Anda di halaman 1dari 128

LAPORAN PENELITIAN

ANALISIS KEGIATAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA


DINI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS KEGIATAN MERONCE DI
KELOMPOK BERMAIN MENTARI KECIL DESA KEPUH KEMIRI
KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO

OLEH :

ANNA PURWATI
858162324

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM STUDI S-1 PGPAUD
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SURABAYA
KELOMPOK BELAJAR TULANGAN
2023 GANJIL
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : ANNA PURWATI


NIM : 858162324
Program Studi : S-1 PGPAUD
Tempat Penelitian : KB MENTARI KECIL
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Rabu, 18 Oktober 2023

Masalah yang merupakan fokus penelitian:


“Analisis kegiatan pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini kemampuan motorik
halus kegiatan meronce pada anak kelompok bermain Mentari Kecil Desa Kepuh
Kemiri Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo”.

Sidoarjo, 23 Oktober 2023

ii
LEMBAR PERNYATAAN PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ANNA PURWATI
NIM : 858162324
Program Studi : S-1 PGPAUD

Menyatakan dengan sesunguhnya bahwa laporan yang berjudul “Analisis


kegiatan pengembangan pendidikan anak usia dini kemampuan motorik kegiatan
meronce pada anak kelompok bermain Mentari Kecil Desa Kepuh Kemiri
Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo “yang saya susun sebagai syarat untuk
memperolah gelar sarjana Pendidikan dari Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) Universitas Terbuka merupakan hasil
karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Laporan Analisis
Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini yang saya kutip dari hasil karya orang
lain telah di tuliskan sumbernya secara jelas dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Laporan Analisis
Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini ini bukan hasil karya saya sendiri atau
adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi
pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi lain sesuai dengan
peraturan-perundangan yang berlaku.

Sidoarjo, 23 Oktober 2023


Mahasiswa

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Analisis ini
dengan sebaik-baiknya dengan judul “Analisis kegiatan pengembangan Pendidikan
Anak Usia Dini kemampuan motorik halus kegiatan meronce pada anak kelompok
bermain Mentari Kecil Desa Kepuh Kemiri Kecamatan Tulangan Kabupaten
Sidoarjo”. Laporan ini di susun sebagai syarat mengikuti ujian mata kuliah Analisis
Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak usia Dini dengan begitu kita selaku
Mahasiswa sekaligus sebagai guru harus mengerti dan memahami tentang
Pengembangan Pendidikan Anak usia Dini.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis tidak terlepas dari bimbingan
serta bantua dari berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr. Hj. Suparti, S.Pd,.M.Pd selaku kepala UPBJJ UT Surabaya
2. Bapak Taufik Rohman, S.Kom, M.Pd selaku pengelola pokjar Tulangan
3. Ibu Anik Kartini, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Pembimbing
4. Ibu Iin Maryana Selaku Pimpinan KB Mentari Kecil.
5. Pendidik serta pengasuh di KB Mentari Kecil.
6. Keluargaku yang selalu mendukung baik secara moril maupun spiritual
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberikan
bantuan, saran serta motivasi dalam penulisan laporan ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi
perbaikan laporan ini sangat kami harapkan.
Tidak lupa juga bagi seluruh pembaca serta berbagai pihak lain yang telah
turut peduli terhadap masalah ini. Akhirnya kami mengucapkan banyak terima
kasih. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Sidoarjo, 23 Oktober 2023


Penulis

iv
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN ..........................................................................iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ v
DAFTAR TABEL…………………………………………………………… vii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………................................viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ............................................................................. 1
B. Fokus penelitian .......................................................................... 3
C. Tujuan penelitian ......................................................................... 3
D. Manfaat penelitian ....................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI


A. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini ........................................ 4
B. Pengertian motorik halus ............................................................. 5
C. Kegiatan Meronce ...................................................................... 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Subyek Penelitian ....................................................................... 12
B. Waktu Penelitian ......................................................................... 13
C. Metode Penelitian ....................................................................... 13
D. Instrumen Penelitian ...................................................................... 13

BAB IV ANALISIS DATA


A. Tabulasi Data .............................................................................. .18
B. Analisis Kritis .............................................................................. .20

v
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 23
B. Saran – saran ................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 24

vi
DARTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Anak Kelompok Bermain Mentari Kecil

Tabel 3.2 Data Pendidik Kelompok Bermain Mentari Kecil

Tabel 3.3 Instrumen Observasi

Tabel 3.4 Teknik Penelitian

Tabel 4.1 Tabulasi data

vii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Hasil Wawancara dengan pendidik


2. Hasil wawancara dengan pimpinan KB Mentari Kecil
3. Instrumen Observasi
4. Profil Satuan Pendidikan
5. Visi Misi dan Tujuan KB Mentari Kecil
6. Izin Penyelenggaraan KB Mentari Kecil
7. Foto tampak depan Gedung
8. Foto Sarana Pendukung
9. RPPH ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian )
10. Foto KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar Kemampuan Mototrik Kasar kegiatan
meronce )
11. Media Manik manik
12. Surat Ijin Penelitian
13. Biodata

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelompok Bermain (KB) adalah “Wadah pembinaan sebagai usaha
kesejahteraan anak dengan mengutamakan kegiatan bermain dan
menyelenggarakan kegiatan prasekolah bagi anak yang berusia sekurang-
kurangnya 3 tahun sampai dengan memasuki pendidikan dasar” ini berdasar
pada Direktorat PAUD tahun 2007. Selain itu Kelompok Bermain (KB) adalah
salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada pendidikan jalur non formal
atau PAUD Nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus
program kesejahteraan bagi anak sejak lahir sampai 6 tahun.
Pendidikan anak usia dini pada dasarnya adalah pendidikan yang ditujukan
untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh
yang menitik beratkan pada seluruh aspek perkembangan, baik dari aspek nilai
agama dan moral, fisik motorik, bahasa, kognitif, sosial emosional dan seni.
Oleh karena itu, pada kegiatan pembelajaran di pendidikan anak usia dini
hendaknya mampu untuk menstimulasi seluruh aspek perkembangan.
Salah satu perkembangan yang menjadi dasar terbentuknya kemandirian
anak dalam mengerjakan tugas–tugas di sekolah dan rumah adalah
perkembangan motorik. Dalam hal ini ketrampilan motorik diperlukan dalam
memberikan stimulus bagi perkembangan pada aspek lainnya. Perkembangan
motorik halus anak usia dini lebih ditekankan pada koordinasi gerakan motorik
halus dalam hal yang berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang
sesuatu objek dengan menggunakan jari tangan dimana keterampilan motorik
halus memerlukan koordinasi mata dan tangan (Nilawati dkk, 2014: 35).
Menurut Santrock (2011) kemampuan motorik halus adalah kemampuan
dengan melibatkan gerakan-gerakan yang diatur secara halus seperti
menggenggam mainan, mengancingkan baju, atau melakukan apapun yang
memerlukan keterampilan tangan. Perkembangan motorik halus yang dimiliki
setiap anak berbeda sesuai dengan kematangan anak masing–masing.
Anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik halus
dilatar belakangi adanya faktor dari lingkungan keluarga. Hal ini berkaitan
dengan kurangnya anak dalam memperoleh kesempatan dalam melakukan
eksplorasi terhadap lingkungan sejak anak masih balita, serta adanya pola asuh
dari orang yang cenderung over protectif, kurang konsisten dalam memberikan
stimulus belajar serta tidak ada pembiasaan dalam diri anak dalam
mengerjakan aktivitas sendiri yang menyebabkan anak tidak mandiri karena
selalu dibantu memenuhi kebutuhannya. Berbeda halnya dengan pendapat
Wing (2012) yang mengemukakan bahwa sebagian anak mengalami kesulitan
dalam keterampilan motorik halus dilatarbelakangi oleh pesatnya kemajuan
teknologi jaman sekarang seperti video games dan computer.
Perkembangan anak–anak usia dini tidak lepas dari peran aktif orang tua.
Orang tua salah satunya adalah ibu, merupakan tokoh sentral dalam tahap
perkembangan seorang anak. Ibu berperan sebagai pendidik pertama dan utama
dalam keluarga sehingga ibu harus menyadari untuk mengasuh anak secara
baik dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Peran ibu dalam
perkembangan sangat penting, karena dengan ketrampilan ibu yang baik maka
diharapkan pemantauan anak dapat dilakukan dengan baik.
Faktor lain penunjang keberhasilan ketrampilan motorik halus anak berasal
dari peran sekolah. Selama ini sekolah, terutama di Kelompok Bermain belum
menerapkan pembelajaran yang terencana dan terprogram untuk dijadikan
dasar peningkatan motorik halus. Hal ini diupayakan mengingat kemampuan
motorik halus sangat berpengaruh pada segi pembelajaran lainnya. Keadaan ini
sesuai dengan penelitian Mayke (2007) bahwa motorik halus penting karena
akan dibutuhkan anak dari segi akademis seperti menulis, menggunting,
menjiplak, mewarnai, melipat, menarik garis dan menggambar.
Pada saat melakukan pengamatan di KB Mentari Kecil ada salah satu
kegiatan pembelajaran yang unik dan fenomenal yaitu kegiatan meronce. Pada
saat kegiatan berlangsung anak-anak merasa sangat senang dan antusias,
terlihat pada saat anak meronce bersama temannya, membentuk berbagai

2
macam variasi meronce baik dari warna dan ukuran panjang manik – manik
yang dironce.

B. Fokus penelitian
Setelah diadakan observasi di KB Mentari Kecil, maka penelitian ini
terfokus pada salah satu kegiatan anak yaitu meronce manik - manik.

C. Tujuan penelitian
a. Mengumpulkan data mengenai alasan pendidik melakukan kegiatan
meronce.
b. Tujuan pendidik melakukan kegiatan meronce.
c. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan meronce.
d. Membuat analisis kritis mengenai kegiatan meronce.

D. Manfaat penelitian
a. Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di KB Mentari
Kecil
b. Melatih mahasiswa melakukan penelitian kelas
c. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu
kegiatan anak di lembaga PAUD.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini


Menurut Wijana (2015: 1.6) “Anak adalah manusia kecil yang memiliki
potensi dan kemampuan. Semua potensi yang dimiliki aank masih harus
dikembangkan secara optimal agar dapat berkembang dengan sebaik-baiknya.
Anak juga memiliki karakteristik sendiri yang khas dan unik yang tidak sama
dengan orang dewasa serta akan berkembang menjadi manusia dewasa
seutuhnya”.
Ditinjau dari segi usia, anak usia dini menurut Morrison (1989 dalam
Wijana, 2015: 1.6) adalah anak yang berada dalam rentang usia 0-8 tahun.
Standar usia ini adalah acuan yang digunakan oleh NAEYC (National
Assosiation Education for Young Child). Anak usia dini terbagi menjadi 4
tahapan yaitu masa bayi dari usia lahir sampai 12 bulan, masa kanak-kanak dari
usia 1 sampai 3 tahun, masa prasekolah dari usia 3 sampai 5 tahun dan masa
sekolah dasar dari usia 6 sampai 8 tahun.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
(Gunarti, 2014: 4) tentang Sistem Pendidikan Nasional tertulis bahwa “Anak
Usia Dini berada pada rentang usia sejak lahir sampai 6 tahun”. Anak usia dini
yang dimaksud dapat mengikuti pendidikan di Taman Kanak-Kanak,
Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan/atau Satuan PAUD Sejenis.
Beberapa karakteristik untuk anak usia dini menurut Hartati (2005 dalam
Aisyah, 2014: 1.4) adalah memiliki rasa ingin tahu yang besar, merupakan
pribadi yang unik, suka berfantasi dan berimajinasi, menunjukkan sikap
egosentris, memiliki daya konsentrasi yang pendek dan sebagai bagian dari
makhluk sosial. Berbeda dengan fase usia anak lainnya, anak usia dini memiliki
karakteristik yang khas.
Menurut Permendiknas Nomor 146 Tahun 2014 Pasal 1Pendidikan Anak
Usia Dini, yang selanjutnya disingkat PAUD, merupakan suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6

4
(enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Program PAUD dapat dilaksanakan melalui jalur formal, nonformal dan
informal. Hal ini sesuai dengan isi pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003. PAUD pada jalur pendidikan formal
berbentuk Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA). PAUD pada
jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman
Penitipan Anak (TPA), dan Satuan PAUD Sejenis (SPS). Sedangkan PAUD
pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan
yang diselenggarakan oleh lingkungan ( Wijana, 2015: 1.20).

B. Pengertian Motorik Halus


Sumantri (2005), menyatakan bahwa motorik halus adalah
pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari
dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan
tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat
untuk mengerjakan suatu objek.
Laura E. Berk (2010) kemampuan gerak yang baik juga mengalami lonjakan
pertumbuhan di masa anak-anak prasekolah. Seiring membaiknya penguasaan
tangan dan jemari, anak kecil mampu menggabungkan teka-teki, membuat
bangunan balok kecil, memotong dan mencocokkan, dan membuat untaian
manik-manik.
Hal yang sama dikemukakan oleh Yudha dan Rudyanto (2005), menyatakan
bahwa motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan
menggunakan otot halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggambar,
menyusun balok dan memesukkan kelereng.
Bambang Sujiono (2008) menyatakan bahwa motorik halus adalah gerakan
yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh
otot- otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan
gerakkan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakkan ini tidak

5
terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi
mata dan tangan yang cermat. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak
membuat anak dapat berkreasi, seprti menggunting kertas, menggambar,
mewarnai, serta menganyam.
Dapat disimpulkan bahwa gerakan motorik halus adalah gerakan hanya
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot
kecil, seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan
pergelangan tangan yang tepat. Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan
tangan yang cermat.

a. Keterampilan Motorik Halus


Morisson (2012), menyatakan bahwa motorik halus atau gerak
ringan seperti menggambar, mewarnai, melukis, memotong, dan
menempel. Aktivitas tersebut sering dilakukan pada anak masa prasekolah
di dalam kegiatannya. Dalam standar kompetensi kurikulum TK tercantum
bahwa tujuan pendidikan di TK adalah membantu mengembangkan
berbagai potensi anak baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-
nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian
dan seni untuk memasuki pendidikan selanjutnya. Memperkenalkan dan
melatih gerakan motorik halus anak, meningkatkan kemampuan
mengelola,mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan
keterampilan tubuh dengan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang
pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil.
Menggunakan motorik halus adalah dengan cara menggerakkan
otot-otot halus pada jari dan tangan. Gerakan ini keterampilan bergerak,
yang bisa mencakup beberapa fungsi yaitu melalui keterampilan motirik
halus anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang dan
anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolahnya.
Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh
keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak. Misalnya
dalam kemampuan motorik kasar anak belajar menggerakkan seluruh atau

6
sebagian besar anggota tubuh, sedangkan dalam mempelajari motorik
halus anak belajar ketepatan koordinasi tangan dan mata. Anak juga
belajar menggerakkan pergelangan tangan agar lentur dan anak belajar
berkreasi dan berimajinasi.

b. Kegunaan motorik halus


a) Mengembangkan kemandirian, contohnya memekai baju sendiri,
mengancingkan baju, mengikat tali sepatu, dll.
b) Sosialisasi, contohnya ketika anak menggambar bersama teman-
temannya.
c) Pengembangkan konsep diri, contohnya anak telah mandiri
dalam melakukan aktivitas tertentu.
d) Kebanggaan diri, anak yang mandiri akan merasa bangga terhadap
kemandirian yang dilakukannya.
e) Berguna bagi keterampilan dalam aktivitas sekolah misalnya
memegang pensil atau pulpen.

c. Kategori Keterampilan Motorik Halus Anak Usia Dini


Benyamin Bloom (1956) menyatakan bahwa rentang penguasan
psikomotorik ditunjukkan oleh gerakan yang kaku sampai pada gerakan
yang lancar atau luwes.Bloom mengklasifikasikan domain psikomotorik
ke dalam lima kategori, mulai dari tingkat rendah sampai tingkat yang
paling tinggi. Kelima kategori tersebut adalah sebagai berikut:
a) Imitation (Peniruan) adalah keterampilan untuk menentukan suatu
gerakan yang telah dilatih sebelumnya.
b) Manipulation (Penggunaan konsep) adalah kemampuan untuk
menggunakan konsep dalam melakukan kegiatan. Kemampuan ini
juga sering disebut sebagai kemampuan manipulasi.
c) Presition (Ketelitian) adalah kemampuan yang berkaitan dengan gerak
yang mengindikasikan tingkat kedetailan tertentu.

7
d) Articulation (Perangkaian) adalah kemampuan untuk melakukan
serangkaian gerakan secara koordinasi antarorgan tubuh, saraf, dan
mata secara cermat.
e) Naturalization (Kewajaran/Kealamiahan) Naturalization adalah
kemampuan untuk melakukan gerak secara wajar atau luwes.

d. Karakteristik Pengembangan Motorik Halus


Santrock (2009), menyatakan bahwa keterampilan motorik kasar
melibatkan aktivitas otot yang besar, keterampilan motorik halus
melibatkan gerakan – gerakan yang diselaraskan. Memegang mainan,
menggunakan sendok, mengancingkan baju, atau meraih sesuatu yang
memerlukan ketangkasan jari menunjukkan keterampilan motorik
halus.anak usia 3 tahun menunjukkan kemampuan yang lebih matang
untuk mencari dan menangani sesuatu dibandingkan ketika mereka masih
bayi. Pada usia 4 tahun koordinasi motorik halus anak – anak telah
meningkat lebih cepat.
Keterampilan motorik halus yang paling utama adalah kemampuan
memegang pensil dengan tepat yang diperlukan untuk melukis kelak. Pada
awalnya anak memegang pensil dengan menggunakan seluruh jari tangan
untuk menggengam dan digunakan hanya untuk mencoret-coret. Cara ini
dilakukan oleh anak usia 2-3 tahun. Setelah itu cara memegang pensil
sudah berkembang lebih baik lagi, tidak menggunakan seluruh jari
melainkan hanya dengan jari jempol dan, jari telunjuk dan jari tengah.
Pada saat ini anak tidak lagi menggunakan lengan dan bahu untuk
ikut melakukan gerakan menulis atau menggambar, melainkan lebih
banyak tertumpu pada gerakan jari. Morison (2012) Karakteristik
keterampilan motrik anak dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pada saat anak berusia 3 tahun, kemampuan gerakan halus pada anak
belum terlalu berbeda dari kemampuan gerak halus pada masa bayi.
Meskipun anak pada saat ini sudah mampu menjumput benda dengan

8
menggunakan jempol dan jari telunjuknya, tetapi gerakan itu sendiri
masih sangat kaku.
b. Pada saat anak menginjak usia 4 tahun, korsinasi motorik halus anak
sudah mengalami kemajuan dan geraknya sudah lebih baik dan cepat
dibandingankan pada usia sebelumnya. Sehingga gerakan tersebut
terlihat cenderung ingin sempura.
c. Di usia 5 tahun, anak mengalami peningkatan terhadap koordinasi
motoriknya sehingga lebih sempurna. Tangan, lengan, dan tubuh
bergerak di bawah koordinasi mata.
d. Pada usia 6 tahun yaitu pada masa usia akhir kanak-kanak, anak telah
belajar bagaimana cara menggunkan pensil dengan benar, sehingga
mereka menggunakan jari-jemarinya dan pergelangan tangan untuk
menggerkakan ujung pensil
Sujiono dkk, (2009), Pengembangan motorik halus anak usia dini
hendaknya memperhatikan beberapa prinsip-prinsip:
a. Berorientasi pada kebutuhan anak.
b. Belajar sambil bermain.
c. Kreatif dan inovatif.
d. Lingkungan kondusif.
e. Tema.
f. Mengembangkan keterampilan hidup.
g. Menggunakan kegiatan terpadu.
h. Kegiatan berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak.
Selain itu juga, agar perkembangan motorik halus anak optimal,
anak harus :
a. Memiliki kesiapan mental dan fisik untuk melakukan kegiatan
motorik halus.
b. Di beri kesempatan untuk belajar.
c. Di beri bimbingan dan model yang baik untuk di tiru.
d. Didampingi saat bermain, sehingga dapat diberikan contoh
menggunakan motorik halusnya

9
e. Diberi dukungan bila mengalami kesulitan.
f. Menciptakan suasan yang menyenangkan dalam bermain yang
menstimulasi perkembangan motorik halusnya.
g. Tidak terlalu banyak menuntut diluar batas kemampuan anak.

C. Meronce
Meronce merupakan pekerjaan yang mencerminkan wujud penghargaan
terhadap keindahan benda-benda alam Hajar Pamadhi dan Sukardi (2010)
meronce adalah teknik membuat benda pakai/hias dari bahan manik-manik,
biji-bijian, atau bahan lain yang dapat dilubangi dengan alat tusuk sehingga
dapat dipakai.Kegiatan meronce adalah salah satu materi yang bisa diberikan
pada anak usia dini. Kegiatan memasukkan manik-manik ke dalam benang ini
merupakan latihan agar anak dapat berkonsentrasi serta melatih koordinasi
antara mata dan tangan, Bahan untuk membuat meronce dibagi menjadi 2 yaitu
1. Jenis Bahan Meronce
a. Bahan Alam
Ada bermacam-macam bahan dari alam yang dapat dibuat menjadi
hiasan dengan teknik meronce, contohnya kulit kerang dan
biji-bijian, batang, buah, cabang serta bebatuan ( biji sawo, biji
srikaya, biji jarak, biji kapuk randu )
b. Bahan Buatan
Bahan buatan biasanya adalah bahan hasil olahan yang diproduksi
dari pabrik dan mudah didapat di toko yang menyediakan benda
kerajinan seperitmote-mote atau manik-manik,sedotan, yang terbuat
dari plastik, kaca dan logam. Bahan-bahan ini umumnya lebih awet
daripada bahan alami dari biji- bijian.
2. Aspek Meronce
Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi (2010) beberapa aspek meronce yaitu :
a. Permainan
Merangkai maupun meronce dapat berfungsi untuk alat bermain
anak,benda- benda yang akan dirangkai tidak ditujukan untuk

10
kebutuhan tertentumelainkan untuk latihan memperoleh kepuasan
rasa dan memahami keindahan.
b. Kreasi dan komposisi
Meronce sengaja hanya digunakan untuk bermain imajinasi
saja,sehingga tujuan permainan ini untuk melatih imajinasi atau
bayangan anak tentang konstruksi bangun.
c. Keindahan
Aspek keindahan dari meronce terletak pada cara menyusun
benda-benda sebagai komponen rangkaian dapat menarik perhati
d. Kerajinan dan ketekunan
Menuntut ketelitian yaitu usaha memberikan pelatihan
menyusun,menata dalam bentuk rangkaian yang sesuai dengan
rancangan dan tidak mudah rusak susunanya.

3. Meronce Bagi Anak Usia Dini


Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi (2010) kaitan meronce bagi anak usia dini
yaitu :
a. Keterampilan menata dapat diterapkan untuk menata peralatan
sekolah agar mudah dikenali isi buku serta tugasnya,menata tempat
tidur agar anak menyenangi kerapian dan ketertiban,menata barang
mainanya sendiri agar tetap rajin,disipin serta mandiri
b. Bagi kejiwaan anak yaitu akan tumbuh percaya diri, kerajinan,
ketelitian, ketepatan, kesesuaian, keindahan.
c. Kerajinan menata dapat digunakan untuk membantu keluarga dalam
menyelesaikan tugas rumah tangga dan akhirnya mempunyai rasa
tanggung jawab yang tinggi terhadap keluarga.

11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah anak-anak KB yang beralamat di Desa Kepuh
Kemiri Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo, sebanyak 6 siswa, terdiri
dari laki-laki 2 dan perempuan 4. Dengan ada 2 pendidik dan 1 kepala KB
Mentari Kecil.
Berikut ini adalah data murid KB Mentari Kecil dapat dilihat pada
tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1
Data Murid KB Mentari Kecil Tahun Pelajaran 2023/2024
No Nama Anak Jenis Tempat Tanggal Lahir
Kelamin
1 Agnesia Maharani P Sidoarjo 2019-07-14
2 Ahmad Azriel Ramadhan L Sidoarjo 2019-06-18
3 Fabiansyah Putra Harnoko L Sidoarjo 2019-05-15
4 Fazilah Nadhirotul Qolbi P Sidoarjo 2018-12-10
5 Syah Jihan Khasifatul Ula P Sidoarjo 2019-03-10
6 Annisa Nadhifah P Surabaya 2019-07-11
Ramadhani

Sedangkan data pimpinan dan pendidik KB Mentari Kecil dapat


dilihat pada tabel 3.2 berikut ini :
Tabel 3.2
Data tenaga pendidik KB Mentari Kecil Tahun Pelajaran 2023/2024
No Nama Tenaga Tempat, Tanggal Lahir Pendidikan Jabatan
Pendidik
1 Iin Maryana Jakarta, 17 Maret 1982 D1 Kepala
Sekolah
2 Suparmi, S.Pd Ponorogo, 21 November 1978 S1 Guru
3 Siti Mas’ula, SE Sidoarjo, 24 Juli 2001 S1 Guru

12
B. Waktu Penelitian
1. Pelaksanaan observasi dilaksanakan pada Rabu, 18 Oktober 2023
2. Pelaksanaan wawancara dilaksanakan pada Rabu, 18 Oktober 2023
3. Dokumentasi pada Rabu, 18 Oktober 2023

C. Tema : Lingkungan

D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu
mempersentasikan data mengenai fenomena atau gejala yang di teliti di
lapangan.

E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada gejala unik yang terjadi di lapangan
dengan menggunakan instrumen sebagai berikut :

1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku dalam
situasi tertentu. Penelitian ini menggunakan teknik observasi untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan aktivitas anak dan pendidik
selama proses pembelajaran berlangsung melalui kegiatan meronce.

13
Tabel 3.3 : Instrumen observasi
Observasi Kegiatan Pengembangan
Di KB Mentari Kecil
Kelompok Bermain : Mentari Kecil
Tanggal : 18 Oktober 2023
No Hal – hal unik dan menarik Ada Keterangan
yang ditemukan Ya Tidak pernyataan
1 Model pengembangan kegiatan
2 Penataan ruangan
3 Kegiatan yang dilakukan anak
4 Sumber daya manusia
5 Alat peraga edukatif yang
digunakan
6 Managemen memiliki dokumen
program pembelajaran nasional
dan memiliki perangkat
pembelajaran
7 Jumlah anak

Catatan secara umum :


..................................................................................................................
2. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang untuk
mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau
masalah (Tim PGPAUD, 2014)
Teknik wawancara digunakan untuk menggali informasi lebih
mendalam mengenai fokus penelitian. Wawancara dilakukan peneliti
dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pendidik
untuk memperoleh data tentang kegiatan meronce. Dalam penelitian ini
teknik dokumentasi difokuskan untuk melihat lingkungan sekitar,
lingkungan kelas, media, alat dan bahan yang digunakan dalam

14
penelitian untuk kegiatan meronce. Instrumen wawancaranya adalah
sebagai berikut:
a. Instrumen wawancara dengan pendidik KB Mentari Kecil
1. Usia berapa saja anak – anak yang berada dalam KB Mentari Kecil?
.............................................................................................................
Apa keistemewaan program di KB Mentari Kecil dibandingkan dengan
KB yang lain?
......................................................................................................
2. Tadi saya melihat pada saat anak melakukan kegiatan meronce. Apa
dasar pemikirannya sehingga ibu melakukan kegiatan tersebut?
......................................................................................................
Apa bahan dari kegiatan meronce dan bagaimana caranya?
......................................................................................................
3. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan, mengapa ibu memilih kegiatan
meronce?
......................................................................................................
4. Apakah kegiatan tersebut berdasarkan ide / gagasan dari diri anda
sendiri?
......................................................................................................
5. Apakah anak – anak berantusias dan senang dengan kegiatan tersebut?
......................................................................................................
6. Setelah melakukan kegiatan tersebut, apakah anak – anak langsung
disuruh istirahat atau bagaimana?
......................................................................................................
b. Instrumen wawancara dengan kepala KB Mentari Kecil
1. Apa visi dan misi KB Mentari Kecil ini dalam kaitannya dengan
pendidikan anak?
......................................................................................................
2. Untuk mencapai tujuan tersebut, program apa saja yang ibu terapkan di
KB Mentari Kecil?
......................................................................................................

15
3. Ada berapa jumlah pendidik yang ada di lembaga ini?
......................................................................................................
4. Apakah di lembaga ini menggunakan model sentra?
......................................................................................................
Apakah ada syarat tertentu untuk masuk ke lembaga ini?
......................................................................................................
5. Model pengembangan kegiatan apa yang diterapkan di lembaga ini?
......................................................................................................
6. Bagaimana dengan pendanaan untuk kegiatan di lembaga ini?
......................................................................................................

3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data atau bukti
– bukti atau kejelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian.
Dokumentasi digunakan dengan tujuan mencari data yang berasal dari
dokumen, wawancara dan catatan yang ada hubungannya dengan
subyek dan obyek penelitian sebagai sumber data.
Secara umum, dokumen dibagi menjadi 2, yaitu dokumen pribadi
dan dokumen resmi.

a. Dokumen pribadi
Dokumen pribadi adalah catatn atau karangan seseorang secara
tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya.
Dokumen pribadi dikumpulkan untuk memperoleh kejadian nyata
tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di sekitar subjek
penelitian. Dokumen pribadi antara lain dapat berupa: buku harian,
surat pribadi, otobiografi, atau kesan seseorang terhadap sesuatu
peristiwa/ pengalaman tertentu.
b. Dokumen resmi
Dokumen resmi dapat terbagi menjadi 2, yaitu:

16
1) Dokumen internal, misalnya berupa memo, pengumuman,
instruksi, risalah rapat, SK kepala kantor, atau aturan suatu
lembaga masyarakat tertentu yang digunakan untuk kalangan
sendiri.
2) Dokumen eksternal, berisi bahan-bahan informasi yang
dihasilkan oleh suatu lembaga untuk dipublikasikan pada umum,
misalnya: majalah, bulletin, pernyataan, atau kliping berita.

Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), beberapa dokumen yang


biasanya dipelajari dan dianalisis antara lain adalah: Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) atau Rencana Kegiatan
(RK), jadwal kegiatan, buku laporan perkembangan anak, catatan
anekdot, foto-foto/video kegiatan anak selama di lembaga PAUD, hasil
karya anak, bundel portofolio tiap anak, atau buku komunikasi orang
tua-guru (Tim PG-PAUD, 2014: 18-20).

17
BAB IV
ANALISIS DATA

A. Tabulasi Data
Umtuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian dibuat
tabulasi sebagai berikut:

Observasi Wawancara Wawancara dengan Dokumentasi


dengan guru pimpinan
Guru bercakap Tujuan kami Tujuan kegiatan Rencana
–cakap melakukan meronce adalah untuk kegiatan
membahas kegiatan meronce mengembangkan pendidik.
tentang adalah untuk potensi anak dari
kegiatan mengembangkan berbagai aspek
meronce motorik halus perkembangannya,
diantaranya aspek
motorik halus. Jadi
anak bukan sekedar
bermain, tetapi terarah
untuk mencapai suatu
perkembangan anak
secara optimal.
Penjelasan Karena selain Kami mendukung - Media :
guru tentang dapat upaya guru dalam meronce
langkah- mengembangkan memaksimalkan proses dengan
langkah motorik halus, pembelajaran dengan manik-manik
meronce kegiatan meronce memanfaatkan potensi - Dalam
ini juga dapat lingkungan dan budaya rencana
mengembangkan sebagai sumber belajar. kegiatan
aspek sosial tertulis bahwa

18
emosional dan guru
kognitif serta menggunakan
melatih metode
kesabaran, focus demonstrasi.
dan ketelitian
yang dimiki anak.
Anak-anak Agar anak tahu Karena pada dasarnya Foto-foto
melakukan bagaimana cara anak usia dini adalah meronce.
kegiatan meronce dengan anak usia bermain.
meronce benar, maniik- Segala sesuatu yang
manik di menyenangkan pasti
masukkan ke mereka sukai. Dalam
dalam benang kegiatan yang menurut
satu persatu mereka
sesuai warna yang menyenangkan,
diinginkan. mereka pasti
Sehingga melakukannya dengan
kemampuan antusias dan semangat.
motorik halus
anak berkembang
secara optimal
dan anak-anak
sangat menyukai
kegiatan tersebut.
Semua anak Dalam kegiatan
terlibat dalam ini semua anak
kegiatan dilibatkan secara
meronce langsung dan
tetap dalam

19
pengawasan dari
pendidik.

B. Analisis Kritis
Dari data observasi, wawancara dan dokumentasi dapat disimpulkan
bahwa Kelompok Bermain Mentari Kecil Desa Kepuh Kemiri Kecamatan
Tulangan Kabupaten Sidoarjo merancang program kegiatan meronce untuk
mengembangkan aspek perkembangan motorik halus, sosial emosional dan
kognitif. Di dalam aspek perkembangan motorik halus ini yang
dikembangkan yaitu koordinasi antara jari tangan dan mata. Dalam aspek
sosial emosial yang dikembangkan yaitu bekerja sama, dan untuk aspek
kognitif yaitu berhitung dan membuat urutan warna saat meronce.
Menurut wawancara yang sudah dilakukan dengan pendidik dan
kepala KB Mentari Kecil, kegiatan meronce merupakan suatu kegiatan
untuk mengembangkan motorik halus anak usia dini dengan maksimal.
Selain mengembangkan motorik halus anak, kegiatan tersebut juga dapat
mengembangakan aspek sosial emosional dan juga aspek kognitif.
Hal tesebut sesuai dengan pendapat Bredekamp (1997 dalam
Gunarti 2015:.6) “Pengembangan fisik anak usia prasekolah seharusnya
dilakukan dalam seluruh kegiatan pengembangan dan kurikulum:
Rencanakan aktivitas fisik bagi anak sepanjang hari. Ciptakan aktivitas
harian yang mencakup banyak kesempatan bagi anak untuk
mengembangkan kompetensi dan kepercayaan diri anak. Siapkan
lingkungan outdoor dengan baik, Siapkan beragam peralatan yang dapat
mendukung berbagai tingkat kemampuan”.
Selain itu, Mudjito (2007) menjelaskan fungsi perkembangan
motorik halus anak yaitu melalui keterampilan motorik, anak dapat
menghibur dirinya sehingga memperoleh perasaan senang, anak daoat
beranjak dari kondisi helpessness(tidak berdaya) pada bulan-bulan pertama
kehidupannya hingga berada dalam kondisi mampu dan percaya diri

20
terhadap kemampuannya, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan sekolah.
Penjelasan mengenai cara meronce yang benar yang dikembangkan
oleh para pendidik di KB Mentari Kecil agar anak tahu bagaimana cara
meronce yang benar. Langkah-langkah dalam meronce yaitu merangkai
manik-manik kedalam benang satu persatu sesuai warna yang diinginkan.
Menurut Retno Soendari dan Wismiarti(2010) berikut tahapan meronce
yaitu mengosongkan dan mengisi kembali manik-manik dalam berbagai
wadah, merangkai sesuatu untuk digunakan dalam bermain peran,
merangkai terus menerus( merangkai manik-manik dari ujung ke ujung),
merangkai manik berdasarkan kesamaan warna, berdasarkan bentuk,
berdasarkan bentuk dan warna, berdasarkan warna, bentuk dan ukuran,
membuat pola sendiri, membaca pola dari bermacam-macam tingkat
kesulitan
Dengan kegiatan meronce anak merasa sangat senang dan antusias
untuk mengikuti kegiatan tersebut. Selain itu, Kegiatan meronce mudah
untuk dilakukan oleh anak-anak. Menurut Hurlock (1996) keterampilan
motorik halus pada nak usia dini, khususnya pada awal perkembangannya,
dapat berkembang secara optimal jika memperhatikan tiga hal penting
berikut, adanya kesempatan berlatih, rangsangan untuk belajar, memberi
contoh yang baik.
Dalam kegiatan ini semua anak dilibatkan secara langsung dan tetap
dalam pengawasan dari pendidik. Menurut Semiawan (2002), anak usia dini
yang dibimbing melalui program pengembangan keterampilan motorik
secara tepat biasanya diikuti dengan berkembangnya keterampilan-
keterampilan lainnya, seperti keterampilan sosial yang positif (keterampilan
kerjasama, disiplin, dan fairness)
Pada dasarnya anak usia dini adalah anak usia bermain. Segala
sesuatu yang menyenangkan pasti mereka sukai. Dalam kegiatan yang
menurut mereka menyenangkan, mereka pasti melakukannya dengan
antusias dan semangat. Menurut Komaini (2019 : 70) Masa kanak-kanak

21
adalah masa yang dipenuhi dengan kegembiraan, banyak waktu yang
digunakan untuk bermain dengan berbagai permainan yang menyenangkan.
Salah satu permainan yang dilakukan kegiatan meronce.
Secara umum, KB Mentari Kecil telah mempunyai kegiatan-
kegiatan yang baik dan terarah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah disusun
sedemikan rupa dan sejalan dengan teori-teori bidang pengembangan
motorik halus sehingga kemungkinan untuk dapat mencapai hasil yang
diharapkan sangat besar yaitu menumbuhkan koordinasi sebagian besar
bagian tubuh anak untuk menunjang aspek perkembangan lainnya. Ini
sesuai dengan pendapat Komaini (2019:58) yang mengatakan bahwa
keterampilan gerak dasar penting dikembangkan karena, sejalan
pengembangan keterampilan gerak dasar, maka juga akan dapat berperan
dalam mengembangkan kemampuan anak lain seperti perkembangan
fisiologis, perkembangan sosio-emosional, dan perkembangan kognitif
Sedangkan menurut peneliti perkembangan motorik halus
merupakan perkembangan gerak anak yang melibatkan otot kecil dengan
koordinasi mata dan tangan, untuk itulah kegiatan meronce merupakan
kegiatan yang menarik serta fenomenal. Kegiatan meronce tidak hanya
mengembangkan motorik halus saja melainnkan banyak bidang
pengembangan lainnya, seperti sosial emosional, dan kognitif

22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai
berikut:
1. Kegiatan Pengembangan aspek motorik halus dapat dikembangkan
melalui kegiatan meronce, aspek perkembangan yang dapat dicapai
adalah aspek motorik halus, sosial emosional dan kognitif.
2. KB Mentari Kecil Desa Kepuh Kemiri Kecamatan Tulangan Kabupaten
Sidoarjo mempunyai kegiatan pengembangan aspek motorik halus anak
3. Kegiatan meronce merupakan salah satu konsep inovatif pendidik dalam
mengembangkan motorik halus anak.
4. Secara umum KB Mentari Kecil telah memprogramkan kegiatan -
kegiatan yang baik dan terarah. Kegiatan tersebut tersusun sejalan
dengan teori – teori yang sesuai dengan perkembangan anak.

B. SARAN
1. Kegiatan lainnya yang terkait dengan pengembangan motorik halus
dapat dilakukan melalui kegiatan lain.
2. Perlu didokumentasikan dan dipajang kegiatan tersebut sebagai
identitas ciri khas dari KB Mentari Kecil

23
DAFTAR PUSTAKA

A. Esnoesnoesi, Effendi.2012. Bermain Dan Permainan Anak Usia Dini. Banda


Aceh: Universitas Syiah Kuala.

Aisyah, Siti 2014. Perkembangan dan konsep dasar Pengembangan Anak Usia
Dini. Tangerang Selatan. Universitas Terbuka.

Gallahue, David L. 1989. Understanding Motor Development. New York:


Mc Graw Hill, Second Edition.

Hamd Habibi, Abdul. 2013. Permainan Bakiak Race untuk Meningkatkan Motorik
Kasar Anak Autis Hipoaktif. Jurnal pendidikan khusus.
(online).(www.google.com) diakses 1 November 2022.

Hurlock, Elizabeth B. 1998. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Komaini, Anton. 2019. Kemampuan Motorik Anak Usia Dini. Rajawali Pers:
Depok

Sage, Antonis. 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia


Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sumantri. 2020. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini.


Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sumantri, M. Syarif. (2021). Metode Pengembangan Fisik. Tangerang selatan.
Universitas terbuka
Tim PG-PAUD Universitas Terbuka. 2014. Analisis Kegiatan Pengembangan
Pendididkan Anak Usia Dinil. Tangerang Selatan. Universitas Terbuka.

Wijana, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini,Jakarta: Kencana.

24
HASIL WAWANCARA DENGAN PENDIDIK
DI KB MENTARI KECIL DESA KEPUH KEMIRI
KEC. TULANGAN KAB. SIDOARJO

Peneliti : Assalamualaikum, selamat siang bu


Pendidik : Waalaikumsalam, ada yang bisa saya bantu?
Peneliti : O ya… kalau ibu tidak keberatan
Pendidik : Tentu saja tidak keberatan, saya akan membantu dengan
senang hati.
Peneliti : Dari hasil pengamatan tentang kegiatan yang ibu lakukan,
hari ini ibu bercakap-cakap membahas tentang kegiatan
meronce. Bisa ibu jelaskan apa tujuan ibu melakukan kegiatan
meronce ini?
Pendidik : Ya…tujuan kami melakukan kegiatan bermain meronce ini
adalah untuk mengembangkan motorik halus
Peneliti : Apa alasan ibu memilih menggunakan kegiatan meronce
dalam kegiatan bermain tadi?
Pendidik : Karena selain dapat mengembangkan motorik halus, kegiatan
meronce ini juga dapat mengembangkan aspek sosial
emosional dan kognitif. Serta melatih kesabaran, fokus dan
ketelitian anak.
Peneliti : Tadi ibu menjelaskan dan mempraktekkan cara meronce
dengan benar, seberapa penting hal ini dilakukan?
Pendidik : Agar anak tahu bagaimana cara meronce dengan benar,
manik-manik di masukkan ke dalam benang satu persatu sesuai
warna yang diinginkan. Sehingga kemampuan motorik halus
anak berkembang secara optimal dan anak-anak sangat
menyukai kegiatan tersebut
Peneliti : Apakah semua anak dilibatkan dalam permainan ini?
Pendidik : Ya, dalam kegiatan ini semua anak dilibatkan secara langsung
dan tetap dalam pengawasan dari pendidik.
Peneliti : Terima kasih atas semua keterangan yang ibu berikan kepada
saya kegiatan ini sangat menarik sekali dan inspiratif. Semoga
saja kegiatan ini bisa bermanfaat untuk anak-anak dan bisa
mengembangkan bakat anak-anak. Sekali lagi terima kasih
banyak ya bu.
Pendidik : Sama-sama
Peneliti : Selamat siang. Assalamualaikum Wr.Wb
Pendidik : Waalaikumsalam Wr.Wb
.

2
HASIL WAWANCARA DENGAN PIMPINAN
KB MENTARI KECIL DESA KEPUH KEMIRI
KEC. TULANGAN KAB. SIDOARJO

Peneliti : Assalamualaikum, Wr. Wb

Pimpinan KB : Waalaikum salam … ada yang bisa saya bantu

Peneliti : Bolehkah saya meminta waktu anda sebentar?

Pimpinan KB : Tentu saja boleh, silahkan

Peneliti : Dari hasil observasi dan wawancara beberapa guru ada


beberapa hal yang ingin saya tanyakan kepada ibu terkait
kegiatan unik kegiatan meronce?
Pimpinan KB : O ya,,,,….kegiatan itu merupakan salah satu program
pembelajaran yang menyenangkan yang dapat melatih
fokus dan keterampilan anak.
Peneliti : Bagaimana peran ibu selaku kepala sekolah dalam
kegiatan meronce ini?
Pimpinan KB : Kami mendukung upaya guru dalam memaksimalkan
proses pembelajaran dengan memanfaatkan potensi yang
ada dilingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar
Peneliti : Apa tujuan kegiatan meronce yang dilakukan oleh anak
KB Mentari Kecil?
Pimpinan KB : Tujuan kegiatan meronce adalah untuk mengembangkan
potensi anak dari berbagai aspek perkembangannya,
diantaranya aspek motorik halus. Jadi anak bukan sekedar
bermain, tetapi terarah untuk mencapai suatu
perkembangan anak secara optimal.
Peneliti : Bagaimana pendapat ibu tentang pengaruh kegiatan
meronce itu bagi perkembangan anak didik ?
Pimpinan KB : Menurut kami kegiatan ini akan mempengaruhi cara
berfikir/berperilaku anak. Hal ini terjadi karena anak

3
berkembang dan membangun pengetahuan mereka sendiri
melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
dimana mereka berada.
Peneliti : Pasti anak-anak tertarik ya bu?

Pimpinan KB : Ya pastilah. Karena pada dasarnya anak usia dini adalah


anak usia bermain. Segala sesuatu yang menyenangkan
pasti mereka sukai. Dalam kegiatan yang menurut mereka
menyenangkan, mereka pasti melakukannya dengan
antusias dan semangat.
Peneliti : Wah… menarik sekali ide ibu, mudah-mudahan ibu dapat
mengembangkan ide-ide yang lebih kreatif untuk
mengenalkan dan melestarikan lingkungan sekitar kepada
anak usia dini. Apabila nanti saya merasa masih
membutuhkan informasi lainnya, apakah ibu masih
berkenan untuk membantu saya?
Pimpinan KB : Tentu saja. Silahkan datang kapan saja, mudah-mudahan
saya bisa membantu.
Peneliti : Terima kasih. Kegiatan di KB Mentari Kecil Kepuh
Kemiri ini sangat menginspirasi saya.
Pimpinan KB : Sama-sama, senang bisa membantu

Peneliti : Assalamualaikum

Pimpinan KB : waalaikum salam

4
Observasi Kegiatan Pengembangan
Di Kelompok Bermain

Kelompok Bermain : Mentari Kecil


Usia : 3-4 Tahun
Tanggal : 18 Oktober 2023

No Hal – hal unik dan Ada Keterangan pernyataan


menarik yang ditemukan Ya Tidak
1 Model pengembangan √ Model Pembelajaran
kegiatan Sentra

2 Penataan ruangan √ Aman, Nyaman dan setiap


ruangan tersedia media
pendukung pembelajaran
3 Kegiatan yang dilakukan √ Kegiatan bermain dan
anak belajar untuk
mengembangkan seluruh
aspek perkembangan anak.
Bermain disetiap sentra
sesuai jadwal yang
ditentukan
4 Sumber daya manusia √ Kualifikasi 2 Pendidk
berijasah S1 Sedangkan
tenaga kependidikan
berijasah D III
5 Alat peraga edukatif yang √ Ketersedian sesuai
digunakan Standara man, menarik dan
sesuai kebutuhan anak
6 Managemen memiliki √ Tersedia dokumen
dokumen program kurikulum K13

5
pembelajaran nasional dan
memiliki perangkat
pembelajaran
7 Jumlah anak √ Ada 6 Siswa yang terdiri
dari 2 siswa laki-laki dan 4
siswa perempuan

6
PROFIL KB MENTARI KECIL

7
VISI MISI KB MENTARI KECIL

8
IZIN PENYELENGGARA

9
FOTO TAMPAK DEPAN KB MENTARI KECIL

10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN
KB MENTARI KECIL
Tema / Sub Tema : Lingkungan / Rumahku
Semester / Minggu : I / 12
Hari / Tanggal : Rabu / 18 Oktober 2023
Kelompok / Usia : KB B / 3- 4 Tahun

Sidoarjo, 18 Oktober 2023


Mengetahui
Kepala KB Mentari Kecul Guru Kelas

IIN MARYANA SUPARMI, S.Pd

11
Foto KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar Kemampuan Mototrik Kasar kegiatan
meronce )

12
13
MEDIA PENDUKUNG

14
BIODATA

1. Nama : ANNA PURWATI


2. NIM : 858162324
3. Tempat tangal lahir : Sidoarjo, 15 November 1990
4. Alamat : JL. Flamboyan Desa Kepunten RT.01 RW.03
Kec. Tulangan Kab. Sidoarjo
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Tempat Mengajar : RA Hidayatush Shibyan
JL. Flamboyan Desa Kepunten RT.01 RW.03
Kec. Tulangan Kab. Sidoarjo
7. No. HP : 085101806302
8. Email : annapurwati8@gmail.com

15
LAPORAN PENELITIAN

ANALISIS KEGIATAN PENGEMBANGAN


PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL
MAKAN SENDIRI DI TPA AS SOFFAH DESA SEKARDANGAN
KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO

OLEH:
ANNA PURWATI
NIM : 858162324

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM S1 PGPAUD BI
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SURABAYA
KELOMPOK BELAJAR TULANGAN
2023 GANJIL

i
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Anna Purwati


NIM : 858162324
Program Studi : S1 PGPAUD
Tempat Penelitian : TPA AS SOFFAH
Hari dan Tanggal Pelaksanaan: Senin, 30 Oktober 2023

Peneliti fokus dalam pembelajaran:


“Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Kemampuan Sosial
Emosional Makan Sendiri di TPA As Soffah” yang beralamat di Perum Pesona
Sekar Gading Blok P-14/15 Sekardangan Kec. Sidoarjo.

Sidoarjo, 03 November 2023

ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Anna Purwati
NIM : 858162324
Program Studi : S1 PGPAUD
Menyatakan dengan sesunguhnya bahwa Laporan Analisis Kegiatan
Pengembangan PAUD yang berjudul “Analisis Kegiatan Pengembangan
Pendidikan Anak Usia Dini Kemampuan Sosial Emosional Makan Sendiri di TPA
As Soffah Sekardangan Sidoarjo” yang saya susun sebagai syarat untuk
memperolah gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) Universitas Terbuka merupakan hasil
karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan Analisis
Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini yang saya kutip dari hasil karya orang
lain telah di tuliskan sumbernya secara jelas dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Laporan Analisis
Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini ini bukan hasil karya saya sendiri atau
adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi
pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi lain sesuai dengan
peraturan-perundangan yang berlaku.

Sidoarjo, 03 November 2023


Mahasiswa

iii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala
nikmat dan Ridho Nya sehingga penyusunan Laporan Analisis dengan judul
“Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Kemampuan Sosial
Emosional Makan Sendiri di TPA As Soffah Sekardangan Sidoarjo” dapat
diselesaikan dengan baik.
Laporan ini diajukan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Analisis
Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini. Dengan pembuatan laporan ini,
diharapkan dapat menjadi motivasi sehingga dapat meningkatkan kualitas kegiatan
pembelajaran.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis mendapatkan banyak dukungan
dan motivasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Suparti, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala UPBJJ Surabaya
2. Ibu Anik Kartini, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Pembimbing
3. Bapak Ferdy Rakhmat Dianova, S.Pd, selaku Kepala TPA AS Soffah
4. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan tugas laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya. Aamiin.
Sidoarjo, 03 November 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN...............................................................................iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Fokus penelitian .......................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 2
D. Manfaat penelitian ....................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI
A. Taman Penitipan Anak (TPA) ..................................................... 4
B. Penyelenggaraan TPA ................................................................. 4
C. Pengertian Kemampuan Sosial Emosional ................................... 5
D. Kegiatan Makan Sendiri .............................................................. 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Subyek Penelitian ....................................................................... 10
B. Waktu Penelitian ......................................................................... 11
C. Metode Penelitian ....................................................................... 11
D. Instrumen Penelitian .......................................................................11
BAB IV ANALISIS DATA
A. Tabulasi Data .............................................................................. 14
B. Analisis Kritis .............................................................................. 16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................19
B. Saran .......................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 20
LAMPIRAN-LAMPIRAN

v
DARTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Anak TPA As Soffah


Tabel 3.2 Data Pendidik TPA As Soffah
Tabel 3.3 Instrumen Observasi
Tabel 3.4 Teknik Penelitian
Tabel 4.1 Tabulasi data

vi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Hasil Wawancara dengan pendidik


2. Hasil wawancara dengan pimpinan TPA As Soffah
3. Instrumen Observasi
4. Profil Satuan Pendidikan
5. Visi Misi dan Tujuan TPA As Soffah
6. Izin Penyelenggaraan TPA As Soffah
7. Foto tampak depan Gedung
8. Foto Sarana Pendukung
9. RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian)
10. Foto KBM (Kegiatan Belajar Mengajar Kemampuan sosial emosional kegiatan
makan sendiri)
11. Surat Ijin Penelitian
12. Biodata

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Anak adalah generasi penerus keluarga dan bangsa. Oleh sebab itu
setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang baik, sehingga dapat
mengembangkan potensi-potensi dari dalam dirinya, agar tumbuh menjadi
manusia yang memiliki kepribadian yang tangguh dan memiliki
kemampuan dan ketrampilan yang bermanfaat untuk dirinya dan orang lain
(Ananda, 2017).
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah Pendidikan yang
diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan serta
perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada
pengembangan seluruh aspek perkembangan anak. Pengertian PAUD
berdasarkan Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah Suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 (enam)
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan Pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki Pendidikan lebih lanjut, yang
diselenggarakan pada jalur formal, nonformal dan informal (Huliyah, 2016)
Keberadaan keluarga sebagai tempat pendidikan pertama dan utama
bagi anak telah diakui oleh semua kalangan. Namun saat ini peran keluarga
sebagai wahana Pendidikan pertama dan utama semakin tergantikan oleh
Lembaga pengasuhan seperti Taman Penitipan Anak (TPA). Ini terjadi
karena banyaknya orang tua yang bekerja sehingga tidak berkesempatan
untuk mengasuh anaknya sepanjang hari dan akhirnya memilih TPA sebagai
tempat pengasuhan selama orang tua bekerja (Wahyuni, 2018)
Pada anak, istilah kemandirian umumnya dikaitkan dengan
kemampuan untuk melakukan segala sesuatu sendiri seperti memakai baju
sendiri, menalikan (Merlin Shabrina, 2021) tali sepatunya sendiri, makan

1
sendiri tanpa harus tergantung pada bantuan orang lain. Kemandirian
merupakan kemampuan hidup yang utama dan salah satu kebutuhan sejak
awal usianya (Zulafni, Asrial, 2012).
Menurut Patriana (2007), kemandirian adalah suatu sikap yang
memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas
dorongan diri sendiri untuk kebutuhan sendiri, mengejar prestasi, penuh
ketekunan serta berkeinginan untuk melakuakn sesuatu tanpa bantuan orang
lain, mampu berfikir dan bertindak original, kreatif dan penuh inisiatif,
mampu mempengaruhi lingkungannya, mempunyai rasa percaya diri
terhadap kemampuan diri sendiri, menghargai keadaan diri sendiri dan
memperoleh kepuasan dari usahanya.
Perkembangan sosial emosional anak merupakan perkembangan
tingkah laku pada anak dimana anak diminta untuk menyesuaikan diri
dengan aturan yang berlaku dalam lingkungan masyarakat. Dengan kata
lain, perkembangan sosial merupakan proses belajar anak dalam
menyesuaikan diri dengan norma, moral dan tradisi dalam sebuah
kelompok. Sosial-Emosional merupakan suatu proses yang dialami individu
ketika berhubungan atau berinteraksi dengan individu lain, proses
perubahan emosi serta perubahan kepribadian (Santrock, 2011). Menurut
American Academy of Pediatric (dalam Nurmalitasari, 2015) mengatakan
bahwa perkembangan sosial-emosional mengarah kepada kemampuan anak
untuk memiliki pengetahuan dalam mengelola dan mengekspresikan emosi
dengan baik, mampu menjalin hubungan dengan anak-anak dan orang
dewasa disekitarnya dan secara aktif mengeksplorasi lingkungan melalui
belajar
Pada saat melakukan pengamatan di TPA As Soffah ada salah satu
kegiatan pembelajaran yang unik dan fenomenal yaitu kegiatan kemandirian
makan sendiri. Peneliti tertarik untuk melakukan pengamatan pada kegiatan
ini karena anak-anak sangat menyukai kegiatan pengembangan
kemandirian makan sendiri. Dengan didukung fasilitas yang cukup
memadai, hal ini memberikan kesempatan pada anak untuk

2
mengembangkan aspek perkembangan sosial emosional,. Dalam analisis
ini, peneliti mengambil judul “Analisis Kegiatan Pengembangan
Pendidikan Anak Usia Dini Kemampuan Sosial Emosional Makan Sendiri
di TPA As Soffah Sekardangan Sidoarjo”

B. Fokus penelitian
Setelah dilakukan observasi di TPA As Soffah, maka penelitian ini
fokus pada kegiatan pengembangan kemampuan sosial emosional makan
sendiri.

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui kegiatan pengembangan sosial emosional dengan kegiatan
makan sendiri
2. Membuat analisis kritis.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di TPA As
Soffah Sekardangan Sidoarjo.
2. Melatih mahasiswa untuk melakukan penelitian menggunakan
observasi, wawancara dan dokumentasi
3. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu
kegiatan anak di lembaga Taman Penitipan Anak

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Taman Penitipan Anak (TPA)


Taman Penitipan Anak (TPA) merupakan bentuk layanan PAUD
yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan pengasuhan, bimbingan,
sosial anak selama tidak Bersama orang tua. Penyelenggara TPA diatur
dalam beberapa peraturan pemerintah dan Undang-Undang, salah satunya
adalah Permendikbud no.84 tahun 2014 tentang pendirian satuan PAUD
(Widiastuti, 2018).
TPA memiliki fungsi sebagai tempat pengasuhan dan Pendidikan
bagi anak usia dini. TPA juga sebagai program untuk pemberian stimulus
bagi perkembangan anak, baik dari segi motorik, kognitif, emosi, sosial dan
moral melalui bermain. Kwalitas TPA tidak hanya didukung dari faktor
pengasuh, kurikulum dan pembiayaan, tetapi juga didukung faktor sarana
prasarana yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Kehadiran Lembaga TPA menjadi kebutuhan bagi setiap orang tua
yang bekerja di luar rumah. Hal ini berarti bahwa peran TPA sebagai
wahana pengasuhan anak menjadi sangat vital dan dibutuhkan. Oleh karena
itu diperlukan kualitas layanan pengasuhan yang memadai pada setiap TPA.
Anak-anak dipastikan memperoleh asuhan dan kasih sayang selayaknya
yang diperoleh dari orang tua. Anak-anak harus diasuh tanpa kekerasan dan
dibimbing dengan penuh kasih sayang (Widiastuti, 2018).

B. Penyelengaraan TPA
Menurut Widiastuti (2018), Penyelenggara TPA harus memegang 4
(empat) prinsip dasar yaitu tempa, asah, asih dan asuh.
1. Tempa maksudnya adalah mewujudkan kualitas fisik anak melalui
upaya pemeliharaan Kesehatan, mutu gizi, olahraga, lincah, daya tahan
dan disiplin tinggi.

4
2. Asah merupakan prinsip dengan cara memberi dukungan kepada anak
untuk belajar melalui bermain agar memiliki pengalaman yang berguna
untuk pengembangan potensi anak.
3. Asah merupakan penjamin pemenuhan kebutuhan anak dan perlindungan
dari pengaruh yang dapat merugikan tumbuh kembang anak.
4. Asuh merupakan sebuah pembiasaan yang dilakukan secara konsisten
untuk membentuk perilaku dan kualitas kepribadian dan karakter yang
positif.
Sarana dan prasarana penyelenggaraan TPA harus memenuhi
standart sebagai berikut:
1. Memiliki ruang dan luas lahan yang disesuaikan dengan jumlah anak
(3 m2 per anak)
2. Memiliki ruang untuk melakukan aktivitas anak di dalam dan di luar.
3. Memiliki fasilitas cuci tangan dengan air bersih
4. Memiliki kamar mandi atau jamban dengan air bersih yang cukup,
aman, dan sehat bagi anak serta mudah pengawasannya.
5. Memiliki fasilitas permainan di dalam dan di luar ruang yang aman
dan sehat
6. Memiliki fasilitas tidur, makan, dan mandi yang aman dan sehat.
7. Memiliki tempat sampah yang tertutup dan tidak tercemar
8. Memiliki akses dengan fasilitas layanan Kesehatan seperti RS atau
puskesmas.
9. Memiliki ruang pemberian ASI yang nyaman dan sehat.

C. Pengertian Perkembangan Sosial Emosional


Sosial-Emosional merupakan suatu proses yang dialami individu
ketika berhubungan atau berinteraksi dengan individu lain, proses
perubahan emosi serta perubahan kepribadian (Santrock, 2011). Menurut
American Academy of Pediatric (dalam Nurmalitasari, 2015) mengatakan
bahwa perkembangan sosial-emosional mengarah kepada kemampuan anak
untuk memiliki pengetahuan dalam mengelola dan mengekspresikan emosi

5
dengan baik, mampu menjalin hubungan dengan anak-anak dan orang
dewasa disekitarnya dan secara aktif mengeksplorasi lingkungan melalui
belajar.
Menurut Campos, dkk (dalam Squires, 2003) emosi didefenisikan
sebagai upaya seseorang individu untuk membangun atau mengubah
hubungan antara inidvidu tersebut dengan lingkungannya. Kompetensi
emosional melibatkan pengendalian emosi seseorang untuk mencapai
bsuatu tujuan (Raver & Zigler, 1997). Kemudian menurut Raver & Zigler
(1997) kompetensi sosial mencakup kemampuan anak untuk terlibat dalam
hubngan yang positif baik dengan orangtua, teman sebaya, saudara kandung
dan guru. Kemudian dari penjelasan tersebut disimpulkan bahwa
perkembangan sosial-emosional pada anak usia dini didefenisikan sebagai
perilaku pada kompetensi anak yang ditunjukkan dalam perilaku kooperatif
dan prososial; inisiasi pemeliharaan hubungan teman sebaya dan orang
dewasa; pengeolaan agresi dan konflik; pengembangan harga diri dan rasa
penguasaan; dan regulasi emosi dan reaktivitas. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa perkembangan sosial-emosional adalah proses
perubahan tingkah laku yang dialami oleh seorang anak, dimana anak
mampu untuk berinteraksi dengan anak dan orang dewasa disekitarnya serta
1. Aspek Perkembangan Sosial Emosional Menurut Wolfinger
a. Aspek Empati, meliputi penuh pengertian tenggang rasa, dan
kepedulian terhadap sesama,
b. Aspek afiliasi, meliputi komunikasi dua arah atau hubungan antar
pribadi, kerja sama dan
c. Aspek resolusi konflik, meliputi komunikasi,
d. Aspek Pengembangan Kebiasaan Positif, meliputi tata krama,
kesopanan, dan tanggung jawab.
2. Ciri Ciri Perkembangan Sosial Emosional Menurut Ahmad
Susanto
Berikut adalah ciri-ciri perkembangan sosial emosional anak usia 4-6
tahun:

6
a. Lebih menyukai bekerja dua atau tiga teman yang dipilih sendiri,
bermain dalam kelompok dan senang bekerja berpasang pasangan.
Ciri-ciri anak pada masa ini adalah mampu bersosialisasi dengan
orang lain di lingkungan sekitarnya, dimana anak pada umumnya
memiliki satu atau dua sahabat, akan tetapi cepat berganti. Selain
itu anak mulai menyesuaikan diri dalam kegiatan bermain,
mengajak temannya bermain, bekerjasama, dan mau berbagi.
b. Mulai mengikuti dan mematuhi aturan serta berada pada tahap
heteronomus morality. Anak pada masa ini mulai mengikuti dan
mematuhi aturan serta berada pada tahap heteronomus morality,
artinya pada masa ini anak sudah mampu menilai kebenaran atau
kebaikan perilaku dengan mempertimbangkan akibat-akibat dari
perilaku.
c. Dapat membereskan alat mainan. Anak pada masa ini sudah dapat
memahami apa yang menjadi tanggungjawabnya, yakni bagaimana
anak mampu melaksanakan dan menyelesaikan tugas yang menjadi
kewajibannya.
d. Rasa ingin tahu yang besar, mampu berbicara dan bertanya apabila
diberikan kesempatan, dapat diajak untuk berdiskusi. Pada masa
ini anak sering kali bertanya karena terdorong oleh rasa
keingintahuannya. Pertanyaan selalu ditandai dengan minat anak
akan penalaran dan penggambaran. Dalam bermain terkadang anak
suka bertanya kepada pendidik.
e. Mulai dapat mengendalikan emosi diri. Sifat egosentris pada anak
merupakan karakteristik yang khas pada anak usia dini. Akibatnya
anak sering terlihat kurang sabar. Hal ini akan berkurang seiring
dengan kemampuan anak dalam beradaptasi dan melakukan
penyesuaian terhadap kebutuhan kelompoknya.
f. Mempunyai kemauan untuk berdiri sendiri-sendiri. Anak pada
masa ini menyayangi kegiatan yang membutuhkan ketekunan,

7
ingin dihargai pendapatnya, perasaanna, dan diakui atas
keberadaannya.
3. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Emosional
Anak
Berikut adalah penjelasan tentang Faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Sosial Emosional Anak :
a. Lingkungan keluarga Kehidupan sosial pertama anak adalah
Keluarga Pengalaman-pengalaman berinteraksi sosial dalam
keluarga turut menentukan tingkah laku anak terhadap orang-orang
lain dalam kehidupan sosial di luar keluarga. Faktor yang terkait
dengan keluarga dan yang banyak berpengaruh terhadap
perkembangan sosial anak adalah hal-hal yang berkaitan dengan :
a) Status Sosial Ekonomi b) Keutuhan keluarga c) Kebiasaan dan
sikap orang lain
b. Luar keluarga Pengalaman sosial awal di luar keluarga
melengkapi pengalaman di dalam keluarga dan merupakan penentu
yang penting bagi sikap sosial dan pola perilaku anak. Jika
anak,senang berhubungan dengan orang luar, anak akan
berperilaku dengan cara yang dapat diterima oleh orang tersebut.
c. Pengalaman sosial awal Perilaku kepribadian selanjutnya sangat
menentukan Pengalaman sosial awal. Banyaknya pengalaman
bahagia yang diperoleh sebelumnya akan mendorong anak mencari
pengalaman semacam itu lagi pada perkembangan sosial
selanjutnya. Dengan situasi yang postitif dan dapat diterima oleh
lingkungan yang luas dapat memfasilitasi Pengalaman sosial awal
anak.

8
D. Makan Sendiri
Belajar makan sendiri merupakan salah satu proses perkembangan
yang penting bagi anak. Bagi orang dewasa, tentu makan tanpa disuapi
merupakan hal yang mudah dilakukan. Namun, untuk anak, mereka perlu
belajar agar bisa makan sendiri dengan baik.
Mengajarkan anak untuk makan tanpa disuapi mungkin bukan
merupakan hal yang mudah. Meski begitu, menyuapi anak terus-terusan
sampai ia besar juga tidak baik. Hal ini hanya akan menghambat
perkembangannya.
Berikut adalah beberapa cara mengajarkan anak makan sendiri
1. Coba kenalkan cara makan sendiri sedini mungkin, sekitar usia 8
bulan.
2. erikan makanan yang bisa dipegang oleh tangan (finger food).
3. Beri pujian saat anak berhasil makan sendiri.
4. Kenalkan anak dengan sendok sebagai alat untuk makan.
5. Jangan memarahi anak saat makanannya berantakan
.(www.ibupedia.com )
E. Waktu Yang Tepat Anak Belajar Makan Sendiri
Belajar makan sendiri bisa dimulai pada usia 9 bulan. Pada usia ini,
anak sudah bisa menggenggam makanannya sendiri dan Bunda dapat
memberikannya finger foods atau makanan yang mudah anak genggam.
Anak-anak akan mulai tertarik untuk memegang sendok, garpu, atau
botol minumnya sendiri dengan kedua tangannya ketika berusia 13–15
bulan. Pada masa ini, tidak selamanya makanan berhasil ia masukkan ke
dalam mulut. Tak sedikit pula makanan akan berjatuhan di lantai atau meja.
Pada usia 18–24 bulan, anak akan mulai dapat memasukkan
makanannya sendiri ke dalam mulutnya dengan tidak terlalu berantakan.
Karena masih belajar, terkadang anak bisa saja tersedak, batuk, atau
muntah. Ketika anak memasuki usia 24–36 bulan, ia akan lebih mahir
memakan dan menikmati makanannya sendiri tanpa perlu dibantu.
(ibupedia.com)

9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak-anak di TPA As Soffah yang beralamat
di Perum Pesona Sekar Gading Blok P-14/15 Sekardangan Kec. Sidoarjo.
Yang berjumlah 10 anak, dengan 7 anak laki-laki dan 3 anak perempuan.
Tabel 3.1
Data Anak TPA As Soffah
No. P/L TEMPAT TGL LAHIR
NAMA ANAK
LAHIR TGL BLN THN
1 MOCH. RANDIKA ALDYMAS P. L SIDOARJO 1 10 2020
2 KHAWLA EL NALLA P
NURSYAKILA KUNINGAN 20 3 2020
3 KAYSAN SATRIYO NUGROHO L SIDOARJO 4 10 2021
4 KALANDRA GAVIN ALFAREZI L BLITAR 20 9 2020
5 AZZA PUTRI SIFANAH P MALANG 17 10 2021
6 ALBIRU HAYZA FIRMANSYAH L SIDOARJO 12 1 2020
7 ARKATAMA KAIVAN NISENDRA L SIDOARJO 19 11 2020
8 ALEYA CITRA TRIYANDA P MOJOKERTO 6 12 2021
9 M. HARIYO KUSUMO AJI L SIDOARJO 21 9 2020
10 M. DANISH ELVANO L SIDOARJO 30 5 2021

Tabel 3.2
Data Pimpinan, Pendidik dan Pengasuh TPA As Soffah
No Nama tenaga pendidik Tempat, tgl Pendidikan Jabatan
Lahir
1. Ferdy Rakhmat Mojokerto, 19 S1 Kepala TPA
Dianova Nov 1998
2. Ekawati Afrillinda, Lamongan, 23 S1 Pendidikan Pendidik
S.Pd Des 1999
3. Aini Mawaddah S.M Sidoarjo, 26 Nov S1 Pendidik
1998

10
B. Waktu penelitian
1 Pelaksanaan observasi dilaksanakan pada hari Senin, 30 Oktober 2023.
2 Pelaksanaan wawancara dilaksanakan pada hari Senin, 30 Oktober
2023.
3 Dokumentasi dilaksanakan pada hari Senin, 30 Oktober 2023.
C. Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian yang
mendiskripsikan data mengenai fenomena dan gejala di lapangan yaitu di
TPA As Soffah Sekardangan Sidoarjo
D. Instrument penelitian.
Penelitian ini difokuskan pada gejala unik yang terjadi di lapangan
dengan menggunakan instrumen sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku dalam
situasi tertentu. Penelitian ini menggunakan teknik observasi untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan aktivitas anak dan pendidik
selama proses pembelajaran berlangsung melalui kegiatan meronce.

Tabel 3.3 : Instrumen observasi


Observasi Kegiatan Pengembangan
Di TPA As Soffah

TPA : As Soffah
Tanggal : 30 Oktober 2023
No Hal – hal unik dan menarik Ada Keterangan
yang ditemukan Ya Tidak pernyataan
1 Model pengembangan kegiatan
2 Penataan ruangan
3 Kegiatan yang dilakukan anak
4 Sumber daya manusia

11
5 Alat peraga edukatif yang
digunakan
6 Managemen memiliki dokumen
program pembelajaran nasional
dan memiliki perangkat
pembelajaran
7 Jumlah anak
Catatan secara umum :
..................................................................................................................
2. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang untuk
mendapatkan keterangan atau paenadapatnya tentang suatu hal atau
masalah (Tim PGPAUD, 2014)
Teknik wawancara digunakan untuk menggali informasi lebih
mendalam mengenai fokus penelitian. Wawancara dilakukan peneliti
dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pendidik
untuk memperoleh data tentang kegiatan makan sendiri. Dalam
penelitian ini teknik dokumentasi difokuskan untuk melihat lingkungan
sekitar, lingkungan kelas, media, alat dan bahan yang digunakan dalam
penelitian untuk kegiatan makan sendiri. Instrumen wawancaranya
adalah sebagai berikut:
a. Instrumen wawancara dengan pendidik TPA As Soffah
1. Usia berapa saja anak – anak yang berada dalam TPA As Soffah?
...........................................................................................................
Apa keistemewaan program di TPA As Soffah dibandingkan dengan
TPA yang lain?
............................................................................................................
2. Tadi saya melihat pada saat anak melakukan kegiatan makan sendiri.
Apa dasar pemikirannya sehingga ibu melakukan kegiatan tersebut?
......................................................................................................
Apa bahan dari kegiatan makan sendiri dan bagaimana caranya?

12
......................................................................................................
3. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan, mengapa ibu memilih
kegiatan makan sendiri?
......................................................................................................
4. Apakah kegiatan tersebut berdasarkan ide / gagasan dari diri anda
sendiri?
......................................................................................................
5. Apakah anak – anak berantusias dan senang dengan kegiatan
tersebut?
......................................................................................................
6. Setelah melakukan kegiatan tersebut, apakah anak – anak langsung
disuruh istirahat atau bagaimana?
......................................................................................................
b. Instrumen wawancara dengan kepala TPA As Soffah
1. Apa visi dan misi TPA As Soffah ini dalam kaitannya dengan
pendidikan anak?
......................................................................................................
2. Untuk mencapai tujuan tersebut, program apa saja yang ibu terapkan
di TPA As Soffah?
......................................................................................................
3. Ada berapa jumlah pendidik yang ada di lembaga ini?
……………………………………………………………………...
4. Apakah ada syarat tertentu untuk masuk ke lembaga ini?
……………………………………………………………………..
5. Model pengembangan kegiatan apa yang diterapkan di lembaga ini?
......................................................................................................

3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data atau bukti
– bukti atau kejelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian.
Dokumentasi digunakan dengan tujuan mencari data yang berasal dari

13
dokumen, wawancara dan catatan yang ada hubungannya dengan
subyek dan obyek penelitian sebagai sumber data.
Secara umum, dokumen dibagi menjadi 2, yaitu dokumen pribadi
dan dokumen resmi.

a. Dokumen pribadi
Dokumen pribadi adalah catatn atau karangan seseorang secara
tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya.
Dokumen pribadi dikumpulkan untuk memperoleh kejadian nyata
tentang situasi social dan arti berbagai factor di sekitar subjek
penelitian. Dokumen pribadi antara lain dapat berupa: buku harian,
surat pribadi, otobiografi, atau kesan seseorang terhadap sesuatu
peristiwa/ pengalaman tertentu.
b. Dokumen resmi
Dokumen resmi dapat terbagi menjadi 2, yaitu:
1) Dokumen internal, misalnya berupa memo, pengumuman,
instruksi, risalah rapat, SK kepala kantor, atau aturan suatu
lembaga masyarakat tertentu yang digunakan untuk kalangan
sendiri.
2) Dokumen eksternal, berisi bahan-bahan informasi yang
dihasilkan oleh suatu lembaga untuk dipublikasikan pada umum,
misalnya: majalah, bulletin, pernyataan, atau kliping berita.

Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), beberapa dokumen yang


biasanya dipelajari dan dianalisis antara lain adalah: Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) atau Rencana Kegiatan
(RK), jadwal kegiatan, buku laporan perkembangan anak, catatan
anekdot, foto-foto/video kegiatan anak selama di lembaga PAUD, hasil
karya anak, bundel portofolio tiap anak, atau buku komunikasi orang
tua-guru (Tim PG-PAUD, 2014: 18-20).

14
BAB IV
ANALISIS DATA

A. Tabulasi data
Observasi Wawancara dengan Wawancara Dokumentasi
guru dengan pimpinan
Guru TPA ini Program yang kami RPPH
bercakap - mengembangkan berikan antara lain
cakap potensi yang dimiliki menyediakan
membahas anak, kami sarana prasarana
tentang menyediakan sarana untuk
kegiatan prasarana yang mengembangkan
pengembanga dibutuhkan untuk potensi yang
n makan memfasilitasinya. dimiliki anak,
sendiri menyediakan menu
makan sehat,
menciptakan
suasana yang
menyenangkan.
Guru Untuk penyusunan Supaya kami dapat Foto kegiatan
menjelaskan Rencana Kegiatan mengembangkan makan sendiri
bagaimana Harian, kami kemampuan
cara menggunakan Menu masing-masing
melaksanaka Generik. Supaya kami anak secara
n kegiatan punya pedoman untuk maksimal
makan sendiri mengembangkan
dan aturannya kemampuan masing-
masing anak.
Pada kegiatan Itu tadi kegiatan Alhamdulillah Dalam rencana
makan sendiri makan sendiri bu, dengan program kegiatan
sebagai salah satu kegiatan yang kami berikan, terdapat

15
kegiatan kemandirian yang TPA ini diminati kegiatan dalam
kemandirian kami kembangkan di masyarakat aspek
TPA ini pengembangan
Sosial
Emosional,
bahasa, kognitif
dan fisik motorik
Semua anak Anak-anak senang Yang kami Terdapat media
ikut terlibat sekali dengan kegiatan kembangkan dalam yang digunakan
dalam makan sendiri. Mereka kegiatan makan dalam makan
kegiatan dapat sendiri antara lain sendiri
makan mengembangkan yaitu
sendiri kemandirian dan pengembangan
sebagai kepercayaan diri. Dan sosial emosional,
kegiatan kegiatan makan Nilai Moral dan
kemandirian sendiri ini dapat Agama, kognitif
mengembangkan dan fisik motorik.
kemampuan sosial Anak dapat
emosional, bahasa, berkreasi,
kognitif dan fisik berimajinasi,
motorik. mengembangkan
kemandirian dan
kepercayaan diri
yang dimiliki,
gerak tubuhnya,
dan juga belajar
mengelola
emosinya

16
B. Analisis kritis
Dari data observasi, wawancara dan dokumentasi dapat disimpulkan
bahwa TPA As Soffah Sekardangan Sidoarjo merancang program kegiatan
makan sendiri untuk mengembangkan aspek, sosial emosional, motorik
halus dan kognitif. Di dalam aspek perkembangan sosial emosional ini yang
dikembangkan yaitu kemandirian dan kepercayaan diri. Dalam aspek
motorik halus yang dikembangkan yaitu memegang sendok yang benar, dan
untuk aspek kognitif yaitu dapat membedakan tangan kanan dan tangan kiri.
Menurut wawancara yang sudah dilakukan dengan pendidik dan
kepala TPA As Soffah, kegiatan makan sendiri merupakan suatu kegiatan
untuk mengembangkan sosial emosional anak usia dini dengan maksimal.
Selain mengembangkan sosial emosional anak, kegiatan tersebut juga dapat
mengembangakan aspek motorik halus dan juga aspek kognitif.
Sosial-Emosional merupakan suatu proses yang dialami individu
ketika berhubungan atau berinteraksi dengan individu lain, proses
perubahan emosi serta perubahan kepribadian (Santrock, 2011). Salovey
dan John Mayer, perkembangan sosial emosional meliputi empati,
mengungkapkan dan memahami perasaan, mengalokasi rasa marah,
keamandirian kemampuan menyesuaikan diri, menyelesaikan masalah antar
pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, kesopanan dan sikap hormat.
Kemampuan kerja sama anak ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
kondisi, baik kondisi anak dan lingkungan sosialnya, orang tuanya, teman
sebaya maupun masyarakat sekitar
Penjelasan mengenai cara makan yang benar yang dikembangkan
oleh para pendidik di TPA As Soffah agar anak tahu bagaimana cara makan
yang sendiri Langkah-langkah dalam mengajarkan anak makan secara
mandiri yaitu mengenalkan cara makan sendiri sedini mungkin, sekitar usia
8 bulan, memberikan makanan yang bisa dipegang oleh tangan (finger
food), memberi pujian saat anak berhasil makan sendiri, mengenalkan anak
dengan sendok sebagai alat untuk makan, jangan memarahi anak saat
makanannya berantakan .(www.ibupedia.com )

17
Secara umum, TPA As Soffah telah mempunyai kegiatan-kegiatan
yang baik dan terarah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah disusun sedemikan
rupa dan sejalan dengan teori-teori bidang pengembangan sosial emosional
sehingga kemungkinan untuk dapat mencapai hasil yang diharapkan sangat
besar yaitu kesiapan tubuh untuk beraktivitas fisik, mental, maupun aktifitas
psikologis atau yang melibatkan ketiganya secara terkoordinasi dalam satu
tindakan yang bersamaan sangat dipengaruhi oleh kondisi individu anak
yang sedang menjalaninya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock ( 1999)
yang mengatakan bahwa emosi mempengaruhi kesiapan tubuh seseorang
dalam melakukan tindakan.
Menurut peneliti, kegiatan makan sendiri penting dikembangkan
karena sejalan dengan berkembangnya kemandirian, kepercayaan diri,
maka juga akan dapat berperan dalam mengembangkan kemampuan
anak lain seperti perkembangan fisiologis, perkembangan motorik, dan
perkembangan kognitif

18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai
berikut:
1. Kegiatan Pengembangan aspek sosial emosional dapat dikembangkan
melalui kegiatan makan sendiri, aspek perkembangan yang dapat
dicapai adalah aspek motorik halus, kognitif, Nilai Moral dan Agama
2. TPA As Soffah Sekardangan Kabupaten Sidoarjo mempunyai kegiatan
pengembangan aspek sosial emosional anak
3. Kegiatan makan sendiri merupakan salah satu konsep inovatif pendidik
dalam mengembangkan aspek sosial emosional anak.
4. Secara umum TPA As Soffah telah memprogramkan kegiatan -kegiatan
yang baik dan terarah. Kegiatan tersebut tersusun sejalan dengan teori –
teori yang sesuai dengan perkembangan anak.

B. SARAN
1. Kegiatan lainnya yang terkait dengan pengembangan sosial emosional
dapat dilakukan melalui kegiatan lain.
2. Perlu didokumentasikan dan dipajang kegiatan tersebut sebagai
identitas ciri khas dari TPA As Soffah

19
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Rizki. (2017). Implementasi Nilai-nilai Moral dan Agama Pada Anak Usia
Dini. Jurnal obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Vol.1 Issue 1 pages
19-31
Asmawati, Luluk, dkk. (2022). Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia
Dini. Tangerang Selatan. Universitas Terbuka.
Gunarti, Winda. (2019). Metode Pengembangan Perilaku Dan Kemampuan Dasar
Anak Usia Dini. Tangerang Selatan. Universitas Terbuka.
Hidayat, Otib Satibi. (2019). Metode Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Agama.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Huliyah, Muhiyatul. (2016). Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini. As-sibyan.
Jurnal Pendidikan Guru Raudlatul Athfal. Vol. 1 No.1 Hal 60-61
Nugraha, Ali. Yeni Rachmawati. (2019). Metode Pengembangan Sosial
Emosional.Jakarta: Universitas Terbuka
Sumantri, M. Syarif. (2021). Metode Pengembangan Fisik. Tangerang selatan.
Universitas terbuka
Wahyuni, Sri. (2018). Peningkatan Kompetensi Pengasuh melalui Pelatihan
Pengasuhan Ramah Anak Pada Taman Penitipan Anak. Abdimas Pedagogi:
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. Vol.1. No.2 Hal. 193-204
Widiastuti, Ajeng Ayu. (2018). Implementasi Standar Sarana dan Prasarana PAUD
Di Lembaga Taman Penitipan Anak (TPA). Paudia: Jurnal Penelitian Dalam
Bidang Pendidikan Anak Usia Dini. Vol.7. No.1.

20
OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN
TPA As Soffah
No Hal-hal unik/ menarik Ada Keterangan/ uraian/
yang ditemukan dalam pertanyaan
Ada Tidak
1. Model Pengembangan V
Kegiatan
2. Penataan ruangan V Di dinding kelas banyak
ditempeli gambar-gambar
dengan tulisan di bawahnya
gambar tentang gambar tersebut
3. Kegiatan yang dilakukan V Anak-anak melaksanakan
anak kegiatan pengembangan
kemandirian makan sendiri
4. Alat Peraga Edukatif V Botol minum, susu kotak,,piring,
(APE) yang digunakan lauk, nasi dll.
5. Pengaturan/ V Anak-anak mengambil makanan
pengelompokan anak sesuai kebutuhan masing-masing
6. Cara pendidik V Pendidik memberikan penjelasan
memimpin kegiatan bagaimana cara makan yang baik
7. Peran orang tua anak V Membantu menerapkan
kebiasaan makan sendiri dengan
baik dirumah
Hasil wawancara peneliti dan pendidik As Soffah

Peneliti : Assalamu’alaikum
Pendidik : Wa’alaikumsalam, silahkan masuk bu
Peneliti : Terima kasih. Saya bisa minta waktunya bu, ada beberapa hal
yang ingin saya tanyakan
Pendidik : Silahkan bu, mau tanya apa bu?
Peneliti : Berapa jumlah anak yang ada di TPA ini?
Pendidik : Jumlah siswa keseluruhan ada 10 anak bu
Peneliti : Rata-rata berapa usia mereka bu?
Pendidik : Rata-rata usia PAUD
Peneliti : Apa keistimewaan program di TPA ini jika dibandingkan dengan
TPA lain?
Pendidik : TPA ini mengembangkan potensi yang dimiliki anak, kami
menyediakan sarana prasarana yang dibutuhkan untuk
memfasilitasinya. Tapi menurut saya setiap TPA memiliki
keistimewaan masing-masing
Peneliti : Iya bu, bagaimana dengan cara penyusunan Rencana Kegiatan
Harian?
Pendidik : Untuk penyusunan Rencana Kegiatan Harian, kami menggunakan
Menu Generik. Supaya kami punya pedoman untuk
mengembangkan kemampuan masing-masing anak.
Peneliti : Tadi saya lihat ada kegiatan anak-anak makan sendiri, itu
termasuk kegiatan atau hanya bermain saja bu?
Pendidik : Itu tadi kegiatan kemandirian bu, salah satu kegiatan yang kami
kembangkan di TPA ini
Peneliti : Kenapa ada kegiatan makan sendiri bu, apa tujuannya?
Pendidik : Anak-anak senang sekali dengan kegiatan makan sendiri. Mereka
dapat melatih kemandiriannya serta motorik halusnya. Dan kegiatan
makan sendiri ini dapat mengembangkan kemampuan sosial
emosional, bahasa, kognitif dan fisik motorik.
Peneliti : Pada kegiatan makan sendiri, saya melihat ada yang duduk
menyendiri dan tidak mau mengikuti kegiatan. Apa yang Ibu
lakukan tadi?
Pendidik : Saya mendekati anak yang duduk menyendiri dan tidak mau
mengikuti kegiatan tadi, kemudian bertanya dan ternyata anak tadi
lagi kurang sehat bu. Kemudian saya memintanya untuk istirahat
saja
Peneliti : Tidak terasa sudah banyak yang kita bicarakan ya bu.
Terima kasih atas waktunya, semoga TPA ini semakin maju ya bu
Pendidik : Sama-sama Ibu, terima kasih kembali.
Peneliti : Assalamu’alaikum
Pendidik : Waalaikumussalam warahmatullah
Hasil wawancara peneliti dengan kepala TPA As Soffah

Peneliti : Assalamu’alaikum
Kepala TPA : Wa’alaikumussalam, ada yang bisa saya bantu bu?
Peneliti : Setelah saya tadi mewawancarai seorang pendidik, dan
mengobservasi kegiatan anak-anak, ada beberapa pertanyaan yang
ingin saya ajukan. Apakah ibu tidak keberatan?
Kepala TPA : Tentu tidak bu, silahkan
Peneliti : Kalau boleh saya tau, apa visi misi TPA yang ibu pimpin?
Kepala TPA : visi kami yaitu menjadi patner bunda yang terbaik buat buah hati
dan memberikan pelayanan pengasuhan anak dengan
mengutamakan kwalitas, edukasi dan keamanan. Sedangkan misi
kami adalah menjadi mitra terpercaya untuk orang tua, menjaga
Kesehatan anak, memberikan nutrisi yang bergizi, menstimulasi
tumbuh kembang anak sesuai umurnya, menciptakan suasana yang
menyenangkan
Peneliti : Untuk mencapai Visi/Misi dan tujuan tersebut, program apa yang
diadakan di TPA ini?
Kepala TPA : Program yang kami berikan antara lain menyediakan sarana
prasarana untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak,
menyediakan menu makan sehat, menciptakan suasana yang
menyenangkan.
Peneliti : TPA ini menggunakan menu generik juga ya bu?
Kepala TPA : Iya, Supaya kami dapat mengembangkan kemampuan masing-
masing anak secara maksimal.
Peneliti : Apakah TPA ini banyak diminati oleh masyarakat?
Kepala TPA : Alhamdulillah dengan program yang kami berikan, TPA ini
diminati masyarakat
Peneliti : Tadi ada kegiatan makan sendiri, apa yang dikembangkan dalam
kegiatan makan sendiri tersebut bu
Kepala TPA : Yang kami kembangkan dalam kegiatan makan sendiri antara lain
yaitu pengembangan sosial emosional, bahasa, kognitif dan fisik
motorik. Anak dapat berkreasi, berimajinasi, mengembangkan
kemandirian, kepercayaan diri yang dimiliki, gerak tubuhnya, dan
juga belajar mengelola emosinya.
Peneliti : Terima kasih atas informasi dan penjelasan yang Ibu berikan,
semoga TPA ini semakin banyak peminatnya Bu
Kepala TPA : Amiiin … Terima kasih bu
Peneliti : Saya pamit pulang dulu ya bu, Assalamu’alaikum
Kepala TPA : Iya bu, Wa’alaikumussalam
PROFIL SEKOLAH

Nama TPA : As Soffah


Nama Kepala TPA : Ferdy Rakhmat Dianova
Alamat : Gren Park Blok P14, Pecantingan-Sekardangan
Kecamatan : Sidoarjo
Kabupaten : Sidoarjo
No. telepon : 0813-5917-4654
Jenis Pelayanan : Taman Penitipan Anak
Berdiri sejak : 08 Maret 2013
Waktu Pelaksanaan : Pagi ( 07.00 - 17.00 )
VISI DAN MISI TPA AS SOFFAH
IJIN PENYELENGGARA TPA AS SOFFAH
FOTO TAMPAK DEPAN GEDUNG
FOTO KEGIATAN
BIODATA

1. Nama : ANNA PURWATI


2. NIM : 858162324
3. Tempat tangal lahir : Sidoarjo, 15 November 1990
4. Alamat : JL. Flamboyan Desa Kepunten RT.01 RW.03
Kec. Tulangan Kab. Sidoarjo
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Tempat Mengajar : RA Hidayatush Shibyan
JL. Flamboyan Desa Kepunten RT.01 RW.03
Kec. Tulangan Kab. Sidoarjo
7. No. HP : 085101806302
8. Email : annapurwati8@gmail.com
LAPORAN PENELITIAN

ANALISIS KEGIATAN PENGEMBANGAN


PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KEMAMPUAN MOTORIK KASAR
BERMAIN PLAYMATE DI RA NURUL ULUM DESA GRABAGAN
KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO

OLEH :

ANNA PURWATI
NIM. 858162324

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM STUDI S-1 PGPAUD
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SURABAYA
KELOMPOK BELAJAR TULANGAN
2023 GANJIL
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : ANNA PURWATI


NIM : 858162324
Program Studi : S-1 PGPAUD
Tempat Penelitian : RA NURUL ULUM
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Senin, 06 November 2023

Masalah yang merupakan fokus penelitian:


“Analisis kegiatan pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini kemampuan motorik
kasar bermain playmate pada Raudhatul Athfal Nurul Ulum Desa Grabagan
Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo”.

Sidoarjo, 10 November 2023

ii
LEMBAR PERNYATAAN PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ANNA PURWATI
NIM : 858162324
Program Studi : S-1 PGPAUD

Menyatakan dengan sesunguhnya bahwa laporan yang berjudul “Analisis


kegiatan pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini kemampuan motorik kasar
bermain playmate pada Raudhatul Athfal Nurul Ulum Desa Grabagan Kecamatan
Tulangan Kabupaten Sidoarjo “yang saya susun sebagai syarat untuk memperolah
gelar sarjana Pendidikan dari Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak
Usia Dini (PG-PAUD) Universitas Terbuka merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Laporan Analisis
Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini yang saya kutip dari hasil karya orang
lain telah di tuliskan sumbernya secara jelas dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Laporan Analisis
Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini ini bukan hasil karya saya sendiri atau
adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi
pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi lain sesuai dengan
peraturan-perundangan yang berlaku.

Sidoarjo, 10 November 2023


Mahasiswa

ANNA PURWATI
NIM. 858162324

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Analisis ini
dengan sebaik-baiknya dengan judul “Analisis kegiatan pengembangan Pendidikan
Anak Usia Dini kemampuan motorik kasar bermain playmate pada Raudhatul
Athfal Nurul Ulum Desa Grabagan Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo”.
Laporan ini di susun sebagai syarat mengikuti ujian mata kuliah Analisis Kegiatan
Pengembangan Pendidikan Anak usia Dini dengan begitu kita selaku Mahasiswa
sekaligus sebagai guru harus mengerti dan memahami tentang Pengembangan
Pendidikan Anak usia Dini.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis tidak terlepas dari bimbingan
serta bantua dari berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr. Hj. Suparti, S.Pd,.M.Pd selaku kepala UPBJJ UT Surabaya
2. Bapak Taufik Rohman, S.Kom, M.Pd selaku pengelola pokjar Tulangan
3. Ibu Anik Kartini, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Pembimbing
4. Ibu Eni Sulianah, S.Pd.I Selaku Pimpinan RA Nurul Ulum.
5. Pendidik serta pengasuh di RA Nurul Ulum.
6. Keluargaku yang selalu mendukung baik secara moril maupun spiritual
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberikan
bantuan, saran serta motivasi dalam penulisan laporan ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi
perbaikan laporan ini sangat kami harapkan.
Tidak lupa juga bagi seluruh pembaca serta berbagai pihak lain yang telah
turut peduli terhadap masalah ini. Akhirnya kami mengucapkan banyak terima
kasih. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Sidoarjo, 10 November 2023


Penulis

iv
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN ..........................................................................iii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ v
DAFTAR TABEL …………………………………………………………... vii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ............................................................................. 1
B. Fokus penelitian .......................................................................... 3
C. Tujuan penelitian ......................................................................... 3
D. Manfaat penelitian ....................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI


A. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini ........................................ 4
B. Pengertian Motorik Kasar ............................................................ 5
C. Bermain Playamate ..................................................................... 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Subyek Penelitian ....................................................................... 12
B. Waktu Penelitian ......................................................................... 13
C. Metode Penelitian ....................................................................... 13
D. Instrumen Penelitian ...................................................................... 13

BAB IV ANALISIS DATA


A. Tabulasi Data .............................................................................. .18
B. Analisis Kritis .............................................................................. .20

v
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................23
B. Saran – saran .................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 24

vi
DARTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Anak Raudhatul Athfal Nurul Ulum

Tabel 3.2 Data Pendidik Raudhatul Atfal Nurul Ulum

Tabel 3.3 Instrumen Observasi

Tabel 3.4 Teknik Penelitian

Tabel 4.1 Tabulasi data

vii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Hasil Wawancara dengan pendidik


2. Hasil wawancara dengan pimpinan RA Nurul Ulum
3. Instrumen Observasi
4. Profil Satuan Pendidikan
5. Visi Misi dan Tujuan RA Nurul Ulum
6. Izin Penyelenggaraan RA Nurul Ulum
7. Foto tampak depan Gedung
8. Foto Sarana Pendukung
9. RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian)
10. Foto KBM (Kegiatan Belajar Mengajar Kemampuan Mototrik Kasar bermain
Playmate)
11. Media Manik manik
12. Surat Ijin Penelitian
13. Biodata

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Taman Kanak – Kana yang selanjutnya disingkat TK adalah “salah satu
bentuk satuan PAUD pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan
program pendidikan bagi anak berusia 4 tahun sampai dengan 6 tahun dengan
prioritas usia 5 dan 6 tahun” ini berdasar pada Direktorat PAUD tahun 2007.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan
Nasional mengamanatkan bahwa “Pendidikan di Taman Kanak-Kanak adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak-anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut
Pendidikan anak usia dini pada dasarnya adalah pendidikan yang ditujukan
untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh
yang menitik beratkan pada seluruh aspek perkembangan, baik dari aspek nilai
agama dan moral, fisik motorik, bahasa, kognitif, sosial emosional dan seni.
Oleh karena itu, pada kegiatan pembelajaran di pendidikan anak usia dini
hendaknya mampu untuk menstimulasi seluruh aspek perkembangan.
Salah satu perkembangan yang menjadi dasar terbentuknya kemandirian
anak dalam mengerjakan tugas–tugas di sekolah dan rumah adalah
perkembangan motorik. Dalam hal ini ketrampilan motorik diperlukan dalam
memberikan stimulus bagi perkembangan pada aspek lainnya. Salah satu
bidang perkembangan yang dilakukan pada anak usia dini yaitu aspek
pengembangan motorik kasar. Sumantri (2005:9) menjelaskan bahwa tujuan
pengembangan keterampilan motorik kasar anak usia dini ada 4 (empat) yaitu
mampu meningkatkan keterampilan gerak, mampu memelihara dan
meningkatkan kebugaran jasmani, mampu menanamkan sikap percaya diri,
dan mampu bekerjasama
Hadis (2003) berpendapat bahwa untuk merangsang motorik kasar
anak, dapat dilakukan dengan melatih anak meloncat, memanjat, berlari,
berjinjit, berdiri diatas satu kaki, berjalan di titian dan sebagainya,
sedangkan, Dwiyanti dkk (2017), berpendapat bahwa meningkatkan
kemampuan gerakan motorik kasar adalah dimana menggunakan otot besar
dalam aktivitas, antara lain meliputi gerak dasar non lokomotor, lokomotor,
dan manipulative.
Anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik
kasar dilatar belakangi adanya faktor dari lingkungan keluarga. Hal ini
berkaitan dengan kurangnya anak dalam memperoleh kesempatan dalam
melakukan eksplorasi terhadap lingkungan sejak anak masih balita, serta
adanya pola asuh dari orang yang cenderung over protectif, kurang
konsisten dalam memberikan stimulus belajar serta tidak ada pembiasaan
dalam diri anak dalam mengerjakan aktivitas sendiri yang menyebabkan
anak tidak mandiri karena selalu dibantu memenuhi kebutuhannya. Berbeda
halnya dengan pendapat Wing (2012) yang mengemukakan bahwa sebagian
anak mengalami kesulitan dalam keterampilan motorik kasar dilatar
belakangi oleh pesatnya kemajuan teknologi jaman sekarang seperti video
games dan computer.
Perkembangan anak–anak usia dini tidak lepas dari peran aktif orang
tua. Orang tua salah satunya adalah ibu, merupakan tokoh sentral dalam
tahap perkembangan seorang anak. Ibu berperan sebagai pendidik pertama
dan utama dalam keluarga sehingga ibu harus menyadari untuk mengasuh
anak secara baik dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Peran ibu
dalam perkembangan sangat penting, karena dengan ketrampilan ibu yang
baik maka diharapkan pemantauan anak dapat dilakukan dengan baik.
Faktor lain penunjang keberhasilan ketrampilan motorik halus anak
berasal dari peran sekolah. Selama ini sekolah, terutama di Kelompok
Bermain belum menerapkan pembelajaran yang terencana dan terprogram
untuk dijadikan dasar peningkatan motorik halus. Hal ini diupayakan
mengingat kemampuan motorik kasar sangat berpengaruh pada segi

2
pembelajaran lainnya. Keadaan ini sesuai dengan pendapat Decaprio dalam
(Yosinta, 2016) Menguasai kemampuan motorik kasar sangat penting
dimiliki anak yang masih usia dini dikarenakan dalam melakukan semua
aktivitas apabila belum mempunyai gerak yang bagus akan tertinggal dari
anak anak lain seperti kegiatan: berlari, melempar, melompat, mendorong,
menendang dan kegiatan lainnya, kegiatan tersebut diperlukan untuk
melatih otot-otot besar pada tubuh seorang anak.
Pada saat melakukan pengamatan di RA Nurul Ulum ada salah satu
kegiatan pembelajaran yang unik dan fenomenal yaitu bermain playmate.
Pada saat kegiatan berlangsung anak-anak merasa sangat senang dan
antusias, terlihat pada saat anak bermain playmate bersama temannya, anak
– anak tampak antusias saat bermain membentuk berbagai macam variasi
gerakan diantaranya loncat kodok, engklek, loncat satu kaki, dan lainnya.
Permainan ini juga sangat menarik karena banyak permainan yang dapat
dimainkan secara individu maupun kelompok.

B. Fokus penelitian
Setelah diadakan observasi di RA Nurul Ulum, maka penelitian ini terfokus
pada salah satu kegiatan anak yaitu bermain Playmate
C. Tujuan penelitian
a. Mengumpulkan data mengenai alasan pendidik melakukan permainan
playmate.
b. Tujuan pendidik melakukan permainan playmate.
c. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan permainan playmate.
d. Membuat analisis kritis mengenai kegiatan permainan playamte.
D. Manfaat penelitian
a. Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di RA Nurul
Ulum
b. Melatih mahasiswa melakukan penelitian kelas
c. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu
kegiatan anak di lembaga PAUD.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini


Menurut Wijana (2015: 1.6) “Anak adalah manusia kecil yang memiliki
potensi dan kemampuan. Semua potensi yang dimiliki aank masih harus
dikembangkan secara optimal agar dapat berkembang dengan sebaik-baiknya.
Anak juga memiliki karakteristik sendiri yang khas dan unik yang tidak sama
dengan orang dewasa serta akan berkembang menjadi manusia dewasa
seutuhnya”.
Ditinjau dari segi usia, anak usia dini menurut Morrison (1989 dalam
Wijana, 2015: 1.6) adalah anak yang berada dalam rentang usia 0-8 tahun.
Standar usia ini adalah acuan yang digunakan oleh NAEYC (National
Assosiation Education for Young Child). Anak usia dini terbagi menjadi 4
tahapan yaitu masa bayi dari usia lahir sampai 12 bulan, masa kanak-kanak dari
usia 1 sampai 3 tahun, masa prasekolah dari usia 3 sampai 5 tahun dan masa
sekolah dasar dari usia 6 sampai 8 tahun.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
(Gunarti, 2014: 4) tentang Sistem Pendidikan Nasional tertulis bahwa “Anak
Usia Dini berada pada rentang usia sejak lahir sampai 6 tahun”. Anak usia dini
yang dimaksud dapat mengikuti pendidikan di Taman Kanak-Kanak,
Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan/atau Satuan PAUD Sejenis.
Beberapa karakteristik untuk anak usia dini menurut Hartati (2005 dalam
Aisyah, 2014: 1.4) adalah memiliki rasa ingin tahu yang besar, merupakan
pribadi yang unik, suka berfantasi dan berimajinasi, menunjukkan sikap
egosentris, memiliki daya konsentrasi yang pendek dan sebagai bagian dari
makhluk sosial. Berbeda dengan fase usia anak lainnya, anak usia dini memiliki
karakteristik yang khas.
Menurut Permendiknas Nomor 146 Tahun 2014 Pasal 1Pendidikan Anak
Usia Dini, yang selanjutnya disingkat PAUD, merupakan suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6

4
(enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Program PAUD dapat dilaksanakan melalui jalur formal, nonformal dan
informal. Hal ini sesuai dengan isi pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003. PAUD pada jalur pendidikan formal
berbentuk Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA). PAUD pada
jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman
Penitipan Anak (TPA), dan Satuan PAUD Sejenis (SPS). Sedangkan PAUD
pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan
yang diselenggarakan oleh lingkungan ( Wijana, 2015: 1.20).

B. Kemampuan Motorik Kasar


Tumbuh dan berkembangnya kemampuan motorik pada anak usia dini
sangat dibutuhkan, agar kecerdasan bisa dikembangkan anak di bidang
pengembangan bahasa, seni, kognitif dan kreativitas dalam menjalani hidup.
Menurut Ahmad Susanto dalam (Al Hakim & Rohmah, 2018) Gerakan yang
bisa dilakukan oleh bagian tubuh disebut dengan motorik, sedangkan
perkembagan dari dua unsur yaitu kematangan dan pengendalian gerak tubuh
juga bisa disebut motorik. Dalam hal ini perkembangan motorik erat
hubungannya dengan perkembangan pusat motorik di otak.
Pengembangan kemampuan motorik kasar anak usia dini akan dilakukan
dengan menggunakan berbagai macam bentuk kegiatan dimana seorang
pendidik harus mampu menggabungkan berbagai kegiatan dalam kegiatan
pembelajaran tersebut untuk meminimalisir agar anak berlahan-lahan dapat
mengurangi kesalahan yang dilakukan dalam proses peningkatan motorik kasar
(Lestariningrum, 2019).
Menurut Mulyasa Pada tahap perkembangannya motorik anak sudah
terkoordinasi dengan baik sesuai keadaan fisiknya yang semakin matang.
Gerakan-gerakan yang diciptakan sudah disesuaikan kebutuhan, serta

5
cenderung menunjukkan gerakan-gerakan yang lincah dan menyenangkan,
bahkan sering berlebihan gerak atau overactivity
Dwiyanti dkk (2017), Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar
Kemampuan gerakan motorik kasar adalah dimana menggunakan otot besar
dalam aktivitas, antara lain meliputi gerak dasar non lokomotor, lokomotor,
dan manipulative.
Menurut Samsudi dalam (Gustiana, 2011) Gerak lokomotor merupakan
gerak dengan sebuah gerakan perpindahan badan atau tubuh. Gerak non-
lokomotor merupakan gerak yang dilakukan tanpa perpindahan badan atau
tubuh. Gerak manipulatif merupakan gerak yang memakai sebuah alat bantu.
Kemampuan gerakan motorik kasar merupakan gerakan yang
membutuhkan adanya koordinasi dari sebagian besar pada anggota tubuh anak.
Perkembangan motorik kasar meliputi kemampuan berjalan, berlari, dan
melompat kemudian melempar. Tubuh anak akan turut menentukan
perkembangan anak untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam kemampuan
motorik kasar, stimulasi yang tepat sangat dibutuhkan saat anak berada di
rumah, maupun ketika anak berada di lingkungan sekolah.
Menurut Decaprio dalam (Yosinta, 2016) Mnguasai kemampuan motorik
kasar sangat penting dimiliki anak yang masih usia dini dikarenakan dalam
melakukan semua aktivitas apabila belum mempunyai gerak yang bagus akan
tertinggal dari anak anak lain seperti kegiatan : berlari, melempar, melompat,
mendorong, menendang dan kegiatan lainnya, kegiatan tersebut diperlukan
untuk melatih otot-otot besar pada tubuh seorang anak. Kemampuan motorik
kasar adalah kemampuan dalam melibatkan kerja otot-otot besar yang
melibatkan seluruh tubuh, kaki dan lengan dalam bergerak.
Menurut Santrock dalam (Agusriani, 2015). Kemampuan motorik kasar
pada intinya merupakan kemampuan anak dalam melakukan gerak
terkoordinasi yang melibatkan fungsi otak, saraf, otot, dan sebagian besar
tubuh manusia.
Fungsi motorik kasar pada pengembangan anak TK menurut Depdiknas
sebagai berikut :

6
1. Melatih kelenturan maupun koordinasi otot jari dan tangan;
2. Memacu pertumbuhan rohani, motorik, dan kesehatan anak;
3. Membentuk dan memperkuat badan anak;
4. Melatih keterampilan gerakkan dan cara berpikir anak;
5. Meningkatkan perkembangan sosial anak;
6. Meningkatkan perkembangan emosional anak;
7. Menumbuhkan perasaan paham tentang manfaat kesehatan
dirisendiri.
Pengembangan motorik kasar di Taman Kanak-Kanak mempunyai
tujuan memperkenalkan serta melatih gerakan anak-anak, meningkatkan
kemampuan mengelola, mengendalikan gerakan tubuh dan koordinasi, dan
cara hidup sehat, sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang
sehat, kuat serta terampil Menurut Gellahue (dalam (Gustiana, 2011)

C. Pengertian Playmate
Penggunaan Alat Permainan Edukatif (APE) dalam proses belajar
mengajar mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembelajaran baik
secara individu ataupun secara kelompok. Fadilah (2017:23) berpendapat
bahwa, Permainan merupakan suatu alat yang disenangi anak, mempunyai
daya tarik bagi anak baik bentuk, ukuran dan warna. Selain itu aman dan tidak
membahayakan, dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu anak,
memotivasi anak untuk berpikir kritis menemukan hal-hal yang baru untuk
mencapai hasil belajar yang beik serta dapat menuangkan berbagai gagasan
atau ide-idenya melalui media permainan.
Permainan dengan menggunakan media playmate adalah permainan yang
bisa disebut juga permainan loncat kodok. Dalam playmate memuat beberapa
permainan diantaranya loncat kodok, engklek, loncat satu kaki, dan lainnya.
Permainan ini sangat beragam dan menyenangkan karena banyak permainan
yang dapat dimainkan secara individu maupun kelompok.
Playmate adalah sebuah permainan modifikasi. Hasil adopsi dari
permainan montessori “Monster Footprint Hop”. Modifikasi menurut Tinning

7
dalam (Gustiana, 2011) menyatakan “bahwa modifikasi timbul akibat
keinginan untuk memecahkan beberapa masalah yang dijumpai terutama
dalam bidang pendidikan. Sehingga dengan permainan “Playmate” dapat
memudahkan pendidik dalam proses meningkatkan motorik kasar anak,
membuat anak semakin senang mengikuti sebuah kegiatan bermain yang dapat
juga bermanfaat untuk mengeksplorasi kemampuan yang dimiliki anak’’.

8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah anak-anak RA Nurul Ulum yang beralamat di
Desa Grabagan Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo, sebanyak 17
siswa, terdiri dari laki-laki 11 dan perempuan 6. Dengan ada 3 pendidik dan
1 kepala RA Nurul Ulum
Berikut ini adalah data murid RA Nurul Ulum dapat dilihat pada tabel 3.1
di bawah ini.
Tabel 3.1
Data Murid RA Nurul Ulum Tahun Pelajaran 2023/2024
No. Nama Peserta Didik Jenis Kelamin Tanggal lahir
1. ABIZAR RAZAN PUTRA .A. Laki-laki 2017-04-09
2. AHMAD AFFAN FIRMANSYAH Laki-laki 2017-07-06
3. ZULFA TAJUL ALIYAH Perempuan 2017-11-11
4. ACHMAD ASRORI Laki-laki 2017-11-17
5. ALYA DEVINA MARYAM Perempuan 2018-02-24
6. ARSYILA NATASYA RAFANIA Perempuan 2017-11-17
7. FENY PUTRI ANGGRAINI Perempuan 2017-08-19
8. AZKADINA KHANSA NADHIFAH Perempuan 2017-08-28
9 MUHAMMAD ALBY SYARIF .H. Laki-laki 2017-08-21
10. MUHAMMAD AZRIL MAULANA Laki-laki 2017-11-20
11. MUHAMMAD HABIB AKBAR Laki-laki 2017-09-23
12. MUHAMMAD KHALIF AL .A. Laki-laki 2017-08-29
13. MUHAMMAD NADZARIL ILHAM Laki-laki 2016-10-09
14. MUHAMMAD VARREL .P. Laki-laki 2017-10-20
15. MOCHAMMAD WILDAN .M. Laki-laki 2017-03-07
16. AFIKA PUTRI NAILA Perempuan 2017-08-10
17. MUHAMMAD NAFIZ AS-SYAFI Laki-laki 2017-08-04

9
Sedangkan data pimpinan dan pendidik RA Nurul Ulum dapat dilihat pada
tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2
Data tenaga pendidik RA Nurul UlumTahun Pelajaran 2023/2024
No Nama Tenaga Tempat, Tanggal Lahir Pendidikan Jabatan
Pendidik
1 Eni Sulianah, S.Pd.I Sidoarjo, 18 Januari 1970 S1 Kepala RA
2 Nurul Hidayati, S.Pd Sidoarjo, 14 Maret 1990 S1 Guru
3 Sutiya Ningsih Sidoarjo, 24 Juli 1982 S1 Guru
4. Noviana Dwi Sidoarjo, 11 Juli 1991 S1 Guru

B. Waktu Penelitian
1. Pelaksanaan observasi dilaksanakan pada Senin, 06 November 2023
2. Pelaksanaan wawancara dilaksanakan pada Senin, 06 November 2023
3. Dokumentasi pada Senin, 06 November 2023

C. Tema : Binatang

D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu
mempersentasikan data mengenai fenomena atau gejala yang di teliti di
lapangan.

E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada gejala unik yang terjadi di lapangan dengan
menggunakan instrumen sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku dalam situasi
tertentu. Penelitian ini menggunakan teknik observasi untuk memperoleh data

10
yang berkaitan dengan aktivitas anak dan pendidik selama proses
pembelajaran berlangsung melalui permainan playmate.

Tabel 3.3 : Instrumen observasi


Observasi Kegiatan Pengembangan
Di RA Nurul Ulum
Roudhatul Athfal : Nurul Ulum
Tanggal : 06 November 2023
No Hal – hal unik dan menarik Ada Keterangan
yang ditemukan Ya Tidak pernyataan
1 Model pengembangan kegiatan
2 Penataan ruangan
3 Kegiatan yang dilakukan anak
4 Sumber daya manusia
5 Alat peraga edukatif yang
digunakan
6 Managemen memiliki dokumen
program pembelajaran nasional
dan memiliki perangkat
pembelajaran
7 Jumlah anak
Catatan secara umum :
..................................................................................................................
2. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang untuk
mendapatkan keterangan atau paenadapatnya tentang suatu hal atau
masalah (Tim PGPAUD, 2014)
Teknik wawancara digunakan untuk menggali informasi lebih
mendalam mengenai fokus penelitian. Wawancara dilakukan peneliti
dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pendidik

11
untuk memperoleh data tentang kegiatan bermain playmate. Dalam
penelitian ini teknik dokumentasi difokuskan untuk melihat lingkungan
sekitar, lingkungan kelas, media, alat dan bahan yang digunakan dalam
penelitian untuk permainan playmate. Instrumen wawancaranya adalah
sebagai berikut:
a. Instrumen wawancara dengan pendidik RA Nurul Ulum
1. Usia berapa saja anak – anak yang berada dalam RA Nurul Ulum?
.............................................................................................................
Apa keistemewaan program di RA Nurul Ulum dibandingkan dengan
RA yang lain?
......................................................................................................
2. Tadi saya melihat pada saat anak melakukan kegiatan permainan
Playmate. Apa dasar pemikirannya sehingga ibu melakukan kegiatan
tersebut?
......................................................................................................
Apa media yang digunakan dalam bermain playmate dan bagaimana
caranya?
......................................................................................................
3. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan, mengapa ibu memilih kegiatan
bermain playmate?
......................................................................................................
4. Apakah kegiatan tersebut berdasarkan ide / gagasan dari diri anda
sendiri?
......................................................................................................
5. Apakah anak – anak berantusias dan senang dengan kegiatan tersebut?
......................................................................................................
6. Setelah melakukan kegiatan tersebut, apakah anak – anak langsung
disuruh istirahat atau bagaimana?
......................................................................................................
b. Instrumen wawancara dengan kepala RA Nurul Ulum

12
1. Apa visi dan misi RA Nurul Ulum ini dalam kaitannya dengan
pendidikan anak?
.....................................................................................................
2. Untuk mencapai tujuan tersebut, program apa saja yang ibu terapkan
di RA Nurul Ulum?
......................................................................................................
3. Ada berapa jumlah pendidik yang ada di lembaga ini?
......................................................................................................
4. Apakah di lembaga ini menggunakan model sentra?
......................................................................................................
Apakah ada syarat tertentu untuk masuk ke lembaga ini?
......................................................................................................
5. Model pengembangan kegiatan apa yang diterapkan di lembaga ini?
......................................................................................................
6. Bagaimana dengan pendanaan untuk kegiatan di lembaga ini?
......................................................................................................

3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data atau bukti
– bukti atau kejelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian.
Dokumentasi digunakan dengan tujuan mencari data yang berasal dari
dokumen, wawancara dan catatan yang ada hubungannya dengan
subyek dan obyek penelitian sebagai sumber data.
Secara umum, dokumen dibagi menjadi 2, yaitu dokumen pribadi
dan dokumen resmi.
a. Dokumen pribadi
Dokumen pribadi adalah catatn atau karangan seseorang secara
tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya.
Dokumen pribadi dikumpulkan untuk memperoleh kejadian nyata
tentang situasi social dan arti berbagai factor di sekitar subjek
penelitian. Dokumen pribadi antara lain dapat berupa: buku harian,

13
surat pribadi, otobiografi, atau kesan seseorang terhadap sesuatu
peristiwa/ pengalaman tertentu.

b. Dokumen resmi
Dokumen resmi dapat terbagi menjadi 2, yaitu:
1) Dokumen internal, misalnya berupa memo, pengumuman,
instruksi, risalah rapat, SK kepala kantor, atau aturan suatu
lembaga masyarakat tertentu yang digunakan untuk kalangan
sendiri.
2) Dokumen eksternal, berisi bahan-bahan informasi yang
dihasilkan oleh suatu lembaga untuk dipublikasikan pada umum,
misalnya: majalah, bulletin, pernyataan, atau kliping berita.

Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), beberapa dokumen yang


biasanya dipelajari dan dianalisis antara lain adalah: Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) atau Rencana Kegiatan
(RK), jadwal kegiatan, buku laporan perkembangan anak, catatan
anekdot, foto-foto/video kegiatan anak selama di lembaga PAUD, hasil
karya anak, bundel portofolio tiap anak, atau buku komunikasi orang
tua-guru (Tim PG-PAUD, 2014: 18-20).

14
BAB IV
ANALISIS DATA

A. Tabulasi Data
Umtuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian dibuat tabulasi
sebagai berikut:

Observasi Wawancara dengan Wawancara dengan Dokumentasi


guru pimpinan
Guru Tujuan kami Tujuan kegiatan Rencana
bercakap- melakukan kegiatan bermain playmate kegiatan
cakap bermain playmate adalah untuk pendidik.
membahas adalah untuk mengembangkan
tentang mengembangkan potensi anak dari
kegiatan motorik kasar berbagai aspek
bermain perkembangannya,
playamate diantaranya aspek
motorik kasar. Jadi
anak bukan sekedar
bermain, tetapi terarah
untuk mencapai suatu
perkembangan anak
secara optimal.
Penjelasan Karena selain dapat Kami mendukung - Media :
guru tentang mengembangkan upaya guru dalam bermain
langkah- motorik kasar, kegiatan memaksimalkan proses playmat
langkah bermain playmate ini pembelajaran dengan dengan alas
bermain juga dapat memanfaatkan potensi playamate
playmate mengembangkan aspek lingkungan dan budaya - Dalam
sosial emosional dan sebagai sumber belajar. rencana
kognitif serta melatih kegiatan

15
kesabaran, focus dan tertulis bahwa
ketelitian yang dimiki guru
anak. menggunakan
metode
demonstrasi.
Anak-anak Agar anak tahu Karena pada dasarnya Foto-foto
melakukan bagaimana cara anak usia dini adalah bermain
kegiatan bermain playmate anak usia bermain. playmate.
bermain dengan benar, anak Segala sesuatu yang
playmate berbaris menunggu menyenangkan pasti
giliran di luar garis start mereka sukai. Dalam
matras playmate, kegiatan yang menurut
kemudian anak bermain mereka
playmate sesuai dengan menyenangkan,
perintah gambar yang mereka pasti
diminta, anak diminta melakukannya dengan
fokus melihat arahan antusias dan semangat.
gambar matras.
Sehingga kemampuan
motorik kasar anak
berkembang secara
optimal dan anak-anak
sangat menyukai
kegiatan tersebut.
Semua anak Dalam kegiatan ini
terlibat dalam semua anak dilibatkan
kegiatan secara langsung dan
bermain tetapdalam pengawasan
playmate dari pendidik.

16
B. Analisis Kritis
Dari data observasi, wawancara dan dokumentasi dapat disimpulkan
bahwa Raudhatul Athfal Nurul Ulum Desa Grabagan Kecamatan Tulangan
Kabupaten Sidoarjo merancang program kegiatan bermain playmate untuk
mengembangkan aspek perkembangan motorik kasar, sosial emosional dan
kognitif. Di dalam aspek perkembangan motorik kasar ini yang dikembangkan
yaitu koordinasi dari sebagian besar pada anggota tubuh anak. Dalam aspek
sosial emosial yang dikembangkan yaitu bekerja sama dan sabar menunggu
giliran, dan untuk aspek kognitif yaitu berhitung, melafalkan abjad.
Menurut wawancara yang sudah dilakukan dengan pendidik dan
kepala RA Nurul Ulum, kegiatan bermain playmate merupakan suatu kegiatan
untuk mengembangkan motorik kasar anak usia dini dengan maksimal. Selain
mengembangkan motorik kasar anak, kegiatan tersebut juga dapat
mengembangakan aspek sosial emosional dan juga aspek kognitif.
Hal tesebut sesuai dengan pendapat Bredekamp (1997 dalam Gunarti
2015:.6) “Pengembangan fisik anak usia prasekolah seharusnya dilakukan
dalam seluruh kegiatan pengembangan dan kurikulum: Rencanakan aktivitas
fisik bagi anak sepanjang hari. Ciptakan aktivitas harian yang mencakup
banyak kesempatan bagi anak untuk mengembangkan kompetensi dan
kepercayaan diri anak. Siapkan lingkungan outdoor dengan baik, Siapkan
beragam peralatan yang dapat mendukung berbagai tingkat kemampuan”.
Selain itu, Mudjito (2007) menjelaskan fungsi perkembangan motorik halus
anak yaitu melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya
sehingga memperoleh perasaan senang, anak daoat beranjak dari kondisi
helpessness (tidak berdaya) pada bulan-bulan pertama kehidupannya hingga
berada dalam kondisi mampu dan percaya diri terhadap kemampuannya, anak
dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah.
Penjelasan mengenai cara bermain playmate yang benar yang
dikembangkan oleh para pendidik di RA Nurul Ulum agar anak tahu
bagaimana cara bermain yang benar. Langkah-langkah dalam bermain
playmate yaitu anak berbaris menunggu giliran di luar garis start matras

17
playmate, kemudian anak bermain playmate sesuai dengan perintah gambar
yang diminta, anak diminta fokus melihat arahan gambar matras. Penggunaan
Alat Permainan Edukatif (APE) dalam proses belajar mengajar mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pembelajaran baik secara individu ataupun
secara kelompok. Fadilah (2017:23) berpendapat bahwa, Permainan
merupakan suatu alat yang disenangi anak, mempunyai daya tarik bagi anak
baik bentuk, ukuran dan warna
Playmate adalah sebuah permainan modifikasi. Hasil adopsi dari
permainan montessori “Monster Footprint Hop”. Modifikasi menurut Tinning
dalam (Gustiana, 2011) menyatakan “bahwa modifikasi timbul akibat
keinginan untuk memecahkan beberapa masalah yang dijumpai terutama
dalam bidang pendidikan. Sehingga dengan permainan “Playmate” dapat
memudahkan pendidik dalam proses meningkatkan motorik kasar anak,
membuat anak semakin senang mengikuti sebuah kegiatan bermain yang dapat
juga bermanfaat untuk mengeksplorasi kemampuan yang dimiliki anak’’.
Menurut Hurlock (1996) keterampilan motorik halus pada nak usia dini,
khususnya pada awal perkembangannya, dapat berkembang secara optimal jika
memperhatikan tiga hal penting berikut, adanya kesempatan berlatih,
rangsangan untuk belajar, memberi contoh yang baik.
Dalam kegiatan ini semua anak dilibatkan secara langsung dan tetap
dalam pengawasan dari pendidik. Menurut Semiawan (2002), anak usia dini
yang dibimbing melalui program pengembangan keterampilan motorik secara
tepat biasanya diikuti dengan berkembangnya keterampilan-keterampilan
lainnya, seperti keterampilan sosial yang positif (keterampilan kerjasama,
disiplin, dan fairness)
Pada dasarnya anak usia dini adalah anak usia bermain. Segala sesuatu
yang menyenangkan pasti mereka sukai. Dalam kegiatan yang menurut mereka
menyenangkan, mereka pasti melakukannya dengan antusias dan semangat.
Menurut Komaini (2019: 70) Masa kanak-kanak adalah masa yang dipenuhi
dengan kegembiraan, banyak waktu yang digunakan untuk bermain dengan

18
berbagai permainan yang menyenangkan. Salah satu permainan yang
dilakukan kegiatan bermain playmate.
Secara umum, RA Nurul Ulum telah mempunyai kegiatan-kegiatan
yang baik dan terarah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah disusun sedemikan
rupa dan sejalan dengan teori-teori bidang pengembangan motorik kasar
sehingga kemungkinan untuk dapat mencapai hasil yang diharapkan sangat
besar yaitu menumbuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak untuk
menunjang aspek perkembangan lainnya. Ini sesuai dengan pendapat Komaini
(2019:58) yang mengatakan bahwa keterampilan gerak dasar penting
dikembangkan karena, sejalan pengembangan keterampilan gerak dasar, maka
juga akan dapat berperan dalam mengembangkan kemampuan anak lain seperti
perkembangan fisiologis, perkembangan sosio-emosional, dan perkembangan
kognitif
Sedangkan menurut peneliti perkembangan motorik kasar meliputi
peningkatan atau perubahan motorik dari bayi sampai dewasa yang melibatkan
berbagai aspek perilaku dan kemampuan motorik. Aspek perilaku dan
perkembangan motorik saling mempengaruhi satu sama lainnya Berdasarkan
uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa kegiatan motorik kasar adalah
menggerakkan berbagai bagian tubuh atas perintah otak dan mengatur gerak
badan terhadap macam-macam pengaruh dari luar dan dalam. Menggunakan
otot-otot besar yang mampu merangsang perkembangan motorik kasar usia 5-
6 tahun dengan menggunakan benda-benda atau permainan-permainan yang
tepat sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai
berikut:
1. Kegiatan Pengembangan aspek motorik kasar dapat dikembangkan
melalui kegiatan bermain playmate, aspek perkembangan yang dapat
dicapai adalah aspek motorik kasar, sosial emosional dan kognitif.
2. RA Nurul Ulum Desa Grabagan Kecamatan Tulangan Kabupaten
Sidoarjo mempunyai kegiatan pengembangan aspek motorik halus anak
3. Kegiatan bermain playmate merupakan salah satu konsep inovatif
pendidik dalam mengembangkan motorik kasar anak.
4. Secara umum RA Nurul Ulum telah memprogramkan kegiatan-kegiatan
yang baik dan terarah. Kegiatan tersebut tersusun sejalan dengan teori-
teori yang sesuai dengan perkembangan anak.

B. SARAN
1. Kegiatan lainnya yang terkait dengan pengembangan motorik kasar
dapat dilakukan melalui kegiatan lain.
2. Perlu didokumentasikan dan dipajang kegiatan tersebut sebagai
identitas ciri khas dari RA Nurul Ulum

20
DAFTAR PUSTAKA

A. Esnoesnoesi, Effendi.2012. Bermain Dan Permainan Anak Usia Dini. Banda


Aceh: Universitas Syiah Kuala.

Aisyah, Siti 2014. Perkembangan dan konsep dasar Pengembangan Anak Usia
Dini. Tangerang Selatan. Universitas Terbuka.

Gallahue, David L. 1989. Understanding Motor Development. New York:


Mc Graw Hill, Second Edition.

Gunarti, Mahmud. 2014. Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Melalui


Permainan Tradisional Sulawesi Selatan (Penelitian Tindakan Pada Siswa
Kelompok B TK Islam Al Abrar Makasar) PPS UNJ.

Hamd Habibi, Abdul. 2013. Permainan Bakiak Race untuk Meningkatkan Motorik
Kasar Anak Autis Hipoaktif. Jurnal pendidikan khusus.
(online).(www.google.com) diakses 1 November 2022.

Hurlock, Elizabeth B. 1998. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Komaini, Anton. 2019. Kemampuan Motorik Anak Usia Dini. Rajawali Pers:
Depok
Sumantri, M. Syarif. (2021). Metode Pengembangan Fisik. Tangerang selatan.
Universitas terbuka
Sage, Antonis. 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia
Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sumantri. 2020. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini.


Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Tim PG-PAUD Universitas Terbuka. 2014. Analisis Kegiatan Pengembangan


Pendididkan Anak Usia Dinil. Tangerang Selatan. Universitas Terbuka.

Wijana, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini,Jakarta: Kencana.

21
HASIL WAWANCARA DENGAN PENDIDIK
DI RA NURUL ULUM DESA GRABAGAN
KEC. TULANGAN KAB. SIDOARJO

Peneliti : Assalamualaikum, selamat siang bu


Pendidik : Waalaikumsalam, ada yang bisa saya bantu?
Peneliti : O ya… kalau ibu tidak keberatan
Pendidik : Tentu saja tidak keberatan, saya akan membantu dengan
senang hati.
Peneliti : Dari hasil pengamatan tentang kegiatan yang ibu lakukan,
hari ini ibu bercakap-cakap membahas tentang kegiatan
bermain Playmate. Bisa ibu jelaskan apa tujuan ibu melakukan
kegiatan bermain playmate ini?
Pendidik : Ya…tujuan kami melakukan kegiatan bermain playmate ini
adalah untuk mengembangkan motorik kasar.
Peneliti : Apa alasan ibu memilih menggunakan kegiatan bermain
playmate dalam kegiatan bermain tadi?
Pendidik : Karena selain dapat mengembangkan motorik kasar, kegiatan
bermain playmate ini juga dapat mengembangkan aspek sosial
emosional dan kognitif. Serta melatih kesabaran, fokus dan
ketelitian anak.
Peneliti : Tadi ibu menjelaskan dan mempraktekkan cara bermain
playmate dengan benar, seberapa penting hal ini dilakukan?
Pendidik : Agar anak tahu bagaimana cara bermain playmate dengan
benar, anak berbaris menunggu giliran di luar garis start matras
playmate, kemudian anak bermain playmate sesuai dengan
perintah gambar yang diminta, anak diminta fokus melihat
arahan gambar matras. Sehingga kemampuan motorik kasar
anak berkembang secara optimal dan anak-anak sangat
menyukai kegiatan tersebut
Peneliti : Apakah semua anak dilibatkan dalam permainan ini?
Pendidik : Ya, dalam kegiatan ini semua anak dilibatkan secara langsung
dan tetap dalam pengawasan dari pendidik.
Peneliti : Terima kasih atas semua keterangan yang ibu berikan kepada
saya kegiatan ini sangat menarik sekali dan inspiratif. Semoga
saja kegiatan ini bisa bermanfaat untuk anak-anak dan bisa
mengembangkan bakat anak-anak. Sekali lagi terima kasih
banyak ya bu.
Pendidik : Sama-sama
Peneliti : Selamat siang. Assalamualaikum Wr.Wb
Pendidik : Waalaikumsalam Wr.Wb
.

2
HASIL WAWANCARA DENGAN PIMPINAN
RA NURUL ULUM DESA GRABAGAN
KEC. TULANGAN KAB. SIDOARJO

Peneliti : Assalamualaikum, Wr. Wb


Pimpinan RA : Waalaikum salam … ada yang bisa saya bantu
Peneliti : Bolehkah saya meminta waktu anda sebentar?
Pimpinan RA : Tentu saja boleh, silahkan
Peneliti : Dari hasil observasi dan wawancara beberapa guru ada
beberapa hal yang ingin saya tanyakan kepada ibu terkait
kegiatan unik kegiatan bermain Playmate?
Pimpinan RA : O ya……..kegiatan itu merupakan salah satu program
pembelajaran yang menyenangkan yang dapat melatih
motorik kasar dan kognitif anak.
Peneliti : Bagaimana peran ibu selaku kepala sekolah dalam
kegiatan bermain palaymate ini?
Pimpinan RA : Kami mendukung upaya guru dalam memaksimalkan
proses pembelajaran dengan memanfaatkan potensi yang
ada dilingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar
Peneliti : Apa tujuan kegiatan bermain playmate yang dilakukan
oleh anak RA Nurul Ulum?
Pimpinan RA : Tujuan kegiatan bermain playmate adalah untuk
mengembangkan potensi anak dari berbagai aspek
perkembangannya, diantaranya aspek motorik kasar. Jadi
anak bukan sekedar bermain, tetapi terarah untuk
mencapai suatu perkembangan anak secara optimal.
Peneliti : Bagaimana pendapat ibu tentang pengaruh kegiatan
bermain playmate itu bagi perkembangan anak didik ?
Pimpinan RA : Menurut kami kegiatan ini akan mempengaruhi cara
berfikir/berperilaku anak. Hal ini terjadi karena anak
berkembang dan membangun pengetahuan mereka sendiri

3
melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
dimana mereka berada.
Peneliti : Pasti anak-anak tertarik ya bu?
Pimpinan RA : Ya pastilah. Karena pada dasarnya anak usia dini adalah
anak usia bermain. Segala sesuatu yang menyenangkan
pasti mereka sukai. Dalam kegiatan yang menurut mereka
menyenangkan, mereka pasti melakukannya dengan
antusias dan semangat.
Peneliti : Wah… menarik sekali ide ibu, mudah-mudahan ibu dapat
mengembangkan ide-ide yang lebih kreatif untuk
mengenalkan dan melestarikan lingkungan sekitar kepada
anak usia dini. Apabila nanti saya merasa masih
membutuhkan informasi lainnya, apakah ibu masih
berkenan untuk membantu saya?
Pimpinan RA : Tentu saja. Silahkan datang kapan saja, mudah-mudahan
saya bisa membantu.
Peneliti : Terima kasih. Kegiatan di RA Nurul Ulum ini sangat
menginspirasi saya.
Pimpinan RA : Sama-sama, senang bisa membantu
Peneliti : Assalamualaikum
Pimpinan RA : waalaikum salam

4
Observasi Kegiatan Pengembangan
Di RA Nurul Ulum

Raudhatul Athfal : NURUL ULUM


Usia : 5-6 Tahun
Tanggal : 06 November 2023

No Hal – hal unik dan Ada Keterangan pernyataan


menarik yang ditemukan Ya Tidak
1 Model pengembangan √ Model Pembelajaran
kegiatan Sentra

2 Penataan ruangan √ Aman, Nyaman dan setiap


ruangan tersedia media
pendukung pembelajaran
3 Kegiatan yang dilakukan √ Kegiatan bermain dan
anak belajar untuk
mengembangkan seluruh
aspek perkembangan anak.
Bermain disetiap sentra
sesuai jadwal yang
ditentukan
4 Sumber daya manusia √ Kualifikasi 2 Pendidk
berijasah S1 Sedangkan
tenaga kependidikan
berijasah S1
5 Alat peraga edukatif yang √ Ketersedian sesuai
digunakan Standara man, menarik dan
sesuai kebutuhan anak
6 Managemen memiliki √ Tersedia dokumen
dokumen program kurikulum K13

5
pembelajaran nasional dan
memiliki perangkat
pembelajaran
7 Jumlah anak √ Ada 17 Siswa yang terdiri
dari 11 siswa laki-laki dan
6 siswa perempuan

6
PROFIL SEKOLAH
YAYASAN PENDIDIKAN MUSLIMAT
BINA BAKTI WANITA PERWAKILAN KABUPATEN
SIDOARJO
RA MUSLIMAT NU 129 “NURUL ULUM”
Jl. Patmosari 03 Ds. Grabagan – Tulangan – Sidoarjo
Akte Notaris : TATYANA INDRATI HASJIM, SH. NO. 6 TANGGAL 11
JULI 2015
No. Telepon : 085785704474

PROFIL SEKOLAH
A. Identitas :
1. Nama Sekolah/Madrasah : RAM NU 129 NURUL ULUM
2. Alamat Desa/Kelurahan : Jl. Pamosari 03 Grabagan
3. Kecamatan : TULANGAN
4. Kabupaten : SIDOARJO
5. No. Telp. : -
6. Akreditasi Sekolah : Belum Terakreditasi
7. N S M : 101235150182
8. NPSN : 20563395
9. Tahun pendirian : 1999
10. Status tanah : hak milik / pinjam / sewa / hak pakai*)
11. Luas tanah : 375 m²
12. Luas bangunan : 250 m²
*) Coret yang tidak perlu

7
VISI MISI RA NURUL ULUM

8
IZIN PENYELENGGARA

9
FOTO TAMPAK DEPAN

10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN ( RPPH )
RA NURUL ULUM

KELOMPOK :B
SEMESTER/MINGGU : I /14
TEMA : Binatang / binatang darat ( kelinci )
Hari, Tanggal : Senin, 06 November 2023
Alat dan Penilaian
Kemampuan/
Kegiatan Pembelajaran Sumber Perkembangan
Indikator KBM *)
Belajar Anak
2.6 Memiliki I. Pembukaan
Perilaku yang Berbaris, salam pembuka,
mencerminkan sikap berdo’a, bernyanyi -Observasi - Catatan
taat terhadap aturan Absensi -gambar -Skala Anecdot
sehari – hari untuk Bercerita tentang macam – binatang pencapaian Penilaian unjuk
melatih kedisiplinan macam binatang ciptaan Karet perkembangan kerja
tuhan gelang
II. Inti Playmate
- Menyebutkan nama
3.3-4.3 Mengenal nama binatang dari
anggota tubuh, fungsi gambar yang
dan gerakannya ditunjukkan guru
untuk - Menyebutkan cara
mengembangkan gerak binatang dalam
motorik kasar dan gambar
motorik halus, - Menirukan macam –
Menggunakan macam gerakan
anggota tubuh untuk binatang
mengembangkan - Bermain diluar rungan
motorik kasar dan dengan macam –
motorik halus macam permainan
dalam meningkatkan
motorik kaasar
- Bermain dengan
playmate di luar kelas
III. Istirahat

2.1 Memiliki perilaku Cuci tangan, makan,


yang mencerminkan bermain
hidup sehat

IV. Penutup
- Tanya jawab tentang
3.2-4.2 Mengenal kegiatan hari ini
perilaku baik sebagai - Menyebutkan kegiatan
cerminan sebagai esok hari
akhlak mulia, - Do’a penutup
menunjukkan
perilaku santun
sebagai akhlak mulia

11
Foto KBM (Kegiatan Belajar Mengajar Kemampuan Mototrik Kasar
kegiatan Bermain Playmate)

12
MEDIA PENDUKUNG

13
BIODATA

1. Nama : ANNA PURWATI


2. NIM : 858162324
3. Tempat tangal lahir : Sidoarjo, 15 November 1990
4. Alamat : JL. Flamboyan Desa Kepunten RT.01 RW.03
Kec. Tulangan Kab. Sidoarjo
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Tempat Mengajar : RA Hidayatush Shibyan
JL. Flamboyan Desa Kepunten RT.01 RW.03
Kec. Tulangan Kab. Sidoarjo
7. No. HP : 085101806302
8. Email : annapurwati8@gmail.com

14

Anda mungkin juga menyukai