fisika dasar
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Penyusun menyadari bahwa LKPD ini masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki agar mendapatkan LKPD yang jauh lebih baik. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran agar dapat menyempurnakannya.
Semoga LKDP Hukum Melde dapat bermanfaat untuk mahasiswa Fisika Dasar
dalam memahami konsep Gelombang Stasioner".
A. Kompetensi Lulusan
1. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam
konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan
bidang fisika.
2. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai
humaniora sesuai dengan bidang fisika berdasarkan kaidah, tata cara dan etika
ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, dan desain.
3. Mampu menguasai konsep teoritis dan prinsip-prinsip pokok fisika klasik dan
fisika kuantum.
4. Mampu menguasai matematika, komputasi, dan instrumentasi untuk
mendukung pemahaman konsep fisika.
5. Mampu menguasai pengetahuan tentang teknologi berdasarkan fisika dan
penerapannya.
B. Capaian Pembelajaran
Menganalisis besaran-besarab fisis gelombang stasioner pada berbagai kasus nyata
C. Tujuan Percobaan
Setelah mempelajari LKPD Gelombang Stasioner-Hukum Melde, mahasiswa
diharapkan mampu:
1. Memahami prinsip kerja percobaan gelombang stasioner-hukum melde
2. Menghitung jumlah perut dan simpul yang dihasilkan dari tiap percobaan
3. Memahami hubungan antara tegangan tali dengan cepat rambat gelombang
pada tali
4. Memahami hubungan antara rapat massa tali dengan cepat rambat
gelombang pada tali
5. Memformulasikan persamaan cepat gelombang pada tali
6. Menyimpulkan percobaan gelombang stasioner-hukum melde
F. LANDASAN TEORI
Gambar 1. Gitar/Dawai
(Sumber: https://www.guitarsquartz.net/2014/08/macam-macam-teknik-gitar.html)
Saat gitar dipetik, gitar memiliki gelombang yang berbeda, sehingga bunyi yang
dihasilkan juga berbeda. Perbedaan tersebut bisa membuat nada yang indah.
Tahukah kamu bagaimana bentuk gelombang pada gitar tersebut?
Bunyi merupakan salah satu contoh peristiwa fisika yang ada dalam kehidupan
sehari-hari. Setiap saat kita mendengar bunyi bahkan setiap detik setiap waktupun
terdapat bunyi. Bunyi ada yang terdengar pelan, keras, lemah, nyaring. (pelan
berbeda dengan lemah atau keras berbeda dengan nyaring). Bunyi berasal dari
suatu sumber bunyi dimana sumber bunyi tersebut haruslah bergetar agar suara
bunyi dapat merambat dan akhirnya sampai di telinga kita. Bunyi merupakan
sebuah getaran yang merambat, atau dalam kata lain bunyi merupakan suatu
gelombang.
Seperti yang telah dibahas pada paragraf sebelumnya, gelombang merupakan
sebuah getaran yang merambat. Gelombang akan terbentuk apabila sebuah
sumber getaran bergerak bolak-balik melewati titik setimbangnya secara terus
menerus. Gelombang membawa energi dari satu tempat ke tempat lainnya. Contoh
sederhana gelombang, apabila kita mengikatkan satu ujung tali ke tiang, dan satu
ujung talinya lagi digoyangkan, maka akan terbentuk banyak bukit dan lembah di
tali yang digoyangkan tadi, inilah yang disebut gelombang.
Gelombang dibedakan menjadi dua jenis menurut mediumnya. Yaitu gelombang
elektromagnetik yang merambat tanpa melalui medium atau perantara. Contoh
gelombang elektromagnetik adalah gelombang gelombang cahaya dan gelombang
bunyi. Sedangkan gelombang yang merambat melalui suatu medium atau
perantara yaitu gelombang mekanik.
Terdapat dua jenis gelombang mekanik berdasarkan arah gerakan partikel
terhadap arah perambatan gelombang, yaitu:
1. Gelombang transversal adalah gelombang yang arah perambatannya tegak lurus
dengan arah getaran partikelnya.Contoh gelombang transversal adalah
gelombang pada tali.
2. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah perambatannya sejajar
dengan arah getaran partikelnya. Contoh gelombang longitudinal adalah
gelombang pada pegas
Jika ditinjau dari amplitudonya, gelombang dibagi menjadi dua jenis yaitu
gelombang berjalan atau gelombang yang amplitudonya tetap pada setiap titik
yang dilalui gelombang, dan gelombang diam (Stasioner) atau gelombang yang
amplitudonya berubah-ubah.
GELOMBANG STASIONER
Gelombang stasioner terjadi jika dua gelombang yang memiliki amplitudo, panjang
gelombang dan frekuensi yang sama namun arahnya berlawanan.
Misalkan, Seutas tali dengan salah satu ujungnya diikat pada suatu penggetar
(vibrator) di A, sedangkan pada ujung yang lain dipentalkan pada sebuah katrol dan
diberi beban yang bermassa M. Besar tegangan tali adalah besar gaya berat dari
massa beban yang digantungkan. Jika vibrator digetarkan listrik dengan frekuensi f,
maka energi gelombang melalui akan bergerak dari A ke B, energi gelombang ini
menyebabkan tali menjadi bergelombang. Pantulan gelombang oleh simpul di B
menyebabkan adanya gelombang yang arahnya berlawanan dengan gelombang
datang dari sumber (titik A). Perpaduan (interferensi) gelombang datang dan
gelombang pantul ini menghasilkan gelombang stasioner (Herman, 2015: 51).
Gelombang stasioner memiliki ciri-ciri yaitu terdiri atas simpul dan perut. Pada
simpul memiliki kedudukan titik yang memiliki amplitudo minimal (0) sedangkan
perut diposisikan sebagai titik yang memiliki amplitudo maksimal. Secara
matematis simpangan gelombang dapat ditulis:
Keterangan :
Dengan:
Jika seutas tali yang salah satu ujung nya diikat dan ujung lainnya digetarkan,
maka akan terbentuk gelombang seperti gambar berikut:
Jika frekuensi penggetar dapat diketahui dan panjang gelombang dapat dihitung
maka cepat rambat gelombang pada tali dapat ditentukan.
Percobaan Melde merupakan percobaan fisika yang membuktikan tentang
hubungan cepat rambat bunyi dalam suatu benda lurus misalnya tali, tegangan
tali serta besaran fisika lainnya. Alat untuk membuktikan ini pada awalnya
menggunakan prinsip gitar sederhana yang bernama Sonometer. Sonomerter
adalah sebuah alat yang terdiri dari tali atau kawat yang diikat kuat dan
dihubungkan dengan beban, dimana beban ini digunakan untuk mengukur dan
mengontrol tegangan tali dan sebuah kotak suara yang terbuat dari kayu, dimana
kotak ini berguna untuk memperkuat bunyi.
Keterangan:
cepat rambat gelombang (m/s)
tegangan tali (N)
rapat massa tali (kg/m)
frekuensi (Hz)
panjang gelombang (m)
periode (s)
massa (kg)
panjang tali (m)
Yukk.. kita mulai percobaannya!
E. Langkah Percobaan
Kegiatan I : Menyelidiki hubungan kecepatan gelombang dengan tegangan tali
1. Lakukanlah kalibrasi neraca ohaus hingga tepat di nol
2. Menimbang massa beban yang digunakan dengan alat ukur neraca Ohauss.
3. Mengambil sepotong benang atau tali lalu diikatkan salah satu ujungnya pada
vibrator lalu dipentalkan pada katrol dan diberi beban sebesar M1.
3. Susun alat seperti gambar di bawah ini.
F. Hasil Pengamatan
Kegiatan I : Hubungan kecepatan gelombang dengan tegangan tali
NST Neraca Ohaus : .............................. gram
NST Mistas : .............................. m
Frekuensi getar (f) : 50 Hz
Percobaan I
Percobaan II
Percobaan III
Percobaan II
Percobaan III
G. Analisis Data
Kegiatan 1: Hubungan antara kecepatan gelombang dengan tegangan tali
Dari tabel data pengamatan, hitunglah:
1. Panjang gelombang masing-masing beban yang digunakan
2. Hitung tegangan tali dari rumus F = mxg
3. Hitung cepat rambat pada tali
4. Hitung jumlah perut dan simpul tiap percobaan
5. Carilah hubungan antara kecepatan gelombang dan tegangan tali, lalu
buatlah grafik hubungan antar keduanya..
H. Pembahasan
Kegiatan 1: Hubungan antara kecepatan gelombang dengan tegangan tali
Kegiatan 2: Hubungan kecepatan gelombang dengan rapat massa pada tali
I. Kesimpulan
Kasus I
Kasus II
Pada suatu percobaan Melde dengan menggunakan jenis benang dengan
masssa persatuan panjang tali dan gaya (F) dihasilkan cepat rambat gelombang
sebesar v. Jika benang diganti dengan massa persatuan panjang dua kali semula
dan gaya diperbesar hingga menjadi 6 kali semula, sementara frekuensi vibrator
tetap, tentukanlah perbandingan cepat rambat gelomban hasil percobaan
pertama dengan kedua.
K. Daftar Rujukan