Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK PADA ANAK USIA DINI MELALUI


KEGIATAN BERMAIN BONEKA
MENGGUNAKAN MEDIA JARIT
DI TAMAN PENITIPAN ANAK KASIH IBU KEJAWAR KABUPATEN BANYUMAS

Laporan ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Kegiatan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD 4504) Program S1 PGPAUD FKIP
Universitas Terbuka

DISUSUN OLEH :

NAMA : MEI SARI’AH


NIM : 819109253
POKJAR : UPK BANYUMAS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
PURWOKERTO
2014

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun untuk diajukan memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kegiatan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini pada program Strata 1 Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka.
Nama : Mei Sari’ah
NIM : 819109253
Tempat Penelitian : Taman Penitipan Anak KASIH IBU Kejawar
Waktu Pelaksanaan : Senin, 28 April 2014
Kelas Penelitian : Bermain Boneka Jarit

Telah diterima dan disahkan sebagai syarat untuk memenuhi Tugas mata kuliah Analisis
Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD 4504) Program S1 PGPAUD
FKIP Universitas Terbuka.

Banyumas, Mei 2014


Tutor Peneliti

Siti Aminah, S.Pd Mei Sari’ah


NIP. 195701211984032005 NIM. 819109253

KATA PENGANTAR

Puji syukur, Alhamdulillah kehadirat Alloh SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya.
Sholawat dan salam beriring salam semoga senantiasa terlimpah curah kepada suri tauladan
kita Nabi Muhammad SAW atas perkenan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Analisis Penelitian Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini pada Taman Penitipan
Anak (TPA) KASIH IBU Kejawar Kabupaten Banyumas. Penyusunan ini didasarkan pada
mata kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini.
Di Universitas Terbuka mata kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini
(PAUD 4504) wajib diikuti oleh seluruh Mahasiswa program S1 PGPAUD. Dengan Analisis
Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini mahasiswa diharapkan mampu melakukan
penelitian kelas secara sederhana dengan observasi, wawancara, pengumpulan dokumen serta
menganalisis hasil penelitian tersebut dengan kerangka keilmuan PAUD yang dimilikinya.
Selanjutnya penulis menyusun Laporan Analisis Penelitian Pengembangan Kegiatan Anak
Usia Dini untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan
Anak Usia Dini yang dilakukan di Taman Penitipan Anak (TPA) KASIH IBU Kejawar
Kabupaten Banyumas. Akhirnya laporan ini dapat disusun berkat bimbingan, motivasi dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan
laporan analisis ini.
2. Pengelola Pokjar Banyumas.
3. Pengelola dan Para Pengasuh Taman Penitipan Anak (TPA) Kasih Ibu Kejawar Kabupaten
Banyumas.
4. Ayah dan Ibu tercinta yang telah banyak memberi semangat dan bantuan baik moril
maupun materiil.
5. Rekan-rekan guru maupun mahasiswa yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Pada kesempatan ini peneliti sangatlah menyadari dalam menyusun laporan ini masih jauh
dari sempurna. Hal ini semua karena keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu saran
dan kritik yang membangun penulis harapkan demi kesempatan laporan di masa yang akan
datang.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu
pendidikan.

Banyumas, Mei 2014


Penulis

Mei Sari’ah
NIM. 819109253

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR LAMPIRAN vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Fokus Penelitian 2
C. Tujuan Penelitian 2
D. Manfaat Penelitian 3
BAB II LANDASAN TEORI
A. Perkembangan Motorik Anak 4
B. Pengertian Bermain 6
C. Manfaat Bermain Boneka Bagi Perkembangan Anak 8
D. Medium dan Bahan Baku Boneka Jarit 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian 10
B. Metode Penelitian 10
C. Instrumen Penelitian 10
BAB IV TABULASI DATA
A. Tabulasi Data 12
B. Hasil Analisis 14
C. Analisis Kritis 15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 17
B. Saran 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Instrumen Wawancara
1. Instrumen Wawancara dengan Pendidik 4
2. Instrumen Wawancara dengan Pimpinan 3
Lampiran B : Instrumen Hasil Wawancara
1. Instrumen Hasil Wawancara dengan Pendidik 4
2. Instrumen Hasil Wawancara dengan Pimpinan 3
Lampiran C : Dokumentasi 21

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Taman Penitipan Anak (Child Care Centre) merupakan wahana asuhan kesejahteraan sosial
yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya
berhalangan atau tidak punya waktu dalam memberikan pelayanan kebutuhan pada anaknya.
TPA Kasih Ibu Kejawar beralamat di Desa Kejawar Kabupaten Banyumas. Pendirian TPA
Kasih Ibu merupakan realisasi dari program pendidikan anak usia dini yang menggalakan
TPA sebagai salah satu bentuk pelayanan pendidikan anak usia dini dan masyarakat.
Pengurus TPA Kasih Ibu mempunyai perhatian besar terhadap pendidikan anak usia dini
sehingga mempunyai inisiatif untuk mendirikan Taman Penitipan Anak. Selain dengan
menggunakan menu generik, pemenuhan gizi anak dan pelayanan bagi anak berkebutuhan
khusus.
TPA Kasih Ibu Kejawar mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
Visi : Membentuk generasi yang berkualitas, betumpu pada tumbuh kembang anak melalui
bermain yang sesuai dengan usia perkembangan anak.
Misi :
1. Menanamkan nilai moral agama dengan kegiatan pembiasaan, menghafal doa-doa harian,
melakukan praktek sholat dan wudhu dan menghafal suratan pendek disesuaikan dengan usia
perkembangan anak.
2. Berupaya mengembangkan perkembangan sosial dan emosional anak sesuai dengan usia
perkembangan anak.
3. Berupaya menanamkan kreatifitas dan kemandirian anak sesuai dengan usia perkembangan
anak.
4. Menanamkan budi pekerti luhur, disiplin, tanggungjawab dan suka bekerja sesuai dengan
usia pekembangan anak.
Program S1 PGPAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusan menjadi tenaga pendidik
PAUD profesional yaitu yang dapat mengembangkan program PAUD dan membuat inovasi-
inovasi. Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini. Dalam rangka memenuhi tugas-tugas dalam
mata kuliah tersebut maka telah dilakukan penelitian di TPA Kasih Ibu Kejawar Kabupaten
Banyumas yang bertujuan mengumpulkan data mengenai kegiatan-kegiatan anak yang
dianggap perlu diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya dianalisis secara kritis. Terpenuhinya
hak anak di bidang pendidikan dan pengasuhan serta kesejahteraan sosial sehingga tumbuh
dan berkembang kecerdasannya secara optimal.

B. Fokus Penelitian
Setelah diadakan observasi di salah satu ruang kelas Taman Penitipan Anak (TPA) Kasih Ibu
Kejawar Kabupaten Banyumas maka penelitian ini difokuskan pada salah satu kegiatan anak
yaitu kegiatan "Bermain Boneka Menggunakan Media Jarit".
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengumpulkan data mengenai :
a. Alasan pendidik melakukan kegiatan "Bermain Boneka Jarit".
b. Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut.
c. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut.
2. Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan tersebut.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1. Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di Taman Penitipan Anak (TPA)
Kasih Ibu Kejawar Kabupaten Banyumas.
2. Melatih mahasiswa melakukan tindakan kelas.
3. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan anak di
lembaga PAUD.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Perkembangan Motorik Anak


Perkembangan motorik erat kaitannya dengan pekembangan motorik di otak. Oleh sebab itu,
setiap gerakan yang dilakukan anak sesederhana apa pun, sebenarnya merupakan hasil pola
interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol otak.
Jadi, otaklah yang berfungsi sebagai bagian dari susunan syaraf yang mengatur dan
mengontrol semua aktivitas fisik dan mental seseorang.
Aktivitas anak terjadi dibawah kontrol otak. Secara simultan dan berkesinambungan, otak
terus mengolah informasi yang ia terima. Bersamaan dengan itu, otak bersama jaringan syaraf
yang membentuk sistem syaraf pusat yang mencakup lima pusat kontrol, akan mendiktekan
setiap gerak anak. Dalam kaitannya dengan perkembangan motorik anak, perkembangan
motorik berhubungan dengan perkembangan kemampuan gerak anak. Gerak merupakan
unsur utama dalam pengembangan motorik anak. Oleh sebab itu, perkembangan kemampuan
motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai gerakan dan permainan yang
dapat mereka lakukan.
Jika anak banyak bergerak maka akan semakin banyak manfaat yang dapat diperoleh anak
ketika ia makin terampil menguasai gerakan motoriknya. Selain kondisi badan juga semakin
sehat karena anak banyak bergerk, ia juga menjadi lebih percaya diri dan mandiri. Anak
menjadi semakin yakin dalam mengerjakan segala kegiatan karena ia tahu akan kemampuan
fisiknya. Anak-anak yang baik perkembangan motoriknya, biasanya juga mempunya
keterampilan sosial positif. Mereka akan senang bermain bersama teman-temannya karena
dapat mengimbangi gerak teman-teman sebayanya, seperti melompat-lompat dan berlari-
larian.
Perkembangan lain yang juga berhubungan dengan kemampuan motorik anak adalah anak
akan semakin cepat bereaksi, semakin baik koordinasi mata dan tangannya, dan anak semakin
tangkas dalam bergerak. Dengan semakin meningkatnya rasa percaya diri anak maka anak
juga akan merasa bangga jika ia dapat melakukan beberapa kegiatan.
Dalam buku Balita dan Masalah Perkembangannya (2001) secara umum ada tiga tahap
perkembangan keterampilan motorik anak pada usia dini, yaitu tahap kognitif, asosiatif dan
autonomous. Pada tahap kognitif anak berusaha untuk memahami keterampilan motorik serta
apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan tertentu. Pada tahapan ini, dengan
kesadaran mentalnya anak berusaha mengembangkan strategi tertentu untuk mengingat
gerakan serupa yang pernah dilakukan pada masa lalu.
Pada tahap asosiatif, anak banyak belajar dengan cara coba meralat olahan pada penampilan
atau gerakan akan dikoreksi agar tidak melakukan kesalahan kembali dimasa mendatang.
Tahap ini adalah perubahan strategi dari tahapan sebelumnya, yaitu dari apa yang harus
dilakukan menjadi bagaimana melakukannya.
Pada tahap autonomous, gerakan yang ditampilkan anak merupakan respons yang lebih
efisien dengan sedikit kesalahan. Anak sudah menampilkan gerakan secara otomatis.
Pertumbuhan fisik anak diharapkan dapat terjadi secara optimal karena secara langsung
maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku anak sehari-harinya. Secara langsung,
petumbuhan fisik anak akan menentukan keterampilannya dalam bergerak. Misalnya, anak
usia empat tahun yang bentuk tubuhnya sesuai dengan usianya, akan melakukan hal-hal yang
lazim dilakukan seusianya, sepeti bemain dan begaul dengan lingkungan keluarga dan teman-
temannya. Apabila ia mengalami hambatan tertentu, sepeti tubuhnya terlalu gemuk atau
malas dan lemas bergerak, anak akan sulit mengikuti permainan yang dilakukan oleh teman-
teman sebayanya.
Adanya kemampuan/keterampilan motorik anak juga akan menumbuhkan kreativitas dan
imajinasi anak yang merupakan bagian dari perkembangan mental anak. Dengan demikian,
sering pula para ahli menekankan bahwa kegiatan fisik dan juga keterampilan fisik anak akan
dapat meningkatkan kemampuan intelektual anak. Gerakan yang mereka lakukan saat
bermain bermanfaat untuk membuat fungsi belahan otak kanan dan otak kiri anak seimbang.
Belahan otak kiri anak akan menggatur cara berpikir logis dan rasional, menganalisis, bicara
serta beorientasi pada waktu dan hal-hal terperinci, sedangkan belahan otak kanan berperan
mengatur hal-hal yang intuitif, bermusik, menari dan kreativitas. Berbagai permainan yang
dilakukan anak akan membuat otak kiri dan otak kanan anak befungsi dengan baik. Begitu
juga dengan pengembangan kemampuan motorik kasar dan motorik halus anak yang baik
akan membuat anak lebih dapat mengembangkan kognitif anak dalam hal kreativitas dan
imajinasinya.
Jika seorang anak sudah diberi kesempatan dan arahan serta bimbingan untuk
mengembangkan kemampuan motorik kasar dan halusnya maka berarti secara fisik anak
diarahkan untuk menjadi semakin sehat dan hal ini sesuai dengan bunyi kalimat bijak berikut,
yaitu “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”. Kesehatan fisik seorang anak akan
mempengaruhi pula kesehatan jiwanya sehingga anak akan menjadi anak yang riang, positif,
dan senang melakukan berbagai aktivitas lainnya. Dengan kata lain jika keadaan fisik
seseorang anak baik dan sehat ia akan dapat beaktivitas dengan baik pula. Kemampuan fisik
dan mental anak yang baik nantinya mepakan dasar bagi anak untuk membangun
pengetahuan yang lebih tinggi atau lebih luas lagi (Semiawan, 2003).

B. Pengertian Bermain
Para pakar sering mengatakan bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Bermain terungkap
dalam berbagai bentuk apabila anak-anak sedang beraktivitas. Meeka bermain ketika
bernyanyi, menggali tanah, membangun balok warna-warni atau menirukan sesuatu yang
dilihat. Bermain dapat berupa bergerak, berlari, melempar bola, memanjat atau kegiatan
berpikir sepeti menyusun puzzle atau mengingat kata-kata sebuah lagu. Dapat pula
melakukan bermain kreatif dengan menggunakan krayon, plastisin atau tanah liat.
Dalam kehidupan anak, bermain mempunyai arti yang sangat penting. Dapat dikatakan
bahwa setiap anak yang sehat selalu mempunyai dorongan untuk bermain sehingga dapat
dipastikan bahwa anak yang tidak bermain-main pada umumnya dalam keadaan sakit,
jasmaniah atau rohaniah.
Sejak abad ke-19 bemunculan teori tentang bermain yang dikemukakan oleh para ahli dari
bebagai disiplin ilmu. Ada beberapa teori mengapa manusia bermain, di antaranya adalah
sebagai berikut:
1. Teori Rekreasi (Schaller dan Lazarus). Menurut teori ini, dibedakan antara bermain di satu
pihak dengan bekerja di lain pihak yang membutuhkan suatu keseriusan (seriousness).
Apabila seseorang telah lelah bekerja maka ia memerlukan bermain untuk menghilangkan
kepenatannya akibat bekerja.
2. Teori Kelebihan Energi (Herbert Spencer). Bermain dipandang sebagai penutup atau klep
keselamatan pada mesin uap. Energi atau tenaga yang berlebih pada seseorang perlu dibuang
atau dilepaskan melalui bermain.
3. Teori Fungsi dari Karl Groos dan Maria Montessori. Menurut teori ini bermain
dimaksudkan untuk mengembangkan fungsi yang tersembunyi dalam diri seseorang individu.
Contohnya, seekor anak kucing yang bermain dengan ekor induknya, sebenarnya kegiatan itu
berfungsi untuk latihan menangkap tikus dalam rangka mempertahankan hidup.
4. John Huizinga (1938) seorang pakar sejarah dalam salah satu karyanya sampai pada satu
kesimpulan bahwa kebutuhan bermain adalah yang membedakan manusia dari hewan,
bahkan melalui permainannya itu terpantul pula kebudayaannya.
5. Patty Smit Hill (1932) memperkenalkan sebuah masa “bekerja-bermain” di mana anak-
anak dengan bebasnya mengeksplorasi benda-benda serta alat-alat bermain yang ada di
lingkungannya, mengambil prakarsa serta melaksanakan ide-ide mereka sendiri.
6. Susan Isaacs (1933) percaya bahwa bermain mempertinggi semua aspek pertumbuhan dan
perkembangan anak. Ia membela hak-hak anak untuk bermain dan mengajak para orang tua
untuk mendukung kegiatan bermain anak sebagai sumber belajar alami yang penting bagi
anak.
7. Dewey (1938) percaya bahwa anak belajar tentang dirinya sendiri serta dunianya melalui
bermain. Melalui pengalaman-pengalaman awal bermain yang bermakna menggunakan
benda-benda konkret, anak mengembangkan kemampuan dan pengertian dalam memecahkan
masalah, sedangkan perkembangan sosialnya meningkat melalui interaksi dengan teman
sebaya dalam bermain.

C. Manfaat Bermain Boneka Bagi Perkembangan Anak


Anak memerlukan waktu yang cukup banyak untuk mengembangkan dirinya melalui
bermain. Hasil penelitian yang telah dilakukan para ilmuwan menyatakan bahwa bermain
bagi anak-anak mempunyai arti yang sangat penting karena melalui bermain anak dapat
menyalurkan segala keinginan dan kepuasan, kreativitas, dan imajinasinya. Melalui bermain
anak dapat melakukan kegiatan-kegiatan fisik, belajar bergaul dengan teman sebaya,
membina sikap hidup positif, mengembangkan peran sesuai jenis kelamin, menambah
perbendaharaan kata, dan menyalurkan peasaan tertekan.
Jelaslah bahwa bermain boneka jarit, selain bemanfaat untuk perkembangan fisik, kognitif,
sosial emosional dan moral, bermain juga mempunyai manfaat yang besar bagi pekembangan
anak secara keseluruhan.

D. Medium dan Bahan Baku Boneka Jarit


Secara garis besar berkarya rupa terdiri dari dua jenis yaitu :
1. Medium konvensional
Medium konvensional artinya medium yang digunakan sesuai dengan penggunaannya seperti
kertas, kanvas, hardboard dan papan.
2. Medium inkonvensional
Medium inkonvensional artinya modifikasi medium yang sesuai dengan keinginannya
misalnya jarit dibentuk menjadi boneka.
Bermain Boneka Jarit inkonvensional pada prinsipnya bermain dengan cara berkreasi
menggunakan peralatan dan teknik yang tak biasa. Cara kerjanya eksperimentasi/percobaan.
Hasil percobaan ini bisa sekaligus menjadi karya seni untuk mengembangkan fisik motorik.
Cara ini disenangi oleh anak karena sifat bermainnya lebih banyak dan anak
menginterpretasikan bermacam-macam teknik.
3. Teknik bermain boneka jarit dapat disebutkan sebagai berikut :
a. Teknik menggulung jarit.
b. Teknik mengikat jarit.
c. Bermain boneka jarit sebagai media imitasi.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak-anak, Pendidik, Pimpinan Taman Penitipan Anak (TPA)
Kasih Ibu Kejawar Kabupaten Banyumas.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu menginterpretasikan data mengenai
fenomena/gejala yang diteliti di lapangan.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan
informasi dengan cara mengamati perilaku anak dalam situasi tertentu. Observasi dalam
penelitian dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, selama dua jam pelajaran yaitu pada hari
Senin tanggal 28 April 2014. Penelitian menggunakan teknik observasi untuk memperoleh
data yang berkaitan dengan aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung melalui
kegiatan Bermain Boneka Jarit.
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang bisa digunakan untuk menggali
informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian. Wawancara dilakukan oleh peneliti
dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pendidik dan Pimpinan Sekolah
untuk memperoleh data tentang peningkatan hasil belajar kemampuan seni anak melalui
pembelajaran Bermain Boneka Jarit.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data atau bukti-bukti serta penjelasan
yang lebih luas mengenai fokus penelitian. Dokumen digunakan dengan tujuan mencari data
yang berasal dari dokumen, wawancara dan catatan yang ada hubungannya dengan objek
penelitian sebagai sumber data.

BAB IV
ANALISIS DATA

A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data maka data hasil penelitian dibuat tabulasi sebagai berikut :
Wawancara dengan
Observasi Wawancara dengan Guru Dokumentasi
Pimpinan TPA
- Anak-anak - TPA Kasih Ibu menerima - Melalui kegiatan - Sesuai
sedang peserta didik usia 2 – 3 tahun. bermain boneka jarit dengan jadwal
melaksanakan - TPA Kasih Ibu Kejawar diharapkan dapat pemutaran
kegiatan memberikan kegiatan mengembangkan sentra.
bemain bermain boneka dengan kreativitas anak dan
dengan media media jarit untuk dapat melatih kerja
jarit di dalam mengembangkan fisik sama dengan
kelas. motorik anak. temannya.
- Dalam pelaksanaannya
memang kami sengaja tidak
satu anak satu boneka tapi
kami dapat melaksanakan
dengan kerja sama dan saling
membantu untuk melatih
tangan satu anak dengan
pasangannya.
- Terdapat - Untuk memberikan - Supaya anak dapat - Disesuaikan
ruangan kesempatan pada anak agar melaksanakan kegiatan dengan sentra.
khusus untuk dapat bermain dengan media dengan aman, nyaman
kegiatan sekitar dengan leluasa. dan menyenangkan.
boneka jarit. - Penyusunan kegiatan dibuat - Untuk pemenuhan
setiap bulan sesuai dengan gizi anak pun kami
tema dan mengacu pada buku sangat perhatikan
Panduan ADITUKA (Asuhan karena dapat
Dini Tumbuh Kembang berpengaruh terhadap
Anak) serta dari sumber pertumbuhan anak.
lainnya untuk membantu
kelancaran pembelajaran dan
menambah pengetahuna dan
wawasan.
- Pemenuhan gizi bagi anak
sangatlah penting karena
dengan pemenuhan gizi yang
tepat anak akan tumbuh dan
berkembang secara optimal.
- Terdapat - Tentang pelayanan kami - Untuk anak
ruangan pada anak berkebutuhan berkebutuhan khusus
kamar khusus khusus memang kami kami tangani dengan
yang ada menerima juga untuk kami diterapi secara rutin
tulisan terapi. tangani melalui terapi yang dengan harapan dapat
biasanya diberikan oleh guru berbaur dengan yang
khusus. lain.
- Jumlah tenaga
pendidik di TPA kami
ada 2 (dua) orang.
- Jumlah peserta didik
di TPA kami ada 5
peserta didik.
- Program dirancang
oleh semua pendidik
dan kepala TPA.

B. Hasil Analisis
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis pada saat penelitian maka diperoleh
hasil dalam kegiatan bermain boneka dengan media jarit di TPA Kasih Ibu Kejawar
Kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut :
Di TPA Kasih Ibu Kejawar Kabupaten Banyumas guru melakukan kegiatan pembelajaran
bermain boneka dengan media jarit yang dilakukan di TPA Kasih Ibu Kejawar Kabupaten
Banyumas diharapkan mampu mengembangkan fisik motorik anak melalui media boneka
jarit yang dapat menghasilkan bentuk boneka inkonvensional serta dapat mengembangkan
rasa kesetiakawanan yang tinggi.
Hasil wawancara dengan pendidik TPA Kasih Ibu Kejawar Kabupaten Banyumas bahwa
kegiatan bermain boneka dengan media jarit dapat mengembangkan fisik motorik anak
seperti yang diungkapkan oleh Lowen Feld dan Brittain (1980) dalam Widia Pakarti, dkk.
(2008) menjelaskan bahwa kegiatan seni berperan dalam mengembangkan fisik,
pikir/intelektual, emosional, kreativitas, sosial dan estetika.
Hasil wawancara dengan pimpinan TPA Kasih Ibu Kejawar Banyumas bahwa belajar melalui
bermain boneka dengan media jarit pada hakekatnya menyenangkan yang menjadikan anak
belajar dari dalam dirinya sendiri sehingga belajar lebih bermakna dari pada sekedar perintah
guru.
Jadi, analisis data diperoleh dari data yang terkumpul melalui observasi, wawancara dengan
pendidik dan pimpinan dan dokumentasi pada saat penulis melakukan penelitian dan disusun
menjadi tabulasi data. Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif. Hasil data yang telah
dicapai oleh siswa melalui observasi dalam pembelajaran bermain boneka melalui media jarit
yang dilakukan di TPA Kasih Ibu Kejawar Kabupaten Banyumas.

C. Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan bermain boneka dengan media jarit
merupakan kegiatan yang bermaksud mengembangkan berbagai kemampuan yang dimiliki
anak yang salah satunya adalah mengembangkan kemampuan fisik motorik anak.
Melalui kegiatan bermain boneka dengan media jarit yang dilakukan di TPA Kasih Ibu
Kejawar Kabupaten Banyumas diharapkan mampu mengembangkan kreativitas anak melalui
media jarit dan gerakan tangan yang dapat menghasilkan bentuk boneka inkonvensional serta
dapat mengembangkan rasa kesetiakawanan yang tinggi.
Dengan kegiatan bermain boneka jarit dapat mengembangkan fisik motorik seperti yang
diungkapkan oleh Lowen Feld dan Brittain (1980) dalam Widia Pakarti, dkk. (2008)
menjelaskan bahwa kegiatan seni berperan dalam mengembangkan fisik, pikir/intelektual,
emosional, kreativitas, sosial dan estetika.
Secara umum TPA Kasih Ibu Kejawar Banyumas telah mempunyai kegiatan-kegiatan yang
baik dan terarah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah disusun sedemikian rupa sesuai dengan
tahap perkembangan anak sehingga anak berkembang dengan optimal.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :
1. TPA Kasih Ibu Kejawar Kabupaten Banyumas mempunyai program unggulan yaitu
pelayanan anak berkebutuhan khusus/autis dengan terapi rutin.
2. Pengembangan kemampuan yang dimiliki anak salah satunya dikembangkan melalui
kegiatan bermain boneka dengan media jarit sehingga anak dapat mengembangkan kreativitas
dan rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi.
3. Lingkungan/pemetaan sentra di TPA Kasih Ibu Kejawar Kabupaten Banyumas juga
disiapkan sedemikian rupa sehingga dapat mendukung pencapaian kemampuan yang dimiliki
anak.
4. Tenaga pendidik yang sesuai dengan bidangnya.

B. Saran-Saran
1. Dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak melalui boneka jarit hendaknya
nampan/bahan perlengkapan yang ada jumlahnya memenuhi jumlah anak sehingga anak
dapat bebas berkreasi.
2. Pengembangan kemampuan yang dimiliki anak melalui bermain boneka jarit hendaknya
pendidik terlibat langsung dengan anak untuk memberi motivasi dan bantuan anak ketika
mengalami putus asa.

DAFTAR PUSTAKA

Asmawati Luluk, dkk. 2008. Pengolahan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini.Jakarta :
Universitas Terbuka.

B.E.F. Montolalu, dkk. 2009. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka.

Bambang Sujiono, dkk. 2010. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta : Universitas Terbuka.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN A
INSTRUMEN WAWANCARA
1. Instrumen Wawancara Dengan Pendidik.
2. Instrumen Wawancara Dengan Pimpinan.

INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN PENDIDIK


1. Usia berapakah peserta didik yang diterima di TPA Kasih Ibu Kejawar Kabupaten
Banyumas ini?
2. Media dan metode apa yang diterapkan/digunakan untuk mendukung kegiatan di TPA
Kasih Ibu Kejawar Kabupaten Banyumas ini?
3. Siapakah yang menyusun/merancang kegiatan-kegiatan di TPA Kasih Ibu Kejawar
Kabupaten Banyumas ini?
4. Mengapa di TPA Kasih Ibu Kejawar Kabupaten Banyumas ini ada 2 (dua) ruangan
khusus?

INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN PIMPINAN


1. Apa keistimewaan yang dimiliki oleh TPA Kasih Ibu Kejawar Kabupaten Banyumas?
2. Mengapa terdapat 2 (dua) ruangan di TPA Kasih Ibu Kejawar Kabupaten Banyumas?
3. Apa yang menjadi alasan anak yang berkebutuhan khusus diterima menjadi peserta didik di
TPA Kasih Ibu Kejawar Kabupaten Banyumas?

LAMPIRAN B
INSTRUMEN HASIL WAWANCARA
1. Instrumen Hasil Wawancara Dengan Pendidik.
2. Instrumen Hasil Wawancara Dengan Pimpinan.

HASIL WAWANCARA DENGAN PENDIDIK


1. TPA Kasih Ibu Kejawar Kabupaten Banyumas menerima peserta didik dengan usia antara
2 sampai 3 tahun.
2. Media jarit di TPA Kasih Ibu Kejawar Kabupaten Banyumas untuk bermain boneka. Anak
dilatih membuat mainan dengan jarit menjadi bentuk boneka. Anak menjadi tahu bahwa
untuk bermain boneka tidak hanya bisa pakai boneka di toko, tapi jaritpun bisa untuk dibuat
boneka.
3. Penyusunan program kegiatan di TPA Kasih Ibu Kejawar Kabupaten Banyumas dibuat
setiap bulan dengan tema mengacu buku Panduan ADITUKA (Asuhan Dini Tumbuh
Kembang Anak) dan sumber lain agar pembelajaran lancar dan pengetahuan serta wawasan
bertambah.
4. TPA Kasih Ibu Kejawar Kabupaten Banyumas menerima peserta didik berkebutuhan
khusus dengan alasan untuk memberikan pelayanan minimal agar mereka dapat bergaul
dengan teman sebayanya walaupun ada kekurangan. Ada tenaga pendidik khusus yang
menangani peserta didik berkebutuhan khusus ini. Tidak semua guru bisa menanganinya.

HASIL WAWANCARA DENGAN PIMPINAN


1. Melalui kegiatan bermain dengan media jarit diharapkan dapat mengembangkan kreativitas
anak dan dapat melatih kerja sama dengan temannya. Ada juga program pemenuhan gizi anak
yang sangat kami perhatikan karena sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan anak.
2. Di TPA Kasih Ibu Kejawar Kabupaten Banyumas ada 2 (dua) ruangan khusus bertujuan
agar anak dapat melaksanakan kegiatan dengan aman, nyaman dan menyenangkan tanpa
merasa terganggu dengan proses kegiatan anak berkebutuhan khusus di ruangan.
3. Alasan TPA Kasih Ibu Kejawar Kabupaten Banyumas menerima anak berkebutuhan
khusus adalah agar mereka dapat bergaul dengan teman sebayanya walaupun ada
kekurangan. Penanganannya kami lakukan dengan terapi secara rutin.

DOKUMENTASI
Posting Lebih Baru Posting Lama

Anda mungkin juga menyukai