Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

ANALISISKEGIATANPENGEMBANGN
KEMAMPUAN ANAK USIA DINI

PADA :
1. KELOMPOK BERMAIN ANGGREK PIASAK
2. TAMAN KANAK-KANAK AL - HIKMAH
3. TPA MELAATI MELIAU

DI SUSUN OLEH :

SUSIANI
NIM. 858025298

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ PONTIANAK POKJAR KAPUAS
SANGGAU
2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : 1. Analisis Pengembangan Bahasa Melalaui Kegiatan


Bercerita pada siswa KB Anggrek Piasak
2. Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini Bercerita
Menggunakan Buku Cerita di Taman Bermain
3. Analisis Pengembangan Fisik Motorik PAUD Melalui
Kegiatan Bermain Boneka Menggunakan Media Jarit di
Taman Penitipan Anak Melati Meliau Kabupaten
Sanggau
NAMA MAHASISWA : SUSIANI
NIM : 858025298
PROGRAM : S1 PGSD
TEMPAT PENELITIAN : 1. KELOMPOK BERMAIN ANGGREK PIASAK
2. TAMAN KANAK-KANAK AL - HIKMAH
3. TPA MELAATI MELIAU
WAKTU PENELITIAN : 1. Selasa, 02 Mei 2023
2. Senin, 22 – 24 Mei 2023
3. Selasa, 23 Mei 2023

Sanggau, 18 Juni 2023

PENELITI
Mengetahui, MAHASISWA
TUTOR

MARDAWANI, S. Pd., M. Pd SUSIANI

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT pada kesempatan ini saya
dapat menyelesaikan laporan analisis kegiatan pengembangan anak usia dini pada
“ KELOMPOK BERMAIN ANGGREK PIASAK TAMAN KANAK-KANAK AL –
HIKMAH TPA MELAATI MELIAU”.
Laporan penelitian analisis ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah
Analisis Kegiatan Pengembangan Kemampuan Pendidikan Anak Usia Dini yang merupakan
mata kuliah bagi mahasiswa Fakultas keguruan ilmu pendidikan universitas terbuka UPBJJ
Semarang. penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan sebagai bekal
pengalaman calon pendidik anak usia dini.
Saya menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak laporan ini tidak mungkin dapat
terwujud. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Kepala KB ANGGREK PIASAK, TK AL - HIKAMH, TPA MELATI MELIAU dan rekan-
rekan guru.
2. Teman sejawat yang telah membantu hingga selesainya laporan analisis ini.
3. Rekan-rekan seperjuangan Pokjar Bandungan.
4. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan.
Laporan ini tentunya sangat jauh dari sempurna, karena itu dengan segala kerendahan hati
saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, agar laporan ini menjadi karya yang
berguna dan bermanfaat bagi kita semua. amiin.
Tidak lupa saya sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada mereka yang telah
mendukung dan membantu menyelesaikan laporan ini.
Akhir kata, Wassalamu’alaikum Wr Wb

Tayan, 18Juni 2023


Penulis

SUSIANI

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL/COVER…………………...……………………………………………..i
HALAMAN PENGESAHAN……………………..……….……………………………..…...ii
KATA PENGANTAR………………………………...……………………………..………..iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..……iv
ISI LAPORAN…………………………...…………………………………………………….1
1. LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS KEGIATAN PENGEMBANGAN AUD
DI KB ANGGREK PIASAK………………………………………………………..…1
2. LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS KEGIATAN PENGEMBANGAN AUD
DI TK AL - HIKMAH……………………………………….……………...…………6
3. LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS KEGIATAN PENGEMBANGAN AUD
DI TPA MELATI MELIAU………………………………………………………….12

PENUTUP…………………………………………………….………………..……………..21

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komusikasi yang utama dalam kehidupan manusia pada
umumnya seluruh kegiatan manusia membutuhkan alat komunikasi untuk berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya.
Bahasa manusia mengomunikasikan pengalaman pikiran, perasaan, dan hal lainnya akan tidak
dapat berjalan sempurna. Tanpa bahasa komusikasi antara individu datu dengan yang lainnya
akan tidak dapat berjalan sempurna. Bahasa sebagai alat komusnikasi tidak hanya digunakan
oleh orang dewasa anak – anak bahkan anak bayipun juga menggunakan bahasa sebagai alat
komusikasi.
Program SI PG PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusan menjadi tangga
Pendidikan PAUD professional yaitu yang dapat menggunakan program PAUD DAN membaut
inovasi – inovasi salah satunya mata kulisah yang harus di tempuh mahasiswa adalah Analisis
Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini dalam rangka memenuhi tugas – tugs dalam ata kuliah
tersebut maka telah dilakukan penelitian di KB Anggrek Piasak yang bertujuan mengumpulkan
data mengenai kegiatan kegiatan anak yang diaanggap perlu diteliti lebih lanjut untuk
selanjutnya dianalisis secara kritis.

B. Pokok Penelitian
Setelah diadakan observasi di salah satu ruang kelas Kelompok (KB) TK Anggrek
Piasak Kecamatan Tayan Hilir beralamat di Desa Pedalaman Kabupaten Sanggau maka
penelitian ini difokuskan pada salah satu kegiatan anak yaitu kegiatan "Anak – anak menulis
kata – kata sederhana dan bercerita menyebutkan dengan dipandu oleh guru pengasuh yang ada
di kelas tersebut ( anak daopat berbicara ).

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :

a. Mendiskripsikan kemampuan berbahasa anak usia 4 – 5 tahun yang didik orang tua didesa
pedalaman Kab Sanggau
b. Agar anak bisa lancer berkomunikasi dengan teman sekelasnya dengan bahsa yang dia
gunakan

1
D. Manfaat Penelitian
a. Memperkaya hasil penelitian tentang perbedaan kemampuan berbahas anak
b. Dijadikan dasar dalam pembelajaran bahasa.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Metode Bercerita

Menurut Depdikbud (dalam saputri, 2015) berbicara secara umum dapat diartikan suatu
penyampaian maksud (ide, gagasan, pikiran, atau isi hati) seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat diahami oleh orang lain.

Menurut Hurlock (dalam Siwi, 2012) berbicara dapat diperoleh anak dengan cara: (a)
meniru, yaitu mengamati sesuatu model baik dari teman sebaya maupun dari orang yang lebih
tua; dan (b) pelatihan, yaitu dengan bimbingan dari orang dewasa. Hal penting yang perlu
dipersiapkan dalam belajar berbicara adalah: persiapan fisik untuk berbicara, kesiapan mental
untuk berbicara, model yang baik untuk ditiru, kesempatan untuk berpraktik, motivasi dan
bimbingan (Hurlock, dalam Siwi, 2012).

Menurut Tiel (2011) perkembangan bicara dan bahasa adalah suatu perkembangan yang
kontinu, terus menerus dan kualitasnya semakin lama 6 semakin baik.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak-anak, Pendidik, Pimpinan Kelompok (KB) KB


Anggrek Piasak Kecamatan Tayan Hilir beralamat di Desa Pedalaman Kabupaten Sanggau

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode bercerita, bercerita ialah suatu kegiatan yang di
lakukan seseorang secara lisan kepada orang lain sengan alat tentang apa yang harus

2
disampaikan dlam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongen yang dikemas dalam
cerita yang data didengarkan dengan rasa menyenangkan.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku anak dalam situasi tertentu.
Observasi dalam penelitian dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, selama dua jam
pelajaran yaitu pada hari Selasa tanggal 29 April 2014. Penelitian menggunakan teknik
observasi untuk memperoleh data yang berkaitan dengan aktifitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung melalui kegiatan Bercerita Menggunakan Buku Cerita.

2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang bisa digunakan
untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian. Wawancara
dilakukan oleh peneliti dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan
pendidik dan Pimpinan Sekolah untuk memperoleh data tentang peningkatan hasil
belajar kemampuan bahasa anak melalui pembelajaran Bercerita Menggunakan Buku
Cerita.

3
BAB IV

ANALISIS DATA

A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data maka data hasil penelitian dibuat tabulasi sebagai
berikut :

Observasi Wawancara dengan Guru Dokumentasi

- Anak-anak duminta -dengan adanay KB yang menerima


susuk di tempat masing damn memberikan pelayanan
– masing agar rapi dan terbaik terhadap anak dan guru serta
memperhaitkan guru orang tua sesuai dengan visi dan
misi di KB Anggrek Piasak

- media yang - kami berkegiatan agar mampu


digunakan dalam anak dapat berkembang dengan
kegiatan bercerita yaitu optimal termasuk kemampuan
buku cerita bergambar bahasa pada anak

B. Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan bercerita menggunakan buku
cerita bergambar merupakan kegiatan yang bermaksud mengembangkan berbagai kemampuan
yang dimiliki anak yang salah satunya adalah mengembangkan kemampuan bahasa anak.

Melalui kegiatan bercerita menggunakan buku cerita berambar yang dilakukan di KB


diharapkan mampu mengembangkan kreativitas anak Dengan kegiatan Bercerita Menggunakan
Buku Cerita bergambar dapat mengembangkan bahasa .

Secara umum KB Anggrek Piasak Kecamatan Tayan Hilir beralamat di Desa


Pedalaman Kabupaten Sanggau. telah mempunyai kegiatan-kegiatan yang baik dan terarah.
Kegiatan-kegiatan tersebut telah disusun sedemikian rupa sesuai dengan tahap perkembangan
anak sehingga anak berkembang dengan optimal.

4
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :

1. K Anggrek Piasak Kecamatan Tayan Hilir beralamat di Desa Pedalaman Kabupaten Sanggau
mempunyai program pengembangan bahasa anak melalui kegiatan bercerita
2. Pengembangan kemampuan yang dimiliki anak salah satunya dikembangkan melalui kegiatan
bercerita menggunakan buku cerita bergambar .
3. Lingkungan di KB Anggrek Piasak Kecamatan Tayan Hilir beralamat di Desa Pedalaman
Kabupaten Sanggau. Juga disiapkan sedemikian rupa sehingga dapat mendukung pencapaian
kemampuan yang dimiliki anak.

B. Saran-Saran
1. Dalam memilih buku cerita anak, sebaiknya pendidik harus sesuai untuk anak yang masih dalam
tahapn belajar membaca
2. Dalam Pengembangan kemampuan yang dimiliki anak melalui Bercerita Menggunakan Buku
Cerita hendaknya pendidik terlibat langsung dengan anak untuk memberi motivasi dan bantuan
anak ketika mengalami putus asa.

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program pendidikan pada KB merupakan wahana pendidikan anak usia dini untuk
membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya
cipta yang diperlukan anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta pertumbuhan
dan perkembangan selanjutnya, sekaligus untuk mempersiapkan anak memasuki pendidikan
selanjutnya.

TK Al - Hikmah Kecamatan Tayan Hilir beralamat di Desa Pedalaman Kabupaten


Sanggau. Pendirian KB Al-Fatimah merupakan realisasi dari program pendidikan anak usia
dini yang menggalakan KB sebagai salah satu bentuk pelayanan pendidikan anak usia dini dan
masyarakat.

Pengurus TK Al - Fatimah mempunyai perhatian besar terhadap pendidikan anak usia dini
sehingga mempunyai inisiatif untuk mendirikan Kelompok Bermain.

B. Pokok Penelitian
Setelah diadakan observasi di salah satu ruang kelas Kelompok (TK) TK Al - Hikmah
Kecamatan Tayan Hilir beralamat di Desa Pedalaman Kabupaten Sanggau maka penelitian ini
difokuskan pada salah satu kegiatan anak yaitu kegiatan "Bercerita Menggunakan Buku Cerita"

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :

a. Mengumpulkan data mengenai :


• Alasan pendidik melakukan kegiatan "Bercerita Menggunakan Buku Cerita".
• Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut.
• Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut.
b. Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan tersebut.

6
D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk :

1. Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di Kelompok (TK) TK Al –


Hikmah Kecamatan Tayan Hilir beralamat di Desa Pedalaman Kabupaten Sanggau
Melatih mahasiswa melakukan tindakan kelas.
2. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan anak di
lembaga PAUD.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Metode Bercerita

Metode bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menyampaikan
suatu pesan, informasi atau sebuah dongeng belaka yang bisa dilakukan secara lisan atau
tertulis. Cara penuturan cerita tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan alat peraga atau
tanpa alat peraga. Seorang anak yang berada pada rentang usia 3 sampai 4 tahun mulai
menyukai tuturan cerita atau ia sendiri mulai senang untuk menuturkan cerita. (dalam Winda
Gunarti, dkk. 2008 : 5.3).

Cerita disajikan untuk anak usia 3 sampai 4 tahun tentu saja harus sesuai dengan dunia
kehidupan mereka. Isi cerita harus bersumber dari pengalaman sehari-hari yang mungkin
dialaminya atau hal-hal sederhana yang mudah dicerna oleh tahapan berfikirnya.

Metode ini dapat digunakan untuk mengembangkan perilaku dan kemampuan dasar
pada anak usia dini termasuk pada anak usia 3 sampai 4 tahun. Menurut Winda Gunardi, dkk.
2008 : 5.4 tujuan dari metode bercerita adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan kemampuan berbahasa diantaranya kemampuan menyimak/listening


juga kemampuan dalam berbicara/speaking serta menambah kosa kata yang
dimilikinya.
2. Mengembangkan kemampuan berpikirnya karena dengan bercerita anak diajak untuk
memfokuskan perhatian dan berfantasi mengenai jalan cerita serta mengembangkan
kemampuan berpikir secara simbolik.

7
3. Menanamkan pesan-pesan moral yang terkandung dalam cerita yang akan
mengembangkan kemampuan moral agama misalnya konsep benar salah atau
ketuhanan.
4. Mengembangkan kepekaan sosial emosi anak tentang hal-hal yang terjadi di
sekitarnya melalui tuturan cerita yang disampaikan.
5. Mengembangkan potensi kreatif anak melalui keragaman ide cerita yang dituturkan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak-anak, Pendidik, Pimpinan Kelompok (TK) TK Al -
Hikmah Kecamatan Tayan Hilir beralamat di Desa Pedalaman Kabupaten Sanggau

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu menginterpretasikan data


mengenai fenomena/gejala yang diteliti di lapangan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku anak dalam situasi tertentu.
Observasi dalam penelitian dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, selama dua jam
pelajaran yaitu pada hari Selasa tanggal 29 April 2014. Penelitian menggunakan teknik
observasi untuk memperoleh data yang berkaitan dengan aktifitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung melalui kegiatan Bercerita Menggunakan Buku Cerita.

2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang bisa digunakan untuk
menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian. Wawancara dilakukan oleh
peneliti dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pendidik dan Pimpinan

8
Sekolah untuk memperoleh data tentang peningkatan hasil belajar kemampuan bahasa anak
melalui pembelajaran Bercerita Menggunakan Buku Cerita.

3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data atau bukti-bukti serta
penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian. Dokumen digunakan dengan tujuan
mencari data yang berasal dari dokumen, wawancara dan catatan yang ada hubungannya
dengan objek penelitian sebagai sumber data.

BAB IV

ANALISIS DATA

C. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data maka data hasil penelitian dibuat tabulasi sebagai
berikut :

Observasi Wawancara dengan Guru Dokumentasi

- Anak-anak sedang - TK Al – Hikmah menerima peserta


melaksanakan kegiatan didik usia 3 – 4 tahun.
Bercerita
- TK Al – Hikmah Kecamatan
menggunakan buku
Tayan Hilir memberikan kegiatan
Cerita di dalam kelas.
bercerita menggunakan buku cerita
untuk mengembangkan bahasa anak.

- Terdapat ruangan - Untuk memberikan kesempatan


khusus untuk kegiatan pada anak agar dapat dengan media
bercerita menggunakan sekitar dengan leluasa.
buku cerita.
- Penyusunan kegiatan dibuat setiap
bulan sesuai dengan tema dan

9
mengacu pada Kurikulum yang
terintegrasi dengan pendekatan
tematik yang mengajak anak untuk
menyelidiki sesuatu diminati dari
berbagai sudut pandang serta dari
sumber lainnya untuk membantu
kelancaran pembelajaran dan
menambah pengetahuan dan
wawasan.

- Pemenuhan gizi bagi anak


sangatlah penting karena dengan
pemenuhan gizi yang tepat anak
akan tumbuh dan berkembang
secara optimal.

D. Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan bercerita menggunakan buku
cerita merupakan kegiatan yang bermaksud mengembangkan berbagai kemampuan yang
dimiliki anak yang salah satunya adalah mengembangkan kemampuan bahasa anak.

Melalui kegiatan bercerita menggunakan buku cerita yang dilakukan di TK diharapkan


mampu mengembangkan kreativitas anak Dengan kegiatan Bercerita Menggunakan Buku
Cerita dapat mengembangkan bahasa seperti yang diungkapkan oleh Prof. Dr. Tampubolon
(1991:50), “Bercerita kepada anak memainkan peranan penting bukan saja dalam
menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca, tetapi juga dalam mengembangkan bahasa dan
pikiran anak”.

Secara umum TK Al - Hikmah Kecamatan Tayan Hilir beralamat di Desa Pedalaman


Kabupaten Sanggau. telah mempunyai kegiatan-kegiatan yang baik dan terarah. Kegiatan-
kegiatan tersebut telah disusun sedemikian rupa sesuai dengan tahap perkembangan anak
sehingga anak berkembang dengan optimal.

10
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :

a. TK Al - Hikmah Kecamatan Tayan Hilir beralamat di Desa Pedalaman Kabupaten


Sanggau mempunyai program pelayanan anak berkebutuhan khusus dengan terapi rutin.
b. Pengembangan kemampuan yang dimiliki anak salah satunya dikembangkan melalui
kegiatan bercerita menggunakan buku cerita sehingga anak dapat mengembangkan
kreativitas dan bahasa/komunikasi.
c. Lingkungan/pemetaan sentra di TK Al - Hikmah Kecamatan Tayan Hilir beralamat di
Desa Pedalaman Kabupaten Sanggau. Juga disiapkan sedemikian rupa sehingga dapat
mendukung pencapaian kemampuan yang dimiliki anak.
d. Tenaga pendidik yang sesuai dengan bidangnya.
B. Saran-Saran
1. Dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak melalui bercerita
menggunakan buku cerita hendaknya buku cerita yang ada jumlahnya memenuhi
jumlah anak sehingga anak dapat bebas berkreasi.
2. Pengembangan kemampuan yang dimiliki anak melalui Bercerita Menggunakan
Buku Cerita hendaknya pendidik terlibat langsung dengan anak untuk memberi
motivasi dan bantuan anak ketika mengalami putus asa.

11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Taman Penitipan Anak (Child Care Centre) merupakan wahana asuhan kesejahteraan
sosial yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk waktu tertentu bagi anak yang orang
tuanya berhalangan atau tidak punya waktu dalam memberikan pelayanan kebutuhan pada
anaknya.

TPA Melati beralamat di Desa Meliau Kabupaten Sanggau. Pendirian TPA Kasih Ibu
merupakan realisasi dari program pendidikan anak usia dini yang menggalakan TPA sebagai
salah satu bentuk pelayanan pendidikan anak usia dini dan masyarakat.Pengurus TPA Melati
mempunyai perhatian besar terhadap pendidikan anak usia dini

Program S1 PGPAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusan menjadi tenaga


pendidik PAUD profesional yaitu yang dapat mengembangkan program PAUD dan membuat
inovasi-inovasi. Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini. Dalam rangka memenuhi tugas-tugas dalam mata
kuliah tersebut maka telah dilakukan penelitian di TPA Melati Meliau Kbupaten Sanggau yang
bertujuan mengumpulkan data mengenai kegiatan-kegiatan anak yang dianggap perlu diteliti
lebih lanjut untuk selanjutnya dianalisis secara kritis. Terpenuhinya hak anak di bidang
pendidikan dan pengasuhan serta kesejahteraan sosial sehingga tumbuh dan berkembang
kecerdasannya secara optimal. B. Fokus Penelitian

Setelah diadakan observasi di salah satu ruang kelas Taman Penitipan Anak (TPA)
Melati Meliau Kabupaten Sanggau maka penelitian ini difokuskan pada salah satu kegiatan
anak yaitu kegiatan "Bermain Boneka Menggunakan Media Jarit".

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

Mengumpulkan data mengenai :

a. Alasan pendidik melakukan kegiatan "Bermain Boneka Jarit".


b. Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut.

12
c. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut.
d. Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan tersebut.
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :

a. Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di Taman Penitipan Anak


(TPA) Melati Meliau Kabupaten Sanggau.
b. Melatih mahasiswa melakukan tindakan kelas.
c. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan anak di
lembaga PAUD.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Perkembangan Motorik Anak


Perkembangan motorik erat kaitannya dengan pekembangan motorik di otak. Oleh
sebab itu, setiap gerakan yang dilakukan anak sesederhana apa pun, sebenarnya merupakan
hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol
otak. Jadi, otaklah yang berfungsi sebagai bagian dari susunan syaraf yang mengatur dan
mengontrol semua aktivitas fisik dan mental seseorang.

Aktivitas anak terjadi dibawah kontrol otak. Secara simultan dan berkesinambungan,
otak terus mengolah informasi yang ia terima. Bersamaan dengan itu, otak bersama jaringan
syaraf yang membentuk sistem syaraf pusat yang mencakup lima pusat kontrol, akan
mendiktekan setiap gerak anak. Dalam kaitannya dengan perkembangan motorik anak,
perkembangan motorik berhubungan dengan perkembangan kemampuan gerak anak. Gerak
merupakan unsur utama dalam pengembangan motorik anak. Oleh sebab itu, perkembangan
kemampuan motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai gerakan dan
permainan yang dapat mereka lakukan.

Jika anak banyak bergerak maka akan semakin banyak manfaat yang dapat diperoleh
anak ketika ia makin terampil menguasai gerakan motoriknya. Selain kondisi badan juga
semakin sehat karena anak banyak bergerk, ia juga menjadi lebih percaya diri dan mandiri.

13
Anak menjadi semakin yakin dalam mengerjakan segala kegiatan karena ia tahu akan
kemampuan fisiknya. Anak-anak yang baik perkembangan motoriknya, biasanya juga
mempunya keterampilan sosial positif. Mereka akan senang bermain bersama teman-temannya
karena dapat mengimbangi gerak teman-teman sebayanya, seperti melompat-lompat dan
berlari-larian.

Jika seorang anak sudah diberi kesempatan dan arahan serta bimbingan untuk
mengembangkan kemampuan motorik kasar dan halusnya maka berarti secara fisik anak
diarahkan untuk menjadi semakin sehat dan hal ini sesuai dengan bunyi kalimat bijak berikut,
yaitu “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”. Kesehatan fisik seorang anak akan
mempengaruhi pula kesehatan jiwanya sehingga anak akan menjadi anak yang riang, positif,
dan senang melakukan berbagai aktivitas lainnya. Dengan kata lain jika keadaan fisik
seseorang anak baik dan sehat ia akan dapat beaktivitas dengan baik pula. Kemampuan fisik
dan mental anak yang baik nantinya mepakan dasar bagi anak untuk membangun pengetahuan
yang lebih tinggi atau lebih luas lagi (Semiawan, 2003).

B. Pengertian Bermain
Para pakar sering mengatakan bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Bermain
terungkap dalam berbagai bentuk apabila anak-anak sedang beraktivitas. Meeka bermain
ketika bernyanyi, menggali tanah, membangun balok warna-warni atau menirukan sesuatu
yang dilihat. Bermain dapat berupa bergerak, berlari, melempar bola, memanjat atau kegiatan
berpikir sepeti menyusun puzzle atau mengingat kata-kata sebuah lagu. Dapat pula melakukan
bermain kreatif dengan menggunakan krayon, plastisin atau tanah liat.

Dalam kehidupan anak, bermain mempunyai arti yang sangat penting. Dapat dikatakan
bahwa setiap anak yang sehat selalu mempunyai dorongan untuk bermain sehingga dapat
dipastikan bahwa anak yang tidak bermain-main pada umumnya dalam keadaan sakit,
jasmaniah atau rohaniah.

Sejak abad ke-19 bemunculan teori tentang bermain yang dikemukakan oleh para ahli
dari bebagai disiplin ilmu. Ada beberapa teori mengapa manusia bermain, di antaranya adalah
sebagai berikut:

1. Teori Rekreasi (Schaller dan Lazarus). Menurut teori ini, dibedakan antara bermain di
satu pihak dengan bekerja di lain pihak yang membutuhkan suatu keseriusan

14
(seriousness). Apabila seseorang telah lelah bekerja maka ia memerlukan bermain
untuk menghilangkan kepenatannya akibat bekerja.
2. Teori Kelebihan Energi (Herbert Spencer). Bermain dipandang sebagai penutup atau
klep keselamatan pada mesin uap. Energi atau tenaga yang berlebih pada seseorang
perlu dibuang atau dilepaskan melalui bermain.
3. Teori Fungsi dari Karl Groos dan Maria Montessori. Menurut teori ini bermain
dimaksudkan untuk mengembangkan fungsi yang tersembunyi dalam diri seseorang
individu. Contohnya, seekor anak kucing yang bermain dengan ekor induknya,
sebenarnya kegiatan itu berfungsi untuk latihan menangkap tikus dalam rangka
mempertahankan hidup.

C. Manfaat Bermain Boneka Bagi Perkembangan Anak


Anak memerlukan waktu yang cukup banyak untuk mengembangkan dirinya
melalui bermain. Hasil penelitian yang telah dilakukan para ilmuwan menyatakan bahwa
bermain bagi anakanak mempunyai arti yang sangat penting karena melalui bermain anak
dapat menyalurkan segala keinginan dan kepuasan, kreativitas, dan imajinasinya. Melalui
bermain anak dapat melakukan kegiatan-kegiatan fisik, belajar bergaul dengan teman
sebaya, membina sikap hidup positif, mengembangkan peran sesuai jenis kelamin,
menambah perbendaharaan kata, dan menyalurkan peasaan tertekan.

Jelaslah bahwa bermain boneka jarit, selain bemanfaat untuk perkembangan fisik,
kognitif, sosial emosional dan moral, bermain juga mempunyai manfaat yang besar bagi
pekembangan anak secara keseluruhan.

D. Medium dan Bahan Baku Boneka Jarit


Secara garis besar berkarya rupa terdiri dari dua jenis yaitu :

a. Medium konvensional
Medium konvensional artinya medium yang digunakan sesuai dengan penggunaannya
seperti kertas, kanvas, hardboard dan papan.

b. Medium inkonvensional

Medium inkonvensional artinya modifikasi medium yang sesuai dengan keinginannya


misalnya jarit dibentuk menjadi boneka.

15
Bermain Boneka Jarit inkonvensional pada prinsipnya bermain dengan cara berkreasi
menggunakan peralatan dan teknik yang tak biasa. Cara kerjanya eksperimentasi/percobaan.
Hasil percobaan ini bisa sekaligus menjadi karya seni untuk mengembangkan fisik motorik.
Cara ini disenangi oleh anak karena sifat bermainnya lebih banyak dan anak
menginterpretasikan bermacammacam teknik.

1. Teknik bermain boneka jarit dapat disebutkan sebagai berikut :

a. Teknik menggulung jarit.


b. Teknik mengikat jarit.
c. Bermain boneka jarit sebagai media imitasi.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak-anak, Pendidik, Pimpinan Taman Penitipan Anak
(TPA) Kasih Ibu Kejawar Kabupaten Banyumas.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu menginterpretasikan data
mengenai fenomena/gejala yang diteliti di lapangan.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini :

A. Observasi

Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku anak dalam situasi tertentu. Observasi
dalam penelitian dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, selama dua jam pelajaran yaitu pada
hari Senin tanggal 28 April 2014. Penelitian menggunakan teknik observasi untuk memperoleh
data yang berkaitan dengan aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung melalui
kegiatan Bermain Boneka Jarit.

16
B. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang bisa digunakan untuk
menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian. Wawancara dilakukan oleh
peneliti dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pendidik dan Pimpinan
Sekolah untuk memperoleh data tentang peningkatan hasil belajar kemampuan seni anak
melalui pembelajaran Bermain Boneka Jarit.

C. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data atau bukti-bukti serta
penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian. Dokumen digunakan dengan tujuan
mencari data yang berasal dari dokumen, wawancara dan catatan yang ada hubungannya
dengan objek penelitian sebagai sumber

BAB IV
ANALISIS DATA

A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data maka data hasil penelitian dibuat tabulasi sebagai berikut :
Observasi Wawancara dengan Guru Wawancara dengan Dokumentasi

Pimpinan TPA
- Anak-anak - TPA Melati menerima - Melalui kegiatan - Sesuai dengan
sedang peserta didik usia 2 – 3 tahun. bermain boneka jarit jadwal
melaksanakan - TPA Melati Meliau diharapkan dapat pemutaran
kegiatan memberikan kegiatan bermain mengembangkan sentra.
bemain boneka dengan media jarit kreativitas anak dan dapat
dengan media untuk mengembangkan fisik melatih kerja sama dengan
jarit di dalam motorik anak. temannya.
kelas. - Dalam pelaksanaannya
memang kami sengaja tidak
satu anak satu boneka tapi kami
dapat melaksanakan dengan
kerja sama dan saling
membantu untuk melatih tangan
satu anak dengan pasangannya.

17
- Terdapat - Untuk memberikan - Supaya anak dapat
- Disesuaikan
ruangan kesempatan pada anak agar melaksanakan kegiatan
dengan sentra.
khusus untuk dapat bermain dengan media dengan aman, nyaman dan
kegiatan sekitar dengan leluasa. menyenangkan.
boneka jarit. dengan pemenuhan gizi yang - Untuk pemenuhan
tepat anak akan tumbuh dan gizi anak pun kami sangat
berkembang secara optimal. perhatikan karena dapat
berpengaruh terhadap
pertumbuhan anak.
- Terdapat - Tentang pelayanan kami pada - Untuk anak
ruangan anak berkebutuhan khusus berkebutuhan khusus kami
kamar khusus memang kami menerima juga tangani dengan diterapi
yang ada untuk kami tangani melalui secara rutin dengan
tulisan terapi. terapi yang biasanya diberikan harapan dapat berbaur
oleh guru khusus. dengan yang lain.
- Jumlah tenaga
pendidik di

TPA kami ada 2 (dua)


orang.

- Jumlah peserta
didik di TPA kami ada 5
peserta didik.
- Program dirancang
oleh semua pendidik dan
kepala TPA.

B. Hasil Analisis
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis pada saat penelitian maka
diperoleh hasil dalam kegiatan bermain boneka dengan media jarit di TPA Melati Meliau
Kbupaten Sanggau adalah sebagai berikut :

Di TPA Melati Meliau Kbupaten Sanggau guru melakukan kegiatan pembelajaran


bermain boneka dengan media jarit yang dilakukan di TPA Melati Meliau Kbupaten Sanggau

18
diharapkan mampu mengembangkan fisik motorik anak melalui media boneka jarit yang dapat
menghasilkan bentuk boneka inkonvensional serta dapat mengembangkan rasa kesetiakawanan
yang tinggi.

Hasil wawancara dengan pendidik TPA Melati Meliau Kbupaten Sanggau bahwa
kegiatan bermain boneka dengan media jarit dapat mengembangkan fisik motorik anak seperti
yang diungkapkan oleh Lowen Feld dan Brittain (1980) dalam Widia Pakarti, dkk. (2008)
menjelaskan bahwa kegiatan seni berperan dalam mengembangkan fisik, pikir/intelektual,
emosional, kreativitas, sosial dan estetika.

Jadi, analisis data diperoleh dari data yang terkumpul melalui observasi, wawancara
dengan pendidik dan pimpinan dan dokumentasi pada saat penulis melakukan penelitian dan
disusun menjadi tabulasi data. Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif. Hasil data yang
telah dicapai oleh siswa melalui observasi dalam pembelajaran bermain boneka melalui media
jarit yang dilakukan di Melati Meliau Kbupaten Sanggau.

C. Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan bermain boneka dengan media
jarit merupakan kegiatan yang bermaksud mengembangkan berbagai kemampuan yang
dimiliki anak yang salah satunya adalah mengembangkan kemampuan fisik motorik anak.

Melalui kegiatan bermain boneka dengan media jarit yang dilakukan di Melati Meliau
Kbupaten Sanggau diharapkan mampu mengembangkan kreativitas anak melalui media jarit
dan gerakan tangan yang dapat menghasilkan bentuk boneka inkonvensional serta dapat
mengembangkan rasa kesetiakawanan yang tinggi.

Dengan kegiatan bermain boneka jarit dapat mengembangkan fisik motorik seperti
yang diungkapkan oleh Lowen Feld dan Brittain (1980) dalam Widia Pakarti, dkk. (2008)
menjelaskan bahwa kegiatan seni berperan dalam mengembangkan fisik, pikir/intelektual,
emosional, kreativitas, sosial dan estetika.

19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :

1. Melati Meliau Kbupaten Sanggau mempunyai program unggulan yaitu pelayanan anak
berkebutuhan khusus/autis dengan terapi rutin.
2. Pengembangan kemampuan yang dimiliki anak salah satunya dikembangkan melalui
kegiatan bermain boneka dengan media jarit sehingga anak dapat mengembangkan
kreativitas dan rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi.
3. Lingkungan/pemetaan sentra di TPA Melati Meliau Kbupaten Sanggau juga disiapkan
sedemikian rupa sehingga dapat mendukung pencapaian kemampuan yang dimiliki
anak.
4. Tenaga pendidik yang sesuai dengan bidangnya.

B. Saran-Saran
1. Dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak melalui boneka jarit
hendaknya nampan/bahan perlengkapan yang ada jumlahnya memenuhi jumlah anak
sehingga anak dapat bebas berkreasi.
2. Pengembangan kemampuan yang dimiliki anak melalui bermain boneka jarit
hendaknya pendidik terlibat langsung dengan anak untuk memberi motivasi dan
bantuan anak ketika mengalami putus asa.

20
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setiap kegiatan diharapkan dapat mencapai target hasil belajar tertentu. Salah satu
target hasil belajar yang ingin dicapai dalam kegiatan bercerita. Setiap metode bercerita
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Metode yang satu akan melengkapi
metode yang lain. Guru dapat memilih salah satu atau menggabungkan berbagai metode sesuai
dengan kondisi siswa dan tersedianya sarana pendukung lainnya. Selain itu, pembimbing juga
boleh menciptakan model baru dalam pelaksanaan pembelajaran bercerita.

B. SARAN

Semoga dengan tersusunnya laporan ini akan dapat memberikan gambaran dan
menambah wawasan kita mengenai Tujuan, Batas dan kemungkinan pendidikan. Dari
pembahasan materi ini kami mengalami beberapa kendala dalam penyusunan laporan ini. Maka
dari itu pasti ada beberapa kesalahan oleh kami atau kekurangan. Oleh karena itu kami
menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan makalah
ini.

21

Anda mungkin juga menyukai