Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN HASIL OBSERVASI

Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa MA Darul Ihsan Dalam Menyelesaikan Soal
Statistika Berdasarkan Tingkat Perkembangan Teori Piaget

Laporan ini di buat untuk memenuhi UAS mata kuliah Psikologi Belajar Matematika
Dosen Pengampu : Dr. Hepsi Nindiasari, S.Pd., M.Si.

Di susun oleh : Nia dahlia

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTASYASA
2023

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan
karunianya sehingga saya dapat menyusun laporan hasil observasi yang berjudul “Analisis
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa MA Darul Ihsan Dalam Menyelesaikan Soal Statistika
Berdasarkan Tingkat Perkembangan Teori Piaget”. Salawat beserta salam saya curah
limpahkan kepada baginda kita nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa umatnya dari
zaman jahiliyah hingga zaman berpengetahuan sekarang.
Ucapan terima kasih tak lupa saya ucapkan kepada pihak – pihak terkait yang telah
membantu menyelesaikan laporan observasi ini, saya ucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Hepsi Nindiasari, S.Pd., M.Si. selaku Dosen pengampu mata kuliah Psikologi
Belajar Matematika, beserta
2. Rekan – rekan saya kelompok 1 yang bersama – sama melakukan penelitian ini.
Saya menyadari laporan observasi ini jauh dari kata sempurna, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran kepada para pembaca, agar di masa yang akan datang saya
dapat menyempurnakan tugas – tugas laporan observasi yang lebih baik lagi.

Serang, 20 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................................1
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................................1
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Berpikir Kritis.................................................................................................................3
2.2 Kemampuan Berpikir Kritis Matematis..........................................................................3
2.3 Teori Jean Piaget..............................................................................................................5
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian.............................................................................................................7
3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian
1) Waktu Penelitian........................................................................................................7
2) Tempat Penelitian.......................................................................................................7
3.3 Subjek Penelitian.............................................................................................................7
3.4 Instrumen Penelitian
1) Tes Kempuan Berpikir Kritis Matematis..................................................................7
2) Tes Of Logical Thinking...........................................................................................8
3.5 Analisis Data..................................................................................................................8
3.6 Hasil Dan Pembahasan
1) Hasil Penelitian .......................................................................................................13
2) Pembahasan..............................................................................................................15
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Dan Saran..................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19
LAMPIRAN ............................................................................................................................20
DOKUMENTASI.....................................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori kognitif menyatakan bahwa anak-anak mengalami perkembangan kognitif
yang berbeda-beda seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan mereka. Menurut
piaget terdapat empat tahap perkembangan kognitif, yaitu tahap sensorimotor, tahap
praoperasional, tahap operasional konkret, dan tahap operasional formal. Pada tahap
sensorimotor (0-2 tahun), anak-anak mengeksplorasi dunia melalui indra dan gerakan
fisik. Mereka mulai mengembangkan pemahaman tentang objek tetap dan menyadari
hubungan sebab-akibat. Pada tahap ini kemampuan berpikir kritis anak masih terbatas
pada tindakan fisik dan pengalaman langsung. Pada tahap Pra - operasional (2-7
tahun), anak mulai menggunakan simbol dan bahasa untuk berkomunikasi, mereka
dapat menggunakan imajinasi dan bermain peran. Namun, mereka masih terbatas
dalam berpikir logis dan abstrak. Dan cenderung memiliki pemikiran egosentris
(melihat dunia dengan perspektif mereka sendiri). Pada tahap operasional konkret (7-
11 tahun), anak mulai mengembangkan pemikiran logis dan abstrak yang lebih
kompleks. Mereka dapat memahami konsep-konsep matematika dalam melakukan
operasi mental pada objek konkret. Mereka juga dapat memahami prinsip - prinsip
kausalitas dan konservasi. Pada tahap operasional formal (11 ke atas), anak dan
remaja memiliki kemampuan berpikir abstrak yang lebih matang. Mereka dapat
melakukan pemikiran hipotetis - deduktif dan memahami konsep - konsep yang
kompleks. Mereka dapat berpikir tentang kemungkinan - kemungkinan dan
memecahkan masalah secara logis.
Siswa yang berada pada tahap konkret operasional dan formal operasional
kemungkinan memiliki kemampuan berpikir kritis yang lebih baik, karena mereka
dapat menggunakan pemikiran logis dan abstrak. Sementara itu, siswa yang berada
pada tahap praoperasional mungkin masih terbatas dalam kemampuan berpikir kritis
dan lebih cenderung mengandalkan pemahaman konkret.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana kemampuan berpikir kritis Siswa MA Darul Ihsan Dalam Menyelesaikan 1
Statistika Berdasarkan Tingkat Perkembangan Teori Piaget.

1.3 Tujuan penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis
siswa MA Darrul Ihsan dan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa MA Darrul
Ihsan berada pada tahap apa menurut perkembangan teori piaget.
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
 Bagi Siswa
Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah agar siswa MA Darrul Ihsan lebih
termotivasi untuk belajar lebih giat lagi, untuk memperoleh prestasi yang lebih
baik lagi, sehingga menjadi peserta didik yang berkualitas.
 Bagi Guru
Manfaat penelitian ini bagi guru adalah agar guru MA Darrul Ihsan
memberikan informasi mengenai sejauh mana kemampuan berpikir kritis
siswa MA Darrul Ihsan Sehingga guru dapat menerapkan pembelajaran yang
efektif bagi siswa.
 Bagi Sekolah
Manfaat penelitian ini bagi sekolah MA Darrul Ihsan adalah untuk sumber
informasi dari kemampuan berpikir kritis siswa MA Darrul Ihsan sehingga
sekolah tersebut dapat menerapkan kurikulum yang efektif untuk lebih
meningkatkan kualitas siswanya.
 Bagi Peneliti
Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah sumber ilmu pengetahuan untuk
di jadikan acuan ketika peneliti menjadi pendidik nanti sehingga dapat
menerapkan model pembelajaran yang efektif dan menarik bagi peserta
didiknya nanti.
 Bagi Pembaca
Manfaat penelitian ini bagi pembaca adalah sumber ilmu pengetahuan dan
sumber referensi ketika melakukan penelitian yang serupa sehingga
penelitiannya dapat lebih di kembangkan menjadi lebih baik lagi di
bandingkan penelitian ini.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Berpikir Kritis


Berpikir kritis merupakan penalaran mengenai keyakinan dan tindakan yang masuk
akal dan berfokus pada memutuskan apa yang dipercayai atau yang dilakukan, Robert
Ennis.
Michael Scriven, mengungkapkan bahwa berpikir kritis merupakan proses disiplin
intelektual untuk secara aktif dan terampil membuat konsep, menerapkan,
menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi.
Secara keseluruhan Berpikir kritis berarti berpikir secara logis dan sistematis
ketika mengambil keputusan atau menyelesaikan permasalahan yang ada.
Berbagai manfaat di dapatkan dari kemampuan berpikir kritis ini, di antaranya
 Melihat masalah dari berbagai sudut pandang
Dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang sehingga menciptakan
sikap yang menghargai pendapat orang lain, atau pun dalam hal lainnya,
seperti dalam matematika, seseorang dapat melihat masalah matematika dalam
berbagai sudut pandang dan menyelesaikan masalah dalam berbagai sudut
pandang.
 Mandiri dalam menghadapi masalah
Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis akan menjadi seseorang
yang mandiri ketika menghadapi permasalahan, ia akan mampu dalam
memecahkan masalah tersebut.
 Menemukan ide dan peluang baru
Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis akan mudah memikirkan
dan mendapatkan ide dan mewujudkannya dengan peluang – peluang yang ia
temukan.
 Bisa di andalkan
Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis juga dapat di andalkan
oleh tim atau organisasi yang di ikuti karena dapat memecahkan masalah dan
mencari solusi dengan baik.
 Berpikir jernih dan rasional
 Kemampuan adaptasi meningkat
 Keterampilan bahasa dan prestasi meningkat
 Kreativitas meningkat
 Mengembangkan diri
Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis tentunya memiliki
kemampuan mengevaluasi, nah dari kemampuan evaluasi tersebut dapat di
jadikan acuan oleh seseorang untuk mengembangkan dirinya jauh lebih baik
lagi.

2.2 Kemampuan Berpikir kritis Matematika


Selain memiliki kemampuan matematika, seorang anak harus memiliki
kemampuan tingkat tinggi khususnya berpikir kritis. Resnick dalam Suprijono (2014:
72-73) mengatakan:
Ciri-ciri berpikir tingkat tinggi adalah:
 Bersifat non-algoritmik, artinya jalur tindakan tidak sepenuhnya ditetapkan
sebelumnya.
 Bersifat kompleks, artinya mampu berpikir dalam berbagai perspektif atau
mampu menggunakan sudut pandang.
 Banyak solusi, artinya mampu mengemukakan dan menggunakan berbagai
solusi dengan mempertimbangkan keuntungan dan kelemahan masing-masing.
 Melibatkan interpretasi.
 Melibatkan banyak kriteria, artinya mampu menggunakan berbagai
 Melibatkan ketidakpastian, artinya tidak semua yang berhubungan dengan
tugas yang ditangani telah diketahui.
 Melibatkan pengaturan diri proses-proses berpikir.
 Menentukan makna, menemukan struktur dalam sesuatu yang tampak tidak
beraturan.
 Membutuhkan banyak usaha.
Dari ciri – ciri tersebut dapat di simpulkan bahwa keterampilan berpikir kritis
matematis adalah kemampuan berpikir pada tingkat tertentu kemampuan
seseorang dalam memecahkan masalah matematika menganalisis masalah,
mencari asumsi, mencari solusi dan dapat menarik kesimpulan dengan benar dari
solusi yang diperoleh.
Berpikir matematis dapat dikelompokkan berdasarkan jenis kemampuannya dalam
matematika (Sumarmo, 2008: 3) yaitu:
 pemahaman konsep (conceptual understanding), Menurut Rosmawati
(dalam Putri,dkk, 2012: 68) “pemahaman konsep adalah yang berupa
penguasaan sejumlah materi pembelajaran, dimana siswa tidak sekedar
mengenal dan mengetahui, tetapi mampu mengungkapkan
kembali konsep dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti serta mampu
mengaplikasikannya kembali”.
 pemecahan masalah (problem solving), Pemecahan masalah adalah proses
penyelesaian suatu masalah dengan cara mendefinisikan masalah,
mengidentifikasi akar penyebab masalah, mencari solusi dan alternatif
masalah, serta melaksanakan solusi tersebut hingga masalah tersebut
benar-benar terpecahkan.
 penalaran dan pembuktian (reasoning and proof), Shurter at. al. (dalam
Sumarmo, 1987: 31-32) mendefinisikan penalaran (reasoning) sebagai
proses pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber yang
relevan. Pembuktian (proof) menurut Educational Development Center
(2003) (dalam Fahinu, 2007:16) adalah suatu argumentasi logis yang
menetapkan kebenaran suatu pernyataan.
 komunikasi (communication), Kegiatan yang termasuk dalam kategori
berpikir komunikatif dalam matematika (Sumarmo, 2008, 5) adalah:
1) Mampu menerjemahkan permasalahan nyata ke dalam bahasa
matematika
2) Menjelaskan konsep, ide, situasi matematika , dan hubungannya secara
lisan atau tertulis
3) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika
4) Membaca dan memahami representasi matematika tertulis
5) Membuat, menduga, menyusun argumen, menyusun definisi dan
menggeneralisasi
6) Tulis ulang paragraf atau deskripsi matematis dengan kata-kata Anda
sendiri.
Tingkat kemampuan berpikir matematis bergantung pada kedalaman
dan kompleksitas komunikasi yang terlibat.
 koneksi (connection), Kegiatan dalam Mathematical Connections
(Sumarmo, 2008:5) adalah:
1) Menemukan hubungan antar representasi konsep dan prosedur yang
berbeda,
2) Memahami hubungan antar topik dalam matematika,
3) Menerapkan matematika pada bidang lain sebagai serta kehidupan
nyata,
4) Memahami representasi ekuivalen suatu konsep matematika,
5) Menemukan hubungan antara satu prosedur dengan prosedur lain
dalam representasi ekuivalen,
6) Menerapkan hubungan antar topik dalam matematika dan antara topik
matematika dengan topik non matematika.
Tingkat kemampuan berpikir matematis tergantung pada kedalaman
dan luasnya kompleksitas hubungan yang diberikan.
 representasi (representation), Palmer (dalam Kaput dan Goldin, 2004 : 2)
mengemukakan bahwa representasi adalah suatu gambar atau diagram
yang berkorespondensi dengan sesuatu, mewakili, melambangkan sesuatu.

Dengan kemampuan berpikir kritis seseorang dapat menganalisis konsep matematika,


memecahkan masalah matematika, dan membuat kesimpulannya. Berpikir kritis
dalam matematika berperan sangat penting, Karena matematika mempelajari
bagaimana merumuskan masalah, merencanakan penyelesaian, mengkaji langkah -
langkah penyelesaian, membuat dugaan jika data yang di sajikan kurang lengkap
(Kowiyah, 2012).

2.3 Teori Jean Piaget


Menurut Piaget perkembangan intelektual individu di pengaruhi oleh perubahan
umur dan kemampuan mengamati ilmu pengetahuan. Menurut Piaget, seseorang
mulai mencari pengetahuan sejak lahir, yang di sebut dengan kemampuan
sensorimotor. Dengan kemampuan inilah bayi akan mengeksplorasi dunia dan hal ini
adalah dasar bagi pengetahuannya, kemampuan – kemampuan ini Piaget sebut dengan
Skema. Dengan skema tersebut seorang bayi akan mengintegrasikan informasi baru
dengan skema atau pengetahuan yang di milikinya, tahap ini piaget sebut dengan
asimilasi. Bayi tersebut akan mengembangkan skema yang di punyainya untuk
mendapatkan skema baru, tahap ini piaget sebut dengan akomodasi. Dan tahap
terakhir dari seseorang memahami dunia menurut piaget adalah equilibrasi yaitu
penyeimbangan antara asimilasi dan akomodasi.
Menurut terdapat empat tahapan dalam perkembangan kognitif yang sesuai dengan
usia seseorang yaitu :
1) Sensori motorik (0-2 tahun)
Pada tahap ini seseorang mengembangkan pengetahuannya melalui sensori dan
motornya, mereka mengeksplorasi dunia dan dirinya dengan alat indranya dan
otot atau pergerakannya.
2) Pra-operasional (2-7 tahun)
Pada tingkat ini seseorang mulai mengeksplorasi lebih luas pengetahuan. Namun,
pengetahuan yang di milikinya tidak terorganisasi dengan baik, pada tahap ini
seseorang cenderung memiliki pemikiran yang egosentris, yaitu membentuk
pemahaman menurut pandangannya sendiri. Mereka mulai menggunakan simbol
– simbol untuk menggali pengetahuannya.
3) Operasional konkret (7-11 tahun)
Pada tahap ini seseorang sudah mampu berpikir logis namun belum mampu
berpikir secara abstrak. Pada tahap ini mereka mulai dapat membedakan ukuran,
berat, volume dan yang sejenisnya. Namun, mereka tidak dapat memecahkan
masalah secara abstrak.
4) Operasional formal (11 tahun ke atas)
Pada tahap ini seseorang telah memiliki kemampuan berpikir abstrak, mereka
dapat memecahkan masalah yang lebih rumit dan abstrak. Mereka dapat
memikirkan pengalaman konkretnya secara lebih abstrak dan menarik kesimpulan
yang mereka pikirkan.
Seseorang mulai berpikir secara kritis terhadap apa yang mereka pikirkan atau
alami mungkin terjadi pada tahap Operasional konkret dan formal karena pada
tahap ini seseorang mulai menggunakan logikanya untuk berpikir secara lebih
luas.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono
(2017:9) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dan menggunakan teknik analisis deskriptif
kualitatif yaitu mendeskripsikan atau mengungkapkan karakteristik variabel-variabel
yang menjadi fokus peneliti.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


1) Waktu Penelitian
Penelitian ini di laksanakan pada jum’at, 24 November 2023 pukul 10.00 – 12.00
WIB dan 5 Desember 2023 pukul 10.30 – 11.30 WIB.
2) Tempat Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di MA Darrul Ihsan, tepatnya pada Pondok Pesantren
Al Ihsan, Link Pabuaran Kel. Pabuaran RT/RW 013/004 Kec. Walantaka Kota.
Serang-Banten.

3.3 Subjek Penelitian


Para peneliti mengambil responden dari peserta didik kelas 12 MIPA MA Darrul Ihsan.
Di pilih 12 peserta didik untuk di jadikan responden berdasarkan dari perkiraan tenaga
pendidik yang memiliki ciri berkemampuan berpikir kritis. Untuk menentukan subjek
penelitian ini, para peneliti memberikan para responden tes soal berpikir kritis dan Test Of
Logical Thinking (TOLT) yang kemudian di jaring responden yang memenuhi atau
mendekati indikator kedua tes nya. Dan di dapatkan satu Peserta didik yang mendekati
indikator keduanya. Dan para peneliti menetapkannya sebagai subjek.

3.4 Instrumen Penelitian


Instrumen yang di gunakan dalam Penelitian ini adalah Instrumen tes, yaitu tes
Kemampuan berpikir kritis matematis dan Test Of Logical Thinking (TOLT).
1) Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Tes kemampuan berpikir kritis matematis yang berdasarkan indikator tes
kemampuan berpikir kritis matematis di berikan kepada responden di maksudkan
untuk menguji dan mengukur kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik.
Sebelum tes ini di berikan kepada peserta didik, Tes ini di validasi oleh dosen
pengampu mata kuliah Psikologi Belajar Matematika Dr. Hepsi Nindiasari, S.Pd.,
M.Si. yang memberikan tugas laporan ini.

2) Test Of Logical Thinking (TOLT)


Tes ini di berikan kepada responden di maksudkan untuk menguji atau
mengukur kemampuan kognitif atau kemampuan berpikir logis para responden.
Tes ini di rekomendasikan oleh dosen pengampu mata kuliah psikologi belajar
matematika untuk di gunakan dalam penelitian ini yang menganalisis kemampuan
berpikir matematis peserta didik yang berdasarkan perkembangan teori piaget.

3.5 Analisis Data


1) Test Of Logical thinking
Setelah mendapatkan data, peneliti mulai mengolah dan menganalisis data. Peneliti
menganalisis data dari test of logical thinking, dan mengolah datanya. Peneliti
membuat pedoman penskoran tes of logical thinking, pedoman penskoran TOLT ini
peneliti ambil dari tesis penelitian bu oom romsih.
Pedoman Penskoran Tes Of Logical Thinking

Penggolongan hasil TOLT, untuk mengukur hasil TOLT sesuai dengan


perkembangan teori perkembangan piaget.
Dari 12 responden, berikut hasil pengolahan data jawaban responden untuk tes of
logical thinking untuk mengukur kemampuan kognitif peserta didik.

Dari 12 responden, hanya ada 4 responden yang mampu memberikan satu


pernyataan yang tepat. Dapat di lihat dari tabel hasil TOLT responden dengan
penggolongan nya bahwa 100% peserta didik berada pada tahap perkembangan
kognitif konkret menurut perkembangan teori piaget.

2) Tes Kemampuan Berpikir Matematis


Peneliti mengolah dan menganalisis data tes kemampuan berpikir kritis peserta
didik untuk mengetahui kemampuan berpikir para peserta didik.
Dari 12 responden, berikut hasil pengolahan data tes kemampuan berpikir kritis
matematis siswa dalam menyelesaikan soal statistika.

Dari 12 responden, terdapat 3 peserta didik yang mendapatkan skor tertinggi dan 1
peserta didik mendapatkan skor terendah. Pada soal nomor 1 66.67% responden
mengerjakan soal tersebut namun jawaban nya tidak sesuai dan 33.33% responden
tidak mengerjakannya. Para responden tidak dapat menganalisis soal tersebut dengan
baik. 83.33% responden dapat menyelesaikan jawaban soal nomor 2 dengan benar
dan tepat, dan 16.67% responden tidak mengerjakan soal tersebut, yang berarti para
responden mampu membedakan antara simpangan baku dengan simpangan rata – rata
dan sebagian responden tidak dapat membedakan keduanya. Pada soal nomor 3a
terdapat 58.33% responden yang menjawab dengan benar tapi kurang tepat karena di
sebabkan kurang nya ketelitian, sebanyak 8.33% responden yang jawabannya salah
namun, ada beberapa yang mengemukakan jawaban dan sebanyak 33.33% responden
yang mengerjakan nya namun jawabannya tidak sesuai. Pada soal nomor 3b terdapat
41.67% responden yang jawabannya salah namun, ada beberapa yang mengemukakan
jawaban, yang di sebabkan oleh salah nya dalam perhitungannya, walaupun rumus
nya benar, terdapat 25% responden yang mengerjakannya namun, jawabannya tidak
tepat, karena mereka tidak mengetahui rumusnya, dan terdapat 33.33% yang tidak
mengerjakan nya sama sekali. Pada soal terakhir atau nomor 3c, 25% responden yang
jawabannya salah namun ada beberapa yang mengemukakan jawaban, terdapaþ
16.67% responden mengerjakan namun jawabannya salah dan terdapat 58,33%
responden tidak dapat mengerjakannya.

Kesimpulan dari analisis ini adalah Menurut teori perkembangan kognitif piaget
seluruh responden tersebut berada pada tahap konkret. Dan dalam keseluruhan, para
responden pada tahap konkret masih perlu pengembangan dalam kemampuan berpikir
kritis dalam menyelesaikan soal statistika. Kesalahan yang terjadi dalam menentukan
titik tengah kelas, menentukan tinggi frekuensi batang, menentukan informasi yang
diperoleh, dan menentukan kelas kuartil 2 atau median menunjukkan adanya
kebutuhan untuk meningkatkan pemahaman dan penerapan konsep.

3.6 Hasil dan Pembahasan


1) Hasil Penelitian
Dari 12 responden, bahwa 100% peserta didik berada pada tahap perkembangan
kognitif konkret menurut perkembangan teori piaget.

Dari 12 responden, terdapat 3 peserta didik yang mendapatkan skor tertinggi dan 1
peserta didik mendapatkan skor terendah. Pada soal nomor 1 66.67% responden
mengerjakan soal tersebut namun jawaban nya tidak sesuai dan 33.33% responden
tidak mengerjakannya. Para responden tidak dapat menganalisis soal tersebut dengan
baik. 83.33% responden dapat menyelesaikan jawaban soal nomor 2 dengan benar
dan tepat, dan 16.67% responden tidak mengerjakan soal tersebut, yang berarti para
responden mampu membedakan antara simpangan baku dengan simpangan rata – rata
dan sebagian responden tidak dapat membedakan keduanya. Pada soal nomor 3a
terdapat 58.33% responden yang menjawab dengan benar tapi kurang tepat karena di
sebabkan kurang nya ketelitian, sebanyak 8.33% responden yang jawabannya salah
namun, ada beberapa yang mengemukakan jawaban dan sebanyak 33.33% responden
yang mengerjakan nya namun jawabannya tidak sesuai. Pada soal nomor 3b terdapat
41.67% responden yang jawabannya salah namun, ada beberapa yang mengemukakan
jawaban, yang di sebabkan oleh salah nya dalam perhitungannya, walaupun rumus
nya benar, terdapat 25% responden yang mengerjakannya namun, jawabannya tidak
tepat, karena mereka tidak mengetahui rumusnya, dan terdapat 33.33% yang tidak
mengerjakan nya sama sekali. Pada soal terakhir atau nomor 3c, 25% responden yang
jawabannya salah namun ada beberapa yang mengemukakan jawaban, terdapaþ
16.67% responden mengerjakan namun jawabannya salah dan terdapat 58,33%
responden tidak dapat mengerjakannya.
2) Pembahasan
Dari 12 responden di ambil jawaban dari tes kemampuan berpikir kritis matematis
dalam menyelesaikan soal statistika dari subjek yang berada pada tahap konkret untuk
di bahas, berikut pembahasannya.

Soal 1

Pada soal nomor 1 siswa tersebut mampu memahami dan menarik kesimpulan dari
pertanyaan yang diajukan, namun siswa belum mampu menyimpulkan rumus apa yang
harus digunakan.

Soal 2

Pada soal nomor 2 menunjukkan bahwa siswa tersebut telah mampu menjawab soal.
Siswa tersebut telah mampu membandingkan perbedaan antara rumus simpangan baku
dan rumus simpangan rata - rata.
Soal 3a

Pada soal nomor 3a siswa tersebut telah mampu membuat gambar dari informasi yang
di dapat akan tetapi masih ada kesalahan dalam menentukan titik dari kelas-kelas interval
pada sumbu datar. Dan siswa juga terdapat kesalahan di bagian tinggi frekuensi batang
nya.
Soal 3b

Pada soal nomor 3b siswa sudah mampu mengoperasikan rumus mean dan modus.
Akan tetapi masih ada kesalahan dalam informasi yang di dapat. Seperti dalam modus
terdapat kesalahan mengenai menentukan kelas modus nya yang berujung kesalahan pada
data yang di operasikan. Dalam mean terdapat kesalahan dalam menentukan titik tengah
kelas yang menyebabkan jumlah nilai fi.Xi nya salah dan hasilnya juga akan salah.
Soal 3c

Pada soal nomor 3c siswa telah mampu mengetahui kuartil 2 itu sama dengan median
dan menggunakan rumus median. Akan tetapi terdapat kesalahan dalam menentukan
kelas kuartil 2 atau median.

Pada dasarnya semua responden berada pada tahap konkret dan belum dapat
menyelesaikan seluruh tes kemampuan berpikir kritis atau pun tes kognitif dengan skor
yang sempurna, sehingga kemampuan berpikir kritis peserta didik MA Darrul Ihsan
tergolong rendah.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan dan Saran

Para peserta didik MA Darrul Ihsan berada pada tahap konkret menurut teori
perkembangan Piaget. Tahap konkret menurut teori perkembangan Piaget ialah tahap
yang berpikir secara logis namun, belum dapat berpikir secara abstrak.

Menurut tahap perkembangan Piaget kemampuan kognitif seseorang di sesuaikan


dengan usia nya, akan tetapi kenyataan nya seseorang memenuhi kriteria tahap
perkembangan tersebut jika ia banyak berlatih.

Peserta didik pada tahap konkret masih perlu pengembangan dalam kemampuan
berpikir kritis dalam menyelesaikan soal statistika. Kesalahan - kesalahan yang terjadi
dalam menyelesaikan soal statistika menunjukkan adanya kebutuhan untuk
meningkatkan pemahaman dan penerapan konsep.
Oleh sebab itu, para tenaga pendidik MA Darrul Ihsan sebaiknya meningkatkan
keefektivitasan pembelajaran agar para peserta didik dapat mencapai kemampuan
tingkat tinggi terutama kemampuan berpikir kritis.
DAFTAR PUSTAKA

Romsih, O., Yuhana, Y., Nindiasari, H. (2019). Peningkatan Kemampuan


Penalaran Matematis Siswa Melalui Problem Posing Ditinjau Dari Tahap
Perkembangan Kognitif Siswa. SJME (Supremum Journal of Mathematics
Education), 3(1), 37-46.
https://pdfs.semanticscholar.org/b404/246137bfb140f6f10d28f8af44c3d124c742.pd
f
Berpikir Kritis: Pengertian, Manfaat, Cara Mengasah & Rekomendasi Buku
https://www.gramedia.com/best-seller/berpikir-kritis/

https://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jtst/article/view/3764#:~:text=Kemampua
n%20berpikir%20kritis%20matematis%20adalah,permasalahan%20utamanya
%20dalam%20pembelajaran%20matematika

BAB 2 KAJIAN TEORI 2.1 Kemampuan Berpikir Kritis Matematis


https://repository.uir.ac.id/4709/5/bab2.pdf

BAB III METODE PENELITIAN http://repositori.unsil.ac.id/750/4/SKRIPSI


%20DEVI%20K%20-%20BAB%20III.pdf

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek dan Objek ... - repo unpas
http://repository.unpas.ac.id/31274/5/BAB%20III.pdf

PENALARAN DAN PEMBUKTIAN - Spada UNS


https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=12275

https://legowo.staff.uns.ac.id/2013/03/15/sedikit-tentang-kognitivism/
#:~:text=Asimilasi%20merupakan%20proses%20penyatuan
%20(pengintegrasian,berkesinambungan%20antara%20asimilasi%20dan
%20akomodasi.
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/intel/article/view/197

LAMPIRAN

Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Nama :
Kelas :
Asal Sekolah :
Hari/Tanggal:
Mata Pelajaran : Matematika
Waktu Pengerjaan : 45 menit

Petunjuk Pengerjaan :

1. Tuliskan terlebih dahulu nama, kelas, asal sekolah dan hari/tanggal.


2. Soal terdiri dari 3 buah essay.
3. Bacalah dengan seksama sebelum anda menjawab.
4. Kerjakan soal yang dianggap mudah terlebih dahulu.
5. Periksa terlebih dahulu lembar jawaban sebelum diserahkan kepada pengawas.
6. Selamat mengerjakan dan terimakasih.

Jawablah pertanyaan berikut dengan baik dan benar!

1. Nilai rata-rata ulangan MTK 15 siswa adalah 7,0. Jika nilai ulangan
matematika Andri di masukan dalam kelompok tersebut, nilai rata-ratanya
menjadi 7,125. Nilai ulangan Andri adalah…
2. Jelaskan perbedaan dari simpangan baku dan simpangan rata-rata!
3. Tabel berikut menyajikan data nilai tes matematika siswa kelas XII.

No Nilai Tes Matematika Frekuensi


.
1. 30 – 39 2
2. 40 – 49 4
3. 50 – 59 8
4. 60 – 69 10
5. 70 – 79 5
6. 80 – 89 1

Dari tabel di atas:


a. Buatlah Histogram!
b. Tentukan Mean dan Modus!
c. Tentukan Kuartil 2!

Instrumen TOLT

AIR JERUK
SOAL 1:
Empat buah jeruk besar dapat diperas menjadi enam gelas air jeruk. Berapa gelas
jeruk dapat diperoleh dari enam buah jeruk besar?
a. 7 gelas
b. 8 gelas
c. 9 gelas
d. 10 gelas
e. Lain-lain
ALASAN:
1. Banyaknya gelas berbanding dengan banyaknya jeruk akan selalu selalu
sama dengan 3 banding 2.
2. Dengan lebih banyak jeruk, selisih banyaknya gelas dan jeruk akan makin
kecil.
3. Selisih banyaknya gelas dan jeruk akan selalu 2.
4. Dengan empat buah jeruk selisih antara banyaknya gelas dan jeruk sama
dengan dua. Dengan enam buah jeruk selisihnya juga akan dua lagi.
5. Tidak ada cara untuk meramalkan.

SOAL 2:
Berapa buah jeruk diperlukan untuk membuat 13 gelas air jeruk?
1
a. 6 buah jeruk
2
2
b. 8 buah jeruk
3
c. 9 buah jeruk
d. 11 buah jeruk
e. Lain-lain
ALASAN:
1. Banyaknya jeruk berbanding dengan banyaknya gelas akan selalu sama
dengan 2 banding 3.
2. Jika banyak gelas bertambah tujuh maka diperlukan 5 buah jeruk lebih
banyak.
3. Selisih banyaknya gelas dan banyaknya jeruk akan selalu dua.
4. Banyaknya jeruk akan sama dengan setengah dari banyaknya gelas.
5. Tidak ada cara untuk meramalkan banyaknya jeruk.

PANJANG PENDULUM
SOAL 3:

Misalkan anda melakukan percobaan untuk meneliti apakah perubahan panjang


tali pendulum akan mengubah waktu ayun pendulum itu. Pendulum-Pendulum
mana yang akan anda pergunakan?
a. 1 dan 4
b. 2 dan 4
c. 1 dan 3
d. 2 dan 5
e. Semuanya
ALASAN:
1. Pendulum yang terpanjang seharusnya diuji terhadap pendulum yang
terpendek.
2. Semua pendulum harus diuji satu terhadap yang lain.
3. Dengan diperpanjang pendulum, berat bebannya seharusnya diperingan.
4. Pendulum-pendulum itu seharusnya sama panjang tetapi bebannya
seharusnya berbeda.
5. Pendulum-pendulum itu seharusnya berbeda panjang tetapi berat bebannya
seharusnya sama.
SOAL 4:

Misalkan anda akan melakukan percobaan untuk meneliti apakah perubahan


beban pada ujung tali akan mengubah waktu ayun pendulum. Pendulum-
pendulum manakah yang akan anda pergunakan?
a. 1 dan 4
b. 2 dan 4
c. 1 dan 3
d. 2 dan 5
e. Semuanya

ALASAN:
1. Beban yang terberat seharusnya dibandingkan dengan beban yang
teringan.
2. Semua pendulum perlu diuji satu terhadap yang lain.
3. Dengan diperberat beban seharusnya panjang pendulum itu diperpendek.
4. Berat benban seharusnya berbeda tetapi panjang pendulum-pendulum
seharusnya sama.
5. Berat beban itu seharusnya sama tetapi panjang pendulum-pendulum
seharusnya berbeda.

BIJI- BIJI SAYURAN


SOAL 5:
Sorang petani membeli sebungkus biji-bijian yang berisi 3 biji kacang merah dan
3 biji kedelai. Jika petani itu secara sembarang mengambil satu biji dari dalam
bungkus itu, berapa besar kemungkinan biji kacang merah yang terambil?
a. 1 dari 2
b. 1 dari 3
c. 1 dari 4
d. 1 dari 6
e. 4 dari 6
ALASAN:
1. Diperlukan empat pilihan sebab ketiga biji kedelai itu dapat dipilih dalam
satu barisan.
2. Terdapat enam biji dan satu kacang merah pasti terambil.
3. Satu biji kacang merah harus dipilih dari banyaknya kacang merah yang
tiga biji itu.
4. Setengah dari banyaknya biji-bijian itu adalah biji kacang merah.
5. Selain kacang merah, dalam bungkus itu terdapat tiga biji kedelai yang
dapat dipilih dari banyaknya biji yang enam itu.

SOAL 6:
Seorang petani membeli sebungkus benih dari bermacam-macam bunga.
Dalam bungkus terdapat 21 biji yang terdiri dari:
3 biji bunga merah yang pendek
4 biji bunga kuning yang pendek
5 biji bunga biru yang pendek
4 biji bunga merah yang panjang
2 biji bunga kuning yang panjang
3 biji bunga biru yang panjang
Jika secara acak petani itu menanam satu biji, berapa besar kemungkinan akan
tumbuh pohon bunga merah?
a. 1 dari 2
b. 1 dari 3
c. 1 dari 7
d. 1 dari 21
e. Lain-lain
ALASAN :
1. Satu biji seharusnya dipilih di antara biji-biji yang akan menghasilkan
bunga-bunga merah, kuning, dan biru.
1 4
2. dari yang pendek dan dari yang panjang adalah merah.
4 9
3. Tidak bergantung apakah yang diambil itu satu biji bunga pendek atau
satu biji bunga.
4. Panjang, satu buji bunga merah perlu diambil dari keseluruhan biji
bunga merah yang tujuh itu.
5. Satu biji bunga merah harus dipilih dari keseluruhan 21 biji itu.
6. Tujuh dari 21 biji itu akan menghasilkan bunga merah.

TIKUS
SOAL 7:
Dibawah ini diberikan gambar sejumlah tikus yang ditangkap dari suatu
bagian sebidang sawah. Apakah tikus gemuk mempunyai kecenderungan
berekor hitam dan tikus kurus berekor putih?
a. Ya
b. Tidak

ALASAN:

1. dari

8
11

3
tikus gemuk berekor hitam dan tikus kurus berekor putih.
4
2. Beberapa tikus gemuk, berekor hitam dan beberapa tikus kurus berekor
putih.
3. Dari 30 ekor tikus, 18 berekor hitam dan 12 berekor putih.
4. Tidak semua tikus gemuk, berekor hitam dan tidak semua tikus kurus,
berekor putih.
6
5. dari tikus berekor putih adalah gemuk.
12

IKAN
SOAL 8:
Apakah ikan gemuk cenderung bergaris lebar dibandingkan dengan ikan-ikan
kurus?
a. Ya
b. Tidak
ALASAN:
1. Beberapa ikan gemuk, bergaris lebar dan beberapa ikan kurus ,
bergerak kecil.
3
2. dari ikan gemuk, bergaris lebar.
7
12
3. ikan
28
bergaris
lebar dan
16 ikan
28
bergaris
kecil.
3
4. dari ikan
7
gemuk
bergaris
lebar dan
9 dari
21
ikan kurus bergaris lebar.
5. Beberapa ikan yang bergaris lebar adalah kurus dan beberapa gemuk.

PENGURUS ORGANISASI
SOAL 9:
Tiga orang siswa dari kelas I, II, dan III dipilih menjadi anggota pengurus
organisasi siswa. Sebuah panitia yang terdiri dari tiga orang harus dibentuk
dan setiap kelas harus diwakili oleh seorang siswa. Semua kombinasi yang
mungkin harus dipertimbangkan sebelum diambil keputusan.
Dua kombinasi yang mngkin adalah Dadi, Tono, dan Atang (DAT), dan Nani,
Ida, Rita (NIR).

Tuliskanlah di ruang yang tersedian pada lembar jawaban semua kombinasi


yang mungkin selain kedua kombinasi tersebut!

Kelas I Kelas II Kelas III


Dadi (D) Tono (T) Atang (A)
Nani (N) Ida (I) Rita (R)
Gito (G) Susi (S) Beti (B)
PUSAT PERBELANJAAN
SOAL 10:
Di lantai pertama sebuah pusat perbelanjaan yang akan dibuka tersedia empat
buah ruangan. Sebuah toko buku (B), sebuah toko kain (K), sebuah toko
sepatu (S), dan sebuah toko mainan (M) akan menempati keempat ruangan
tersebut.
Setiap toko dapat menempati satu diantara keempat ruangan itu. Satu cara
toko-toko itu menempati ruangan yang bersangkutan adalah dalam urutan
BKSM.
Tuliskan semua cara yang lain yang mungkin agar toko toko tersebut
menempati keempat ruangan tersebut!
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai