Tempat Penelitian:
TPA IT Permata
Jl. KH Hasyim Ashari I/2
Kelurahan Mangunharjo-Kecamatan Mayangan
Kota Probolinggo
Pengampu:
Dewi Mike Oktavia, M.Pd.
Laporan Penelitian dan Analisis ini Ditulis untuk Memenuhi Tugas Tutorial III
Mata Kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini
Program Studi PGPAUD Universitas Terbuka UPBJJ Jember
Kelompok Belajar Kota Probolinggo
Oleh :
Zahratul Maulidah
NIM : 858884779
i
KATA PENGANTAR
Zahratul Maulidah
ii
DAFTAR ISI
COVER ……………………………………………………………………………………... i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….... ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………... iii
I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………………... 1
1. Latar Belakang Penelitian…………………….……………………………………... 1
2. Fokus Penelitian ……………………………………………………………………… 1
3. Tujuan Penelitian …………………………………………………………………….. 1
4. Manfaat Penelitian …………………………………………………………………… 2
II. LANDASAN TEORI …………………………………………………………………… 2
1. Pengertian Pengembangan Kognitif ……………………………………………….. 2
2. Pengertian Media …………………………………………………………………….. 2
3. Pengertian Puzzle …………………………………………………………………….. 2
4. Pengertian Geometri ……………………………………………………………….… 3
III. METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………………………… 3
1. Subjek Penelitian ……………………………………………………………………... 3
2. Metode Penelitian …………………………………………………………………….. 3
3. Instrumen Penelitian …………………………………………………………………. 3
IV. ANAISIS DATA ………………………………………………………………………... 4
1. Tabulasi Data ………………………………………………………………………… 4
2. Analisis Kritis ………………………………………………………………………… 4
V. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………………………. 4
1. Kesimpulan …………………………………………………………………………… 4
2. Saran ………………………………………………………………………………….. 4
VI. DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….. 5
LAMPIRAN ………………………………………………………………………………… 5
iii
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penelitian
Belakangan ini terdapat banyak taman penitiapan anak di kalangan masyarakat. Child
care centre atau yang biasa kita kenal dengan taman penitipan anak merupakan suatu
wahana asuhan kesejahteraan sosial yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk
waktu tertentu bagi anak, dimana orang tuanya berhalangan atau tidak punya waktu
untuk memberikan pelayanan kebutuhan pada anaknya sendiri. Selain itu, Taman
Penitipan Anak juga disebut sebagi wahana pendidikan dan pembinaan kesejahteraan
anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu selama
orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam
mengasuhanaknya karena bekerja atau sebab lain.
Kebutuhan akan adanya Taman Penitipan Anak dimulai dengan kesadaran orang tua
akan pentingnya pengasuhan dan pendidikan anak sejak dini pada keluarga kelas
menengah ke bawah. Hal ini dipicu oleh kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan
keluarga tersebut mempekerjakan seorang pengasuh. Kehidupan rumah tangga dewasa
ini dalam pemilihan Taman Penitipan Anak dirasa sangat penting karena banyak ibu-ibu
yang bekerja di luar rumah, sedangkan tenaga pembantu rumah tangga semakin langka
dan mahal khususnya di kota-kota besar. Oleh karena itu muncullah adanya sebuah
lembaga yang menggantikan fungsi pengasuhan dan pendidikan bagi anak pada saat
orang tua bekerja. Kebutuhan akan Taman Penitipan Anak juga semain penting karena
keberadaan lembaga tersebut dapat membantu orang tua membentuk kepribadian,
penanaman nlai-nilai agama, norma, budi pekerti, karakter, kecerdasan, toleransi, etika
dan estetika dalam diri anak. Seperti yang kita ketahu bahwa anak usia dini merupakan
individu pada masa golden age yang merupakan masa paling penting karena pada masa
tersebut, daya tangkap anak akan sesuatu sangat kuat serta perlu untuk untuk
diperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat.
Banyak kegiatan yang dapat diberikan di lembaga Taman Penitipan Anak untuk
mengembangkan kognitif anak, salah satunya dengan bermain puzzle geometri. Banyak
juga lembaga Taman Penitipan Anak yang memberikan kegiatan dalam pengembangan
kognitif anak dengan menggunakan media puzzle geometri. Salah satu lembaga TPA
yang menggunakan media ini adalah TPA IT Permata di Kota Probolinggo.
Salah satu program SI PGPAUD Universitas Terbuka adalah mencetak mahasiswa
menjadi tenaga pendidik PAUD yang profesional dimana menjadi seorang pendidik
PAUD dapat mengembangkan program-program PAUD dan membuat inovasi-inovasi
yang terbaru untuk memenuhi kebutuhan anak didik. Salah satu mata kuliah yang harus
ditempuh adalah Analisis Kegiatan Pengembangan AUD. Untuk memenuhi tugas
tersebut, peneliti mengumpulkan data dari TPA IT Permata melalui pengamatan video
mengenai kegiatan-kegiatan anak yang dianggap perlu diteliti lebih lanjut untuk
selanjutnya di analisis secara kritis.
2. Fokus Penelitian
Setelah diadakannya observasi terhadap video kegiatan pada TPA IT Permata ini,
maka penelitian ini tertuju pada salah satu kegiatan anak yaitu pada kegiatan “Anak
melakukan kegiatan pengembangan kogntitif dengan menggunakan media puzzle
geometri”
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengumpulkan data mengenai:
1) Alasan pendidik melakukan kegiatan pengembangan kognitif dengan
menggunakan media puzzle geometri
1
2) Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut
b. Membuat analisis krisis mengenai kegiatan tersebut dengan melakukan kegiatan-
kegiatan yang dapat membantu perkembangan anak sesuai dengan tahapan usia
anak
4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk:
1) Bagi guru: mengembangkan kemampuan peneliti dalam menganalisis suatu
kegiatan anak di lembaga TPA
2) Bagi anak didik: mengembangkan kemampuan kognitif anak
2. Pengertian Media
Media merupakan saluran komunikasi menurut Heinich, Molenda, dan Russel (1993).
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan
penerima pesan (a receiver).
Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan anak yang mendorong anak
untuk belajar menurut Gagne. Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan serta mendorong anak untuk belajar menurut Briggs.
Berdasarkan pemaparan dari beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa media merupakan suatu alat peraga atau segala sesuatu yang digunakan oleh
seorang pendidik kepada peserta didik untuk merangsang daya pikir, perasaan,
perhatian, dan kemampuan anak sehingga ia mampu mendorong terjadinya proses
pembelajaran pada dirinya.
3. Pengertian Puzzle
Menurut Patmonodewo (Misbach, Muzamil, 2010) berasal dari bahasa Inggris yang
berarti teka-teki atau bongkar pasang. Maria Montessori menciptakan alat permainan
edukatif yang memudahkan anak untuk mengingat konsep-konsep yang akan dipelajari
anak tanpa perlu bimbingan sehingga memungkinkan anak bekerja secara mandiri. Alat
permainan edukatif berupa puzzlelah yang diciptakan oleh Maria Montessori, sebab
dengan permainan edukatif berupa puzzle dapat menjadi salah satu analisis dalam
mengembangkan kemampuan kognitif anak melalui menyusun kepingan puzzle itu
sendiri maupun dalam pengenalan konsep warna maupun bentuk dari beberapa kepingan
puzzle.
2
Manfaat permainan puzzle menurut Yulianti (2008:43) adalah:
1. Mengasah otak, selama masa golden age kecerdasan otak anak akan terlatih ketika
anak bermain puzzle, karena permainan ini akan melatih sel-sel otak anak untuk
memcahkan masalah
2. Melatih koordinasi antara mata dan anggota tubuh lainnya, ketika anak bermain
puzzle, permainan ini akan melatih koordinasi antara mata dan anggota tubuh
anak, karena anak-anak harus mencocokkan antara instruksi yang diberikan oleh
pendidik pada warna yang ada di puzzle.
3. Melatih membaca, dalam menyusun puzzle, anak akan dilatih untuk mengenal
bentuk, warna dan langkah penting untuk menuju pengembangan keterampilan
membaca
4. Melatih nalar, permainan puzzle dalam bentuk manusia akan melatih nalar anak-
anak karena anak-anak harus menemukan seharusnya anggota tubuh manusia
letaknya dimana, anak dapat meletakkan anggota tubuh sesuai dengan tempatnya
5. Melatih kesabaran, permainan puzzle jelas akan melatih anak untuk bersabar
dalam menyusun suatu bentuk dan menyelsaikan tugas sesuai instruksi
6. Memberikan pengetahuan kepada anak-anak terkait dengan bentuk, warna, angka
dan huruf sesuai dengan model puzzle
4. Pengertian Geometri
Geometri (Yunani Kuno: Geo-“bumi’, -metron “pengukuran’), ilmu ukur, atau ilmu
bangun adalah cabang matematika yang bersangkutan dengan pertanyaan bentuk,
ukuran, posisi, relative gambar, dan sifat ruang.
Menurut Kusni (2008:6) menyatakan bahwa geometri adalah struktur bidang
matematika yang membicarakan unsur dan relasi yang ada diantara unsur tersebut.titik,
garis, bidang dan ruang merupakan benda abstrak yang menjadi unsur dasar geometri.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa geometri adalah cabang ilmu
matematika yang mempelajari tentang bentuk, ruang, komposisi beserta sifat-sifatnya,
ukuran-ukurannya dan hubungan antara satu dan lainnya.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu menginterpretasikan data
mengenai fenomena/kejadian/gejala yang diteliti di lapangan (dalam kasus ini penelitian
dilakukan dengan mengamati video).
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara
sistematis dan segaja yang dilakukan melalui pengamatan dan mencatat gejala-gejala
yang diamati untuk melihat fenomena yang unik/menarik untuk dijadikan fokus
penelitian. Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati suatu video
yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, selama kurang lebih 3 menit pada
tanggal 3 Mei 2020 yang berdurasi kurang lebih 3 menit.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang berupa bukti-bukti
serta penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian yang dilakukan.
Dokumentasi ini digunakan dengan tujuan mencari data yang berasal dari kegiatan
anak dan catatan yang berkaitan dengan objek penelitian sebagai sumber data.
Dari kedua instrumen di atas dapat dijelaskan bahwa ketika peneliti melakukan
pengamatan terhadap video pembelajaran di TPA IT Permata, peneliti melakukan
3
sebuah observasi dengan cara mengamati proses pembelajaran dari awal video sampai
akhir video dan mendokumentasikan kegiatan-kegiatan yang perlu peneliti angkat
sebagai dokumen penelitian.
Observasi Dokumentasi
Kegiatan pengembangan kognitif anak saat Foto kegiatan anak saat bermain puzzle
bermain puzzle geometri geometri
2. Analisis Kritis
Berdasarkan observasi video yang telah dilakukan oleh peneliti pada pembelajaran di
TPA IT Permata, pemilihan ruangan pada pembelajaran tersebut sudah tepat, karena
ruangan di desain sedemikian rupa agar anak merasa tidak bosan dan nyaman ketika
berada di dalam ruangan TPA. Pendidik memfasilitasi media untuk mengembangkan
kognitif anak di TPA tersebut. Berbagai macam media yang disediakan oleh pendidik di
TPA tersebut, salah satunya adalah puzzle geometri. Anak diberikan kebebasan untuk
bermain mengembangkan kognitifnya dengan bermain puzzle geometri dan
memecahkan masalah sendiri sehingga anak dapat memasang sendiri geometri pada
puzzle tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Gagne yang mengemukakan bahwa
kognitif adalah kemampuan membeda-bedakan. Kognitif anak akan berkembang ketika
anak dapat mencocokkan geometri pada puzzle tersebut, sesuai dengan pendapat
Guildford mengemukakan bahwa untuk membantu pengembangan kognitif, anak perlu
dibekali dengan pengalaman belajar yang dirancang melalui kegiatan mengobservasi. Di
dalam pembelajaran yang dilakukan oleh TPA tersebut terlihat bahwa anak-anak sangat
antusias dan senang terhadap permainan yang diberikan oleh pendidik.
Melalui kegiatan bermain puzzle geometri yang sediakan oleh TPA IT Permata ini
dapat mengasah kemampuan kognitif anak tentang bentuk, selain itu dengan bermain
puzzle geometri ini anak dapat mengekspresikan perasaan anak ketika mencocokkan
bentuk geometri pada puzzle dan mengasah fisik motorik anak untuk mencocokkan atau
memasangkan bentuk geometri pada puzzle tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat
Maria Montessori yang menyatakan bahwa dengan permainan edukatif berupa puzzle
dapat menjadi salah satu analisis dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak
melalui menyusun kepingan puzzle itu sendiri maupun dalam pengenalan konsep warna
maupun bentuk dari beberapa kepingan puzzle. Secara umum pada TPA IT Permata ini
mempunyai kegiatan yang memfasilitasi anak untuk dapat mengembangkan kognitif
anak melalui permainan bernyanyi menemukan wana dengan media puzzle geometri.
2. Saran
Berdasarkan analisa di atas terdapat saran yaitu lembaga atau pendidik yaitu lebih
membimbing atau menemani anak ketika anak mencocokkan puzzle geomteri sesuai
dengan tahap perkembangan kognitif anak meskipun pada permainan ini, anak lebih
bebas mengeksplor permainan ini sendiri.
4
VI. DAFTAR PUSTAKA
[1] Setiawan, Denny M.Ed., dkk. Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak
Usia Dini. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. 2019
[2] Sujiono, Yuliani Nuraini, dkk. Metode Pengembangan Kognitif. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka. 2019
[3] Habibah, Aulia Intan. Meningkatkan Perkembangan Kognitif Melalui Permainan
Puzzle pada Anak Kelompok Usia 5-6 Tahun (Kelas Kreatif) di PAUD Quroota
A’yun Mojolegi, Boyolali.Boyolali: Artikel Publikasi Ilmiah. 2015
[4] Asmawati, Luluk. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini.
Tangerang Selatan. Universitas Terbuka. 2019
[5] Waseso, Iksan., dkk. Evaluasi Pembelajaran TK. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka. 2019
[6] Apple Montessori Schools. Nothern NJ. https://www.youtube.com/watch?
v=LHT2zVYvObg pada 3 Mei jam 3:32 PM
[7] Prasetys, Lanang. Pengertian Media Puzzle Menurut Patmonodewo (Mizbach). Di
akses di
https://www.academia.edu/9717051/Pengertian_Media_Puzzle_Menurut_Patmon
odewo_Misbach pada 7 Mei jam 6:58 PM
[8] _________. 31 Januari 2020. Geometri. Di akses di
https://id.wikipedia.org/wiki/Geometri pada 7 Mei 2020 jam 7:32 PM
LAMPIRAN
Foto Dokumentasi Kegiatan Pengembangan Koginitf Anak Melalui Media Puzzle Geometri