Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JOURNAL REVIEW

PENGUKURAN DAN ASESMEN PEMBELAJARAN FISIKA


Dosen Pengampu : Yanthy Leonita Perdana Simanjuntak S.Pd,M.Pd

Disusun Oleh kelompok 7 :

Nama : SANDY BERNIKE BR SURBAKTI

Nim : 4223121012

Kelas : PSPF 22 C

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan Kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena rahmat dan karuniaNya
lah penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Jurnal Review ini. Adapun tugas ini dikerjakan
untuk memenuhi mata kuliah Pengukuran Dan Asesmen Pembelajaran Fisika oleh ibu Yanthy
Leonita Perdana Simanjuntak S.Pd,M.Pd sebagai dosen pengampu.
Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada ibu Yanthy Leonita Perdana
Simanjuntak S.Pd,M.Pd selaku dosen Pengukuran Dan Asesmen Pembelajaran Fisika di
Universitas Negeri Medan atas bimbingan dan segala kesempatan yang telah diberikan kepada
penulisa dalam Critical Jurnal Review ini.
Penulis sangat berharap tugas Critical Jurnal Review ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam
tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan.
Untuk itu penulis berharap adanya kritik dan saran dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Medan,7 Maret 2023

Sandy Bernike Br surbakti

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Rasionalisasi Pentingnya Cjr ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan Cjr ......................................................................................................... 1
1.3 Manfaat Cjr ......................................................................................................................... 1
BAB II RINGKASAN JURNAL ................................................................................................. 2
2.1 Jurnal Utama ....................................................................................................................... 2
2.2 Jurnal Pembanding ............................................................................................................. 5
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 9
3.2 Saran..................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 10

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya Cjr

Keterampilan membuat CJR dapat membantu siswa untuk memahami dan menganalisis sebuah
jurnal pembanding dengan jurnal yang dibandingkan lainnya, serta mengenal dan mengkritik sebuah
jurnal ataupun sebuah karya ilmiah yang lainnya. Seringkali kita bingung dalam memilih jurnal atau karya
tulis yang lain untuk dibaca dan dipahami maupun di kritisi. Terkadang kita hanya memilih dan
menentukan satu jurnal untuk dibaca dan dipahami namun hasilnya belum memuaskan dikarenakan
Bahasa atau gaya penulisan yang sangat sulit untuk diterima dan ditelaah oleh para pembaca.

Oleh karena itu, penulis membuat CJR ini untuk mempermudah pembaca dalam memahami dari
segi Bahasa maupun penulisan terkhusus untuk pokok bahasan mengenai “Pengukuran Asesmen dan
Evaluasi” terutama dalam mata kuliah Pengukuran Dan Asesmen Pembelajaran Fisika.

1.2 Tujuan Penulisan Cjr

Dalam membandingkan sebuah jurnal, dapat diharapkan agar pembaca bisa selalu paham dengan
beberapa kaitan antara jurnal satu dengan jurnal lainnya. Tujuan ditulisnya CJR adalah untuk menambah
wawasan dalam memahami setiap materi yang dibahas. Terlebih bisa memaksimalkan isi jurnal yang di
permasalahkan mengenai kelebihan maupun kekurangan dari jurnal yang dianalisis.

1.3 Manfaat Cjr

Manfaat yang bisa kita simpulkan dari keterangan diatas adalah :

1. Untuk memenuhi tugas CJR mata kuliah “Pengukuran Dan Asesmen Pembelajaran Fisika”

2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan jurnal.

3. Untuk menambah wawasan tentang Pengukuran Asesmen dan Evaluasi

1
BAB II RINGKASAN JURNAL

2.1 Jurnal Utama

1. Judul Pengembangan Instrumen Asesmen Hots Fisika Sma


Menggunakan Model Inkuiri Terbimbing
2. Jurnal Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM
METRO
3. Volume dan Halaman 3(1) dan 11-25
4. Tahun 2018
5. Penulis Abdul Malik, Undang Rosidin, Chandra Ertikanto
6. Reviewer Angellika C Simanjuntak
7. Tanggal 7 Maret 2024
8. Abstrak Penulis
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan penilaian
keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) SMA dengan
model inkuiri terbimbing.
Subjek Penelitian SMA Negeri 1 Kotagajah
Assessment Data Soal-soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang
digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi,
yaitu kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat,
menyatakan kembali, atau merujuk tanpa melakukan
pengolahan. Soal-soal HOTS pada konteks asesmen mengukur
kemampuan: 1) transfer satu konsep ke konsep lainnya, 2)
memproses dan menerapkan informasi, 3) mencari kaitan dari
berbagai informasi yang berbeda-beda, 4) menggunakan
informasi untuk menyelesaikan masalah, dan 5) menelaah ide
dan informasi secara kritis. Meskipun demikian, soal-soal yang
berbasis HOTS tidak berarti soal yang lebih sulit daripada soal
mengingat.
Kata Kunci Penilaian, Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi, Inkuiri
Terbimbing
9. Pendahuluan
Latar Belakang dan Kemampuan berpikir tingkat tinggi telah menjadi salah
Teori satu prioritas dalam pembelajaran fisika. Tuntutan kompetensi
pengetahuan, bahwa peserta didik diharapkan mampu
memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan. Begitu juga pada
kompetensi inti, keterampilan peserta didik diharapkan mampu
mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

2
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
Menurut Anderson dan Krathwohl, (2001), dalam
taksonomi Bloom yang telah direvisi kemampuan berpikir,
dibagi menjadi dimensi pengetahuan kognitif tingkat rendah
atau Lower Order Thinking Skills (LOTS) dan kemampuan
berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking skills
(HOTS). Kemampuan yang termasuk kemampuan berpikir
tingkat rendah adalah kemampuan mengingat, memahami, dan
menerapkan, sedangkan Higher Order Thinking skills meliputi
kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
11. Metode Penelitian
Langkah Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan asesmen
higher order thinking skill (hots) Fisika peserta didik SMA
dengan model Inkuri Terbimbing. Penelitian ini adalah
penelitian dan pengembangan atau research and development.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Nopember sampai
Desember 2016 di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah.
Desain penelitian menggunakan metode Research and
Development model Borg dan Gall (1989) yang dilaksanakan
dalam 7 tahap, terdiri dari (1) penelitian pendahuluan. (2)
perencanaan. (3) desain produk. (4) salidasi produk, (5) revisi
produk, (6) uji coba produk, dan (7) tugas akhir. Data dianalisis
secara deskriptif kuantitatif.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menyajikan tentang instrumen tes hasil
pengembangan, yaitu karakteristik instrumen yang telah
dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran. Proses
pembelajaran dengan model Inkuiri Terbimbing akan melatih
kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik peserta didik.
Pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam
menemukan permasalahan dan menyusun hipotesis, langkah
ini akan melatih peserta didik dalam hal menganalisis,
mengevaluasi dan berkreasi untuk merumuskan masalah.
Menentukan teknik observasi, melakukan observasi,
menyimpulkan hasil observasi dan melaporkan, juga
mengembangkan daya nalar peserta didik untuk menganalisis
data, mengevaluasi dan menyimpulkan hasil eksperimennya.
Langkah-langkah dalam pembelajaran ini berarti akan melatih
peserta didik dalam berpikir tingkat tinggi, sesuai dengan
tuntutan kompetensi dasar pada kurikulum 2013, yaitu higher
order thinking skills (HOTS). Tuntutan kompetensi yang
demikian itu tentunya harus diukur dengan instrumen HOTS.
Butir soal dimensi pengetahuan dalam level higher order
thinking skills (HOTS) pada KD.

3
Diskusi Penelitian Penerapan pembelajaran Inkuiri Terbimbing dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol
diperoleh nilai signifikansi kurang dari 0,05, yaitu 0,029. Nilai
signifikansi kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
H0 ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan kemampuan
berpikir tingkat tinggi fisika peserta didik menggunakan
pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Proses pembelajaran dan
mengukur hasil pembelajaran dengan asesmen higher order
thinking skills, menurut Brookhart, (2010) dapat mengetahui
pemahaman tentang bagaimana cara berpikir peserta didik dan
apa yang mereka pelajari dapat ditingkatkan dengan
menggunakan asesmen yang dirancang untuk mengungkap
penalaran peserta didik. Memberikan tugas dan mengases
kemampuan peserta didik dengan instrumen kemampuan
berpikir tingkat tinggi yang telah disesuaikan dengan
kemampuan berpikir, proses berpikir dan realitas kehidupan
yang ada dapat menumbuhkan motivasi peserta didik. Hal ini
karena peserta didik tidak lagi sibuk memikirkan hal yang
abstrak mengenai apa yang mereka pelajari tetapi sibuk dengan
hal baru sesuai dengan realitas yang ada. Instrumen Asesmen
HOTS yang dikembangkan pada materi listrik arus searah
merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi konsep penerapan listrik arus searah pada
peserta didik, sehingga instrumen ini memiiki banyak fungsi
yang akan memberikan efektivitas yang baik jika digunakan.
12. Analisis Jurnal
Kekuatan Penelitian • Identitas jurnal lengkap dan jelas
• Tujuan dan subjeknya juga sangat rinci hingga mudah
dipahami
• Penulisan jurnal teratur sesuai dengan kaidah
penulisan jurnal.
• Hasil dari penelitian dicantumkan dengan jelas.
Kelemahan Penelitian Dalam pembuatan kata kata ataupun dalam menjelaskan
metode data hasilnya juga sangat susah untuk dipahami
13. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa: 1) Instrumen Asesmen HOTS
dikembangkan pada kemampuan menganalisis, mengevaluasi,
dan mengkreasi pada materi Prinsip Kerja Peralatan Listrik
Arus Searah atau DC dalam Kehidupan Sehari-hari. 2)
Instrumen Asesmen HOTS memiliki Validitas dan reliabelitas
instrumen, yakni; a) Validitas isi materi 83%, konstruksi 85%
dan bahasa 84%. b) Reliabilitas telah memenuhi syarat, bahkan
termasuk tinggi dengan koefisien reliabilitas lebih dari 0,80. c)
Tingkat kesulitannya termasuk baik berada pada rentang antara
0,28 sampai dengan 0,78. d) Daya beda sangat baik, berada
pada rentang 0,44 sampai 1,00. 3) Terdapat perbedaan

4
kemampuan berpikir tingkat tinggi antara peserta didik dengan
pembelajaran model inkuiri terbimbing dan peserta didik
dengan pembelajaran dengan model diskoveri. Peserta didik
dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing mempunyai
rata-rata higher order thinking skills yang lebih baik daripada
peserta didik yang dengan model pembelajaran diskoveri.

2.2 Jurnal Pembanding

1. Judul Pengembangan Instrumen Asesmen Yang Berpusat Pada Siswa


Dalam Pembelajaran Fisika
2. Jurnal Jurnal Pengembangan Instrumen Asesmen Yang Berpusat Pada
Siswa Dalam Pembelajaran Fisika
3. Volume dan Halaman 1(1) dan 1-5
4. Tahun 2011
5. Penulis Wulan Trisnawaty, Muslimin Ibrahim, Bambang Soebali
Wihono
6. Reviewer Angellika C Simanjuntak
7. Tanggal 7 Maret 2024
8. Abstrak Penulis
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen
asesmen berpusat pada siswa dalam pembelajaran fisika.
Subjek Penelitian Pengembangan asesmen menggunakan model pengembangan
4D dan diujicobakan pada siswa kelas X di SMA Sejahtera
Surabaya
Assessment Data ciri khusus dari fisika yang mempelajari gejala-gejala alam
disertai hukum-hukum yang berhubungan dengan gejala
tersebut, serta adanya praktikum-praktikum yang menyertainya
sehingga keterampilan yang dinilai meliputi aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor. Berdasarkan bahasan di atas, maka
peneliti mencoba mengembangkan instrumen asesmen yang
berpusat pada siswa dalam pembelajaran fisika.
Kata Kunci Asesmen berpusat pada siswa
9. Pendahuluan
Latar Belakang dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Teori Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 menjelaskan bahwa
kompetensi lulusan haruslah mencakup tiga hal yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Ini berarti bahwa pembelajaran
dan penilaian harus mengembangkan kompetensi peserta didik
yang berhubungan dengan ranah afektif, kognitif, dan
psikomotor.
Asesmen, sebagai sarana untuk memperoleh informasi
terhadap kegiatan pembelajaran yang sesuai dan memenuhi
tujuan pembelajaran memungkinkan untuk mencakup ketiga

5
ranah tersebut di atas. Namun seiring dengan pergeseran
paradigma pembelajaran dari aktivitas kelas yang berpusat
pada guru (teacher center) menjadi berpusat pada siswa
(student center) tidak hanya membawa dampak terhadap
metode dan aktivitas belajar tetapi juga terhadap metode
asesmen terhadap proses dan hasil pembelajaran itu sendiri.
Oleh karena itu model asesmen yang digunakan hendaknya
yang melibatkan dan berpusat pada siswa serta memenuhi
fungsi perbaikan dan pemberdayaan siswa. Kenyataan
menunjukkan bahwa selama ini guru masih menggunakan tes
tertulis dengan alasan pengkonstruksiannya lebih mudah dan
penskorannya tidak membutuhkan waktu yang lama. Padahal,
ketika kita melakukan asesmen menggunakan tes tertulis,
kemampuan peserta didik yang diukur adalah kemampuan
kognitif saja sedang kemampuan afektif dan psikomotor belum
terukur, tetapi guru sudah dapat menyimpulkan bagaimana
kemampuan peserta didik tersebut.
Dengan demikian, sungguh tidak adil melakukan evaluasi
dengan cara demikian. Piaget (1995) mengatakan bahwa
konstruksi makna terjadi melalui proses asimilasi dan
akomodasi. Di lain pihak, Vygotsky (1995) mengatakan bahwa
konstruksi pengetahuan terjadi melalui proses interaksi sosial
dengan orang lain yang lebih mampu (dalam istilah Vygotsky:
skilled individuals). Diyakini bahwa konstruksi makna akan
terjadi jika proses akuisisi pengetahuan dilakukan dalam
lingkungan sosial budaya yang sesuai.
11. Metode Penelitian
Langkah Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan
(developing research) karena mengembangkan instrumen
penilaian berpusat pada siswa pada pembelajaran fisika. Subjek
pada saat ujicoba adalah siswa kelas X SMA Sejahtera
Surabaya tahun ajaran 2010-2011 dengan pemilihan subjek
secara random sampling. Model yang digunakan dalam
pengembangan ini adalah model 4 D (Four D Model) yang
meliputi pendefinisian (define), perancangan (design),
pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate) yang
dikembangkan oleh Thiagarajan (1974). Dalam penelitian ini,
desain ujicoba menggunakan rancangan eksperimen model
One Shot Case Study karena hanya menggunakan satu kelas
eksperimen tanpa adanya pembanding dan juga tanpa tes awal.
Pada penelitian ini diberikan perlakuan terhadap kelas
eksperimen untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan
tersebut.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil ujicoba dalam penelitian, diperoleh hasil
sebagai berikut. 1. Reliabilitas Soal Reliabilitas soal telah
diujicobakan pada kelas X untuk menunjukkan apakah

6
instrumen tersebut dapat dipercaya atau tidak. Dengan
menggunakan rumus Alpha (Ratumanan dan Laurens, 2006)
maka diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebagai berikut:
Subjek ujicoba Koefisien Reliabilitas Kategori Ujicoba I 0.88
Reliabilitas tinggi Ujicoba II kelas X-2 0.80 Reliabilitas tinggi
Ujicoba II kelas X-4 0.82 Reliabilitas tinggi Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa item soal tersebut memiliki derajat
reliabilitas yang tinggi dan konsisten. Artinya, kapanpun alat
penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang
relatif sama. 2. Tingkat Kesukaran Butir Soal I, tingkat
kesukaran soal yang digunakan cukup proporsional. Hal ini
disebabkan jumlah soal yang tingkat kesukarannya sedang,
lebih banyak dibandingkan soal yang tingkat kesukarannya
mudah. Dengan kata lain bahwa soal yang digunakan tidak
terlalu mudah juga tidak terlalu sukar. Sehingga dapat
dikatakan bahwa soal dalam instrumen asesmen berpusat pada
siswa cukup proporsional. 3. Sensitivitas Soal Sensitivitas soal
tes hasil belajar kognitif yang diperoleh dapat dilihat pada tabel
berikut. Subjek ujicoba Koefisien Reliabilitas Kategori Ujicoba
I 0.55 Soal sensitif Ujicoba II kelas X-2 0.60 Soal sensitif
Ujicoba II kelas X-4 0.50 Soal sensitif Berdasarkan tabel
tersebut, soal termasuk kategori sensitif. Artinya, soal tersebut
dapat memberikan informasi bahwa hasil pengukuran
merupakan akibat dari pembelajaran yang dilakukan. 4. Uji
korelasi Berdasarkan hasil uji korelasi yang dihitung
menggunakan program SPSS 16.0 pada tes kognitif, tes
keterampilan proses sains, maupun lembar penilaian karakter
kejujuran dan kerjasama, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Korelasi Tes Kognitif Subjek Ujicoba Koefisien korelasi
Ujicoba I 0.980 Ujicoba II kelas X-2 0.984 Ujicoba II kelas X-
4 0.958 Korelasi Keterampilan Proses Sains Subjek Ujicoba
Koefisien korelasi Ujicoba I 0.897 Ujicoba II kelas X-2 0.987
Ujicoba II kelas X-4 0.874 Korelasi Penilaian Karakter
Kejujuran Subjek Ujicoba Koefisien korelasi Ujicoba I 0.860
Ujicoba II kelas X-2 0.914 Ujicoba II kelas X-4 0.834 Korelasi
Penilaian Karakter Kerjasama Subjek Ujicoba Koefisien
korelasi Ujicoba I 0.918 Ujicoba II kelas X-2 0.909 Ujicoba II
kelas X-4 0.928
Diskusi Penelitian Pada tes kognitif, dilakukan analisis terhadap realibilitas,
tingkat kesukaran, dan sensitivitas soal. Pada penelitian ini,
soal yang digunakan berbentuk uraian sehingga menurut
Ratumanan dan Laurens (2006), untuk mengetahui realibilitas
tes bentuk uraian digunakan rumus Alpha. Berdasarkan hasil
perhitungan, diperoleh nilai reliabilitas pada ketiga sampel
penelitian masing- masing sebesar 0.88; 0.80 dan 0.82. Nilai
tersebut menurut Ornstein (dalam Ratuman dan Laurens, 2006)

7
termasuk dalam kategori reliabilitas tinggi. Hal ini berarti
bahwa kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan
memberikan hasil yang relatif sama. Selain itu, meskipun
diujikan pada dua kelas yang berbeda, nilai reliabilitas yang
diperoleh tetap konsisten, yaitu berada pada kategori tinggi.
Hal ini dikarenakan sejak awal, peneliti sudah mengikuti
prosedur yang sesuai untuk mengembangkan instrumen ini.
Kemudian sebelum melakukan ujicoba, peneliti juga telah
mengkonsultasikan instrumen tersebut kepada para pakar
terlebih dahulu. Jadi dapat dikatakan bahwa instrumen asesmen
yang dikembangkan termasuk reliabel.
12 Analisis Jurnal
Kekuatan Penelitian Pembahasan metode yang digunakan sangat jelas Abstrak
jelas,sehingga dengan membaca abstraknya saja pembaca
dapat mengetahui hasil dari penelitian tersebut.
Kelemahan Penelitian Pembahasan metode yang digunakan sangat jelas Abstrak
jelas,sehingga dengan membaca abstraknya saja pembaca
dapat mengetahui hasil dari penelitian tersebut.
13. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan diskusi yang telah dijabarkan
maka dapat diambil kesimpulan bahwa instrumen asesmen
berpusat pada siswa pada layak digunakan dalam pembelajaran
fisika.

8
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa critical journal
merupakan kegiatan untuk mengkritisi jurnal untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan dalam jurnal,
baik dalam sistematika penulisan, penggunaan bahasa dan materi jurnal. Hal tersebut dilakukan agar
jurnal yang di kritik dapat direvisi agar menjadi jurnal yang lebih baik. Jurnal Utama dan pembanding
sudah memiliki sistematika penggunaan bahasa, dan kedalaman materi yang cocok dijadikan sebagai
bahan referensi ataupun pedoman. Hal tersebut didapat setelah melakukan critical jurnal. Meskipun
demikian jurnal tersebut juga memiliki sedikit kelemahan yang membuat jurnal ini menjadi tidak
sempurna, karena baik penulis maupun pengkritik masih memiliki kekurangan dan masih terus belajar.

3.2 Saran

Sekian dari hasil critical journal kami, semoga dengan adanya CJR ini dapat dijadikan sebagai
referensi maupun pedoman buat makalah di lain waktu. Dalam pembuatan CJR ini kami menyadari bahwa
masih jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu penulis mengharapkan dari semua pihak untuk
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun, untuk kelancaran pembuatan CJR selanjutnya.
Namun penulis berharap CJR ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

9
DAFTAR PUSTAKA

Malik. T ,dkk. 2018. Pengembangan Instrumen Asesmen Hots Fisika Sma Menggunakan Model
Inkuiri Terbimbing. Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO. 3(1) : 11-
25

Trisnawaty. W ,dkk. 2011. Pengembangan Instrumen Asesmen Yang Berpusat Pada Siswa Dalam
Pembelajaran Fisika. Jurnal Pengembangan Instrumen Asesmen Yang Berpusat Pada Siswa
Dalam Pembelajaran Fisika. 1(1) : 1-5

10

Anda mungkin juga menyukai