SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh :
DESILIA PANGESTU
NIM. 1401058
DESILIA PANGESTU
NIM. 1401058
Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi PGPAUD
DESILIA PANGESTU
NIM. 1401058
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “MENINGKATKAN
PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI MELALUI
METODE BERCERITA DENGAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
strata satu (S1) pada jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D., selaku Direktur Universitas
Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta;
2. Dr. H. Agus Muharam, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Direktur Universitas
Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta;
3. Dr. Suci Utami Putri, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Universitas
Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta;
4. Drs. H. Nahrowi Adjie, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing
Akademik dan Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu,
pikiran dan perhatian dalam penulisan skripsi ini;
5. Finita Dewi, S.S., M.A., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, pikiran dan perhatian dalam penulisan skripsi ini;
6. Titi Fatimah, S.Pd, selaku Kepala Sekolah salah satu TK di Kecamatan/
Kabupaten Purwakarta yang telah memberikan izin penelitian;
7. Siti Hodijah, S.Pd., selaku Guru Kelompok A salah satu TK di Kecamatan/
Kabupaten Purwakarta yang telah meluangkan waktu untuk membantu
proses penelitian;
8. Ayahanda tercinta Djoko Wahyudi dan ibunda tercinta Iroh Rohimah yang
senantiasa mendo’akan dan mendukung saya selama ini dengan penuh
kasih sayang;
9. Seluruh keluarga besar saya yang senantiasa mendo’akan dan mendukung
saya;
10. Teman-teman PGPAUD angkatan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Kampus Purwakarta, terima kasih untuk kebersamaan serta dukungannya
selama ini;
1
11. Teman-teman angkatan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Kampus
Purwakarta yang senantiasa mendukung saya;
12. Adik-adik tingkat PGPAUD serta PGSD Universitas Pendidikan Indonesia
Kampus Purwakarta yang senantiasa mendukung saya;
13. Sahabat-sahabatku terkasih Irsalina Alwani, Anggraeni Ratna, Tita Nur
Azizah, Rima Soleha dan lainnya yang senantiasa memberi semangat dan
mendukung saya;
14. Sahabat-sahabat di DPM angkatan 2015 dan 2016 yang senantiasa
memberi semangat serta mendukung saya;
15. Sahabat-sahabat seperjuangan di KUBUS angkatan 2016 yang senantiasa
memberi semangat dan mendukung saya;
16. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih
banyak.
Saya dapat menyelesaikan skripsi ini, semata-mata berkat pertolongan Allah SWT
melalui mereka. Hanya Allah SWT yang mampu membalas sebaik-baiknya
pemberi balasan. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Desilia Pangestu
ii
MENINGKATKAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK
USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA BUKU
CERITA BERGAMBAR
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok A Salah Satu Taman Kanak-kanak di
Kecamatan/ Kabupaten Purwakarta)
Oleh :
DESILIA PANGESTU
NIM. 1401058
ABSTRAK
3
IMPROVING THE DEVELOPMENT SOCIAL EMOTIONAL OF EARLY
CHILDHOOD THROUGH THE STORYTELLING METHOD USING
PICTORIAL STORY BOOK MEDIA
(Classroom Action Research in group A one of the kindergarten in Purwakarta)
DESILIA PANGESTU
NIM. 1401058
ABSTRACT
This research was based on the problem of children social emotional development which
have not optimally increased in one of the kindergarten in Purwakarta. Such as not
having the confident to speak and answer question verbally in front of their friends, have
not been able to wait patiently for their turn, have not been able to built a respectful
attitude to their friends, etc. Therefore, the purpose of this research are to determine the
children social emotional development before and after the implementation of the
storytelling method using pictorial story book, and the improvement of children social
emotional development using storytelling method with pictorial story book. The design of
this research is quantitative classroom action research. The instruments that had been
used are observation sheets and documentation. The model of classroom action research
are Kemmis and Mc Taggart which consists of several cycles, where each cycle consists
of planning, action, observation and reflection. Based on the research, the results
showed that the children social emotional development (group A) before applying the
action is amount 32,5% which meets the criteria begin to develop with average of 6,5.
After applying the storytelling method with pictorial story book, in the cycle I is 58,25%
with the average of 11,65 which meets the expected development criteria and in cycle II is
83,5% with the average of 16,7 and the children who undergo the increased are 8
children which have very well development criteria. It can concluded that the method of
storytelling with pictorial story book media can improve the social emotional
development of early childhood by 83,5% with the average og 16,7 and the children who
enter the criteria develop very well as 8 children.
4
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK..............................................................................................................iii
ABSTRACT..............................................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
5
2.2.2 Pengertian Media Buku Cerita Bergambar............................................15
4.3 Pembahasan..................................................................................................61
5.1 Kesimpulan..............................................................................................66
5.2 Implikasi..................................................................................................67
5.3 Rekomendasi...........................................................................................68
6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................69
LAMPIRAN - LAMPIRAN...................................................................................72
7
DAFTAR TABEL
Tabel Halama
Gambar Halama
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)...................73
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).........................75
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Untuk Siswa.......................................95
Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Untuk Guru........................................97
Lampiran 5 Hasil Observasi Perkembangan Sosial Emosional Pra Tindakan.......98
Lampiran 6 Hasil Observasi Perkembangan Sosial Emosional Siklus I
Pertemuan I..........................................................................................................103
Lampiran 7 Hasil Observasi Perkembangan Sosial Emosional Siklus I
Pertemuan II.........................................................................................................108
Lampiran 8 Hasil Observasi Perkembangan Sosial Emosional Siklus II
Pertemuan I..........................................................................................................113
Lampiran 9 Hasil Observasi Perkembangan Sosial Emosional Siklus II
Pertemuan II.........................................................................................................118
Lampiran 10 Hasil Rekapitulasi Perkembangan Sosial Emosional Anak............123
Lampiran 11 Hasil Observasi Aktifitas Guru......................................................128
Lampiran 12 Dokumentasi...................................................................................132
Lampiran 13 Surat Keputusan Pembimbing Skripsi............................................137
Lampiran 14 Kartu Bimbingan Skripsi................................................................145
Lampiran 15 Surat Izin Penelitian.......................................................................148
Lampiran 16 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian..............................149
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Pada penulisan skripsi ini disusun berdasarkan pedoman karya tulis ilmiah
Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2017. Struktur penulisan skripsi ini
terdiri dari :
BAB I. Pendahuluan, yang terdiri dari : (1.1). Latar Belakang Penelitian, (1.2).
Rumusan Masalah, (1.3). Tujuan Penelitian, (1.4). Manfaat Penelitian, (1.5).
Struktur Penulisan Skripsi.
BAB II. Kajian Pustaka, yang didalamnya berisi tentang : (2.1). Perkembangan
sosial emosional, yang terdiri dari : (2.1.1). Pola perilaku sosial dan emosi pada
masa kanak-kanak, (2.1.2). Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
sosial emosional, (2.1.3). Standar tingkat pencapaian perkembangan sosial
emosional anak usia 4-5 tahun, (2.2). Metode bercerita, yang terdiri dari : (2.2.1).
Langkah-langkah dalam metode bercerita, (2.2.2). Pengertian media buku cerita
bergambar, (2.2.3). Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam membacakan
cerita, (2.2.4). Jenis-jenis cerita, (2.2.5). Manfaat cerita bagi anak, (2.3). Contoh
Cerita, (2.4). Penelitian yang relevan.
BAB III. Metode Penelitian, yang terdiri dari : (3.1). Desain penelitian, (3.2).
Prosedur penelitian, (3.3). Lokasi dan subjek penelitian, (3.4). Instrumen
penelitian, (3.5). Analisis data.
BAB IV . Temuan dan Pembahasan, yang terdiri dari : (4.1). Deskripsi lokasi
penelitian, yang terdiri dari : (4.1.1). Karakteristik pendidik dan (4.1.2).
Karakteristik siswa, (4.2). Temuan dan deskripsi hasil penelitian, yang terdiri dari
: (4.2.1). Temuan dan pelaksanaan siklus I pertemuan I, (4.2.2). Temuan dan
pelaksanaan siklus I pertemuan II, (4.2.3). Temuan dan pelaksanaan siklus II
pertemuan I, (4.2.4). Temuan dan pelaksanaan siklus II pertemuan II, (4.3).
Pembahasan.
BAB V. (5.1). Kesimpulan, (5.2). Implikasi dan (5.3). Rekomendasi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
tersebut untuk dapat menerima pengakuan atau penerimaan terhadap diri anak itu
sendiri dalam lingkungan sosial. Selanjutnya pola perilaku sosial pada masa
kanak-kanak yang kedua adalah persaingan. Persaingan yang baik merupakan
suatu dorongan atau stimulus bagi anak untuk dapat berusaha dengan sebaik-
baiknya serta semaksimal mungkin untuk meningkatkan perkembangan sosial
anak dilingkungan sosialnya. Namun, apabila persaingan yang tidak baik yaitu
dorongan atau stimulus bagi anak yang diekspresikan dengan sebuah pertengkaran
atau perkelahian, maka akan berdampak buruk bagi perkembangan sosial anak itu
sendiri dalam lingkungan sosialnya.
Lalu pola perilaku sosial yang ketiga adalah kerjasama. Kerjasama
merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan perkembangan sosial anak.
Dengan melakukan kerjasama secara baik dengan teman sebayanya serta
intensitas perilaku kerjasama yang baik, maka peningkatan perkembangan sosial
anak berkembang dengan baik didalam lingkungan sosialnya. Selanjutnya pola
perilaku sosial yang empat adalah simpati. Anak usia dini pun dapat
mengekspresikan perilaku simpati kepada teman sebayanya dengan cara berusaha
menolong atau menghibur seseorang (teman sebayanya) yang sedang bersedih.
Sedangkan pola perilaku sosial empati merupakan kemampuan menempatkan diri
dalam posisi dan situasi orang lain serta mengahayati perasaan orang lain tersebut.
Hal ini dapat berkembang apabila anak dapat dengan baik memahami ekspresi
serta perasaan orang lain dengan baik.
Pola perilaku sosial yang keenam yaitu dukungan sosial yang merupakan
sikap dimana anak mendapatkan dukungan dan pengakuan dari lingkungan
sosialnya (teman sebayanya). Hal ini dapat mengembangkan rasa percaya diri
pada anak untuk dapat mengembangkan aspek perkembangan sosial saat berada
dilingkungannya. Lalu pola perilaku sosial yang ketujuh adalah membagi.
Membagi merupakan sikap dimana anak mau untuk berbagi sesuatu hal, baik itu
makanan, minuman, mainan yang ia miliki dengan orang lain atau yang dapat kita
sering lihat adalah berbagi dengan teman sebayanya. Dan pola periaku sosial yang
terakhir adalah perilaku akrab. Perilaku akrab dimulai sejak usia bayi, dimana
pada usia tersebut, perilaku kelekatan atau keakraban yang dibangun antara sang
ibu dengan anak sangatlah dekat. Hal ini yang akan dibawa oleh anak hingga ia
8
tumbuh dan membangun perilaku akrab tersebut dengan teman sebayanya yang
umum dikenal sebagai persahabatan.
Sedangkan untuk pola emosi yang umum pada masa kanak-kanak menurut
Hurlock (1980) diantaranya yaitu : (1). Amarah, (2). Takut, (3). Cemburu, (4).
Ingin Tahu, (5). Iri Hati, (6). Gembira, (7). Sedih, (8). Kasih Sayang.
Pola emosi yang pertama adalah amarah. Amarah seringkali muncul sebagai
reaksi terhadap sakit hati, frustasi, merasa terancam dan sebagainya. Menurut
Hurlock (dalam Tirtayani, dkk, 2014, hlm. 10) menyebutkan bahwa reaksi amarah
pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu :
a. Amarah yang impulsif biasanya disebut juga dengan agresi. Amarah ini
ditunjukan langsung pada orang lain atau objek lain, dapat dalam bentuk
reaksi fisik, bisa pula verbal, baik ringan maupun berat atau intens.
b. Amarah yang terhambat adalah amarah yang tidak diungkapkan karena
dikendalikan atau ditahan. Biasanya anak-anak bereaksi dengan bersikap
menarik diri, melarikan diri dari anak-anak lainnya atau orang dewasa.
Serta umumnya anak bersikap lesu, masa bodoh atau tidak berani.
Pola emosi yang kedua adalah takut. Takut merupakan perasaan dimana anak
merasakan reaksi emosi yang bisa disebabkan oleh berbagai macam hal.
Berkenaan dengan rasa takut, Menurut Hurlock (dalam Tirtayani, dkk, 2014, hlm.
10-11) menyebutkan bahwa reaksi emosi yang berdekatan dengan reaksi takut,
yaitu :
a. Shyness (rasa malu), merupakan reaksi takut yang ditandai dengan “rasa
segan” untuk berjumpa dengan orang dianggap asing oleh anak.
b. Embarrassment (merasa tidak mampu atau malu untuk melakukan sesuatu
hal), merupakan reaksi takut dari akan adanya penilaian orang lain
terhadapnya. Dimana hal ini anak merasa takut untuk melakukan sesuatu
karena takut dihukum orang dewasa apabila melakukan suatu hal tersebut.
c. Anxiety (cemas), merupakan reaksi rasa takut yang tidak jelas dan hanya
dirasakan oleh anak sendiri karena sifatnya subjektif.
Selanjutnya pola emosi yang ketiga yaitu cemburu yang merupakan reaksi
yang terjadi karena hilangnya rasa kasih sayang, baik kehilangan rasa kasih
sayang yang secara nyata terjadi maupun yang hanya sekedar dugaan anak saja.
Hal ini biasanya sering terjadi dirumah, seperti lahirnya seorang adik baru yang
9
membuat anak merasakan cemburu karena ayah dan ibu selalu memperhatikan
adik kecil tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan rasa cemburu ini muncul
dilingkungan sosial anak. Selanjutnya pola emosi yang keempat adalah rasa ingin
tahu. Rasa ingin tahu adalah salah satu pola emosi yang merupakan perilaku yang
khas terjadi pada anak usia dini. Sebab pada masa ini, anak merasa senang dan
menarik baginya untuk bereksplorasi dengan lingkungan sekitarnya. Rasa ingin
tahu dapat melibatkan emosi kegembiraan dalam diri anak, terutama jika
diperkenalkan dengan sesuatu hal yang baru serta menarik baginya.
Pola emosi kelima yang kita kenal dengan iri hati merupakan reaksi emosi
anak dimana tidak diperolehnya perhatian yang diharapkan sebagaimana yang
diperoleh oleh teman-teman sebayanya. Iri hati ini muncul karena rasa
ketidakpercayaan terhadap dirinya sendiri. Selain itu pola emosi yang keenam
adalah gembira. Gembira yang merupakan reaksi emosi yang menyenangkan.
Rasa gembira biasanya timbul apabila anak mendapatkan apa yang ia inginkan
atau suatu keadaan atau kondisi yang anak harapkan.
Selanjutnya pola emosi yang ketujuh yaitu sedih yang merupakan reaksi
emosi yang muncul biasanya disebabkan oleh adanya dorongan perasaan
kehilangan atau ditinggalkan terutama oleh orang yang disayangi anak. Rasa sedih
pun dapat muncul karena anak merasakan perasaan kecewa atau ketidakberhasilan
yang menimpa anak. Namun tidak hanya itu, rasa sedih muncul karena berbagai
macam penyebab lainnya. Dan pola emosi yang terakhir adalah kasih sayang yang
merupakan suatu reaksi emosi yang positif. Dimana dengan adanya reaksi kasih
sayang, emosi dan kepribadian anak akan berkembang baik. Yaitu dapat
meningkatkan rasa percaya diri anak, kemauan untuk membantu teman
sebayanya, bersikap sopan terhadap orang lain dan sebagainya.
Pola tersebut saling berhubungan dalam perkembangan sosial emosional.
Menurut Kostenik (1991) dalam Tirtayani, dkk (2014, hlm. 30) yang
menyebutkan bahwa perkembangan sosial emosional yang dikembangkan saat
usia dini diantaranya yaitu rasa percaya diri, sabar menunggu giliran, menghargai
orang lain, mematuhi peraturan dan lain sebagainya.
Pada bagian kesadaran diri, beberapa tingkat pencapaiannya terdiri dari : (1).
Menunjukan sikap mandiri dalam memilih kegiatan, (2). Mengendalikan perasaan,
(3). Menunjukan rasa percaya diri, (4). Memahami peraturan dan disiplin, (5).
Memiliki sikap gigih (tidak mudah menyerah), dan (6). Bangga terhadap karya
sendiri. Pada bagian rasa tanggungjawab terhadap diri sendiri dan orang lain,
beberapa tingkat pencapaiannya terdiri dari : (1). Menjaga diri sendiri dan
lingkungannya, (2). Menghargai keunggulan orang lain, (3). Mau berbagi,
menolong dan membantu teman. Dan yang terakhir pada bagian perilaku
prososial, beberapa tingkat pencapaiannya terdiri dari : (1). Menunjukan
12
Buku cerita bergambar adalah buku yang menampilkan gambar dan teks.
Keduanya saling menjalin baik, gambar maupun teks secara sendiri belum
cukup untuk mengungkapkan cerita secara lebih mengesankan, dan
keduanya saling membutuhkan untuk saling mengisi dan melengkapi.
Ilustrasi merupakan gambar dari bagian cerita, hal itu dapat berupa tokoh-
tokoh dalam cerita, latar cerita dan sebagainya serta didalamnya tidak terlepas dari
adanya teks tertulis yang berisi alur cerita. Karakter ilustrasi dalam buku cerita
dapat berupa manusia atau binatang. Buku cerita bergambar yang baik didalamnya
memuat elemen instrinsik sastra, seperti alur , struktur yang baik, karakter yang
baik, perubahan gaya, latar, dan tema yang menarik. Buku cerita bergambar dapat
mengembangkan komunikasi lisan, mengembangkkan proses berpikir kognitif,
ungkapan perasaan, meningkatkan kepekaan seni serta dapat menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan untuk anak. Pernyataan tersebut diperkuat oleh
Sudiyah (2014, hlm. 3) yang menyatakan bahwasannya buku cerita bergambar
dapat menjadi salah satu media untuk menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan untuk anak.
Maka dapat disimpulkan bahwa buku cerita bergambar merupakan buku yang
didalamnya terdapat gambar dan teks tertulis yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain (saling keterkaitan). Gambar didalam buku cerita bergambar dapat
berupa tokoh-tokoh dalam buku cerita bergambar, latar dan sebagainya. Teks
tertulis didalamnya terdapat alur cerita yang sesuai dengan ilustrasi/gambar pada
buku cerita. Buku cerita bergambar dapat menjadi salah satu media untuk
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan untuk anak.
2.2.3 Teknik-teknik Yang Dapat Digunakan Dalam Membacakan Cerita
16
Menurut Risaldy (2014, hlm. 78-79), teknik-teknik yang bisa digunakan guru
dalam membacakan cerita, yaitu : (1). Membaca langsung dari buku cerita, (2).
Bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar dari buku, (3). Menceritakan
cerita, (4). Bercerita dengan papan flanel, (5). Bercerita dengan menggunakan
media, (6). Dramatisasi suatu cerita, dan (7). Bercerita sambil memainkan jari-jari.
Sedangkan menurut Moeslichatoen R. (2004, 158) menjelaskan bahwa ada
beberapa macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru dapat
membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar, papan
flanel, boneka, serta bermain peran dalam satu cerita.
2.2.4 Jenis-jenis Cerita
Jenis-jenis cerita menurut Fauziddin (2014) menyebutkan jenis-jenis cerita
ditinjau dari cara penyampaiannya cerita dapat dikategorikan menjadi 2 jenis,
yaitu (1). Bercerita tanpa menggunakan alat dan (2). Bercerita dengan
menggunakan alat. Bercerita tanpa menggunakan alat merupakan teknik bercerita
yang hanya mengandalkan organ tubuh seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh dan
suara. Sedangkan bercerita dengan menggunakan alat, meliputi menggunakan alat
peraga langsung (alami) dan alat peraga tidak langsung (buatan).
Jenis-jenis cerita ditinjau dari materi yang disampaikan kepada anak-anak,
yaitu : (1). Cerita para nabi, (2). Cerita para sahabat, ulama, dan orang –orang
saleh, (3). Cerita raja-raja, (4). Cerita fabel, dan (5). Cerita kehidupan sosial
sehari-hari.
Sedangkan menurut Santoso (2008, hlm. 12-13) menyebutkan bahwa jenis-
jenis buku cerita untuk anak 4-5 tahun yaitu : buku cerita fantasi, cerita rakyat dan
dongeng. Pada alur cerita yang sederhana. Misalnya seperti buku cerita “Itik si
Buruk Rupa”. Tidak terlepas dari jenis-jenis cerita untuk anak usia dini terutama
anak usia 4-5 tahun , didalamnya harus memuat tentang pesan yang bermakna
tetapi dengan alur cerita yang sederhana dan dapat dimengerti oleh anak pada usia
itu, baik saat penyampaiannya dengan alat peraga maupun tanpa alat peraga.
2.2.5 Manfaat Cerita Bagi Anak
Cerita dapat berpengaruh pada pola pikir dan wawasan berpikir anak, terutama
dalam mengembangkan aspek sosial emosional anak. Menurut Fauziddin (2014)
menyebutkan secara umum beberapa manfaat cerita bagi anak adalah sebagai
17
berikut : (1). Mengembangkan sikap mental yang sesuai dengan ajaran agama, (2).
Memahami perbuatan yang terpuji dan yang tercela, (3). Menyiapkan anak dapat
hidup sebagai makhluk sosial dalam masyarakat, (4). Mengembangkan
kemampuan untuk berimajinasi logis dan sistematis, (5). Mengubah sikap anak
untuk dapat memahami diri sendiri dan lingkungannya, serta (6). Membentuk
akhlak yang mulia.
Sedangkan menurut Musfiroh (2005, hlm. 95-115) dalam Yunita (2014, hlm.
27-29) menyebutkan manfaat cerita bagi anak adalah : (1). Membantu
pembentukan pribadi dan moral anak, (2). Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan
fantasi, (3). Memacu kemampuan verbal anak, (4). Merangsang minat menulis
anak, (5). Merangsang minat baca anak dan membuka cakrawala pengetahuan
anak.
Maka dapat disimpulkan bahwa manfaat cerita bagi anak yaitu dapat
membantu dan mengembangkan moral serta akhlak mulia anak, mengembangkan
imajinasi anak, mengembangkan kemampuan verbal anak, dapat mempersiapkan
anak sebagai makhluk sosial dan membuka pengetahuan anak sejak dini.
2.3 Contoh Cerita
Berikut contoh cerita yang digunakan dalam penelitian :
1. Buku cerita bergambar yang berjudul “Kontes Menyanyi Putri Ana”
Gambar 2. 1
Buku Cerita Bergambar “Kontes Menyanyi Putri Ana”
Tokoh cerita :
1) Putri Ana
2) Putri Liza
3) Rakyat Istana
Sinopsis cerita :
Putri ana jarang sekali keluar istana, seperti teman-temannya. Karena ia
merasa tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya yang gemuk. Namun, pada hari
18
itu temannya, putri liza datang mengajak putri ana untuk mengikuti kontes
menyanyi didekat istana, karena merasa putri ana memiliki suara yang bagus.
Pada awalnya putri ana menolak, tetapi putri liza terus meyakinkan dan putri ana
pun setuju mengikuti kontes tersebut. Saat ditempat kontes, terdapat peraturan
bahwa peserta harus sabar mengantri giliran untuk masuk kedalam ruangan.
Disana putri ana melihat putri lainnya yang bertubuh lebih gemuk darinya tetapi
tetap percaya diri untuk mengikuti lomba. Rasa percaya diri putri ana pun timbul.
Putri ana naik keatas panggung dengan sikap percaya diri dengan
menyanyikan sebuah lagu dengan indah. Semua rakyat dan peserta kontes
mendengarkan dengan rasa senang dan diakhiri tepuk tangan untuk menghargai
putri ana setelah bernyanyi dengan indah. Putri ana pun bahagia karena semakin
percaya diri dengan bentuk tubuh yang dimilikinya.
2. Buku cerita bergambar yang berjudul “Ulang Tahun Lina”
Gambar 2. 2
Buku Cerita Bergambar “Ulang Tahun Lina”
Tokoh cerita :
1) Ali
2) Dimas
3) Nisa
4) Lina
Sinopsis cerita :
Hari itu dimas, nisa, dan ali berkumpul dirumah lina untuk membantu lina
menyiapkan acara ulang tahunnya. Dimas bertugas untuk membantu mendekorasi
ruangan. Nisa bertugas untuk membantu membuatkan kue dan ali bertugas
menjadi pembawa acara/MC. Namun, ali tidak percaya diri karena memiliki
bentuk tubuh yang lebih kurus dan rambut yang bergelombang. Siang itu acara
ulang tahun lina pun akan segera dimulai. Semua teman-teman lina berbaris
dengan tertib dan sabar dalam menunggu giliran untuk masuk kedalam rumah
19
lina. Ali yang bertugas sebagai pembawa acara/MC pun merasa gugup dan tidak
percaya diri untuk naik keatas panggung. Dimas dan nisa terus meyakinkan dan
mendukung bahwa ali bisa melakukannya.
Ali pun naik keatas panggung dan membawakan acara dengan baik dan
suaranya pun lantang. Semua tamu yang datang pun menghargai ali dengan
mendengarkan dengan baik dan sesekali bertepuk tangan. Setelah acara ulang
tahun selesai dan semua tamu sudah pulang. Ali mengucapkan terimakasih kepada
dimas, nisa, dan lina yang telah membantu ali untuk tampil percaya diri didepan
orang banyak. Dan mereka berempat pun tersenyum bahagia.
3. Buku cerita bergambar yang berjudul “Kisah Doni dan Lia”
Gambar 2. 3
Buku Cerita Bergambar “Kisah Doni dan Lia”
Tokoh cerita :
1) Doni
2) Lia
3) Penjual Es Krim
Sinopsis cerita :
Doni adalah seorang kakak dari seorang adik yang bernama Lia. Doni merasa
kurang percaya diri dengan bentuk tubuhnya yang pendek walaupun sebenarnya
doni memiliki bakat dalam menyanyi. Berbeda dengan adiknya lia, ia sangat
percaya diri tetapi tidak sabaran dan terkadang tidak menghargai orang lain.
Apapun yang ia inginkan harus ada dengan cepat dan terkadang tidak menghargai
orang lain walaupun dengan mengucapkan terima kasih.
Suatu hari doni mengajak lia untuk membeli es krim. Disana banyak sekali
orang mengantri untuk membeli es krim. Lia mulai tidak sabar dan mulai marah-
marah kepada doni kakaknya karena lama mengunggu. Namun, doni
mengingatkan dan memberi pengertian bahwasannya apabila kita menginginkan
20
sesuatu (es krim) dengan cepat, maka kita harus datang lebih awal untuk
mendapatkannya, dan apabila orang lain yang telah lebih dahulu tiba, maka kita
harus bersabar, yaitu sabar dalam mengantri. Lia pun mengangguk sesekali
dengan maksud memahami perkataan sang kakaknya. Dan bersikap sabar saat
menunggu giliran. Saat tiba untuk mendapatkan es krim dari sang penjual, lia
tidak mengucapkan terimakasih ataupun tersenyum ramah pada sang penjual.
Doni pun kembali mengingatkan dan memberi pengertian bahwasannya kita harus
menghargai orang lain dengan tersenyum ramah dan mengucapkan terima kasih.
Lia pun mengangguk sesekali dengan maksud memahami perkataan sang
kakaknya. Doni pun senang melihat lia sudah mulai bersikap sabar dan mau
menghargai orang lain.
Dalam perjalanan pulang, lia melihat ada lomba menyanyi lagu anak-anak
disamping lapangan didekat rumahnya. Lia pun mengajak doni untuk
mengikutinya, tetapi doni merasa tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya yang
pendek. Lia terus meyakinkan doni untuk bisa mengikuti lomba tersebut. Doni
pun akhirnya mau mengikuti lomba tersebut dan mencoba bersikap percaya diri
bernyanyi didepan banyak orang. Doni menyanyi dengan baik dan indah. Lia pun
senang dan semua penonton bertepuk tangan. Doni dan lia pun bahagia saat
sampai dirumah. Lia bahagia karena memiliki kakak yang penyabar dan
penyayang. Begitupun doni merasa bahagia karena memiliki adik yang sangat
percaya diri dan selalu menyemangati nya. Mereka senang menjadi anak yang
penyabar dan percaya diri.
Gambar 2. 4
Buku Cerita Bergambar “Dimas yang Percaya Diri”
Tokoh cerita :
1) Dimas
2) Bobi
3) Teman-teman
Sinopsis cerita :
Besok disekolah terdapat acara. Semua siswa diundang. Bobi mengajak dimas
berangkat bersama-sama besok. Dimas ingin berangkat tetapi merasa kurang
percaya diri dengan bentuk serta warna rambut yang dimilikinya karena berbeda
dengan yang lain. Tetapi bobi terus menerus mengajak dimas, hingga dimas mau
pergi ke acara itu. Esoknya, disekolah, dimas, bobi dan teman-teman lainnya
mengantri dengan sabar dan tertib untuk masuk ke aula sekolah.
Diaula sekolah, dimas melihat panggung besar. Ia ingin sekali bernyanyi
dipanggung itu tetapi ia merasa kurang percaya diri dengan bentuk serta warna
rambut yang dimilikinya. Bobi pun menghampiri dimas dan memberi nasihat serta
dukungan untuk dimas agar percaya diri bernyanyi didepan teman-teman. Dimas
pun memberanikan diri bernyanyi dipangggung dengan penuh percaya diri.
Semua teman-teman dimas mendengarkan dan bertepuk tangan. Dimas pun
bahagia. Setelah acara selesai, dimas dan bobi berjalan bersama untuk pulang
kerumah. Dimas pun mengucapkan terimakasih karena bobi sudah membantu dan
mendukungnya untuk menjadi seseorang yang percaya diri untuk tampil didepan
orang banyak. Bobi pun tersenyum dan mereka pun tersenyum bahagia.
METODE PENELITIAN
Gambar 3. 1
Model Kemmis dan Mc Taggart (1988) dalam Kusumah dan Dwitagama
(2010)
Didalamya terdapat beberapa prosedur yang terbagi menjadi plan
(perencanaan), act (tindakan), observe (observasi/pengamatan) dan reflect
(refleksi). Prosedur penelitian tersebut diantaranya yaitu :
1. Plan (perencanaan)
Pada tahap plan (perencanaan) yang perlu disiapkan dan direncanakan adalah
RPPM (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan), RPPH (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian), persiapan media pembelajaran, dan instrumen
penelitian. Di dalam tahap perencanaan menurut Kusumah dan Dwitagama (2010,
hlm. 39) terbagi menjadi dua jenis, yaitu perencanaan umum dan perencanaan
26
2. Act (tindakan)
Tahap act (tindakan) didalamnya adalah pelaksanaan atau pemberian tindakan
yang dimana peneliti melakukan tindakan sesuai yang telah direncanakan
sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, pembelajaran apa yang diberikan dan
sebagainya. Tahapan-tahapan tindakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai
berikut :
1) Kegiatan pembukaan
Kegiatan pembukaan didalamnya peneliti akan melaksanakan kegiatan berupa
mengajak siswa untuk duduk menempati tempat yang sudah disediakan, berdo’a
sebelum belajar, hafalan surat-surat pendek, mengabsen kehadiran anak, gerak dan
lagu (bernyanyi) dan lain sebagainya. Kegiatan pembukaan ini dilakukan 30
menit.
2) Kegiatan inti
27
Nama Anak :
Hari/Tanggal :
Keterangan :
Keterangan Indikator :
A = Menunjukan sikap sabar dalam menunggu giliran
B = Menunjukan sikap percaya diri saat berbicara secara verbal didepan teman-teman
sebayanya
C = Menunjukan sikap percaya diri saat menjawab pertanyaan guru
D = Memahami dan mentaati peraturan yang dibuat bersama dengan teman-teman dan
guru dikelas
E = Menunjukan sikap menghargai orang lain (teman sebayanya) saat temannya
berbicara
Keterangan Skor :
1. = Belum Berkembang (BB)
2. = Mulai Berkembang (MB)
3. = Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
4. = Berkembang Sangat Baik (BSB)
32
2. Dokumentasi
Menurut Darmadi (2015), dokumentasi berasal dari asal katanya “dokumen”
yang artinya barang-barang berupa gambar, foto dan sebagainya. Melalui
dokumentasi berarti peneliti mengumpulkan benda-benda foto, gambar, dan
lainnya. Dokumentasi dapat dijadikan sumber data bagi peneliti dalam penelitian
mengenai peningkatan perkembangan sosial emosional anak usia dini melalui
metode bercerita dengan media buku cerita bergambar.
Dokumentasi dalam kegiatan penelitian ini pun dianggap perlu untuk dapat
dijadikan sebagai bukti dalam penelitian. Menurut Paizaluddin dan Ermalinda
(2014, hlm. 135) data yang diperoleh dokumentasi bisa digunakan untuk
melengkapi bahkan memperkuat data hasil observasi.
Tabel 3. 3
Kriteria Penilaian Perkembangan Anak
No Kriteria Nilai Persentase
1 Belum Berkembang (BB) 0% - 25%
2 Mulai Berkembang (MB) 26% - 50%
3 Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 51% - 75%
4 Berkembang Sangat Baik (BSB) 76% - 100%
Keterangan :
M = Mean/rata-rata
Σx = Jumlah dari skor yang ada
N = Jumlah siswa
f
Persentase per kualifikasi kriteria = X 100%
N
Keterangan :
f = Jumlah kriteria
N = Jumlah siswa
3. Penyimpulan data
Berdasarkan data yang telah diolah dan disajikan tersebut, hasil dari penyajian
data yang berbentuk persentase akan disimpulkan atau dinyatakan dalam bentuk
diagram dan dipaparkan dalam kalimat kuantitatif. Adapun untuk indikator
keberhasilan pada penelitian ini adalah apabila terjadinya peningkatan
perkembangan sosial emosional pada anak usia dini (kelompok A) melalui metode
bercerita dengan media buku cerita bergambar tersebut mencapai minimal 80%
dari jumlah anak dengan kriteria perkembangan yaitu Berkembang Sangat Baik
(BSB).
Menurut Khusnul (2000) dalam Sadiah (2016: hlm. 41) indikator keberhasilan
dalam penelitian diantaranya adalah :
7. LA L 5 tahun
8. MHA L 5 tahun
9. NA P 4 tahun
10. SOP P 5 tahun
siswa untuk bersikap bersabar berbaris saat menunggu giliran dan memunculkan
sikap percaya diri untuk menceritakan kembali inti bagian cerita sesuai dengan
cerita yang ada pada buku. Kegiatan cerita pun dilanjutkan hingga akhir kegiatan
bercerita selesai.
c) Kegiatan penutup
Pada kegiatan penutup, guru mengajak siswa untuk mengevaluasi
pembelajaran yang telah dilakukan selama satu hari tersebut, setelah itu
melakukan gerak dan lagu, berdo’a sebelum pulang dan pulang.
3. Tahap Pengamatan (Observing)
Setelah dilakukannya tindakan, langkah selanjutnya adalah diadakan
pengamatan terhadap peningkatan perkembangan sosial emosional anak usia dini
pada kelompok A dengan metode bercerita melalui media buku cerita bergambar
dengan aspek yang di observasi adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 5
Aspek Pengamatan Sikap Siswa
Kode Aspek yang di Observasi
A Menunjukan sikap sabar dalam menunggu giliran
Menunjukan sikap percaya diri saat berbicara secara verbal didepan teman-
B
teman sebayanya
C Menunjukan sikap percaya diri saat menjawab pertanyaan guru
Kode Aspek yang di Observasi
Memahami dan mentaati peraturan yang dibuat bersama dengan teman-
D
teman dan guru dikelas
Menunjukan sikap menghargai orang lain (teman sebayanya) saat temannya
E
berbicara
6. FN 2 1 2 1 1 7 MB
7. LA 1 1 2 1 1 6 MB
8. MHA 2 1 2 2 2 9 MB
9. NA 2 2 2 2 1 9 MB
10. SOP 3 2 3 2 3 13 BSH
Kegiatan pembukaan dimulai pukul 07.30 WIB diawali dengan kegiatan baris
berbaris dengan gerak dan lagu hingga pukul 08.00 WIB. Setelah kegiatan baris
berbaris dengan gerak dan lagu selesai, siswa masuk kedalam kelas. Didalam
kelas, guru dan siswa duduk dengan posisi melingkar. Pada posisi melingkar,
kegiatan yang dilakukan yaitu mengucapkan salam, berdo’a sebelum belajar,
hafalan surat-surat pendek, kegiatan mengabsen kehadiran, serta gerak dan lagu
(menyanyi).
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, guru mengatur tempat duduk siswa kembali dengan duduk
melingkar diatas karpet. Guru mengkomunikasikan tema pembelajaran pada hari
itu lalu mengenalkan pada siswa beberapa gambar mengenai anggota tubuh pada
tema diriku tersebut. Pada gambar mengenai anggota tubuh, guru menjelaskan
mana saja bagian-bagian anggota tubuh. Setelah siswa mengenal dan mengetahui
tentang bagian-bagian anggota tubuh, guru mulai melakukan tindakan berupa
membacakan sebuah cerita dengan metode bercerita melalui media buku cerita
bergambar.
Judul buku cerita pada siklus I pertemuan II adalah “Ulang Tahun Lina”. Saat
guru membacakan cerita tersebut, guru mengajak siswa untuk perlahan-lahan
mengucapkan peraturan yang harus ditaati bersama-sama oleh guru serta siswa.
Dalam membacakan cerita, guru dan siswa saling bertanya jawab seputar cerita
pada buku cerita tersebut. Saat kegiatan bercerita, guru menstimulus siswa untuk
bersikap bersabar berbaris saat menunggu giliran dan memunculkan sikap percaya
diri untuk menceritakan kembali inti bagian cerita sesuai dengan cerita yang ada
pada buku. Kegiatan cerita pun dilanjutkan hingga akhir kegiatan bercerita
selesai.
c) Kegiatan penutup
Pada kegiatan penutup, guru mengajak siswa untuk mengevaluasi
pembelajaran yang telah dilakukan selama satu hari tersebut, setelah itu gerak dan
lagu, berdo’a sebelum pulang dan pulang.
3. Tahap Pengamatan (Observing)
Setelah dilakukannya tindakan, langkah selanjutnya adalah diadakan
pengamatan terhadap peningkatan perkembangan sosial emosional anak usia dini
44
pada kelompok A dengan metode bercerita melalui media buku cerita bergambar
dengan aspek yang di observasi adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 9
Aspek Pengamatan Sikap Siswa
Kode Aspek yang di Observasi
A Menunjukan sikap sabar dalam menunggu giliran
Kode Aspek yang di Observasi
Menunjukan sikap percaya diri saat berbicara secara verbal didepan teman-
B
teman sebayanya
C Menunjukan sikap percaya diri saat menjawab pertanyaan guru
Memahami dan mentaati peraturan yang dibuat bersama dengan teman-
D
teman dan guru dikelas
Menunjukan sikap menghargai orang lain (teman sebayanya) saat temannya
E
berbicara
Tabel 4. 11
Jumlah Skor Siswa Siklus I Pertemuan II
45
70%
60%
50%
40%
30%
20% BB
10% MB
0%
I BSH
n II
n
ua ua
BSB
tem m
er te
IP Per
s I
lu us
iS k kl
Si
Gambar 4. 1
Hasil Peningkatan Perkembangan Sosial Emosional Anak Kelompok A pada
Siklus I Pertemuan I dan II
Berdasarkan data hasil penelitian tersebut, tahap refleksi mengacu pada hasil
tahap pemberian tindakan dan pengamatan yang telah dilakukan serta dapat
mengetahui hal-hal apa saja yang kurang dan perlu untuk diperbaiki dari
pemberian tindakan yang telah dilakukan agar peneliti dapat merancang kembali
rencana pemberian tindakan yang lebih baik untuk dilakukan pada siklus II.
Adapun kekurangan yang terdapat pada siklus I adalah sebagai berikut :
a) Terdapat beberapa siswa yang masih malu-malu (kurang percaya diri)
dalam berbicara secara verbal di depan teman-teman sebayanya untuk
menceritakan kembali inti bagian cerita
b) Terdapat beberapa siswa yang masih belum secara optimal dalam
memperhatikan temannya saat sedang berbicara (bercerita)
c) Pada siklus I pertemuan I, guru menggunakan metode bercerita dengan
posisi duduk melingkar tetapi diatas kursi bersama siswa dan hal itu
sedikit kurang kondusif
Dari uraian diatas, peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan selanjutnya,
perbaikan tersebut yaitu sebagai berikut :
a) Guru harus lebih dapat membangun konsep cara bertutur kata yang lebih
menggetarkan perasaan siswa saat bercerita dengan stimulus pertanyaan-
pertanyaan yang lebih beragam
b) Guru harus lebih dapat memotivasi siswa untuk percaya diri menceritakan
kembali inti bagian cerita serta memberikan reward setelahnya
c) Guru harus lebih dapat memunculkan sikap menghargai teman sebaya saat
berbicara dengan mengingatkan kembali peraturan yang telah diucapkan
bersama-sama saat metode bercerita dengan berbantuan media buku cerita
bergambar berlangsung
d) Guru menggunakan metode bercerita dengan posisi duduk melingkar
tetapi dibawah dengan beralaskan karpet sehingga memudahkan siswa
dalam memperhatikan apa yang guru perlihatkan serta dapat membuat
guru mudah mengontrol peningkatan perkembangan sosial emosional
setiap anak saat pemberian tindakan
Kegiatan dimulai pukul 07.30 WIB diawali dengan kegiatan upacara bendera
hingga pukul 08.00 WIB. Setelah kegiatan upacara bendera selesai, siswa berbaris
untuk pemeriksaan kuku, rambut dan gigi. Didalam kelas, guru dan siswa duduk
dengan posisi melingkar. Pada posisi melingkar, kegiatan yang dilakukan yaitu
mengucapkan salam, berdo’a sebelum belajar, hafalan surat-surat pendek,
kegiatan mengabsen kehadiran, serta gerak dan lagu (menyanyi).
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, guru mengatur tempat duduk siswa kembali dengan duduk
melingkar. Guru mengkomunikasikan tema pembelajaran pada hari itu lalu
mengenalkan pada siswa beberapa gambar mengenai anggota tubuh pada tema
diriku tersebut. Pada gambar mengenai anggota tubuh, guru menjelaskan mana
saja bagian depan anggota tubuh, bagian belakang anggota tubuh, bagian atas
anggota tubuh, bagian kanan anggota tubuh, bagian kiri anggota tubuh serta
bagian bawah anggota tubuh. Setelah siswa mengenal dan mengetahui tentang
bagian-bagian anggota tubuh, guru mulai melakukan tindakan berupa
membacakan sebuah cerita dengan metode bercerita melalui media buku cerita
bergambar.
Judul buku cerita pada siklus II pertemuan I adalah “Kisah Doni dan Lia”.
Saat guru membacakan cerita tersebut, guru mengajak siswa untuk perlahan-lahan
mengucapkan peraturan yang harus ditaati bersama-sama oleh guru serta siswa.
Dalam membacakan cerita dengan konsep bertutur kata yang lebih menggetarkan
perasaan siswa melalui pertanyaan yang lebih beragam, maka guru dan siswa
saling bertanya jawab dengan memperlihatkan sikap percaya diri siswa dalam
menjawab pertanyaan yang lebih beragam seputar cerita pada buku cerita tersebut.
Setelah itu, guru lebih menstimulus siswa untuk bersikap bersabar berbaris saat
menunggu giliran dan memunculkan sikap percaya diri untuk menceritakan
kembali inti bagian cerita sesuai dengan cerita yang ada pada buku. Kegiatan
cerita pun dilanjutkan hingga akhir kegiatan bercerita dan memberikan reward
pada siswa setelah kegiatan selesai.
c) Kegiatan penutup
50
Tabel 4. 14
Aspek Pengamatan Sikap Siswa
Kode Aspek yang di Observasi
A Menunjukan sikap sabar dalam menunggu giliran
Kode Aspek yang di Observasi
Menunjukan sikap percaya diri saat berbicara secara verbal didepan teman-
B
teman sebayanya
C Menunjukan sikap percaya diri saat menjawab pertanyaan guru
Memahami dan mentaati peraturan yang dibuat bersama dengan teman-
D
teman dan guru dikelas
Menunjukan sikap menghargai orang lain (teman sebayanya) saat temannya
E
berbicara
Tabel 4. 16
Jumlah Skor Siswa Siklus II Pertemuan I
No Nama Siswa Jumlah Skor Persentase Kriteria
1. AK 17 85% BSB
2. AFK 16 80% BSB
3. AUF 18 90% BSB
4. ARF 17 85% BSB
5. FNA 18 90% BSB
6. FN 10 50% MB
7. LA 12 60% BSH
8. MHA 15 75% BSH
9. NA 15 75% BSH
10. SOP 18 90% BSB
Jumlah 156
Nilai Rata-rata 15,6 78% BSB
Sesuai Harapan (BSH) sebanyak 3 siswa, dan Berkembang Sangat Baik (BSB)
sebanyak 6 siswa.
a) Kegiatan pembukaan
Kegiatan dimulai pukul 07.30 WIB diawali dengan kegiatan baris berbaris
dengan gerak dan lagu hingga pukul 08.00 WIB. Setelah kegiatan baris berbaris
dengan gerak dan lagu selesai, siswa masuk kedalam kelas. Didalam kelas, guru
dan siswa duduk dengan posisi melingkar. Pada posisi melingkar, kegiatan yang
dilakukan yaitu mengucapkan salam, berdo’a sebelum belajar, hafalan surat-surat
pendek, kegiatan mengabsen kehadiran, serta gerak dan lagu (menyanyi).
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, guru mengatur tempat duduk siswa kembali dengan duduk
melingkar. Guru mengkomunikasikan tema pembelajaran pada hari itu lalu
mengenalkan pada siswa beberapa gambar mengenai anggota tubuh pada tema
diriku tersebut. Pada gambar mengenai anggota tubuh, guru menjelaskan mana
saja bagian depan anggota tubuh, bagian belakang anggota tubuh, bagian atas
anggota tubuh, bagian kanan anggota tubuh, bagian kiri anggota tubuh serta
bagian bawah anggota tubuh. Setelah siswa mengenal dan mengetahui tentang
bagian-bagian anggota tubuh, guru mulai melakukan tindakan berupa
membacakan sebuah cerita dengan metode bercerita melalui media buku cerita
bergambar.
Judul buku cerita pada siklus II pertemuan II adalah “Dimas yang Percaya
Diri”. Saat guru membacakan cerita tersebut, guru mengajak siswa untuk
perlahan-lahan mengucapkan peraturan yang harus ditaati bersama-sama oleh
guru serta siswa. Dalam membacakan cerita dengan konsep bertutur kata yang
lebih menggetarkan perasaan siswa melalui pertanyaan yang lebih beragam, maka
guru dan siswa saling bertanya jawab dengan memperlihatkan sikap percaya diri
siswa dalam menjawab pertanyaan yang lebih beragam seputar cerita pada buku
cerita tersebut. Saat kegiatan bercerita, guru lebih menstimulus siswa untuk
bersikap bersabar berbaris saat menunggu giliran dan memunculkan sikap percaya
diri untuk menceritakan kembali inti bagian cerita sesuai dengan cerita yang ada
pada buku. Kegiatan cerita pun dilanjutkan hingga akhir kegiatan bercerita dan
memberikan reward pada siswa setelah kegiatan selesai.
c) Kegiatan penutup
54
80%
70%
60%
50% BB
40% MB
30% BSH
20% BSB
10%
0%
Pertemuan I Pertemuan II
Gambar 4. 2
Hasil Peningkatan Perkembangan Sosial Emosional Anak Kelompok A pada
Siklus II Pertemuan I dan II
Tabel 4. 23
Hasil Rata-rata Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II Meningkatkan
Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini melalui Metode Bercerita
dengan Media Buku Cerita Bergambar
Nilai/Skor Rata-rata
Kelompok Usia
Pra Tindakan Siklus I Siklus II
Kelompok A 6,5 11,65 16,7
58
Skor Rata-rata
18
16
14
12 Skor Rata-rata
10
8
6
4
2
0
Pra Tindakan Siklus I Siklus II
Gambar 4. 3
Diagram Batang Hasil Rata-rata Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini melalui
Metode Bercerita dengan Media Buku Cerita Bergambar
Dari hasil tersebut, perkembangan sosial emosional anak usia dini melalui
metode bercerita dengan media buku cerita bergambar dapat dikatakan berhasil
karena sudah melebihi capaian indikator keberhasilan yaitu dengan peningkatan
sebesar 83,5% pada kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) dengan skor rata-rata
sebesar 16,7. Secara keseluruhan, kekurangan pada siklus I dapat diperbaiki pada
siklus II dan terjadi peningkatan perkembangan sosial emosional anak usia dini
(kelompok A) di Taman Kanak-kanak tersebut.
Pada siklus II ini telah didapatkan gambaran yang jelas bahwa peneliti sudah
mampu dalam mengatur dan mengkondisikan kelas dengan melibatkan siswa
secara aktif untuk meningkatkan aspek-aspek perkembangan sosial emosionalnya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa metode bercerita dengan berbantuan media
buku cerita bergambar dapat meningkatkan perkembangan sosial emosional anak
usia dini (kelompok A) dengan peningkatan sebesar 83,5% dengan skor rata-rata
sebesar 16,7 pada jumlah siswa yang mengalami peningkatan sebanyak 8 orang
didalam kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB). Oleh karena itu, peneliti
menghentikan penelitian pada siklus II.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan analisis data pada hasil penelitian, maka dapat menjawab
rumusan masalah pada penelitian meningkatkan perkembangan sosial emosional
59
anak usia dini melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar yang
diantaranya yaitu :
1. Kondisi objektif perkembangan sosial emosional anak kelompok A di
salah satu TK di Kecamatan/ Kabupaten Purwakarta sebelum
diterapkannya metode bercerita dengan media buku cerita bergambar
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan menggunakan instrumen
pengamatan/observasi, diperoleh data mengenai perkembangan sosial emosional
anak usia dini dikelompok A salah satu TK di Kecamatan/ Kabupaten Purwakarta
tersebut sebelum diterapkannya metode bercerita dengan berbantuan media buku
cerita bergambar yaitu diantaranya adalah terlihat saat kegiatan awal yaitu baris
berbaris untuk bergiliran masuk kedalam ruangan, masih terdapat beberapa siswa
yang kurang sabar dalam hal menunggu giliran atau mengantri padahal
seharusnya pada usia tersebut merujuk pada Kostenik (1991) dalam Tirtayani, dkk
(2014, hlm. 30), anak usia 4-5 tahun sudah dapat mengendalikan perasaannya
yang salah satunya adalah dengan menunjukan sikap sabar dalam menunggu
giliran.
Selain itu,saat kegiatan inti dan penutup terdapat beberapa siswa yang terlihat
belum percaya diri untuk menjawab pertanyaan dari guru, belum membangun
sikap menghargai temannya saat temannya berbicara yaitu siswa lebih banyak
kurang memperhatikan, belum secara optimal mentaati peraturan dalam
pembelajaran, serta masih terdapat beberapa siswa yang belum percaya diri atau
malu-malu apabila diajak guru untuk berbicara secara verbal menceritakan sesuatu
didepan teman-teman sebayanya dikelas. Berikut hasil perhitungan dalam bentuk
diagram pada pra tindakan :
60
60%
50%
40%
BB
30% MB
BSH
20% BSB
10%
0%
Perkembangan Sosial Emosional Anak Pra Tindakan
Gambar 4. 4
Hasil Perhitungan dalam Bentuk Diagram pada Pra Tindakan
250) mengenai pola sosial dan emosi anak. Data tersebut dapat dilihat
peningkatannya pada diagram sebagai berikut :
80%
70%
60%
50%
40%
BB
30% MB
20% BSH
10% BSB
0%
I II I II
an n n n n
d ak ua ua ua ua
i n m m m m
aT rte te er
te te
Pr I Pe Per II P Per
s I I
lu lu
s
lu
s sI
Si
k k k lu
Si Si Si
k
Gambar 4. 5
Hasil Perhitungan dalam Bentuk Diagram Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus
II
Adanya peningkatan adalah tidak terlepas dari terlaksananya perbaikan
disetiap pertemuannya. Pada siklus I pertemuan I setting tempat duduk siswa
sedikit kurang kondusif dikarenakan siswa duduk diatas kursi, berdasarkan hal
tersebut, peneliti memperbaiki setting tempat duduk menjadi dibawah lantai
dengan beralaskan karpet. Hal ini lebih efektif karena kedekatan antara guru dan
siswa menjadi lebih baik serta guru pun dapat lebih mampu mengobservasi setiap
peningkatan perkembangan sosial emosional siswa. Sebab pada hakikatnya
apabila posisi tubuh orang dewasa sejajar dengan anak-anak akan menyebabkan
frekuensi antara orang dewasa dan anak-anak menjadi bersatu.
Selain itu perbaikan yang dilakukan oleh peneliti adalah membacakan cerita
dengan konsep bertutur kata yang lebih menggetarkan perasaan siswa melalui
pertanyaan yang lebih beragam, membuat dan mempersiapkan reward berupa pin
dari kertas lipat berbentuk bintang untuk setiap siswa yang tampil didepan kelas
saat menyampaikan inti bagian cerita serta menjawab pertanyaan dari guru. Hal
ini pun menjadi suatu motivasi bagi setiap siswa, sehingga sikap percaya diri
setiap siswa muncul dan meningkat dengan signifikan. Adapun perbaikan
selanjutnya adalah mengulang kembali peraturan yang telah diucapkan bersama-
sama agar siswa lebih fokus memperhatikan temannya sedang berbicara untuk
62
menyampaikan inti bagian cerita. Hal ini dilakukan oleh peneliti sebagai upaya
untuk membuat siswa fokus serta memahami dan taat pada peraturan yang telah
disepakati bersama-sama apabila kondisi anak mulai sedikit kurang kondusif
karena sangat antusiasnya siswa dalam bertanya tentang berbagai hal dalam
pelaksanaan metode bercerita tersebut.
3. Deskripsi kegiatan pembelajaran metode bercerita dengan media buku
cerita bergambar
Kegiatan pembelajaran metode bercerita untuk meningkatkan perkembangan
sosial emosional anak usia 4-5 tahun di salah satu Taman Kanak-kanak di
Kecamatan/ Kabupaten Purwakarta dimulai pada 16 April 2018 sampai dengan 8
Mei 2018. Pada setiap pertemuan kegiatan dimulai pukul 07.30 WIB diawali
dengan kegiatan baris berbaris dengan gerak dan lagu hingga pukul 08.00 WIB.
Pemberian tindakan berupa metode bercerita dengan media buku cerita bergambar
diawali oleh guru mengajak siswa duduk dengan posisi melingkar di dalam kelas.
Pada posisi melingkar, kegiatan yang dilakukan yaitu mengucapkan salam,
berdo’a sebelum belajar, hafalan surat-surat pendek, kegiatan mengabsen
kehadiran, serta gerak dan lagu (menyanyi).
Setelah itu, guru mengkomunikasikan tema pembelajaran pada hari itu lalu
mengenalkan pada siswa beberapa gambar mengenai anggota tubuh pada tema
diriku tersebut. Pada gambar mengenai anggota tubuh, guru menjelaskan mana
saja bagian depan anggota tubuh, bagian belakang anggota tubuh, bagian atas
anggota tubuh, bagian kanan anggota tubuh, bagian kiri anggota tubuh serta
bagian bawah anggota tubuh. Setelah siswa mengenal dan mengetahui tentang
bagian-bagian anggota tubuh, guru mulai melakukan tindakan berupa
membacakan sebuah cerita dengan metode bercerita melalui media buku cerita
bergambar. Judul buku cerita pada setiap pertemuan dalam dua siklus tersebut itu
berbeda-beda.
Pada kegiatan pembuka dalam metode bercerita yang diterapkan yaitu guru
mengajak siswa untuk perlahan-lahan mengucapkan peraturan yang harus ditaati
bersama-sama oleh guru serta siswa. Dalam membacakan cerita dengan konsep
bertutur kata yang lebih menggetarkan perasaan siswa melalui pertanyaan yang
lebih beragam, maka guru dan siswa saling bertanya jawab dengan
63
memperlihatkan sikap percaya diri siswa dalam menjawab pertanyaan yang lebih
beragam seputar cerita pada buku cerita tersebut. Saat kegiatan bercerita, guru
lebih menstimulus siswa untuk bersikap bersabar berbaris saat menunggu giliran
dan memunculkan sikap percaya diri untuk menceritakan kembali inti bagian
cerita sesuai dengan cerita yang ada pada buku. Kegiatan cerita pun dilanjutkan
hingga akhir kegiatan bercerita dan memberikan reward pada setiap siswa
setelah kegiatan selesai. Kegiatan pembelajaran metode bercerita dengan media
buku cerita bergambar sesuai serta merujuk pada langkah-langkah dalam kegiatan
pembelajaran melalui metode bercerita menurut Sari (2016, hlm. 67) langkah-
langkah tersebut terdiri dari : (1). Pembuka, (2). Inti, dan (3). Penutup.
64
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemberian tindakan yang telah dilakukan melalui metode
bercerita dengan media buku cerita bergambar selama 2 siklus yang terdiri dari 2
pertemuan pada setiap siklusnya, maka diperoleh kesimpulan yang
menggambarkan keseluruhan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan
sebagai upaya meningkatkan perkembangan sosial emosional anak usia dini
melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar pada kelompok A
di salah satu Taman Kanak-kanak di Kecamatan/ Kabupaten Purwakarta yaitu
sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan perkembangan sosial emosional
anak usia dini (kelompok A) sebelum diterapkannya metode bercerita dengan
media buku cerita bergambar di salah satu Taman Kanak-kanak Kecamatan/
Kabupaten Purwakarta pada pra tindakan yaitu sebesar 32,5% yang masuk
pada kriteria Mulai Berkembang (MB) dengan rata-rata sebesar 6,5.
2. Hasil penelitian pada saat diterapkannya metode bercerita dengan media buku
cerita bergambar di salah satu Taman Kanak-kanak di Kecamatan/ Kabupaten
Purwakarta menunjukan pada siklus I dan siklus II terdapat peningkatan, pada
siklus I sebesar 58,25% dengan rata-rata 11,65 dan pada siklus II sebesar
83,5% dengan rata-rata sebesar 16,7.
3. Kegiatan pembelajaran metode bercerita untuk meningkatkan perkembangan
sosial emosional anak usia 4-5 tahun di salah satu Taman Kanak-kanak di
Kecamatan/ Kabupaten Purwakarta pada setiap pertemuan kegiatan di mulai
pukul 07.30 WIB diawali dengan kegiatan baris berbaris dengan gerak dan
lagu hingga pukul 08.00 WIB. Kegiatan metode bercerita terbagi menjadi
kegiatan pembuka, inti dan penutup. Pada setiap pertemuan, judul pada setiap
buku cerita dalam dua siklus tersebut itu berbeda-beda. Pada kegiatan
pembuka dalam metode bercerita yang diterapkan yaitu guru mengajak siswa
untuk perlahan-lahan mengucapkan peraturan yang harus ditaati bersama-
sama oleh guru serta siswa. Dalam membacakan cerita dengan konsep bertutur
kata yang lebih menggetarkan perasaan siswa melalui pertanyaan yang lebih
beragam, maka guru dan siswa saling bertanya jawab dengan memperlihatkan
65
sikap percaya diri siswa dalam menjawab pertanyaan yang lebih beragam
seputar cerita pada buku cerita tersebut. Saat kegiatan bercerita, guru lebih
menstimulus siswa untuk bersikap bersabar berbaris saat menunggu giliran
dan memunculkan sikap percaya diri untuk menceritakan kembali inti bagian
cerita sesuai dengan cerita yang ada pada buku. Kegiatan cerita pun
dilanjutkan hingga akhir kegiatan bercerita dan memberikan reward pada
setiap siswa setelah kegiatan selesai.
5.2 Implikasi
Implikasi pada penelitian ini adalah meningkatnya perkembangan sosial
emosional anak usia dini (kelompok A) melalui metode bercerita dengan
media buku cerita bergambar. Melalui metode bercerita, perkembangan sosial
emosional anak terstimulus karena pada umumnya anak usia dini sangat
menyukai dan antusias dalam mendengarkan cerita. Hal ini menjadi salah satu
faktor meningkatnya perkembangan sosial emosional anak usia dini
(kelompok A) secara signifikan.
Pelaksanaan kegiatan tersebut meliputi perencanaan seperti yang terdapat
dalam Rencana Pelaksaaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang telah dibuat
serta penyediaan media pembelajaran yaitu buku cerita bergambar. Pada
pelaksanaan, yang pertama dilakukan adalah mengajak siswa duduk secara
melingkar dan mengucapkan bersama-sama peratuan yang harus ditaati oleh
guru dan siswa dalam kegiatan bercerita. Saat berlangsungnya kegiatan, tanya
jawab antara guru dan siswa sangat efektif sehingga memunculkan sikap
percaya diri siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru seputar cerita.
Selama kegiatan bercerita berlangsung, guru lebih menstimulus siswa untuk
bersikap bersabar berbaris saat menunggu giliran serta memunculkan sikap
percaya diri untuk menceritakan kembali inti bagian cerita sesuai dengan
cerita yang ada pada buku. Kegiatan bercerita pun dilanjutkan hingga akhir
dan memberikan reward pada siswa setelah kegiatan selesai. Dengan langkah-
langkah secara bertahap, pemilihan metode atau strategi yang tepat serta
efektif, dapat membantu perkembangan sosial emosional siswa meningkat.
5.3 Rekomendasi
66
Risaldy, S. (2014). Bermain, bercerita, dan menyanyi bagi anak usia dini. Jakarta:
Luxima.
Santoso, H. (2008). Membangun Minat Baca Anak Usia Dini Melalui Penyediaan
Buku Bergambar. Retrieved from
http://digilib.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdfhasan/Membangun
minat baca anak usia dini melalui penyediaan buku bergambar.pdf
Tirtayani, L., Asril, N., & Wirya, I. (2014). Perkembangan Sosial Emosional
Pada Anak Usia Dini. Yogyakarta: Graha Ilmu.
69
70
71
Nama Anak :
Hari/Tanggal :
Keterangan :
Keterangan :
A. = Menunjukan sikap sabar dalam menunggu giliran
B. = Menunjukan sikap percaya diri saat berbicara secara verbal didepan teman-
teman sebayanya
C. = Menunjukan sikap percaya diri saat menjawab pertanyaan guru
D. = Memahami dan mentaati peraturan yang dibuat bersama dengan teman-
teman dan guru dikelas
E. = Menunjukan sikap menghargai orang lain (teman sebayanya) saat temannya
berbicara
95
Hari/Tanggal :
Penilaian
No Kategori Kegiatan Keterangan
Ya Tidak
A. Pembukaan
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH)
Mempersiapkan bahan atau alat yang diperlukan untuk
kegiatan bercerita dengan media buku cerita bergambar
Mengatur tempat duduk anak terlebih dahulu sebelum
kegiatan bercerita dimulai
Mengkomunikasikan tujuan dan tema
B. Inti
Pembuatan peraturan secara bersama-sama dengan
anak-anak untuk ditaati bersama sebelum kegiatan
bercerita dimulai
Penyampaian cerita yang dituturkan sesuai dengan
tujuan yang sudah ditetapkan dengan teknik
membacakan cerita langsung dari buku cerita bergambar
Menanggapi/menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
anak
C. Penutup
Menstimulus anak untuk menyampaikan kembali
intisari cerita, tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita,
latar pada cerita dan lain sebagainya didepan kelas
dengan mengajukan pertanyaan pada akhir kegiatan
Purwakarta, 2018
Pengamat,
Guru Kelompok A
Keterangan Indikator :
A. = Menunjukan sikap sabar dalam menunggu giliran
B. = Menunjukan sikap percaya diri saat berbicara secara verbal didepan teman-
teman sebayanya
C. = Menunjukan sikap percaya diri saat menjawab pertanyaan guru
D. = Memahami dan mentaati peraturan yang dibuat bersama dengan teman-teman
dan guru dikelas
E. = Menunjukan sikap menghargai orang lain (teman sebayanya) saat temannya
berbicara
Keterangan Skor :
1 = Belum Berkembang (BB)
2 = Mulai Berkembang (MB)
3 = Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
4 = Berkembang Sangat Baik (BSB)
122
Siklus I Pertemuan I
Indikator / Skor Jumlah
No Nama Anak Kriteria
A B C D E Skor
1. AK 2 2 2 2 2 10 MB
2. AFK 2 2 2 2 2 10 MB
3. AUF 3 2 2 2 3 12 BSH
4. ARF 3 1 2 2 2 10 MB
5. FNA 3 2 3 2 3 13 BSH
6. FN 2 1 2 1 1 7 MB
7. LA 1 1 2 1 1 6 MB
8. MHA 2 1 2 2 2 9 MB
9. NA 2 2 2 2 1 9 MB
10. SOP 3 2 3 2 3 13 BSH
Keterangan Indikator :
A. = Menunjukan sikap sabar dalam menunggu giliran
B. = Menunjukan sikap percaya diri saat berbicara secara verbal didepan teman-
teman sebayanya
C. = Menunjukan sikap percaya diri saat menjawab pertanyaan guru
D. = Memahami dan mentaati peraturan yang dibuat bersama dengan teman-teman
dan guru dikelas
E. = Menunjukan sikap menghargai orang lain (teman sebayanya) saat temannya
berbicara
Keterangan Skor :
1 = Belum Berkembang (BB)
2 = Mulai Berkembang (MB)
3 = Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
4 = Berkembang Sangat Baik (BSB)
123
Siklus I Pertemuan II
Indikator / Skor Jumlah
No Nama Anak Kriteria
A B C D E Skor
1. AK 3 2 3 3 3 14 BSH
2. AFK 3 2 3 3 2 13 BSH
3. AUF 4 3 3 3 3 16 BSB
4. ARF 4 2 3 3 3 15 BSH
5. FNA 4 3 3 3 3 16 BSB
6. FN 2 1 2 2 2 9 MB
7. LA 2 1 2 2 2 9 MB
8. MHA 3 2 2 3 3 13 BSH
9. NA 2 2 3 3 2 12 BSH
10. SOP 4 3 3 3 4 17 BSB
Keterangan Indikator :
A. = Menunjukan sikap sabar dalam menunggu giliran
B. = Menunjukan sikap percaya diri saat berbicara secara verbal didepan teman-
teman sebayanya
C. = Menunjukan sikap percaya diri saat menjawab pertanyaan guru
D. = Memahami dan mentaati peraturan yang dibuat bersama dengan teman-teman
dan guru dikelas
E. = Menunjukan sikap menghargai orang lain (teman sebayanya) saat temannya
berbicara
Keterangan Skor :
1. = Belum Berkembang (BB)
2. = Mulai Berkembang (MB)
3. = Berkembang Sesuai Harapan (BSH)\
4. = Berkembang Sangat Baik (BSB)
124
Siklus II Pertemuan I
Indikator / Skor Jumlah
No Nama Anak Kriteria
A B C D E Skor
1. AK 4 3 4 3 3 17 BSB
2. AFK 4 3 3 3 3 16 BSB
3. AUF 4 3 3 4 4 18 BSB
4. ARF 4 3 4 3 3 17 BSB
5. FNA 4 3 3 4 4 18 BSB
6. FN 2 2 2 2 2 10 MB
7. LA 3 2 2 3 2 12 BSH
8. MHA 3 3 3 3 3 15 BSH
9. NA 3 3 3 3 3 15 BSH
10. SOP 4 3 3 4 4 18 BSB
Keterangan Indikator :
A. = Menunjukan sikap sabar dalam menunggu giliran
B. = Menunjukan sikap percaya diri saat berbicara secara verbal didepan teman-
teman sebayanya
C. = Menunjukan sikap percaya diri saat menjawab pertanyaan guru
D. = Memahami dan mentaati peraturan yang dibuat bersama dengan teman-teman
dan guru dikelas
E. = Menunjukan sikap menghargai orang lain (teman sebayanya) saat temannya
berbicara
Keterangan Skor :
1. = Belum Berkembang (BB)
2. = Mulai Berkembang (MB)
3. = Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
4. = Berkembang Sangat Baik (BSB)
125
Siklus II Pertemuan II
Indikator / Skor Jumlah
No Nama Anak Kriteria
A B C D E Skor
1. AK 4 3 4 4 4 19 BSB
2. AFK 4 3 4 3 4 18 BSB
3. AUF 4 4 4 4 4 20 BSB
4. ARF 4 3 4 4 4 19 BSB
5. FNA 4 4 4 4 4 20 BSB
6. FN 3 3 3 3 2 14 BSH
7. LA 3 3 3 3 3 15 BSH
8. MHA 4 3 3 3 4 17 BSB
9. NA 4 3 3 3 3 16 BSB
10. SOP 4 4 4 4 4 20 BSB
Keterangan Indikator :
A. = Menunjukan sikap sabar dalam menunggu giliran
B. = Menunjukan sikap percaya diri saat berbicara secara verbal didepan teman-
teman sebayanya
C. = Menunjukan sikap percaya diri saat menjawab pertanyaan guru
D. = Memahami dan mentaati peraturan yang dibuat bersama dengan teman-teman
dan guru dikelas
E. = Menunjukan sikap menghargai orang lain (teman sebayanya) saat temannya
berbicara
Keterangan Skor :
1. = Belum Berkembang (BB)
2. = Mulai Berkembang (MB)
3. = Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
4. = Berkembang Sangat Baik (BSB)
126
Lampiran 12 Dokumentasi
Dokumentasi Siklus I Pertemuan I
Buku Cerita “Kontes Menyanyi Putri Ana”
Gambar 3. Guru mengenalkan judul buku cerita Gambar 4. Guru membacakan cerita dari buku
bergambar pada siswa cerita bergambar
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018 Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018
Gambar 5. Siswa menceritakan inti bagian Gambar 6. Siswa menjawab pertanyaan dari guru
cerita di depan kelas seputar
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018 Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018
131
Gambar 7. Guru memperlihatkan macam- Gambar 8. Guru mengenalkan judul buku cerita
macam anggota tubuh bergambar pada siswa
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018 Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018
Gambar 9. Guru membuat peraturan bersama Gambar 10. Guru membacakan cerita dari buku
siswa cerita bergambar
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018 Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018
Gambar 11. Siswa mengantri giliran untuk Gambar 12. Siswa menceritakan inti bagian cerita
menyampaikan kembali inti bagian cerita di didepan kelas
depan kelas Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018
132
Gambar 13. Siswa menceritakan inti bagian Gambar 14. Siswa menjawab pertanyaan dari
cerita di depan kelas guru
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018 Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018
Gambar 17. Guru mengenalkan judul buku Gambar 18. Guru membuat peraturan bersama
cerita bergambar pada siswa siswa
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018 Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018
133
Gambar 19. Guru membacakan cerita dari buku Gambar 20. Siswa menceritakan inti bagian cerita
cerita bergambar di depan kelas
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018 Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018
Gambar 21. Siswa menceritakan inti bagian Gambar 22. Siswa menjawab pertanyaan dari
cerita di depan kelas guru
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018 Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018
Gambar 23. Guru memperlihatkan macam- Gambar 24. Guru mengenalkan judul buku cerita
macam anggota tubuh bergambar pada siswa
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018 Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018
134
Gambar 25. Guru membuat peraturan bersama Gambar 26. Guru membacakan cerita dari buku
siswa cerita bergambar
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018 Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018
Gambar 27. Siswa mengantri giliran untuk Gambar 28. Siswa menceritakan inti bagian cerita
menyampaikan kembali inti bagian cerita di di depan kelas
depan kelas Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2018
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS PURWAKARTA
Nomor : 060 /UN40.C4.5/KM/2018
TENTANG
PENGANGKATAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI
PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI
Memperhatikan : 1. Permohonan Ketua Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini
tentang Penyelenggaraan bimbingan penulisan Skripsi S-1 PGPAUD
2. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia Tahun 2015.
Mengingat : 2.
1. Undang-Undang Nomor 20 12 Tahun 2003
2012 tentang Sistem Pendidikan
Pendidikan Tinggi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496)
sebagaimana telah diubah Kedua Kalinya dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2014 tentang Statuta Universitas
Pendidikan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5509);
6. Ketetapan Majelis Wali Amanat Nomor 021/TAP/MWA UPI/2010
tentang Penetapan Rencana Strategis (RENSTRA) Universitas
Pendidikan Indonesia 2011-2015);
7. Peraturan Majelis Wali Amanat Nomor 03/PER/MWA UPI/2015 tentang
Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 2014 tentang
Statuta Universitas Pendidikan Indonesia sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Majelis Wali Amanat Nomor 06/PER/MWA
UPI/2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Majelis Wali Amanat
Nomor 03/PER/MWA UPI/2015 tentang Peraturan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 2014 tentang Statuta Universitas
Pendidikan Indonesia;
8. Ketetapan Majelis Wali Amanat Nomor 003/MWA UPI/2014 tentang
Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Universitas
Pendidikan Indonesia Tahun 2015;
9. Keputusan Majelis Wali Amanat Nomor 10/KEP/MWA UPI/2015
tentang Pemberhentian Rektor Universitas Pendidikan Indonesia 2010-
2015 dan Pengangkatan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia 2015-
2020;
10. Peraturan Rektor Nomor 0001/UN40/HK/2015 tentang Pedoman
Implementasi Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT)
Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2015;
11. Peraturan Rektor Nomor 6489/UN40/HK/2015 tentang Pedoman
Struktur Organisasi dan Tata Cara Kerja Universitas Pendidikan
Indonesia;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Mengangkat Dosen sebagai pembimbing penulisan skripsi dengan tugas
membimbing Mahasiswa yang namanya tercantum dalam lampiran Surat
keputusan ini.
Kedua : Pembimbing bertugas melaksanakan bimbingan dalam penyusunan skripsi
mulai dari awal sampai ujian sidang skripsi
Ketiga : Dosen yang ditunjuk sebagai Pembimbing adalah dosen yang namanya
tercantum dalam lampiran Surat keputusan ini.
Keempat : Keputusan ini berlaku sesuai dengan tanggal ditetapkan, sampai dengan
berakhirnya semester genap tahun akademik 2015/2016, jika dalam surat
keputusan ini terdapat kekeliruan,Maka akan diperbaiki kembali
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Purwakarta
Pada tanggal : 15 Januari 2018
Direktur.
Tembusan :
1. Ketua Program Studi S1 PGPAUD UPI Kampus Purwakarta
2. Kasi Akademik dan Kemahasiswaan UPI Kampus Purwakarta
3. Kasi SDM dan Keuangan UPI Kampus Purwakarta
4. Kasi AFTIK UPI Kampus Purwakarta
Lampiran
5. Arsip : Surat Keputusan Direktur UPI Kampus Purwakarta
Lampiran No.:060 /UN.40.C4.5/KM/2018
Surat Keputusan
Tentang Daftar Nama Peserta Bimbingan Skripsi
NO NIM NAMA MAHASISWA PEMBIMBING JUDUL S
Penerapan Pembelajaran B
1. Dr.Suci Utami Putri.,M.Pd
1 1407126 Nur Misbahul Latifah based learning) untuk Men
2. Hayani Wulandari.,M.Pd
Kreativitas Anak Usia Din
Penerapan Pembelajaran B
1. Dr.Suci Utami Putri.,M.Pd
2 1407205 Anggun Priyatin based learning) untuk Me
2. Hayani Wulandari.,M.Pd
bahasa pada Anak Usia Di
1. Dr.Suci Utami Putri.,M.Pd Mengembangkan motorik
3 1404474 Anis Lestari
2. Hayani Wulandari.,M.Pd melalui kegiatan bermain b
Penerapan kegiatan percob
1. Dr.Suci Utami Putri.,M.Pd
4 1401839 Melya Husna untuk meningkatkan kema
2. Hayani Wulandari.,M.Pd
anak
Mengembangkan Aspek so
1. Dr.Suci Utami Putri.,M.Pd
5 1406254 Maya Sapitri melalui Model Pembelajar
2. Hayani Wulandari.,M.Pd
learning
1. Dr.Suci Utami Putri.,M.Pd Pengaruh konsumsi Makan
6 1400303 Ulfah fauziyyah
2. Hayani Wulandari.,M.Pd Konsentrasi belajar Anak U
N
NIM NAMA MAHASISWA PEMBIMBING JUDUL S
O
1. Dra.Hj.Tati Sumiati,S.Pd,M.Pd Pengaruh Peer Group terh
10 1407205 Aan Annisa
2. H.Suprih Widodo, S.Si,MT interpersonal anak usia din
Mengetahui
Direktur
UPI Kampus Purwakarta
Drs. Turmudi,M.Ed.M.Sc,Ph.D.
NIP. 19610112 198703 1 003
Lampiran 14 Kartu Bimbingan Skripsi
Lampiran 15 Surat Izin Penelitian
Lampiran 16 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
RIWAYAT HIDUP PENULIS