Anda di halaman 1dari 86

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI


KELOMPOK B TKIT ASSHAFIYAH MELALUI KEGIATAN SENAM OTAK

UNIVERSITAS TERBUKA

NAMA : MEGA LESTARI


NIM : 858516447
SEMESTER : 7 ( TUJUH )

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS TERBUKA
POKJAR BULUNGAN
TAHUN 2022

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1. Judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak


Usia
Dini Kelompok B di TKIT Asshafiyah Melalui
Kegiatan Senam Otak

2. Peneliti
a. Nama : Mega Lestari
b. Nim : 858516447
c. Program Studi : PG-PAUD
d. UPBJJ : Ut Tarakan

3. Lokasi Penelitian : TKIT Asshafiyah


Jl. Anang Dachlan Rt 04
Kelurahan Tanjung Palas Tengan
Kabupaten Bulungan

4. Waktu penelitian : 30 Maret 2022 dan 20 April 2022

Telah diterima dan disahkan sebagai syarat untuk mengikuti ujian mata kuliah
Penelitian Tindakan Kelas S1 PG PAUD Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Terbuka UPBJJ Tarakan Pokjar Bulungan, Kalimantan
Utara.

Tanjung Selor, 29 Mei 2022

Mengesahkan,
Tutor Pembimbing Mahasiswa,

Isro’iyah, S.pd., M.pd. Mega Lestari


NIP : NIM : 858516447

2
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah SWT atas segala


limpahan anugrah dan rahmat yang diberikan-Nya sehingga Laporan
Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diselesaikan sebagaimana yang
diharapkan. Tidak Lupa Shalawat serta salam kepada Rasulullah
Muhammad SAW yang merupakan contoh tauladan dalam kehidupan
manusia menuju jalan yang diridhoi Allah SWT. Penelitian Tindakan
Kelas ini berjudul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak
Usia Dini kelompok B di TKIT Asshafiyah Melalui Kegiatan Senam Otak.
Peneliti menyadari bahwa Laporan ini dapat diselesaikan berkat
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti
berterima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung memberikan kontribusi dalam menyeleaikan penelitian ini.
Secara Khusus dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar besar nya Kepada :
1. Allah SWT, atas ridho-Nya lah tugas ini dapat selesai tepat
pada waktunya.
2. Orang tua yang selalu menyemangati dan mendoakan saat
penyusunan laporan ini.
3. Suami dan anak-anak yang selalu memberikan semangat dan
memotivasi dalam menyusun laporan ini.
4. Ibu isro’iyah, S.pd., M.pd, selaku tutor pembimbing mata
kuliah PAUD4008 Penelitian Tindakan Kelas.
5. Bapak Iwan Aziz Maulana, S.pd., M.Pd, selaku tutor
pembimbing mata kuliah IDIK4013 Teknik Penulisan Karya
Ilmiah
6. Ibu Heriyanti, S.pd selaku Kepala TKIT Asshafiyah,Tanjung
Palas

3
7. Teman-teman pendidik di TKIT Asshafiyah yang merupakan
rekan sejawat yang selalu siap membantu selama Penelitian
Tindakan Kelas ini dilaksanakan.
8. Rekan-rekan Mahasiswa Semester 7 Universitas Terbuka PG
PAUD pokjar Bulungan, dan pokjar Bontang yang saling
menyemangati dan berbagi informasi dalam penyelesaian
Laporan ini.
9. Yang tersayang anak-anak didik TKIT Asshafiyah yang
menjadi pendukung dalam penyusunan laporan ini.

Semoga Allah SWT membalas semua yang telah diberikan


Bapak/Ibu serta Saudara/i. Kira nya Kita semua tetap dalam
lindungan-Nya demi kesempurnaan laporan ini. Semoga Laporan
ini bermanfaat dalam memperkaya Khazanah ilmu pengetahuan .
Aamiin

Tanjung Selor, 29 Mei 2022

Penyusun,

Mega Lestari

NIM: 858516447

4
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI............................................................................................................v

DAFTAR TABEL..................................................Error! Bookmark not defined.

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................4

C. Manfaat Penelitian........................................................................................4

D. Tujuan Penelitian..........................................................................................5

BAB II......................................................................................................................7

KAJIAN PUSTAKA................................................................................................7

1. Hakikat Kemampuan Kognitif......................................................................7

a. Pengertian Kemampuan kognitif..................................................................7

b. Teori Kognitif...............................................................................................8

c. Tahapan Perkembangan Kognitif..................................................................8

d. Indikator Perkembangan Kognitif...............................................................12

e. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Anak......................16

f. Hal Yang Penting Diperhatikan Saat Melatih Konsentrasi Anak...............19

2. Senam Otak.................................................................................................20

a. Pengertian Senam Otak...............................................................................20

b. Fungsi Senam Otak.....................................................................................22

c. Manfaat Senam Otak...................................................................................23

5
d. Tujuan Senam Otak.....................................................................................24

e. Macam-macam Gerakan Senam Otak.........................................................25

BAB III..................................................................................................................29

PELAKSANAAN PENELITIAN..........................................................................29

A. Subjek Penelitian dan karakteristik siswa...................................................29

B. Deskripsi Per Siklus....................................................................................31

C. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................41

D. Teknik Analisis Data...................................................................................49

BAB IV..................................................................................................................52

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................................52

A. Deskripsi Hasil Penelitian...........................................................................52

1. Hasil Observasi Awal atau Pra siklus......................................................52

2. Deskripsi Hasil dan Pelaksanaan Penelitian Siklus I..............................55

3. Deskripsi Hasil dan Pelaksanaan Siklus II..............................................59

B. Pembahasan Hasil Penelitian......................................................................63

BAB V....................................................................................................................65

KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................65

A. Kesimpulan.................................................................................................65

B. Saran............................................................................................................66

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................67

SURAT KETERANGAN MELAKSANAKAN PENELITIAN...........................68

LAMPIRAN – LAMPIRAN..................................................................................69

DOKUMENTASI..................................................................................................77

6
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini


Kelompok B 42

Tabel 3.2 Interpretasi perkembangan Kecerdasan Kinestetik AUD 50

Tabel 4.1 Hasil Observasi Awal Sebelum Diberikan Tindakan 52

Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Observasi Kemampuan Kognitif Anak Pada


Pra Siklus 54

Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Observasi kemampuan Kognitif Anak Pada


Siklus I 57

Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Observasi Kemampuan Kognitif Anak Pada


Siklus II 60

Tabel 4.3 Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Pada


Siklus I 75

Tabel 4.5 Hasil Observasi Peningkatan kemampuan Kognitif Anak Pada


Siklus II 76

BAB I

7
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak usia dini merupakan anak yang memiliki masa

keemasan bagi perkembangan fisik dan mental nya. Pada masa ini,

anak sangat sensitive menerima segala pengaruh yang diberikan

oleh lingkungan. Masa kanak-kanak adalah adalah masa yang

sangat berpengaruh bagi perkembangan anak dimasa depan.

Kesuksesan anak dalam melalui masa ini menjadi pondasi bagi

kesuksesan anak dimasa depan. Pendidikan memegang peranan

penting dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui Pendidikan,

orang akan mampu bekerja efektif dan efisien, mampu

menghasilkan produk yang bermanfaat, mampu mengelola sumber

daya alam secara efektif dan efisien sehingga kehidupan akan

menjadi lebih baik. Pendidikan pula akan membuat masyarakat

sejahtera lahir dan batin. Rentang usia anak sejak lahir sampai usia

enam tahun merupakan masa peka bagi anak, dimana anak mulai

sensitive untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh

potensi anak. Masa peka adalah masa terjadi nya pematangan

fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang

diberikan oleh lingkungan. Dimana pada masa ini merupakan masa

untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan

kemampuan fisik, kognitif, Bahasa, sosial emosional, konsep diri,

8
disiplin, kemandirian, seni,, moral dan nilai-nilai agama. Dalam

mengembangkan keseluruhan aspek kemampaun anak memerlukan

kegiatan yang menyenangkan dalam proses kegiatan. Untuk itu

guru hendaknya mampu menciptakan suasana yang kondusif

dengan harapan agar anak kreatif dalam belajar dan bermain.

Perkembangan otak mempengaruhi proses belajar, sementara

proses belajar juga mempengaruhi cara berpikir seseorang. Belajar

adalah kegiatan alami yang seharusnya menyenangkan karena akan

terus terjadi sepanjang hidup. Ketika kita mengalaminkesulitan

belajar maka hal itu terjadi karena ketidakmampuan kita

mengalami stress dan sifat ragu-ragu dalam menghadapi tugas atau

masalah yang baru. Hal yang sama berlaku pula pada anak. Setiap

anak memiliki potensi untuk menyelesaikan proses belajarnya

dengan baik, apalagi bila kita membantu mereka dengan alternatif

sehat untuk menghadapi ketegangan dan tantangan dalam belajar.

Menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan adalah

salah satu tugas seorang guru Taman Kanak-kanak agar anak tidak

mudah bosan selama mengikuti kegiatan. Pendidik hendaknya

memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan berbagai

kegiatan, salah satu aspek yang penting untuk dikembangkan pada

anak usia dini adalah aspek kognitif. Kognitif adalah sebuah istilah

yang digunakan oleh psikolog untuk menjelaskan semua aktifitas

mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan

9
pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh

pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa

depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan

bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati,

membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan

lingkungan nya. Keberhasilan suatu proses belajar dipengaruhi

oleh kemampuan kognitif individu dalam berkonsentrasi dan

memusatkan perhatian terhadap objek yang sedang di pelajari.

Dengan itu maka konsentrasi merupakan aspek yang penting bagi

anak dalam mencapai keberhasilan belajar. Konsentrasi adalah

pemusatan perhatian ( pikiran ) atau tingkat perhatian yang tinggi

terhadap suatu hal.

Berdasarkan hasil pengamatan awal, kemampuan kognitif

anak usia dini kelompok B di TKIT Asshafiyah Tanjung Palas,

Bulungan menunjukkan bahwa kemampuan kognitif dalam

memusatkan perhatian atau konsentrasi yang dimiliki oleh anak

masih rendah. Mungkin ini menjadi tugas guru untuk bisa

memperlihatkan, melakukan dan menyampaikan informasi dengan

jelas dan baik kepada anak dalam mengembangkan kemampuan

kognitif, agar anak mampu focus dalam kegiatan. Salah satu cara

untuk mengembangkan kemampuan kognitif agar anak mampu

berkonsentrasi secara baik adalah dengan melakukan senam otak.

Senam otak adalah bagian dari edukasi yang menekankan Gerakan

10
tubuh untuk menyelaraskan fungsi dan penggunaan otak.

Rangkaian Gerakan dalam senam otak bisa membantu

mengkoordinasikan tubuh dan otak. Senam otak terdiri dari

beberapa Gerakan sederhana yang dapat memudahkan kegiatan

belajar dan mengatasi gangguan-gangguan belajar pada anak.

Senam otak dapat memberikan rangsangan atau stimulus yang

dapat meningkatkan kemampuan kognitif. Gerakan senam otak ini

berfungsi untuk meningkatkan kinerja memori dan indera

pendengaran. Aktivitas ini mampu meningkatkan kemampuan

memori jangka pendek, berpikir, dan mendengar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas,

rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Apakah kegiatan senam otak dapat meningkatkan

kemampuan kognitif anak kelompok B di TKIT

Asshafiyah ?

C. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menyatakan sampai seberapa penelitian

ini bermanfaat

11
Bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Adapun manfaat penelitian

ini adalah :

1. Manfaat teoristis

Memberikan sumbangan pemikiran dan penalaran dalam

kegiatan senam otak untuk meningkatkan kemampuan kognitif &

konsentrasi anak usia dini.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

a. Anak

1) Dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak

dalam hal konsentrasi dalam mengikuti kegiatan

di dalam kelas.

2) Dapat melakukan gerakan-gerakan senam otak

sederhana dengan baik dan benar.

b. Guru

1) Memperbaiki pembelajaran yang dikelola di

kelas menjadi lebih menyenangkan

2) Meningkatkan kinerja guru lebih professional

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

12
1. Untuk mengetahui kemampuan kognitif anak usia dini di kelompok

B TKIT Asshafiyah

2. Menerapkan pelaksanaan senam otak untuk meningkatkan

kemampuan kognitif & konsentrasi di Kelompok B TKIT

Asshafiyah

3. Untuk mengetahui kemampuan kognitif anak kelompok B sebelum

dan sesudah melakukan kegiatan senam otak.

13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1. Hakikat Kemampuan Kognitif

a. Pengertian Kemampuan kognitif

Istilah Cognitive berasal dari kata Cognition artinya adalah

pengertian, mengerti. Pengertian cognition ( Kognisi ) adalah

perolehan, penataan, dan penggunaan. Kognitif adalah mencakup

aspek-aspek terstruktur intelek yang dipergunakan untuk mengetahui

sesuatu. Perkembangan kognitif menyangkut perkembangan berfikir

dan bagaimana kegiatan berfikir itu bekerja. Factor kognitif

mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar,

karena sebagian besarv aktivitas dalam belajar selalu berhubungan

dengan masalah mengingat atau berfikir. Martini Jamaris, 18:2006

( perkembangan dan pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak)

Kemampuan kognitif adalah proses terjadi secara internal didalam

pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berfikir. Sedangkan,

Munawir Yusuf, 10 :2005 ( Pendidikan Bagi Anak Dengan Problema

Belajar ) Kemampuan Kognitif adalah kemampuan anak untuk berfikir

lebih kompleks serta penalaran dan pemecahan masalah.

Dari pendapat beberapa kutipan diatas maka dapat diambil

kesimpulan bahwa kemampuan kognitif mengandung arti yang cukup

luas. Dalam hal ini dimaksud kemampuan kognitif berarti satu atau

14
beberapa kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan

pengetahuan dalam rangka memecahkan masalah dan beradaptasi

dengan lingkungan. Misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari

yang tidak terampil menjadi terampil atau dengan kata lain perubahan

itu bukan hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan,

tetapi juga berbentuk kecakapan sikap dan keterampilan.

b. Teori Kognitif
Teori kognitif Yang dikemukakan piaget memiliki asumsi dasar

yang berasal dari konsepsi mengenai hakikat berpikir anak dan

bagaimana pengetahuan dibentuk. Khadijah, 111: 2016 ( pendidikan

Prasekolah ) Hakikat pendidikan dalam pembelajaran berdasarkan teori

piaget menunjukkan pada saat berinteraksi dengan dunia luar sebagai

proses berpikir anak yang berbeda dengan orang dewasa. Piaget

memandang bahwa anak memainkan peran aktif didalam menyusun

pengetahuannya mengenai realitas. Anak aktif menerima informasi.

Walaupun proses berfikir dalam konsepsi anak mengenai realitas telah

dimodifikasi oleh pengalaman dengan dunia sekitarnya, namun anak

juga berperan aktif dalam menginterpretasikan pada pengetahuan dan

konsepsi mengenai dunia yang telah dimiliki anak. Dapat diambil

kesimpulan bahwa kemampuan kognitif berasal dari pikiran. Pikiran

merupakan bagian dari proses berpikirnya otak. Bagian ini digunakan

untuk proses mencari sebab akibat, proses mengetahui dan memahami.

c. Tahapan Perkembangan Kognitif

15
Jean piaget membagi perkembangan kognitif menjadi empat

tahapan, yaitu :

1. Tahapan Sensori-Motorik

Tahap ini dialami pada usia 0-2 tahun. Pada tahap ini anak

berada dalam suatu masa pertumbuhan yang ditandai oleh

kecenderungan sensori-motorik yang sangat jelas. Segala

perbuatan merupakan perwujudan dari proses pematangan

aspek sensori-motorik tersebut. Menurut piaget, pada tahap ini

interaksi anak dengan lingkungan nya, termasuk orang tua,

terutama dilakukan melalui perasaan dan otot-otot nya.

Interaksi ini terutama diarahkan oleh sensasi dari lingkungan

anak. Dengan melakukan interaksi dengan lingkungannya,

termasuk juga dengan orang tua nya, anak mengembangkan

kemampuan untuk mempersepsi, melakukan sentuhan-

sentuhan, melakukan berbagai gerakan, dan secara perlahan-

lahan belajar mengkoordinasikan tindakan-tindakannya.

2. Tahap praoperasional

Tahap ini berlangsung pada usia 2-7 tahun. Tahap ini disebut

juga tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya

memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh suasana

intuitif, dalam arti semua perbuatan rasionalnya tidak didukung

oleh pemikiran tapi oleh unsur perasaan, kecenderungan

alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang

16
bermakna, dan lingkungan sekitarnya. Piaget menunjukkan

bahwa setelah akhir usia 2 tahun jenis yang secara kualitatif

baru dari fungsi psikologis muncul. Pada tahap ini berlangsung

kurang lebih usia 2 tahun sampai 7 tahun. Pada tahap ini, anak

mulai menjelaskan dunia dengan kata-kata, gambar, dan

lukisan. Meskipun demikian, menurut piaget, anak prasekolah

masih kurang mampu melakukan operasi, istilah piaget untuk

tindakan mental yang terinternalisasi, yang memungkinkan

anak melakukan secara mental apa yang sebelumnya hanya

dapat dilakukan secara fisik. Sering kita lihat anak berbicara

sendiri dengan benda-benda disekitar nya, misalnya : berbicara

dengan pohon, kucinh dan boneka yang menurut anak benda-

benda tersebut dapat mendengar dan berbicara. Peristiwa

semacam ini sangat baik untuk melatih diri anak menggunakan

kekayaan Bahasa. Piaget menyebut tahap ini sebagai “

collective monolog “ pembicara yang egosentris dan sedikit

berhubungan dengan orang lain.

3. Tahap Operasional Konkrit

Tahap ini berlangsung antara usia 7-11 tahun. Pada tahap ini

anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkrit dan

sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya. Pada tahap ini

menurut piaget, interaksinya dengan lingkungan, termasuk

dengan orang tua nya, sudah semakin berkembang dengan baik

17
karena egosentrisnya sudah semakin berkurang. Anak sudah

dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan

pikiran-pikiran orang lain dalam cara-cara yang kurang

egosentris dan lebih obyektif. Menurut Rifa Hidayah,2009

( psikologi Pengasuhan Anak, Malang) pada tahap ini , aspek

intelektual anak mulai berkembang lebih nyata tentang konsep

ruang dan waktu, ditandai dengan adanya konservasi dan

desintrasi yang besar yaitu mulai mengenal bentuk-bentuk dua

dan tiga dimensi, klasifikasi atau penggolongan kelas warna-

warna dasar, symbol-simbol angka, matematika dan huruf,

mampu berfikir rasional, anak siap untuk mengerti operasi

logis secara reservisel, serta dapat dimotivasi dan mengerti hal-

hal yang sistematis.

4. Tahap Operasional Formal

Tahap ini dialami oleh anak pada usia 11 tahun ke atas. Pada

masa ini anak telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan

dalam pekerjaannya yang merupakan hasil dari berpikir logis.

Aspek perasaan dan moralnya juga telah berkembang sehingga

dapat mendukung penyelesaian tugas-tugasnya. Pada tahap ini

menurut piaget, interaksinya dengan lingkungan sudah sangat

luas menjangkau banyak teman sebayanya dan bahkan

berusaha untuk dapat berinteraksi dengan orang dewasa.

Kondisi seperti ini tidak jarang menimbulkan masalah dalam

18
interaksinya dengan orang tua. Namun, sebenarnya secara

diam-diam mereka juga masih mengharapkan perlindungan

dari orang tua karena belum sepenuhnya mampu memenuhi

kebutuhan-kebutuhan dirinya sendiri. Jadi, pada tahap ini ada

semacam Tarik-menarik antara ingin bebas dan ingin

dilindungi.

d. Indikator Perkembangan Kognitif


a) Dapat Mengenal Klasifikasi Sederhana

 Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang

diketahui anak. Misalnya : Menurut warna, bentuk,

ukuran, jenil, dll

 Menunjuk sebanyak-banyaknya benda, hewan,

tanaman yang mempunyai warna, bentuk atau

ukuran atau menurut ciri-ciri tertentu.

b) Dapat Mengenal konsep-konsep sains sederhana

 Menceritakan hasil percobaan sederhana tentang :

warna dicampur, proses pertumbuhan tanaman

( biji-bijian, umbi-umbian, batang-batangan, daun

dll.)

 Apa yang terjadi jika balon ditiup lalu dilepaskan

 Benda-benda dimasukkan kedalam air ( terapung,

melayang, tenggelam, benda-benda yang dijatuhkan

( gravitasi )

19
 Percobaan dengan mengamati dengan kaca

pembesar

 Membedakan bermacam-macam rasa, bau dan suara

berdasarkan percobaan

c) Dapat Mengenal bilangan dan memahami konsep-konsep

matematika sederhana

 Membilang/menyebut urutan bilangan dari 1 sampai

20

 Membilang dengan menunjuk benda ( mengenal

konsep bilangan dengan benda-benda sampai 10 )

 Menunjukkan urutan benda untuk bilangan sampai

10

 Membedakan konsep banyak-sedikit, lebih-kurang,

sama – tidak sama

 Menghubungkan/memasangkan lambing bilangan

dengan benda-benda sampai 10 ( anak tidak disuruh

menulis )

 Menunjukkan jumlah yang sama-tidak sama, lebih

banyak dan lebih sedikit dari 2 kumpulan benda

 Menyebutkan hasil penambahan ( menggabungkan

2 kumpulan benda ) dan pengurangan ( memisahkan

kumpulan benda ) dengan benda sampai 10

 Menyebutkan waktu / jam

20
d) Dapat mengenal bentuk geometri

 Mengelompokkan bentuk-bentuk geometri

( lingkaran, segitiga, segiempat, dan lain-lain )

 Membedakan benda-benda yang berbentuk geometri

 Membedakan ciri-ciri bentuk geometri

 Menyebutkan benda-benda yang berbentuk

geometri

e) Dapat memecahkan masalah sederhana

 Mengerjakan maze ( mencari jejak ) yang sederhana

( tiga empat jalan )

 Menyusun kepingan puzzle menjadi bentuk utuh

( 7-10 keping )

 Mencari lokasi tempat asal suara

 Memasang benda sesuai dengan pasangan nya

 Menunjukkan sedikitnya 12 benda berikut

fungsinya

 Menceritakan tentang sesuatu yang diperoleh dari

buku

 Menceritakan kembali sesuatu berdasarkan

ingatannya

 Membedakan konsep kasar – halus melalui panca

indera

f) Dapat mengenal konsep ruang dan posisi

21
 Menyebutkan konsep depan –belakang-tengah, atas-

bawah, kiri-kanan, luar-dalam, pertama-terakhir-

diantara, keluar-masuk, naik-turun, maju-mundur

g) Dapat mengenal ukuran

 Membedakan konsep panjang-pendek, jauh-dekat,

lebar/luas-sempit melalui mengukur dengan satuan

tak baku ( langkah,jengkal, benang, tali, lidi, dan

lain-lain )

 Membedakan konsep berat-ringan, gemuk-kurus

melalui menimbang benda dengan

timbangan/timbangan buatan dan panca indera

 Membedakan konsep penuh-kosong melalui

mengisi wadah dengan air, pasir, biji-bijian, beras,

dan lain-lain

 Membedakan konsepp tebal-tipis, tinggi-rendah,

besar-kecil, cepat lambat dan lain sebagainya

h) Dapat mengenal konsep waktu

 Membedakan waktu ( pagi, siang, malam )

 Menyebutkan nama-nama hari dalam satu minggu,

satu bulan dalam satu tahun

 Menceritakan kegiatan sehari-hari sesuai dengan

waktunya misal : waktu tidur, waktu makan, waktu

sekolah, dan lain-lain

22
i) Dapat mengenal berbagai pola

 Mengenal konsep waktu ( hari ini, nanti, sekarang,

besok, kemarin )

 Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat

bentuk 3-4 pola yang berurutan. Misalnya merah-

putih-biru, merah-putih-biru

j) Dapat mengenal konsep pengetahuan social sederhana

 Menceritakan letak lokasi dari rumah ke sekolah

atau ke tempat-tempat yang dikenalnya

 Mengenal berbagai macam profesi ( contoh : dokter,

polisi, pilot, dan lain-lain )

 Mengenal berbagai macam alat

transportasi/angkutan sederhana di darat, laut, dan

udara ( contoh : Mobil,kapal laut, pesawat terbang,

dan lain-lain )

 Memerankan berbagai macam profesi ( contoh :

sebagai dokter, polisi, guru, dan lain-lain ) bermain

peran.

e. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Anak


Pada perkembangan kognitif anak , ada 6 faktor yang

mempengaruhi perkembangan kognitif

1) Faktor hereditas/keturunan

23
Teori hereditas atau nativisme yang dpelopori oleh seorang

ahli filsafat Schopenhauer, berpendapat bahwa manusia

lahir sudah membawa potensi –potensi tertentu yang tidak

dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Dikatakan pula bahwa,

taraf intelegensi sudah ditentukan sejak anak dilahirkan.

Para ahli psikologi lehrin, linzhey dan spuhier berpendapat

bahwa intelegensi 75-80% merupakan warisan atau factor

keturunan.

2) Factor lingkungan

Teori lingkungan atau empirisme dipeloporo oleh Jhon

Locke. Locke berpendapat bahwa, manusia dilahirkan

dalam keadaan suci seperti kertas putih atau noda

sedikitpun. Teori ini dikenal luas dengan sebutan teori

Tabula Rasa. Menurut john locke, perkembangan manusia

sangatlah ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan

yang diperolehnya dari lingkungan hidupnya.

3) Factor Kematangan

Tiap organ ( fisik maupun psikis ) dapat dikatakan matang

jika telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya

masing-masing. Kematangan berhubungan erat dengan usia

kronologis ( usia kalender )

4) Factor pembentukan

24
Pembentukan ialah segala keadaan diluar diri seseorang

yang memengaruhi perkembangan intelegensi.

Pembentukan dapat dibedakan menjadi pembentukan

sengaja ( sekolah Formal ) dan pembentukan tidak sengaja (

pengaruh alam sekitar ). Sehingga manusia berbuat

intelegen karena untuk mempertahankan hidup ataupun

dalam bentuk penyesuaian diri.

5) Factor Minat Dan Bakat

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan

merupakan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih

baik lagi. Adapun bakat diartikan sebagai kemampuan

bawaan sebagai potensi yang masih perlu dkembangkan

dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat seseorang akan

memengaruhi tingkat kecerdasannya. Artinya seseorang

yang memiliki bakat tertentu, maka akan semakin mudah

dan cepat mempelajarinya.

6) Factor Kebebasan

Kebebasan yaitu keleluasaan manusia untuk berfikir

divergen ( menyebar ) yang berarti bahwa manusia dapat

memilih metode-metode tertentu dalam memecahkan

masalah-masalah, juga bebas dalam memilih masalah

sesuai kebutuhannya.

25
Diantara 6 faktor diatas factor yang paling berpengaruh

terhadap perkembangan kognitif seorang anak adalah factor

lingkungan. Karena, banyak sekali orang-orang sukses yang

berasal dari latar belakang orang tua yang tidak

berpendidikan tinggi.

f. Hal Yang Penting Diperhatikan Saat Melatih Konsentrasi Anak


Femi Olivia, 5:2011 ( Meningkatkan kekuatan memori anak

) Dalam melatih konsentrasi anak, ada beberapa hal yang penting

diperhatikan orang tua dan guru,yaitu :

1. Hindari pemaksaan karena rasa cemas dan tidak

nyaman justru akan membuyarkan focus anak

2. Perhatikan kondisi anak, apakah ia cukup bugar ? kalua

tidak, biarkan anak beristirahat dulu

3. Bersabarlah dalam menghadapi anak yang memiliki

daya konsentrasi rendah.

4. Jika anak sudah dapat diajak berdiskusi, bicarakan

dengannya hal-hal yang dapat menghambatnya untuk

focus. Mungkin saja, anak tidak paham betul konsep

atau objek yang dihadapinya.

5. Minimalkan berbagai hal yang dapat mengganggu

konsentrasi anak

26
6. Jika orang tua melihat kesulitan anak dalam

berkonsentrai, sertai hambatan lain seperti gangguan

keterlambatan bicara, segera lakukan konsultasi dengan

pakar perkembangan anak.

7. Perhatikan kondisi kesehatan anak. Dalam kondisi lelah

atau sakit, tentu anak akan sulit berkonsentrasi

dibandingkan ketika ia dalam keadaan segar dan sehat.

8. Cek pada ahli, bila ada masalah perkembangan. Anak-

anak yang memiliki gangguan perkembangan atau

berkebutuhan khusus seperti hiperaktiv, gangguan

konsentrasi, dan beberapa gangguan lain umumnya

mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian

dibandingkan anak-anak pada umumnya.

2. Senam Otak
a. Pengertian Senam Otak
Senam otak ( Brain Gym ) adalah bagian dari Educational-

Kinesiology. Educational-Kinesiology berasal dari kata latin

educare yang artinya menarik keluar dan kinesiology ( Kinesis )

yang berasal dari kata yunani, yaitu ilmu tentang gerakan tubuh

manusia. Inti dari Educational-Kinesiology atau biasa disingkat

Edu-K adalah menarik keluar potensi yang terpendam melalui

gerakan tubuh. Senam otak atau Brain gym adalah serangkaian

27
latihan berbasis gerakan tubuh sederhana. Gerakan itu dibuat untuk

merangsang otak kanan dan otak kiri ( dimensi literas )

meringankan atau mereaksikan belakang otak dan bagian depan

otak ( dimensi pemfokusan), merangsang system yang terkait

dengan perasaan/emosional. Yakni otak tengah ( Limbic ) serta

otak besar.

Otak kita terdiri dari 2 belahan, kiri dan kanan. Anehnya

85% orang didunia ini hanya mengandalkan otak kiri saja.

Sebagian dari sisanya menggunakan kombinasi keduanya, dan

sebagian lagi memakai otak kanan. Selama ini orang lebih

memelihara kebugaran fisik dari pada otak. Padahal otak

merupakan pusat dari control segala aktivitas manusia.

Beruntunglah manusia diciptakan Allah dengan segala

kesempurnaan, diberi pancaindra, hati untuk bersyukur, dan akal

untuk berfikir, mencari rahasia alam, mengolahnya. Allah

menciptakan manusia dari tidak tahu apa-apa menjadi tahu, dengan

belajar, otak berkembang dengan berjalannya waktu. Dengan otak

manusia berfikir, mempergunakan seluruh pancaindra nya dalam

menangkap kebesaran dan ilmu Allah.

Kata Aql ( akal ) tidak ditemukan dalam alqur’an, yang ada

adalah bentuk kata kerja masa kini dan masa lampau. Kata tersebut

dari segi Bahasa pada mulanya berarti teli pengikat, penghalang.

Alqur’an menggunakan bagi “ sesuatu yang mengikat atau

28
menghalangi seseorang terjerumus dalam kesalahan atau dosa.

Akal juga merupakan daya untuk memahami dan menggambarkan

sesuatu.

Senam otak atau brain gym adalah serangkaian latihan

gerak sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar dan

penyesuaian dengan tuntutan sehari-hari. Pada perkembangannya,

saat ini senam otak telah menyebar ke ratusan negara, metodenya

yang dapat dilakukan kapanpun, dimanapun, tanpa alat apapun,

membuat pesatnya penyebaran ini, senam otak di akui sebagai

salah satu teknik belajar paling baik oleh National Learning

Foundation / Lembaga pembelajaran Nasional USA. Metode

senam otak dapat digolongkan sesuai usia dan kebutuhan yang

diperlukan, dari balita 4 tahun, remaja, dewasa, sampai dengan

senam otak untuk manula dalam mencegah kepikunan.

b. Fungsi Senam Otak


Dari segi fungsi, otak yang terdiri dari dua belahan kiri dan

kanan itu seolah memiliki tiga dimensi yang paling berhubungan.

Dengan mengoptimalkan penggunaan seluruh bagian ini, fungsi

otak dapat dioptimalkan. Saying, tak semua orang mampu

melakukannya. Salah satu cara mengoptimalkan penggunaan

semua dimensi otak adalah dengan senam otak. Menyeimbangkan

otak kanan dan otak kiri sangat penting. Otak kanan biasanya berisi

hal-hal yang bersifat emosional, seni, dan berperasaan. Sedangkan

29
otak kiri lebih besifat rasional dan abstrak. Umumnya, otak sebelah

kanan banyak digunakan oleh wanita, dan otak kiri lebih banyak

digunakan oleh pria. Senam otak dapat membantu memaksimalkan

kerja otak kanan dan otak kiri. Senam otak terkait dengan ilmu

gerak tubuh, yaitu gerak tubuh yang dirangkai dan dipadukan,

sehingga dapat membantu memaksimalkan fungsi otak. Senam

otak akan memfasilitasi agar beban otak kanan dan kiri sama dan

seimbang. Senam otak tidak hanya untuk mereka yang berusia

lanjut. Senam otak juga baik dilakukan oleh ibu-ibu hamil, karena

dapat membantu meredakan ketegangan, menyiapkan otot-otot,

atau berefek relaksasi saat persalinan. Senam otak juga penting

dilakukan anak usia dini. Mereka yang sering merasa was-was dan

stress juga sangat baik melakukan senam ini.

c. Manfaat Senam Otak


Metode senam otak tak hanya bermanfaat bagi anak

berkebutuhan khusus atau kesulitan belajar. Gerakan senam otak

bias dicobakan pada setiap anak yang membutuhkan optimalisasi

otak. Terutama usia dini yang tengah belajar mengenal lingkungan

melalui inderanya dan apa yang ia pelajari akan menstimulasi

peningkatan jumlah syaraf. Senam otak merupakan aktivitas

sederhana dengan manfaat yang luar biasa. Banyak manfaat yang

bias diperoleh dengan melakukan senam otak. Senam otak dapat

menyelaraskan kemampuan beraktivitas dan berfikir pada saat

30
yang bersamaan. Hal ini dapat membantu kita melakukan multi-

tasking dengan lebih baik lagi.

Senam otak dapat menjadi aktivitas favorit anak sebelum

belajar karena bersifat menyenangkan dan mudah dipraktikkan.

Beberapa manfaat senam otak antara lain :

1. Anak dapat belajar dengan nyaman dan tanpa stress

2. Waktu yang dibutuhkan untuk senam otak cukup

singkat sehingga tidak akan mengganggu proses belajar

3. Senam otak dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja

tanpa membutuhkan tempat dan bahan yang khusus

4. Senam otak dapat digunakan untuk membantu semua

situasi, baik dalam belajar maupun dalam kehidupan

sehari-hari

5. Senam otak pada gilirannya dapat meningkatkan

kepercayaan diri anak

6. Senam otak segera menunjukkan hasil dan sangat

efektif untuk menangani anak yang mengalami

hambatan dalam belajar atau stress belajar

d. Tujuan Senam Otak


Kekuatan yang dimiliki oleh gerakan-gerakan senam otak

bertujuan mengaktifkan kembali fungsi seluruh otak melalui

hubungan yang intim dengan gerakan-gerakan tubuh. Senam otak

terdiri dari gerakan-gerakan terintegrasi kontralateral yang

31
menuntut keseimbangan, yang secara mekanis mengaktifkan kedua

hemisfer otak melalui korteks motoric dan korteks sensoris,

merangsang system keseimbangan ( vestibular ) untuk mencari

keseimbangan, dan mengurangi mekanisme.

Tujuan senam otak yang dilakukan terhadap anak yaitu :

1. Membantu berbagai permasalahan yang dihadapi anak

2. Meningkatkan kepercayaan diri anak, serta

3. Memperbaiki konsentrasi dan koordinasi fisik anak

Kegiatan senam otak bertujuan mengintegrasikan setiap

bagian otak untuk membuka bagian otak yang sebelumnya tertutup

atau terhambat. Dapat dibayangkan bagaimana jadinya kalua

masing-masing belahan otak berkembang sendiri-sendiri, tentunya

tidak akan terjadi keselarasan. Ketidakselarasan kerja otak juga

akan mengakibatkan anak mengalami berbagi hambatan, terutama

pada proses belajarnya kelak disekolah. Senam otak juga dapat

memberikan rangsangan atau stimulus yang dapat meningkatkan

kemampuan kognitif ( kewaspaspadaan, konsentrasi, kecepatan,

persepsi, belajar, memori, pemecahan masalah dan kreativitas.

e. Macam-macam Gerakan Senam Otak


Berikut adalah gerakan senam otak menurut Paul E. Dennison,

3:2008 ( Brain gym dan aku merasakan kembali Kenikmatan Belajar )

terbagi dalam beberapa kelompok gerakan sesuai fungsinya.

1). Tombol Limbang ( Balance Button )

32
Gerakan : Sentuhlah belakang telinga kiri diperbatasan

rambut ( bawah tulang Tengkorak ) dengan beberapa jari

tangan kiri. Sementara itu, letakkan telapak tangan kanan

didaerah pusar. Posisi kepala lurus melihat kedepan, sambil

Tarik nafas dengan baik. Setaelah 30 detik, lakukan untuk

tangan satunya lagi ulangi gerakan hingga beberapa kali.

Manfaat :

 Gerakan ini akan mengembalikan tiga dimensi

keseimbangan tubuh ( kiri, kanan, atas bawah,

depan belakang).

 Meningkatkan konsentrasi

 Mengaktifkan kesiapsiagaan dan memusatkan

perhatian

Gerakan ini berfungsi untuk mengoptimalkan pengiriman

pesan dari otak kiri ke kanan atau sebaliknya,

meningkatkan penerimaan oksigen dan menstimulasi aliran

darah agar lebih lancar ke otak. Selain itu, gerakan ini

berfungsi untuk mengoptimalkan keterampilan motoric

halus, memperbaiki sikap tubuh, meningkatkan energy,

mengurangi stress visual, dan relaksasi tengkuk serta bahu.

2). Putaran Leher ( Neck Roll )

33
Gerakan : Tarik nafas dalam-dalam, biarkan bahu dalam

kondisi relaks. Tundukan kepala kedepan dan putar leher

pelan-pelan kearah kanan dan terus kearah kiri membentuk

setengah lingkaran. Ketika anak merasakan otot-otot nya

tegang pada saat melakukan gerakan ini, tahan kepala pada

posisi nya. Kemudian bernafas dalam-dalam dengan

menghirup udara dari hidung dan mengeluarkannya dari

mulut perlahan-lahan beberapa kali sampai ketegangannya

berangsur-angsur hilang. Lakukan gerakan putaran leher ini

dengan mata tertutup. Kemudian lakukan lagi dengan mata

terbuka.

Manfaat : putaran leher menunjang relaksnya tengkuk dan

melepas ketegangan. Bila gerakan ini dilakukan sebelum

membaca dan menulis maka kemampuan penglihatan

dengan kedua mata dan pendengaran dengan dua telinga

akan meningkat secara bersamaan. Gerakan ini juga

bermanfaat untuk membuat tubuh relaks dan melindungi

dari kemungkinan pengaruh negative peralatan elektronik.

3). Gerakan Silang ( Cross Crawl )

Gerakan : Gerakan Cross Crawl adalah gerakan saling

silang yang dilakukan dengan menggerakkan tangan kanan

bersamaan dengan kaki kiri dan menggerakkan tangan kiri

34
bersamaan dengan kaki kanan. Gerakan ini bisa dilakukan

dengan bermacam-macam gerakan kombinasi yang

menggunakan prinsip silang.

Manfaat : Merangsang bagian otak yang menerima

informasi dan bagian yang mengungkapkan informasi

sehinggan proses mempelajari hal-hal baru menjadi lebih

mudah, meningkatkan daya ingat, meningkatkan kesadaran

keberadaan tubuh, menghilangkan stress, menjernihkan

pikiran, meningkatkan daya ingat dan daya pikir,

merangsang kelancaran cairan otak, meningkatkan

koordinasi tubuh, mempermudah belajar, menyeimbangkan

emosi, mengatur tekanan darah, meningkatkan penglihatan,

melancarkan pencernaan, meningkatkan energy tubuh.

Dari berbagai gerakan senam otak diatas memiliki

manfaat yang sama yaitu, mengaktifkan otak kanan dan

kiri, membantu memusatkan perhatian, membantu

menumbuhkan konsentrasi pada anak saat mulai kegiatan

pembelajaran. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan

bahwa dengan adanya kegiatan senam otak pada waktu

sebelum kegiatan akan membantu anak usia dini lebih focus

dan melatih daya ingat pada otak kanan dan otak kiri

sehingga pada kegiatan anak lebih mudah menangkap dan

mengingat.

35
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian dan karakteristik siswa

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas B di TKIT Asshafiyah

Tanjung Palas, yang terdiri dari 17 orang. Dengan 6 orang anak perempuan

dan 12 orang anak laki-laki.

DATA SISWA KELOMPOK B TKIT ASSHAFIYAH

No Nama Siswa Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

1. Luthfi 

2. Fachry 

3. Dawa 

4. Rizky 

5. Javier 

36
6. Akram 

7. Adelardo 

8. Muhammad 

9. Rashya 

10. Fahmi 

11. Harun 

12. Fadli 

13. Naya 

14. Nurmania 

15. Riri 

16. Aliya 

17. Nabila 

18. Citra 

Karakteristik siswa sebagai subjek peneliti dapat digambarkan

sebagai berikut :

 Usia rata-rata siswa 5-6 tahun

 Kemampuan siswa rata-rata sedang

 Latar belakang pendidikan orang tua siswa sebagian besar

berpendidikan SMA atau sederajat

1. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TKIT Asshafiyah Tanjung

Palas, Bulungan Tahun Ajaran 2021/2022. Diruang Kelas B

37
( Imam Al-Ghazali ). Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus,

waktu pelaksanaan penelitian adalah :

1). Kegiatan Pra Siklus, dilakukan pada hari Rabu 30 Maret 2022

2). Kegiatan siklus 1, dilakukan pada hari Rabu 13 April 2022

3). Kegiatan Siklus 2, dilakukan pada hari Kamis 20 April 2022

B. Deskripsi Per Siklus

Satu siklus adalah satu putaran dalam Penelitian Tindakan

Kelas yang didalamnya meliputi tahapan kegiatan perencanaan

strategi pembelajaran, tahapan pelaksanaan pembelajaran sesuai

dengan strategi yang telah disiapkan, yang diamati tingkat

keberhasilannya, dan dievaluasi apakah tingkat keberhasilannya

sudah mencapai yang ditargetkan. Model dan penjelasan untuk

masing-masing tahap menurut Suharsimi Arikunto, 16:2008

( penelitian Tindakan Kelas )adalah sebagai berikut :

SIKLUS PELAKSANAAN TINDAKAN

Perencanaan
Refleksi
Siklus 1 Pelaksanaan

Pengamatan

38
Perencanaan

Refleksi Siklus 2 Pelaksanaan

Pengamatan

Sesuai dengan skema diatas, maka penelitian tindakan kelas


direncanakan dalam dua siklus, tiap siklus mencakup tahapan :
a). Perencanaan ( planning )
b). Pelaksanaan Tindakan ( Acting )
c). Observasi ( Observing )
d). Refleksi dan analisis ( reflating )

SIKLUS I
1. Tahap Perencanaan
a. Menentukan Tema yang akan diajarkan sesuai dengan kurikulum
b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran harian ( RPPH )
c. Mempersiapkan music untuk kegiatan senam otak
d. Mempersiapkan lembar observasi anak tentang pengembangan
kognitif anak

2. Tahap Pelaksanaan
Setelah perencanaan tersusun, maka dilanjutkan ketahap berikutnya
yaitu tahap pelaksanaan tindakan. Dalam tahap pelaksanaan saya
sebagai guru kelas dan peneliti akan mengamati kegiatan ini. Kegiatan
yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian ( RPPH ) yang telah
disusun, kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan ini adalah :
a. Menyiapkan dan mengenalkan senam otak pada anak

39
b. Mulai menunjukkan senam otak pada anak
c. Membimbing anak selama proses kegiatan berlangsung
d. Mengamati anak selama proses kegiatan

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN ( RPPH )

TKIT ASSHAFIYAH

Semester / Minggu Ke : II / 2

Hari / Tanggal : Rabu / 13 April 2022

Kelompok Usia : B ( 5-6 tahun )

Tema / Sub Tema : Rekreasi / Tempat-Tempat Rekreasi


( Pantai )

Kompetensi Dasar : 1.1, 1.2, 2.5, 2.11, 3.4-4.4, 3.5-4.5, 3.8-4.8,


3.13-4.13, 3.14-4.14

Materi : - Mensyukuri Ciptaan Tuhan

- Kelestaria Lingkungan
- Membaca doa Naik Kendaraan
- Membaca doa sebelum berpergian
- Bercerita tentang pengalaman
- Mudah bergaul dengan teman
- Membuang sampah pada tempatnya
- Tempat-tempat rekreasi

40
- Benda yang dibawa saat rekreasi
- Bermain bebas
Kegiatan Main : Mewarnai Gambar Pantai
Bermain tutup botol ( huruf )
Alat dan Bahan : - Kertas Gambar
- Pensil warna / Crayon
- Tutup botol ( Huruf )

Karakter : Berimajinasi

Proses kegiatan

A. PEMBUKAAN
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Melakukan kegiatan Senam Otak
3. Shalat Dhuha
4. Menghafal doa sebelum berpergian
5. Berdiskusi tentang tempat-tempat rekreasi
6. Berdiskusi tentang benda yang dibawa saat rekreasi
7. Menyanyikan lagu
8. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. INTI
1. Mewarnai Gambar pantai
2. Menanyakan apa saja yang terdapat dalam gambar
3. Mencari huruf pada tutup botol yang tersusun menjadi kata “
PANTAI”
4. Menanyakan kembali huruf-huruf yang tersusun
C. RECALLING
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karya nya
5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak

41
D. PENUTUP
1. Menanyakan perasaan anak selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini,
kegiatan apa yang paling disukai
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menginformasikan kegiatan untuk besok
5. Penerapan SOP penutupan
E. RENCANA PENILAIAN
1. Sikap
a. Mensyukuri atas nikmat Tuhan (tempat-tempat rekreasi )
b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya
2. Pengetahuan dan Keterampilan
a. Dapat menyebutkan tata tertib rekreasi
b. Dapat menghafal doa sebelum berpergian
c. Dapat menyebutkan tempat-tempat rekreasi yang ada di sekitar
d. Dapat menjaga kelestarian tempat rekreasi
e. Dapat menyusun kata menggunakan tutup botol
f. Dapat berimajinasi melalui kegiatan mewarna
F. Scenario pembelajaran

Pada hari rabu 13 april 2022 yang berlangsung dari pukul 07.30 –
11.00. materi yang diajarkan adalah mewarnai gambar pantai dan
pengenalan huruf menggunakan tutup botol. Dalam pelaksanaan tindakan
siklus I ini menggunakan metode klasikal yang mana metode pembelajaran
ini telah disusun sebelumnya.

1. Kegiatan pendahuluan
 Berbaris
 Menyanyikan mars TKIT Asshafiyah , janji murid,
berdoa dan bernyanyi
2. Kegiatan awal
 Shalat dhuha berjamaah

42
 Murojaah surah-surah pendek dan doa sehari-hari
 Mengaji dengan metode tilawati
 Pengenalan Tema dan Sub Tema
 Tanya jawab dan diskusi
3. Kegiatan inti
 Menanyakan kabar siswa
 Guru mengenalkan alat dan bahan untuk kegiatan
 Guru menjelaskan cara bermain untuk kegiatan
 Siswa diajak melakukan kegiatan sesuai dengan arahan
4. Istirahat dan makan
 Mencuci tangan sebelum makan
 Berdoa sebelum makan
 Makan bersama
 Bermain diluar kelas
5. Kegiatan akhir
 Menanyakan perasaan siswa selama disekolah
 Diskusi tentang kegiatan yang telah dilakukan
 Pesan-pesan guru
 Membaca doa keluar sekolah, doa naik kendaraan, dan
doa penutup majelis.
 Salam dan pulang

3. Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan pada saat kegiatan berlangsung untuk
melihat keaktifan anak didik pada saat proses pembelajaran.
Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan
tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang
dikehendaki

43
4. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan dengan mempertimbangkan pedoman
mengajar yang dilakukan serta melihat kesesuaian yang dicapai dengan
yang diinginkan dalam pembelajaran yang pada akhirnya ditemukan
kelebihan dan kekurangan untuk kemudian diperbaiki. Hasil dari
refleksi ini digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan tahapan
siklus berikutnya.

SIKLUS II

Pelaksanaan Siklus II sama seperti siklus I. Pada siklus II diadakan


perencanaan kembali dengan mengacu pada hasil refleksi siklus I. Siklus II
merupakan hasil kesatuan dari kegiatan perencanaan yang dilakukan pada siklus I.
Metode yang belum tuntas pada siklus 1 diulang kembali di siklus II sebelum
masuk ke materi selanjutnya.

1. Perencanaan
1). Menindak lanjuti masalah pada siklus I dan penetapan alternative
pemecahan masalah
2). Menyusun rencana program pembelajaran harian ( RPPH )
berdasarkan refleksi pada siklus I serta penetapan alternative
pemecahan masalah
3). Mempersiapkan alat dan sumber pembelajaran
4). Mengembangkan format evaluasi pembelajaran

2. Pelaksanaan

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN ( RPPH )

TKIT ASSHAFIYAH

44
Semester / Minggu Ke : II / 3

Hari / Tanggal : Rabu / 20 April 2022

Kelompok Usia : B ( 5-6 tahun )

Tema / Sub Tema : Rekreasi / Tempat-Tempat Rekreasi


( Taman )

Kompetensi Dasar : 1.1, 1.2, 2.1, 2.7, 2.9, 3.1-4.1, 3.4-4.4, 3.5-
4.5, 3.8-4.8, 3.10-4.10

Materi : - Mensyukuri Ciptaan Tuhan

- Kelestaria Lingkungan
- Menjaga kesehatan
- Sabar menunggu giliran
- Mau berbagi dengan teman
- Doa keluar rumah
- Membuang sampah pada tempatnya
- Mengenal bentuk
- Tempat-tempat rekreasi

Kegiatan Main : - Bermain Balok


- Mencari Jejak

Alat dan Bahan : - Balok Permainan


- Kertas bergambar
- Pensil / crayon

Karakter : Bekerja Sama

Proses kegiatan

A. PEMBUKAAN
1. Penerapan SOP pembukaan

45
2. Melakukan kegiatan Senam Otak
3. Shalat Dhuha
4. Menghafal doa Keluar Rumah
5. Berdiskusi tentang tempat-tempat rekreasi
6. Berdiskusi tentang Taman yang ada di Sekitar
7. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. INTI
1. Mencari Jejak menuju taman
2. Bermain Balok
C. RECALLING
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karya nya
5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. PENUTUP
1. Menanyakan perasaan anak selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini,
kegiatan apa yang paling disukai
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menginformasikan kegiatan untuk besok
5. Penerapan SOP penutupan
E. RENCANA PENILAIAN
1. Sikap
a. Mensyukuri atas nikmat Tuhan (tempat-tempat rekreasi )
b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya
2. Pengetahuan dan Keterampilan
a. Dapat menyebutkan tata tertib rekreasi
b. Dapat menghafal doa sebelum berpergian
c. Dapat menyebutkan tempat-tempat rekreasi yang ada di sekitar
d. Dapat menjaga kelestarian tempat rekreasi

46
e. Dapat menyusun kata menggunakan tutup botol
f. Dapat berimajinasi melalui kegiatan mewarna

F. Scenario pembelajaran

Pada hari rabu 20 april 2022 yang berlangsung dari pukul 07.30 –
11.00. materi yang diajarkan adalah mencari jejak menuju taman dan
bermain balok Dalam pelaksanaan tindakan siklus II ini menggunakan
metode klasikal yang mana metode pembelajaran ini telah disusun
sebelumnya.

1. Kegiatan pendahuluan
 Berbaris
 Menyanyikan mars TKIT Asshafiyah , janji murid,
berdoa dan bernyanyi
2. Kegiatan awal
 Shalat dhuha berjamaah
 Murojaah surah-surah pendek dan doa sehari-hari
 Mengaji dengan metode tilawati
 Pengenalan Tema dan Sub Tema
 Tanya jawab dan diskusi
3. Kegiatan inti
 Menanyakan kabar siswa
 Guru mengenalkan alat dan bahan untuk kegiatan
 Guru menjelaskan cara bermain untuk kegiatan
 Siswa diajak melakukan kegiatan sesuai dengan arahan
4. Istirahat dan makan
 Mencuci tangan sebelum makan
 Berdoa sebelum makan
 Makan bersama
 Bermain diluar kelas

47
5. Kegiatan akhir
 Menanyakan perasaan siswa selama disekolah
 Diskusi tentang kegiatan yang telah dilakukan
 Pesan-pesan guru
 Membaca doa keluar sekolah, doa naik kendaraan, dan
doa penutup majelis.
 Salam dan pulang

3. Pengamatan
1). Mengamati secara langsung kegiatan yang dilakukan dalam
melaksanakan kegiatan pada siklus II
2). Mengamati aktivitas siswa selama mengikuti proses kegiatan
pada siklus II
3). Mencatat semua peristiwa yang ditemui selama proses kegiatan,
baik mendukung ataupun yang menghambat kegiatan pada siklus II

4. Refleksi
1). Kegiatan refleksi diawali dengan memeriksa hasil pengamatan
setelah observasi
2). Merevisi proses pembelajaran ketika anak didik mengalami
kesulitan dalam kegiatan
3). Memberikan solusi kepada anak didik yang mengalami
kesulitan pada saat pelaksanaan pembelajaran

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


lembar pengamat atau observasi dan dokumentasi.
1. Observasi

48
Pengertian observasi menurut Ngalim Purwanto, 193:2010
( Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran ) adalah metode atau
cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis
mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau
kelompok secara langsung. Observasi dilakukan oleh individu dan
membuat pencatatan-pencatatan secara objectif mengenai apa yang
diamati. Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas peneliti
selama proses kegiatan berlangsung. Semua kegiatan dicatat dan
apabila ada kekurangan maka dilakukan perbaikan pada siklus
berikutnya.
Lembar observasi ini berisi indicator yang akan diamati oleh
peneliti berdasarkan dari teori berguna untuk melihat capaian
perkembangan kognitif anak selama penelitian yang disederhanakan
sesuai dengan keadaan dan kondisi anak didik di kelompok B TKIT
Asshafiyah.

Kisi- Kisi Instrumen Lembar Observasi Kemampuan Kognitif Anak Usia


Dini Pada Kelompok B ( Usia 5-6 Tahun )

TABEL 3.1

KISI-KISI OBSERVASI KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI


KELOMPOK B

TKIT ASSHAFIYAH

N Aspek Indikator Kriteria Penilaian


o Perkemba BB ( 1 ) MB ( 2 ) BSH ( 3 ) BSB ( 4 )
ngan
1 Menyentuh Mampu Anak Anak Anak Anak
telingan menyentu belum mulai mampu mampu
kanan dan h telinga mampu mampu menyentu menyentu

49
telinga kiri kanan dan menyentu menyentu h telinga h telinga
telinga h telinga h telinga kanan dan kanan dan
kiri kanan dan kanan dan telinga telinga
telinga telinga kiri tanpa kiri tanpa
kiri kiri bimbinga bimbinga
dengan dengan n guru n dan
bimbinga bimbinga dicontohk
n dan n guru an oleh
dicontoh guru
kan oleh
guru
2 Mengangk Mampu Anak Anak Anak Anak
at tangan mengangk belum mulai mampu mampu
kanan dan at tangan mampu mampu mengangk mengangk
tangan kiri kanan dan mengangk mengangk at tangan at tangan
tangan at tangan at tangan kanan dan kanan dan
kiri kanan dan kanan dan tangan tangan
tangan tangan kiri tanpa kiri tanpa
kiri kiri bimbinga bimbinga
dengan dengan n guru n dan
bimbinga bimbinga dicontohk
n dan n guru an oleh
dicontohk guru
an oleh
guru
3 Melakukan Mampu Anak Anak Anak Anak
gerakan menyentu mampu mampu mampu mampu
tombol h menyentu menyentu menyentu menyentu
limbang belakang h h h h
telinga belakang belakang belakang belakang
kiri telinga telinga telinga telinga

50
dengan kiri kiri kiri kiri
jari kiri dengan dengan dengan dengan
sementara jari kiri jari kiri jari kiri jari kiri
jari kanan sementara sementara sementara sementara
didaerah jari kanan jari kanan jari kanan jari kanan
pusar didaerah didaerah didaerah didaerah
dengan pusar pusar pusar pusar
kepala dengan dengan dengan dengan
menghada kepala kepala kepala kepala
p kedepan menghada menghada menghada menghada
sambil p kedepan p kedepan p kedepan p kedepan
menarik sambil sambil sambil sambil
napas, menarik menarik menarik menarik
kemudian napas, napas, napas, napas,
mengulan kemudian kemudian kemudian kemudian
gi gerakan mengulan mengulan mengulan mengulan
dengan gi gerakan gi gerakan gi gerakan gi gerakan
jari dan dengan dengan dengan dengan
telapak jari dan jari dan jari dan jari dan
tangan telapak telapak telapak telapak
sebalikny tangan tangan tangan tangan
a. sebalikny sebalikny sebalikny sebalikny
a dengan a dengan a tanpa a tanpa
bimbinga bimbinga bimbinga bimbinga
n dan n guru n guru. n dan
dicontohk dicontohk
an oleh an oleh
guru guru
4 Melakukan Anak Anak Anak Anak Anak
gerakan mampu mampu mampu mampu mampu
memutar melakuka melakuka melakuka melakuka melakuka

51
leher n gerakan n gerakan n gerakan n gerakan n gerakan
memutar memutar memutar memutar memutar
leher leher leher leher leher
dengan dengan dengan dengan dengan
pelan- pelan- pelan- pelan- pelan-
pelan pelan kea pelan pelan pelan
kearah rah kanan kearah kearah kearah
kanan dan terus kanan kanan kanan dan
terus kekiri terus terus terus
kekiri membentu kekiri kekiri kekiri
membentu k membentu membentu membentu
k setengah k k k
setengah lingkaran setengah setengah setengah
lingkaran dengan lingkaran lingkaran lingkaran
bimbinga dengan tanpa tanpa
n dan bimbinga bimbinga bimbinga
bantuan n guru n guru n dan
oleh guru dicontohk
an oleh
guru
5 Melakukan Mampu Anak Anak Anak Anak
gerakan menggera mampu mampu mampu mampu
menyilang kkan menggera menggera menggera menggera
tangan kkan kkan kkan kkan
kanan tangan tangan tangan tangan
bersamaa kanan kanan kanan kanan
n dengan bersamaa bersamaa bersamaa bersamaa
kaki kiri, n dengan n dengan n dengan n dengan
kemudian kaki kiri kaki kiri kaki kiri kaki kiri
mengulan kemudian kemudian kemudian kemudian
gi gerakan mengulan mengulan mengulan mengulan

52
dengan gi gerakan gi gerakan gi gerakan gi gerakan
tangan dengan dengan dengan dengan
dan kaki tangan tangan tangan tangan
sebalikny dan kaki dan kaki dan kaki dan kaki
a sebalikny sebalikny sebalikny sebalikny
a dengan a dengan a tanpa a tanpa
bimbinga bimbinga bimbinga bimbinga
n dan n guru n guru n dan
dicontohk dicontohk
an oleh an oleh
guru guru
Mampu Anak Anak Anak Anak
membentu mampu mampu mampu mampu
k jari membentu membentu membentu membentu
tangan k jari k jari k jari k jari
kanan tangan tangan tangan tangan
berbentuk kanan kanan kanan kanan
pistol dan berbentuk berbentuk berbentuk berbentuk
menggera pistol dan pistol dan pistol dan pistol dan
kkan menggera menggera menggera menggera
secara kkan kkan kkan kkan
bersamaa secara secara secara secara
n dengan bersamaa bersamaa bersamaa bersamaa
tangan n dengan n dengan n dengan n dengan
kiri tangan tangan tangan tangan
kemudian kiri kiri kiri kiri
mengulan kemudian kemudian kemudian kemudian
gi gerakan mengulan mengulan mengulan mengulan
kearah gi gerakan gi gerakan gi gerakan gi gerakan
sebalikny kearah kearah kearah kearah
a sebalikny sebalikny sebalikny sebalikny

53
a dengan a dengan a tanpa a tanpa
bimbinga bimbinga bimbinga bimbinga
n dan n guru n guru n dan
dicontohk dicontohk
an oleh an oleh
guru guru
Mampu Anak Anak Anak Anak
mengepal mampu mampu mampu mampu
jari mengepal mengepal mengepal mengepal
tangan jari jari jari jari
kanan dan tangan tangan tangan tangan
menggera kanan dan kanan dan kanan dan kanan dan
kkan dan menggera menggera menggera menggera
menggera kkan kkan kkan kkan
kkan secara secara secara secara
secara bersamaa bersamaa bersamaa bersamaa
bersamaa n dengan n dengan n dengan n dengan
n dengan tangan tangan tangan tangan
tangan kiri kiri kiri kiri
kiri kemudian kemudian kemudian kemudian
kemudian mengulan mengulan mengulan mengulan
mengulan gi gerakan gi gerakan gi gerakan gi gerakan
gi gerakan kearah kearah kearah kearah
kearah sebalikny sebalikny sebalikny sebalikny
sebalikny a dengan a dengan a tanpa a tanpa
a bimbinga bimbinga bimbinga bimbinga
n dan n n n dan
dicontohk dicontohk
an oleh an oleh
guru guru
6 Kemampua Mampu Anak Anak Anak Anak

54
n berkonsen mampu mampu mampu mampu
konsentrasi trasi berkonsen berkonsen berkonsen berkonsen
dalam trasi trasi trasi trasi
melakuka dalam dalam dalam dalam
n melakuka melakuka melakuka melakuka
gerakan- n gerakan n n n
gerakan –gerakan gerakan- gerakan- gerakan-
senam senam gerakan gerakan gerakan
otak otak senam senam senam
selama selama otak otak otak
lima lima selama selama selama
menit menit lima lima lima
bahkan bahkan menit menit menit
lebih lebih bahkan bahkan bahkan
dengan lebih lebih lebih
bimbinga dengan tanpa tanpa
n dan bimbinga bimbinga bimbinga
diingatkan n guru n guru n dan
oleh guru diingatkan
oleh guru
7 Menjawab Mampu Anak Anak Anak Anak
pertanyaan menjawab mampu mampu menjawab menjawab
mengenai pertanyaa menjawab menjawab pertanyaa pertanyaa
fungsi n pertanyaa pertanyaa n n
anggota mengenai n n mengenai mengenai
tubuh fungsi mengenai mengenai fungsi fungsi
mata fungsi fungsi mata mata
mata mata tanpa tanpa
dengan dengan bimbinga bimbinga
bimbinga bimbinga n guru n dan
n dan n guru diingatkan

55
diingatkan oleh guru
oleh guru
Mampu Anak Anak Anak Anak
menjawab
menjawab mampu mampu menjawab
pertanyaa
mengenai menjawab menjawab n pertanyaa
mengenai
fungsi pertanyaa pertanyaa n
fungsi
kaki n n kaki tanpa mengenai
bimbinga
mengenai mengenai fungsi
n guru
fungsi fungsi kaki tanpa
kaki kaki bimbinga
dengan dengan n dan
bimbinga bimbinga diingatkan
n dan n guru oleh guru
diingatkan
oleh guru

Skala Penilaian

1 = Belum Berkembang ( BB )

2 = Mulai Berkembang ( MB )

3 = Berkembang Sesuai Harapan ( BSH )

4 = Berkembang Sangan Baik ( BSB )

Berdasarkan kriteria diatas diperoleh :

- Skor tertinggi tiap indicator 4


- Dan skor terendah tiap indicator 1

2. Dokumentasi

56
Dokumentasi merupakan bukti autentik yang menjadi penguat
peristiwa. Instrument yang digunakan dalam pengumpulan dokumentasi
adalah camera handphone. Dokumentasi ini digunakan untuk
membuktikan penelitian pada saat proses tindakan penelitian di Kelompok
B TKIT Asshafiyah, Tanjung Palas.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah cara menganalisis data selama peneliti


mengadakan penelitian. Setelah data pengumpulan data dilakukan,
dilanjutkan dengan analisis data. Maka diperoleh skor tertinggi dan skor
terendah. Skor tertinggi ( ST ) = 4, skor rendah ( SR ) = 1. Pengisian data
dengan cara mengoreksi seperti tiap descriptor di atas setelah dilakukan
dua kali pertemuan. Selanjutnya disusun penyajian data yang berupa table
frekuensi.

Adapun untuk menghitung persentase ketercapaian keberhasilan


yang diperoleh setiap anak menggunakan rumus :

jumlah nilai yang diperolehanak


Persentase = x 100%
jumlah nilai tertinggi x jumlah indikator

f
Yaitu, pi = x 100%
n

Ket : Pi = Hasil pengamatan

f = Jumlah skor yang diperoleh anak

n = Jumlah skor total ( jumlah tertinggi x jumlah indicator )

Untuk memperoleh nilai rata-rata peneliti menggunakan rumus :

x
X=
n

57
Ket : X = nilai rata-rata

x = jumlah semua nilai anak

n = jumlah anak

TABEL 3.2

Tabel Interprestasi Perkembangan Kecerdasan Kinestetik AUD

Tingkat keberhasilan Kriteria


>80% Berkembang sangat baik
60%-79% Berkembang sesuai harapan
40%-59% Mulai berkembang
20%-39% Belum berkembang

Menurut Zainal Aqib, 79:2017 ( Penelitian Tindakan Kelas


TK/RA-SLB/SDLB ) Tindakan dalam penelitian dinyatakan berhasil jika didalam
pembelajaran dikelas terdapat 75% dari jumlah anak yang mengalami peningkatan
ketuntasan belajar pada kriteria Berkembang sangat Baik ( BSB ). Jadi dapat
disimpulkan bahwa tindakan dalam penelitian ini akan dinyatakan berhasil jika
didalam pembelajaran kegiatan senam otak 75% dari 18 orang anak di Kelompok
B TKIT Asshafiyah, Tanjung Palas mengalami peningkatan Kognitif pada kriteria
Berkembang Sangan Baik ( BSB )

58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Hasil Observasi Awal atau Pra siklus


Sebelum melaksanakan tindakan pada siklus I, dalam penelitian ini
terlebih dahulu melakukan observasi awal atau Pra siklus sebagai refleksi
untuk pelaksanaan siklus I. observasi awal ini dilakukan untuk melihat
kemampuan kognitif anak di kelompok B di TKIT Asshafiyah, Tanjung
Palas. Sebagai subjek penelitian yang berjumlah 18 orang anak. Adapun
hasil observasi awal dapat dilihat ditabel 4.1

TABEL 4.1

Hasil Observasi Awal Sebelum diberikan Tindakan

PRA SIKLUS
No Kode anak Skor % Keterangan
1 1 12 30 MB
2 2 10 25 BB
3 3 11 27,5 MB
4 4 10 25 BB

59
5 5 10 25 BB
6 6 12 30 MB
7 7 10 25 BB
8 8 10 25 BB
9 9 10 25 BB
10 10 10 25 BB
11 11 10 25 BB
12 12 10 25 BB
13 13 10 25 BB
14 14 10 25 BB
15 15 10 25 BB
16 16 10 25 BB
17 17 10 25 BB
18 18 10 25 BB
Jumlah Nilai 185
Anak
Rata-rata 10,27

Keterangan :
185
Nilai Rata-rata pra tindakan : = 10,27
18
12
% Nilai Anak pada observasi awal = Kode Anak 1 = x 100 % =
40
30%

Berdasarkan Tabel diatas pada proses pembelajaran sebelum


diberikan tindakan, diperoleh nilai rata-rata anak 10,27 dari 18 orang
anak, 15 orang anak dikatakan belum berkembang ( 78,57% ), 3 orang
dikategorikan mulai berkembang ( 21,43% ) dan belum ada anak yang
memperoleh kriteria berkembang sesuai harapan dan berkembang
sangat baik. Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan kognitif

60
anak belum berkembang. Hal ini disebabkan karena proses
pembelajaran kurang menarik sehingga anak merasa jenuh dan kurang
tertarik mengikuti pembelajaran kognitif dikelas, oleh karena itu dalam
pembelajaran diperlukan metode yang tepat dan menarik minat anak
untuk mengikuti pembelajaran agar kemampuan kognitif anak
meningkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dibawah ini :

TABEL 4.2

Rangkuman Hasil Observasi Kemampuan Kognitif Anak Pada Pra siklus

Rangkuman Hasil Observasi

No Skor Rata-rata F % Keterangan


1 31-40 Berkembang Sangan Baik ( BSB
)
2 20-30 Berkembang Sesuai Harapan
(BSH)
3 11-20 3 21,43 Mulai Berkembang ( MB )
4 0-10 15 78,57 Belum Berkembang ( BB )
Jumlah 18

Keterangan :
F : Frekuensi atau jumlah anak
% : Persentase nilai anak

61
Gambar 4.1
Diagram Batang Peningkatan kemampuan Kognitif pada
Prasiklus

PRASIKLUS
90
78.57
80
70
60
50
40
30
21.43
20
10
0 0
0
BB MB BSH BSB

Berdasarkan hasil pengamatan pada pra siklus, peneliti melihat bahwa


kemampuan kognitif anak belum berkembang.

62
2. Deskripsi Hasil dan Pelaksanaan Penelitian Siklus I
a. Perencanaan Siklus I

Sebelum melakukan tindakan siklus I, peneliti telah menyusun


perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas, antara
lain :

1. Menentukan tema yang akan diajarkan sesuai dengan


kurikulum
2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dalam bentuk
rencana pelaksanaan pembelajaran harian ( RPPH )
3. Mempersiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan
4. Mempersiapkan lembar observasi siswa tentang kegiatan
berhitung permulaan yang meningkatkan kemampuan
kognitif anak
b. Pelaksanaan Siklus I

Berdasarkan hasil pra siklus pertemuan yang dilakukan


peneliti, maka diperoleh hasil bahwa kemampuan kognitif anak masih
rendah, untuk itu penelitian ini dilanjutkan ke siklus II yang
dilaksanakan 2 kali pertemuan.

c. Hasil Observasi Siklus I

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di TKIT


Asshafiyah , Tanjung Palas menunjukkan bahwa aktivitas peneliti
selaku guru selama tindakan siklus I dalam kegiatan kognitif lebih
meningkat dari hasil pengamatan ketika pra siklus. Hasil tersebut dapat
dilihat pada tabel 4.3 :

Keterangan :

226
Nilai Rata-rata pertemuan I = =12,55
18

63
263
Pertemuan II = =14,61
18

14
% Nilai pertemuan I Kode Anak I = × 100 %=35 %
40

21
Pertemuan II Kode Anak II = × 100 %=52,5 %
40

Dari data diatas dapat dilihat bahwa pada siklus I pertemuan I diperoleh
nilai rata-rata 12,55 dan pertemuan II anak memperoleh nilai rata-rata 14,61.
Pada proses pembelajaran kognitif ini sudah Nampak anak yang memperoleh
kriteria berkembang sesuai harapan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table
dibawah ini :

Tabel 4.4

Rangkuman Hasil Observasi Kemampuan Kognitif Anak Pada

Siklus I pertemuan I dan II

No Pertemuan I Pertemuan II
Skor F % Ket Skor F % Ket
Rata- Rata-
rata rata
1 31-40 Berkembang 31-40 Berkembang
sangat baik sangat baik
(BSB) (BSB)
2 21-30 Berkembang 21-30 2 14,29 Berkembang
Sesuai Sesuai
Harapan Harapan
(BSH) (BSH)

64
3 11-20 18 100 Mulai 11-20 16 85,71 Mulai
Berkembang Berkembang
(MB) (MB)
4 0-10 Belum 0-10 Belum
berkembang berkembang
(BB) (BB)

Keterangan :

F : Frekuensi atau Jumlah anak

% : Persentase nilai anak

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I , peneliti melihat bahwa


kemampuan kognitif anak sudah meningkat karena sudah mulai terlihat kriteria
berkembang sesuai harapan. Dari data pada observasi akhir siklus I diatas dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini dikatakan belum berhasil karena belum ada anak
yang dikategorikan berkembang sangat baik. Hanya 2 orang saja yang
dikategorikan mulai berkembang sesuai harapan. Maka dari itu dapat dilihat
peningkatan kemampuan kognitif anak pada diagram batang dibawah ini :

Gambar 4.2

Diagram Batang Peningkatan Kemampuan Kognitif anak pada siklus I

Pertemuan 1 dan Pertemuan II

65
SIKLUS I
120

100
100
85.71
80

60

40

20 14.29

0 0 0 0 0
0
BB MB BSH BSB

Pertemuan 1 Pertemuan 2

d. Refleksi Siklus

Dari hasil refleksi yang telah dilakukan, bahwa motoric kasar anak
sudah ada yang berkembang sesuai harapan. Oleh karena itu, peneliti akan
melakukan perbaikan-perbaikan yang nantinya akan diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan kognitif anak menjadi berkembang sangat baik.

Refleksi siklus I yaitu :

a. Pada tahap ini anak mampu menirukan gerakan senam otak


b. Anak dapat berkonsentrasi selama melakukan senam otak
c. Semangat anak untuk mengikuti kegiatan lebih terlihat

3. Deskripsi Hasil dan Pelaksanaan Siklus II


a. Perencanaan siklus II

66
Sebelum melakukan tindakan siklus I, peneliti telah menyusun
perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan didalam kelas, antara
lain :

1. Menentukan tema yang akan diajarkan sesuai dengan


kurikulum
2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dalam bentuk
rencana pelaksanaan pembelajaran harian ( RPPH )
3. Mempersiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan
4. Mempersiapkan lembar observasi siswa tentang kegiatan
senam otak yang meningkatkan kemampuan kognitif anak.

b. Pelaksanaan Siklus II

Berdasarkan hasil siklus I dapat dilihat bahwa adanya


peningkatan kemampuan kognitif anak yang dilakukan peneliti, namun
peningkatan tersebut belum mencapai kategori berkembang sangat
baik dalam arti peneliti masih harus melanjutkan siklus II.

c. Hasil Observasi Siklus II

Hasil observasi yang dilakukan peneliti di kelompok B TKIT


Asshafiyah, Tanjung palas menunjukkan bahwa aktivitas peneliti
selaku guru selama tindakan siklus II dalam kegiatan senam otak lebih
meningkat dari hasil pengamatan ketika siklus I. Hasil tersebut dapat
dilihat pada tabel 4.5 :

Keterangan :

422
Nilai Rata-rata pertemuan I : =23,44
18

598
Pertemuan II : =33,22
18

67
33
% Nilai Anak pertemuan I Kode anak 1 = × 100 %=82,5 %
40

38
Pertemuan II Kode anak 1 = × 100 %=95 %
40

Dari data diatas dapat dilihat bahwa pada siklus II diperoleh nilai rata-rata
23,64. Pada peningkatan kemampuan kognitif anak sudah mulai Nampak anak
yang memperoleh kriteria berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat
baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.6

Rangkuman Hasil Observasi Kemampuan Kognitif pada

Siklus II Pertemuan I Dan Pertemuan II

No Pertemuan I Pertemuan II
Skor F % Ket Skor F % Ket
Rata- Rata-
rata rata
1 31-40 2 14,29 Berkembang 31-40 16 85,71 Berkembang
sangat baik sangat baik
(BSB) (BSB)
2 21-30 13 71,28 Berkembang 21-30 2 14,29 Berkembang
Sesuai Sesuai
Harapan Harapan
(BSH) (BSH)
3 11-20 3 14,43 Mulai 11-20 Mulai
Berkembang Berkembang
(MB) (MB)

68
4 0-10 Belum 0-10 Belum
berkembang berkembang
(BB) (BB)

Keterangan :

F : Frekuensi atau Jumlah anak

% : Persentase nilai anak

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II , peneliti melihat bahwa


kemampuan kognitif anak sudah sangat meningkat karena sudah terlihat
kriteria berkembang sangat baik sesuai dengan harapan peneliti. Maka dari
itu peningkatan kemampuan kognitif pada anak dapat dilihat pada diagram
batang dibawah ini.

Gambar 4.3

Diagram Batang Peningkatan kemampuan kognitif Anak pada siklus II

Pertemuan 1 dan Pertemuan II

69
SIKLUS II
90 85.71

80
71.28
70

60

50

40

30

20 14.43 14.29 14.29


10
0 0 0
0
BB MB BSH BSB

Pertemuan 1 Pertemuan 2

d. Refleksi Siklus II

Setelah seluruh proses pembelajaran siklus II selesai dilaksanakan,


peneliti mendiskusikan hasil pengamatan untuk ditarik kesimpulan
berhasil atau tidaknya penelitian. Berdasarkan hasil, observasi yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa penelitian pada anak sudah
mengalami peningkatan kemampuan kognitif. Hal ini dapat dilihat dari
hasil observasi yang semakin membaik dan kemampuan kognitif anak
mengalami peningkatan berdasarkan persentase observasi kemampuan
kognitif anak pada siklus II. Siklus I terdapat 16 orang anak yang mulai
berkembang ( 85,71% ) , 2 orang anak yang berkembang sesuai harapan
( 14,29% ). Sedangkan pada siklus II kriteria Mulai berkembang sudah
berkurang, tersisa 3 orang anak saja ( 14,43%) dan terjadi peningkatan
pada kriteria Berkembang sesuai harapan 13 orang anak ( 71,28%), kriteria
Berkembang sangat baik terdapat 2 orang anak ( 14,29%).

Adapun hasil observasi kemampuan kognitif anak mengalami


peningkatan,untuk lebih jelas nya dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil

70
observasi anak dimulai saat prasiklus, siklus I dan siklus II pada diagram
batang dibawah ini :

Gambar 4.4

Diagram Nilai Rata-rata Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan

Kognitif Anak Pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

35 33.22

30

25

20

14.61
15

10.27
10

0
Pra siklus Siklus I Siklus II

Dengan demikian pernyataan peneliti dapat dijawab bahwa


kegiatan senam otak merupakan salah satu upaya yang dapat
meningkatkan kemampuan kognitif pada anak di Kelompok B, TKIT
Asshafiyah Tanjung Palas.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kognitif


pada anak kelompok B di TKIT Asshafiyah, melalui senam otak. Kegiatan
senam otak dilaksanakan selama dua siklus yang masing-masing siklus

71
dilakukan selama dua kali pertemuan. Sebelum melaksanakan siklus
pertama peneliti melakukan kegiatan pratindakan untuk mengetahui
kemampuan kognitif awal anak. Berdasarkan hasil setiap siklus diatas
dapat disimpulkan bahwa kemampuan kognitif anak telah mengalami
peningkatan, dari prasiklus yang nilai rata-rata nya 10,27, siklus I nilai
rata-rata nya 14,61, dan siklus II nilai rata-rata nya 33,22.

Penelitian tindakan kelas ini dikatakan telah berhasil karena dapat


dilihat dari observasi hasil akhir siklus II dari 18 orang anak yang diteliti.

72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi terhadap penelitian tindakan kelas


yang dilakukan selama dua siklus diperoleh beberapa kesimpulan yaitu :

1. Kemampuan kognitif anak usia dini kelompok B sebelum


melakukan kegiatan senam otak di TKIT Asshafiyah, Tanjung
Palas masih dapat dikatakan belum berkembang, hal ini dapat
dilihat dari hasil observasi peneliti pada pra siklus.
2. Pelaksanaan kegiatan senam otak di TKIT Asshafiyah, Tanjung
Palas dilakukan dengan 2 siklus, yaitu siklus I dan siklus II.
Siklus I guru mengajak anak untuk melakukan kegiatan senam
otak secara perkelompok, setiap anak melakukan kegiatan
senam otak dengan kelompoknya masing-masing. Sedangkan
pada siklus II guru mengajak anak untuk melakukan senam
otak beramai-ramai dan bersama-sama tanpa berdasarkan
kelompoknya.
3. Kegiatan senam otak dapat meningkatkan kemampuan kognitif
anak usia dini kelompok B di TKIT Asshafiyah, Tanjung Palas.
Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian dari pra siklus hingga
siklus II. Hasil observasi pra siklus , terdapat 15 orang anak
yang dikategorikan Belum Berkembang ( 78,75% ), 3 orang
anak dikategorikan Mulai Berkembang ( 21,43% ) dan belum
ada anak yang memperoleh kriteria berkembang sesuai harapan
dan berkembang sangat baik. Kemudian dilanjutkan siklus I,
pada siklus I dilakukan dua kali pertemuan, pada pertemuan
pertama terdapat 18 orang anak yang tergolong kategori Mulai
berkembang ( 100% ), sedangkan pada pertemuan kedua
terdapat 16 anak yang tergolong kategori Mulai berkembang

73
( 85,71% ) dan 2 orang anak yang tergolong kategori
Berkembang sesuai harapan ( 14,29 % ). Pada siklus II
dilakukan juga sama hal nya dengan siklus I yaitu dengan 2
kali pertemuan, pada pertemuan pertama terdapat 3orang anak
yang tergolong mulai berkembang ( 14,43% ), terdapat 13
orang anak yang tergolong Berkembang sesuai harapan
( 71,28% ) dan 2 orang anak yang tergolong Berkembang
sangat baik ( 14,29% ).sedangkan pada pertemuan kedua sudah
tidak ada lagi kriteria belum berkembang maupun mulai
berkembang. Maka hasilnya terdapat 2 orang anak yang
tergolong kriteria Berkembang sesuai harapan ( 14,29% ) dan
16 orang anak yang tergolong kriteria Berkembang Sangat Baik
( 85,71% ).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti mengajukan


beberapa saran yaitu :
a. Bagi guru-guru TKIT Asshafiyah, Tanjung palas sebaiknya
agar dapat mengajarkan gerakan-gerakan senam yang baru dan
sederhana agar anak senang dan tertarik untuk meningkatkan
kemampuan kognitifnya seperti hal nya yang saya lakukan.
Dengan menggunakan senam otak yang sederhana sehingga
terjadi peningkatan kemampuan kognitif yang dialami oleh
anak
b. Bagi penulis atau peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat
melanjutkan penelitian ini, sehingga diperoleh hasil yang
menyeluruh dan dapat dijadikan sebagai referensi dalam
kegiatan belajar mengajar didalam kelas

74
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas.

Hidayah, R. (2009). Psikologi Pengasuhan Anak.

Khadijah. (2016). Pendidikan Pra Sekolah.

Martini, J. (2006). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-

kanak.

Olivia, F. (2011). Meningkatkan Kekuatan Memori Anak.

Paul, D. E. (2008). Brain Gym dan AKu Merasakan Kembali Kenikmatan Belajar.

Purwanti, N. (n.d.). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Yusuf, M. (2005). Pendidikan Bagi Anak Dengan ProblemA Belajar. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

https://morinagaplatinum.com/id/milestone/brain-gym-pengertian-jenis-dan-

manfaat-bagi-perkembangan-anak

Diakses tanggal 10 April 2022

https://www.thrivebyfive.com

Diakses tanggal 14 Mei 2022

75
SURAT KETERANGAN MELAKSANAKAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Heriyanti, S.pd

Jabatan : Kepala TKIT Asshafiyah

Dengan ini menerangkan bahwa,

Nama : Mega Lestari

Nim : 858516447

Jurusan : PG PAUD

Benar telah melaksanakan penelitian guna menyelesaikan Penelitian


Tindakan Kelas dengan Judul “ UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOGNITIF ANAK USIA DINI KELOMPOK B TKIT ASSHAFIYAH
MELALUI KEGIATAN SENAM OTAK “.
Demikian surat ini dibuat dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.

Tanjung Palas,29 Mei 2022


Kepala Sekolah,

Heriyanti, S.pd

LAMPIRAN – LAMPIRAN
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS ANAK

76
Nama anak :
Kelompok / Semester :
Hari / Tanggal :

Petunjuk : Berilah tanda ( √ ) sesuai dengan pendapat dan


pengamatan anda dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan
kriteria berikut :
1 = Belum Berkembang ( BB )
2 = Mulai Berkembang ( MB )
3 = Berkembang Sesuai Harapan ( BSH )
4 = Berkembang Sangat Baik ( BSB )

No Aspek Penilaian 1 2 3 4
1 Anak mampu menyentuh telinga kanan dan
telinga kiri
2 Anak mampu mengangkat tangan kanan dan
tangan kiri
3 Anak mampu menyentuh belakang telinga
kiri dengan jari kiri sementara jari kanan
didaerah pusar dengan kepala menghadap
kedepan sambil menarik napas, kemudian
mengulangi gerakan dengan jari dan telapak
tangan sebaliknya
4 Anak mampu melakukan gerakan memutar
leher dengan pelan-pelan kearah kanan dan
terus ke kiri membentuk setengah lingkaran
5 Anak mampu menggerakkan tangan kanan
bersamaan dengan kaki kiri, kemudian
mengulangi gerakan dengan tangan dan kaki

77
sebaliknya
6 Anak mampu membentuk jari tangan kanan
berbentuk pistol dan menggerakkan secara
bersamaan dengan tangan kiri kemudian
mengulangi gerakan kearah sebaliknya
7 Anak mampu mengepal jari tangan kanan dan
menggerakkan secara bersamaan dengan
tangan kiri kemudian mengulangi gerakan
kearah sebaliknya
8 Anak mampu berkonsentrasi dalam
melakukan gerakan-gerakan senam otak
selama lima menit bahkan lebih
9 Anak mampu menjawab pertanyaan
mengenai fungsi mata
10 Anak mampu menjawab pertanyaan
mengenai fungsi kaki

Jumlah Skor :

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS ANAK


SIKLUS I

78
Nama anak : Nur Fachry Fairel Rachman
Kelompok / Semester : B / 2
Hari / Tanggal : Rabu / 13 april 2022

Petunjuk : Berilah tanda ( √ ) sesuai dengan pendapat dan


pengamatan anda dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan
kriteria berikut :
1 = Belum Berkembang ( BB )
2 = Mulai Berkembang ( MB )
3 = Berkembang Sesuai Harapan ( BSH )
4 = Berkembang Sangat Baik ( BSB )

No Aspek Penilaian 1 2 3 4
1 Anak mampu menyentuh telinga kanan dan √
telinga kiri
2 Anak mampu mengangkat tangan kanan dan √
tangan kiri
3 Anak mampu menyentuh belakang telinga √
kiri dengan jari kiri sementara jari kanan
didaerah pusar dengan kepala menghadap
kedepan sambil menarik napas, kemudian
mengulangi gerakan dengan jari dan telapak
tangan sebaliknya
4 Anak mampu melakukan gerakan memutar √
leher dengan pelan-pelan kearah kanan dan
terus ke kiri membentuk setengah lingkaran
5 Anak mampu menggerakkan tangan kanan √
bersamaan dengan kaki kiri, kemudian
mengulangi gerakan dengan tangan dan kaki

79
sebaliknya
6 Anak mampu membentuk jari tangan kanan √
berbentuk pistol dan menggerakkan secara
bersamaan dengan tangan kiri kemudian
mengulangi gerakan kearah sebaliknya
7 Anak mampu mengepal jari tangan kanan dan √
menggerakkan secara bersamaan dengan
tangan kiri kemudian mengulangi gerakan
kearah sebaliknya
8 Anak mampu berkonsentrasi dalam √
melakukan gerakan-gerakan senam otak
selama lima menit bahkan lebih
9 Anak mampu menjawab pertanyaan √
mengenai fungsi mata
10 Anak mampu menjawab pertanyaan √
mengenai fungsi kaki

Jumlah skor : 14

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS ANAK


SIKLUS II

80
Nama anak : Muhammad Dawa
Kelompok / Semester : B / 2
Hari / Tanggal : Kamis / 21 april 2022

Petunjuk : Berilah tanda ( √ ) sesuai dengan pendapat dan


pengamatan anda dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan
kriteria berikut :
1 = Belum Berkembang ( BB )
2 = Mulai Berkembang ( MB )
3 = Berkembang Sesuai Harapan ( BSH )
4 = Berkembang Sangat Baik ( BSB )

No Aspek Penilaian 1 2 3 4
1 Anak mampu menyentuh telinga kanan dan √
telinga kiri
2 Anak mampu mengangkat tangan kanan dan √
tangan kiri
3 Anak mampu menyentuh belakang telinga √
kiri dengan jari kiri sementara jari kanan
didaerah pusar dengan kepala menghadap
kedepan sambil menarik napas, kemudian
mengulangi gerakan dengan jari dan telapak
tangan sebaliknya
4 Anak mampu melakukan gerakan memutar √
leher dengan pelan-pelan kearah kanan dan
terus ke kiri membentuk setengah lingkaran
5 Anak mampu menggerakkan tangan kanan √
bersamaan dengan kaki kiri, kemudian
mengulangi gerakan dengan tangan dan kaki

81
sebaliknya
6 Anak mampu membentuk jari tangan kanan √
berbentuk pistol dan menggerakkan secara
bersamaan dengan tangan kiri kemudian
mengulangi gerakan kearah sebaliknya
7 Anak mampu mengepal jari tangan kanan dan √
menggerakkan secara bersamaan dengan
tangan kiri kemudian mengulangi gerakan
kearah sebaliknya
8 Anak mampu berkonsentrasi dalam √
melakukan gerakan-gerakan senam otak
selama lima menit bahkan lebih
9 Anak mampu menjawab pertanyaan √
mengenai fungsi mata
10 Anak mampu menjawab pertanyaan √
mengenai fungsi kaki

Jumlah Skor : 30

Tabel 4.3

Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Siklus I

82
Pada Pertemuan I dan II

Pertemuan I Pertemuan II
No Kode Skor % Ket Kode Skor % Ket
anak anak
1 1 14 35 MB 1 21 52,5 BSH
2 2 12 30 MB 2 14 35 MB
3 3 14 35 MB 3 22 55 BSH
4 4 12 30 MB 4 13 32,5 MB
5 5 12 30 MB 5 13 32,5 MB
6 6 14 35 MB 6 16 40 MB
7 7 12 30 MB 7 14 35 MB
8 8 12 30 MB 8 14 35 MB
9 9 12 30 MB 9 13 32,5 MB
10 10 13 32,5 MB 10 14 35 MB
11 11 12 30 MB 11 13 32,5 MB
12 12 12 30 MB 12 13 32,5 MB
13 13 13 32,5 MB 13 16 40 MB
14 14 12 30 MB 14 13 32,5 MB
15 15 12 30 MB 15 14 35 MB
16 16 13 32,5 MB 16 14 35 MB
17 17 13 32,5 MB 17 13 32,5 MB
18 18 12 30 MB 18 13 32,5 MB
Jumlah 226 263
Nilai anak
Rata-rata 12,55 14,61

Tabel 4.5

Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak

83
Siklus II Pertemuan I dan Pertemuan II

No Pertemuan I Pertemuan II
Kode Skor % Ket Kode Skor % Ket
anak Anak
1 1 33 82,5 BSB 1 38 95 BSB
2 2 22 55 BSH 2 32 80 BSB
3 3 32 80 BSB 3 36 90 BSB
4 4 17 42,5 MB 4 29 72,5 BSH
5 5 22 55 BSH 5 33 82,5 BSB
6 6 24 60 BSH 6 34 85 BSB
7 7 22 55 BSH 7 32 80 BSB
8 8 23 57,5 BSH 8 33 82,5 BSB
9 9 25 62,5 BSH 9 35 87,5 BSB
10 10 22 55 BSH 10 32 80 BSB
11 11 22 55 BSH 11 32 80 BSB
12 12 20 50 MB 12 30 75 BSH
13 13 25 62,5 BSH 13 35 87,5 BSB
14 14 22 55 BSH 14 32 80 BSB
15 15 22 55 BSH 15 33 82,5 BSB
16 16 25 62,5 BSH 16 32 80 BSB
17 17 22 55 BSH 17 35 87,5 BSB
18 18 22 55 BSH 18 35 87,5 BSB
Jumlah Nilai 422 598
Anak
Rata-rata 23,44 33,22

DOKUMENTASI

84
Anak memperhatikan Peneliti mempraktikkan senam otak

Anak mempraktikkan Kegiatan senam otak

85
Anak mulai focus dan menyukai kegiatan senam otak

86

Anda mungkin juga menyukai