Anda di halaman 1dari 27

X 1

LAPORAN ANALISIS

ANALISIS KEGIATAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK


HALUS ANAK MELALUI FINGER PAINTING PADA
TAMAN PENITIPAN ANAK AMALIAH

OLEH: ANDI

WIDYA
859498112

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
2020.1
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu tugas dalam rangka
penyelesaian studi program S. 1 PG PAUD dengan mata kuliah Analisis Kegiatan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini di FKIP Universitas Terbuka oleh
mahasiswa masa registrasi 2020.1 di TPA Amaliah.

Topoyo, 16 November 2020

Kepala TPA Telah Diperiksa dan Peneliti


disetujui Supervisor

Andi Widya
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanyalah untuk Allah SWT. Penulis
panjatkan atas rahmat dan kemudahanNya jualah sehingga penulisan Laporan analisis
dapat terselesaikan dengan judul “Analisis Kegiatan Pengembangan Kemampuan
Motorik Halus Anak Melalui Finger Painting Pada TPA Amaliah”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya Laporan ini. Semoga segala do’a, dukungan dan dorongan telah
diberikan kepada penulis selama ini mendapat imbalan dari Allah SWT. Demikian
Laporan Tugas Akhir ini penulis susun, akhir kata penulis berharap laporan analisis
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya pada semua pihak pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Topoyo, November 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. 1

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... 2

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 3

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 4

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ................................................................... 5
B. Fokus Penelitian ................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORI


A. Keterampilan Motorik Halus .............................................................. 8
B. Hakikat Finger Panting ....................................................................... 11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Subjek Penelitian ................................................................................ 13
B. Metode Penelitian ............................................................................... 13
C. Instrument Penelitian .......................................................................... 13

BAB IV ANALISIS DATA


A. Tabulasi Data ...................................................................................... 14
B. Analisis Kritis ..................................................................................... 17

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ......................................................................................... 19
B. Saran ................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 20

LAMPIRAN .............................................................................................................. 21
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Keluarga adalah pendidikan pertama bagi anak usia dini. Pola asuh dan
segala sesuatu yang diberikan dalam lingkungan keluarga akan sangat
berpengaruh pada perkembangan anak selanjutnya. (Harun Rasyid, dkk. 2009:
152-153) Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa
keemasan (golden age) untuk pertumbuhan dan perkembangan. Masa ini
merupakan masa yang tepat untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan
perkembangan anak dan meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan
fisik, bahasa, sosial emosional, konsep diri, seni, moral dan nilai-nilai agama.
Kebutuhan akan adanya Taman Penitipan Anak dimulai dengan munculnya
kesadaran orang tua akan pentingnya pengasuhan dan pendidikan sejak dini pada
keluarga kelas menengah ke bawah. Hal ini dipicu oleh kondisi ekonomi yang
tidak memungkinkan keluarga tersebut memperkerjakan seorang pengasuh. Oleh
karena itu muncullah sebuah lembaga yang menggantikan fungsi pengasuhan dan
pendidikan bagi anak pda saat orang tua bekerja. Kebutuhan akan Taman
Penitipan Anak juga semakin penting karena keberadaan lembaga tersebut dapat
membantu orang tua membentuk kepribadian, penanaman nilai-nilai agama,
norma, budi pakerti, karakter, kecerdasan, toleransi, etika dan estetika dalam diri
anak.
Dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Bab 1 ayat 14 Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Menurut Husein (dalam Sumantri,
2005: 2) pengembangan potensi anak bangsa dapat diupayakan melalui
pembangunan di berbagai bidang yang didukung oleh masyarakat sekitar.
Anak usia dini memiliki potensi yang beragam dan untuk mengembangkan
potensi tersebut memerlukan bantuan dari orang lain khususnya orang dewasa.
Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak sebaiknya dilakukan
sedini mungkin. Pengembangan potensi ini, juga harus memeperhatikan kondisi
sosial, kultur, keyakinan, dan kepercayaan, agama, serta nilai-nilai yang berlaku
dalam lingkungan masyarakat di mana mereka berada (Harun Rasyid, dkk. 2009:
153). Oleh karena itu sebaiknya anak usia dini diberi stimulasi serta kegiatan
yang dapat membantu mengembangkan dan mengoptimalkan potensinya.
Pendidikan yang diberikan haruslah menarik, sesuai dengan fase pertumbuhan
anak identik dengan usia bermain (Jamal Ma’mur Asmani, 2010: 30). Salah satu
cara untuk membantu mengembangkan potensi anak adalah memasukkan anak
ke dalam lembaga belajar seperti pendidikan anak usia dini.
Menurut Hajar Pamadi (2008: 10) finger painting adalah teknik melukis
secara langsung tanpa menggunakan bantuan alat, anak dapat mengganti kuas
dengan jari–jari tangannya secara langsung. Di dalam kegiatan finger painting,
anak dapat dengan bebas menuangkan imajinasi yang akan diwujudkannya.
Kegiatan finger painting pada dasarnya mudah, tidak begitu rumit, serta tidak ada
aturan baku untuk melakukan kegiatan tersebut. Hal yang harus dilakukan guru
adalah memberikan memotivasi serta menumbuhkan keberanian anak untuk
melakukan kegiatan finger painting, yaitu untuk tidak takut tangannya kotor
karena bubur warna. Menurut B.E.F Montolalu (2009: 17), finger painting dapat
mengembangkan ekspresi melalui media lukis dengan gerakan tangan,
mengembangkan fantasi, imajinasi, dan kreasi, melatih otot-otot tangan/ jari,
koordinasi otot dan mata, melatih kecakapan mengombinasikan warna, memupuk
perasaan terhadap gerakan tangan, dan memupuk keindahan. Oleh sebab itu,
peneliti ingin menganalisis seberapa jauh keterampilan motorik halus anak
melalui kegiatan finger painting pada anak TPA Amaliah.
B. Fokus Penelitian
Setelah diadakan observasi di salah satu ruang kelas TPA Amaliah maka
penelitian ini difokuskan pada salah satu kegiatan anak yaitu kegiatan
Meningkatkan Motorik Halus Anak Melalui Finger Painting.

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
a. Mengumpulkan data mengenai :
a) Alasan pendidik melakukan kegiatan "Meningkatkan Motorik Halus
Anak Melalui Finger Painting".
b) Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut.
c) Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut.
b. Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan tersebut.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk:
a. Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di TPA Amaliah
mengenai keterampilan motorik halus anak dalam kegiatan finger painting.
b. Menganalisis hasil observasi di TPA Amaliah.
c. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis sesuatu
kegiatan anak di lembaga PAUD
d. Sebagai referensi kegiatan pengembangan & tempat peneliti mengajar.
BAB II LANDASAN
TEORI

A. Keterampilan Motorik Halus


a. Pengertian Keterampilan Motorik Halus
Keterampilan motorik halus berperan penting dalam kehidupan anak.
Dalam kehidupan sehari-hari anak tidak lepas dari kegiatan motorik halus.
Keterampilan motorik halus menjadi salah satu keterampilan yang
dikembangkan di TPA. Keterampilan dapat diuraikan dengan kata otomatik,
cepat, dan akurat. Untuk mencapai keterampilan motorik halus yang baik
maka pendidik harus memberikan stimulasi kepada anak guna menunjang
pencapaian keterampilan motorik halus yang optimal. Individu yang
mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat mempelajari
sesuatu karena lebih cepat berkembang dibandingkan imdividu yang tidak
banyak mendapatkan stimulasi (Rita Eka Izzaty, dkk. 2008: 14)
Keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan
sekelompok otot-otot kecil seperti jari jemari dan tangan yang sering
membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan, keterampilan
ini mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk bekerja dan obyek yang
kecil atau pengontrolan terhadap mesin misalnya mengetik, menjahit, dan
lain-lain (Sumantri, 2005:143).
Dini P. Daeng Sari (1996: 721) mengemukakan bahwa motorik halus
adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus,
gerakan ini menuntut menuntut koordinasi mata dan tangan serta
pengendalian gerak yang baik yang memungkinkannya untuk melakukan
ketepatan dan kecermatan dalam gerakannya.

b. Perkembangan Keterampilan Motorik Halus


Setiap anak mengikuti pola perkembangan yang sama dari satu tahap
menuju tahap berikutnya (Hurlock, 1978: 33). Hal ini juga berlaku pada
perkembangan keterampilan motorik halus anak. Peningkatan keterampilan
motorik terjadi sejalan dengan meningkatnya kemampuan koordinasi mata,
tangan dan kaki (Sumantri, 2005: 70). Perkembangan keterampilan motorik
halus anak akan bertambah seiring dengan bertambahnya usia anak.
Perkembangan ketrampilan motorik anak juga sangat bergantung pada
stimulasi yang diberikan terhadap anak.
Perkembangan adalah proses perubahan kapasitas fungsional atau
kemampuan kerja organ-organ tubuh ke arah keadaan yang makin
terorganisasi dan terspesialisasi (Sumantri, 2005: 46). Sedangkan Endang
Poerwanti & Nur Widodo (2002: 27) mendefinisikan perkembangan sebagai
perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi organ-organ
jasmani.
Menurut Sumantri (2005: 47) “Perkembangan motorik adalah proses
sejalan dengan bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan
gerakan individu meningkat dari keadaan tidak terorganisasi dan tidak
terampil ke arah penampilan keterampilan motorik yang kompleks dan
terorganisasi dengan baik, yang pada akhirnya ke arah penyesuaian
keterampilan menyertai terjadinya proses menua ( menjadi tua )”.
Tujuan pengembangan motorik halus usia 4-6 tahun menurut Sumantri
(2005:146) adalah sebagai berikut:
a. Mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan
dengan keterampilan gerak kedua tangan.
b. Mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak
jari-jemari: seperti kesiapan menulis, menggambar dan memanipulasi
benda-benda.
c. Mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan.
d. Mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pengembangan motorik halus adalah agar anak mampu menggerakkan
anggota tubuh yang berhubungan dengan jari jemari serta
mengkoordinasikan indera mata dan aktivitas tangan sebagai persiapan
untuk pengenalan menulis. Selain itu pengembangan motorik halus juga
bertujuan agar anak mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas
tangan dengan baik. Berbagai pengembangan tersebut sangat baik
dikembangkan pada masa kanak-kanak.

c. Karakteristik Keterampilan Motorik Halus Anak TK


Anak usia dini dalam perkembangan dan pertumbuhan fisik, psikis, dan
inteligensinya dilalui lewat aktivitas gerak dalam bentuk bermain dan
melakukan permainan. Perkembangan fisik dilakukan dengan berbagai gerak
motorik kasar maupun halus seperti berlari, melempar, melukis dan menulis
(Harun Rasyid, dkk.; 2009). Snowman (dalam Sumantri, 2005: 26)
mengemukakan ciri anak usia dini pada aspek fisik adalah sebagai berikut ;
a. Otot-otot besar dan kontrol terhadap motorik halus seperti jari tangan
pada anak usia dini belum berkembang sempurna.
b. Anak masih sering mengalami kesulitan apabila memfokuskan
pandangannya pada obyek-obyek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya
koordinasi tangan dan mata masih kurang sempurna
c. Walaupun tubuh anak lentur, tetapi struktur tengkorak kepala yang
melindungi otak masih lunak.
d. Anak lelaki lebih besar dan anak perempuan lebih terampil dalam tugas
yang bersifat praktis, khususnya dalam tugas motorik halus.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini sangat
membutuhkan stimulus dan bantuan dari orang dewasa untuk
mengembangkan keterampilan motorik halusnya, oleh karena itu hendaknya
pendidik dapat memberikan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
kemampuan motorik halus anak.
Dalam mengekspresikan diri melalui menggambar secara detail kegiatan
yang dapat dilakukan untuk mengembangkan hal tersebut menurut Mudjito
(dalam kurikulum 2010: 43) antara lain:
1. Mewarnai bentuk gambar sederhana
2. Mewarnai benda tiga dimensi dengan berbagai media.
3. Membatik dan jumputan.
4. Melukis dengan jari (finger painting).
5. Melukis dengan berbagai media (kuas,bulu ayam, daun).
Melalui kegiatan finger painting anak dapat bermain sekaligus belajar.
Kegiatan finger painting akan membantu anak untuk belajar menggunakan
jarinya untuk melukis. Anak akan bergairah menerima kegiatan
pengembangan apabila kegiatan yang diberikan disukai oleh anak dan sesuai
dengan tingkat usia dan perkembangannya (Sumantri, 2005: 106).

B. Hakikat Finger Painting


a. Pengertian Finger Painting
Finger painting adalah jenis kegiatan membuat gambar yang dilakukan
dengan cara menggoreskan adonan warna (bubur warna) secara langsung
dengan jari tangan secara bebas di atas bidang gambar, batasan jari di sini
adalah semua jari tangan, telapak tangan, sampai pergelangan tangan
(Sumantri, 2005: 53). Sedangkan menurut Hajar Pamadi (2008: 10), finger
painting adalah teknik melukis secara langsung tanpa menggunakan bantuan
alat, anak dapat mengganti kuas dengan jari–jari tangannya secara langsung.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa finger
painting adalah kegiatan melukis secara langsung dengan jari tangan di atas
bidang gambar dengan cara menggoreskan adonan warna (bubur warna)
secara bebas. Dalam melakukan finger painting, anak dapat merasakan
sensasi pada jari karena kegiatan ini langsung menggunakan jari-jari tangan.
Pada dasarnya kegiatan finger painting sangat mudah dan tidak sulit untuk
dilakukan oleh anak.
b. Tujuan dan Manfaat Finger Painting
Setiap kegiatan pasti memiliki tujuan yang akan dicapai oleh anak yang
melakukan kegiatan tersebut. Selain tujuan yang dapat dicapai suatu
kegiatan juga dapat bermanfaat bagi anak yang melakukan kegiatan tersebut.
Finger painting memiliki banyak tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh
atau dirasakan oleh anak usia dini. Tujuan akan tercapai apabila terjadi
interaksi antara guru dengan murid sehingga ada proses timbal baliknya.
Berikut ini merupakan tujuan kegiatan finger painting (B.E.F Montolalu,
2009: 17) yaitu dapat mengembangkan ekspresi melalui media lukis dengan
gerakan tangan, mengembangkan fantasi, imajinasi, dan kreasi, melatih otot-
otot tangan/jari, koordinasi otot dan mata, melatih kecakapan
mengombinasikan warna, memupuk perasaan terhadap gerakan tangan dan
memupuk keindahan. Secara khusus tujuan finger painting adalah melatih
keterampilan tangan, kelentukan, kerapian, dan keindahan. Sejalan dengan
pendapat Sumantri (2005:132) bahwa kegiatan finger painting dapat
membantu anak untuk melatih gerakan tubuh.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan finger painting
dapat bermanfaat sebagai kegiatan yang dapat melatih motorik halus anak
yang melibatkan otot-otot tangan/jari, koordinasi otot dan mata, memupuk
perasaan terhadap gerakan tangan, serta dapat mengembangkan ekspresi
melalui media lukis dengan gerakan tangan. Hal tersebut dikuatkan oleh
pendapat Slamet Suyanto (2005: 142) yang menyatakan bahwa kegiatan
yang dapat dilakukan untuk melatih kemampuan motorik anak dalam bidang
seni antara lain adalah kegiatan finger painting.
Oleh karena itu, kelentukan dan kerapian menjadi hal penting untuk
mengetahui seberapa jauh kemampuan motorik halus anak pada kegiatan
finger painting. Anak diharapkan dapat menggunakan serta
mengkoordinasikan jari-jarinya untuk kegiatan lain misalnya memakai
sepatu, mengancingkan baju, menulis, serta aktivitas bantu diri lainnya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak-anak, Pendidik, Pimpinan TPA Amaliah

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpratasi yaitu menginterpretasikan
data mengenai fenomena/ gejala yang diteliti di lapangan.

C. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah:
1. Observasi yaitu mengamati fenomena yang menarik untuk dijadikan fokus
penelitian.
2. Wawancara yaitu menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus
penelitian.
3. Dokumentasi yaitu untuk mengumpulkan bukti-bukti dan penjelasan yang
lebih luas mengenai fokus penelitian.
BAB IV
ANALISIS DATA

A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data maka data hasil penelitian dibuat tabulasi
sebagai berikut:
Wawancara Wawancaradengan Dokumentas
No Observasi
dengan Pendidik Pimpinan TPA i
Model Kami Kami menggunakan Tertuang
pengembang menggunakan model klasikal dalam
an kegiatan model klasikal karena untuk rencana
menggunaka karena untuk mempermudah kegiatan
pembelajara mempermudah pembelajaran harian
n klasikal pembelajaran
1
dimana anak
dan guru
duduk
dilantai
membentuk
lingkaran
Penataan Agar anak mudah Agar anak mudah
ruangan. melihat gambar- dalam melihat
Gambar gambar tersebut gambar-gambar
yang ada di dan beberapa alat yang tersedia dalam
ruang kelas peraga diletakkan ruangan
di tempelnya diatas rak yang
rendah- dapat dijangkau
2 rendah dan anak.
beberapa
alat peraga
diletakkan
diatas rak
yang dapat
dijangkau
anak
Kegiatan Ya, karena untuk Ya, karena untuk Dalam
3
yang melatih melatih kreativitas rencana
dilakukan kreativitas anak anak dalam kegiatan
yaitu dalam mengenal mengenal warna dan tertulis bahwa
mengecap warna dan untuk juga meningkatkan kegiatan yang
membuat meningkatkan motorik halus anak dilakukan
burung motorik halus anak yaitu
melalui anak finger
Finger painting
painting
(melukis
dengan jari)
Alat Peraga Kami Dalam kegiatan Dalam
Edukatif menyediakan pembelajaran rencana
(Ape) yang beberapa alat dan memang seharusnya kegiatan
digunakan bahan yang seoraang guru harus tertuang alat
yaitu Cat dibutuhkan dalam menyediakan alat dan bahan
warna, Air, kegiatan tersebut peraga sehingga yang akan
4 Kuas dan agar kegiatan kegiatan yang digunakan
buku tersebut bermakna dilakukan berjalan
gambar bagi anak optimal
melalui sehingga apa yang
kegiatan ingin
finger dikembangkan
painting tercapai
Pengaturan Ya, tidak Memang ada anak
pengelompo dibiarkan, guru berbeda, dia
kan anak. di tetap fokus pada sesukanya, disaat
mana anak pengamatan dan ada kemauan ya
duduk memberi nasehat tidak usah diperintah
membentuk supaya mau langsung bergabung
lingkaran bergabung dengan dengan temannya
dilantai dan teman lainnya mengerjakan tugas.
5
Guru Tapi disaat dia tidak
membiarkan mau, kalau
anak diperintah atau
bermain dipaksa justru dia
sendiri di akan semakin
saat guru menjadi, bahkan
sedang kadang berteriak
menerangka atau menangis dan
n pelajaran harus dengan ibu.
Cara Dengan adanya Biasanya kalau
pendidik media dapat pelajaran untuk
memimpin membantu guru besok disiapkan
kegiatan. melaksanakan sehari sebelumnya,
Guru kegiatan secara ya media disiapkan
mempersiap optimal . kegiatan
kan media anak dibimbing
yang dapat oleh guru.
dicontoh Kegiatn dimulai
anak. dandari melihat
menjelaskan contoh gambar
6 penggunaan yang
media diperlihatkan oleh
tersebut guru kemudian
mencampur
warna setelah itu
kegiatan
mengecap gambar
burung mulai
dilakukan anak
sesuai warna
kesukaanya atau
yang dipilih anak
Tidak ada Dalam kegiatan Ada beberapa anak
perang ini tidak ada memang tidak
orang tua orang tua yang didampingi orang
dalam didampingi anak tuanya
kegiatan
tersebut
7 sehingga
kegaiatan
anak
sepenuhnya
dibimbing
oleh guru
pengampuh
B. Analisis Kritis
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis pada saat penelitian
maka diperoleh hasil dalam kegiatan Finger Painting di TPA Amaliah guru
melakukan kegiatan pembelajaran Finger Painting diharapkan mampu
mengembangkan Motorik halus anak yang dapat menghasilkan bentuk gambar
yang baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Hajar Pamadi (2008: 10) finger
painting adalah teknik melukis secara langsung tanpa menggunakan bantuan alat,
anak dapat mengganti kuas dengan jari–jari tangannya secara langsung.
Kegiatan Finger Painting di TPA Amaliah bahwa belajar melalui Finger
Painting dengan media pada hakekatnya menyenangkan yang menjadikan anak
belajar dari dalam dirinya sendiri sehingga belajar lebih bermakna dari pada
sekedar perintah guru. Sesuai dengan pendapat B.E.F Montolalu, 2009: 17
menjelaskan bahwa dalam kegiatan Finger Painting anak belajar
mengembangkan ekspresi melalui media lukis dengan gerakan tangan dan
melatih kecakapan anak untuk mengkombinasikan warna.
Model kegiatan pengembangan klasikal dimana anak secara individu
melakukan kegiatan Mengecap membuat burung melalui finger painting untuk
meningkatkan motorik halus anak. Sebagai kegiatan yang dapat melatih motorik
halus anak yang melibatkan otot-otot tangan/jari, koordinasi otot dan mata,
memupuk perasaan terhadap gerakan tangan, serta dapat mengembangkan
ekspresi melalui media lukis dengan gerakan tangan untuk mendukung kegiatan
tersebut guru perlu menata ruangan sedemikian rupa untuk meningkatkan minat
anak dalam kegiatan tersebut, terlebih pada kegiatan yang akan dilakukan anak
melalui kegiatan Mengecap membuat burung melalui finger painting dengan
melengkapi beberapa peralatan atau alat peraga yang dibutuhkan dalam kegiatan
tersebut termasuk cat warna, air, buku gambar dan kuas.
Pada kegiatan tersebut peran guru melatih, mengembangkan imajinasi anak,
fasilitator bagi anak khususnya pada kegiatan finger painting untuk
meningkatkan motorik halus anak. kegiatan ini akan berpengaruh pada
kemampuan anak yang akan dicapai, Untuk mencapai keberhasilan dalam
kemampuan motorik halusnya maka diperlukan suatu kegiatan yang menarik
dan bervariasi sehingga guru dapat melihat prilaku yang muncul dari anak agar
semua potensi maupun kekurangan anak dalam belajar dapat terlihat sesuai
dengan masa peka atau perkembangan yang ditunjukkan oleh masing- masing
anak, salah satunya dengan menggunakan metode bermain melalui kegiatan
finger painting.
Jadi, analisis data diperoleh dari data yang terkumpul melalui observasi,
wawancara dengan pendidik dan pimpinan dan dokumentasi pada saat penulis
melakukan penelitian dan disusun menjadi tabulasi data. Data yang terkumpul
dianalisis secara kualitatif. Hasil data yang telah dicapai oleh siswa melalui
observasi dalam pembelajaran Finger Painting melalui media yang dilakukan
di TPA Amaliah
Secara umum Taman Penitipan Anak Amaliah telah mempunyai kegiatan-
kegiatan yang baik dan terarah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah disusun
sedemikian rupa sesuai dengan tahap perkembangan anak sehingga anak
berkembang dengan optimal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari Tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu
sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa
keterampilan motorik halus anak dalam kegiatan finger painting pada TPA
Amaliah termasuk dalam kategori sangat baik.
b. Bahwa kegiatan Finger Painting Selain untuk mengembangkan kreatifitas
anak dalam bermain dan memilih warna yang digunakan untuk melukis,
finger painting juga dapat membantu mengembangkan motorik halus anak
karena kegiatan ini langsung menggunakan jari-jemari anak.

B. Saran
Dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan
finger painting sebaiknya TPA Amaliah banyak melibatkan anak untuk
mengembangkan kreativitas anak dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan
anak dan dilakukan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pengembangan
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Adi Soenarno. (2006). Motivation Games. Yogyakarta: Andi Offset.


B.E.F. Montolalu. (2009). Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Bambang Sujiono. (2009). Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang No 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Media Wacana.
Dini P. Daeng Sari. (1996). Metode Mengajar di Taman Kanak-kanak. Jakarta:
Deparetemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Hajar Pamadhi. (2008). Ruang Lingkup Seni Rupa Anak. Jakarta: Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka.
Hurlock, E.B. (1978). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Harun Rasyid, Mansyur, & Suratno. (2008). Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Multi Presindo.
Lifya. (2012). Meningkatkan kemampuan Motorik Halus dengan Finger Painting
pada Siswa Down Sindrome kelas dasar 3 c1 di SLB Wacana Asih Padang. Diakses
melalui http://lifyasofyan.blogspot.com/2012/07/ meningkatkan-kemampuan-
motorik-halus.html padatanggal 17 November 2020.
Menteri Pendidikan Nasional. (2009). Peraturan Menteri Nomor 58 Tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini. Kementerian Pendidikan Nasional.
Mudjito. (2010). Pedoman Pengembangan Progran Pembelajaran di TK. Jakarta:
Kementerian Pendidikan Nasional,
Rita Eka Izzaty. (2005). Mengenali Permasalahan Perkembangan Anak Usia TK.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sumantri. (2005). Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat
Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
LAMPIRAN

A. Instrumen Observasi
Observasi Kegiatan Pengembangan
Taman Penitipan Anak Amaliah

Taman Penitipan Anak : TPA Amaliah


Tanggal : 16 November 2020

Hal-Hal Unik/ Menarik Ada Keterangan/ Uraian/


No Pertanyaan
Yang Ditemukan Dalam Ya Tidak
Model pengembangan
kegiatan menggunaka
Model Pengembangan pembelajaran klasikal
1
Kegiatan dimana anak dan guru
duduk dilantai membentuk
lingkaran
Penataan ruangan.
Gambar yang ada di ruang
kelas di tempelnya rendah-
2 Penataan ruangan rendah dan beberapa alat
peraga diletakkan diatas
rak yang dapat dijangkau
anak
Kegiatan yang dilakukan
yaitu mengecap membuat
Kegiatan yang dilakukan
3 burung melalui
anak Finger painting (melukis
dengan jari)
Alat Peraga Edukatif (Ape)
Alat peraga Edukatif yang digunakan yaitu Cat
4 warna, Air, Kuas dan buku
(APE) yang digunakan
gambar melalui kegiatan
finger painting
Pengaturan
pengelompokan anak. di
Pengaturan/ mana anak duduk
5
Pengelompokkan Anak membentuk lingkaran
dilantai dan
Guru membiarkan anak
bermain sendiri di saat
guru sedang menerangkan
pelajaran
Cara pendidik memimpin
kegiatan.
Cara pendidik memimpin Guru mempersiapkan
6
kegiatan media yang dapat dicontoh
anak. dan menjelaskan
penggunaan media tersebut
Tidak ada perang orang tua
dalam kegiatan tersebut
7 Peran Orang Tua Anak sehingga kegaiatan anak
sepenuhnya dibimbing
oleh guru
B. Instrument Wawancara yang dilakukan terhadap Pendidik TPA Amaliah

1. Usia berapa saja anak-anak yang berada dalam Taman Penitipan Anak yang
Ibu/ Bapak asuh?
Jawaban: Usia 0-6 Tahun

2. Apa perbedaan/ keistimewaan program di Taman Penitipan Anak yang


Bapak/Ibu asuh dibandingkan Taman Penitipan Anak lainnya?
Jawaban: kegiatan yang dilakukan berpusat pada anak melalui beberapa
metode pembelajaran dan menyenangkan bagi anak bermain sambil belajar
dan belajar sambil bermain

3. Bagaimana cara penyusunan rencana kegiatan untuk anak di TPA yang Ibu/
bapak asuh?
Jawaban: Menyusun RKH disusun oleh guru kelas sesuai dengan kelompok
usia anak yang dilayani

4. Referensi apa yang Ibu/ Bapak pergunakan untuk menyusun rencana


kegiatan anak?
Jawaban: Buku-buku lain yang digunakan pembelajaran ada di
perpustakaan guru, guru kapanpun bisa membacanya dan menerapkannya.

5. Apa saja yang Ibu/ Bapak ambil/ manfaatkan dari referensi tersebut?
Jawaban: Menambah pengetahuan yang berkaitan dengan pendidikan di
TPA, sehingga bisa mengembangkan kegiatan yang lebih bervariatif dan
kreatif. Sebagai pedoman pengajaran, penilain, sarana dan prasarana serta
pedoman mendidik anak.

6. Tadi saya melihat kegiatan kegiatan mengecap gambar burung melalui finger
panting. Mengapa ibu melakukan k egiatan tersebut?
Jawaban: kegiatan finger painting dapat bermanfaat sebagai kegiatan yang
dapat melatih motorik halus anak yang melibatkan otot-otot tangan/jari,
koordinasi otot dan mata, memupuk perasaan terhadap gerakan tangan, serta
dapat mengembangkan ekspresi melalui media lukis dengan gerakan tangan.

7. Apa dasar pemikirannya sehingga Ibu/Bapak melakukan seperti itu?


Jawaban: kegiatan ini diharapkan agar anak dapat menggunakan serta
mengkoordinasikan jari-jarinya untuk kegiatan lain misalnya memakai
sepatu, mengancingkan baju, menulis, serta aktivitas bantu diri lainnya

Instrumen Wawancara yang dilakukan terhadap Kepala/ Pimpinan TPA


Amaliah:

1. Apa misi/ misi tujuan dari Taman Penitipan Anak ini dalam konteks
pendidikan anak
Jawaban:
Visi:
o Terwujudnya generasi yang bermartabat, kreatif, mandiri, berkarakter dan
cinta lingkungan.
Misi:
o Terwujudnya generasi yang bermartabat dan kreatif Memberi kebiasaan
peserta didik dalam berkreasi
o Mewujudkan sikap mandiri dan tanggung jawab menjadikan generasi
yang berkarakter dan cinta lingkungan.
Tujuan:
o Membangun landasan bagi perkembangan potensi peserta Didik agar
menjadi manusia yang baik
o Menyiapkan generasi yang mandiri untuk mengikuti pendidikan
kejenjang yang lebih tinggi
2. Untuk mencapai visi/ misi/ tujuan tersebut, program apa yang diadakan di
Kelompok Bermain yang Ibu/ Bapak pimpin
Jawaban: Dengan cara mengembangkan kemampuan guru dengan lebih
maksimal dengan cara mengikuti diklat, pelatihan yang diadakan untuk guru
TPA. Selain melaksanakan semua yang sudah diprogramkan oleh sekolah
dan masyarakat juga mengandalkan kerja sama dengan pihak lain yang
peduli pendidikan

3. Siapa yang merancang program tersebut


Jawaban: Kepala sekolah, Guru, Komite sekolah

4. Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah anak di Taman Penitipan Anak ini?
Jawaban: Jumlah Tenaga Pendidik 4 Orang, sedangkan Jumlah anak didik 32

5. Model pengembangan kegiatan apa yang diterapkan di Taman Penitipan


Anak Amaliah ini (Misal: model sentra area, model kelompok)
Jawaban: Model pembelajaran individu dan klasikal

6. Tadi saya telah berbicara dengan salah seorang pendidik di Taman Penitipan
Anak ini, dan menurutnya Taman Penitipan Anak ini utamanya beberapa
kegiatan salah satunya yang kegiatan yang baru saja dilakukan oleh pendidik
yaitu mengecap gambar burung melalui finger panting. Alasan apa lembaga
ini memprioritaskan hal tersebut
Jawaban: dengan mengembangkan berbagai kegiatan pembelajaran
diharapkan agar semua aspek perkembangan anak tercapai sesuai tingkat
usia perkembangannya.

7. Apa dasar pemikirannya sehingga Ibu/ Bapak melakukan kegiatan seperti ini
Jawaban: kegiatan ini diharapkan agar aspek perkembangan anak
berkembang sesuai tingkat usia perkembangannya
C. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai