RUPIYA
836995824
2. Jika Anda adalah guru tersebut, strategi perbaikan yang bagaimana yang akan Anda
lakukan. Tuliskan pendapat Anda dalam forum diskusi.
KASUS
Selanjutnya Bu Hani menjelaskan tentang indra peraba yaitu kulit, sambil menuliskannya di
papan tulis ’kulit’ dan membacanya, ”Kulit”. Setelah itu Bu Hani mengeja tulisan, ”ka-u-el-i-
te…ku-lit” yang diikuti anak-anak. Bu Hani mengatakan bahwa kulit berguna untuk meraba
dan merasa.
Bu Hani meminta Nashir untuk merasakan fungsi kulit sebagai indra peraba dan perasa,
dengan berdiri di bawah panas matahari.
Nashir menjawab,”Panas.”
Ibu Hani meminta Adila menemani Nashir dan ia bertanya pada Adila “Bagaimana rasanya,
panas atau dingin?”
Adila menjawab,”Dingin.”
Setelah itu kedua anak tersebut diminta kembali ke tempat duduk semula.
Adila berkata, ”Kalau panas .... aku tutup pakai topi.”
Setelah itu Bu Hani mengajak anak mencoba fungsi kulit sebagai indra peraba, dengan
menyiapkan tiga baskom besar masing-masing berisi kerikil, air es, dan pasir. Setiap baskom
diberi tulisan sesuai isinya. Ibu Hani mengajak anak-anak membaca tulisan tersebut bersama-
sama. Ia juga menjelaskan langkah-langkah percobaan. Selanjutnya ia meminta anak-anak
berpasangan dan membuat barisan seperti kereta. Selanjutnya setiap pasangan paling depan
matanya ditutup dengan sapu tangan dan dituntun untuk menginjakkan kakinya di setiap
baskom, sambil menyebutkan tekstur benda yang diinjaknya. Pertama giliran Azzam dan
Dea. Azzam ditanya apa yang dia injak pada setiap baskom tersebut, Azzam tidak menjawab.
Awalnya ketika di baskom kerikil Dea berteriak, ”Sakit.” namun setelah dipancing dengan
pertanyaan oleh Bu Hani, ”Rasanya kasar atau halus?” Dea menjawab, ”Kasar!”
Dea berhasil menjawab di 3 baskom tersebut dengan benar. Semua anak mau mencoba
menginjakkan kakinya ke 3 baskom tersebut kecuali Mail yang hari itu lebih suka menonton
saja.
Kegiatan dilanjutkan dengan mengerjakan Lembar Kerja Anak (LKA) tentang panca indra.
LKA tersebut terdiri dari 3 kolom. Kolom pertama berisi gambar salah satu indra. Kolom
kedua berisi tulisan nama indra dan kolom ketiga berisi jumlah indra tersebut. Pada baris
pertama, terdapat gambar mata, tulisan ’mata’ yang masih berupa titik-titik dan kolom yang
kosong. Pada baris-baris selanjutnya terdapat gambar indra lainnya, tulisannya masih berupa
titik-titik yang harus ditebalkan dan jumlah indra tidak dituliskan. Anak-anak diminta
menebalkan nama indra yang tertulis dan menuliskan angka sesuai jumlah indra. Bu Hani
memberi contoh mengerjakan baris pertama dengan menebalkan tulisan mata dengan spidol,
dan menulis angka ’2’ di kolom ke tiga. Lalu bu Hani meminta anak-anak mengerjakan
sesuai contoh.
2a) kegunaan memberikan label pada media yang digunakan adalah agar anak lebih kenal
dengan huruf.
2b) upaya lain yang dapat dilakukan guru dalam pengenalan membaca dan menulis permulaan
adalah dengan latihan menghubung-hubungkan tanda titik-titik yang membentuk tulisan,
3a) kelemahan dan kelebihan dari kegiatan yang telah dilakukan Bu Hani
1. Kelemahan
• Media bermain pada baskom sebaiknya jangan kerikil karena mempunyai tekstur
kasar dan dapat membuat anak merasa sakit.
2. Kelebihan
• Bu Hani dapat menjelaskan fungsi indra dengan baik.
3b)
Rancangan Perbaikan Kegiatan
a) Identifikasi Masalah
Pada kegiatan belajar di TK mulia saat diberikan tugas banyak anak yang tidak
menuliskan jumlah indra, tapi hanya menebalkan tulisan indra di kolom ke dua.
b) Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas Tampaknya banyak anak yang belum dapat
memahami penjelasan yang disampaikan Bu Hani
c) Perumusan Masalah
Bu Hani dapat mengubah strategi pembelaran, dengan mengubah metode
mengajarnya agar anak lebih termotivasi untuk belajar menulis.
d) Skenario Perbaikan
Pelaksanaan tindakan perbaikan berlangsung di kelas guru sendiri sesuai dengan
rencana perbaikan yang telah disiapkan. selama pelaksanan perbaikan, di samping
mengajar, guru mengumpulkan data, yang dapat dilakukan dengan bantuan teman
sejawat atau tanpa bantuan. Oleh karena itu, guru perlu membuat catatan jika ada
kesempatan, atau segera mencatat peristiwa penting setelah pelajaran usai.
Keberhasilan tindakan perbaikan banyak tergantung dari keyakinan guru akan
langkah-langkah yang telah disiapkan, kesiapan guru untuk melaksanakan
perbaikan, dan tentu saja komitmen dan kerja keras. Refleksi dilakukan setelah data
pembelajaran diolah, atau setelah guru mempunyai gambaran tentang keberhasilan
atau kegagalan serta kekuatan atau kelemahan tindakan perbaikan yang dilakukan.
Kekuatan ingatan dan kejujuran dalam melakukan refleksi akan sangat membantu
guru menemukan kekuatan dan kelemahan tindakan perbaikan yang telah
dilakukan, sehingga dapat dihasilkan masukan yang bermakna bagi perencanaan
daur berikutnya.