Disusun Oleh :
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................. i
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS ........................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1
A. Latar Belakang Penelitian ....................................................................................1
B. Fokus Penelitian ...................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................2
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................................4
A. Hakikat Kemandirian ..........................................................................................4
B. Ciri-Ciri Kemandirian Anak................................................................................4
C. Practical Life ......................................................................................................5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................................7
A. Subjek Penelitian ................................................................................................7
B. Metode Penelitian................................................................................................7
C. Instrumen Penelitian............................................................................................7
BAB IV ANALISIS DATA .................................................................................................8
A. Tabulasi Data ......................................................................................................8
B. Analisis Kritis ....................................................................................................9
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................................10
A. Kesimpulan .......................................................................................................10
B. Saran .................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................11
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................................12
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses kegiatan stimulasi anak di TPA SKB Belia, peran orang tua dan guru
memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan anak.
Kualitas guru dalam membimbing dan mengajar, serta sarana dan prasarana yang disediakan,
turut memengaruhi efektivitas pendidikan anak usia dini. Guru yang mampu menyusun
program kegiatan stimulasi dengan baik dapat memberikan dukungan menyeluruh terhadap
kebutuhan perkembangan anak (Darojad & Mawardi, 2021).
Ketidakoptimalan dalam pengembangan kemandirian anak di TPA SKB Belia juga
menjadi perhatian. Konsep kemandirian melibatkan keberanian anak dalam mengambil
keputusan, tanggung jawab terhadap pilihan, kemampuan memecahkan masalah, dan
manajemen waktu (Sari, 2018). Sayangnya, banyak orang tua cenderung memberikan bantuan
langsung pada anak saat menghadapi kesulitan atau menyelesaikan tugas sehari-hari, sehingga
anak cenderung menjadi tergantung pada bantuan tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan
upaya lebih lanjut untuk mengembangkan kemandirian anak dalam mengatasi tantangan
sehari-hari tanpa ketergantungan pada bantuan orang tua .
Menurut Martinis Yamin, kemandirian merupakan kemampuan hidup yang sangat utama
dan menjadi salah satu kebutuhan sejak dini. Proses pembentukan anak usia dini sebagai
individu mandiri memerlukan upaya yang dilakukan secara bertahap. Pentingnya usaha untuk
mengembangkan kemandirian anak usia dini terletak pada kemampuan anak mencapai
tahapan kematangan sesuai dengan usianya. Depdiknas juga menegaskan bahwa proses
pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup. Pengembangan
kecakapan hidup ini didasarkan pada pembiasaan-pembiasaan yang memiliki tujuan untuk
mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri, disiplin diri, sosialisasi, serta
memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya (Rantina, 2015).
Observasi yang dilakukan peneliti di TPA SKB Belia menunjukkan bahwa masih ada
anak-anak yang belum mampu melakukan tindakan-tindakan sederhana, seperti membuka
atau memakai sepatu sendiri, mengikuti aturan berbaris, dan menjaga kebersihan lingkungan
setelah bermain. Hal ini menunjukkan rendahnya tingkat kemandirian anak-anak di TPA
1
tersebut. Faktor penyebab rendahnya kemandirian anak-anak tersebut melibatkan pendekatan
pembelajaran yang masih klasikal, menggunakan metode ceramah dan penugasan.
Anak-anak membutuhkan kebebasan dalam memilih kegiatan yang disukainya agar dapat
menjadi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. Oleh karena itu, alternatif yang
diusulkan adalah melalui penerapan keterampilan praktis dari pendekatan Montessori.
Pembelajaran keterampilan praktis, terutama dalam kategori "practical life," diharapkan dapat
membantu anak-anak menjadi mandiri dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keterampilan
praktis yang diperkenalkan bertujuan agar anak memperoleh kebebasan yang diperlukan
untuk perkembangan diri mereka sendiri, dengan fokus pada aktivitas-aktivitas dasar manusia
seperti mencuci tangan dan membersihkan tempat mainan. Dengan memperkenalkan
keterampilan-keterampilan praktis ini di TPA SKB Belia, diharapkan anak-anak dapat
mengembangkan kemandirian mereka, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi
positif pada perkembangan mereka secara menyeluruh.
B. Fokus Penelitian
Setelah Melakukan obsevarsi di beberapa kegiatan pada Tempat Penitipan Anak SKB
Belia, maka penelitian ini berfokus pada salah satu kegiatan yaitu “Meningkatkan
Kemandirian melalui Kegiatan Pembiasaan”.
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah analisis
danlebih khususnya bertujuan untuk :
1. Mengetahui alasan pendidik melakukan kegiatan tersebut.
2. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut.
3. Mengetahui perkembangan anak di TPA SKB Belia Blora.
2
D. Manfaat Penelitian
Melalui obsevarsi diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk semua pihak. Manfaat
penelitian ini adalah:
1. Bagi Anak:
b. Dapat membekali anak untuk siap menatap masa depan yang mandiri dan jujur.
c. Anak dapat menerima dan mengerjakan tugas sesuai petunjuk dan arahan yang diberikanoleh
guru dengan baik.
2. Bagi Guru:
a. Dapat meningkatkan kinerja guru
3. Bagi Sekolah:
a. Membantu sekolah untuk berkembang.
b. Mutu dan kualitas pendidikan lebih maju dengan adanya perbaikan.
c. Nama sekolah semakin dikenal masyarakat.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Hakikat kemandirian
Hakikat kemandirian, seperti diuraikan oleh beberapa ahli, mencerminkan kemampuan
individu untuk mengambil keputusan, menerima konsekuensi, dan melibatkan diri dalam
tindakan-tindakan yang memerlukan inisiatif sendiri. Menurut Bachrudin Muasthafa,
kemandirian pada anak-anak muncul ketika mereka dapat menggunakan pikiran mereka
sendiri untuk mengambil keputusan, baik yang bersifat sederhana seperti memilih
perlengkapan belajar atau teman bermain, maupun keputusan yang lebih kompleks yang
melibatkan konsekuensi serius.
Maria Montessori menekankan bahwa inti dari kemandirian adalah kemampuan
melakukan sesuatu untuk diri sendiri. Pengalaman seperti bermain bukan hanya sekadar
aktivitas, melainkan merupakan suatu kegiatan yang penting bagi perkembangan anak-anak
agar tumbuh menjadi individu yang mandiri dan dewasa.
Therington dalam Spencer mendefinisikan kemandirian sebagai perilaku yang mencakup
kemampuan mengambil inisiatif, kemampuan mengatasi masalah, dan keinginan untuk
melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain. Dalam konteks ini, kemandirian bukan hanya
tentang kemampuan fisik atau intelektual, tetapi juga melibatkan aspek sosial dan emosional.
Menurut Diane Trister Dogde, kemandirian anak usia dini dapat diamati melalui
pembiasaan prilaku dan kemampuan anak dalam berbagai aspek, termasuk fisik, percaya diri,
bertanggung jawab, disiplin, pandai bergaul, kemauan untuk berbagi, dan kemampuan
mengendalikan emosi. Brewer juga menekankan bahwa indikator kemandirian anak taman
kanak-kanak termanifestasi dalam pembiasaan yang mencakup beragam aspek, seperti
kemampuan fisik, percaya diri, tanggung jawab, disiplin, kemampuan bersosialisasi,
keinginan untuk berbagi, dan kemampuan mengendalikan emosi (Rantina, 2015).
Dengan demikian, hakikat kemandirian melibatkan aspek-aspek kompleks yang mencakup
pemahaman diri, kemampuan pengambilan keputusan, inisiatif, dan kemampuan untuk
berinteraksi secara efektif dalam berbagai konteks kehidupan.
4
aspek tersebut melibatkan kemampuan kognitif, fisik-motorik, bahasa, sosial-emosional, nilai
agama dan moral, serta seni. Anak yang mandiri dalam dimensi kognitif menunjukkan inisiatif
dalam belajar dan pemecahan masalah. Di sisi fisik-motorik, kemandirian tercermin dalam
kemampuan anak merawat diri mereka sendiri. Dalam dimensi bahasa, kemandirian terlihat
pada kemampuan anak untuk menyampaikan kebutuhan dan ekspresi dengan jelas.
Aspek sosial-emosional mencakup kemampuan anak untuk berinteraksi dengan teman
sebaya, mengelola emosi, dan memahami norma sosial. Kemandirian dalam nilai agama dan
moral melibatkan pemahaman anak terhadap nilai etika dan moral, serta kemampuan
membuat keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Kemandirian dalam seni
tercermin dalam kemampuan anak mengekspresikan diri melalui berbagai bentuk seni, seperti
menggambar atau menulis.
Perbedaan tingkat kemandirian anak dapat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat. Orang tua yang sadar akan pentingnya mengembangkan kemandirian anak
dapat memperkuat proses ini. Hubungan yang erat antara orang tua dan anak diakui sebagai
faktor penting dalam meningkatkan efektivitas peningkatan kemandirian anak (Wijayanti,
2018). Dengan memberikan dukungan dan memahami kebutuhan anak, orang tua dapat
membantu menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan kemandirian anak.
3. Pratical life
Keterampilan praktis atau "practical life" memainkan peran sentral dalam pengembangan
kemandirian anak usia dini Maria Montessori menyoroti bahwa keterampilan praktis tidak
hanya sekadar mengajarkan aspek fisik semata, tetapi juga memberikan kontribusi dalam
mengembangkan konsentrasi, ketenangan, disiplin, dan kepercayaan diri. Beberapa
keterampilan praktis juga memiliki dimensi sosial yang bertujuan untuk membentuk
kesadaran diri, kepekaan terhadap orang lain, dan pelayanan masyarakat.
Latihan keterampilan praktis melibatkan koordinasi tangan dan mata dalam aktivitas
sehari-hari seperti menyikat gigi, mencuci tangan, mengancingkan baju, dan kegiatan lainnya.
Dalam konteks pembelajaran anak usia dini, latihan ini memiliki peran penting dalam
membantu anak-anak belajar menjadi mandiri. Penting untuk mencatat bahwa pengulangan
latihan ini diperlukan agar anak dapat memperoleh manfaat yang lebih besar, termasuk
penguasaan tugas, peningkatan keyakinan diri, peningkatan disiplin, dan hasil yang lebih baik
(Rantina, 2015).
Gerald menambahkan bahwa keterampilan praktis ini mencakup berbagai kegiatan
5
sehari-hari di rumah tangga seperti menata meja dan membersihkan, tugas-tugas untuk
menjaga kebersihan dan kesehatan diri seperti mencuci tangan dan menyikat gigi, serta tugas-
tugas berpakaian seperti mengancingkan baju dan menyimpulkan tali sepatu. Keterlibatan
dalam latihan ini juga melibatkan perkembangan otot yang relevan dengan koordinasi motorik
dan perkembangan fisik anak.
6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Dalam subjek penelitian ini maka penelitian anak-anak, pendidik, dan pengelola di TPA
SKB Belia Blora dimana jumlah murid KB sejumlah 90 yang terdiri TK A berjumlah 32, TK
B berjumlah 18, KB 24, dan TPA 16 dengan ini penulis akan mengadakan penelitian tentang
“Meningkatkan Kemandirian Melalui Pembiasaan di KB SKB Belia Blora”
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu menginterprestasikan data
mengenai fenomena/gejala yang diteliti di Tempat Penitipan Anak SKB Belia Blora.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi yaitu untuk melihat fenomena yang unik dan menarik untuk dijadikan fokus
penelitian. Format observasi hendaknya menuntut sedikit mungkin pencatatan dari pengamat.
Penulis melakukan observasi langsung melalui kunjungan di TPA SKB Belia Blora.
2. Wawancara
Wawancara yaitu untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian.
Dalam penelitian ini kegiatan wawancara dilakukan dengan membuat instrumen wawancara,
kemudian melakukan wawancara secara langsung kepada pengelola, pendidik, dan wali
murid.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pengumpulan bukti-bukti berupa gambar dari hasil observasi dan
wawancara. Selanjutnya dilampirkan dalam bentuk laporan penelitian. Hasil dokumentasi ini
digunakan untuk memberikan penjelasan terkait fokus penelitian.
7
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian dibuat tabulasi sebagai berikut.
OBSER DOKUMENTASI
VASI
Ibu guru dan anak-anak melaksanakan kegiatan circle
bersama di luar ruangan
8
Bu guru mengambil buku dan membacakan sebuah
buku cerita
B. Analisis Kritis
Terdapat beberapa temuan yang saya saksikan selama observasi,yaitu
pembiasaan makan sendiri, memakai tas dan sepatu sendiri sebagai dasar
kemandirian anak. Anak-anak di TPA SKB Belia juga dibiasakan untuk tidur
sendiri dengan dilatih setiap pukul 12.00 anak-anak menghentikan kegiatan
apapun baik bermain ataupun menonton televisi. Pada saat observasi terdapat
satu anak yang menyiapkan tempat tidurnya dengan mengambil bantal lalu
bersiap tidur tanpa ditemani bu guru.
9
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
11
LAMPIRAN-LAMPIRAN
12
13
14
15
16
DATA OBSERVASI TPA
Tahun Berdiri :
TPA : SKB
TANGGAL : 8 November 2023
17
sayur dan buah. Kemudian
pendidik menceritakan buku
tersebut
6 Peran Orang Tua Mengikuti parenting dan family
gathering
18
HASIL WAWANCARA DENGAN PENDIDIK/GURU
19
HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
21
FOTO –FOTO DOKUMENTASI
22
LEMBAR PENILAIAN
Skor Total
24
25