Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN ANALISIS

KEGIATAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK


USIA DINI TAMAN PENITIPAN ANAK (TPA)

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI


KEGIATAN PEMBIASAAN DI TPA SKB BELIA

Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD 4509)
Program Strata 1 PG PAUD Universitas Terbuka (UT)

Disusun Oleh :

NAMA : FEBYLYAN PUTI ANJANI


NIM : 857679322
PROGRAM STUDI : S1 PG PAUD
SEMESTER : IX (SEMBILAN)
POKJAR : BLORA
MASA UJIAN : 2023.2

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ SEMARANG
TAHUN 2023.2
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

Judul Penelitian : Analisis Kegiatan Meningkatkan Kemandirian Anak Melalui


Pembiasaan di TPA SKB Belia Blora.
Waktu Penelitian : Kamis , 8 November 2023
Tempat Penelitian : Tempat Penitipan Anak SKB Belia Blora.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................. i
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS ........................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1
A. Latar Belakang Penelitian ....................................................................................1
B. Fokus Penelitian ...................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................2
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................................4
A. Hakikat Kemandirian ..........................................................................................4
B. Ciri-Ciri Kemandirian Anak................................................................................4
C. Practical Life ......................................................................................................5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................................7
A. Subjek Penelitian ................................................................................................7
B. Metode Penelitian................................................................................................7
C. Instrumen Penelitian............................................................................................7
BAB IV ANALISIS DATA .................................................................................................8
A. Tabulasi Data ......................................................................................................8
B. Analisis Kritis ....................................................................................................9
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................................10
A. Kesimpulan .......................................................................................................10
B. Saran .................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................11
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................................12

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses kegiatan stimulasi anak di TPA SKB Belia, peran orang tua dan guru
memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan anak.
Kualitas guru dalam membimbing dan mengajar, serta sarana dan prasarana yang disediakan,
turut memengaruhi efektivitas pendidikan anak usia dini. Guru yang mampu menyusun
program kegiatan stimulasi dengan baik dapat memberikan dukungan menyeluruh terhadap
kebutuhan perkembangan anak (Darojad & Mawardi, 2021).
Ketidakoptimalan dalam pengembangan kemandirian anak di TPA SKB Belia juga
menjadi perhatian. Konsep kemandirian melibatkan keberanian anak dalam mengambil
keputusan, tanggung jawab terhadap pilihan, kemampuan memecahkan masalah, dan
manajemen waktu (Sari, 2018). Sayangnya, banyak orang tua cenderung memberikan bantuan
langsung pada anak saat menghadapi kesulitan atau menyelesaikan tugas sehari-hari, sehingga
anak cenderung menjadi tergantung pada bantuan tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan
upaya lebih lanjut untuk mengembangkan kemandirian anak dalam mengatasi tantangan
sehari-hari tanpa ketergantungan pada bantuan orang tua .
Menurut Martinis Yamin, kemandirian merupakan kemampuan hidup yang sangat utama
dan menjadi salah satu kebutuhan sejak dini. Proses pembentukan anak usia dini sebagai
individu mandiri memerlukan upaya yang dilakukan secara bertahap. Pentingnya usaha untuk
mengembangkan kemandirian anak usia dini terletak pada kemampuan anak mencapai
tahapan kematangan sesuai dengan usianya. Depdiknas juga menegaskan bahwa proses
pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup. Pengembangan
kecakapan hidup ini didasarkan pada pembiasaan-pembiasaan yang memiliki tujuan untuk
mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri, disiplin diri, sosialisasi, serta
memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya (Rantina, 2015).
Observasi yang dilakukan peneliti di TPA SKB Belia menunjukkan bahwa masih ada
anak-anak yang belum mampu melakukan tindakan-tindakan sederhana, seperti membuka
atau memakai sepatu sendiri, mengikuti aturan berbaris, dan menjaga kebersihan lingkungan
setelah bermain. Hal ini menunjukkan rendahnya tingkat kemandirian anak-anak di TPA

1
tersebut. Faktor penyebab rendahnya kemandirian anak-anak tersebut melibatkan pendekatan
pembelajaran yang masih klasikal, menggunakan metode ceramah dan penugasan.

Anak-anak membutuhkan kebebasan dalam memilih kegiatan yang disukainya agar dapat
menjadi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. Oleh karena itu, alternatif yang
diusulkan adalah melalui penerapan keterampilan praktis dari pendekatan Montessori.
Pembelajaran keterampilan praktis, terutama dalam kategori "practical life," diharapkan dapat
membantu anak-anak menjadi mandiri dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keterampilan
praktis yang diperkenalkan bertujuan agar anak memperoleh kebebasan yang diperlukan
untuk perkembangan diri mereka sendiri, dengan fokus pada aktivitas-aktivitas dasar manusia
seperti mencuci tangan dan membersihkan tempat mainan. Dengan memperkenalkan
keterampilan-keterampilan praktis ini di TPA SKB Belia, diharapkan anak-anak dapat
mengembangkan kemandirian mereka, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi
positif pada perkembangan mereka secara menyeluruh.
B. Fokus Penelitian
Setelah Melakukan obsevarsi di beberapa kegiatan pada Tempat Penitipan Anak SKB
Belia, maka penelitian ini berfokus pada salah satu kegiatan yaitu “Meningkatkan
Kemandirian melalui Kegiatan Pembiasaan”.

C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah analisis
danlebih khususnya bertujuan untuk :
1. Mengetahui alasan pendidik melakukan kegiatan tersebut.
2. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut.
3. Mengetahui perkembangan anak di TPA SKB Belia Blora.

2
D. Manfaat Penelitian

Melalui obsevarsi diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk semua pihak. Manfaat
penelitian ini adalah:

1. Bagi Anak:

a. Dapat meningkatkan hasil belajar anak.

b. Dapat membekali anak untuk siap menatap masa depan yang mandiri dan jujur.

c. Anak dapat menerima dan mengerjakan tugas sesuai petunjuk dan arahan yang diberikanoleh
guru dengan baik.

2. Bagi Guru:
a. Dapat meningkatkan kinerja guru

b. Meningkatkan profesionalisme sebagai guru dalam menjalankan tugas


pembelajaran.
c. Memperoleh pengalaman profesional dalam menerapkan model pembelajaran.

d. Menambah pengalaman dalam mengelola kegiatan pembelajaran.

e. Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam memberikan stimulasi atau rangsangankepada


anak agar perkembangannya dapat berkembang secara optimal.

3. Bagi Sekolah:
a. Membantu sekolah untuk berkembang.
b. Mutu dan kualitas pendidikan lebih maju dengan adanya perbaikan.
c. Nama sekolah semakin dikenal masyarakat.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

1. Hakikat kemandirian
Hakikat kemandirian, seperti diuraikan oleh beberapa ahli, mencerminkan kemampuan
individu untuk mengambil keputusan, menerima konsekuensi, dan melibatkan diri dalam
tindakan-tindakan yang memerlukan inisiatif sendiri. Menurut Bachrudin Muasthafa,
kemandirian pada anak-anak muncul ketika mereka dapat menggunakan pikiran mereka
sendiri untuk mengambil keputusan, baik yang bersifat sederhana seperti memilih
perlengkapan belajar atau teman bermain, maupun keputusan yang lebih kompleks yang
melibatkan konsekuensi serius.
Maria Montessori menekankan bahwa inti dari kemandirian adalah kemampuan
melakukan sesuatu untuk diri sendiri. Pengalaman seperti bermain bukan hanya sekadar
aktivitas, melainkan merupakan suatu kegiatan yang penting bagi perkembangan anak-anak
agar tumbuh menjadi individu yang mandiri dan dewasa.
Therington dalam Spencer mendefinisikan kemandirian sebagai perilaku yang mencakup
kemampuan mengambil inisiatif, kemampuan mengatasi masalah, dan keinginan untuk
melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain. Dalam konteks ini, kemandirian bukan hanya
tentang kemampuan fisik atau intelektual, tetapi juga melibatkan aspek sosial dan emosional.
Menurut Diane Trister Dogde, kemandirian anak usia dini dapat diamati melalui
pembiasaan prilaku dan kemampuan anak dalam berbagai aspek, termasuk fisik, percaya diri,
bertanggung jawab, disiplin, pandai bergaul, kemauan untuk berbagi, dan kemampuan
mengendalikan emosi. Brewer juga menekankan bahwa indikator kemandirian anak taman
kanak-kanak termanifestasi dalam pembiasaan yang mencakup beragam aspek, seperti
kemampuan fisik, percaya diri, tanggung jawab, disiplin, kemampuan bersosialisasi,
keinginan untuk berbagi, dan kemampuan mengendalikan emosi (Rantina, 2015).
Dengan demikian, hakikat kemandirian melibatkan aspek-aspek kompleks yang mencakup
pemahaman diri, kemampuan pengambilan keputusan, inisiatif, dan kemampuan untuk
berinteraksi secara efektif dalam berbagai konteks kehidupan.

2. Ciri-ciri Kemandirian Anak


Kemandirian pada anak, menurut Sunarty (2015), tidak hanya tercermin dalam tingkah
laku sehari-hari, tetapi juga memengaruhi berbagai aspek perkembangan mereka. Aspek-

4
aspek tersebut melibatkan kemampuan kognitif, fisik-motorik, bahasa, sosial-emosional, nilai
agama dan moral, serta seni. Anak yang mandiri dalam dimensi kognitif menunjukkan inisiatif
dalam belajar dan pemecahan masalah. Di sisi fisik-motorik, kemandirian tercermin dalam
kemampuan anak merawat diri mereka sendiri. Dalam dimensi bahasa, kemandirian terlihat
pada kemampuan anak untuk menyampaikan kebutuhan dan ekspresi dengan jelas.
Aspek sosial-emosional mencakup kemampuan anak untuk berinteraksi dengan teman
sebaya, mengelola emosi, dan memahami norma sosial. Kemandirian dalam nilai agama dan
moral melibatkan pemahaman anak terhadap nilai etika dan moral, serta kemampuan
membuat keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Kemandirian dalam seni
tercermin dalam kemampuan anak mengekspresikan diri melalui berbagai bentuk seni, seperti
menggambar atau menulis.
Perbedaan tingkat kemandirian anak dapat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat. Orang tua yang sadar akan pentingnya mengembangkan kemandirian anak
dapat memperkuat proses ini. Hubungan yang erat antara orang tua dan anak diakui sebagai
faktor penting dalam meningkatkan efektivitas peningkatan kemandirian anak (Wijayanti,
2018). Dengan memberikan dukungan dan memahami kebutuhan anak, orang tua dapat
membantu menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan kemandirian anak.

3. Pratical life
Keterampilan praktis atau "practical life" memainkan peran sentral dalam pengembangan
kemandirian anak usia dini Maria Montessori menyoroti bahwa keterampilan praktis tidak
hanya sekadar mengajarkan aspek fisik semata, tetapi juga memberikan kontribusi dalam
mengembangkan konsentrasi, ketenangan, disiplin, dan kepercayaan diri. Beberapa
keterampilan praktis juga memiliki dimensi sosial yang bertujuan untuk membentuk
kesadaran diri, kepekaan terhadap orang lain, dan pelayanan masyarakat.
Latihan keterampilan praktis melibatkan koordinasi tangan dan mata dalam aktivitas
sehari-hari seperti menyikat gigi, mencuci tangan, mengancingkan baju, dan kegiatan lainnya.
Dalam konteks pembelajaran anak usia dini, latihan ini memiliki peran penting dalam
membantu anak-anak belajar menjadi mandiri. Penting untuk mencatat bahwa pengulangan
latihan ini diperlukan agar anak dapat memperoleh manfaat yang lebih besar, termasuk
penguasaan tugas, peningkatan keyakinan diri, peningkatan disiplin, dan hasil yang lebih baik
(Rantina, 2015).
Gerald menambahkan bahwa keterampilan praktis ini mencakup berbagai kegiatan

5
sehari-hari di rumah tangga seperti menata meja dan membersihkan, tugas-tugas untuk
menjaga kebersihan dan kesehatan diri seperti mencuci tangan dan menyikat gigi, serta tugas-
tugas berpakaian seperti mengancingkan baju dan menyimpulkan tali sepatu. Keterlibatan
dalam latihan ini juga melibatkan perkembangan otot yang relevan dengan koordinasi motorik
dan perkembangan fisik anak.

James dan Jaipaul menyatakan bahwa keterampilan praktis membantu anak-anak


mengembangkan keterampilan dan kecenderungan yang mendukung pembelajaran terfokus
di kelas. Mereka belajar untuk berkonsentrasi pada satu kegiatan, mengikuti langkah-langkah
secara berurutan, mengkoordinasikan gerakan untuk mencapai tujuan tertentu, dan mengatur
setiap langkah dalam tugas yang diberikan. Dengan demikian, melalui kegiatan yang mereka
lakukan sendiri, anak-anak memperoleh kemandirian yang memperkuat rasa mandiri dan
penghargaan diri mereka.

6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Dalam subjek penelitian ini maka penelitian anak-anak, pendidik, dan pengelola di TPA
SKB Belia Blora dimana jumlah murid KB sejumlah 90 yang terdiri TK A berjumlah 32, TK
B berjumlah 18, KB 24, dan TPA 16 dengan ini penulis akan mengadakan penelitian tentang
“Meningkatkan Kemandirian Melalui Pembiasaan di KB SKB Belia Blora”

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu menginterprestasikan data
mengenai fenomena/gejala yang diteliti di Tempat Penitipan Anak SKB Belia Blora.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi yaitu untuk melihat fenomena yang unik dan menarik untuk dijadikan fokus
penelitian. Format observasi hendaknya menuntut sedikit mungkin pencatatan dari pengamat.
Penulis melakukan observasi langsung melalui kunjungan di TPA SKB Belia Blora.

2. Wawancara
Wawancara yaitu untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian.
Dalam penelitian ini kegiatan wawancara dilakukan dengan membuat instrumen wawancara,
kemudian melakukan wawancara secara langsung kepada pengelola, pendidik, dan wali
murid.

3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pengumpulan bukti-bukti berupa gambar dari hasil observasi dan
wawancara. Selanjutnya dilampirkan dalam bentuk laporan penelitian. Hasil dokumentasi ini
digunakan untuk memberikan penjelasan terkait fokus penelitian.

7
BAB IV
ANALISIS DATA

A. Tabulasi Data

Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian dibuat tabulasi sebagai berikut.
OBSER DOKUMENTASI
VASI
Ibu guru dan anak-anak melaksanakan kegiatan circle
bersama di luar ruangan

Anak-anak masuk kelas duduk melingkar untuk berdoa

8
Bu guru mengambil buku dan membacakan sebuah
buku cerita

Guru menyiapkan makanan di piring dan anak-anak


duduk bersama untuk mulai makan bersama

Anak-anak berpindah dari ruang kelas ke TPA untuk


berganti baju dan istirahat

B. Analisis Kritis
Terdapat beberapa temuan yang saya saksikan selama observasi,yaitu
pembiasaan makan sendiri, memakai tas dan sepatu sendiri sebagai dasar
kemandirian anak. Anak-anak di TPA SKB Belia juga dibiasakan untuk tidur
sendiri dengan dilatih setiap pukul 12.00 anak-anak menghentikan kegiatan
apapun baik bermain ataupun menonton televisi. Pada saat observasi terdapat
satu anak yang menyiapkan tempat tidurnya dengan mengambil bantal lalu
bersiap tidur tanpa ditemani bu guru.

9
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan:


Dari observasi terhadap kegiatan Pembiasaan di TPA SKB Belia, dimulai dari pembiasaaan
belajar di ruang kelas sampai di ruang TPA atau tempat beristirahat anak dibiasakan untuk
mampu menolong dirinya sendiri pada hal-hal kecil, baik melepas sepatu, baju atau makan
sendiri. Ketika anak dibiaskan sejak dini untuk tertib pada aturan dan dibiasakan untuk
mandiri maka akan berpengaruh pada masa yang akan datang.

B. Saran

Dalam mengembangkan Kemandirian anak di TPA SKB dapat melibatkan anak


dalam kegiatan ibadah sehari-hari. Pengembangan kemandirian anak melalui kegiatan
pembiasaan harus benar-benar disesuaikan dengan perkembangan usia anak. Laporan ini
masih ada kekurangan kepada mahasiswa program S1 PGPAUD angkatan berikutnya sangat
disarankan mengembangkan penelitian yang lebih luas pada yang sama menyangkut konsep,
metode dan wilayah penelitian.

10
DAFTAR PUSTAKA

Darojad, Z. U., & Mawardi, I. (2021). Peningkatan Kemandirian Anak RA Al


Fitroh Melalui Pendampingan Terpadu di Masa Belajar Dari Rumah.
Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian Ke-III, 359–367.
Rantina, M. (2015). Peningkatan Kemandirian Melalui Kegiatan Pembelajaran
Practical Life. Jurnal Pendidikan Usia Dini, 9(1), 181–200.
Sari, D. Y. (2018). Pengaruh Bimbingan Guru dalam Mengembangkan
Kemandirian dan Kedisiplinan Anak Usia Dini. Golden Age: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 35–44.
Sunarty, K. (2015). Polah Asuh Orang Tua Dan Kemandirian Anak. Makassar:
Edukasi Mitra Grafika.
Wijayanti, N. (2018). Hubungan Ikatan (Bonding) Orang Tua Dengan
Penanaman Sikap Tanggung Jawab Anak. Skripsi. Universitas Lampung.

11
LAMPIRAN-LAMPIRAN

12
13
14
15
16
DATA OBSERVASI TPA

1 Objek Penelitian : SKB BLORA


Alamat :

Tahun Berdiri :

2 Subjek Penelitian : Anak, Pendidik, Pengelola


 Jumlah anak didik : 90 Anak
TK A : 32
TK B : 18
KB : 20
TPA : 20
 Usia anak didik
 Jumlah pengasuh / : TK :3
pendidik KB A : 1 KB B : 2
TPA :2
Pembantu :1
Guru Ngaji : 1
 Hari Operasional : Senin-Jum’at
 Ruang Kelas : 6
 APE : APE jadi dan Buat Sendiri
 Metode Pembelajaran : Pembelajaran Sentra

OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN


DI TEMPAT PENITIPAN ANAK

TPA : SKB
TANGGAL : 8 November 2023

Al Unik/Menari Yang Ada


No Keterangan/Uraian/Pertanyaan
Ditemukan Dalam: Ya Tidak
1 Model Pengembangan Kegiatan  Menggunakan model
pembelajaran sentra
2 Penataan Ruangan  Semua alat dah bahan, loker, dan
meja semua ditatai di pinggir
tembok, sehingga menjadikan
ruangan yang luas untuk anak
bisa mengekspresikan
keinginannya
3 Alat Peraga Edukatif (APE)  Lego, balok, boneka, buah
yang digunakan plastik
4 Pengaturan/Pengelompokan  Tidak membedakan anak dari
Anak kelompok atau segi manapun,
semua sama.
5 Cara pendidik memimpin  Pendidikan mengeluarkan buku
kegiatan cerita tentang “sayur dan buah”
kerna pada hari itu mereka
melaksanakan makan bersama

17
sayur dan buah. Kemudian
pendidik menceritakan buku
tersebut
6 Peran Orang Tua  Mengikuti parenting dan family
gathering

Catatan secara umum:


DI TPA SKB Belia Blora ini, menekankan pembiasaan sehari-hari pada anak untuk
menyiapkan anak yang unggul dan tertib dalam melaksakan kegiatan sehari-hari sehingga
berdampak positif dan dapat dibiasakan di rumah. Anak-anak diharapkan dapat menolong
diri sendiri dengan makan sendiri, memakai dan melepas sepatu/baju sendiri, mandi sendiri
dan tidur tepat waktu. Selain itu di TPA ini anak-anak dapat berlatih bersosialisasi dengan
orang lain dan berbagi dengan teman.

18
HASIL WAWANCARA DENGAN PENDIDIK/GURU

Pewawancara : Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Pendidik : Wa’alaikumsalam Wr. Wb.
Pewawancara : Sebelumnya saya mohon maaf, sudah mengganggu waktunya. Dan
saya mohon ijin untuk melakukan wawancara.
Pendidik : Iyaaa, silahkan..
Pewawancara : Untuk yeng pertama, Usia berapa saja anak-anak yang berada dalam
TPA yang Ibu asuh?
Pendidik : Usia 2-4 tahun, minimal bisa jalan. Walaupun belum bisa ngomong.
Pewawancara : Yang kedua, Apa perbedaan/keistimewaan program di TPA yang Ibu
asuh dibandingkan TPA Lainnya?
Pendidik : Di sini karna ee sudah membawa nama SKB, inklut atau terakomodir
dengan pembelajaran di SKB. Untuk yang usia 2 tahun 4 tahun itu
kesosialisasian anak. Kelekatan dengan orang tua, dan dengan teman
sebaya lebih di tonjolkan.
Pewawancara : Bagaimana cara penyusunan rencana kegiatan untuk anak di TPA yang
Ibu asuh?
Pendidik : Program kita baru tentng pembiasaan, untuk program apa itu masih
ikut di PAUD
Pewawancara : Referensi apa yang Ibu pergunakan untuk menyusun rencana kegiatan
anak?
Pendidik : Menggunakan dari sumber internet, yotube, atau buku yang sesuai
dengan tema pembelajaran.
Pewawancara : Apa saja yang Ibu ambil/manfaatkan dari referensi tersebut?
Pendidik : Jadi menambah banyak pengetahuan dan ilmu yang baru
Pewawancara : Tadi saya melihat ada kegiatan makan bersama. Mengapa ibu
melakukan kegiatan tersebut?
Pendidik : Karna anak akan mendapat pengalaman baru, serta pengetahuan
tentang makanan iai piringku yang mengandung gizi yang baik untuk
tubuh, anak-anak juga dilatih untuk makan sendiri dan mampu
menghabiskan makanannya sendiri.
Pewawancara : Apa dasar pemikiran Ibu sehingga melakukan kegiatan seperti itu?
Pendidik : Karna pada anak usia 2 sampai 4 tahun masih kesulitan untuk makan,
kadang nafsu makannya juga kurangsehingga program ini dilaksanakan
supaya anak-anak mau makan sayuran.
Pewawancara : Saya kira cukup untuk sementara. Nanti kalau saya merasa masih
membutuhkan informasi lainnya, Ibu masih mau kan nggeh, membantu
saya?
Pendidik : Nggeh, tentu saja. Silahkan datang kapan saja, selagi saya bisa
membantu saya akan bantu.
Pewawancara : Terimakasih, dan mohon maaf sebelumnya sudah mengganggu
waktunya. Wassalau’alaikum Wr. Wb.
Pendidik : Nggeh, walaikumsalam Wr. Wb.

19
HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH

Pewawancara : Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Kepala Sekolah : Wa’alaikumsalam Wr. Wb.
Pewawancara : Sebelumnya saya mohon maaf, sudah mengganggu waktunya. Dan
saya mohon ijin untuk melakukan wawancara.
Kepala Sekolah : Iyaaa, silahkan..
Pewawancara : Untuk yeng pertama, Apa visi/misi/tujuan dari TPA ini dalam konteks
pendidikan anak?
Kepala Sekolah : Visi/Misi/dan Tujuan SKB Blora, tahun ini baru
Visi SKB Blora:
“Mewujudkan pendidikan nonformal yang berkualiatas menuju
masyarakat yang kompeten, berdaya saing dan berkarakter”

Misi SKB Blora:


Berdasarkan visi SKB Blora, Misi SKB Blora dirumuskan sebagai
berikut :
1. Mengembangkan penyelenggaraan program pendidikan nonformal
berlandaskan profil Pelajar Pancasila
2. Menyelenggarakan program pendidikan nonformal yang berkualitas
sesuai kebutuhan masyarakat yang didukung oleh infrastruktur dan
teknologi
3. Mengembangkan kelembagaan SKB Sebagai Profesional Institusi
dalam rangka pengembangan program-program pendidikan
nonformal yang berkualitas
4. Memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dalam mengakses
pendidikan non formal

Tujuan SKB Blora:


Berdasarkan rumusan visi SKB Blora, maka ditetapkan tujuan yang
hendak dicapai oleh SKB Blora sebagai berikut :
2. Pengembangan potensi peserta didik sesuai profil Pelajar Pancasila
3. Mengembangkan pembelajaran berbasis proyek profil pelajar
Pancasila
4. Terselenggaranya layanan Pendidikan Anak Usia Dini yang cerdas
dan berkarakter Berbasis IT dan multiple inteligen.
5. Terselenggaranya layanan Pendidikan Kesetaraan Paket A, Paket B
dan Paket C Yang Bermutu dan Berkualitas Berbasis IT dan
Vokasional untuk mempersiapkan peserta didik memasuki dunia
kerja, berusaha mandiri maupun melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi
6. Terselenggaranya layanan Pendidikan Keaksaraan terintegrasi
Ketrampilan Fungsional berbasis potensi lokal
7. Terselenggaranya layanan pendidikan ketrampilan bagi masyarakat
melalui kursus agar mampu berwirausaha maupun bekerja di Iduka
8. Terselenggaranya layanan minat baca masyarakat melalui
penyediaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang nyaman dan
bermutu
9. Pengembangan kegiatan pembelajaran yang yang bemutu, efisien
dan relevan.
10. Pengembangan kelembagaan SKB sebagai rujukan
penyelenggaraan program pendidikan nonformal yang berkualitas
20
11. Pengembangan SKB menjadi pusat uji kompetensi keterampilan
12. Perluasan akses penyelenggaraan program pendidikan non formal
Pewawancara : Yang kedua, Untuk mencapai visi/misi/tujuan tersebut, program apa
yang diadakan di TPA yang Bapak/Ibu pimpin?
Kepala Sekolah : Programnya itu baru tentang Pembiasaan anak dalam kehidupan
sehari-hari mengikuti PAUD
Pewawancara : Untuk merancang program tersebut siapa yang telibat?
Kepala Sekolah : Untuk merancang biasanya iyaa kita sama-sama, diskusi. Ada Kepala
saya sendiri, pengelola, sama teman-teman PAUD. Kita diskusi dulu,
baru kita rencanakan.
Pewawancara : Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah anak di TPA ini?
Kepala Sekolah : Untuk pendidiknya ada 8 dan jumlah anaknya ada sekitar 20 anak.
Pewawancara : Model pengembangan apa yang diterapkan di TPA ini?
Kepala Sekolah : Untuk model pembelajarnnya kita sudah menggunakan Kurikulum
Merdeka, ee iyaa masih mix and macth kadang-kadang lost part,
kadang iya masih klasikal.
Pewawancara : Tadi saya telah berbicara dengan salah seorang Pendidik di TPA ini,
dan menurutnya TPA ini utamanya menerapkan SOSIALISASI
alasan apa lembaga ini memprioritaskan hal tersebut?
Kepala Sekolah : Karna keterikatan antara anak dengan orang tua, dengan orang lain,
ataupun dengan teman sebaya itu kan butuh waktu. Anak yang dari
rumah belum pernah sekolah dengan anak yang sudah pernah sekolah
kan beda. Karna rasa egonya anak tinggi, khusus anak usia 2 tahun 3
tahun apa-apa pengen dituruti dan diladeni.
Pewawancara : Apa dasar pemikirannya sehingga Bapak/Ibu melakukan kegiatan itu?
Kepala Sekolah : Karna PAUD sebagai Fondasi, kalau kemandirian dan sosialisasi tidak
dipupuk dari awal, ketika masuk di SD anak akan rewel nantinya.
Pewawancara : Saya kira cukup untuk sementara. Nanti kalau saya merasa masih
membutuhkan informasi lainnya, Ibu masih mau kan nggeh, membantu
saya?
Kepala Sekolah : Nggeh, tentu saja. Silahkan datang kapan saja, selagi saya bisa
membantu saya akan bantu.
Pewawancara : Terimakasih, dan mohon maaf sebelumnya sudah mengganggu
waktunya. Wassalau’alaikum Wr. Wb.
Kepala Sekolah : Nggeh, walaikumsalam Wr. Wb.

21
FOTO –FOTO DOKUMENTASI

22
LEMBAR PENILAIAN

Nama Mahasiswa : Febylyan Puti Anjani


NIM : 857679322
Laporan di Lembaga : TPA
Nama Lembaga PAUD : SKB BLORA

VARIABEL/DESKRIPTOR Skor MaksNILAI


A. PENDAHULUAN 16
1. Latar Belakang Penelitian
 Dikemukakan dengan jelas (3)
 Disusun secara logis (2)
2. Fokus Penelitian
 Fokus penelitian yang ditentukan jelas dan logis (2)
 Fokus penelitian ditentukan dari hasil observasi awal (1)
 Fokus penelitian berkaitan dengan latar belakang (1)
3. Tujuan Penelitian
 Sesuai dengan fokus penelitian (1)
 Rumusan tujuan jelas dan logis (3)
4. Manfaat Penelitian
 Manfaat yang akan diperoleh jelas (1)
 Manfaat berkontribusi nyata terhadap kegiatan
pengembangan AUD (2)
B. LANDASAN TEORI 23
1. Relevansi antara konsep/teori yang dikaji dengan fokus
penelitian (5)
2. Relevansi teori/hasil penelitian terkait dengan Teknik yang
digunakan (5)
3. Teori menggunakan acuan yang terkini (3)
4. Teori yang disajiakan dengan sistematis (3)
5. Alur kerangka berpikir penelitian, jelas (4)
6. Teori dan kerangka berpikir disusun dengan jelas dan rinci (3)
C. METODOLOGI PENELITIAN 12
1. Subjek penelitian yang dipilih, jelas (mencantumkan
nama Lembaga PAUD, kelas, tema). (2)
2. Waktu pelaksanaan logis (pelaksanaan hari sekolah) (1)
3. Jadwal penelitian jelas menggambarkan waktu pelaksanaan (2)
4. Instumen penelitian yang digunakan, jelas (2)
5. Instrument yang dipilih tepat (2)
6. Tempat perencanaan rinci Langkah-langkahdari instumen yang
digunakan (3)
D. ANALISIS DATA 11
1. Data yang terkumpul relevan dengan fokus penelitian (2)
2. Tabulasi data lengkap menggambarkan hasil pengumpulan data
(3)
3. Terdapat analisis kritis berdasarkan tabulasi data yang disajikan
(1)
4. Analisis kritis berdasarkan teori yang dapat dipertanggung
23
jawabkan (3)
5. Analisis kritis disusun dengan jelas dan logis (2)
E. KESIMPULAN DAN SARAN 9
1. Kesimpulan
 Kesimpulan menjawab tujuan penelitian (2)
 Kesimpulan sesuai dengan permasalahan dan emuan (2)
 Kesimpulan disajikan dengan jelas (2)
2. Saran
 Saran sesuai dengan kesimpulan (2)
 Saran yang diajukan jelas dan logis (1)
F. BAHASA 7
1. Pilihan kata tepat (1)
2. Struktur kalimat lugas dan baku (2)
3. Paragraph merupakan satu keutuhan (3)
4. Penulisan sesuai dengan EYD (1)
G. KUTIPAN DAN DAFTAR PUSTAKA 2
1. Daftar Pustaka relevan dengan kutipan pada kerangka teori (1)
2. Cara mengutip mengikuti aturan ilmiah (1)

Skor Total

24
25

Anda mungkin juga menyukai