DISUSUN OLEH :
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat serta
karuniaNya sehingga kami mendapat kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan tugas
makalah ini. Tugas ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang
diampu oleh Ibu Asiah, M.Pd.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi para
mahasiswa yang akan menjadi guru serta para pembaca yang membutuhkannya sebagai panduan.
Menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini terdapat kekurangan, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan tugas ini ke
depannya. Atas perhatiannya, kami mengucapkan terima kasih.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................................................9
BAB V PENUTUP.......................................................................................................................18
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................................18
5.2 Saran................................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
Intelektual atau yang sering disebut dengan kecerdasan merupakan suatu karunia yang
dimiliki individu untuk mengembangkan dan mempertahankan hidupnya, serta bagaimana ia
berusaha menghambakan dirinya kepada PenciptaNya. Ketika baru lahir seorang anak sudah
mempunyai kecerdasan, hanya saja sangat bergantung pada orang lain untuk memenuhi
perkembangan hidupnya. Dalam perkembangannya, anak makin meningkatkan berbagai
kemampuan untuk mengurangi ketergantungan dirinya pada orang lain dan berusaha untuk
dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.
Perkembangan anak sangat penting untuk diperhatikan oleh kedua orang tuanya. Mereka
pasti akan bangga jika anaknya bisa tumbuh menjadi anak yang pintar. Perlu kita ketahui
bahwa perkembangan intelektual anak pada usia dini sangat berpotensi untuk menyerap
berbagai macam hal baru. Melihat perkembangan tersebut, orang tua harus bisa membimbing
anaknya untuk belajar dengan baik serta memfasilitasi mereka untuk meningkatkan potensi
kecerdasan dasar yang dimiliki.
Perkembangan intelek dikenal di dunia psikologi maupun pendidikan dengan istilah
perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif manusia merupakan proses psikologis yang
di dalamnya melibatkan proses memperoleh, menyusun dan mengunakan pengetahuan serta
kegiatan mental seperti berfikir, menimbang, mengamati, mengingat, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi dan memecahkan persolan yang berlangsung melalui interaksi
dengan lingkungan. Menurut Chaplin (1981: 5), intelektual adalah proses kognitif, proses
berfikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai, dan kemampuan mempertimbangkan
dan juga merupakan kemampuan mental atau intelegensi.
David Wechsler (dalam Saifuddin Azwar, 1996), intelektual sebagai kumpulan atau
totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara rasional,
serta menghadapi lingkungan secara efektif.
Dari berbagai definisi di atas dapat di simpulkan bahwa intelektual adalah kemampuan
untuk memperoleh berbagai informasi, berpikir abstrak, menalar, serta bertindak secara efisien
dan efektif. Selain itu, intelektual merupakan kemampuan yang dibawa individu sejak lahir,
intelektual tersebut akan berkembang bila lingkungan memungkinkan dan kesempatan tersedia
sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah data yang berkaitan
dengan perkembangan intelektual pada remaja. Untuk memperoleh data tersebut,
peneliti melakukan penyebaran angket pada siswa kelas 9 SMP Negeri 27 Medan.
2.1 Upaya yang Dilakukan Guru Bidang Studi Membantu Perkembangan Kognitif Siswa Usia
Sekolah Menengah
NARASI
1. Sebanyak 13 orang (65%) siswa menyatakan bahwa guru bidang studi memberikan
contoh kasus untuk dianalisis, 8 orang (35%) dinyatakan siswa bahwa guru bidang studi
tidak memberikan contoh kasus untuk dianalisis.
2. Sebanyak 15 orang (75%) siswa menyatakan bahwa guru bidang studi menerapkan
strategi belajar yang bervariasi, 5 orang (25%) dinyatakan siswa bahwa guru bidang studi
tidak menerapkan strategi belajar yang bervariasi.
3. Sebanyak 14 orang (70%) siswa menyatakan bahwa guru bidang studi mendesain tugas
yang membutuhkan jawaban dari berbagai sumber, 4 orang (30%) dinyatakan siswa
bahwa guru bidang studi tidak mendesain tugas yang membutuhkan jawaban dari berbagai
sumber.
4. Sebanyak 12 orang (60%) siswa menyatakan bahwa guru bidang studi menstimulus siswa
untuk mengeksplorasi pengetahuan baru yang diperoleh secara mandiri, 8 orang (40%)
dinyatakan siswa bahwa guru bidang studi tidak menstimulus siswa untuk mengeksplorasi
pengetahuan baru yang diperoleh secara mandiri.
5. Sebanyak 14 orang (70%) siswa menyatakan bahwa guru bidang studi memberikan
dukungan kepada siswa untuk mengikuti olimpiade, 6 orang (30%) dinyatakan siswa
bahwa guru bidang studi tidak memberikan dukungan kepada siswa untuk mengikuti
olimpiade.
6. Sebanyak 19 orang (95%) siswa menyatakan bahwa guru bidang studi menggunakan
media pembelajaran yang memudahkan siswa dalam belajar, 1 orang (5%) dinyatakan
siswa bahwa guru bidang studi tidak menggunakan media pembelajaran yang
memudahkan siswa dalam belajar.
7. Sebanyak 18 orang (90%) siswa menyatakan bahwa guru bidang studi memberikan tugas
di setiap akhir pembelajaran untuk melatih pemahaman siswa, 2 orang (10%) dinyatakan
siswa bahwa guru bidang studi tidak memberikan tugas di setiap akhir pembelajaran
untuk melatih pemahaman siswa.
8. Sebanyak 16 orang (80%) siswa menyatakan bahwa guru bidang studi melakukan
apersepsi sebelum pembelajaran dimulai, 4 orang (20%) dinyatakan siswa bahwa guru
bidang studi tidak melakukan apersepsi sebelum pembelajaran dimulai.
9. Sebanyak 18 orang (90%) siswa menyatakan bahwa guru bidang studi menciptakan
suasana menyenangkan sebelum pembelajaran dimulai, 2 orang (10%) dinyatakan siswa
bahwa guru bidang studi tidak menciptakan suasana menyenangkan sebelum
pembelajaran dimulai.
10. Sebanyak 16 orang (80%) siswa menyatakan bahwa guru bidang studi memberdayakan
siswa untuk memanfaatkan multimedia dalam memahami materi pembelajaran, 4 orang
(20%) dinyatakan siswa bahwa guru bidang studi tidak memberdayakan siswa untuk
memanfaatkan multimedia dalam memahami materi pembelajaran.
11. Sebanyak 17 orang (85%) siswa menyatakan bahwa guru bidang studi menganjurkan agar
siswa menambah wawasan dengan cara mengikuti les tambahan, 3 orang (15%)
dinyatakan siswa bahwa guru bidang studi tidak menganjurkan agar siswa menambah
wawasan dengan cara mengikuti les tambahan.
12. Sebanyak 18 orang (90%) siswa menyatakan bahwa guru bidang studi menyarankan siswa
untuk mengatur waktu untuk belajar, 2 orang (10%) dinyatakan siswa bahwa guru bidang
studi tidak menyarankan siswa untuk mengatur waktu untuk belajar.
13. Sebanyak 17 orang (85%) siswa menyatakan bahwa guru bidang studi memberikan tips
cara berkonsentrasi, 3 orang (15%) dinyatakan siswa bahwa guru bidang studi tidak
memberikan tips cara berkonsentrasi.
Kesimpulan dari tabel 2.1 adalah bahwa guru bidang studi sudah membantu
perkembangan kognitif siswa usia sekolah menengah di sekolah tersebut dengan
menerapkan beberapa cara yaitu menggunakan media pembelajaran yang memudahkan
siswa dalam belajar, memberikan tugas di setiap akhir pembelajaran untuk melatih
pemahaman siswa, dan menciptakan suasana menyenangkan sebelum pembelajaran
dimulai.
2.2 Upaya yang Dilakukan Wali Kelas Membantu Perkembangan Kognitif Siswa Usia
Sekolah Menengah
NO
PERNYATAAN YA % TIDAK %
.
1. Mengadakan perpustakan mini di dalam kelas 18 90% 2 10%
2. Membuat pohon ilmu di kelas bersama siswa 10 50% 10 50%
Memajang aksesoris di ruang kelas yang bernuansa
3. 17 85% 3 15%
ilmu pengetahuan
Memberikan materi pelajaran yang berhubungan
4. 16 80% 4 20%
dengan pengetahuan
Atas dasar kesepakatan kepala sekolah, guru,
5. komite sekolah, wali kelas mengusulkan les bagi 17 85% 3 15%
siswa
Memberikan dukungan bagi siswa yang ingin
6. 14 70% 6 30%
mengikuti perlombaan di bidang ilmu pengetahuan
Wali kelas bekerjasama dengan orangtua dalam
7. 12 60% 8 40%
memantau aktivitas belajar siswa
NARASI
1. Sebanyak 18 orang (90%) siswa menyatakan bahwa wali kelas mengadakan perpustakan
mini di dalam kelas, 2 orang (10%) dinyatakan siswa bahwa wali kelas tidak mengadakan
perpustakan mini di dalam kelas.
2. Sebanyak 10 orang (50%) siswa menyatakan bahwa wali kelas membuat pohon ilmu di
kelas bersama siswa, 10 orang (50%) dinyatakan siswa bahwa wali kelas tidak membuat
pohon ilmu di kelas bersama siswa.
3. Sebanyak 17 orang (85%) siswa menyakan bahwa wali kelas memajang aksesoris di
ruang kelas yang bernuansa ilmu pengetahuan, 3 orang (15%) dinyatakan siswa bahwa
wali kelas tidak memajang aksesoris di ruang kelas yang bernuansa ilmu pengetahuan.
4. Sebanyak 16 orang (80%) siswa menyatakan bahwa wali kelas memberikan materi
pelajaran yang berhubungan dengan pengetahuan, 4 orang (20%) dinyatakan siswa bahwa
wali kelas tidak memberikan materi pelajaran yang berhubungan dengan pengetahuan.
5. Sebanyak 17 orang (85%) siswa menyatakan bahwa wali kelas mengusulkan les bagi
siswa atas dasar kesepakatan kepala sekolah, guru, komite sekolah, 3 orang (15%)
dinyatakan siswa bahwa wali kelas tidak mengusulkan les bagi siswa atas dasar
kesepakatan kepala sekolah, guru, komite sekolah.
6. Sebanyak 14 orang (70%) siswa menyatakan bahwa wali kelas memberikan dukungan
bagi siswa yang ingin mengikuti perlombaan di bidang ilmu pengetahuan, 6 orang (30%)
dinyatakan siswa bahwa wali kelas tidak memberikan dukungan bagi siswa yang ingin
mengikuti perlombaan di bidang ilmu pengetahuan.
7. Sebanyak 12 orang (60%) siswa menyatakan bahwa wali kelas bekerjasama dengan
orangtua dalam memantau aktivitas belajar siswa, 8 orang (40%) dinyatakan siswa bahwa
wali kelas tidak bekerjasama dengan orangtua dalam memantau aktivitas belajar siswa.
Kesimpulan dari tabel 2.2 adalah bahwa wali kelas sudah membantu
perkembangan kognitif siswa usia sekolah menengah di sekolah tersebut dengan
menerapkan beberapa cara yaitu mengadakan perpustakan mini di dalam kelas,
memajang aksesoris di ruang kelas yang bernuansa ilmu pengetahuan, dan mengusulkan
les bagi siswa.
2.3 Upaya yang Dilakukan PKS III Membantu Perkembangan Kognitif Siswa Usia
Sekolah Menengah
NARASI
1. Sebanyak 15 orang (75%) siswa menyatakan bahwa PKS III mengusulkan program lomba
cerdas cermat, 5 orang (25%) dinyatakan siswa bahwa PKS III tidak mengusulkan
program lomba cerdas cermat.
2. Sebanyak 17 orang (85%) siswa menyatakan bahwa PKS III mengusulkan program studi
banding, 3 orang (15%) dinyatakan siswa bahwa PKS III tidak mengusulkan program
studi banding.
3. Sebanyak 17 orang (85%) siswa menyatakan bahwa PKS III mengusulkan program
pengadaan buku edisi/judul melalui alumni, 3 orang (15%) dinyatakan siswa bahwa PKS
III tidak mengusulkan program pengadaan buku edisi/judul melalui alumni.
4. Sebanyak 16 orang (80%) siswa menyatakan bahwa PKS III mengundang alumni untuk
sharing mengenai pengalaman menjadi orang sukses, 4 orang (20%) dinyatakan siswa
bahwa PKS III tidak mengundang alumni untuk sharing mengenai pengalaman menjadi
orang sukses.
5. Sebanyak 12 orang (60%) siswa menyatakan bahwa PKS III mengkoordinir program
literasi, 8 orang (40%) dinyatakan siswa bahwa PKS III tidak mengkoordinir program
literasi.
6. Sebanyak 12 orang (60%) siswa menyatakan bahwa PKS III mengkoordinir program
kegiatan olimpiade, 8 orang (40%) dinyatakan siswa bahwa PKS III tidak mengkoordinir
program kegiatan olimpiade.
7. Sebanyak 15 orang (75%) siswa menyatakan bahwa PKS III mengembangkan cerdas
cermat satu tahun sekali, 5 orang (25%) dinyatakan siswa bahwa PKS III tidak
mengembangkan cerdas cermat satu tahun sekali.
8. Sebanyak 14 orang (70%) siswa menyatakan bahwa PKS III mengadakan tes intelegensi
untuk semua siswa, 6 orang (30%) dinyatakan siswa PKS III tidak mengadakan tes
intelegensi untuk semua siswa.
9. Sebanyak 18 orang (90%) siswa menyatakan bahwa PKS III mengkoordinir lomba
menghias kelas dengan tema ilmu pengetahuan dalam rangka memperingati hari
pendidikan, 2 orang (10%) dinyatakan siswa bahwa PKS III tidak mengkoordinir lomba
menghias kelas dengan tema ilmu pengetahuan dalam rangka memperingati hari
pendidikan.
10. Sebanyak 12 orang (60%) siswa menyatakan bahwa PKS III merelesasikan studi lapangan
ke sekolah plus, 8 orang (40%) dinyatakan siswa bahwa PKS III tidak merelesasikan studi
lapangan ke sekolah plus.
11. Sebanyak 10 orang (50%) siswa menyatakan bahwa PKS III membuat program
pertukaran pelajar dengan sekolah lain, 10 orang (50%) dinyatakan siswa bahwa PKS III
tidak membuat program pertukaran pelajar dengan sekolah lain
12. Sebanyak 15 orang (75%) siswa menyatakan bahwa PKS III mengusulkan diadakannya
seminar, 5 orang (25%) dinyatakan siswa bahwa PKS III tidak mengusulkan diadakannya
seminar.
13. Sebanyak 5 orang (25%) siswa menyatakan bahwa PKS III mengusulkan diputarnya
musik klasik sebelum masuk kelas, 15 orang (75%) dinyatakan siswa bahwa PKS III tidak
mengusulkan diputarnya musik klasik sebelum masuk kelas.
Kesimpulan dari tabel 2.3 adalah bahwa PKS III sudah membantu perkembangan
kognitif siswa usia sekolah menengah di sekolah tersebut dengan menerapkan berbagai
cara yaitu mengkoordinir lomba menghias kelas dengan tema ilmu pengetahuan dalam
rangka memperingati hari pendidikan, mengusulkan program studi banding, dan
mengusulkan program pengadaan buku edisi/judul melalui alumni.
2.4 Upaya Yang Dilakukan Kepala Sekolah Membantu Perkembangan Kognitif Siswa
NARASI
1. Sebanyak 15 orang (55%) siswa menyatakan bahwa kepala sekolah menyetujui program
lomba cerdas cermat yang diusulkan PKS III, 5 orang (45%) dinyatakan siswa bahwa
kepala sekolah tidak menyetujui program lomba cerdas cermat yang diusulkan PKS III.
2. Sebanyak 17 orang (85%) siswa menyatakan bahwa kepala sekolah menyetujui kegiatan
siswa dalam ikut lomba antar sekolah, 3 orang (15%) dinyatakan siswa bahwa kepala
sekolah tidak menyetujui kegiatan siswa dalam ikut lomba antar sekolah.
3. Sebanyak 12 orang (60%) siswa menyatakan bahwa kepala sekolah menyetujui program
studi banding yang diajukan PKS III, 8 orang (40%) dinyatakan siswa bahwa kepala
sekolah tidak menyetujui program studi banding yang diajukan PKS III.
4. Sebanyak 10 orang (50%) siswa menyatakan bahwa kepala sekolah menyetujui program
program karya wisata, 10 orang (50%) dinyatakan siswa bahwa kepala sekolah tidak
menyetujui program program karya wisata.
5. Sebanyak 13 orang (65%) siswa menyatakan bahwa kepala sekolah mengadakan program
pemilihan dan pembedayaan duta sekolah, 7 orang siswa (35%) dinyatakan siswa bahwa
kepala sekolah tidak mengadakan program pemilihan dan pembedayaan duta sekolah.
6. Sebanyak 12 orang (60%) siswa menyatakan bahwa kepala sekolah mendanai kegiatan
sekolah yang mengikuti seminar, pelatihan, lokakarya, symposium, 8 orang (40%)
dinyatakan siswa bahwa kepala sekolah tidak mendanai kegiatan sekolah yang mengikuti
seminar, pelatihan, lokakarya, symposium.
7. Sebanyak 16 orang (80%) siswa menyatakan bahwa kepala sekolah menyetujui program
literasi setiap 3 kali dalam seminggu sebelum masuk ke dalam kelas, 4 orang (20%)
dinyatakan siswa bahwa kepala sekolah tidak menyetujui program literasi setiap 3 kali
dalam seminggu sebelum masuk ke dalam kelas.
Kesimpulan dari tabel 2.4 adalah bahwa kepala sekolah kurang membantu
perkembangan kognitif siswa usia sekolah menengah di sekolah tersebut. Hal ini dapat
dilihat dari beberapa poin pada tabel di atas yaitu kepala sekolah kurang menyetujui
program program karya wisata, kurang menyetujui program lomba cerdas cermat dan
kurang menyutujui program studi banding yang diusulkan PKS III.
2. 5 Upaya Yang Dilakukan Orangtua Membantu Kognitif Siswa Usia Sekolah Menengah
NO. PERNYATAAN YA % TIDAK %
Memberikan kesempatan les tambahan kepada 16 80% 4 20%
1.
anak di luar sekolah
Mendiskusikan pengalaman orangtua cara 16 80% 4 20%
2.
memahami materi yang sulit dipahami
3. Memberikan asupan gizi yang baik 18 90% 2 10%
4. Mengatur pola istirahat 20 100% 0 0%
5. Menyediakan fasilitas belajar di rumah 19 95% 1 5%
Mengajak anak ke tempat yang bernuansa 19 95% 1 5%
6.
pengetahuan
7. Orangtua mengenal gaya belajar anak 18 90% 2 10%
Bekerja sama dengan wali kelas memantau 17 85% 3 15%
8.
perkembangan kognitif anak
9. Menjaga keharmonisan rumah tangga 17 85% 3 15%
10. Memenuhi finansial sesuai kebutuhan anak 20 100% 0 0%
11. Menghormati potensi bawaan anak 18 90% 2 10%
12. Membantu kesulitan belajar yang dialami anak 17 85% 3 15%
Memberikan motivasi kepada anak agar 18 90% 2 10%
13.
semangat dalam belajar
14. Menjaga kesehatan anak 20 100% 0 0%
15. Menanyakan hambatan yang dialami anak 20 100% 0 0%
NARASI
1. Sebanyak 16 orang siswa (80%) menyatakan bahwa orangtua memberikan kesempatan les
tambahan kepada anak di luar sekolah, 4 orang (20%) dinyatakan siswa bahwa orangtua
tidak memberikan kesempatan les tambahan kepada anak di luar sekolah.
3. Sebanyak 18 orang siswa (90%) menyatakan bahwa orangtua memberikan asupan gizi
yang baik, 2 orang (10%) dinyatakan siswa bahwa orangtua tidak memberikan asupan gizi
yang baik.
4. Sebanyak 20 orang siswa (100%) menyatakan bahwa orangtua mengatur pola istirahat.
7. Sebanyak 18 orang siswa (90%) menyatakan bahwa orangtua mengenal gaya belajar anak,
2 orang siswa (10%) dinyatakan siswa bahwa orangtua tidak mengenal gaya belajar anak.
8. Sebanyak 17 orang siswa (85%) menyatakan bahwa orangtua bekerja sama dengan wali
kelas memantau perkembangan kognitif anak, 3 orang siswa (15%) dinyatakan siswa
bahwa orangtua tidak bekerja sama dengan wali kelas memantau perkembangan kognitif
anak.
10. Sebanyak 20 orang siswa (100%) menyatakan bahwa orangtua memenuhi finansial sesuai
kebutuhan anak.
11. Sebanyak 18 orang siswa (90%) menyatakan bahwa orangtua menghormati potensi
bawaan anak, 2 orang (10%) dinyatakan siswa bahwa orangtua tidak menghormati potensi
bawaan anak.
12. Sebanyak 17 orang siswa (85%) menyatakan bahwa orangtua membantu kesulitan belajar
yang dialami anak, 3 orang (15%) dinyatakan siswa bahwa orangtua tidak membantu
kesulitan belajar yang dialami anak.
13. Sebanyak 18 orang siswa (90%) menyatakan bahwa orangtua emberikan motivasi kepada
anak agar semangat dalam belajar, 2 orang (10%) dinyatakan siswa bahwa orangtua tidak
memberikan motivasi kepada anak agar semangat dalam belajar.
14. Sebanyak 20 orang siswa (100%) menyatakan bahwa orangtua menjaga kesehatan anak.
15. Sebanyak 20 orang siswa (100%) menyatakan bahwa orangtua menanyakan hambatan
yang dialami anak.
Kesimpulan dari tabel 2.5 adalah bahwa orangtua sangat membantu kognitif siswa
usia sekolah menengah dengan menerapkan beberapa cara yaitu mengatur pola istirahat,
memenuhi finansial sesuai kebutuhan anak, menjaga kesehatan anak, dan menanyakan
hambatan yang dialami anak.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai
penyesuaian diri pada siswa kelas IX - 8 SMP Negeri 27 Medan, maka diperoleh
kesimpulan yaitu intelektual adalah kemampuan untuk memperoleh berbagai informasi,
berpikir abstrak, menalar, serta bertindak secara efisien dan efektif. Selain itu, intelektual
merupakan kemampuan yang dibawa individu sejak lahir, intelektual tersebut akan
berkembang bila lingkungan memungkinkan dan kesempatan tersedia sehingga dapat
bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru.
5.2 Saran
Dari kesimpulan yang telah kami paparkan, dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Bagi sekolah, hendaknya kepala sekolah lebih bekerja sama dengan PKS III untuk
membantu perkembangan kognitif siswa usia sekolah menengah di sekolah
tersebut dengan menyutujui berbagai kebijakan yang disarankan oleh PKS III.
2. Bagi guru, hendaknya lebih membantu perkembangan kognitif siswa usia sekolah
di sekolah tersebut dengan menstimulus siswa untuk mengeksplorasi pengetahuan
baru yang diperoleh secara mandiri
3. Bagi PKS III, hendaknya lebih membantu perkembangan kognitif siswa usia
menengah di sekolah tersebut dengan mengusulkan diputarnya musik klasik
sebelum masuk kelas
4. Bagi wali kelas, hendaknya lebih membantu perkembangan kognitif siswa usia
menengah di sekolah tersebut dengan bekerjasama dengan orangtua dalam
memantau aktivitas belajar siswa
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 1996. Perkembangan Intelektuan dan Emosional Anak. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.