BAHAN BELAJAR TK
PGTK2403
MODUL 1 & 2
KELOMP
OK 1
OUR
TEAM
Reztingka arta melia 857542038
Noni kurnia aji 857541953
Dwi nur hidayati 857541691
Umi faidah 857541749
MODU
L1
HAKIKAT
KURIKULUM
KB 1. PENGERTIAN KURIKULUM
● Pada dunia olahraga Curriculum dalam Bahasa Yunani berasal dari kata Curir, artinya “pelari”,
dan Currure, artinya” tempat berpacu”.Dari istilah tersebut, maka curriculum adalah suatu jarak
yang harus ditempuh oleh pelari sehingga sampai pada garis finish yang ditetapkan.
● Pada dunia Pendidikan pada awalnya kurikulum diartikan “sejumlah mata pelajaran yang harus
dipelajari oleh setiap siswa atau anak didik untuk memperoleh ijazah”. Dari pengertian tersebut
menekankan pada dua unsur pokok yaitu isi kurikulum dan mata pelajaran.
● Pada pengertian yang lebih luas, kurikulum menekankan pada semua pengalaman belajar yang
diterima siswa dalam mempengaruhi perkembangan pribadinya. Tidak hanya menekankan isi dan
mata pelajaran saja
● Menurut patmonedowo (1995) kurikulum adalah seluruh usaha/kegiatan sekolah untuk
merangsang anak supaya belajar, baik didalam maupun diluar kelas.
● Menurut johnson (1967) kurikulum adalah a structured series of a intended learning outcomes.
Dengan demikian pada intinya kurikulum mencakup kegiatan intra-kulikuler dan ekstra-kulikuler
● Doll (1976) menyatakan bahwa the commonly eccepted definitions of the curriculum has changed
from content of courses of study and list of subject and courses to all the experiences which are
offered to learners under the auspices or direction of the school.
● Pandangan berikutnya kurikulum diartikan sebagai “program Pendi-dikan”, yakni program belajar
bagi siswa (plan for learning)
● Terkait dengan kurikulum sebagai suatu program, Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujutan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidkan tertentu (Bab 1 Pasal
1).
B. KLASIFIKASI KURIKULUM
● Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah rumusan tujuan dari setiap program
Pendidikan yang akan diberikan dan harus dicapai oleh siswa. Tujuan kurikulum
pendidkan merupakan penjabaran dari tujuan Pendidikan nasional yang mengacu
pada falsafah negara Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
● Rumusan tujuan Pendidikan nasional harus dipahami, dihayati, dan dijiwai serta
dijadikan sumber inspirasi bagi setiap penyelenggara, praktisi, dan pengelola
Pendidikan dalam merumuskan tujuan. Secara sistematis, urutan tujuan tersebut
dapat digambarkan dalam bentuk hierarki sebagai berikut:
TUJUAN NASIONAL TUJUAN MATA
01 PENDIDIKAN 02 PELAJARAN
(KURIKULER)
TUJUAN TUJUAN
03 INTITUTIONAL 04 PEMBELAJARAN
(LEMBAGA) (INSTUKSIONAL)
● Secara terperinci, beberapa kompetensi atau tujuan yang harus dimiliki anak TK dan
harus diupayakan oleh para penyelenggara program Pendidikan TK adalah:
1. Menunjukkan pemahaman positif tentang diri dan percaya diri
2. Menunjukkan kemamuan untuk berinteraksi dengan orang lain dan alam sekitar
3. Menunjukkan kemampuan berpikir urut
4. Berkomunikasi secara efektif
5. Terbiasa hidup sehat; serta
6. Menunjukkan kematangan fisik.
● Rumusan tujuan kurikulum berufungsi:
1. Penentu nagi penetapan komponen berikutnya (materi, metode, media, sumber,
evaluasi)
2. Penentu arah dan corak kegiatan Pendidikan yang akan dilaksanakan
3. Indikator keberhasilan pelaksanaan Pendidikan; serta pandangan dalam setiap usaha
dan Tindakan dari para pengelola dan pelaksana Pendidikan
B. KOMPONEN ISI/MATERI
● Isi pada kurikulum pada dasarnya adalah bahan atau materi yang disusun untuk
diberikan kepada siswa, agar dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.
● Penentuan bahan kurikulum dilakukan secara selektif dengan memperhatikan:
1. Jenjang pendidikan
● Inti kegiatan kurikulum adalah proses pembelajaran, yaitu suatu proses interaksi antara
siswa dengan lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran, yakni perubahan
tingkah laku.
● Dalam kurikulum berbasis kompetensi, rambu-rambu pelaksanan program kegiatan
belajar yang diberlakukan di TK sebagai berikut:
● Minggu efektif dalam satu pelajaran (2 semester) adalah 34 minggu dan jam belajar
efektif per hari adalah 2,5 jam (150 menit)
● Pelaksanaan program pendidikan di TK harus memperhatikan beberapa prinsip berikut
(Patmonedowo 1995)
a. Program dan kegiatan pendidikan di TK semaksimal mungkin harus menciptakan situasi
pendidikan yang memberikan raa aman dan menyenangkan
b. Setiap anak perlu mendapatkan perhatian yang bersifat individual, sesuai dengan
kebutuhan anak pra sekolah
c. Perkembangan adalah hasil proses kematangan dan proses balajar
d. Kegiatan belajar di TK adalah pembentukan perilaku melalui pembiasaan yang terwujud
dalam kegiatan sehari-hari
e. Sifat kegiatan belajar di TK merupakan pengembangan kemampuan yang telah
diperoleh dorumah
f. Bermian merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak
didik
● Menurut patmonedowo (1995) bermain diklasifikasikan kedalam 3
jenis:
a. Bermain bebas
b. Bermain dengan bimbingan
c. Bermain yang diarahkan
D. KOMPONEN EVALUASI
● Komponen evaluasi yaitu alat untuk mengukur dan menilai program pendidikan. Dengan
kata lain evaluasi kurikulum dilakukan untuk mendapatkan informasi yang akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan mengenai efisiensi, efetivitas, dan relevansi serta
produkivitas program dalam mencapai tujuan pendidikan.
● Penilaian kurikulum sebagai suatu sistem yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai
tujuan pendidikan, dengan komponen sebagai berikut:
1. Evaluasi masukan (input)
2. Evaluasi proses pelaksanaan
3. Evaluasi hasil (output)
4. Evaluasi dampak yang ditimbulkan
5. Evaluasi tidak hanya dilakukan pada hasil belajar siswa untukmengukur prestasi
akademik saja, akan tetapi bagaimana program kurikulum secara keseluruhan telah
berjalan sesuai dengan yang direncanakan atau belum
MODUL
2
PENGEMBANGA
N KURIKULUM
KB 1 Landasan Pengembangan
A. Landasan Filosofis
Kurikulum
● Dilihat dari segi Bahasa, “Filsafat” artinya “ cinta akan kebijakan” (love of wisdom). Filsafat
juga diartikan sebagai cara berpikir yang mendalam dan radikal, serta berpikir secara logis,
sistematis dan komprehensif.
● Terdapat banyak teori mengenai pendidikan secara filosofis oleh para ahli, salah satunya
adalah Dewey (1963) pendidikan adalah “ drawing out” yakni memunculkan potensi anak dan
bukan suatu proses “ pouring in” , yakni mengisi anak seperti layaknya mengisi sebuah
bejana. Anak adalah makhluk yang aktif yang memiliki 4 macam minat yaitu :
1. Berhubungan, bercakap-cakap atau berkomunikasi
2. Menyelediki atau mengetahui sendiri
3. Berbuat atau mengkonstruksi
4. Berekspresi artistic atau keindahan.
● Filsafat dalam pengembangan kurikulum memiliki fungsi :
● Psikologis adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, sedangkan kurikulum adalah
upaya menentukan program pendidikan untuk mengubah tingkah laku manusia menuju
kedewasaan baik fisik, intelektual, emosional, moral, maupun sosial. Oleh karena itu, dalam
pengembangan kurikulum landasan psikologis merupakan acuan untuk memilih dan
menentukan apa dan bagaimana perilaku manusia itu harus dikembangkan.
C. Landasan Sosial Budaya
Ada dua kelompok pemikiran yang berbeda dalam menyikapi kedudukan pendidikan dalam kaitan
dengan kehidupan sosial yaitu melakukan pengubahan atau penyesuaian . kedua pemikiran
tersebut dapat dijadikan sumber untuk melaksanakan program pendidikan melalui pendekatan
berikut :
4. Pendekatan Adaptif
5. Pendekatan Reformatoris
D. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Landasan ilmu pengetahuan, menekankan bahwa dalam mengembangkan kurikulum kita harus
peka terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi agar kurikulum tidak ketinggalan jaman.
Menurut Herbert Spencer, what knowledge is of most worth, dapat dijadikan acuan untuk memilih
pengetahuan sebagai sumber belajar bagi anak.
Untuk mengatasi kesulitan dalam memilih sumber atau bahan pengetahuan yang layak diberikan
kepada anak, Hilda Taba memberikan beberapa kriteria yaitu :
Pendekatan dari atas ke bawah (top down approach) adalah suatu proses untuk membuat keputusan,
baik membuat atau merevisi kurikulum didasarkan atas inisiatif para pejabat pendidikan atau
pemegang kebijakan ditingkat atas.
Ada empat tahap proses pengembangan kurikulum dengan Pendekatan dari atas ke bawah (top down
approach):
1. Pembentukan tim pengarah
2. Pembentukan tim kelompok kerja
3. Menyerahkan kembali rumusan kurikulum yang selesai dibuat kepada tim pengarah untuk dikaji
kelebihan dan kekurangannya berdasarkan hasil uji coba secara terbatas.
4. Apabila sudah dianggap cukup sempurna, maka kurikulum disebarluaskan kepada setiap sekolah
untuk dilaksanakan.
B. Pendekatan Dari Bawah Ke Atas (Grass-Roots Approach)
● Pendekatan grass-roots approach pengembangan dimulai dari munculnya keinginan dari pihak
sekolah atau guru,setelah merasakan bahwa kurikulum yang dilaksanakan mengalami banyak
permasalahan dan dianggap perlu untuk diadakan pembaharuan, penyesuaian dan
penyempurnaan.
● Pendekatan ini dilakukan para guru disekolah yang memiliki kemampuan dan profesionalisme
serta inisiatif dan kreativitas yang tinggi.
Selain dua pendekatan diatas ada juga empat model-model pengembangan kurikulum:
Memfokuskan pada upaya mengembangkan kurikulum sebagai suatu proses perbaikan dan
penyempurnaan.
Didasarkan disesuaikan dan diarahkan pada visi, misi, dan tujuan dari maring-masing lembaga
pendidikan.
Pengembangan ini lebih sederhana, ada lima langkah yang harus di tempuh:
a. Menetapkan wilayah yang akan melakukan perubahan.
b. Menetapkan orang-orang atau tim yang melakukan pengembangan kurikulum.
c. Merumuskan prosedur sebagai langkah operasional.
d. Menetapkan atau implementasi kurikulum.
e. Melaksanakan evaluasi kurikulum
KB 3. Prinsip-Prinsip Pengembangan
Kurikulum
Prinsip pengambangan kurikulum pada dasarnya adalah kaidah, hukum atau ketentuan yang harus
dijiwai dan diimplementasikan dalam pengembangan kurikulum. Dengan adanya prinsip tersebut,
setiap pengembangan kurikulum diikat oleh ketentuan atau hukum sehingga dalam
pengembangannya mempunyai arah yang jelas sesuai dengan prinsip yang telah disepakati.
A. Prinsip Umum
1. Prinsip Relevansi
Kurikulum harus memiliki tingkat kesesuaian yang tinggi baik secara internal maupun
eksternal.
2. Prinsip Fleksibilitas
Pengambangan kurikulum dituntut untuk memiliki sifat keluwesan, lentur, atau fleksibel
(tidak kaku)
3. Prinsip Kontinuitas
Pengembangan kurikulum harus memenuhi unsur kesinambungan baik secara vertikal
maupun horizontal.
4. Prinsip Efisiensi dan Efektivitas
Pengembangan kurikulum harus diusahakan mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-
sumbar pendidikan lainnya secara optimal.
B. Prinsip Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi.