Anda di halaman 1dari 7

Machine Translated by Google

Jurnal Fisika: Seri Konferensi

KERTAS • AKSES TERBUKA

Damping Harmonic Oscillator (DHO) untuk media pembelajaran pada


topik redaman gerak harmonik
Mengutip artikel ini: I Festiana dkk 2019 J. Phys.: Conf.Ser.1157 032062

Lihat artikel online untuk pembaruan dan penyempurnaan.

Konten ini diunduh dari alamat IP 103.3.46.126 pada 05/07/2019 pukul 02:55
Machine Translated by Google

Konferensi Internasional Pendidikan Matematika dan Sains (ICMScE 2018) Penerbitan IOP
Konferensi IOP. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri 1157 (2019) 032062 doi:10.1088/1742-6596/1157/3/032062

Damping Harmonic Oscillator (DHO) untuk media


pembelajaran pada topik redaman gerak harmonik

Ke Festiana1,2*, K Herlina3 , L S Kurniasari4 and S S Haryanti3

1Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Sekolah Pascasarjana Universitas


Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudi No. 229, Bandung 40154, Indonesia
2Universitas Nahdlatul Ulama Lampung, Jl. Hanafiah Lintas Timur, Mataram Marga,
Kabupaten Lampung Timur 34394, Indonesia
3Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Lampung, Jl. Sumantri Brojonegoro
No. 1, Gedung Meneng, Rajabasa, Kota Bandar Lampung 35145, Indonesia
4SMA Negeri 1 Kalianda, Jl. Kol. Makmun Rasyid No 149, Kalianda, Kabupaten
Lampung Selatan 35513, Indonesia

*ikefestiana@student.upi.edu

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk 1) merancang dan membuat osilator harmonik teredam
sebagai media pembelajaran osilasi harmonik teredam, 2) mengetahui pengaruh perpindahan
terhadap jumlah gelombang yang terbentuk dan periode gelombang sampai osilasi berhenti. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Design and Development Research (DDR). Fase spesifik
pengembangan terdiri dari analisis, desain, pengembangan, dan evaluasi. Penelitian ini dilakukan di
salah satu universitas di Lampung. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan fisika yang
mengajar mata kuliah gelombang sebanyak 57 orang. Osilator harmonik teredam terdiri dari dua
sistem: sistem pertama terdiri dari sistem penggerak kertas dan sistem kedua terdiri dari pendulum
dan pegas. Hasil penelitiannya adalah: 1) DHO dibuat sebagai media pembelajaran pada topik osilasi.
2) nilai perpindahan yang diberikan mempengaruhi amplitudo dan panjang gelombang serta
periodenya, namun hanya sedikit mempengaruhi koefisien redaman 3) berdasarkan hasil uji kegunaan
yang diberikan kepada 57 siswa menunjukkan bahwa DHO “baik” untuk digunakan mengajar mata pelajaran osilasi harm

1. Perkenalan
Ada banyak contoh osilasi dalam kehidupan kita. Beberapa contoh osilasi adalah getarnya senar gitar
yang dipetik, getarnya pita suara saat orang sedang berbicara, bandul jam yang berayun dari kanan ke
kiri, dan permainan bungee jumping juga menerapkan prinsip osilasi [1].
Osilasi dapat terjadi bila sistem terganggu dari posisi kesetimbangan stabilnya, dan ciri dari osilasi yang
terkenal adalah gerak periodiknya, yaitu berulang-ulang [2]. Getaran adalah gerak maju mundur (osilasi)
suatu sistem yang dapat berlangsung terus-menerus, teratur, dan berulang-ulang, atau dapat juga tidak
beraturan atau acak [3]. Gerak tersebut terdiri atas gerak harmonik sederhana dan gerak harmonik
teredam. Gerak harmonik sederhana dan gerak harmonik teredam merupakan topik dasar fisika dan
juga sangat berguna dalam bidang teknik [4].
Syarat terjadinya gerak harmonik sederhana adalah percepatan benda berbanding lurus dan arahnya
berlawanan dengan perpindahannya [2]. Contoh osilator harmonik sederhana adalah gerak suatu benda
bermassa yang terikat pada pegas [5]. Pelajari tentang sistem pegas-massa sebagai salah satunya

Konten dari karya ini dapat digunakan berdasarkan ketentuan lisensi Creative Commons Attribution 3.0. Distribusi lebih lanjut
karya ini harus mempertahankan atribusi kepada penulis dan judul karya, kutipan jurnal dan DOI.
Diterbitkan di bawah lisensi oleh IOP Publishing Ltd 1
Machine Translated by Google

Konferensi Internasional Pendidikan Matematika dan Sains (ICMScE 2018) Penerbitan IOP
Konferensi IOP. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri 1157 (2019) 032062 doi:10.1088/1742-6596/1157/3/032062

contoh terpenting gerak harmonik sederhana [6]. Namun pegas atau pendulum yang berosilasi lama kelamaan akan
berhenti berosilasi (teredam). Apabila energi mekanik gerak osilasi berkurang terhadap waktu, maka benda akan berhenti
bergerak dan dikatakan teredam.
Pada sistem pegas atau pendulum, salah satu besaran getaran harmonis yang diperoleh adalah periode. Periode (T)
adalah waktu yang dibutuhkan suatu benda untuk melakukan satu kali getaran (getaran adalah saat benda bergerak dari
titik mulai bergerak dan kembali ke titik tersebut) sedangkan frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan suatu
benda dalam satu kali getaran. Kedua. Selain periode dan frekuensi, ada juga amplitudo. Amplitudo adalah perpindahan
maksimum dari titik kesetimbangan.
Penelitian mengenai gerak harmonik teredam masih sangat sedikit [4,7,8], oleh karena itu diperlukan suatu alat untuk
mensimulasikan pokok bahasan tersebut. Alat yang akan dikembangkan ini dinamakan osilasi harmonik redaman (DHO).
DHO dirancang dan dikembangkan dengan tujuan: 1) mendeskripsikan grafik gerak harmonik teredam sehingga dapat
melihat energi yang hilang pada gerak tersebut. 2) mengetahui pengaruh perpindahan terhadap jumlah gelombang yang
terbentuk dan periode gelombang.

2. Metode
Penelitian ini menggunakan metode Design and Development Research (DDR) [9]. DDR mempunyai dua jenis, yaitu:
tipe pertama adalah penelitian produk dan alat dan tipe kedua adalah pengembangan model pembelajaran. Fase spesifik
pengembangan produk terdiri dari analisis, desain, pengembangan, dan evaluasi (lihat gambar 1).

Analisis Desain Perkembangan evaluasi

Gambar 1. Fase proyek spesifik Penelitian Desain dan Pengembangan (DDR).

Pada tahap analisis, kami menganalisis kebutuhan alat peraga untuk mengajarkan topik fisika pada mata kuliah
gelombang. Hasil analisis menunjukkan bahwa alat peraga gerak harmonik teredam sangat sedikit. Oleh karena itu
diperlukan alat peraga pada topik gerak harmonik teredam. Alat peraga gerak harmonik teredam yang kami kembangkan
disebut osilasi harmonis teredam (DHO).
Dinkes hadir untuk membantu mahasiswa dalam memahami materi osilasi harmonik teredam. Tahap desain dilakukan
dengan merancang DHO dan membuat daftar alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatannya. Tahap
pengembangan adalah proses pembuatan DHO. Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui aspek kegunaan Dinkes.

3. Hasil dan pembahasan

3.1 Desain Dinkes


DHO terdiri dari dua sistem. Sistem pertama terdiri dari sistem penggerak kertas dan sistem kedua terdiri dari pendulum
dan pegas. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan DHO adalah kayu, kertas, mur dan baut berbagai jenis,
batang besi sebagai penggulung kertas, paku, lem, kertas kraft 0,2 mm, gergaji besi, mesin bor, kabel AC, saklar, motor
lambat 33 rpm , plat besi, spidol, pegas, rel, roda, PCB
papan, pipa PVC, batang besi dengan diameter berbeda, berat dari besi tua. Langkah pertama dalam proses pembuatan
alat adalah membuat sketsa alat (lihat gambar 2).

2
Machine Translated by Google

Konferensi Internasional Pendidikan Matematika dan Sains (ICMScE 2018) Penerbitan IOP

Konferensi IOP. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri 1157 (2019) 032062 doi:10.1088/1742-6596/1157/3/032062

Catatan:
A. Musim semi
B. Motorik Lambat

C. Pendulum dan pena


D. Kertas
e. Batang rol kertas
F. Batang Penjepit Kertas
G. Mengalihkan

Gambar 2. Desain Dinkes.

Langkah kedua menyiapkan 2 lembar batang penggulung kertas untuk bengkel bubut dengan ukuran panjang 30 cm dan diameter
1,5 cm. Langkah ketiga membuat beban dengan menggunakan kayu dan besi tua serta slot pulpen ditahan dengan plat besi dan
memasang roda di ujung kanan dan kiri (semua komponen ini disebut beban dan usahakan massanya 250 gram) ( lihat gambar 3).
Langkah keempat membuat rel beban dengan menggunakan rel tirai dengan ukuran panjang 50 cm dan lebar 14,5 cm (lihat gambar
4). Langkah kelima adalah mencipta
penyangga kertas menggunakan papan PCB beroda (roda dipasang baut kecil) (lihat gambar 5) dan disambung dengan besi baja
tipis berbahan gergaji besi.

Gambar 3. Pendulum. Gambar 4. Rel. Gambar 5. Kertas terhenti.

Langkah keenam adalah memasang motor lambat di atas roller kertas sebelah kanan lalu menghubungkannya menggunakan saklar
beserta kabel AC untuk menyambung ke listrik. Langkah ketujuh adalah memasang gulungan kertas pada roller kertas kemudian
disambungkan pada poros yang terhubung dengan motor lambat. Setelah itu letakkan dukungan kertas
terbuat dari papan PCB yang sudah beroda. Rakit semua bagian seperti pada Gambar 6.

Gambar 6. Osilator Harmonik Teredam (DHO).

3
Machine Translated by Google

Konferensi Internasional Pendidikan Matematika dan Sains (ICMScE 2018) Penerbitan IOP
Konferensi IOP. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri 1157 (2019) 032062 doi:10.1088/1742-6596/1157/3/032062

3.2.Hasil percobaan
Dari pengamatan diperoleh data sebagai berikut pada Tabel 1 dan hasil OHT dapat dilihat pada gambar 7 dengan perpindahan 5 cm dan
Gambar 8 dengan perpindahan 10 cm.

Tabel 1. Percobaan dengan Perpindahan

Percobaan Perpindahan 5 cm 5 cm 5 cm Waktu) Panjang Gelombang (cm)


3,95 9.8
1 3,90 10.2
23 3,61 10.6
10cm 6,63 17.5
10cm 1 5,94 17.5
10cm 23 5,85 18.5

Gambar 7. Percobaan dengan perpindahan 5 cm. Gambar 8. Percobaan dengan perpindahan 10 cm.

Osilasi harmonik adalah gerak suatu benda yang menghasilkan gelombang. Untuk membuktikan adanya gelombang yang terbentuk pada
pegas yang bertunas maka dibuatlah suatu alat yang dinamakan oscillator harmonik redaman (DHO). Alat ini terdiri dari dua sistem, sistem
pertama sebagai tempat penggulungan kertas dan sistem kedua sebagai penggerak pegas.

Sistem yang pertama adalah penggulung kertas, dimana kertas akan bergerak menggelinding dengan kecepatan konstan menggunakan
motor lambat. Daya yang dibutuhkan untuk motor lambat adalah AC. Di dalam motor lambat terdapat roda gigi kecil dan besar yang saling
berhubungan. Roda gigi kecil mempunyai 10 gigi sedangkan roda gigi besar mempunyai 150 gigi. Hal ini disebabkan perbandingan antara
roda gigi kecil dan roda gigi besar adalah 1:15. Putaran awal yang dihasilkan motor lambat adalah 1.485 putaran per menit. Karena roda
gigi kecil dan roda gigi besar saling berhubungan, maka roda gigi kecil akan memutar roda gigi besar apabila arus listrik mengalir. Roda gigi
besar tersebut akan memutar roda gigi besar lainnya sehingga putaran keluaran yang dihasilkan adalah 33 putaran per menit.

Putaran di atas inilah yang kita gunakan untuk memutar kertas pada sistem 1. Putaran motor lambat dianggap cukup untuk memutar
kertas secara konstan dan baik karena perkiraan ayunan pendulum pada sistem 2 adalah sekitar 20 putaran per menit. Dengan rasio
tersebut diharapkan gelombang yang dihasilkan dapat terbentuk dengan baik.

Untuk menggulung kertas, motor lambat dihubungkan dengan batang besi bermesin bubut yang berfungsi sebagai alas tempat gulungan
kertas. Batang besi bubut ada dua, batang besi bubut pertama dihubungkan dengan motor lambat, sedangkan batang besi bubut kedua
mengikuti putaran batang pertama. Ibarat gerak pada sepeda motor, roda depan mengikuti gerak roda belakang. Motor lambat juga
dihubungkan dengan saklar yang dapat mengontrol arus pada motor lambat. Karena motor lambat menggunakan AC maka motor lambat
dapat bergerak maju mundur.

Yang diinginkan adalah kertas berputar ke kanan, sehingga ketika motor lambat bergerak ke arah kiri, motor lambat dimatikan, kemudian
dihidupkan kembali hingga bergerak ke arah kanan. Kertas bergerak atau bergulir di sebelah kanan merupakan alas dimana ujung penanda
menunjukkan gelombang-gelombang yang terbentuk nantinya ketika semua sistem bekerja.

Sistem yang kedua adalah tempat pegas bergerak, agar gelombang dapat terlihat. Pegas penggerak digantung pada besi yang
dipasang mendatar dan dipasang pada kayu penahan yang terpasang pada sistem pertama. Pada

4
Machine Translated by Google

Konferensi Internasional Pendidikan Matematika dan Sains (ICMScE 2018) Penerbitan IOP
Konferensi IOP. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri 1157 (2019) 032062 doi:10.1088/1742-6596/1157/3/032062

pegas ditambah beban seberat 250 gram yang terdiri dari beban yang terbuat dari potongan baja yang diikatkan pada kayu
bulat, dan sebuah ajir yang dipasang dengan dudukan, ajir ini akan menggambar bentuk gelombang. Agar pegas tidak bergerak
ke sembarang arah, disediakan rel yang terbuat dari rel yang biasa digunakan pada tirai. Pada beban kayu tersebut diberi besi
kecil yang ujung rodanya. Rodanya berada di jalur rel. Kegunaan rel ini adalah untuk meminimalisir gesekan dan agar tetap
konstan atau tidak menjauh.
Setelah semua sistem tersusun dengan baik dan saling berhubungan, maka diambil datanya dengan variabel kendali
perpindahan yang disediakan. Diulang tiga kali, data dicatat untuk setiap perpindahan. Pengulangan ini dilakukan agar data
yang diperoleh valid.
Data yang diperoleh adalah sebagai berikut: dengan perpindahan 5 cm diperoleh data pertama. Sistem menghasilkan dua gelombang dengan
panjang gelombang 9,8 cm dalam waktu 3,95 detik. Pada percobaan kedua dengan perpindahan yang sama diperoleh dua gelombang sebesar
10,2 cm dalam waktu 3,9 sekon, dan pada percobaan ketiga diperoleh dua gelombang dengan panjang gelombang 10,2 cm dalam waktu 3,9 sekon.
menghasilkan dua gelombang dengan panjang gelombang 10,5 cm dalam waktu 3,61 detik.
Selain menggunakan perpindahan 5 cm kami juga menggunakan perpindahan 10 cm. Dengan percobaan dengan langkah
yang sama diatas diperoleh data sebagai berikut: percobaan pertama menghasilkan empat gelombang dengan panjang
gelombang 17,5 cm dalam waktu 6,63 detik. Percobaan kedua menghasilkan empat gelombang dengan panjang gelombang
18,1 cm dalam waktu 5,94 detik. Percobaan terakhir dengan perpindahan yang sama yaitu 10 cm menghasilkan empat
gelombang dengan panjang gelombang 18,5 cm dalam waktu 5,85 detik. Semua data diperoleh pada saat mulai melepaskan
pegas hingga pegas berhenti berayun, dan pena tidak lagi menggambar gelombang melainkan garis lurus, atau dengan kata
lain terjadi redaman.
Karena percobaan ini menggunakan pegas, maka perlu diketahui konstanta pegas tersebut. Konstanta pegas dicari dengan
melakukan percobaan yaitu dengan menggantungkan beban dengan variabel massa yang berbeda, kemudian menghitungnya
perpindahan. Selisih panjang pegas sebelum dibebani massa dan panjang pegas setelah dibebani massa (ÿx) digunakan pada
perhitungan selanjutnya. Dengan menggunakan prinsip Hooke, F = k ÿx, maka k = (mg)/ÿx maka diketahui konstanta pegas.

Untuk menentukan konstanta pegas percobaan diulang sebanyak 4 kali dengan massa 1 = 100 gram; massa
2 = 200 gram; massa 3 = 250 gram dan massa 4 = 500 gram. Setelah dilakukan pengambilan data dan perhitungan
menggunakan rumus Hooke dan asumsi percepatan gravitasi lokal sebesar 9,8 m/s2 maka rata-rata konstanta pegas yang
kami gunakan pada percobaan diketahui sebesar 0,064 N/m.
Perbedaan waktu, jumlah dan panjang gelombang yang terbentuk pada percobaan menjadi penyebabnya
akibat kurang presisi dalam menghidupkan dan mematikan stopwatch saat bereksperimen.
Kemudian kita lakukan perhitungan kembali untuk mengetahui koefisien redaman (b) dengan menggunakan rumus b = 2mÿ
(k / m- (2ÿ / T) ^ 2). Sebelum menghitung koefisien redaman terlebih dahulu kita harus mengetahui periode gelombangnya
karena periode gelombang digunakan dalam perhitungan koefisien redaman. Periode gelombang dihitung dengan menggunakan
rumus T = t/n. Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh T1 = 1,975 detik; T2 = 1,95 detik; T3 = 1,805 detik pada
perpindahan 5 cm. Sedangkan pada perpindahan 10 cm T1 = 1,65 sekon; T2 = 1,48 detik; T3 = 1,46 detik. Setelah periode
gelombang diketahui maka koefisien redaman dapat dihitung. Hasil perhitungan maka diperoleh b1= 1,56 i; b2= 1,59 saya; dan
b3= 1,72 i untuk pegas dengan perpindahan 5 cm sedangkan untuk perpindahan 10 cm diperoleh b1 = 1,8 i; b2 = 2,1 saya; dan
b3 = 2,3 saya.

3.3.Hasil uji kegunaan


Aspek kegunaan terdiri dari empat: kegunaan, kemudahan penggunaan, kemudahan belajar, dan kepuasan. Usability berguna
untuk memberikan rekomendasi alat Dinkes dan mengevaluasi interaksi antara pengguna dan sistem [10]. Hasil uji kegunaan
yang diberikan kepada siswa dapat dilihat pada gambar 9.

5
Machine Translated by Google

Konferensi Internasional Pendidikan Matematika dan Sains (ICMScE 2018) Penerbitan IOP
Konferensi IOP. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri 1157 (2019) 032062 doi:10.1088/1742-6596/1157/3/032062

27,18 27,95 26,93


30,00
25,00
20,00
skor

14,33
15,00
10,00
5,00
0,00
kegunaan kemudahan penggunaan kemudahan kepuasan belajar

Gambar 9. Hasil Uji Kegunaan Dinkes.

Kegunaan perlu diberikan kepada siswa agar DHO dapat digunakan sebagai alat peraga untuk menjelaskan topik
gerak harmonik teredam. Kuesioner diberikan kepada 57 siswa dengan menggunakan skala 1-5.
Kegunaan terdiri dari aspek kegunaan yang berjumlah 7 soal, kemudahan penggunaan 8 soal, kemudahan belajar
4 soal, dan kepuasan 7 item soal. Penghitungan kuesioner memperhitungkan jumlah item, skor minimum dan
maksimum, median dan standar deviasi sehingga dapat dikategorikan menjadi sangat baik, baik, cukup, atau
buruk. Berdasarkan hasil perhitungan keempat aspek kegunaan DHO masuk dalam kategori “baik” sehingga dapat
disimpulkan bahwa alat dapat digunakan dengan baik sebagai media pembelajaran pada materi gerak harmonis
teredam.

4. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa DHO dengan hasil uji kegunaan “baik” dapat digunakan untuk
menjelaskan pokok bahasan gerak harmonik teredam. Besarnya perpindahan yang diberikan mempengaruhi
amplitudo dan panjang gelombang serta periodenya tetapi hanya mempengaruhi sedikit koefisien redaman.

Ucapan Terima Kasih


Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang membantu pengumpulan data penelitian. Kedua,
kepada Kementerian Riset dan Teknologi dan Kementerian Keuangan Republik Indonesia
melalui LPDP yang memberikan beasiswa BUDI-DN kepada penulis selama studi.

Referensi
[1] Cutnell dan Johnson KW 2009 Fisika edisi ke-8 (Colombus: John Willey and Sons, INC)
[2] Tipler P A 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik edisi ketiga jilid 1 (Jakarta: Erlangga)
[3] Mahmud M S 2001 Analisis Getaran pada Balok Baja dengan Peredam Struktur Majalah Ilmiah
Al-Jibra 12 41
[4] J Poonyawatpornkul dan P Wattanakasiwich 2012 Analisis video kecepatan tinggi teredam
ilmu gerak harmonis TIO 48 6
[5] Susilo A, Yunianto M and Variani V I 2012 Simulasi Gerak Harmonik Sederhana dan Osilasi
Teredam pada Cassy-E 524000 Jurnal Fisika Terapan Indonesia 2 2
[6] Triana CA dan Fajardo F 2012 Pengaruh panjang pegas terhadap parameter fisis gerak harmonik sederhana
Eur. J.Fisika. 33
[7] Shamim S, Zia W dan Anwar MS 2010 Menyelidiki redaman viskos menggunakan webcam Am. J.
Fis. 78 433
[8] Gonz´alez MI dan Bol A 2006 Redaman terkendali pendulum fisik: eksperimen dekat
kondisi kritis Euro. J.Fisika. 27 257
[9] Richey RC dan Klein JD 2007 Penelitian desain dan pengembangan (Mahwah NJ: Lawrence
Publikasi Asosiasi Erlbaum)
[10] Chai CS dan Chen D 2004 Tinjauan tentang metode evaluasi kegunaan untuk multimedia pembelajaran:
kerangka analitis Diperoleh dari Jurnal Instruksional Multimedia 31 3

Anda mungkin juga menyukai