Anda di halaman 1dari 16

LKPD BERBASIS PROBLEM BASED

LEARNING-FLIPPED CLASSROOM TENTANG


" GELOMBANG STASIONER-
HUKUM MELDE "

fisika dasar
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

AYU REZKY YULITA


Pengantar Lembar Kerja Peserta Didik
LKPD berbasis Problem Based Learnig-Flipped Classroom materi
Gelombang Stasioner-Hukum Melde
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
anugerah yang telah diberikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis Problem Based Learning-Flipped
Classroom materi Gelombang Stasioner- Hukum Melde untuk mahasiswa fisika
pada mata kuliah Fisika Dasar .

LKPD gelombang stasioner khususnya Hukum Melde merupakan pelengkap dari e-


learning berbasis Chamilo Fisika Dasar tentang Gelombang yang berfungsi sebagai
memahami pembelajaran gelombang stasioner, serta membantu pembelajaran
fisika dasar di universitas dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) saat ini. Dalam
LKPD ini terdapat kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan, link video
eksperimen melde, lembar kerja yang dapat diisi peserta didik dengan video
pembelajaran Hukum Melde. Lembar kerja tersebut terdiri dari kompetensi lulusan,
capaian pembelajaran, tujuan percobaan, landasan teori, alat dan bahan, langkah
percobaan, hasil pengamatan, analisis data, pembahasan, kesimpulan, dan rujukan.

LKPD Hukum Melde dapat membantu mahasiswa dalam memahami materi


gelombang stasioner dengan diberikannya materi singkat dan sebagai petunjuk
untuk merangkai alat dan bahan percobaan melde sehingga visualisasi dari
gelombang stasioner dapat terlihat dengan baik. Serta dilengkapi dengan tabel
data percobaan untuk menuliskan apa saja yang dilihat oleh mahasiswa saat video
pembelajaran digunakan.

Penyusun menyadari bahwa LKPD ini masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki agar mendapatkan LKPD yang jauh lebih baik. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran agar dapat menyempurnakannya.
Semoga LKDP Hukum Melde dapat bermanfaat untuk mahasiswa Fisika Dasar
dalam memahami konsep Gelombang Stasioner".

Jakarta, Juni 2021

Ayu Rezky Yulita


Petunjuk Penggunaan LKPD
1. LKPD Hukum Melde berfungsi sebagai bahan kerja dan salah satu bahan belajar
untuk membantu memahami materi Gelombang stasioner. Dalam LKPD
terdapat kompetensi dan tujuan yang akan dicapai yaitu dapat memahami
prinsip kerja percobaan gelombang stasioner, dasar teori, alat dan bahan,
langkah-langkah kerja, hasil pengamatan, analisis data, pembahasan, dan
kesimpulan. Penggunaan LKPD ini sebaiknya di dampingi dengan reverensi
terkait dengan materi.
2. LkPD hukum melde berbasis problem based learning-flipped classroom di
implementasikan dengan peristiwa kehidupan sehari-hari.
3. LKPD Hukum Melde berisi kegiatan percobaan menggunakan video
pembelajaran. Keberhasilan dalam penggunaan LKPD ini tergantung dari
kreativitas, keterampilan, dan kedisiplinan dalam melakukan kegiatan.
4. Sistematika kegiatan dalam LKPD di dalamnya merupakan langkah-langkah
problem based learning yang dapat dilakukan dengan mengikuti 5 tahap yaitu:
Pemberian Orientasi Masalah kepada Peserta Didik
Pengorganisasian Peserta Didik untuk Penyelidikan
Pelaksanaan Investigasi
Pengembangan dan Penyajian Hasil
Analisis dan Evaluasi Proses Penyelidikan
Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
Berbasis Problem Based Learning
" Gelombang Stasioner-Hukum Melde"
Satuan Pendidikan :
Kelas / Semester :
Hari / Tanggal :
Nama Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
Judul Praktikum. : Gelombang Stasioner-Hukum Melde

A. Kompetensi Lulusan
1. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam
konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan
bidang fisika.
2. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai
humaniora sesuai dengan bidang fisika berdasarkan kaidah, tata cara dan etika
ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, dan desain.
3. Mampu menguasai konsep teoritis dan prinsip-prinsip pokok fisika klasik dan
fisika kuantum.
4. Mampu menguasai matematika, komputasi, dan instrumentasi untuk
mendukung pemahaman konsep fisika.
5. Mampu menguasai pengetahuan tentang teknologi berdasarkan fisika dan
penerapannya.

B. Capaian Pembelajaran
Menganalisis besaran-besarab fisis gelombang stasioner pada berbagai kasus nyata

Fase Orientasi Masalah

C. Tujuan Percobaan
Setelah mempelajari LKPD Gelombang Stasioner-Hukum Melde, mahasiswa
diharapkan mampu:
1. Memahami prinsip kerja percobaan gelombang stasioner-hukum melde
2. Menghitung jumlah perut dan simpul yang dihasilkan dari tiap percobaan
3. Memahami hubungan antara tegangan tali dengan cepat rambat gelombang
pada tali
4. Memahami hubungan antara rapat massa tali dengan cepat rambat
gelombang pada tali
5. Memformulasikan persamaan cepat gelombang pada tali
6. Menyimpulkan percobaan gelombang stasioner-hukum melde

F. LANDASAN TEORI

Do you know .....????


Mengapa gitar bisa menghasilkan bunyi yang indah ...?

Gambar 1. Gitar/Dawai
(Sumber: https://www.guitarsquartz.net/2014/08/macam-macam-teknik-gitar.html)

Saat gitar dipetik, gitar memiliki gelombang yang berbeda, sehingga bunyi yang
dihasilkan juga berbeda. Perbedaan tersebut bisa membuat nada yang indah.
Tahukah kamu bagaimana bentuk gelombang pada gitar tersebut?

Untuk mengetahui bentuk gelombang pada gitar/dawai, lakukanlah praktikum


gelombang stasioner-hukum melde berikut!

Bunyi merupakan salah satu contoh peristiwa fisika yang ada dalam kehidupan
sehari-hari. Setiap saat kita mendengar bunyi bahkan setiap detik setiap waktupun
terdapat bunyi. Bunyi ada yang terdengar pelan, keras, lemah, nyaring. (pelan
berbeda dengan lemah atau keras berbeda dengan nyaring). Bunyi berasal dari
suatu sumber bunyi dimana sumber bunyi tersebut haruslah bergetar agar suara
bunyi dapat merambat dan akhirnya sampai di telinga kita. Bunyi merupakan
sebuah getaran yang merambat, atau dalam kata lain bunyi merupakan suatu
gelombang.
Seperti yang telah dibahas pada paragraf sebelumnya, gelombang merupakan
sebuah getaran yang merambat. Gelombang akan terbentuk apabila sebuah
sumber getaran bergerak bolak-balik melewati titik setimbangnya secara terus
menerus. Gelombang membawa energi dari satu tempat ke tempat lainnya. Contoh
sederhana gelombang, apabila kita mengikatkan satu ujung tali ke tiang, dan satu
ujung talinya lagi digoyangkan, maka akan terbentuk banyak bukit dan lembah di
tali yang digoyangkan tadi, inilah yang disebut gelombang.
Gelombang dibedakan menjadi dua jenis menurut mediumnya. Yaitu gelombang
elektromagnetik yang merambat tanpa melalui medium atau perantara. Contoh
gelombang elektromagnetik adalah gelombang gelombang cahaya dan gelombang
bunyi. Sedangkan gelombang yang merambat melalui suatu medium atau
perantara yaitu gelombang mekanik.
Terdapat dua jenis gelombang mekanik berdasarkan arah gerakan partikel
terhadap arah perambatan gelombang, yaitu:
1. Gelombang transversal adalah gelombang yang arah perambatannya tegak lurus
dengan arah getaran partikelnya.Contoh gelombang transversal adalah
gelombang pada tali.
2. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah perambatannya sejajar
dengan arah getaran partikelnya. Contoh gelombang longitudinal adalah
gelombang pada pegas
Jika ditinjau dari amplitudonya, gelombang dibagi menjadi dua jenis yaitu
gelombang berjalan atau gelombang yang amplitudonya tetap pada setiap titik
yang dilalui gelombang, dan gelombang diam (Stasioner) atau gelombang yang
amplitudonya berubah-ubah.

GELOMBANG STASIONER
Gelombang stasioner terjadi jika dua gelombang yang memiliki amplitudo, panjang
gelombang dan frekuensi yang sama namun arahnya berlawanan.

Misalkan, Seutas tali dengan salah satu ujungnya diikat pada suatu penggetar
(vibrator) di A, sedangkan pada ujung yang lain dipentalkan pada sebuah katrol dan
diberi beban yang bermassa M. Besar tegangan tali adalah besar gaya berat dari
massa beban yang digantungkan. Jika vibrator digetarkan listrik dengan frekuensi f,
maka energi gelombang melalui akan bergerak dari A ke B, energi gelombang ini
menyebabkan tali menjadi bergelombang. Pantulan gelombang oleh simpul di B
menyebabkan adanya gelombang yang arahnya berlawanan dengan gelombang
datang dari sumber (titik A). Perpaduan (interferensi) gelombang datang dan
gelombang pantul ini menghasilkan gelombang stasioner (Herman, 2015: 51).

Gelombang stasioner memiliki ciri-ciri yaitu terdiri atas simpul dan perut. Pada
simpul memiliki kedudukan titik yang memiliki amplitudo minimal (0) sedangkan
perut diposisikan sebagai titik yang memiliki amplitudo maksimal. Secara
matematis simpangan gelombang dapat ditulis:
Keterangan :

simpangan gelombang stasioner


simpangan gelombang pertama
simpangan gelombang kedua

Untuk meninjau terjadinya gelombang stasioner, tinjaulah dua gelombang yang


bergerak dalam arah yang berlawanan, kedua gelombang tersebut dapat
dinyatakan oleh:

Hasil superposisi dari gelombang tersebut adalah:

Secara trigonometri dapat dinyatakan:

Dengan mensubsitusikan persamaan (5) ke persamaan (4), maka diperoleh :

Dengan:

𝐴𝑠 merupakan amplitudo gelombang perpaduan/resultan. Dari persamaan (7)


terlihat bahwa amplitudo resultan bergantung pada posisi (x), memiliki
maksimum 2A (terjadi jika sin (kx) = 1), dan memiliki nilai minimum nol (ketika
sin kx = 0) dan tidak bergantung pada waktu.

Gambar 2. ilustrasi grafis gelombang stasioner


(Sumber: https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Gelombang-
Stasioner-2016-/menu3.html)

Pada gelombang stasioner, partikel yang dilalui gelombang bergetar naik


turun dengan amplitudo berbeda, bergantung pada posisinya. Jarak antara
dua titik perut yang berdekatan (Xpp) sama dengan dua jarak simpul yang
berdekatan (Xss) dan memiliki hubungan:
Sementara itu jarak simput ke perut :

Jika seutas tali yang salah satu ujung nya diikat dan ujung lainnya digetarkan,
maka akan terbentuk gelombang seperti gambar berikut:

Gambar 3. Contoh gelombang yang terjadi pada tali


(Sumber: https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/karakteristik-gelombang-fisika-kelas-11/

Jika frekuensi penggetar dapat diketahui dan panjang gelombang dapat dihitung
maka cepat rambat gelombang pada tali dapat ditentukan.
Percobaan Melde merupakan percobaan fisika yang membuktikan tentang
hubungan cepat rambat bunyi dalam suatu benda lurus misalnya tali, tegangan
tali serta besaran fisika lainnya. Alat untuk membuktikan ini pada awalnya
menggunakan prinsip gitar sederhana yang bernama Sonometer. Sonomerter
adalah sebuah alat yang terdiri dari tali atau kawat yang diikat kuat dan
dihubungkan dengan beban, dimana beban ini digunakan untuk mengukur dan
mengontrol tegangan tali dan sebuah kotak suara yang terbuat dari kayu, dimana
kotak ini berguna untuk memperkuat bunyi.

Hukum Melde mempelajari tentang besaran-besaran yang memengaruhi cepat


rambat gelombang transversal pada tali. Melde menemukan bahwa cepat rambat
gelombang pada dawai sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan
berbanding terbalik dengan akar massa persatuan panjang dawai.
Secara matematis cepat rambat gelombang pada tali dapat ditulis:

Dan menurut Melde cept rambt gelombang tali dapat dirumuskan:

Keterangan:
cepat rambat gelombang (m/s)
tegangan tali (N)
rapat massa tali (kg/m)
frekuensi (Hz)
panjang gelombang (m)
periode (s)
massa (kg)
panjang tali (m)
Yukk.. kita mulai percobaannya!

D. Alat dan Bahan


Fase Pengorganisasian Peserta Didik untuk Penyelidikan

E. Langkah Percobaan
Kegiatan I : Menyelidiki hubungan kecepatan gelombang dengan tegangan tali
1. Lakukanlah kalibrasi neraca ohaus hingga tepat di nol
2. Menimbang massa beban yang digunakan dengan alat ukur neraca Ohauss.
3. Mengambil sepotong benang atau tali lalu diikatkan salah satu ujungnya pada
vibrator lalu dipentalkan pada katrol dan diberi beban sebesar M1.
3. Susun alat seperti gambar di bawah ini.

Gambar 4. Susunan alat eksperimen melde

4. Setelah menyusun berdasarkan gambar di atas, maka nyalakan Power Supply


sehingga vibrator bergetar.
5. Mengatur panjang tali sambil digeser-geser sehingga terbentuk 1/2 gelombang
stasioner.
6. Mengukur panjang tali dari vibrator sampai katrol pada saat terbentuk
gelombang stasioner.
7. Menentukan jumlah simpul dan perut, kemudian hitung panjang gelombang.
8. Mengulangi kegiatan 1 sampai 7 sebanyak 3 kali dengan massa beban yang
berbeda sehingga terbentuk 1, dan 3/2 gelombang.
9. Mencatat seluruh hasil pengamatan pada tabel pengamatan yang tersedia.
10.Menghitung kecepatan rambat gelombang setiap percobaan.

Kegiatan 2 : Menyelidiki hubungan kecepatan gelombang dengan tegangan tali

1. Menyiapkan 2 macam tali/benang yang berbeda besarnya


2. Mengambil sebuah tali/benang, ukur panjangnya lalu timbang.
3. Melakukan kegiatan 2 untuk jenis benang lain
4. Menghitung massa tiap persatuan panjang tali.
5. Mengambil sepotong tali/benang pertama, ikatkan salah satu ujungnya pada
vibrator, sedang ujung yang lain dipentalkan pada katrol dan diberikan beban
M.
6. Menyalakan Power Supply sehingga vibrator bergetar kemudian atur panjang
tali sehingga terbentuk gelombang
7. Mengukur panjang tali dari vibrator sampai katrol pada saat terbentuk
gelombang stasioner
8. Mencatat banyaknya simpul dan perut yang terjadi
9. Mengulangi kegiatan 4 sampai 8 untuk jenis tali yang lain dengan massa
beban tetap.
10. Mencatat semua hasil pengamatan pada lembar pengamatan.
11. Menghitung cepat rambat gelombang tali pada setiap percobaan.
Fase Pelaksanaan Investigasi

F. Hasil Pengamatan
Kegiatan I : Hubungan kecepatan gelombang dengan tegangan tali
NST Neraca Ohaus : .............................. gram
NST Mistas : .............................. m
Frekuensi getar (f) : 50 Hz
Percobaan I

Percobaan II

Percobaan III

Menentukan jumlah simpul dan perut tiap percobaan


Kegiatan 2 : Hubungan kecepatan gelombang dengan massa persatuan
panjang tali
Massa beban : 70 gr
Frekuensi getar (f) : 20 Hz
Percobaan I

Percobaan II

Percobaan III

Menentukan jumlah simpul dan perut tiap percobaan


Fase Pengembangan Penyajian Hasil

G. Analisis Data
Kegiatan 1: Hubungan antara kecepatan gelombang dengan tegangan tali
Dari tabel data pengamatan, hitunglah:
1. Panjang gelombang masing-masing beban yang digunakan
2. Hitung tegangan tali dari rumus F = mxg
3. Hitung cepat rambat pada tali
4. Hitung jumlah perut dan simpul tiap percobaan
5. Carilah hubungan antara kecepatan gelombang dan tegangan tali, lalu
buatlah grafik hubungan antar keduanya..

Kegiatan 2: Hubungan kecepatan gelombang dengan rapat massa pada tali


Dari tabel data pengamatan, hitunglah:
1. Panjang gelombang masing-masing tali yang digunakan
2. Hitung massa persatuan panjang tali
3. Hitung cepat rambat pada tali dengan Hukum Melde
4. Carilah frekuensi yang seharusnya digunakan jika menggunakan persamaan
umum gelombang.
5. Carilah hubungan antara kecepatan gelombang dengan rapat massa pada
tali, lalu buatlah grafik hubungan antar keduanya.

Fase Evaluasi Proses Penyelidikan

H. Pembahasan
Kegiatan 1: Hubungan antara kecepatan gelombang dengan tegangan tali
Kegiatan 2: Hubungan kecepatan gelombang dengan rapat massa pada tali

I. Kesimpulan

Buatlah kesimpulan dari percobaan berikut dan dari video di


e-learning!
J. Pertanyaan

Kasus I

Pada sebuah percobaan Melde dengan


menggunakan vibrator pada frekuens 50 Hz
dihasilkan pola gelombang seperti gambar
disamping. Berapakah cepat rambat
gelombang pada tali tersebut?

Kasus II
Pada suatu percobaan Melde dengan menggunakan jenis benang dengan
masssa persatuan panjang tali dan gaya (F) dihasilkan cepat rambat gelombang
sebesar v. Jika benang diganti dengan massa persatuan panjang dua kali semula
dan gaya diperbesar hingga menjadi 6 kali semula, sementara frekuensi vibrator
tetap, tentukanlah perbandingan cepat rambat gelomban hasil percobaan
pertama dengan kedua.

K. Daftar Rujukan

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 2 Edisi 5. Jakarta: Erlangga


Herman dan asisten LFD. 2015. Penuntun Praktikum Fisika Dasar2. Makassar: Unit
Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar.
Tipler,Paul A. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Young,Hugh D. dan Freedman, Riber A. 2001. Fisika Universitas Edsi Kesepuluh Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai