tidak langsung (buatan).
Jenis-jenis cerita ditinjau dari materi yang disampaikan kepada anak-anak,
yaitu : (1). Cerita para nabi, (2). Cerita para sahabat, ulama, dan orang –orang
saleh, (3). Cerita raja-raja, (4). Cerita fabel, dan (5). Cerita kehidupan sosial
sehari-hari.
Sedangkan menurut Santoso (2008, hlm. 12-13) menyebutkan bahwa jenis-
jenis buku cerita untuk anak 4-5 tahun yaitu : buku cerita fantasi, cerita rakyat dan
dongeng. Pada alur cerita yang sederhana. Misalnya seperti buku cerita “Itik si
Buruk Rupa”. Tidak terlepas dari jenis-jenis cerita untuk anak usia dini terutama
anak usia 4-5 tahun , didalamnya harus memuat tentang pesan yang bermakna
tetapi dengan alur cerita yang sederhana dan dapat dimengerti oleh anak pada usia
itu, baik saat penyampaiannya dengan alat peraga maupun tanpa alat peraga.
2.2.5 Manfaat Cerita Bagi Anak
Cerita dapat berpengaruh pada pola pikir dan wawasan berpikir anak, terutama
dalam mengembangkan aspek sosial emosional anak. Menurut Fauziddin (2014)
menyebutkan secara umum beberapa manfaat cerita bagi anak adalah sebagai
17

berikut : (1). Mengembangkan sikap mental yang sesuai dengan ajaran agama, (2).
Memahami perbuatan yang terpuji dan yang tercela, (3). Menyiapkan anak dapat
hidup sebagai makhluk sosial dalam masyarakat, (4). Mengembangkan
kemampuan untuk berimajinasi logis dan sistematis, (5). Mengubah sikap anak
untuk dapat memahami diri sendiri dan lingkungannya, serta (6). Membentuk
akhlak yang mulia.
Sedangkan menurut Musfiroh (2005, hlm. 95-115) dalam Yunita (2014, hlm.
27-29) menyebutkan manfaat cerita bagi anak adalah : (1). Membantu
pembentukan pribadi dan moral anak, (2). Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan
fantasi, (3). Memacu kemampuan verbal anak, (4). Merangsang minat menulis
anak, (5). Merangsang minat baca anak dan membuka cakrawala pengetahuan
anak.
Maka dapat disimpulkan bahwa manfaat cerita bagi anak yaitu dapat
membantu dan mengembangkan moral serta akhlak mulia anak, mengembangkan
imajinasi anak, mengembangkan kemampuan verbal anak, dapat mempersiapkan
anak sebagai makhluk sosial dan membuka pengetahuan anak sejak dini.
2.3 Contoh Cerita
Berikut contoh cerita yang digunakan dalam penelitian :
1. Buku cerita bergambar yang berjudul “Kontes Menyanyi Putri Ana”

Gambar 2. 1
Buku Cerita Bergambar “Kontes Menyanyi Putri Ana”
Tokoh cerita :
1) Putri Ana
2) Putri Liza
3) Rakyat Istana
Sinopsis cerita :
Putri ana jarang sekali keluar istana, seperti teman-temannya. Karena ia
merasa tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya yang gemuk. Namun, pada hari
18

itu temannya, putri liza datang mengajak putri ana untuk mengikuti kontes
menyanyi didekat istana, karena merasa putri ana memiliki suara yang bagus.
Pada awalnya putri ana menolak, tetapi putri liza terus meyakinkan dan putri ana
pun setuju mengikuti kontes tersebut. Saat ditempat kontes, terdapat peraturan
bahwa peserta harus sabar mengantri giliran untuk masuk kedalam ruangan.
Disana putri ana melihat putri lainnya yang bertubuh lebih gemuk darinya tetapi
tetap percaya diri untuk mengikuti lomba. Rasa percaya diri putri ana pun timbul.
Putri ana naik keatas panggung dengan sikap percaya diri dengan
menyanyikan sebuah lagu dengan indah. Semua rakyat dan peserta kontes
mendengarkan dengan rasa senang dan diakhiri tepuk tangan untuk menghargai
putri ana setelah bernyanyi dengan indah. Putri ana pun bahagia karena semakin
percaya diri dengan bentuk tubuh yang dimilikinya.
2. Buku cerita bergambar yang berjudul “Ulang Tahun Lina”

Gambar 2. 2
Buku Cerita Bergambar “Ulang Tahun Lina”
Tokoh cerita :
1) Ali
2) Dimas
3) Nisa
4) Lina
Sinopsis cerita :
Hari itu dimas, nisa, dan ali berkumpul dirumah lina untuk membantu lina
menyiapkan acara ulang tahunnya. Dimas bertugas untuk membantu mendekorasi
ruangan. Nisa bertugas untuk membantu membuatkan kue dan ali bertugas
menjadi pembawa acara/MC. Namun, ali tidak percaya diri karena memiliki
bentuk tubuh yang lebih kurus dan rambut yang bergelombang. Siang itu acara
ulang tahun lina pun akan segera dimulai. Semua teman-teman lina berbaris
dengan tertib dan sabar dalam menunggu giliran untuk masuk kedalam rumah
19

lina. Ali yang bertugas sebagai pembawa acara/MC pun merasa gugup dan tidak
percaya diri untuk naik keatas panggung. Dimas dan nisa terus meyakinkan dan
mendukung bahwa ali bisa melakukannya.
Ali pun naik keatas panggung dan membawakan acara dengan baik dan
suaranya pun lantang. Semua tamu yang datang pun menghargai ali dengan
mendengarkan dengan baik dan sesekali bertepuk tangan. Setelah acara ulang
tahun selesai dan semua tamu sudah pulang. Ali mengucapkan terimakasih kepada
dimas, nisa, dan lina yang telah membantu ali untuk tampil percaya diri didepan
orang banyak. Dan mereka berempat pun tersenyum bahagia.
3. Buku cerita bergambar yang berjudul “Kisah Doni dan Lia”

Gambar 2. 3
Buku Cerita Bergambar “Kisah Doni dan Lia”
Tokoh cerita :
1) Doni
2) Lia
3) Penjual Es Krim
Sinopsis cerita :
Doni adalah seorang kakak dari seorang adik yang bernama Lia. Doni merasa
kurang percaya diri dengan bentuk tubuhnya yang pendek walaupun sebenarnya
doni memiliki bakat dalam menyanyi. Berbeda dengan adiknya lia, ia sangat
percaya diri tetapi tidak sabaran dan terkadang tidak menghargai orang lain.
Apapun yang ia inginkan harus ada dengan cepat dan terkadang tidak menghargai
orang lain walaupun dengan mengucapkan terima kasih.
Suatu hari doni mengajak lia untuk membeli es krim. Disana banyak sekali
orang mengantri untuk membeli es krim. Lia mulai tidak sabar dan mulai marah-
marah kepada doni kakaknya karena lama mengunggu. Namun, doni
mengingatkan dan memberi pengertian bahwasannya apabila kita menginginkan
20

sesuatu (es krim) dengan cepat, maka kita harus datang lebih awal untuk
mendapatkannya, dan apabila orang lain yang telah lebih dahulu tiba, maka kita
harus bersabar, yaitu sabar dalam mengantri. Lia pun mengangguk sesekali
dengan maksud memahami perkataan sang kakaknya. Dan bersikap sabar saat
menunggu giliran. Saat tiba untuk mendapatkan es krim dari sang penjual, lia
tidak mengucapkan terimakasih ataupun tersenyum ramah pada sang penjual.
Doni pun kembali mengingatkan dan memberi pengertian bahwasannya kita harus
menghargai orang lain dengan tersenyum ramah dan mengucapkan terima kasih.
Lia pun mengangguk sesekali dengan maksud memahami perkataan sang
kakaknya. Doni pun senang melihat lia sudah mulai bersikap sabar dan mau
menghargai orang lain.
Dalam perjalanan pulang, lia melihat ada lomba menyanyi lagu anak-anak
disamping lapangan didekat rumahnya. Lia pun mengajak doni untuk
mengikutinya, tetapi doni merasa tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya yang
pendek. Lia terus meyakinkan doni untuk bisa mengikuti lomba tersebut. Doni
pun akhirnya mau mengikuti lomba tersebut dan mencoba bersikap percaya diri
bernyanyi didepan banyak orang. Doni menyanyi dengan baik dan indah. Lia pun
senang dan semua penonton bertepuk tangan. Doni dan lia pun bahagia saat
sampai dirumah. Lia bahagia karena memiliki kakak yang penyabar dan
penyayang. Begitupun doni merasa bahagia karena memiliki adik yang sangat
percaya diri dan selalu menyemangati nya. Mereka senang menjadi anak yang
penyabar dan percaya diri.

4. Buku cerita bergambar yang berjudul “Dimas yang Percaya Diri”


21

Gambar 2. 4
Buku Cerita Bergambar “Dimas yang Percaya Diri”
Tokoh cerita :
1) Dimas
2) Bobi
3) Teman-teman
Sinopsis cerita :
Besok disekolah terdapat acara. Semua siswa diundang. Bobi mengajak dimas
berangkat bersama-sama besok. Dimas ingin berangkat tetapi merasa kurang
percaya diri dengan bentuk serta warna rambut yang dimilikinya karena berbeda
dengan yang lain. Tetapi bobi terus menerus mengajak dimas, hingga dimas mau
pergi ke acara itu. Esoknya, disekolah, dimas, bobi dan teman-teman lainnya
mengantri dengan sabar dan tertib untuk masuk ke aula sekolah.
Diaula sekolah, dimas melihat panggung besar. Ia ingin sekali bernyanyi
dipanggung itu tetapi ia merasa kurang percaya diri dengan bentuk serta warna
rambut yang dimilikinya. Bobi pun menghampiri dimas dan memberi nasihat serta
dukungan untuk dimas agar percaya diri bernyanyi didepan teman-teman. Dimas
pun memberanikan diri bernyanyi dipangggung dengan penuh percaya diri.
Semua teman-teman dimas mendengarkan dan bertepuk tangan. Dimas pun
bahagia. Setelah acara selesai, dimas dan bobi berjalan bersama untuk pulang
kerumah. Dimas pun mengucapkan terimakasih karena bobi sudah membantu dan
mendukungnya untuk menjadi seseorang yang percaya diri untuk tampil didepan
orang banyak. Bobi pun tersenyum dan mereka pun tersenyum bahagia.

2.4 Penelitian yang Relevan


Untuk mendukung penelitian ini, maka sebaiknya sudah terdapat penelitian
sebelumnya. Hal tersebut dilakukan agar penelitian ini memiliki kedudukan yang
kuat sebab merujuk pada beberapa penelitian. Berikut ini beberapa penelitian yang
menerapkan metode bercerita untuk meningkatkan perkembangan sosial
emosional anak usia dini. Sebagai bahan pertimbangan dari berbagai informasi,
maka peneliti menggunakan litelatur, seperti buku-buku, skripsi atau jurnal
penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti sebagai studi awal dalam data penelitian diantaranya yaitu :
22

1. Ratnasari (2017) penelitian ini berjudul “Penerapan Metode Bercerita


terhadap perkembangan sosial emosional anak di PAUD Sekar Wangi Kedaton
Bandar Lampung” . Penelitian ini memiliki kesamaan pada penelitian yang akan
peneliti lakukan yaitu mengenai metode bercerita dengan media buku cerita untuk
meningkatkan perkembangan sosial emosional anak. Namun memiliki perbedaan
pada metode penelitian, pada penelitian ini meneliti dengan metode deskriptif
kualitatif sedangkan penelitian yang akan dilakukan yaitu menggunakan
penelitian tindakan kelas. Perbedaan berikutnya yaitu terdapat pada usia anak
yang akan diteliti, pada penelitian ini meneliti usia anak kelompok B (5-6 Tahun)
sedangkan penelitian yang akan dilakukan melibatkan usia anak kelompok A (4-5
Tahun). Penelitian ini dilakukan karena perkembangan sosial emosional anak
belum berkembang secara optimal. Sehingga penelitian ini dapat dijadikan
penguat pada penelitian yang akan dilakukan.
2. Ayudia (2017) penelitian ini berjudul “Mengembangkan Sosial Emosional
Anak melalui Metode Bercerita di Kelompok B.1 RA Al-Ulya Bandar Lampung”.
Penelitian ini memiliki kesamaan pada penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu
mengenai metode bercerita untuk mengembangkan perkembangan sosial
emosional anak serta penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan
kelas sama dengan metode yang terdapat pada penelitian yang akan dilakukan.
Namun terdapat perbedaan pada usia anak yang dilibatkan. Pada penelitian ini,
melibatkan anak usia 5-6 tahun sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan
melibatkan anak usia 4-5 tahun. Pada penelitian ini membahas teori Hurlock
tentang perkembangan sosial emosional. Penelitian ini terdiri dari dua siklus
dengan hasil akhir peningkatan perkembangan sosial emosional anak usia dini
sebesar 86%. Sehingga penelitian ini dapat dijadikan penguat pada penelitian yang
akan dilakukan.
3. Hidayanti (2016) penelitian ini berjudul “Peningkatan Kemampuan Sosial
Emosional Anak Kelompok A1 melalui Metode Bercerita Berbantuan Media
Audio Visual di TK Ilmu Al Qur’an Sempursari Kaliwates Jember”. Penelitian ini
yaitu mengenai pembelajaran dengan metode bercerita untuk meningkatkan sosial
emosional anak. Pada penelitian ini, menjelaskan mengenai pembelajaran dengan
metode bercerita. Pada penelitian ini menjelaskan pula bahwa metode bercerita
23

dapat memberikan peningkatan pada sosial emosional anak sebesar 88,09%.


Maka dari itu, penelitian ini dapat dijadikan sebagai penguat mengenai
pembelajaran metode bercerita untuk meningkatkan sosial emosional anak.
4. Amelia (2015) penelitian ini berjudul “Hubungan Antara Metode Bercerita
dengan Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini di Paud Islam Mutiara
Sunnah Gresik”. Penelitian ini membahas mengenai hubungan perkembangan
sosial emosional dengan metode bercerita. Di dalam penelitian ini, terdapat
hubungan antara perkembangan sosial emosional anak usia dini dengan metode
bercerita. Sehingga penelitian ini dapat dijadikan penguat pada penelitian yang
akan dilakukan.
5. Sari (2016) penelitian ini berjudul “Peningkatan Perkembangan Emosi Anak
melalui Metode Bercerita dengan Boneka Tangan”. Penelitian ini menggunakan
penelitian tindakan kelas dengan persamaan pelibatan usia anak yang diteliti yaitu
usia 4-5 tahun. Hasil akhir penelitian ini menunjukan terdapat peningkatan
perkembangan emosi sebesar 85%. Sehingga penelitian ini dapat dijadikan
penguat pada penelitian yang akan dilakukan.
Berdasarkan beberapa referensi yang telah dijelaskan di atas, peneliti
menjadikannya referensi sekaligus penguat dalam pemberian argumen tentang
meningkatkan perkembangan sosial emosional anak usia dini melalui metode
bercerita dengan media buku cerita bergambar. Dalam beberapa penelitian
tentang metode bercerita ternyata belum banyak yang mengkaji penelitian
menganai metode bercerita dengan media buku cerita bergambar. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pengkajian tentang metode bercerita dengan media buku cerita
bergambar dalam meningkatkan perkembangan sosial emosional anak usia 4-5
tahun.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Menurut Trianto (2011, hlm. 13)
penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action
Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk
mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian dikelas
tersebut.
Secara lebih luas, penelitian tindakan kelas diartikan sebagai penelitian yang
berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau
pemecahan masalah pada sekelompok subjek yang diteliti dan mengamati tingkat
keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan
yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan
situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. Sedangkan menurut Darmadi
(2015, hlm. 12) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan
penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas ketika proses pembelajaran
berlangsung dengan tujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Menurut Kemmis dan Mc Taggart (1988) dalam Darmadi (2015, hlm. 10)
menyatakan bahwa :
Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang
dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran
dan keadilan tindakan terhadap situasi tempat dimana dilakukan tindakan
tersebut.
Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu
bentuk refeksi diri yang dilakukan oleh peneliti pada sebuah kelas ketika
pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui akibat tindakan yang
diterapkan pada suatu subjek penelitian dikelas tersebut, memperbaiki serta
meningkatkan kualitas atau pemecahan masalah pada sekelompok subjek yang
diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya untuk
kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan.
25

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti memberikan perlakuan.


Perlakuan yang akan diberikan berupa pemberian tindakan menggunakan metode
bercerita dengan bantuan media buku cerita bergambar yang bertujuan untuk
meningkatkan perkembangan sosial emosional anak. Hasil yang ingin peneliti
lihat yaitu terdapat atau tidaknya peningkatan perkembangan sosial emosional
anak sebelum dan sesudah diterapkannya metode bercerita dengan media buku
cerita bergambar. Jenis penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah jenis
penelitian tindakan kelas partisipan, dimana peneliti terlibat secara langsung
dalam proses penelitian sejak awal hingga berakhirnya penelitian. Di dalam
penelitian ini, model yang digunakan adalah model penelitian tindakan kelas
Kemmis dan Mc Taggart (1988).
3.2 Prosedur Penelitian
Pada desain penelitian tindakan kelas ini, menggunakan desain model
penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc Taggart (1988) sebagai berikut :

Gambar 3. 1
Model Kemmis dan Mc Taggart (1988) dalam Kusumah dan Dwitagama
(2010)
Didalamya terdapat beberapa prosedur yang terbagi menjadi plan
(perencanaan), act (tindakan), observe (observasi/pengamatan) dan reflect
(refleksi). Prosedur penelitian tersebut diantaranya yaitu :
1. Plan (perencanaan)
Pada tahap plan (perencanaan) yang perlu disiapkan dan direncanakan adalah
RPPM (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan), RPPH (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian), persiapan media pembelajaran, dan instrumen
penelitian. Di dalam tahap perencanaan menurut Kusumah dan Dwitagama (2010,
hlm. 39) terbagi menjadi dua jenis, yaitu perencanaan umum dan perencanaan
26

khusus. Pada perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang


didalamnya meliputi keseluruhan aspek yang terkait penelitian. Sedangkan
perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per
siklus.
Perencanaan dibuat sebagai berikut :
a. Pra Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Dalam pra kegiatan belajar mengajar (KBM) yang peneliti lakukan yaitu berupa :
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) yang
sesuai dengan tema untuk mendukung penelitian
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang sesuai
dengan tema untuk mendukung penelitian
3) Membuat media pembelajaran yang sesuai dengan penelitian yaitu buku
cerita bergambar yang dibuat sendiri oleh peneliti
4) Mengatur setting kelas atau tempat duduk anak

b. Rencana kegiatan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM)


Kegiatan akan dilaksanakan dengan beberapa tahapan, diantaranya yaitu :
1) Kegiatan pembukaan
2) Kegiatan inti
3) Kegiatan penutup

2. Act (tindakan)
Tahap act (tindakan) didalamnya adalah pelaksanaan atau pemberian tindakan
yang dimana peneliti melakukan tindakan sesuai yang telah direncanakan
sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, pembelajaran apa yang diberikan dan
sebagainya. Tahapan-tahapan tindakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai
berikut :
1) Kegiatan pembukaan
Kegiatan pembukaan didalamnya peneliti akan melaksanakan kegiatan berupa
mengajak siswa untuk duduk menempati tempat yang sudah disediakan, berdo’a
sebelum belajar, hafalan surat-surat pendek, mengabsen kehadiran anak, gerak dan
lagu (bernyanyi) dan lain sebagainya. Kegiatan pembukaan ini dilakukan  30
menit.
2) Kegiatan inti
27

Kegiatan inti didalamnya peneliti akan melaksanakan kegiatan berupa


mengkomunikasikan tujuan serta tema yang akan dilaksanakan, pengenalan
gambar macam-macam anggota tubuh, pembuatan peraturan saat dilaksanakannya
kegiatan penyampaian cerita yang akan dituturkan oleh peneliti, penyampaian
cerita dengan media buku cerita bergambar yang akan dituturkan oleh peneliti
dengan teknik yang telah ditentukan sebelumnya, memberikan pertanyaan seputar
inti cerita dan lain sebagainya. Kegiatan inti ini dilakukan  75 menit.
3) Kegiatan penutup
Kegiatan penutup didalamnya peneliti akan melaksanakan kegiatan berupa
mengevaluasi kegiatan dalam satu hari tersebut, gerak dan lagu, berdo’a sebelum
pulang, dan lain sebagainya. Kegiatan penutup ini dilakukan  30 menit.
3. Observe (observasi/pengamatan)
Tahap pengamatan (observasi) dilaksanakan setelah dilakukannya tahap
pemberian tindakan. Pengamatan (observasi) dapat dilakukan oleh peneliti. Pada
tahap observasi ini peneliti mengumpulkan data selama proses mengajar melalui
metode bercerita dengan media buku cerita bergambar untuk meningkatkan
perkembangan sosial emosional anak dikelompok A dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dibuat sebelumnya, untuk dilihat dan merencanakan kembali
tindakan-tindakan yang akan dilakukan agar sesuai dengan maksud yang
diharapkan.
4. Reflect (refleksi)
Pada tahap yang terakhir adalah tahap reflect (refleksi) yang didalamnya
dilakukan apabila data sudah terkumpul. Apabila hasil belum terlihat secara
signifikan, maka diulang kembali siklus tersebut.
Pada refleksi, terdapat beberapa persentase kriteria menurut Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat (2015, hlm. 5) dalam Ayudia (2017, hlm. 48) yaitu
sebagai berikut :
Tabel 3. 1
Kriteria Penilaian Perkembangan Anak
No Kriteria Nilai Persentase
1 Belum Berkembang (BB) 0% - 25%
2 Mulai Berkembang (MB) 26% - 50%
3 Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 51% - 75%
28

4 Berkembang Sangat Baik (BSB) 76% - 100%

3.3 Lokasi dan Subjek Penelitian


Adapun lokasi penelitian pada penelitian ini yaitu di salah satu TK di
Kecamatan/ Kabupaten Purwakarta. Subjek penelitian yang terlibat adalah anak
usia dini dikelompok A usia 4-5 tahun yang berjumlah 10 orang, yang terdiri dari
5 orang laki-laki dan 5 orang perempuan.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini
diantaranya yaitu :
1. Lembar pengamatan (observasi)
Lembar pengamatan (observasi) akan digunakan untuk melihat peningkatan
perkembangan sosial emosional anak pada kegiatan sebelum dan sesudah anak
mengikuti kegiatan bercerita dengan media buku cerita bergambar. Adapun data
penelitian yang dianalisis untuk mengetahui hasil jumlah anak yang memiliki
perkembangan sosial emosional sesuai dengan aspek yang akan diamati adalah
mengendalikan perasaan, menunjukan rasa percaya diri, memahami peraturan dan
disiplin serta menghargai orang lain. Aspek-aspek perkembangan sosial emosional
tersebut akan dilihat peningkatan perkembangannya pada setiap anak, yang
dimana sudah termasuk kriteria belum berkembang, mulai berkembang,
berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik dengan ketentuan
sebagai berikut :
Tabel 3. 2 Kriteria Penilaian Perkembangan Anak
Kriteria Penilaian Skor
Belum Berkembang (BB) 1
Mulai Berkembang (MB) 2
Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 3
Kriteria Penilaian Skor
Berkembang Sangat Baik (BSB) 4

Menurut Pedoman Penilaian Hasil Pembelajaran (2017, hlm. 19) yang


menjelaskan mengenai keterangan dari kriteria penilaian BB, MB, BSH, dan BSB
adalah sebagai berikut :
a) 1 (BB) artinya Belum Berkembang : bila anak melakukannya harus
dicontohkan oleh guru.
29

b) 2 (MB) artinya Mulai Berkembang : bila anak melakukannya masih harus


dibantu oleh guru.

c) 3 (BSH) artinya Berkembang Sesuai Harapan : bila anak sudah dapat


melakukannya secara mandiri dan konsisten tanpa harus diingatkan atau
dicontohkan oleh guru.

d) 4 (BSB) artinya Berkembang Sangat Baik : bila anak sudah dapat


melakukannya secara mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang
belum mencapai kemampuan sesuai indikator yang diharapkan.
30

Instrumen Penelitian Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional Anak


Usia Dini melalui Metode Bercerita dengan Media Buku Cerita Bergambar
di Kelompok A Usia 4-5 Tahun

Nama Anak :

Hari/Tanggal :

Tingkat Pencapaian Indikator Skala Penilaian


Perkembangan 1 2 3 4
Mengendalikan 1. Menunjukan sikap sabar dalam menunggu
perasaan giliran
2. Menunjukan sikap percaya diri saat
berbicara secara verbal didepan teman-
Menunjukkan rasa teman sebayanya
percaya diri
3. Menunjukan sikap percaya diri saat
menjawab pertanyaan guru

Memahami 4. Memahami dan mentaati peraturan yang


peraturan dan dibuat bersama dengan teman-teman dan
disiplin guru dikelas
Menghargai orang 5. Menunjukan sikap menghargai orang lain
lain (teman sebayanya) saat temannya berbicara

Keterangan :

Skor 1 = Belum Berkembang (BB)

Skor 2 = Mulai Berkembang (MB)

Skor 3 = Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

Skor 4 = Berkembang Sangat Baik (BSB)


31

Lembar Rekapitulasi Observasi Penelitian Untuk Perkembangan Sosial


Emosional Anak Usia 4-5 Tahun (Kelompok A)
Indikator / Skor Jumlah
No Nama Anak Kriteria
A B C D E Skor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Keterangan Indikator :
A = Menunjukan sikap sabar dalam menunggu giliran
B = Menunjukan sikap percaya diri saat berbicara secara verbal didepan teman-teman
sebayanya
C = Menunjukan sikap percaya diri saat menjawab pertanyaan guru
D = Memahami dan mentaati peraturan yang dibuat bersama dengan teman-teman dan
guru dikelas
E = Menunjukan sikap menghargai orang lain (teman sebayanya) saat temannya
berbicara
Keterangan Skor :
1. = Belum Berkembang (BB)
2. = Mulai Berkembang (MB)
3. = Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
4. = Berkembang Sangat Baik (BSB)
32

2. Dokumentasi
Menurut Darmadi (2015), dokumentasi berasal dari asal katanya “dokumen”
yang artinya barang-barang berupa gambar, foto dan sebagainya. Melalui
dokumentasi berarti peneliti mengumpulkan benda-benda foto, gambar, dan
lainnya. Dokumentasi dapat dijadikan sumber data bagi peneliti dalam penelitian
mengenai peningkatan perkembangan sosial emosional anak usia dini melalui
metode bercerita dengan media buku cerita bergambar.

Dokumentasi dalam kegiatan penelitian ini pun dianggap perlu untuk dapat
dijadikan sebagai bukti dalam penelitian. Menurut Paizaluddin dan Ermalinda
(2014, hlm. 135) data yang diperoleh dokumentasi bisa digunakan untuk
melengkapi bahkan memperkuat data hasil observasi.

3.5 Analisis Data


Proses analisis data dilakukan selama penelitian berlangsung. Data yang telah
terkumpul akan dianalisis melalui pengolahan data, penyajian data dan
penyimpulan data. Berikut uraian tentang alur analisis data yang dilakukan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengolahan data
Data yang telah terkumpul akan diolah menggunakan teknik analisis statistik
deskriptif. Pengolahan data diawali dengan menjumlahkan skor yang didapat oleh
setiap individu siswa dari lembar observasi dengan daftar ceklis. Setelah itu
jumlah skor yang diperoleh oleh siswa lalu dibagi dengan jumlah skor maksimal
dan dikalikan dengan 100. Adapun rumus dalam perhitungan tersebut adalah
sebagai berikut :

Jumla h skor yang diperoleh


Skor siswa = X 100
Jumla h skor maksimal

(sumber : Masyhud, 2014:284 dalam Hidayanti, 2016:49)


Skor yang diperoleh kemudian dikategorikan perkembangannya sebagai
berikut :
33

Tabel 3. 3
Kriteria Penilaian Perkembangan Anak
No Kriteria Nilai Persentase
1 Belum Berkembang (BB) 0% - 25%
2 Mulai Berkembang (MB) 26% - 50%
3 Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 51% - 75%
4 Berkembang Sangat Baik (BSB) 76% - 100%

Adapun untuk mengetahui rata-rata skor digunakan penyajian rumus


sebagai berikut :
Σx
Mx =
N

Keterangan :
M = Mean/rata-rata
Σx = Jumlah dari skor yang ada
N = Jumlah siswa

(sumber : Sudijono. 2011:81)


2. Penyajian data
Data yang telah diolah pada setiap individu dengan memperhatikan jumlah
per kualifikasi kriteria perkembangan setiap individu siswanya kemudian akan
disajikan dengan merubahnya kedalam bentuk persentase berdasarkan kriteria.
Adapun untuk rumus bentuk persentase tersebut adalah sebagai berikut :

f
Persentase per kualifikasi kriteria = X 100%
N

Keterangan :

f = Jumlah kriteria

N = Jumlah siswa

(sumber : Sudijono. 2011:43).

Jumlah kriteria perkembangan pada setiap individu kemudian dikategorikan


perkembangannya sebagai berikut :
Tabel 3. 4
Kriteria Penilaian Perkembangan Anak
No Kriteria Nilai Persentase
1 Belum Berkembang (BB) 0% - 25%
2 Mulai Berkembang (MB) 26% - 50%
34

3 Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 51% - 75%


4 Berkembang Sangat Baik (BSB) 76% - 100%

3. Penyimpulan data
Berdasarkan data yang telah diolah dan disajikan tersebut, hasil dari penyajian
data yang berbentuk persentase akan disimpulkan atau dinyatakan dalam bentuk
diagram dan dipaparkan dalam kalimat kuantitatif. Adapun untuk indikator
keberhasilan pada penelitian ini adalah apabila terjadinya peningkatan
perkembangan sosial emosional pada anak usia dini (kelompok A) melalui metode
bercerita dengan media buku cerita bergambar tersebut mencapai minimal 80%
dari jumlah anak dengan kriteria perkembangan yaitu Berkembang Sangat Baik
(BSB).

Menurut Khusnul (2000) dalam Sadiah (2016: hlm. 41) indikator keberhasilan
dalam penelitian diantaranya adalah :

a) Bilamana hasil penelitian mencapai 80%, maka penelitian tindakan kelas


dapat dikatakan baik.

b) Bilamana hasil penelitian mencapai 60%, maka penelitian tindakan kelas


dapat dikatakan sedang

c) Bilamana hasil penelitian mencapai 50%, maka penelitian tindakan kelas


dapat dikatakan kurang dan harus diulang kembali.
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV secara umum menjelaskan temuan hasil penelitian berupa deskripsi


data awal penelitian, pelaksanaan penelitian dan hasil penelitian.
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di salah satu Taman Kanak-Kanak yang berada di
Kecamatan/ Kabupaten Purwakarta. Lokasi penelitian tersebut memiliki luas
lahan  400 m² dengan berbagai sarana prasarana yang ada dengan keadaan aman,
nyaman serta bersih. Adapun kelengkapan sarana prasarana yang ada, berupa 1
ruang kepala sekolah, 4 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang UKS, 1 ruang gedung,
2 ruang kamar mandi atau WC, dan 1 ruang dapur.
Taman Kanak-kanak tersebut pun memiliki alat permainan indoor dan
outdoor yang cukup lengkap. Berdasarkan data diatas, menurut peneliti, sarana
prasarana yang terdapat pada Taman Kanak-kanak tersebut sudah memadai dan
kelengkapannya pun sudah sesuai dengan ketentuan standar sarana prasarana yang
tercantum dalam undang-undang no. 137 tahun 2014 tentang standar sarana
prasarana.
Adapun visi dari Taman Kanak-kanak tersebut adalah unggul dalam seni
tari sekabupaten Purwakarta. Sedangkan Misi Taman Kanak-kanak tersebut
adalah mewujudkan peserta didik yang berkembang potensi, jasmani, dan
rohaninya serta estetikanya secara optimal.
4.1.1 Karakteristik Pendidik
Pada penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di salah satu Taman
Kanak-kanak yang berada di Kecamatan/ Kabupaten Purwakarta ini melibatkan
salah satu pendidik yang merupakan wali kelas kelompok A, dalam penelitian ini
beliau berperan serta sebagai observer. Pendidikan terakhir dari wali kelas
kelompok A ini adalah strata 1 (S1) Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
(PGPAUD) yang sudah sesuai dengan standar pendidik dan tenaga kependidikan
yang tercantum dalam undang-undang no. 137 tahun 2014 tentang kualifikasi
akademik guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dengan pengalaman kerja
sudah sekitar  15 tahun.
36

4.1.2 Karakteristik Siswa


Karakteristik siswa yang dibahas dalam penelitian ini adalah mencakup
data jumlah siswa, data jumlah subjek penelitian serta hasil observasi kondisi
aktivitas sehari-hari di Taman Kanak-kanak tersebut (pra tindakan). Data jumlah
secara keseluruhan siswa yang berada di Taman Kanak-kanak tersebut adalah 94
siswa, dengan data lengkapnya sebagai berikut :
Tabel 4. 1
Data Jumlah Siswa
Jumlah Siswa
No Kelompok Perempua Jumlah
Laki-laki
n
1. Kelompok A 8 8 16
2. Kelompok B1 17 8 25
3. Kelompok B2 17 11 28
4. Kelompok B3 15 10 25
Jumlah Total 57 37 94

Dari keseluruhan siswa yang berada di Taman Kanak-kanak tersebut, yang


menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelompok A dengan
jumlah 10 siswa, diantaranya terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan.
Jumlah tersebut dijadikan sampel dari populasi sebanyak 16 siswa. Hal ini
disebabkan dari 16 siswa, 6 siswa yang tidak dilibatkan dalam penelitian,
dikarenakan terdapat 2 siswa yang usianya masih  3,5 tahun, 1 siswa yang
memiliki kebutuhan khusus, 1 siswa pada data peserta didik saat awal masuk
sekolah hadir tetapi setelah itu jarang hadir, dan 2 siswa yang kehadirannya tidak
menentu. Maka berikut data untuk subjek penelitian yang peneliti ambil
diantaranya yaitu :
Tabel 4. 2
Data Jumlah Subjek Penelitian
No Nama Siswa L/P Usia
1. AK P 5 tahun
2. AFK P 4 tahun
3. AUF P 4 tahun
No Nama Siswa L/P Usia
4. ARF L 4 tahun
5. FNA L 5 tahun
6. FN L 5 tahun
37

7. LA L 5 tahun
8. MHA L 5 tahun
9. NA P 4 tahun
10. SOP P 5 tahun

Berdasarkan hasil pengamatan/ observasi awal yang dilakukan pada proses


kegiatan belajar mengajar di salah satu Taman Kanak-kanak di Kecamatan/
Kabupaten Purwakarta pada 28 Maret 2018, ditemukan bahwa perkembangan
sosial emosional pada siswa kelompok A (4-5 Tahun) perkembangannya belum
meningkat secara optimal. Terlihat saat kegiatan awal yaitu baris berbaris untuk
bergiliran masuk kedalam ruangan, masih terdapat beberapa siswa yang kurang
sabar dalam hal menunggu giliran atau mengantri.
Selain itu,saat kegiatan inti dan penutup terdapat beberapa siswa yang terlihat
belum percaya diri untuk menjawab pertanyaan dari guru, belum membangun
sikap menghargai temannya saat temannya berbicara, belum secara optimal
mentaati peraturan dalam pembelajaran, serta masih terdapat beberapa siswa yang
belum percaya diri atau malu-malu apabila diajak guru untuk berbicara secara
verbal menceritakan sesuatu didepan kelas. Berdasarkan kondisi tersebut, dibawah
ini adalah hasil pengamatan/ observasi pra tindakan dengan hasil evaluasi non tes
pada siswa mengenai meningkatkan perkembangan sosial emosional anak usia 4-5
tahun (Kelompok A). Hasil perkembangan sosial emosional siswa pada pra
tindakan berdasarkan penilaian melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 4. 3
Jumlah Skor Siswa Pra Tindakan
No Nama Siswa Jumlah Skor Persentase Kriteria
1. AK 7 35% MB
2. AFK 6 30% MB
3. AUF 8 40% MB
No Nama Siswa Jumlah Skor Persentase Kriteria
4. ARF 8 40% MB
5. FNA 8 40% MB
6. FN 5 25% BB
7. LA 5 25% BB
8. MHA 5 25% BB
9. NA 5 25% BB
10. SOP 8 40% MB
Jumlah 65
38

Nilai Rata-rata 6,5 32,5% MB

Berdasarkan data hasil perkembangan sosial emosional anak pada pra


tindakan dengan lembar observasi, didapati jumlah siswa yang masuk pada
kriteria perkembangan adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 4
Persentase Kualifikasi Kriteria Pra Tindakan
Jumlah
No Kriteria Persentase
Siswa
1. Belum Berkembang (BB) 4 40%
2. Mulai Berkembang (MB) 6 60%
3. Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 0 0%
4. Berkembang Sangat Baik (BSB) 0 0%
Jumlah 10 100%

Pada data tersebut yang memperlihatkan hasil Belum Berkembang (BB)


sebanyak 4 siswa, Mulai Berkembang (MB) sebanyak 6 siswa, Berkembang
Sesuai Harapan (BSH) dan Berkembang Sangat Baik (BSB) sebanyak 0 siswa.

4.2 Temuan dan Deskripsi Hasil Penelitian


Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai pada 16 April 2018
sampai dengan 8 Mei 2018. Dalam proses pelaksanaan tindakan, observer sebagai
mitra peneliti melakukan pemantauan ketika pembelajaran berlangsung sebagai
bahan diskusi untuk memperbaiki tindakan selanjutnya.
4.2.1 Temuan dan Pelaksaaan Siklus I Pertemuan I
Dalam siklus I pertemuan I, guru melakukan tindakan sesuai dengan prosedur
penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Sebelum melaksanakan tindakan melalui metode bercerita dengan media buku
cerita bergambar, pada tahap perencanaan guru melakukan beberapa hal berikut :
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) dengan
tema “Diriku” dengan menerapkan metode bercerita pada pembelajaran
b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dengan
tema “Diriku” dengan menerapkan metode bercerita pada pembelajaran
c) Membuat dan mempersiapkan media pembelajaran berupa buku cerita
bergambar sesuai tema yang diambil dengan judul “Kontes Menyanyi
39

Putri Ana” dengan alur cerita yang berkaitan dengan permasalahan


penelitian, seperti sikap percaya diri, sikap menghargai orang lain,
memahami dan mentaati peraturan serta sikap sabar dalam menunggu
giliran yang akan diimplementasikan saat kegiatan bercerita berlangsung
d) Mengatur setting tempat duduk
e) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)


Pertemuan I pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 16 April 2018.
Kegiatan tindakan yang dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan yang
diantaranya :
a) Kegiatan pembukaan
Kegiatan dimulai pukul 07.30 WIB diawali dengan kegiatan upacara bendera
hingga pukul 08.00 WIB. Setelah kegiatan upacara bendera selesai, siswa berbaris
untuk pemeriksaan kuku, rambut dan gigi. Di dalam kelas, guru dan siswa duduk
dengan posisi melingkar dikursi. Pada posisi melingkar, kegiatan yang dilakukan
yaitu mengucapkan salam, berdo’a sebelum belajar, hafalan surat-surat pendek,
kegiatan mengabsen kehadiran, serta gerak dan lagu (menyanyi).
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, guru mengatur tempat duduk siswa kembali dengan duduk
melingkar diatas kursi. Guru mengkomunikasikan tema pembelajaran pada hari
itu lalu mengenalkan pada siswa beberapa gambar mengenai anggota tubuh pada
tema diriku tersebut. Pada gambar mengenai anggota tubuh, guru menjelaskan
mana saja bagian depan anggota tubuh, bagian belakang anggota tubuh, bagian
atas anggota tubuh bagian kanan anggota tubuh, bagian kiri anggota tubuh serta
bagian bawah anggota tubuh. Setelah siswa mengenal dan mengetahui tentang
bagian-bagian anggota tubuh, guru mulai melakukan tindakan berupa
membacakan sebuah cerita dengan metode bercerita melalui media buku cerita
bergambar.
Judul buku cerita pada siklus I pertemuan I adalah “Kontes Menyanyi Putri
Ana”. Saat guru membacakan cerita tersebut, guru mengajak siswa untuk
perlahan-lahan mengucapkan peraturan yang harus ditaati bersama-sama oleh
guru serta siswa. Dalam membacakan cerita, guru dan siswa saling bertanya jawab
seputar cerita pada buku cerita tersebut. Saat kegiatan bercerita, guru menstimulus
40

siswa untuk bersikap bersabar berbaris saat menunggu giliran dan memunculkan
sikap percaya diri untuk menceritakan kembali inti bagian cerita sesuai dengan
cerita yang ada pada buku. Kegiatan cerita pun dilanjutkan hingga akhir kegiatan
bercerita selesai.
c) Kegiatan penutup
Pada kegiatan penutup, guru mengajak siswa untuk mengevaluasi
pembelajaran yang telah dilakukan selama satu hari tersebut, setelah itu
melakukan gerak dan lagu, berdo’a sebelum pulang dan pulang.
3. Tahap Pengamatan (Observing)
Setelah dilakukannya tindakan, langkah selanjutnya adalah diadakan
pengamatan terhadap peningkatan perkembangan sosial emosional anak usia dini
pada kelompok A dengan metode bercerita melalui media buku cerita bergambar
dengan aspek yang di observasi adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 5
Aspek Pengamatan Sikap Siswa
Kode Aspek yang di Observasi
A Menunjukan sikap sabar dalam menunggu giliran
Menunjukan sikap percaya diri saat berbicara secara verbal didepan teman-
B
teman sebayanya
C Menunjukan sikap percaya diri saat menjawab pertanyaan guru
Kode Aspek yang di Observasi
Memahami dan mentaati peraturan yang dibuat bersama dengan teman-
D
teman dan guru dikelas
Menunjukan sikap menghargai orang lain (teman sebayanya) saat temannya
E
berbicara

Adapun hasil observasi perkembangan sosial emosional anak melalui


metode bercerita dengan media buku cerita bergambar berdasarkan penilaian
melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4. 6
Data Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan I
Indikator / Skor Jumlah
No Nama Siswa Kriteria
A B C D E Skor
1. AK 2 2 2 2 2 10 MB
2. AFK 2 2 2 2 2 10 MB
3. AUF 3 2 2 2 3 12 BSH
4. ARF 3 1 2 2 2 10 MB
5. FNA 3 2 3 2 3 13 BSH
41

6. FN 2 1 2 1 1 7 MB
7. LA 1 1 2 1 1 6 MB
8. MHA 2 1 2 2 2 9 MB
9. NA 2 2 2 2 1 9 MB
10. SOP 3 2 3 2 3 13 BSH

Adapun hasil rekapitulasi jumlah hasil observasi perkembangan sosial


emosional anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar
berdasarkan penilaian melalui lembar observasi pada siklus I pertemuan I dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4. 7
Jumlah Skor Siswa Siklus I Pertemuan I
No Nama Siswa Jumlah Skor Persentase Kriteria
1. AK 10 50% MB
2. AFK 10 50% MB
3. AUF 12 60% BSH
No Nama Siswa Jumlah Skor Persentase Kriteria
4. ARF 10 50% MB
5. FNA 13 65% BSH
6. FN 7 35% MB
7. LA 6 30% MB
8. MHA 9 45% MB
9. NA 9 45% MB
10. SOP 13 65% BSH
Jumlah 99
Nilai Rata-rata 9,9 49,5% MB

Berdasarkan data hasil perkembangan sosial emosional anak melalui


metode bercerita dengan media buku cerita bergambar pada siklus I pertemuan I
dengan lembar observasi, didapati jumlah siswa yang masuk pada kriteria
perkembangan adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 8
Persentase Kualifikasi Kriteria Siklus I Pertemuan I
Jumlah
No Kriteria Persentase
Siswa
1. Belum Berkembang (BB) 0 0%
2. Mulai Berkembang (MB) 7 70%
3. Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 3 30%
4. Berkembang Sangat Baik (BSB) 0 0%
Jumlah 10 100%

Pada data tersebut yang memperlihatkan hasil Belum Berkembang (BB)


42

sebanyak 0 siswa, Mulai Berkembang (MB) sebanyak 7 siswa, Berkembang


Sesuai Harapan (BSH) sebanyak 3 siswa, dan Berkembang Sangat Baik (BSB)
sebanyak 0 siswa.
4.2.2 Temuan dan Pelaksaaan Siklus I Pertemuan II
Dalam siklus I pertemuan II, guru melakukan tindakan sesuai dengan prosedur
penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan (Planning)


Dalam perencanaan siklus I pertemuan II, guru melakukan beberapa hal
berikut :
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) dengan
tema “Diriku” dengan menerapkan metode bercerita pada pembelajaran
b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dengan
tema “Diriku” dengan menerapkan metode bercerita pada pembelajaran
c) Membuat dan mempersiapkan media pembelajaran berupa buku cerita
bergambar sesuai tema yang diambil dengan judul “Ulang Tahun Lina”
dengan gambar yang lebih menarik minat siswa, dengan alur cerita yang
berkaitan dengan permasalahan penelitian, seperti sikap percaya diri, sikap
menghargai orang lain, memahami dan mentaati peraturan serta sikap
sabar dalam menunggu giliran yang akan diimplementasikan saat kegiatan
bercerita berlangsung
d) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi
e) Mengatur setting tempat duduk sedemikian rupa agar siswa lebih nyaman
didalam kelas. Pada siklus I pertemuan I, terjadi suatu kondisi yang sedikit
kurang kondusif dikarenakan kurang tepatnya setting tempat duduk siswa
yaitu diatas kursi, maka pada tahap perencanaan siklus I pertemuan II ini
direncanakan untuk setting tempat duduk siswa yaitu dibawah lantai
dengan beralaskan karpet

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)


Pertemuan II pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 25 April 2018.
Kegiatan tindakan yang dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan yang
diantaranya :
a) Kegiatan pembukaan
43

Kegiatan pembukaan dimulai pukul 07.30 WIB diawali dengan kegiatan baris
berbaris dengan gerak dan lagu hingga pukul 08.00 WIB. Setelah kegiatan baris
berbaris dengan gerak dan lagu selesai, siswa masuk kedalam kelas. Didalam
kelas, guru dan siswa duduk dengan posisi melingkar. Pada posisi melingkar,
kegiatan yang dilakukan yaitu mengucapkan salam, berdo’a sebelum belajar,
hafalan surat-surat pendek, kegiatan mengabsen kehadiran, serta gerak dan lagu
(menyanyi).
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, guru mengatur tempat duduk siswa kembali dengan duduk
melingkar diatas karpet. Guru mengkomunikasikan tema pembelajaran pada hari
itu lalu mengenalkan pada siswa beberapa gambar mengenai anggota tubuh pada
tema diriku tersebut. Pada gambar mengenai anggota tubuh, guru menjelaskan
mana saja bagian-bagian anggota tubuh. Setelah siswa mengenal dan mengetahui
tentang bagian-bagian anggota tubuh, guru mulai melakukan tindakan berupa
membacakan sebuah cerita dengan metode bercerita melalui media buku cerita
bergambar.
Judul buku cerita pada siklus I pertemuan II adalah “Ulang Tahun Lina”. Saat
guru membacakan cerita tersebut, guru mengajak siswa untuk perlahan-lahan
mengucapkan peraturan yang harus ditaati bersama-sama oleh guru serta siswa.
Dalam membacakan cerita, guru dan siswa saling bertanya jawab seputar cerita
pada buku cerita tersebut. Saat kegiatan bercerita, guru menstimulus siswa untuk
bersikap bersabar berbaris saat menunggu giliran dan memunculkan sikap percaya
diri untuk menceritakan kembali inti bagian cerita sesuai dengan cerita yang ada
pada buku. Kegiatan cerita pun dilanjutkan hingga akhir kegiatan bercerita
selesai.
c) Kegiatan penutup
Pada kegiatan penutup, guru mengajak siswa untuk mengevaluasi
pembelajaran yang telah dilakukan selama satu hari tersebut, setelah itu gerak dan
lagu, berdo’a sebelum pulang dan pulang.
3. Tahap Pengamatan (Observing)
Setelah dilakukannya tindakan, langkah selanjutnya adalah diadakan
pengamatan terhadap peningkatan perkembangan sosial emosional anak usia dini
44

pada kelompok A dengan metode bercerita melalui media buku cerita bergambar
dengan aspek yang di observasi adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 9
Aspek Pengamatan Sikap Siswa
Kode Aspek yang di Observasi
A Menunjukan sikap sabar dalam menunggu giliran
Kode Aspek yang di Observasi
Menunjukan sikap percaya diri saat berbicara secara verbal didepan teman-
B
teman sebayanya
C Menunjukan sikap percaya diri saat menjawab pertanyaan guru
Memahami dan mentaati peraturan yang dibuat bersama dengan teman-
D
teman dan guru dikelas
Menunjukan sikap menghargai orang lain (teman sebayanya) saat temannya
E
berbicara

Adapun hasil observasi perkembangan sosial emosional anak melalui metode


bercerita dengan media buku cerita bergambar berdasarkan penilaian melalui
lembar observasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4. 10
Data Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan II
Indikator / Skor Jumlah
No Nama Siswa Kriteria
A B C D E Skor
1. AK 3 2 3 3 3 14 BSH
2. AFK 3 2 3 3 2 13 BSH
3. AUF 4 3 3 3 3 16 BSB
4. ARF 4 2 3 3 3 15 BSH
5. FNA 4 3 3 3 3 16 BSB
6. FN 2 1 2 2 2 9 MB
7. LA 2 1 2 2 2 9 MB
8. MHA 3 2 2 3 3 13 BSH
9. NA 2 2 3 3 2 12 BSH
10. SOP 4 3 3 3 4 17 BSB

Adapun hasil rekapitulasi jumlah hasil observasi perkembangan sosial


emosional anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar
berdasarkan penilaian melalui lembar observasi pada siklus I pertemuan II dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4. 11
Jumlah Skor Siswa Siklus I Pertemuan II
45

No Nama Siswa Jumlah Skor Persentase Kriteria


1. AK 14 70% BSH
2. AFK 13 65% BSH
3. AUF 16 80% BSB
4. ARF 15 75% BSH
5. FNA 16 80% BSB
6. FN 9 45% MB
7. LA 9 45% MB
8. MHA 13 65% BSH
9. NA 12 60% BSH
10. SOP 17 85% BSB
Jumlah 134
Nilai Rata-rata 13,4 67% BSH

Berdasarkan data hasil perkembangan sosial emosional anak melalui metode


bercerita dengan media buku cerita bergambar pada siklus I pertemuan II dengan
lembar observasi, didapati jumlah siswa yang masuk pada kriteria perkembangan
adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 12
Persentase Kualifikasi Siklus I Pertemuan II
Jumlah
No Kriteria Persentase
Siswa
1. Belum Berkembang (BB) 0 0%
2. Mulai Berkembang (MB) 2 20%
3. Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 5 50%
4. Berkembang Sangat Baik (BSB) 3 30%
Jumlah 10 100%

Pada data tersebut yang memperlihatkan hasil Belum Berkembang (BB)


sebanyak 0 siswa, Mulai Berkembang (MB) sebanyak 2 siswa, Berkembang
Sesuai Harapan (BSH) sebanyak 5 siswa, dan Berkembang Sangat Baik (BSB)
sebanyak 3 siswa.
4. Tahap Refleksi (Reflecting)
Berdasarkan hasil pemberian tindakan yang dilaksanakan selama dua kali
pertemuan pada siklus I, dapat dilihat jumlah data keseluruhan pada pertemuan
kesatu dan kedua yaitu sebagai berikut :
Tabel 4. 13
Jumlah Keseluruhan Data pada Siklus I Pertemuan I dan II
No Nama Pertemuan I Pertemuan II Rerata Siklus II
Jumla Kriteria Jumla Kriteria Jumla Rerata Persentase Kriteria
Siswa
46

h Skor h Skor h Skor Skor


1. AK 10 MB 14 BSH 24 12 60% BSH
2. AFK 10 MB 13 BSH 23 11,5 57,5% BSH
3. AUF 12 BSH 16 BSB 28 14 70% BSH
4. ARF 10 MB 15 BSH 25 12,5 62,5% BSH
5. FNA 13 BSH 16 BSB 29 14,5 72,5% BSH
6. FN 7 MB 9 MB 16 8 40% MB
7. LA 6 MB 9 MB 15 7,5 37,5% MB
8. MHA 9 MB 13 BSH 22 11 55% BSH
9. NA 9 MB 12 BSH 21 10,5 52,5% BSH
10. SOP 13 BSH 17 BSB 30 15 75% BSH
Jumlah 116,5
Nilai Rata-rata 11,65 58,25% BSH

Pada data hasil perhitungan tersebut, dapat dilihat peningkatan


perkembangan sosial emosional anak melalui metode bercerita dengan media
buku cerita bergambar pada siklus I yang disajikan melalui diagram yaitu sebagai
berikut :

70%
60%
50%
40%
30%
20% BB
10% MB
0%
I BSH
n II
n
ua ua
BSB
tem m
er te
IP Per
s I
lu us
iS k kl
Si

Gambar 4. 1
Hasil Peningkatan Perkembangan Sosial Emosional Anak Kelompok A pada
Siklus I Pertemuan I dan II

Dari data hasil perhitungan tersebut, peningkatan perkembangan sosial


emosional anak usia dini melalui metode bercerita dengan media buku cerita
bergambar pada siklus I yaitu sebesar 58,25% yaitu termasuk pada kriteria
Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Hal tersebut dapat dikatakan belum berhasil
karena belum mencapai indikator keberhasilan 80% pada kriteria Berkembang
Sangat Baik (BSB). Oleh karena itu, peneliti melanjutkan penelitian pada siklus
II.
47

Berdasarkan data hasil penelitian tersebut, tahap refleksi mengacu pada hasil
tahap pemberian tindakan dan pengamatan yang telah dilakukan serta dapat
mengetahui hal-hal apa saja yang kurang dan perlu untuk diperbaiki dari
pemberian tindakan yang telah dilakukan agar peneliti dapat merancang kembali
rencana pemberian tindakan yang lebih baik untuk dilakukan pada siklus II.
Adapun kekurangan yang terdapat pada siklus I adalah sebagai berikut :
a) Terdapat beberapa siswa yang masih malu-malu (kurang percaya diri)
dalam berbicara secara verbal di depan teman-teman sebayanya untuk
menceritakan kembali inti bagian cerita
b) Terdapat beberapa siswa yang masih belum secara optimal dalam
memperhatikan temannya saat sedang berbicara (bercerita)
c) Pada siklus I pertemuan I, guru menggunakan metode bercerita dengan
posisi duduk melingkar tetapi diatas kursi bersama siswa dan hal itu
sedikit kurang kondusif
Dari uraian diatas, peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan selanjutnya,
perbaikan tersebut yaitu sebagai berikut :
a) Guru harus lebih dapat membangun konsep cara bertutur kata yang lebih
menggetarkan perasaan siswa saat bercerita dengan stimulus pertanyaan-
pertanyaan yang lebih beragam
b) Guru harus lebih dapat memotivasi siswa untuk percaya diri menceritakan
kembali inti bagian cerita serta memberikan reward setelahnya
c) Guru harus lebih dapat memunculkan sikap menghargai teman sebaya saat
berbicara dengan mengingatkan kembali peraturan yang telah diucapkan
bersama-sama saat metode bercerita dengan berbantuan media buku cerita
bergambar berlangsung
d) Guru menggunakan metode bercerita dengan posisi duduk melingkar
tetapi dibawah dengan beralaskan karpet sehingga memudahkan siswa
dalam memperhatikan apa yang guru perlihatkan serta dapat membuat
guru mudah mengontrol peningkatan perkembangan sosial emosional
setiap anak saat pemberian tindakan

4.2.3 Temuan dan Pelaksaaan Siklus II Pertemuan I


Dalam siklus II pertemuan I, guru melakukan tindakan sesuai dengan prosedur
penelitian, yaitu sebagai berikut :
48

1. Tahap Perencanaan (Planning)


Dalam perencanaan siklus II pertemuan I, guru melakukan beberapa hal
berikut :
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) dengan
tema “Diriku” dengan menerapkan metode bercerita pada pembelajaran
b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dengan
tema “Diriku” dengan menerapkan metode bercerita pada pembelajaran
c) Membuat dan mempersiapkan media pembelajaran berupa buku cerita
bergambar sesuai tema yang diambil dengan judul “Kisah Doni dan Lia”
dengan gambar yang lebih menarik minat siswa dengan alur cerita yang
berkaitan dengan permasalahan penelitian, seperti sikap percaya diri, sikap
menghargai orang lain, memahami dan mentaati peraturan serta sikap
sabar dalam menunggu giliran yang akan diimplementasikan saat kegiatan
bercerita berlangsung
d) Mengatur setting tempat dengan duduk dibawah lantai dengan beralaskan
karpet
e) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi
f) Guru mempersiapkan dan membangun konsep cara bertutur kata yang
lebih menggetarkan perasaan siswa saat bercerita dengan stimulus
pertanyaan-pertanyaan yang lebih beragam
g) Guru mempersiapkan dan membuat reward untuk siswa berupa pin dari
kertas lipat dengan bentuk bintang untuk memotivasi siswa agar lebih
percaya diri dalam berbicara secara verbal didepan teman-teman
sebayanya untuk menceritakan kembali inti bagian cerita
h) Guru akan mengingatkan kembali peraturan yang telah diucapkan
bersama-sama apabila pada saat pertengahan pelaksanaan siswa mulai lupa
dengan peraturan yang telah diucapkan dan untuk membuat siswa kembali
fokus pada saat temannya sedang berbicara serta agar lebih dapat
memunculkan sikap menghargai teman sebaya pada setiap siswa

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)


Pertemuan I pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 30 April 2018.
Kegiatan tindakan yang dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan yang
diantaranya :
a) Kegiatan pembukaan
49

Kegiatan dimulai pukul 07.30 WIB diawali dengan kegiatan upacara bendera
hingga pukul 08.00 WIB. Setelah kegiatan upacara bendera selesai, siswa berbaris
untuk pemeriksaan kuku, rambut dan gigi. Didalam kelas, guru dan siswa duduk
dengan posisi melingkar. Pada posisi melingkar, kegiatan yang dilakukan yaitu
mengucapkan salam, berdo’a sebelum belajar, hafalan surat-surat pendek,
kegiatan mengabsen kehadiran, serta gerak dan lagu (menyanyi).
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, guru mengatur tempat duduk siswa kembali dengan duduk
melingkar. Guru mengkomunikasikan tema pembelajaran pada hari itu lalu
mengenalkan pada siswa beberapa gambar mengenai anggota tubuh pada tema
diriku tersebut. Pada gambar mengenai anggota tubuh, guru menjelaskan mana
saja bagian depan anggota tubuh, bagian belakang anggota tubuh, bagian atas
anggota tubuh, bagian kanan anggota tubuh, bagian kiri anggota tubuh serta
bagian bawah anggota tubuh. Setelah siswa mengenal dan mengetahui tentang
bagian-bagian anggota tubuh, guru mulai melakukan tindakan berupa
membacakan sebuah cerita dengan metode bercerita melalui media buku cerita
bergambar.
Judul buku cerita pada siklus II pertemuan I adalah “Kisah Doni dan Lia”.
Saat guru membacakan cerita tersebut, guru mengajak siswa untuk perlahan-lahan
mengucapkan peraturan yang harus ditaati bersama-sama oleh guru serta siswa.
Dalam membacakan cerita dengan konsep bertutur kata yang lebih menggetarkan
perasaan siswa melalui pertanyaan yang lebih beragam, maka guru dan siswa
saling bertanya jawab dengan memperlihatkan sikap percaya diri siswa dalam
menjawab pertanyaan yang lebih beragam seputar cerita pada buku cerita tersebut.
Setelah itu, guru lebih menstimulus siswa untuk bersikap bersabar berbaris saat
menunggu giliran dan memunculkan sikap percaya diri untuk menceritakan
kembali inti bagian cerita sesuai dengan cerita yang ada pada buku. Kegiatan
cerita pun dilanjutkan hingga akhir kegiatan bercerita dan memberikan reward
pada siswa setelah kegiatan selesai.
c) Kegiatan penutup
50

Kegiatan penutup, guru mengajak siswa untuk mengevaluasi pembelajaran


yang telah dilakukan selama satu hari tersebut, setelah itu gerak dan lagu, berdo’a
sebelum pulang dan pulang.
3. Tahap Pengamatan (Observing)
Setelah dilakukannya tindakan, langkah selanjutnya adalah diadakan
pengamatan terhadap peningkatan perkembangan sosial emosional anak usia dini
pada kelompok A dengan metode bercerita melalui media buku cerita bergambar
dengan aspek yang di observasi adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 14
Aspek Pengamatan Sikap Siswa
Kode Aspek yang di Observasi
A Menunjukan sikap sabar dalam menunggu giliran
Kode Aspek yang di Observasi
Menunjukan sikap percaya diri saat berbicara secara verbal didepan teman-
B
teman sebayanya
C Menunjukan sikap percaya diri saat menjawab pertanyaan guru
Memahami dan mentaati peraturan yang dibuat bersama dengan teman-
D
teman dan guru dikelas
Menunjukan sikap menghargai orang lain (teman sebayanya) saat temannya
E
berbicara

Adapun hasil observasi perkembangan sosial emosional anak melalui metode


bercerita dengan media buku cerita bergambar berdasarkan penilaian melalui
lembar observasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4. 15
Data Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan I
Indikator / Skor Jumlah
No Nama Siswa Kriteria
A B C D E Skor
1. AK 4 3 4 3 3 17 BSB
2. AFK 4 3 3 3 3 16 BSB
3. AUF 4 3 3 4 4 18 BSB
4. ARF 4 3 4 3 3 17 BSB
5. FNA 4 3 3 4 4 18 BSB
6. FN 2 2 2 2 2 10 MB
7. LA 3 2 2 3 2 12 BSH
8. MHA 3 3 3 3 3 15 BSH
9. NA 3 3 3 3 3 15 BSH
10. SOP 4 3 3 4 4 18 BSB
51

Adapun hasil rekapitulasi jumlah hasil observasi perkembangan sosial


emosional anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar
berdasarkan penilaian melalui lembar observasi pada siklus II pertemuan I dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4. 16
Jumlah Skor Siswa Siklus II Pertemuan I
No Nama Siswa Jumlah Skor Persentase Kriteria
1. AK 17 85% BSB
2. AFK 16 80% BSB
3. AUF 18 90% BSB
4. ARF 17 85% BSB
5. FNA 18 90% BSB
6. FN 10 50% MB
7. LA 12 60% BSH
8. MHA 15 75% BSH
9. NA 15 75% BSH
10. SOP 18 90% BSB
Jumlah 156
Nilai Rata-rata 15,6 78% BSB

Berdasarkan data hasil perkembangan sosial emosional anak melalui


metode bercerita dengan media buku cerita bergambar pada siklus II pertemuan I
dengan lembar observasi, didapati jumlah siswa yang masuk pada kriteria
perkembangan adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 17
Persentase Kualifikasi Kriteria Siklus II Pertemuan I
Jumlah
No Kriteria Persentase
Siswa
1. Belum Berkembang (BB) 0 0%
2. Mulai Berkembang (MB) 1 10%
3. Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 3 30%
4. Berkembang Sangat Baik (BSB) 6 60%
Jumlah 10 100%

Pada data tersebut yang memperlihatkan hasil Belum Berkembang (BB)


sebanyak 0 siswa, Mulai Berkembang (MB) sebanyak 1 siswa, Berkembang
52

Sesuai Harapan (BSH) sebanyak 3 siswa, dan Berkembang Sangat Baik (BSB)
sebanyak 6 siswa.

4.2.4 Temuan dan Pelaksaaan Siklus II Pertemuan II


Dalam siklus II pertemuan II, guru melakukan tindakan sesuai dengan
prosedur penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Dalam perencanaan siklus II pertemuan II, guru melakukan beberapa hal
berikut :
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) dengan
tema “Diriku” dengan menerapkan metode bercerita pada pembelajaran
b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dengan
tema “Diriku” dengan menerapkan metode bercerita pada pembelajaran
c) Membuat dan mempersiapkan media pembelajaran berupa buku cerita
bergambar sesuai tema yang diambil dengan judul “Dimas yang Percaya
Diri” dengan gambar yang lebih menarik minat siswa dengan alur cerita
yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, seperti sikap percaya diri,
sikap menghargai orang lain, memahami dan mentaati peraturan serta
sikap sabar dalam menunggu giliran yang akan diimplementasikan saat
kegiatan bercerita berlangsung
d) Mengatur setting tempat duduk dibawah lantai dengan beralaskan karpet
e) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi
f) Guru mempersiapkan dan membangun konsep cara bertutur kata yang
lebih menggetarkan perasaan siswa saat bercerita dengan stimulus
pertanyaan-pertanyaan yang lebih beragam
g) Membuat dan mempersiapkan reward untuk siswa berupa pin dari kertas
lipat dengan bentuk bintang
h) Mengulang kembali peraturan yang telah diucapkan bersama-sama agar
siswa lebih fokus memperhatikan temannya sedang berbicara untuk
menyampaikan inti bagian cerita

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)


Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Mei 2018.
Kegiatan tindakan yang dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan yang
diantaranya :
53

a) Kegiatan pembukaan
Kegiatan dimulai pukul 07.30 WIB diawali dengan kegiatan baris berbaris
dengan gerak dan lagu hingga pukul 08.00 WIB. Setelah kegiatan baris berbaris
dengan gerak dan lagu selesai, siswa masuk kedalam kelas. Didalam kelas, guru
dan siswa duduk dengan posisi melingkar. Pada posisi melingkar, kegiatan yang
dilakukan yaitu mengucapkan salam, berdo’a sebelum belajar, hafalan surat-surat
pendek, kegiatan mengabsen kehadiran, serta gerak dan lagu (menyanyi).
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, guru mengatur tempat duduk siswa kembali dengan duduk
melingkar. Guru mengkomunikasikan tema pembelajaran pada hari itu lalu
mengenalkan pada siswa beberapa gambar mengenai anggota tubuh pada tema
diriku tersebut. Pada gambar mengenai anggota tubuh, guru menjelaskan mana
saja bagian depan anggota tubuh, bagian belakang anggota tubuh, bagian atas
anggota tubuh, bagian kanan anggota tubuh, bagian kiri anggota tubuh serta
bagian bawah anggota tubuh. Setelah siswa mengenal dan mengetahui tentang
bagian-bagian anggota tubuh, guru mulai melakukan tindakan berupa
membacakan sebuah cerita dengan metode bercerita melalui media buku cerita
bergambar.
Judul buku cerita pada siklus II pertemuan II adalah “Dimas yang Percaya
Diri”. Saat guru membacakan cerita tersebut, guru mengajak siswa untuk
perlahan-lahan mengucapkan peraturan yang harus ditaati bersama-sama oleh
guru serta siswa. Dalam membacakan cerita dengan konsep bertutur kata yang
lebih menggetarkan perasaan siswa melalui pertanyaan yang lebih beragam, maka
guru dan siswa saling bertanya jawab dengan memperlihatkan sikap percaya diri
siswa dalam menjawab pertanyaan yang lebih beragam seputar cerita pada buku
cerita tersebut. Saat kegiatan bercerita, guru lebih menstimulus siswa untuk
bersikap bersabar berbaris saat menunggu giliran dan memunculkan sikap percaya
diri untuk menceritakan kembali inti bagian cerita sesuai dengan cerita yang ada
pada buku. Kegiatan cerita pun dilanjutkan hingga akhir kegiatan bercerita dan
memberikan reward pada siswa setelah kegiatan selesai.
c) Kegiatan penutup
54

Kegiatan penutup, guru mengajak siswa untuk mengevaluasi pembelajaran


yang telah dilakukan selama satu hari tersebut, setelah itu gerak dan lagu, berdo’a
sebelum pulang dan pulang.
3. Tahap Pengamatan (Observing)
Setelah dilakukannya tindakan, langkah selanjutnya adalah diadakan
pengamatan terhadap peningkatan perkembangan sosial emosional anak usia dini
pada kelompok A dengan metode bercerita melalui media buku cerita bergambar
dengan aspek yang di observasi adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 18
Aspek Pengamatan Sikap Siswa
Kode Aspek yang di Observasi
A Menunjukan sikap sabar dalam menunggu giliran
Menunjukan sikap percaya diri saat berbicara secara verbal didepan teman-
B
teman sebayanya
C Menunjukan sikap percaya diri saat menjawab pertanyaan guru
Memahami dan mentaati peraturan yang dibuat bersama dengan teman-
D
teman dan guru dikelas
Menunjukan sikap menghargai orang lain (teman sebayanya) saat temannya
E
berbicara

Adapun hasil observasi perkembangan sosial emosional anak melalui metode


bercerita dengan media buku cerita bergambar berdasarkan penilaian melalui
lembar observasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4. 19
Data Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan II
Indikator / Skor Jumlah
No Nama Siswa Kriteria
A B C D E Skor
1. AK 4 3 4 4 4 19 BSB
2. AFK 4 3 4 3 4 18 BSB
3. AUF 4 4 4 4 4 20 BSB
Indikator / Skor Jumlah
No Nama Siswa Kriteria
A B C D E Skor
4. ARF 4 3 4 4 4 19 BSB
5. FNA 4 4 4 4 4 20 BSB
6. FN 3 3 3 3 2 14 BSH
7. LA 3 3 3 3 3 15 BSH
8. MHA 4 3 3 3 4 17 BSB
9. NA 4 3 3 3 3 16 BSB
10. SOP 4 4 4 4 4 20 BSB
55

Adapun hasil rekapitulasi jumlah hasil observasi perkembangan sosial


emosional anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar
berdasarkan penilaian melalui lembar observasi pada siklus II pertemuan II dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4. 20
Jumlah Skor Siswa Siklus II Pertemuan II
No Nama Siswa Jumlah Skor Persentase Kriteria
1. AK 19 95% BSB
2. AFK 18 90% BSB
3. AUF 20 100% BSB
4. ARF 19 95% BSB
5. FNA 20 100% BSB
6. FN 14 70% BSH
7. LA 15 75% BSH
8. MHA 17 85% BSB
9. NA 16 80% BSB
10. SOP 20 100% BSB
Jumlah 178
Nilai Rata-rata 17,8 89% BSB

Berdasarkan data hasil perkembangan sosial emosional anak melalui


metode bercerita dengan media buku cerita bergambar pada siklus II pertemuan II
dengan lembar observasi, didapati jumlah siswa yang masuk pada kriteria
perkembangan adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 21
Persentase Kualifikasi Kriteria Siklus II Pertemuan II
Jumlah
No Kriteria Persentase
Siswa
1. Belum Berkembang (BB) 0 0%
2. Mulai Berkembang (MB) 0 0%
3. Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 2 20%
4. Berkembang Sangat Baik (BSB) 8 80%
Jumlah 10 100%

Pada data tersebut yang memperlihatkan hasil Belum Berkembang (BB)


sebanyak 0 siswa, Mulai Berkembang (MB) sebanyak 0 siswa, Berkembang
Sesuai Harapan (BSH) sebanyak 2 siswa, dan Berkembang Sangat Baik (BSB)
sebanyak 8 siswa.
56

4. Tahap Refleksi (Reflecting)


Berdasarkan hasil pemberian tindakan yang dilaksanakan selama dua kali
pertemuan pada siklus II, dapat diihat jumlah data keseluruhan pada pertemuan
kesatu dan kedua yaitu sebagai berikut :
Tabel 4. 22
Jumlah Keseluruhan Data pada Siklus II Pertemuan I dan II
Pertemuan I Pertemuan II Rerata Siklus II
Nama
No Jumla Jumla Jumla Rerata
Siswa Kriteria Kriteria Persentase Kriteria
h Skor h Skor h Skor Skor
1. AK 17 BSB 19 BSB 36 18 90% BSB
2. AFK 16 BSH 18 BSB 34 17 85% BSB
3. AUF 18 BSB 20 BSB 38 19 95% BSB
4. ARF 17 BSB 19 BSB 36 18 90% BSB
5. FNA 18 BSB 20 BSB 38 19 95% BSB
6. FN 10 MB 14 BSH 24 12 60% BSH
Pertemuan I Pertemuan II Rerata Siklus II
Nama
No Jumla Jumla Jumla Rerata
Siswa Kriteria Kriteria Persentase Kriteria
h Skor h Skor h Skor Skor
7. LA 12 BSH 15 BSH 27 13,5 67,5% BSH
8. MHA 15 BSH 17 BSB 32 16 80% BSB
9. NA 15 BSH 16 BSB 31 15,5 77,5% BSB
10. SOP 18 BSB 20 BSB 38 19 95% BSB
Jumlah 167
Nilai Rata-rata 16,7 83,5% BSB

Berdasarkan data hasil perhitungan tersebut, dapat dilihat peningkatan


perkembangan sosial emosional anak melalui metode bercerita dengan media
buku cerita bergambar pada siklus II yang disajikan melalui diagram yaitu sebagai
berikut :
57

80%
70%
60%
50% BB
40% MB
30% BSH
20% BSB
10%
0%
Pertemuan I Pertemuan II

Gambar 4. 2
Hasil Peningkatan Perkembangan Sosial Emosional Anak Kelompok A pada
Siklus II Pertemuan I dan II

Sedangkan untuk melihat hasil rata-rata peningkatan perkembangan sosial


emosional anak usia dini (kelompok A) melalui metode bercerita dengan media
buku cerita bergambar pada pra tindakan, siklus I dan siklus II dapat dilihat
melalui tabel dibawah ini :

Tabel 4. 23
Hasil Rata-rata Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II Meningkatkan
Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini melalui Metode Bercerita
dengan Media Buku Cerita Bergambar
Nilai/Skor Rata-rata
Kelompok Usia
Pra Tindakan Siklus I Siklus II
Kelompok A 6,5 11,65 16,7
58

Skor Rata-rata
18
16
14
12 Skor Rata-rata
10
8
6
4
2
0
Pra Tindakan Siklus I Siklus II

Gambar 4. 3
Diagram Batang Hasil Rata-rata Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini melalui
Metode Bercerita dengan Media Buku Cerita Bergambar

Dari hasil tersebut, perkembangan sosial emosional anak usia dini melalui
metode bercerita dengan media buku cerita bergambar dapat dikatakan berhasil
karena sudah melebihi capaian indikator keberhasilan yaitu dengan peningkatan
sebesar 83,5% pada kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) dengan skor rata-rata
sebesar 16,7. Secara keseluruhan, kekurangan pada siklus I dapat diperbaiki pada
siklus II dan terjadi peningkatan perkembangan sosial emosional anak usia dini
(kelompok A) di Taman Kanak-kanak tersebut.
Pada siklus II ini telah didapatkan gambaran yang jelas bahwa peneliti sudah
mampu dalam mengatur dan mengkondisikan kelas dengan melibatkan siswa
secara aktif untuk meningkatkan aspek-aspek perkembangan sosial emosionalnya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa metode bercerita dengan berbantuan media
buku cerita bergambar dapat meningkatkan perkembangan sosial emosional anak
usia dini (kelompok A) dengan peningkatan sebesar 83,5% dengan skor rata-rata
sebesar 16,7 pada jumlah siswa yang mengalami peningkatan sebanyak 8 orang
didalam kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB). Oleh karena itu, peneliti
menghentikan penelitian pada siklus II.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan analisis data pada hasil penelitian, maka dapat menjawab
rumusan masalah pada penelitian meningkatkan perkembangan sosial emosional
59

anak usia dini melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar yang
diantaranya yaitu :
1. Kondisi objektif perkembangan sosial emosional anak kelompok A di
salah satu TK di Kecamatan/ Kabupaten Purwakarta sebelum
diterapkannya metode bercerita dengan media buku cerita bergambar
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan menggunakan instrumen
pengamatan/observasi, diperoleh data mengenai perkembangan sosial emosional
anak usia dini dikelompok A salah satu TK di Kecamatan/ Kabupaten Purwakarta
tersebut sebelum diterapkannya metode bercerita dengan berbantuan media buku
cerita bergambar yaitu diantaranya adalah terlihat saat kegiatan awal yaitu baris
berbaris untuk bergiliran masuk kedalam ruangan, masih terdapat beberapa siswa
yang kurang sabar dalam hal menunggu giliran atau mengantri padahal
seharusnya pada usia tersebut merujuk pada Kostenik (1991) dalam Tirtayani, dkk
(2014, hlm. 30), anak usia 4-5 tahun sudah dapat mengendalikan perasaannya
yang salah satunya adalah dengan menunjukan sikap sabar dalam menunggu
giliran.
Selain itu,saat kegiatan inti dan penutup terdapat beberapa siswa yang terlihat
belum percaya diri untuk menjawab pertanyaan dari guru, belum membangun
sikap menghargai temannya saat temannya berbicara yaitu siswa lebih banyak
kurang memperhatikan, belum secara optimal mentaati peraturan dalam
pembelajaran, serta masih terdapat beberapa siswa yang belum percaya diri atau
malu-malu apabila diajak guru untuk berbicara secara verbal menceritakan sesuatu
didepan teman-teman sebayanya dikelas. Berikut hasil perhitungan dalam bentuk
diagram pada pra tindakan :
60

60%

50%

40%
BB
30% MB
BSH
20% BSB

10%

0%
Perkembangan Sosial Emosional Anak Pra Tindakan

Gambar 4. 4
Hasil Perhitungan dalam Bentuk Diagram pada Pra Tindakan

Diketahui bahwasannya berdasarkan data tersebut sebesar 40% atau 4 orang


siswa yang perkembangan sosial emosionalnya berada pada kriteria belum
berkembang, 60% atau 6 orang siswa yang perkembangan sosial emosionalnya
berada pada kriteria mulai berkembang, dan 0% atau belum ada siswa yang
perkembangan sosial emosionalnya berada pada kriteria berkembangan sesuai
harapan dan berkembang sangat baik.
2. Kondisi objektif perkembangan sosial emosional anak kelompok A di
salah satu TK di Kecamatan/ Kabupaten Purwakarta pada saat
diterapkannya metode bercerita dengan media buku cerita bergambar
Berdasarkan hasil observasi dengan menggunakan instrumen observasi,
diperoleh data bahwa perkembangan sosial emosional anak usia dini di kelompok
A salah satu TK di Kecamatan/ Kabupaten Purwakarta tersebut pada saat
diterapkannya metode bercerita dengan bantuan media buku cerita bergambar
adalah siswa menjadi dapat sabar dalam menunggu giliran untuk menceritakan
kembali inti cerita, dapat memperlihatkan sikap percaya diri berbicara secara
verbal saat menceritakan inti bagian cerita di depan teman-teman sebayanya,
dapat menunjukan sikap percaya diri dalam menjawab pertanyaan guru, dapat
menghargai teman sebanya saat berbicara, dan dapat mentaati serta memahami
peraturan yang telah dibuat bersama-sama hal ini sesuai dengan merujuk pada
Kostenik (1991) dalam Tirtayani, dkk (2014, hlm. 30) dan Hurlock (1978, hlm.
61

250) mengenai pola sosial dan emosi anak. Data tersebut dapat dilihat
peningkatannya pada diagram sebagai berikut :
80%
70%
60%
50%
40%
BB
30% MB
20% BSH
10% BSB

0%
I II I II
an n n n n
d ak ua ua ua ua
i n m m m m
aT rte te er
te te
Pr I Pe Per II P Per
s I I
lu lu
s
lu
s sI
Si
k k k lu
Si Si Si
k

Gambar 4. 5
Hasil Perhitungan dalam Bentuk Diagram Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus
II
Adanya peningkatan adalah tidak terlepas dari terlaksananya perbaikan
disetiap pertemuannya. Pada siklus I pertemuan I setting tempat duduk siswa
sedikit kurang kondusif dikarenakan siswa duduk diatas kursi, berdasarkan hal
tersebut, peneliti memperbaiki setting tempat duduk menjadi dibawah lantai
dengan beralaskan karpet. Hal ini lebih efektif karena kedekatan antara guru dan
siswa menjadi lebih baik serta guru pun dapat lebih mampu mengobservasi setiap
peningkatan perkembangan sosial emosional siswa. Sebab pada hakikatnya
apabila posisi tubuh orang dewasa sejajar dengan anak-anak akan menyebabkan
frekuensi antara orang dewasa dan anak-anak menjadi bersatu.
Selain itu perbaikan yang dilakukan oleh peneliti adalah membacakan cerita
dengan konsep bertutur kata yang lebih menggetarkan perasaan siswa melalui
pertanyaan yang lebih beragam, membuat dan mempersiapkan reward berupa pin
dari kertas lipat berbentuk bintang untuk setiap siswa yang tampil didepan kelas
saat menyampaikan inti bagian cerita serta menjawab pertanyaan dari guru. Hal
ini pun menjadi suatu motivasi bagi setiap siswa, sehingga sikap percaya diri
setiap siswa muncul dan meningkat dengan signifikan. Adapun perbaikan
selanjutnya adalah mengulang kembali peraturan yang telah diucapkan bersama-
sama agar siswa lebih fokus memperhatikan temannya sedang berbicara untuk
62

menyampaikan inti bagian cerita. Hal ini dilakukan oleh peneliti sebagai upaya
untuk membuat siswa fokus serta memahami dan taat pada peraturan yang telah
disepakati bersama-sama apabila kondisi anak mulai sedikit kurang kondusif
karena sangat antusiasnya siswa dalam bertanya tentang berbagai hal dalam
pelaksanaan metode bercerita tersebut.
3. Deskripsi kegiatan pembelajaran metode bercerita dengan media buku
cerita bergambar
Kegiatan pembelajaran metode bercerita untuk meningkatkan perkembangan
sosial emosional anak usia 4-5 tahun di salah satu Taman Kanak-kanak di
Kecamatan/ Kabupaten Purwakarta dimulai pada 16 April 2018 sampai dengan 8
Mei 2018. Pada setiap pertemuan kegiatan dimulai pukul 07.30 WIB diawali
dengan kegiatan baris berbaris dengan gerak dan lagu hingga pukul 08.00 WIB.
Pemberian tindakan berupa metode bercerita dengan media buku cerita bergambar
diawali oleh guru mengajak siswa duduk dengan posisi melingkar di dalam kelas.
Pada posisi melingkar, kegiatan yang dilakukan yaitu mengucapkan salam,
berdo’a sebelum belajar, hafalan surat-surat pendek, kegiatan mengabsen
kehadiran, serta gerak dan lagu (menyanyi).
Setelah itu, guru mengkomunikasikan tema pembelajaran pada hari itu lalu
mengenalkan pada siswa beberapa gambar mengenai anggota tubuh pada tema
diriku tersebut. Pada gambar mengenai anggota tubuh, guru menjelaskan mana
saja bagian depan anggota tubuh, bagian belakang anggota tubuh, bagian atas
anggota tubuh, bagian kanan anggota tubuh, bagian kiri anggota tubuh serta
bagian bawah anggota tubuh. Setelah siswa mengenal dan mengetahui tentang
bagian-bagian anggota tubuh, guru mulai melakukan tindakan berupa
membacakan sebuah cerita dengan metode bercerita melalui media buku cerita
bergambar. Judul buku cerita pada setiap pertemuan dalam dua siklus tersebut itu
berbeda-beda.
Pada kegiatan pembuka dalam metode bercerita yang diterapkan yaitu guru
mengajak siswa untuk perlahan-lahan mengucapkan peraturan yang harus ditaati
bersama-sama oleh guru serta siswa. Dalam membacakan cerita dengan konsep
bertutur kata yang lebih menggetarkan perasaan siswa melalui pertanyaan yang
lebih beragam, maka guru dan siswa saling bertanya jawab dengan
63

memperlihatkan sikap percaya diri siswa dalam menjawab pertanyaan yang lebih
beragam seputar cerita pada buku cerita tersebut. Saat kegiatan bercerita, guru
lebih menstimulus siswa untuk bersikap bersabar berbaris saat menunggu giliran
dan memunculkan sikap percaya diri untuk menceritakan kembali inti bagian
cerita sesuai dengan cerita yang ada pada buku. Kegiatan cerita pun dilanjutkan
hingga akhir kegiatan bercerita dan memberikan reward pada setiap siswa
setelah kegiatan selesai. Kegiatan pembelajaran metode bercerita dengan media
buku cerita bergambar sesuai serta merujuk pada langkah-langkah dalam kegiatan
pembelajaran melalui metode bercerita menurut Sari (2016, hlm. 67) langkah-
langkah tersebut terdiri dari : (1). Pembuka, (2). Inti, dan (3). Penutup.
64

BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemberian tindakan yang telah dilakukan melalui metode
bercerita dengan media buku cerita bergambar selama 2 siklus yang terdiri dari 2
pertemuan pada setiap siklusnya, maka diperoleh kesimpulan yang
menggambarkan keseluruhan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan
sebagai upaya meningkatkan perkembangan sosial emosional anak usia dini
melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar pada kelompok A
di salah satu Taman Kanak-kanak di Kecamatan/ Kabupaten Purwakarta yaitu
sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan perkembangan sosial emosional
anak usia dini (kelompok A) sebelum diterapkannya metode bercerita dengan
media buku cerita bergambar di salah satu Taman Kanak-kanak Kecamatan/
Kabupaten Purwakarta pada pra tindakan yaitu sebesar 32,5% yang masuk
pada kriteria Mulai Berkembang (MB) dengan rata-rata sebesar 6,5.
2. Hasil penelitian pada saat diterapkannya metode bercerita dengan media buku
cerita bergambar di salah satu Taman Kanak-kanak di Kecamatan/ Kabupaten
Purwakarta menunjukan pada siklus I dan siklus II terdapat peningkatan, pada
siklus I sebesar 58,25% dengan rata-rata 11,65 dan pada siklus II sebesar
83,5% dengan rata-rata sebesar 16,7.
3. Kegiatan pembelajaran metode bercerita untuk meningkatkan perkembangan
sosial emosional anak usia 4-5 tahun di salah satu Taman Kanak-kanak di
Kecamatan/ Kabupaten Purwakarta pada setiap pertemuan kegiatan di mulai
pukul 07.30 WIB diawali dengan kegiatan baris berbaris dengan gerak dan
lagu hingga pukul 08.00 WIB. Kegiatan metode bercerita terbagi menjadi
kegiatan pembuka, inti dan penutup. Pada setiap pertemuan, judul pada setiap
buku cerita dalam dua siklus tersebut itu berbeda-beda. Pada kegiatan
pembuka dalam metode bercerita yang diterapkan yaitu guru mengajak siswa
untuk perlahan-lahan mengucapkan peraturan yang harus ditaati bersama-
sama oleh guru serta siswa. Dalam membacakan cerita dengan konsep bertutur
kata yang lebih menggetarkan perasaan siswa melalui pertanyaan yang lebih
beragam, maka guru dan siswa saling bertanya jawab dengan memperlihatkan
65

sikap percaya diri siswa dalam menjawab pertanyaan yang lebih beragam
seputar cerita pada buku cerita tersebut. Saat kegiatan bercerita, guru lebih
menstimulus siswa untuk bersikap bersabar berbaris saat menunggu giliran
dan memunculkan sikap percaya diri untuk menceritakan kembali inti bagian
cerita sesuai dengan cerita yang ada pada buku. Kegiatan cerita pun
dilanjutkan hingga akhir kegiatan bercerita dan memberikan reward pada
setiap siswa setelah kegiatan selesai.

5.2 Implikasi
Implikasi pada penelitian ini adalah meningkatnya perkembangan sosial
emosional anak usia dini (kelompok A) melalui metode bercerita dengan
media buku cerita bergambar. Melalui metode bercerita, perkembangan sosial
emosional anak terstimulus karena pada umumnya anak usia dini sangat
menyukai dan antusias dalam mendengarkan cerita. Hal ini menjadi salah satu
faktor meningkatnya perkembangan sosial emosional anak usia dini
(kelompok A) secara signifikan.
Pelaksanaan kegiatan tersebut meliputi perencanaan seperti yang terdapat
dalam Rencana Pelaksaaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang telah dibuat
serta penyediaan media pembelajaran yaitu buku cerita bergambar. Pada
pelaksanaan, yang pertama dilakukan adalah mengajak siswa duduk secara
melingkar dan mengucapkan bersama-sama peratuan yang harus ditaati oleh
guru dan siswa dalam kegiatan bercerita. Saat berlangsungnya kegiatan, tanya
jawab antara guru dan siswa sangat efektif sehingga memunculkan sikap
percaya diri siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru seputar cerita.
Selama kegiatan bercerita berlangsung, guru lebih menstimulus siswa untuk
bersikap bersabar berbaris saat menunggu giliran serta memunculkan sikap
percaya diri untuk menceritakan kembali inti bagian cerita sesuai dengan
cerita yang ada pada buku. Kegiatan bercerita pun dilanjutkan hingga akhir
dan memberikan reward pada siswa setelah kegiatan selesai. Dengan langkah-
langkah secara bertahap, pemilihan metode atau strategi yang tepat serta
efektif, dapat membantu perkembangan sosial emosional siswa meningkat.

5.3 Rekomendasi
66

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukan diatas, sebagai bahan


rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil penelitian, maka peneliti
mengemukakan rekomendasi sebagai berikut :
1. Bagi Pendidik
Berdasarkan hasil penelitian diatas, diharapkan bagi pendidik untuk dapat
menggunakan metode bercerita minimal satu hari dalam seminggu dihari
pembelajaran secara berkala untuk meningkatkan perkembangan sosial
emosinal dalam aspek mengendalikan perasaan, menunjukan rasa percaya diri,
memahami peraturan dan disiplin serta menghargai orang lain dan sebagainya.
2. Bagi Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian diatas, hendaknya bagi sekolah untuk dapat
memasukan metode bercerita dengan media buku cerita bergambar pada
pembelajaran minimal satu kali dalam satu minggu agar aspek-aspek pada
perkembangan sosial emosional yang diharapkan dapat terpenuhi.
3. Bagi Peneliti Lain
Berdasarkan penelitian, diharapkan bagi peneliti lainnya dapat menjadikan
skripsi ini sebagai bahan referensi untuk penelitian dengan permasalahan yang
sama yaitu tentang perkembangan sosial emosional anak usia dini (kelompok
A) dengan variasi yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, D. R. (2015). Hubungan Antara Metode Bercerita dengan Perkembangan


Sosial Emosional Anak Usia Dini di PAUD Islam Mutiara Sunnah Gresik.
(Skripsi). Universitas Jember, Jember.

Ayudia, R. (2017). Mengembangkan Sosial Emosional Anak Melalui Metode


Bercerita Di Kelompok B.1 RA Al-Ulya Bandar Lampung. (Skripsi). Institut
Agama Islam Negeri Raden Intan, Lampung. Retrieved from
http://repository.radenintan.ac.id/179/1/Skripsi_Lengkap.pdf

Darmadi, H. (2015). Desain dan Implementasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


(Kesatu). Bandung: Alfabeta.

Fauziddin, M. (2014). Pembelajaran PAUD Bermain, Bercerita, dan Menyanyi


Secara Islami. Bandung: Rosdakarya.

Hidayanti, A. N. N. (2016). Peningkatan Kemampuan Sosial dan Emosional Anak


Kelompok A1 Melalui Metode Bercerita Berbantuan Media Audio Visual Di
TK Ilmu Al Qur’an Sempusari Kaliwates Jember. (Skripsi).Universitas
Jember, Jember. Retrieved from
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/76003/Agus Nanik
Nur Hidayanti - 120210205054 -1.pdf?sequence=1

Hurlock, E. B. (1978). Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum
2013 Pendidikan Anak Usia Dini (2014). Jakarta.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pedoman Penilaian Hasil


Pembelajaran (2017). Jakarta.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Lampiran 1 Standar
Isi PAUD, 31 § (2017). Jakarta. Retrieved from http://simpaudpnf.com/wp-
content/uploads/2017/02/Isi-Pedoman-Penilaian.pdf

Kusumah, W., Dwitagama, D. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.


Jakarta: Indeks.

Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak. Jakarta:


Rineka Cipta.

NN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


68

Pendidikan Nasional (2003). Indonesia. Retrieved from


http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-
content/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf

Paizaluddin, & E. (2014). Penelitian Tindakan Kelas Panduan Teoritis dan


Praktis. Bandung: Alfabeta.

Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia. Pedoman Penulisan Karya


Ilmiah UPI Tahun Akademik 2017 (2017). Bandung.

Ratnasari, S. (2017). Penerapan Metode Bercerita Terhadap Perkembangan


Sosial Emosional Anak di PAUD Sekar Wangi Kedaton Bandar Lampung.
(Skripsi).Universitas Islam Negeri Raden Intan.

Risaldy, S. (2014). Bermain, bercerita, dan menyanyi bagi anak usia dini. Jakarta:
Luxima.

Rosari, Priscilia Yosephine Putri, D. (2014). Penerapan Metode Bercerita


Berbantuan Media Buku Cerita Bergambar Untuk Meningkatkan Perilaku
Moral, 2(1).
https://doi.org/https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPAUD/article/view
File/3048/2523

Sadiah, U. H. (2016). Upaya Meningkatkan Kecerdasan Emosi Anak Melalui


Pembelajaran Tari. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Purwakarta.

Santoso, H. (2008). Membangun Minat Baca Anak Usia Dini Melalui Penyediaan
Buku Bergambar. Retrieved from
http://digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/Membangun
minat baca anak usia dini melalui penyediaan buku bergambar.pdf

Santrock, J. W. (2012). Life Span Development Perkembangan Masa Hidup Jilid


1. Jakarta: Erlangga.

Sari, A. H. (2016). Peningkatan Perkembangan Emosi Anak Melalui Metode


Bercerita dengan Boneka Tangan. Retrieved from
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/darul/article/view/1479

Sudijono, A. (2011). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo


Persada.

Sudiyah, S. (2014). Peningkatan Aktivitas Bertanya Melalui Cerita Bergambar


Pada Anak Usia 4-5 Tahun. Retrieved from
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/6774/7477

Tirtayani, L., Asril, N., & Wirya, I. (2014). Perkembangan Sosial Emosional
Pada Anak Usia Dini. Yogyakarta: Graha Ilmu.
69

Trianto. (2011). Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prestasi


Pustakarya.

Yunita, I. (2014). Meningkatkan Keterampilan Berbicara Menggunakan Metode


Bercerita Dengan Media Boneka Tangan Pada Anak Kelompok A1 Di TK
Kartika III-38 Kentungan,Depok, Sleman. (Skripsi). Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta.
LAMPIRAN - LAMPIRAN

70
71

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)


72
73

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)


74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93

Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Untuk Siswa


Instrumen Penelitian Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional Anak
Usia Dini melalui Metode Bercerita dengan Media Buku Cerita Bergambar
di Kelompok A Usia 4-5 Tahun

Nama Anak :

Hari/Tanggal :

Tingkat Pencapaian Indikator Skala Penilaian


Perkembangan 1 2 3 4
Mengendalikan 1. Menunjukan sikap sabar dalam menunggu
perasaan giliran
2. Menunjukan sikap percaya diri saat
berbicara secara verbal didepan teman-
Menunjukkan rasa teman sebayanya
percaya diri
3. Menunjukan sikap percaya diri saat
menjawab pertanyaan guru

Memahami 4. Memahami dan mentaati peraturan yang


peraturan dan dibuat bersama dengan teman-teman dan
disiplin guru dikelas
Menghargai orang 5. Menunjukan sikap menghargai orang lain
lain (teman sebayanya) saat temannya berbicara

Keterangan :

Skor 1 = Belum Berkembang (BB)

Skor 2 = Mulai Berkembang (MB)

Skor 3 = Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

Skor 4 = Berkembang Sangat Baik (BSB)


94

Lembar Rekapitulasi Observasi Penelitian Untuk Perkembangan Sosial


Emosional Anak Usia 4-5 Tahun (Kelompok A)
Indikator Jumlah
No Nama Anak Kriteria
A B C D E Skor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Keterangan :
A. = Menunjukan sikap sabar dalam menunggu giliran
B. = Menunjukan sikap percaya diri saat berbicara secara verbal didepan teman-
teman sebayanya
C. = Menunjukan sikap percaya diri saat menjawab pertanyaan guru
D. = Memahami dan mentaati peraturan yang dibuat bersama dengan teman-
teman dan guru dikelas
E. = Menunjukan sikap menghargai orang lain (teman sebayanya) saat temannya
berbicara
95

Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Untuk Guru


Instrumen Penelitian Observasi Guru dalam Proses Pembelajaran
Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini melalui
Metode Bercerita dengan Media Buku Cerita Bergambar diKelompok A Usia
4-5 Tahun
Nama Guru :

Hari/Tanggal :

Berilah tanda ceklis pada proses pembelajaran yang diamati

Penilaian
No Kategori Kegiatan Keterangan
Ya Tidak
A. Pembukaan
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH)
Mempersiapkan bahan atau alat yang diperlukan untuk
kegiatan bercerita dengan media buku cerita bergambar
Mengatur tempat duduk anak terlebih dahulu sebelum
kegiatan bercerita dimulai
Mengkomunikasikan tujuan dan tema
B. Inti
Pembuatan peraturan secara bersama-sama dengan
anak-anak untuk ditaati bersama sebelum kegiatan
bercerita dimulai
Penyampaian cerita yang dituturkan sesuai dengan
tujuan yang sudah ditetapkan dengan teknik
membacakan cerita langsung dari buku cerita bergambar
Menanggapi/menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
anak
C. Penutup
Menstimulus anak untuk menyampaikan kembali
intisari cerita, tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita,
latar pada cerita dan lain sebagainya didepan kelas
dengan mengajukan pertanyaan pada akhir kegiatan

Purwakarta, 2018
Pengamat,
Guru Kelompok A

Siti Hodijah, S.Pd


NRG. 130201863038
96

Lampiran 5 Hasil Observasi Perkembangan Sosial Emosional Pra Tindakan


97
98
99
100
101

Lampiran 6 Hasil Observasi Perkembangan Sosial Emosional Siklus I


Pertemuan I
102
103
104
105
106

Lampiran 7 Hasil Observasi Perkembangan Sosial Emosional Siklus I


Pertemuan II
107
108
109
110
111

Lampiran 8 Hasil Observasi Perkembangan Sosial Emosional Siklus II


Pertemuan I
112
113
114
115
116

Lampiran 9 Hasil Observasi Perkembangan Sosial Emosional Siklus II


Pertemuan II
117
118
119
120
121

Lampiran 10 Hasil Rekapitulasi Perkembangan Sosial Emosional Anak


Pra Tindakan
Indikator / Skor Jumlah
No Nama Anak Kriteria
A B C D E Skor
1. AK 2 1 2 1 1 7 MB
2. AFK 1 1 2 1 1 6 MB
3. AUF 2 1 2 1 2 8 MB
4. ARF 2 1 2 1 2 8 MB
5. FNA 2 1 2 1 2 8 MB
6. FN 1 1 1 1 1 5 BB
7. LA 1 1 1 1 1 5 BB
8. MHA 1 1 1 1 1 5 BB
9. NA 1 1 1 1 1 5 BB
10. SOP 2 1 2 1 2 8 MB

Keterangan Indikator :
A. = Menunjukan sikap sabar dalam menunggu giliran
B. = Menunjukan sikap percaya diri saat berbicara secara verbal didepan teman-
teman sebayanya
C. = Menunjukan sikap percaya diri saat menjawab pertanyaan guru
D. = Memahami dan mentaati peraturan yang dibuat bersama dengan teman-teman
dan guru dikelas
E. = Menunjukan sikap menghargai orang lain (teman sebayanya) saat temannya
berbicara

Keterangan Skor :
1 = Belum Berkembang (BB)
2 = Mulai Berkembang (MB)
3 = Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
4 = Berkembang Sangat Baik (BSB)
122

Siklus I Pertemuan I
Indikator / Skor Jumlah
No Nama Anak Kriteria
A B C D E Skor
1. AK 2 2 2 2 2 10 MB
2. AFK 2 2 2 2 2 10 MB
3. AUF 3 2 2 2 3 12 BSH
4. ARF 3 1 2 2 2 10 MB
5. FNA 3 2 3 2 3 13 BSH
6. FN 2 1 2 1 1 7 MB
7. LA 1 1 2 1 1 6 MB
8. MHA 2 1 2 2 2 9 MB
9. NA 2 2 2 2 1 9 MB
10. SOP 3 2 3 2 3 13 BSH

Keterangan Indikator :
A. = Menunjukan sikap sabar dalam menunggu giliran
B. = Menunjukan sikap percaya diri saat berbicara secara verbal didepan teman-
teman sebayanya
C. = Menunjukan sikap percaya diri saat menjawab pertanyaan guru
D. = Memahami dan mentaati peraturan yang dibuat bersama dengan teman-teman
dan guru dikelas
E. = Menunjukan sikap menghargai orang lain (teman sebayanya) saat temannya
berbicara

Keterangan Skor :
1 = Belum Berkembang (BB)
2 = Mulai Berkembang (MB)
3 = Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
4 = Berkembang Sangat Baik (BSB)
123

Siklus I Pertemuan II
Indikator / Skor Jumlah
No Nama Anak Kriteria
A B C D E Skor
1. AK 3 2 3 3 3 14 BSH
2. AFK 3 2 3 3 2 13 BSH
3. AUF 4 3 3 3 3 16 BSB
4. ARF 4 2 3 3 3 15 BSH
5. FNA 4 3 3 3 3 16 BSB
6. FN 2 1 2 2 2 9 MB
7. LA 2 1 2 2 2 9 MB
8. MHA 3 2 2 3 3 13 BSH
9. NA 2 2 3 3 2 12 BSH
10. SOP 4 3 3 3 4 17 BSB

Keterangan Indikator :
A. = Menunjukan sikap sabar dalam menunggu giliran
B. = Menunjukan sikap percaya diri saat berbicara secara verbal didepan teman-
teman sebayanya
C. = Menunjukan sikap percaya diri saat menjawab pertanyaan guru
D. = Memahami dan mentaati peraturan yang dibuat bersama dengan teman-teman
dan guru dikelas
E. = Menunjukan sikap menghargai orang lain (teman sebayanya) saat temannya
berbicara

Keterangan Skor :
1. = Belum Berkembang (BB)
2. = Mulai Berkembang (MB)
3. = Berkembang Sesuai Harapan (BSH)\
4. = Berkembang Sangat Baik (BSB)
124

Siklus II Pertemuan I
Indikator / Skor Jumlah
No Nama Anak Kriteria
A B C D E Skor
1. AK 4 3 4 3 3 17 BSB
2. AFK 4 3 3 3 3 16 BSB
3. AUF 4 3 3 4 4 18 BSB
4. ARF 4 3 4 3 3 17 BSB
5. FNA 4 3 3 4 4 18 BSB
6. FN 2 2 2 2 2 10 MB
7. LA 3 2 2 3 2 12 BSH
8. MHA 3 3 3 3 3 15 BSH
9. NA 3 3 3 3 3 15 BSH
10. SOP 4 3 3 4 4 18 BSB

Keterangan Indikator :
A. = Menunjukan sikap sabar dalam menunggu giliran
B. = Menunjukan sikap percaya diri saat berbicara secara verbal didepan teman-
teman sebayanya
C. = Menunjukan sikap percaya diri saat menjawab pertanyaan guru
D. = Memahami dan mentaati peraturan yang dibuat bersama dengan teman-teman
dan guru dikelas
E. = Menunjukan sikap menghargai orang lain (teman sebayanya) saat temannya
berbicara

Keterangan Skor :
1. = Belum Berkembang (BB)
2. = Mulai Berkembang (MB)
3. = Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
4. = Berkembang Sangat Baik (BSB)
125

Siklus II Pertemuan II
Indikator / Skor Jumlah
No Nama Anak Kriteria
A B C D E Skor
1. AK 4 3 4 4 4 19 BSB
2. AFK 4 3 4 3 4 18 BSB
3. AUF 4 4 4 4 4 20 BSB
4. ARF 4 3 4 4 4 19 BSB
5. FNA 4 4 4 4 4 20 BSB
6. FN 3 3 3 3 2 14 BSH
7. LA 3 3 3 3 3 15 BSH
8. MHA 4 3 3 3 4 17 BSB
9. NA 4 3 3 3 3 16 BSB
10. SOP 4 4 4 4 4 20 BSB

Keterangan Indikator :
A. = Menunjukan sikap sabar dalam menunggu giliran
B. = Menunjukan sikap percaya diri saat berbicara secara verbal didepan teman-
teman sebayanya
C. = Menunjukan sikap percaya diri saat menjawab pertanyaan guru
D. = Memahami dan mentaati peraturan yang dibuat bersama dengan teman-teman
dan guru dikelas
E. = Menunjukan sikap menghargai orang lain (teman sebayanya) saat temannya
berbicara

Keterangan Skor :
1. = Belum Berkembang (BB)
2. = Mulai Berkembang (MB)
3. = Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
4. = Berkembang Sangat Baik (BSB)
126

Lampiran 11 Hasil Observasi Aktifitas Guru


127
128
129
130

Lampiran 12 Dokumentasi
Dokumentasi Siklus I Pertemuan I
Buku Cerita “Kontes Menyanyi Putri Ana”

Gambar 1. Kegiatan gerak dan lagu Gambar 2. Guru memperlihatkan macam-macam


Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018 anggota tubuh
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018

Gambar 3. Guru mengenalkan judul buku cerita Gambar 4. Guru membacakan cerita dari buku
bergambar pada siswa cerita bergambar
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018 Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018

Gambar 5. Siswa menceritakan inti bagian Gambar 6. Siswa menjawab pertanyaan dari guru
cerita di depan kelas seputar
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018 Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018
131

Dokumentasi Siklus I Pertemuan II


Buku Cerita “Ulang Tahun Lina”

Gambar 7. Guru memperlihatkan macam- Gambar 8. Guru mengenalkan judul buku cerita
macam anggota tubuh bergambar pada siswa
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018 Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018

Gambar 9. Guru membuat peraturan bersama Gambar 10. Guru membacakan cerita dari buku
siswa cerita bergambar
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018 Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018

Gambar 11. Siswa mengantri giliran untuk Gambar 12. Siswa menceritakan inti bagian cerita
menyampaikan kembali inti bagian cerita di didepan kelas
depan kelas Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018
132

Gambar 13. Siswa menceritakan inti bagian Gambar 14. Siswa menjawab pertanyaan dari
cerita di depan kelas guru
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018 Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018

Dokumentasi Siklus II Pertemuan I


Buku Cerita “Kisah Doni dan Lia”

Gambar 15. Kegiatan Upacara Gambar 16. Guru memperlihatkan macam-


Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018 macam anggota tubuh
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018

Gambar 17. Guru mengenalkan judul buku Gambar 18. Guru membuat peraturan bersama
cerita bergambar pada siswa siswa
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018 Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018
133

Gambar 19. Guru membacakan cerita dari buku Gambar 20. Siswa menceritakan inti bagian cerita
cerita bergambar di depan kelas
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018 Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018

Gambar 21. Siswa menceritakan inti bagian Gambar 22. Siswa menjawab pertanyaan dari
cerita di depan kelas guru
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018 Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018

Dokumentasi Siklus II Pertemuan II


Buku Cerita “Dimas yang Percaya Diri”

Gambar 23. Guru memperlihatkan macam- Gambar 24. Guru mengenalkan judul buku cerita
macam anggota tubuh bergambar pada siswa
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018 Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018
134

Gambar 25. Guru membuat peraturan bersama Gambar 26. Guru membacakan cerita dari buku
siswa cerita bergambar
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018 Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018

Gambar 27. Siswa mengantri giliran untuk Gambar 28. Siswa menceritakan inti bagian cerita
menyampaikan kembali inti bagian cerita di di depan kelas
depan kelas Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018

Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018 Gambar 30.


Pemberian reward berupa bintang
Gambar 29. Siswa menjawab pertanyaan dari
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018
guru
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018
Lampiran 13 Surat Keputusan Pembimbing Skripsi

SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS PURWAKARTA
Nomor : 060 /UN40.C4.5/KM/2018

TENTANG
PENGANGKATAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI
PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI

Memperhatikan : 1. Permohonan Ketua Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini
tentang Penyelenggaraan bimbingan penulisan Skripsi S-1 PGPAUD
2. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia Tahun 2015.

Menimbang : a. Bahwa untuk memperlancar mahasiswa Prodi PGPAUD. UPI Kampus


Purwakarta membuat Skripsi, maka perlu menetapkan Dosen-dosen
Prodi PGPAUD UPI Kampus Purwakarta untuk menjadi pembimbing
b. Bahwa untuk kepentingan tersebut perlu mengangkat dosen sebagai
pembimbing skripsi

Mengingat : 2.
1. Undang-Undang Nomor 20 12 Tahun 2003
2012 tentang Sistem Pendidikan
Pendidikan Tinggi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496)
sebagaimana telah diubah Kedua Kalinya dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2014 tentang Statuta Universitas
Pendidikan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5509);
6. Ketetapan Majelis Wali Amanat Nomor 021/TAP/MWA UPI/2010
tentang Penetapan Rencana Strategis (RENSTRA) Universitas
Pendidikan Indonesia 2011-2015);
7. Peraturan Majelis Wali Amanat Nomor 03/PER/MWA UPI/2015 tentang
Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 2014 tentang
Statuta Universitas Pendidikan Indonesia sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Majelis Wali Amanat Nomor 06/PER/MWA
UPI/2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Majelis Wali Amanat
Nomor 03/PER/MWA UPI/2015 tentang Peraturan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 2014 tentang Statuta Universitas
Pendidikan Indonesia;
8. Ketetapan Majelis Wali Amanat Nomor 003/MWA UPI/2014 tentang
Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Universitas
Pendidikan Indonesia Tahun 2015;
9. Keputusan Majelis Wali Amanat Nomor 10/KEP/MWA UPI/2015
tentang Pemberhentian Rektor Universitas Pendidikan Indonesia 2010-
2015 dan Pengangkatan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia 2015-
2020;
10. Peraturan Rektor Nomor 0001/UN40/HK/2015 tentang Pedoman
Implementasi Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT)
Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2015;
11. Peraturan Rektor Nomor 6489/UN40/HK/2015 tentang Pedoman
Struktur Organisasi dan Tata Cara Kerja Universitas Pendidikan
Indonesia;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : Mengangkat Dosen sebagai pembimbing penulisan skripsi dengan tugas
membimbing Mahasiswa yang namanya tercantum dalam lampiran Surat
keputusan ini.
Kedua : Pembimbing bertugas melaksanakan bimbingan dalam penyusunan skripsi
mulai dari awal sampai ujian sidang skripsi
Ketiga : Dosen yang ditunjuk sebagai Pembimbing adalah dosen yang namanya
tercantum dalam lampiran Surat keputusan ini.
Keempat : Keputusan ini berlaku sesuai dengan tanggal ditetapkan, sampai dengan
berakhirnya semester genap tahun akademik 2015/2016, jika dalam surat
keputusan ini terdapat kekeliruan,Maka akan diperbaiki kembali
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Purwakarta
Pada tanggal : 15 Januari 2018
Direktur.

Drs.Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D


NIP.19610112 198703 1 003

Tembusan :
1. Ketua Program Studi S1 PGPAUD UPI Kampus Purwakarta
2. Kasi Akademik dan Kemahasiswaan UPI Kampus Purwakarta
3. Kasi SDM dan Keuangan UPI Kampus Purwakarta
4. Kasi AFTIK UPI Kampus Purwakarta
Lampiran
5. Arsip : Surat Keputusan Direktur UPI Kampus Purwakarta
Lampiran No.:060 /UN.40.C4.5/KM/2018
Surat Keputusan
Tentang Daftar Nama Peserta Bimbingan Skripsi
NO NIM NAMA MAHASISWA PEMBIMBING JUDUL S
Penerapan Pembelajaran B
1. Dr.Suci Utami Putri.,M.Pd
1 1407126 Nur Misbahul Latifah based learning) untuk Men
2. Hayani Wulandari.,M.Pd
Kreativitas Anak Usia Din
Penerapan Pembelajaran B
1. Dr.Suci Utami Putri.,M.Pd
2 1407205 Anggun Priyatin based learning) untuk Me
2. Hayani Wulandari.,M.Pd
bahasa pada Anak Usia Di
1. Dr.Suci Utami Putri.,M.Pd Mengembangkan motorik
3 1404474 Anis Lestari
2. Hayani Wulandari.,M.Pd melalui kegiatan bermain b
Penerapan kegiatan percob
1. Dr.Suci Utami Putri.,M.Pd
4 1401839 Melya Husna untuk meningkatkan kema
2. Hayani Wulandari.,M.Pd
anak
Mengembangkan Aspek so
1. Dr.Suci Utami Putri.,M.Pd
5 1406254 Maya Sapitri melalui Model Pembelajar
2. Hayani Wulandari.,M.Pd
learning
1. Dr.Suci Utami Putri.,M.Pd Pengaruh konsumsi Makan
6 1400303 Ulfah fauziyyah
2. Hayani Wulandari.,M.Pd Konsentrasi belajar Anak U

1. Dr.Suci Utami Putri.,M.Pd Upaya mengembangkan kr


7 1400435 Neng Supriyatni
2. Hayani Wulandari.,M.Pd tahun melalui kegiatan ber

1. Dra.Hj.Tati Sumiati,S.Pd,M.Pd Hubungan Status Sosial Ek


8 1406512 Fornita R Panggabean
2. H.Suprih Widodo, S.Si,MT terhadap Self-Esteem Anak

1. Dra.Hj.Tati Sumiati,S.Pd,M.Pd Pengaruh pembelajaran Re


9 1403308 Nurul Septiani
2. H.Suprih Widodo, S.Si,MT Terhadap Motivasi Belajar

N
NIM NAMA MAHASISWA PEMBIMBING JUDUL S
O
1. Dra.Hj.Tati Sumiati,S.Pd,M.Pd Pengaruh Peer Group terh
10 1407205 Aan Annisa
2. H.Suprih Widodo, S.Si,MT interpersonal anak usia din

1. Dra.Hj.Tati Sumiati,S.Pd,M.Pd Pengaruh bermain peran te


11 1407192 Delia Benazir Intani
2. H.Suprih Widodo, S.Si,MT komunikasi sosial anak us

1. Dra.Hj.Tati Sumiati,S.Pd,M.Pd Hubungan Pola asuh perm


12 1406207 Larasita Nurlinayati
2. H.Suprih Widodo, S.Si,MT intrapersonal anak usai 5-6
Pengaruh Permainan Trad
1. Dra.Hj.Tati Sumiati,S.Pd,M.Pd
13 1403473 Luhung Kawuryaning P terhadap perkembangan so
2. H.Suprih Widodo, S.Si,MT
usia 4-5 tahun.
1. Dra.Hj.Tati Sumiati,S.Pd,M.Pd Hubungan Pola asuh orang
14 1407062 Mutia Nur Farida
2. Drs.H.Nahrowi Adjie,S.Pd,M.Pd kedisiplinan anak usia 5-6
Upaya Meningkatkan kem
1. Drs.H.Nahrowi Adjie,S.Pd,M.Pd
15 1407142 Anisa Aulia usia 5 -6 tahun melalui be
2. Finita Dewi,S.S.MA
berkelompok
Meningkatkan perkemban
1. Drs.H.Nahrowi Adjie,S.Pd,M.Pd
16 1401058 Desilia Pangestu anak usia dini melalui met
2. Finita Dewi,S.S.MA
media buku cerita bergam
1. Drs.H.Nahrowi Adjie,S.Pd,M.Pd Meningkatkan Perkemban
17 1406536 Elvin Lailatul Azizah
2. Finita Dewi,S.S.MA Usia Dini melalui kegiatan

1. Drs.H.Nahrowi Adjie,S.Pd,M.Pd Meningkatkan Perkemban


18 1400749 Kurniawati
2. Finita Dewi,S.S.MA usia dini melalui permaina
Implementasi kegiatan Be
1. Finita Dewi,S.S.MA
19 1405471 Aini Insani Dangiangsari mengembangkan keteramp
2. Drs.H.Nahrowi Adjie,S.Pd,M.Pd
anak usia dini
1. Finita Dewi,S.S.MA Penggunaan media flashca
20 1400162 Novi Hidayati
2. Drs.H.Nahrowi Adjie,S.Pd,M.Pd pengenalan literasi awal an
N
NIM NAMA MAHASISWA PEMBIMBING JUDUL S
O
Metode Bercakap-cakap s
1. Finita Dewi,S.S.MA
21 1406234 Wahyu Isti Nurmala pengembangan keterampil
2. Drs.H.Nahrowi Adjie,S.Pd,M.Pd
dini
Penggunaan media kartu
1. Finita Dewi,S.S.MA
22 1406255 Vivi Alvionita untuk kemampuan memba
2. Drs.H.Nahrowi Adjie,S.Pd,M.Pd
Kelompok B
1. Dr.Suci Utami Putri.,M.Pd Mengembangkan sosial em
23 1400585 Lela Agustini
2. Hayani Wulandari, M.Pd melalui kegiatan belajar be
1. Hayani Wulandari, M.Pd
Kemampuan Kreativitas a
24 1401191 Enur Nurjanah 2. Dr.Suci Utami Putri.,M.Pd
metode bermain finger pa

R. Dara Mustika Fauziah 1. Hayani Wulandari, M.Pd Strategi pengoptimalan pe


25 1406290
DP. 2. Dr.Suci Utami Putri.,M.Pd usia 5-6 tahun melalui ger
1. Hayani Wulandari, M.Pd
Peningkatan Kreativitas an
26 1400737 Khairunnisa Hidayah 2. Dr.Suci Utami Putri.,M.Pd
metode bermain permaina
1. Hayani Wulandari, M.Pd
Meningkatkan kecerdasan
27 1400137 Dwi Rahayu Lestari 2. Dr.Suci Utami Putri.,M.Pd
dini melalui kegiatan gera

1. Hayani Wulandari, M.Pd Peningkatan motorik kasa


28 1400729 Tanti yulia
2. Dr.Suci Utami Putri.,M.Pd kreasi pada anak usia dini
1. Hayani Wulandari, M.Pd Penggunaan metode berny
29 1407201 Lelih Mar`ah Solihah 2. Dr.Suci Utami Putri.,M.Pd meningkatkan kemampua
5 tahun
Mendongeng interaktif seb
1. Finita Dewi,S.S.MA
30 1405034 Dewi Nurhasanah mengembangkan kemamp
2. Idat Muqodas, M.Pd.
usia dini
Pengaruh metode bercerita
1. Finita Dewi,S.S.MA
31 1401114 Dian Nuralfiah Mulyati media terhadap keterampi
2. Idat Muqodas, M.Pd
kelompok B
N
NIM NAMA MAHASISWA PEMBIMBING JUDUL SKRIPSI
O
1. Finita Dewi,S.S.MA
32 1400662 Fatimah Kegiatan show and tell da
2. Idat Muqodas, M.Pd
keterampilan bebicara pad
Pengaruh tokoh dalam cer
1. Idat Muqodas, M.Pd
33 1407199 Dinda Zahratunnisa pop-up book terhadap kar
2. Finita Dewi,S.S.MA
dini
Pengaruh metode dialogic
1. Idat Muqodas, M.Pd
34 1407153 Haerumitha Rosadi media pop-up book terhad
2. Finita Dewi,S.S.MA
berbicara anak usia 4-5 Ta
Pengaruh metode bercerita
1. Idat Muqodas, M.Pd
35 1407061 Hanis Aprilantinas pop-up book terhadap peri
2. Finita Dewi,S.S.MA
dini
Mengenal Bilangan untuk
1. H.Suprih Widodo, S.Si,MT
36 1401357 Dede Nurul Aini melalui bermain Balok Cu
2. Dra.Hj.Tati Sumiati,S.Pd,M.Pd
insani
Kemampuan Mengklasifik
1. H.Suprih Widodo, S.Si,MT
37 1405036 Dinny Asyifa Fadillah berdasarkan warna, bentuk
2. Dra.Hj.Tati Sumiati,S.Pd,M.Pd
usia 5-6 tahun
Perkembangan kemampua
1. H.Suprih Widodo, S.Si,MT
38 1403465 Siti Laila Qaled melalui kegiatan meronce
2. Dra.Hj.Tati Sumiati,S.Pd,M.Pd
tahun di tk X
Kemampuan Mengenal an
1. H.Suprih Widodo, S.Si,MT
39 1403434 Dinar Eka Junia 4-5 tahun melalui permain
2. Dra.Hj.Tati Sumiati,S.Pd,M.Pd
di taman kanak-kanak
Kemampuan mengenal an
1. H.Suprih Widodo, S.Si,MT
40 1401276 Purnama melalui permainan ular tan
2. Dra.Hj.Tati Sumiati,S.Pd,M.Pd
kanak
1. H.Suprih Widodo, S.Si,MT Bermain Dadu untuk Peng
41 1400372 Septiani larasati rahayu
2. Dra.Hj.Tati Sumiati,S.Pd,M.Pd Anak usia Dini kelompok

1. H.Suprih Widodo, S.Si,MT Mengenal angka dan warn


42 1403316 Yuliani Restia A
2. Dra.Hj.Tati Sumiati,S.Pd,M.Pd balok angka susun
N
NIM NAMA MAHASISWA PEMBIMBING JUDUL SKRIPSI
O
1. Drs.H.Nahrowi Adjie,S.Pd,M.Pd Peningkatan kemampuan m
43 1403173 Santi Damayanti
2. Idat Muqodas, M.Pd. Geometri melalui permain

1. Drs.H.Nahrowi Adjie,S.Pd,M.Pd Peningkatan Kreativitas A


44 1406806 Leni Riyanti
2. Idat Muqodas, M.Pd. Kegiatan meronce
Meningkatkan keterampila
1. Drs.H.Nahrowi Adjie,S.Pd,M.Pd
45 1406481 Windi Rizki Listiani melalui metode bermain p
2. Idat Muqodas, M.Pd.
boneka jari
1. Drs.H.Nahrowi Adjie,S.Pd,M.Pd Peningkatan perkembanga
46 1403335 Nadya Choriah A
2. Idat Muqodas, M.Pd. usia 4-5 tahun melalui orig

1. Idat Muqodas, M.Pd. Pengaruh kegiatan bermai


47 1407203 Marwah Solihah
2. Drs.H.Nahrowi Adjie,S.Pd,M.Pd perkembangan motorik ha
1. Idat Muqodas, M.Pd. Pengaruh Play Therapy te
48 1405009 Nurjamalia
2. Drs.H.Nahrowi Adjie,S.Pd,M.Pd Prososial Anak Usia Dini

1. Idat Muqodas, M.Pd. Pengaruh Play Therapy te


49 1404952 Kirey Megumi
2. Drs.H.Nahrowi Adjie,S.Pd,M.Pd interpersonal anak usia di

1. Idat Muqodas, M.Pd. Pengaruh permainan tradis


50 1406480 Vina Meida
2. Drs.H.Nahrowi Adjie,S.Pd,M.Pd keterampilan motorik kasa

Mengetahui
Direktur
UPI Kampus Purwakarta

Drs. Turmudi,M.Ed.M.Sc,Ph.D.
NIP. 19610112 198703 1 003
Lampiran 14 Kartu Bimbingan Skripsi
Lampiran 15 Surat Izin Penelitian
Lampiran 16 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Desilia Pangestu, dilahirkan di Purwakarta pada


tanggal 16 Mei 1996, dari seorang ibu yang bernama
Iroh Rohimah dan seorang ayah yang bernama Djoko
Wahyudi. Penulis merupakan anak pertama dari dua
bersaudara. Penulis saat ini tinggal di Jl. Anggrek II rt
024/ 003 Kelurahan Nagrikaler Kecamatan Purwakarta
Kabupaten Purwakarta. Pendidikan yang telah
ditempuh dimulai dari Sekolah Dasar (SD) selama 6
tahun di SDN 19 Nagrikaler lulus tahun 2008, kemudian melanjutkan ke Sekolah
Menengah Pertama (SMP) selama 3 tahun di SMP N 7 Purwakarta lulus tahun
2011, setelah itu penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
selama 3 tahun di SMK N 2 Purwakarta dengan mengambil jurusan Rekayasa
Perangkat Lunak (RPL) lulus tahun 2014 dan sekarang penulis sedang
menyelesaikan studi di Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) Strata 1
(S1). Beasiswa yang pernah diperoleh oleh penulis diantaranya beasiswa
Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) Kampus pada tahun 2016 dan beasiswa
Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) Dikti tahun 2017. Pengalaman organisasi
penulis diantaranya PMR pada tingkat SMP, Kesenian Angklung pada tingkat
SMK, dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) periode tahun 2015 dan 2016
serta UKM Kubus (Kumpulan Barudak Seni) di UPI Kampus Purwakarta.
Demikian riwayat hidup dari penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat
khususnya bagi penulis penelitian dan umumnya bagi yang membaca skripsi ini.

Anda mungkin juga menyukai